Jurnal Law Reform Volume 11, Nomor 1, Tahun 2015
Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Diponegoro
AUDIT HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL SEBAGAI BAGIAN PENGELOLAAN RISIKO KERUGIAN BISNIS BAGI PERUSAHAAN Kusnandi1, Budi Santoso2 Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Diponegoro
[email protected] ABSTRAK Aset Hak Kekayaan Intelektual (HKI) saat ini masih dipandang sebelah mata oleh sebagian besar perusahaan di Indonesia. Apabila mengingat terhadap nilai ekonomi yang dihasilkan dari aset tersebut jauh lebih menguntungkan dibandingkan dengan aset berwujud lainnya (tangible assets). Namun disamping nilai ekonomi yang didapat, tidak jarang aset HKI tersebut memunculkan beragam potensi risiko seperti risiko hukum dalam bentuk pelanggaran atau kejahatan HKI apabila aset HKI tersebut tidak dikelola dengan baik dan benar. Dalam hal ini, konsep audit HKI menjadi salah satu solusi untuk mengantisipasi dan/atau meminimalisasi risiko kerugian bisnis terhadap aset perusahaan. Penelitian menganalisis mengenai konsep Audit HKI yang berbasis pada risiko kerugian bisnis yang diakibatkan dari ketidakmampuan perusahaan dalam mengelolaan aset-aset HKI miliknya. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode pendekatan yuridis normatif. Hasil Penelitian menunjukan bahwa Audit HKI berbasis risiko dapat digunakan oleh perusahaan sebagai strategi kebijakan internal perusahaan dalam mengantisipasi beragam risiko kerugian. Fenomena risiko muncul dari pemeliharaan dan penjagaan aset hak kekayaan intelektual yang tidak dikaji secara spesifik dan terukur. Berdasarkan penelitian perlu diadakannya suatu usaha untuk mengkaji kembali terhadap posisi tawar yang diberikan dari audit HKI yang lebih mengedepankan risiko-risiko bisnis dimana secara bersamaan akan menghasilkan nilai dan keuntungan ekonomi bagi pemilik perusahaan. dan secara praktisi, para pengusaha perlu membuat divisi/departemen khusus dalam struktur organisasinya menjadi bagian dalam pengelolaan aset perusahaan dalam bentuk kekayaan intelektual serta membangun sistem perlindungan secara mandiri terhadap aset HKI tersebut untuk mencegah atau meminimalisir risiko-risiko kerugian yang timbul akibat dari pelanggaran-pelanggaran hukum HKI. Kata Kunci: Aset Perusahaan; Audit HKI; Hak Kekayaan Intelektual; Manajemen Risiko; Risiko Bisnis.
1 2
Mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Hukum UNDIP Penulis Kedua, Penulis Koresponden
85
Jurnal Law Reform Volume 11, Nomor 1, Tahun 2015
Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Diponegoro
A. Pendahuluan
Varietas Tanaman, Rahasia Dagang, Desain Industri dan Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu.3
Pemerintah Indonesia melalui UU No. 7
Dimana terdapat nilai ekonomi yang besar pada
Tahun 1994 meratifikasi “Agreement Establishing
setiap HKI tersebut bila dimanfaatkan dengan baik
the World Trade Organization” (Persetujuan
dan benar.
Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia dan
Kepemilikan nilai ekonomi yang ditambah dengan
sebagai lampirannya adalah Trade Related Aspects
manfaat
of Intellectual Property Rights) dan juga dengan UU
menumbuhkan
No. 5 Tahun 1994 telah diratifikasi United Nations Bangsa-Bangsa
yang
konsepsi
dapat
dinikmati
kekayaan
(property)
terhadap karya-karya intelektual. Bagi dunia usaha,
Convention on Biological Diversity (Konvensi Perserikatan
ekonomi
karya-karya itu dikatakan sebagai bentuk aset tidak
tentang
berwujud (intangible assets) perusahaan.4
Keanekaragaman Hayati). Dengan Keputusan
Pengakuan dan perlindungan hukum hak
Presiden No. 15 tahun 1997 tentang Ratifikasi Paris
kekayaan intelektual sebagai aset organisasi
Convention for the Protection of Industry Property
perusahaan dapat berkontribusi pada peningkatan
(Konvensi Paris).
meraih keuntungan yang sebesar-besarnya tanpa
Persetujuan TRIPs juga mengacu pada
harus dilakukannya penyimpangan hukum, atau
“Treaty on Intellectual Property in Respect of
dengan adanya pengakuan dan perlindungan
Integrated Circuits” (Washington Treaty). Selain itu
hukum tersebut dapat pula menjadikan aset
pemerintah Indonesia juga meratifikasi “Berne
perusahaan tersebut berada dalam posisi aman
Convention for the Protection of Artistic and Literary
dan jauh dari risiko bisnis yang berujung pada risiko
Works” (Konvensi Berne tentang Perlindungan
kerugian.
Karya Seni dan Sastra) melalui Keputusan Presiden No. 18 tahun 1997 dan “World Intellectual Property
Organization
Copyrights
Treaty”
(Perjanjian Hak Cipta WIPO) melalui Keputusan Presiden No. 19 Tahun 1997. Konsekuensi
dari
ratifikasi
tersebut,
pemerintah Indonesia berkewajiban memberikan perlindungan
terhadap
Hak
atas
Kekayaan
Intelektual tersebut. pada mulanya yang termasuk
Nyoman Serikat Putra Jaya, Hukum dan Hukum Pidana diBidang Ekonomi, (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2012), hlm. 37 4 http://duniakuro.wordpress.com/?s=Sejarah+HAKI+%28 dedikasi+peringatan+hari+HAKI+sedunia+26+April+ 2011%29, diakses Rabu, 11 September 2013 3
HKI hanyalah Hak Paten, Hak Merek dan Hak Cipta namun perkembangan akhir-akhir ini termasuk juga 86
Jurnal Law Reform Volume 11, Nomor 1, Tahun 2015
Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Diponegoro
Bagan 1 Jenis-Jenis Aset Tidak Berwujud (Intangible Assets) Aset Tidak Berwujud
Intellectual Capital
Hak Kekayaan Intelektual
Paten Merek/Merek Dagang Hak Cipta Rahasia Dagang Desain Industri Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu Perlindungan Varietas Tanaman
Sumber daya Manusia Pengetahuan Bisnis Inovasi Bisnis Hubungan Bisnis (Kontrak, Perizinan, Perjanjian Lisensi, waralaba, keagenan, perjanjian bebas persaingan)
Nama Baik (Goodwill)
Keuntungan jangka panjang dari aset yang tidak diidentifikasi (aset-aset yang tidak mampu diidentifikasi secara tersendiri dan diakui secara khusus)
Sumber: dikutip dari Sharyn Ch’ang & Marina Yastreboff, Intellectual Property Auditing: A Raod to Riches, Hournal of
Research and Pratice
in Information Technology, Vol. 35,No.3, August 2003
Aset Kekayaan Intelektual sering menjadi
bisa bernilai beberapa juta dolar seperti ‘toys.com’
salah satu aset yang paling berharga yang dimiliki
dilelang di $ 5,1 juta dan ‘sex.com’ dijual seharga $
oleh sebuah perusahaan. Sebagai contoh baru-
11 juta. Meskipun fenomena ini adalah keadaan
baru ini perusahaan Apple telah memenangkan
ekstrem terhadap sebuah bisnis, namun saat ini
sengketa pelanggaran HKI di Peradilan terhadap
memang banyak bisnis menghasilkan keuntungan
perusahaan Samsung dengan lebih dari $ 1 milyar
yang
atas pelanggaran yang disengaja pada desain
intelektual mereka .5
Apple dan penggunaan patennya. Selain itu
Perusahaan
signifikan
dari
kepemilikan
sebagai
kekayaan
institusi
bisnis
perusahaan Coca Cola yang mempunyai rahasia
seharusnya jeli dan waspada terhadap pengelolaan
dagang yang berharga dan terkenal serta dijaga
inventarisasi aset yang dicatatkan dan dituliskan
ketat untuk kepentingan bisnis perusahaannya.
dalam pembukuan perusahaan yang bertujuan
Coca Cola telah menolak untuk mengungkapkan
mendeteksi risiko kerugian yang lebih besar
rahasia dagangnya yang lebih dari puluhan tahun
dikemudian hari.
walaupun atas dua kali perintah pengadilan. Begitu
pula
Merek
dagang
Google
diperkirakan bernilai 27 % dari total nilai
5
perusahaan sekitar $ 44 miliar. Nama domain juga 87
Stacey & Halpern, etc, Protecting your Company’s Intellectual Property Through an IP Audit: a Guide for Small to Mid-Sized Businessess,(USA: Execsense, Inc. 2012) pages.iii
Jurnal Law Reform Volume 11, Nomor 1, Tahun 2015
Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Diponegoro
Berkaitan dengan ketertiban administrasi
Pembukuan ini merupakan pencatatan-
dan pembukuan bagi perusahaan telah diatur
pencatatan mengenai “keadaan kekayaannya”,
memiliki catatan kekayaannya, baik berupa aset
pencatatan-pencatatan mana harus diwujudkan
berwujud maupun aset tidak berwujud, dimana hal
sedemikian rupa, sehingga dari pencatatan itu
tersebut saat ini telah diatur secara khusus dalam
setiap waktu dapat diketahui hak-hak dan
pasal 6 KUHD, yaitu:
kewajiban-kewajibannya,
tentu
dengan
mana
terhadap
suatu perusahaan, iapun tentang keadaan
pengusaha
kekayaannya dan tentang segala sesuatu
(mengadakan pelbagai perjanjian-perjanjian dan
berkenaan
sebagainya).6
perusahaan
itu
selalu
ketiga
barang
“Setiap orang yang menyelenggarakan
dengan
pihak-pihak
sudah
berhubungan
hukum
diwajibkan, sesuai dengan kebutuhan
Pengelolaan aset kekayaan intelektual
perusahaan, membuat catatan dengan
belum terkelola secara maksimal oleh sebagian
cara demikian, sehingga sewaktu-waktu
besar perusahaan di Indonesia. Hal ini terbukti dari
dari catatan itu dapat diketahui segala hak
masih maraknya kasus pelanggaran dan sengketa
dan kewajibannya.”
dibidang Hak Kekayaan Intelektual di Indonesia. Sebanyak 192 kasus pelanggaran terjadi dalam
Pembukuan
atau
pencatatan
aset
periode Juli-Desember 2008.7 112 kasus ditangani
perusahaan saat ini telah diatur secara khusus
polisi dan 80 kasus ditangani kejaksaan.
didalam UU No. 8 tahun 1997 tentang Dokumen
Begitu pula dengan kasus pelanggaran HKI
Perusahaan. Sebagaimana disebutkan dalam pasal
yang
ditangani
oleh
Direktorat
Penyidikan
8 ayat (1) jo. Pasal 5 UU No. 8 tahun 1997, yaitu:
Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual
“Setiap perusahaan wajib membuat catatan
Kementerian Hukum dan HAM menangani 33
sebagaimana dimaksud dalam pasal 5
kasus dengan klasifikasi pelanggaran hak Cipta 2
sesuai dengan kebutuhan perusahaan.”
kasus, Merek 26 kasus dan Desain Industri 5 kasus.
Pasal 5 menjelaskan:
Sedangkan
melalui
Tim
Nasional
Penanggulangan Pelanggaran Hak Kekayaan Intelektual (Timnas PPHKI) menangani 121 perkara
“Catatan terdiri dari neraca tahunan, perhitungan laba rugi tahunan, rekening, jurnal transaksi harian, atau setiap tulisan yang berisi keterangan mengenai hak dan
6
kewajiban serta hal-hal lain yang berkaitan
7
dengan kegiatan usaha suatu perusahaan”. 88
R. Soekardono, Hukum Dagang Indonesia: Jilid I, cet. ke-9, (Jakarta: Dian Rakyat, 1993), hlm. 31. http://life.viva.co.id/news/read/53933indonesia_masuk_daftar_hitam_as, diakses pada 11 September 2013.
Jurnal Law Reform Volume 11, Nomor 1, Tahun 2015
Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Diponegoro
HKI pada tahun 20118. Sementara pada tahun
Kegiatan audit berupa pengelolaan dan
2012 Ditjen HKI menangani per bulan Mei
inventarisasi Hak Kekayaan Intelektual adalah
sebanyak 44 kasus9. Belum lagi jumlah sengketa
bagian dari manajemen risiko bisnis organisasi
perdata HKI di Pengadilan Niaga dan Pengadilan
perusahaan. Kegiatan identifikasi dan pengelolaan
Negeri.
terhadap risiko-risiko tersebut penting karena pada Pelanggaran terhadap HKI tersebut dapat
dikelola
tingkat
dengan
menghadapi berbagai macam risiko atas berbagai
mekanisme audit Hak Kekayaan Intelektual (HKI).
kegiatan bisnis yang dilakukan maupun akibat dari
Audit HKI merupakan suatu prosedur mengkaji
keputusan manajemen yang ambil.
ulang
risiko
hukumnya
dasarnya setiap hari organisasi perusahaan akan
(review) terhadap kebijakan-kebijakan
Risiko merupakan ketidakpastian terhadap
pengelolaan Hak Kekayaan Intelektual serta
probabilitas
prosedur
organisasi
dampak dari peristiwa tersebut apabila benar-benar
(perusahaan) untuk mengidentifikasi, memperoleh
terjadi yang dapat memiliki pengaruh material
dan melindungi Hak Kekayaan Intelektual-nya dan
terhadap
melindungi organisasi tersebut dari HKI orang
perusahaan.12
yang
digunakan
oleh
terjadinya
pencapaian
suatu
peristiwa
tujuan
serta
organisasi
lain.10 B. Metode Penelitian
Penggunaan Audit HKI yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai sebuah proses
Metode pendekatan yang digunakan oleh
untuk mengantisipasi perusahaan dari risiko negatif
peneliti dalam penelitian ini adalah pendekatan
akibat dari ketidaktahuan kewajiban yang harus
yuridis normatif, yaitu pendekatan atau penelitian
dipenuhi perusahaan berkaitan dengan HKI pihak
hukum dengan menggunakan metode pendekatan
lain. Dengan kata lain, tujuan lain dari audit HKI ini
teori atau konsep dan metode analisis yang
adalah untuk memberikan semua kenyamanan
termasuk dalam disiplin ilmu hukum dogmatis13.
dalam berusaha.11
Penelitian hukum normatif ini menggunakan beberapa pendekatan, antara lain pendekatan
8
9
perundang-undangan,
Annual Report Laporan Tahuan 2011 Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM RI, (Jakarta; Ditjen HKI, 2011) hlm. 51
pendekatan
konsep,
pendekatan perbandingan dan pendekatan sejarah.
http://jogja.okezone.com/read/2012/07/10/661440/pem erintah-tangani-44-kasus-pelanggaran-hki, diakses pada 10 September 2013 10 William W Cochran, Intellectual Property Audits, Makalah tanpa tahun. 11 Budi Santoso, Hukum Hak Cipta, Catatan Perkuliahan pada Magister Ilmu Hukum UniversitasDiponegoro Semarang, 2013
12
13
89
Ardeno Kurniawan, Audit Internal Nilai Tambah Bagi Organisasi, (Yogyakarta: BPFE- UGM, 2012) hlm. 65 Ronny Hanitijo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1990), hlm. 10
Jurnal Law Reform Volume 11, Nomor 1, Tahun 2015
Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Diponegoro
C. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Peran
dan
Kedudukan
Sebagai Sarana
dikarenakan kompleksitasnya material-material dari
Audit
HKI
kekayaan intelektual yang tidak cuma sebatas
Antisipasi dan/atau
bentuk produk dari perwujudan HKI semata.
Minimalisasi Risiko Kerugian Bisnis
2.
Peran Audit HKI Sebagai Evaluasi Kegiatan Bisnis
a. Posisi Audit HKI dalam Perusahaan Pemahaman terhadap audit HKI karena
Tujuan perlindungan aset perusahaan
persaingan bisnis yang semakin kompetitif dan
adalah
untuk
menjaga
keamanan
dan
didorong oleh inovasi yang cepat, kesadaran
keberlangsungan kegiatan usaha, memberikan
perusahaan mulai muncul dengan memposisikan
kepastian hukum, serta melindungi perusahaan dari
audit kekayaan intelektual lebih dekat ke dalam
gangguan pihak lain. Salah satu metodologi untuk
bagian dari struktur perusahaan.
melakukan perlindungan aset tersebut dilakukan
Secara garis besar ada tiga alternatif posisi
melalui proses audit HKI. Secara umum, audit HKI
atau kedudukan dari Internal Auditing (pihak yang
sebagai inspeksi kekayaan intelektual yang dimiliki,
melakukan auditing disebut Auditor) dalam struktur
digunakan, atau diperoleh dalam bisnis perusahaan
organisasi
serta review terhadap pengelolaan, pemeliharaan,
perusahaan14
yaitu:
organisasi
perusahaan. Yaitu: 1) Internal Auditing berada di bawah Dewan Komisaris
2)
pemanfaatan, dan penegakan hukum HKI.
Internal Auditing
Menurut Leslie J. Lott15 Pertimbangan
berada di bawah Direktur Utama 3) Internal
waktu yang tepat bagi perusahaan melakukan audit
Auditing berada di bawah Kepala Bagian Keuangan
kekayaan intelektual sebagai bagian dari evaluasi
dan Divisi Hukum.
kegiatan bisnisnya adalah: a) Manajemen Baru
Audit HKI dapat juga dilakukan oleh para
Kekayaan Intelektual, b) Merger, Akuisisi, Joint
staf atau personil internal perusahaan yang bukan
Venture,
c)
Pengalihan
atau
Kepentingan
advokat/konsultan HKI apabila mereka memiliki
Penugasan Kekayaan Intelektual, d) Program
pengetahuan yang mumpuni tentang HKI untuk
Perjanjian Lisensi (Perizinan), e) Perubahan
melakukan proses auditing yang diperlukan dalam
Signifikan dalam Peraturan Perundang-undangan,
kegiatan audit kekayaan intelektual perusahaan.
f) Transaksi Keuangan yang Melibatkan Kekayaan
Biasanya personil internal perusahaan itu dapat
Intelektual, g) Launching produk atau jasa baru
berasal dari divisi keuangan atau divisi pemasaran
dalam bisnis.
atau divisi penelitian dan pengembangan teknologi 15
dan divisi desain graphis atau engineering. Hal ini Manahan Nasution, Sekilas tentang Internal Auditor, makalah,( Sumatra: FE USU, 2003), hlm. 4 14
90
Leslie J Lott, Taking Stock of an Intellectual Property Inventory: How to Conduct an Intellectual Property Audit, sumber: http://www.patenfla.com/article/ipaidut.htm. 1998, Lott&Friedland, P.A., Miami, FL, tanpa halaman, diakses pada 14 November 2013
Jurnal Law Reform Volume 11, Nomor 1, Tahun 2015
a. Ruang
Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Diponegoro
Lingkup
direkomendasikan. Singkatnya, tiga tahap audit
Identifikasi
kekayaan Intelektual sebagai berikut berikut:
Pelaksanaan Audit HKI Setiap
audit
kekayaan
intelektual
memfokus dirinya pada empat kajian utama16. Pertama, advokat / konsultan HKI atau personil intern perusahaan dalam melakukan auditing HKI perlu mengidentifikasi terlebih dahulu semua aset kekayaan intelektual yang dimiliki oleh perusahaan. Kedua, advokat / konsultan HKI atau personil intern perusahaan mengidentifikasi setiap masalah
yang
ada
sehubungan
dengan
kepemilikan hak kekayaan intelektual atau setiap kekeliruan
dalam
pemberlakuan
kekayaan
intelektual perusahaan. Sedangkan yang keempat, advokat/konsultan
HKI
atau
personil
intern
perusahaan mesti mengidentifikasi aset kekayaan intelektual yang tidak dilindungi hukum HKI. 3. Mekanisme Pelaksanaan Audit HKI yang Bertujuan Untuk Mencegah Terjadinya Risiko Kerugian Bisnis a. Pra-Kondisi auditing HKI Ruang lingkup audit kekayaan intelektual akan tergantung pada alasan mengapa perusahaan menginginkan untuk melakukan audit. Apabila audit kekayaan intelektual dilakukan sebagai bagian dari perumusan atau review terhadap keseluruhan strategi bisnis dalam pengelolaan aset, maka masing-masing
16
modul
di
dibawah
ini
Nancy Baum Delain, The Intellectual Porperty Audit, Les Nouvelles, Vol. 38 No. 4,193-200, Dec. 2003, tanpa halaman.
91
Jurnal Law Reform Volume 11, Nomor 1, Tahun 2015
Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Diponegoro
Tabel Audit Hak Kekayaan Intelektual AUDIT HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL TAHAP 1
TAHAP 2
TAHAP 3
Ruang Lingkup & diagnosa pengelompokan HKI
Riset dan pengumpulan secara terperinci
Analisis dan pelaporan
Ruang Lingkup Audit
Riset
analisis
Diagnosa pengelompokan Aset HKI
Pemeriksaan/Verifikasi
Penilaian (optional)
Cakupan proyek pengelompokan kategori aset HKI
Pemeriksaan dan memverifikasi Data Aset Kekayaan Intelektual
Pelaporan akhir dan portfolio kekayaan intelektual
TAHAPAN
MODUL
PENYERAHAN
Sumber: Sharyn Ch’ang & Marina Yastreboff, Intellectual Property Auditing: A Road to Riches, Journal of Research and Practice in Information Technology, Vol. 35 No. 3, Agustus 2003, hlm. 174
negara yang relevan, tujuan-tujuan yang diinginkan,
b. Pelaksanaan audit HKI berbasis risiko Pelaksanaan audit HKI berbasis risiko
dan hasil-hasil yang diinginkan dari pekerjaan
secara lebih menyeluruh dilaksanakan dengan melalui
beberapa
tahap,
audit17.
sebagaimana
Sebagaimana
digambarkan dibawah ini.
keumuman
struktur
perusahaan terdapat beberapa divisi, sehingga setiap divisi akan melakukan dan menghasilkan
Step
1:
Menginventarisasi
Hak
material-material bisnis yang berkaitan dengan hak
Kekayaan
kekayaan intelektual. Sehingga bisa diinventarisasi
Intelektual perusahaan Tim auditor kekayaan intelektual biasanya
hak kekayaan intelektual berdasarkan: a) Divisi
dimulai pekerjaannya dengan membuat daftar rinci
Sales dan Marketing, b) Divisi Personalia (Human
tentang modifikasi untuk jenis dan ukuran bisnis perusahaan, hukum HKI yang relevan dari setiap
17
92
The World Intellectual Property Organisation, Module 10: IP Audit, (World Intellectual Property Organisation: WIPO), tanpa halaman.
Jurnal Law Reform Volume 11, Nomor 1, Tahun 2015
Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Diponegoro
Resources Department), c) Divisi Legal (Kontrak
pengetahuan (know how) atau
dan Administratif), d) Divisi Graphis, produksi dan
perbantuan
pelayanan
agreements),
informasi,
e)
Divisi
Research,
teknik f)
(technical Perjanjian
assistance Desain
pengembangan,
Pengembangan), f) Semua Departemen atau Divisi
sengketa, h) perjanjian waralaba, i) perjanjian
Perusahaan
royalti, j) perjanjian pemasaran, k) Perjanjian
Step 2: Mengkategorisasikan HKI berdasarkan
distribusi / Distributor, l) Perjanjian perwakilan
kelas masing-masing
penjualan,
Tentukan setiap bagian HKI milik perusahaan
manajemen, n) perjanjian outsourcing,o) perjanjian
kepada salah satu dari empat kategori dibawah ini:
Pemeliharaan
a) Produk: setiap produk yang dipasarkan. b)
Pengalihan material, q) perjanjian pemrograman, r)
Proyek: setiap proyek yang masih dalam tahap
perjanjian kode escrow (sehubungan dengan
konseptual. c) Area fungsional: setiap kekayaan
perangkat lunak).
yang
berkaitan
dengan
m)
Perjanjian
dan
Engineering and Development (Penelitian dan
intelektual
g)
perjanjian
perjanjian dan
penyelesaian
Konsultasi
perbaikan,
p)
atau
Perjanjian
aktifitas
perusahaan yang berdampak pada lebih dari satu
Step 4: Mendeteksi pelanggaran hak kekayaan
produk atau proyek. d) Lain : setiap aset yang tidak
intelektual
sesuai dengan semua kategori diatas.
Mengkaji ulang segala kebijakan perusahaan sehubungan dengan penegakan hukum hak
Step 3 :Mengaudit kontrak / perjanjian yang
kekayaan intelektual sebagai sistem sendiri atau
berbeda
untuk menghormati hak hukum pihak lain. Jika aset
Bagian penting dari audit HKI adalah
HKI tersebut dimiliki oleh perusahaan maka suatu
mengidentifikasi dan menilai kecukupan ketentuan
audit dapat memberikan informasi mengenai
yang relevan dalam semua perjanjian yang
apakah aset yang dimaksud dilanggar oleh pihak
menyangkut perlindungan HKI. Bentuk-bentuk
lain.
kontrak/perjanjian tersebut sebagai berikut18: a) Perjanjian Lisensi, b) Perjanjian kerja atau
Step 5: Menyusun Laporan Audit HKI
perjanjian tugas dalam kedinasan, c) Perjanjian
Langkah
selanjutnya
adalah
Joint Venture dan Perjanjian Kolaborasi, d)
mempersiapkan penulisan deskripsi dari beragam
Perjanjian pemberian dana bantuan Penelitian dan
aset HKI yang telah di audit, dengan memberikan
Pengembangan, e) Perjanjian Alih teknologi, atau
rincian teknis tambahan dan spesifik dari setiap aset tersebut, dengan menangkap kembali proses
18
IP Audit-WIPO, tanpa halaman.
93
Jurnal Law Reform Volume 11, Nomor 1, Tahun 2015
Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Diponegoro
dan kontribusi dari setiap aset kekayaan intelektual
risiko operasional ataupun risiko hukum dan risiko
dengan rincian signifikan.
reputasi apabila tidak menjaga dan mengelola
Setelah
dideskripsikan
aset
tersebut,
bahkan mempertahankan HKI perusahaan tersebut
kemudian mempersiapkan laporan tertulis untuk setiap
aset
HKI
dengan
review
dari pihak lainnya.
memakai
Audit HKI berbasis risiko lebih menekankan
pendekatan, a) kajian hukum. Menilai lanjutan dari
pada bagaimana posisi perusahaan agar tetap
keberlakuan dan pengakuan hukum hak kekayaan
waspada pada persaingan bisnis agar tidak
intelektual untuk setiap aset HKI yang ditemukan
terjerumus pada tindakan-tindakan pelanggaran
dalam auditing , di yuridiksi mana HKI tersebut di
hukum hak kekayaan intelektual ataupun dengan
daftarkan atau diajukannya aplikasi permohonan.
adanya risiko tersebut mampu mendeteksi potensi
b) kajian teknis. Tentukan apakah aset tersebut
keuntungan nilai dan ekonomi dari aset HKI yang
masih relevan dengan proses kegiatan bisnis
dimiliki
perusahaan atau operasi perusahaan. c) kajian
perusahaan mendapatkan royalti dari lisensi HKI,
komersial. Menilai kontribusi kompetitif aset
akibat dari tidak terkelolanya atau diabaikannya
(misalnya apakah hilangnya aset akan merugikan
peranan HKI bagi perusahaan.
perusahaan atau membantu pesaingnya).
2.
perusahaan,
Implementasi
misalnya
dan
semestinya
Langkah-Langkah
Pelaksanaan audit HKI bertujuan mencegah D. SIMPULAN DAN SARAN
risiko bisnis
1. Simpulan
Pelaksanaan audit HKI berbasis risiko
Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukan
dapat dilakukan secara periodik tergantung dari
diatas, diperoleh simpulan sebagai berikut:
kebijakannya, namun dalam situasi-situasi dibawah
1.
Peran dan Kedudukan Audit HKI sebagai
ini, perusahaan mesti melakukan auditing HKI.
sarana antisipasi dan/atau minimalisasi risiko
siatuasi tersebut meliputi: a) sebelum berdirinya
kerugian bisnis
perusahaan
baru,
dimana
perusahaan
Hak Kekayaan intelektual telah menjadi
membutuhkan kesadaran terhadap aset tidak
komoditas bisnis yang signifikan saat ini, dimana
berwujud yang dimilikinya atau mungkin dibutuhkan
perusahaan tidak lagi memandang HKI sebagai
untuk dilindungi. b) ketika sebuah bisnis didirikan
aset
dijadikan
yang mempertimbangkan pelaksanaan kebijakan
pelengkap dalam roda kegiatan bisnis. Namun HKI
baru, standar, atau prosedur baru yang berkaitan
telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari
dengan kekayaan intelektual.c) ketika sebuah
kekuatan pasar dan ekonomi. Sehingga tidak
bisnis mempertimbangkan untuk melakukakan
sedikit perusahaan mengalami beragam risiko baik
pendekatan baru pemasaran, atau berencana
tidak berwujud yang hanya
94
Jurnal Law Reform Volume 11, Nomor 1, Tahun 2015
Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Diponegoro
2. Saran
untuk mere-organisasi perusahaan melalui merger, likuidasi, joint venture, dan kolaborasi usaha, d)
Berkaitan dengan hasil penelitian dan
ketika seorang personil perusahaan bertanggung
pembahasan yang telah diuraikan, maka penulis
jawab pada pengelolaan kekayaan intelektual.
menyarankan:
Batasan review dalam melaksanakan audit HKI adalah
1. Dibuatnya tools yang lebih komperehsif
Pertama, tim auditor yang terdiri
dan divisi khusus berkenan dengan audit
advokat / konsultan HKI atau personil intern
HKI berbasis risiko. hal ini dikarenakan
perusahaan perlu mengidentifikasi terlebih dahulu
keberadaan
semua aset kekayaan intelektual yang dimiliki oleh
perusahaan di Indonesia belum menjadi
perusahaan. Kedua, tim auditor mengidentifikasi
bagian signifikan yang terintegrasikan
setiap masalah yang ada sehubungan dengan
dalam struktur organisasi perusahaan,
kepemilikan hak kekayaan intelektual atau setiap
namun masih menjadi material terkecil dari
kekeliruan
internal
dalam
pemberlakuan
kekayaan
audit HKI pada mayoritas
audit
secara
keseluruhan,
hal
demikian
memberikan
intelektual perusahaan. ketiga, tim auditor mesti
sehingga
mengidentifikasi
indikasi bahwa audit HKI masih belum
aset
kekayaan
intelektual
perusahaan yang tidak dilindungi hukum HKI.
menjadi
Mekanisme auditing HKI yang mengarah
salah
perusahaan
satu dalam
strategi
bisnis
mengantisipasi
pada perlindungan perusahaan dari beragam risiko
perusahaan menghadapi beragam risiko
dimulai dari langkah pertama, menginventarisasi
kerugian bisnis ataupun dalam peningkatan
setiap aset Hak Kekayaan Intelektual perusahaan
komoditas keuntungan nilai dan ekonomi.
dari setiap divisi/departemen perusahaan. Langkah
Penulis berpandangan bahwa audit HKI
kedua, mengelompokan HKI berdasarkan kelasnya.
berbasis risiko merupakan bagian penting
Langkah ketiga, mengaudit setiap kontrak /
dalam tata kelola perusahaan khususnya
perjanjian
dilakukan
dalam mengamankan dan menginventarisir
meneliti dan
aset HKI yang tidak terlepaskan dari
mempelajari setiap aset HKI. langkah kelima,
perspektif ekonomi bahwa aset HKI yang
mendeteksi pelanggaran hak kekayaan intelektual
lebih memberikan manfaat nilai dan
perusahaan. Langkah keenam, menyusun Laporan
ekonomi bagi perusahaan daripada aset
Audit HKI.
berwujud lainnya.
yang
berbeda
perusahaan.langkah keempat,
yang
2. Materi Hukum Hak Kekayaan Intelektual, saat ini, telah menjadi bagian integral dalam pendidikan hukum disetiap fakultas 95
Jurnal Law Reform Volume 11, Nomor 1, Tahun 2015
Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Diponegoro
hukum di beberapa Universitas Indonesia,
Hadisuprapto, Paulus, Peraturan Akademik dan
sehingga penulis menyarankan agar materi
Pedoman Penyusunan Tesis Magister
audit HKI bisa menjadi satu ilmu praktis
Ilmu Hukum Universitas Diponegoro,
seperti halnya materi-materi hukum bisnis
Semarang:
lainnya, yang diajarkan khusus disetiap
Magister Ilmu Hukum Undip, 2009
Program
Pascasarjana
Fakultas Magister Ilmu Hukum program studi Hukum Hak Kekayaan Intelektual.
Hanitijo Soemitro, Ronny, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, Jakarta: Ghalia
DAFTAR PUSTAKA
Indonesia, 1990
A. Buku-buku
Hariyani, Iswi, Prosedur Mengurus HAKI yang
Budi Maulana, Insan & Dwi Koendoro BR, Komik tentang
Perlindungan
HAKI
Benar, Yogyakarta: Pustaka Yustisia,
di
2010
Indonesia, Jakarta: Yayasan Klinik HAKI dan Japan International Cooperation
I. Indrawijaya, Adam, Perilaku Organisasi, cetakan
Agency (JICA), 2001
VI, Jakarta: Sinar Baru Algensindo, 2000
Ria Budiningsih, Catharina dkk., Intellectual Property Rights: Elementary, Asia Law
Kurniawan, Ardeno, Audit Internal Nilai Tambah
Group: AusAID, 2001
Bagi Organisasi, Yogyakarta: BPFEUGM, 2012
Darmodiharjo, Darji & Shidarta, Pokok-Pokok Filsafat Hukum, cetakan VI, Jakarta:
M. Poloma, Margaret, Contemporary Sociology
Gramedia Pustaka Utama, 2006
Theory
(Sosiologi
Kontemporer),
Jakarta: Rajawali Pers, 2000 Fajar, Mukti & Yulianto Achmad, Dualisme
Mertokusumo, Sudikno, Teori Hukum, cetakan VI,
Penelitian Hukum Normatif dan Empiris,
Yogyakarta:
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010
Pustaka,2012
G. Kumaat, Valery, Internal Audit, Jakarta: Penerbit
Cahaya
Atma
Mulyadi, Auditing, Jakarta: Salemba Empat, 2002
Erlangga, 2011
96
Jurnal Law Reform Volume 11, Nomor 1, Tahun 2015
Nawawi
Arief,
Barda,
Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Diponegoro
Formulasi
Soerapati, Oentoeng, Hukum Kekayaan Intelektual
Ketentuan Pidana dalam Peraturan
dan Alih Teknologi, Salatiga: FH UKSW,
Kebijakan
Semarang:
Perundang-undangan,
1999
Penerbit Pustaka Magister, 2012 J. Moleong, Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, Purwosutjipto, H.M.N., Pengertian Pokok Hukum
(Bandung: Remaja Rosdakarya,2010
Dagang Indonesia 1: Pengetahuan Dasar
Hukum
Dagang,
Jakarta:
Faisal, Sanapiah, Format-Format Penelitian Sosial,
Djambatan, 1995 Randal
J.
Elder
dkk.,
Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2005 dan
Stacey & Halpern, etc, Protecting your Company’s
Terpadu
Intellectual Property Through an IP
(Adaptasi Indonesia), Jakarta: Salemba
Audit: a Guide for Small to Mid-Sized
Empat, 2011
Businessess,USA:
Jasa
Assurance:Pendekatan
Audit
Execsense, Inc.
2012 Redjeki Hartono, Sri, Hukum Ekonomi Indonesia, Malang: Bayumedia Publishing, 2007
Widodo,Erna & Mukhtar, Konstruksi ke Arah Penelitian
Redjeki Hartono, Sri, Hukum Asuransi dan
Deskriptif,
Yogyakarta:
Avyrouz, 2000
Perusahaan Asuransi, Jakarta: Sinar Grafika, 1995
Wignjosoebroto, Penelitian
Serikat Putra Jaya, Nyoman, Hukum dan Hukum
Sutandyo, Silabus Hukum,
Metode
Surabaya:Program
Pascasarjana Universitas Airlangga
Pidana diBidang Ekonomi, Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro,
Laporan Tahunan 2012 Annual Report, Turning
2012
Challenges Into Growth Opportunities, Jakarta: PT Astra Internasional tbk,
Soekardono, R., Hukum Dagang Indonesia Jilid I,
2012
Jakarta, Dian Rakyat, 1993 ___________,Annual Report Laporan Tahuan 2011 Direktorat Jenderal Hak Kekayaan
97
Jurnal Law Reform Volume 11, Nomor 1, Tahun 2015
Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Diponegoro
Intelektual Kementerian Hukum dan
Undang-Undang No. 15 Tahun 2001 tentang
HAM RI, Jakarta; Ditjen HKI, 2011
Merek Undang-Undang No. 30 Tahun 2000 tentang
___________,IP Panorama, The Most Advanced ELearning
Content
Property
for
on
Your
Rahasia Dagang Undang-Undang No. 31 Tahun 2000 tentang
Intellectual
Business
Desain Industri
IP
Panorama Modules, IP Panorama 10:
Undang-Undang No. 32 Tahun 2001 tentang
IP Audit, The World Intellectual Property
Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
Organization-WIPO Website, 2012
Undang-Undang No. 7 Tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan
B. Karya Ilmiah, Jurnal, dan Artikel
Kitab Undang-Undang Hukum Dagang D. Internet dan Koran
Ch’ang, Sharyn & Marina Yastreboff, Intellectual Property Auditing, A Road to Riches, (Sydney: Journal of Research and
_________, Website Gerang Indah Nusantara
Practice in Information Technology, Vol.
Diluncurkan, Surat Kabar Fokus Jateng, Minggu 22
35, No. 3 Agustus, 2003
September 2013
W Cochran, William, Intellectual Property Audits,
Yunita Kristanti, Elin, Pelanggaran Hak Cipta,
makalah tanpa tahun
Indonesia Masuk Daftar Hitam AS, (http://life.viva.co.id/news/read/53933-
Santoso, Budi, Hukum Hak Cipta, Catatan
indonesia_masuk_daftar_hitam_as),
Perkuliahan pada Magister Ilmu Hukum
diposting pada 1 Mei 2009, diakses
Universitas
pada 11 September 2013
Diponegoro,
Semarang
2013 Nur Rahayu, Risna, Pemerintah Tangani 44 Kasus C. Peraturan Perundang-undangan
Pelanggaran HKI,
Undang-Undang Dasar Amandemen 1945
(http://jogja.okezone.com/read/2012/07/
Undang-Undang No. 19 Tahun 2002 tentang
10/661440/pemerintah-tangani-44-
Hak Cipta
kasus-pelanggaran-hki, diakses pada
Undang-Undang No. 14 Tahun 2001 tentang
10 September 2013
Paten 98
Jurnal Law Reform Volume 11, Nomor 1, Tahun 2015
Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Diponegoro
Tanpa Nama, Sejarah HAKI (Dedikasi Peringatan Hari HAKI Sedunia 26 April 2011, http://duniakuro.wordpress.com/?s=Seja rah+HAKI+%28dedikasi+peringatan+ha ri+HAKI+sedunia+26+April+2011%29), diposting pada 10 Juli 2012, diakses pada 11 September 2013
99