ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM A. Pengertian Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan sehingga pekerjaan seharihari terganggu dan keadaan umum ibu menjadi buruk. (Sarwono Prawirohardjo, Ilmu Kebidanan, 1999). Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi sampai umur kehamilan 20 minggu, begitu hebat dimana segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga mempengaruhi keadaan umum dan pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi, terdapat aseton dalam urine, bukan karena penyakit seperti Appendisitis, Pielitis dan sebagainya (http://zerich150105.wordpress.com/). Dalam buku obstetri patologi (1982) Hiperemesis Gravidarum adalah suatu keadaan dimana seorang ibu hamil memuntahkan segala apa yang di makan dan di minum sehingga berat badannya sangat turun, turgor kulit kurang, diuresis kurang dan timbul aseton dalam air kencing (http://healthblogheg.blogspot.com/). Hiperemesis Gravidarum adalah suatu keadaan pada ibu hamil yang ditandai dengan muntahmuntah yang berlebihan (muntah berat) dan terus-menerus pada minggu kelima sampai dengan minggu kedua belas Penyuluhan Gizi Rumah Sakit A. Wahab Sjahranie Samarinda (http://healthblogheg.blogspot.com/). D. Tanda Dan Gejala Hiperemesis gravidarum, menurut berat ringannya gejala dapat dibagi dalam 3 (tiga) tingkatan yaitu : a) Tingkatan I : Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita, ibu merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun dan nyeri pada epigastrium. Nadi meningkat sekitar 100 kali per menit, tekanan darah sistol menurun turgor kulit berkurang, lidah mengering dan mata cekung. b) Tingkatan II : Penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit lebih berkurang, lidah mengering dan nampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik dan mata sedikit ikterus. Berat badan menurun dan mata menjadi cekung, tensi rendah, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi. Aseton dapat tercium dalam hawa pernapasan, karena mempunyai aroma yang khas dan dapat pula ditemukan dalam kencing. c) Tingkatan III: Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dan somnolen sampai koma,
nadi kecil dan cepat, suhu badan meningkat dan tensi menurun. Komplikasi fatal dapat terjadi pada susunan saraf yang dikenal sebagai ensefalopati Wemicke, dengan gejala : nistagtnus dan diplopia. Keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B kompleks. Timbulnya ikterus adalah tanda adanya payah hati. (http://healthblogheg.blogspot.com/)
B. Etiologi Penyebab Hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Perubahan-perubahan anatomik pada otak, jantung, hati dan susunan saraf disebabkan oleh kekurangan vitamin serta zat-zat lain akibat inanisi. Beberapa faktor predisposisi dan faktor lain yang ditemukan : a) Faktor predisposisi yang sering dikemukakan adalah primigravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada mola hidatidosa dan kehamilan ganda memimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang peranan, karena pada kedua keadaan tersebut hormon Khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan. b) Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu tehadap perubahan ini merupakan faktor organik. c) Alergi. Sebagai salah satu respon dari jaringan.ibu terhadap anak, juga disebut sebagai salah satu faktor organik. d) Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini walaupun hubungannya dengan terjadinya hiperemesis gravidarum belum diketahui dengan pasti. Rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian karena kesukaran hidup. Tidak jarang dengan memberikan suasana yang baru sudah dapat membantu mengurangi frekwensi muntah klien (http://zerich150105.wordpress.com/).
E.pathway
ASUHAN KEPERAWATAN A. Pengkajian Keperawatan a. Aktifitas istirahat Tekanan darah sistol menurun, denyut nadi meningkat (> 100 kali per menit). b. Integritas ego Konflik interpersonal keluarga, kesulitan ekonomi, perubahan persepsi tentang kondisinya, kehamilan tak direncanakan. c. Eliminasi Pcrubahan pada konsistensi; defekasi, peningkatan frekuensi berkemih Urinalisis : peningkatan konsentrasi urine. d. Makanan/cairan Mual dan muntah yang berlebihan (4 – 8 minggu) , nyeri epigastrium, pengurangan berat badan (5 – 10 Kg), membran mukosa mulut iritasi dan merah, Hb dan Ht rendah, nafas berbau aseton, turgor kulit berkurang, mata cekung dan lidah kering. e. Pernafasan Frekuensi pernapasan meningkat. f. Keamanan Suhu kadang naik, badan lemah, icterus dan dapat jatuh dalam koma g. Seksualitas
Penghentian menstruasi, bila keadaan ibu membahayakan maka dilakukan abortus terapeutik. h. Interaksi sosial Perubahan status kesehatan/stressor kehamilan, perubahan peran, respon anggota keluarga yang dapat bervariasi terhadap hospitalisasi dan sakit, sistem pendukung yang kurang. i. Pembelajaran dan penyuluhan 1. Segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan, apalagi apalahi kalau belangsung sudah lama. 2. Berat badan turun lebih dari 1/10 dari berast badan normal 3. Turgor kulit, lidah kering 4. Adanya aseton dalam urine (http://zerich150105.wordpress.com/) B. Diagnosa Keperawatan 1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan frekuensi mual dan muntah berlebihan. 2. Deflsit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang berlebihan. 3. Koping tidak efektif berhubungan dengan perubahan psikologi kehamilan. 4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan. (http://zerich150105.wordpress.com/) C. Rencana Keperawatan 1) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan frekuensi mual dan muntah berlebihan. Intervensi 1. Batasi intake oral hingga muntah berhenti. Rasional : Memelihara keseimbangan cairan elektfolit dan mencegah muntah selanjutnya. 2. Berikan obat anti emetik yang diprogramkan dengan dosis rendah, misalnya Phenergan 1020mg/i.v. Rasional : Mencegah muntah serta memelihara keseimbangan cairan dan elektrolit 3. Pertahankan terapi cairan yang diprogramkan. Rasional : Koreksi adanya hipovolemia dan keseimbangan elektrolit 4. Catat intake dan output. Rasional : Menentukan hidrasi cairan dan pengeluaran melului muntah. 5. Anjurkan makan dalam porsi kecil tapi sering Rasional : Dapat mencukupi asupan nutrisi yang dibutuhkan tubuh 6. Anjurkan untuk menghindari makanan yang berlemak Rasional : dapat menstimulus mual dan muntah 7. anjurkan untuk makan makanan selingan seperti biskuit, roti dan the (panas) hangat sebelum bagun tidur pada siang hari dan sebelum tidur Rasional : Makanan selingan dapat mengurangi atau menghindari rangsang mual muntah yang berlebih
8. Catal intake TPN, jika intake oral tidak dapat diberikan dalam periode tertentu. Rasional : Untuk mempertahankan keseimbangan nutrisi. 9. Inspeksi adanya iritasi atau Iesi pada mulut. Rasional : Untuk mengetahui integritas inukosa mulut. 10. Kaji kebersihan oral dan personal hygiene serta penggunaan cairan pembersih mulut sesering mungkin. Rasional : Untuk mempertahankan integritas mukosa mulut 11. Pantau kadar Hemoglobin dan Hemotokrit Rasional : Mengidenfifikasi adanya anemi dan potensial penurunan kapasitas pcmbawa oksigen ibu. Klien dengan kadar Hb < 12 mg/dl atau kadar Ht rendah dipertimbangkan anemi pada trimester I. 12. Test urine terhadap aseton, albumin dan glukosa.. Rasional : Menetapkan data dasar ; dilakukan secara rutin untuk mendeteksi situasi potensial resiko tinggi seperti ketidakadekuatan asupan karbohidrat, Diabetik kcloasedosis dan Hipertensi karena kehamilan. 13. Ukur pembesaran uterus Rasional : Malnutrisi ibu berdampak terhadap pertumbuhan janin dan memperberat penurunan komplemen sel otak pada janin, yang mengakibatkan kemunduran pcrkembangan janin dan kcmungkinan-kemungkinan lebih lanjUT 2) Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang berlebihan Intervensi 1. Tentukan frekuensi atau beratnya mual/muntah. Rasional : Memberikan data berkenaan dengan semua kondisi. Peningkatan kadar hormon Korionik gonadotropin (HCG), perubahan metabolisme karbohidrat dan penurunan motilitas gastrik memperberat mual/muntah pada trimester 2. Tinjau ulang riwayat kemungkinah masalah medis lain (misalnya Ulkus peptikum, gastritis. Rasional : Membantu dalam mengenyampingkan penyebab lain untuk mengatasi masalah khusus dalam mengidentifikasi intervensi. 3. Kaji suhu badan dan turgor kulit, membran mukosa, TD, input/output dan berat jenis urine. Timbang BB klien dan bandingkan dengan standar Rasional : Sebagai indikator dalam membantu mengevaluasi tingkat atau kebutuhan hidrasi. 4. Anjurkan peningkatan asupan minuman berkarbonat, makan sesering mungkin dengan jumlah sedikit. Makanan tinggi karbonat seperti : roti kering sebelum bangun dari tidur. Rasional : Membantu dalam meminimalkan mual/muntah dengan menurunkan keasaman lambung. 3) Cemas berhubungan dengan Koping tidak efektif; perubahan psikologi kehamilan Intervensi :
1. Kontrol lingkungan klien dan batasi pengunjung Rasional : Untuk mencegah dan mengurangi kecemasan 2. Kaji tingkat fungsi psikologis klien Rasional : Untuk menjaga intergritas psikologis 3. Berikan support psikologis Rasional : Untuk menurunkan kecemasan dan membina rasa saling percaya 4. Berikan penguatan positif Rasional : Untuk meringankan pengaruh psikologis akibat kehamilan 5. Berikan pelayanan kesehatan yang maksimal Rasional : Penting untuk meningkatkan kesehatan mental klien 4) Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan Intervensi : 1. Anjurkan klien membatasi aktifitas dengan isrirahat yang cukup. Rasional : Menghemat energi dan menghindari pengeluaran tenaga yang terus-menerus untuk meminimalkan kelelahan/kepekaan uterus 2. Anjurkan klien untuk menghindari mengangkat berat. Rasional : Aktifitas yang ditoleransi sebelumnya mungkin tidak dimodifikasi untuk wanita beresiko. 3. Bantu klien beraktifitas secara bertahap Rasional : Aktifitas bertahap meminimalkan terjadinya trauma seita meringankan dalam memenuhi kebutuhannya. 4. Anjurkan tirah baring yang dimodifikasi sesuai indikasi Rasional : Tingkat aktifitas mungkin periu dimodifikasi sesuai indikasi. (http://zerich150105.wordpress.com/) D. Evaluasi 1. Mual dan mutah tidak ada lagi. 2. Keluhan subyektif tidak ada. 3. Tanda-tanda vital baik. (http://cakmoki.blogsome.com/)
BAB III Tinjauan Kasus
ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS PADA Ny. K DENGAN HIPEREMISIS GRAVIDARUM ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS PADA Ny. K DENGAN HIPEREMISIS GRAVIDARUM DI RUANG BOUGENVILE RSUD Dr. R. GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA Pengkajian Hiperemesis Gravidarum Identitas Inisial klien : Ny.S
Nama Suami : Tn.I
Umur
Umur
: 20 Thn
Pendidikan Pekerjaan
: 28 Thn
: IRT
Pekerjaan
: Wiraswasta
: Ibu Rumah Rangga
Agama
: Islam
Suku Bangsa : Bugis/Indonesia Agama
: Islam
Alamat
: Jl. Dg. Tata III No. 17B
HPHT
: 02-05-2004
TP
: 09-02-2005
Tanggal Berkunjung : 30-07-2004 Keluhan Utama
:
Muntah-muntah, mengeluh nyeri pada daerah ulu hati dan tampak lemah Riwayat Keluhan
:
Klien mual muntah pada saat setiap habis makan yang dirasakan sudah sejak umur kehamilan 8 minggu yang lalu. Klien belum pernah memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan (Puskesmas, Rumah sakit). Klien merasa mual dan muntah tidak ada perubahan dan berat badan tidak sesuai dengan umur kehamilannya I. Persepsi dan Harapan Klien Sehubungan Kehamilan 1. Ibu datang ke RSIA.St Khadijah untuk memeriksakan kehamilannya. 2. Menurut ibu kehamilannya berpengaruh pada kehidupan sehari-hari
3. Ibu berharap ia dapat sehat kembali begitupun dengan keadaan janin yang dikandungnya 4. Ibu tinggal bersama suaminya. 5. Orang yang sangat penting bagi ibu adalah suami 6. Keluarga sangat senang bila ibu dan anak yang dikandungnya sehat . 7. Pada saat dikaji ibu ditemani suami 8. Klien merencanakan akan melahirkan anaknya di RSIA ST. KHADIJAH. 9. Klien merencanakan akan menyusui anaknya selama 2 tahun. 10. Ibu belum pernah diimunisasi. 11. Ibu tidak memelihara kucing. II. Kebutuhan Dasar Khusus A.
Ketidaknyamanan
Ibu merasa ada gangguan rasa nyaman sejak kehamilannya karena ibu sering muntah. Ibu mengeluh nyeri pada ulu hati, merasa lemah dan sulit beraktivitas B.
Integritas ego
Menunjukkan perubahan persepsi diri, cemas dan tegang. Klien dan keluarga menanyakan tentang kondisi kehamilan berhubungan dengan kesehatannya, Klien mengatakan merasa khawatir dengan keadaan yang selalu ingin muntah khususnya setelah habis makan. C.
Istirahat – tidur
Ibu mengatakan tidak bisa tidur siang , pucat,lemah dan kelelahan, tidur malam kurang lebih 5-6 jam. Tampak lingkaran hitam pada mata. Klien mengatakan tubuhnya terasa lemah, Klien hanya terbaring ditempat tidur Lingkaran hitam tampak pada mata D. Hygiene prenatal
Aktivitas kebersihan diri berupa mandi seperti yang dilakukan pada saat sebelum hamil, ibu mandi di kamar mandi dengan menggunakan air dan sabun, dengan frekuensi.2 kali sehari. Kulit ibu kelihatan kering walaupun sudah menggunakan hand body atau lotion.sedangkan untuk oral hygiene ibu menyikat gigi 2 kali perhari yaitu pada pagi hari dan sebelum tidur malam
E.
Eliminasi
Ibu mengatakan bab konsistensi keras dan hanya sedikit, frekuensi bab 1 kali perhari, ibu mengatakan tidak perrnah menggunakan pencahar (masalah bab tidak ada), frekuensi miksi 4 sampai 5 kali perhari, kesulitan dalam berkemih tidak ada.
F.
Makanan/cairan
Kehilangan nafsu makan, mual muntah (setelah makan) sehari kurang lebih 4 – 5 kali , nyeri ulu hati. Pemeriksaan Hb (tanggal 30-07-2004; dengan hasil 11 gr%) Klien mengatakan sering muntah (4 – 5 kali)/setelah selesai makan, Klien mengatakan malas makan, Turgor kulit menurun, Kenaikan berat badan 1 kg sejak kehamilan, BB sekarang 50 kg, BB sebelum hamil 49 kg. DAFTAR MENU KLIEN WAKTU
JENIS MAKANAN
JUMLAH
PAGI
Nasi Sayur Telur/ikan Air putih/susu
1 piring Scukupnya 1 butir/1 potong 1gelas
SIANG
Nasi Sayur Ikan/daging Tempe/Tahu Jeruk/pisang/langsat Air putih
1 piring secukupnya 1 potong 1 potong 1 potong 1 gelas
MALAM
Nasi Sayur Ikan/telur Air putih
1 piring secukupnya 1 potong/1 buah 1 gelas
G. Pernapasan
Dalam masa kehamilannya ibu mengatakan tidak ada perubahan pola perrnafasan yang dialami H. Keamanan
Suhu 37,8 o C, tidak ada reaksi sensitifitas terhadap makanan dan obat-obatan, ibu belum pernah mendapat transfusi darah. I.
Sexualitas Tidak dikaji
J. Interaksi sosial Ibu sudah menikah kurang lebih 2 tahun, ibu tinggal bersama suami , ibu berperan dalam mengambil keputusan, frekuensi kontak sosial selalu dilakukan bila ada waktu senggang. K. Penyuluhan dan pembelajaran Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia, pendidikan ibu SMA, ibu memerlukan penjelasan terhadap masalah kesehatan berhubungan dengan mual muntah yang ia rasakan, apabila mual muntah dirasakan semakin parah anjurkan ibu untuk memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat. III. Riwayat Kebidanan G1 P0 A0
IV. Keluarga Berencana
Ibu tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi dan ibu belum punya perencanaan tentang jumlah anak yang akan ia miliki nantinya. V. Hasil pemeriksaan : 1. Keadaan umum klien baik. 2. BB sebelum hamil
: 49 Kg
3. BB sekarang
: 50 Kg
4. TB
: 150 cm
5. TD
: 110/70 MmHg
6. Nadi
: 112 x / menit
7. Suhu
: 37,8o C
8. Pernafasan
: 20 x/ menit
9. Palpasi LI
: TFU ½ pusat dan symphysis
LII
: Belum teraba
LIII
: Belum teraba
LIV
: BAP
10. Auskultasi
: Belum terdengar.
11. Pemeriksaan Hb ( Tanggal 30-07 2004) : Hasil : 11 gr %
Analisa Data N
Data
Etiologi
Masalah
o 1.
DS : Klien mengatakan sering muntah (4 – 5 kali)/ setelah selesai makan
Pengaruh Hormon
Klien mengatakan malas makan
DO:
Turgor kulit menurun.
Mukosa bibir kering.
Kehamilan
Menstimulasi CTZ pada hipothalamus
Merangsang N. Vagus
Kenaikan berat badan I kg sejak kehamilan
BB sekarang 50 kg
BB sebelum hamil 49 kg
Hb 11 gr %
Mual Muntah
Nutrisi, Cairan dan Elektrolit keluar dari
Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
tubuh
Asupan / intake tidak adekuat
2.
Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh DS :
Klien mengatakan tubuhnya terasa lemah
DO :
Mual Muntah
Klien hanya terbaring ditempat tidur Lingkaran hitam tampak pada mata
Intoleran aktivitas
Nutrisi, cairan dan elektrolit keluar dari tubuh
Asupan / intake tidak adekuat
Energi menurun
Intoleran aktivitas
Analisa Data N
Data
Etiologi
Masalah
o 3.
DS : Klien dan keluarga menanyakan tentang kondisi kehamilan berhubungan dengan kesehatannya Klien mengatakan merasa khawatir dengan keadaan yang selalu ingin muntah khususnya setelah habis makan
Cemas Mual Muntah
Anoreksia
Perubahan Status Kesehatan
DO : Wajah tampak tegang Raut wajah murung
Kurang Informasi mengenai penyakit yang diderita
Koping individu tidak efektif menghadapi masalah (penyakit) 4.
Risiko DS : -
terjadinya fetal
Cemas
distress
DO : Nausea&vomitus berlebihan.
Dehidrasi
Penurunan Vol.CES&Plasma
Hemokonsentrasi
Aliran darah ke jar.berkurang
Nutrisi &
5.
O2 ke jar.berkurang
Risiko tinggi terjadinya hambatan tumbuh dan
Suplai O2 ke janin berkurang DS : DO : -
Risiko terjadinyaFetal distres
Lepasnya Hormon kortisol
Merangsang sekresi
perkembangan janin.
asam lambung
Rusaknya mukosa lambung Menstimulus CTZ
Nausea&vomite berlebihan
Asupan & intake tidak adekuat
Risiko tinggi terjaninya gangguan hambatan pertumbuhan & perkembangan
Diagnosa Keperawatan Dan Prioritas Masalah N
Diagnosa Keperawatan
o
1.
Tanggal Ditemukan
Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh b/d mual muntah
30-07-2004
30-07-2004
2.
Intoleran aktivitas b/d penurunan energi metabolik
3.
Cemas b/d kurang informasi dan koping individu tidak efektif
Tanggal Teratasi -
-
30-07-2004
30-07-2004
Risiko terjadinya distress
fetal
4.
5.
Risiko tinggi terjadinya hambatan tumbuh dan perkembangan janin.
30-07-2004
30-07-2004
30-07-2004
30-07-2004
DIAGNOSA KEPERAWATAN 1.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan frekuensi mual dan muntah berlebihan.
2.
Deflsit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang berlebihan.
3.
Koping tidak efektif berhubungan dengan perubahan psikologi kehamilan.
4.
Activity intolerance berhubungan dengan kelemahan.
C. RENCANA KEPERAWATAN 1.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan frekuensi mual dan muntah berlebihan. RASIONAL
INTERVENSI 1. Batasi intake oral hingga muntah berhenti.
2. Berikan obat anti emetik yang diprogramkan dengan dosis rendah, misalnya Phenergan 10-20mg/i.v.
1. Memelihara keseimbangan cairan elektfolit dan mencegah muntah selanjutnya. 2. Mencegah muntah serta memelihara keseimbangan cairan dan elektrolit.
3. Pertahankan terapi cairan yang 3. Koreksi adanya hipovolemia dan diprogramkan. keseimbangan elektrolit. 4. Catat intake dan output.
5. Anjurkan makan dalam porsi kecil tapi sering 6. Anjurkan untuk menghindari makanan yang berlemak
4. Menentukan hidrasi cairan dan pengeluaran melului muntah. 5. Dapat mencukupi asupan nutrisi yang dibutuhkan tubuh 6. dapat menstimulus mual dan muntah
7. anjurkan untuk makan makanan selingan seperti biskuit, roti dan 7. the (panas) hangat sebelum bagun tidur pada siang hari dan sebelum tidur
Makanan selingan dapat mengurangi atau menghindari rangsang mual muntah yang berlebih
8. Catal intake TPN, jika intake oral tidak dapat diberikan dalam 8. Untuk mempertahankan periode tertentu. keseimbangan nutrisi. 9. Inspeksi adanya iritasi atau Iesi pada mulut. 10. Kaji kebersihan oral dan personal hygiene serta
9. Untuk mengetahui integritas
penggunaan cairan pembersih mulut sesering mungkin. 11. Pantau kadar Hemoglobin dan Hemotokrit
12. Test urine terhadap aseton, albumin dan glukosa.
inukosa mulut. 10. Untuk mempertahankan integritas mukosa mulut.
11. Mengidenfifikasi adanya anemi dan potensial penurunan kapasitas pcmbawa oksigen ibu. Klien dengan kadar Hb < 12 gr/dl atau kadar Ht < 37 % dipertimbangkan anemi pada trimester I. 12. Menetapkan data dasar ; dilakukan secara rutin untuk mendeteksi situasi potensial resiko tinggi seperti ketidakadekuatan asupan karbohidrat, Diabetik kcloasedosis dan Hipertensi karena kehamilan.
13. Ukur pembesaran uterus.
13. Malnutrisi ibu berdampak terhadap pertumbuhan janin dan memperberat penurunan komplemen sel otak pada janin, yang mengakibatkan kemunduran pcrkembangan janin dan kcmungkinan-kemungkinan lebih lanjut
2. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang berlebihan INTERVENSI 1.
Tentukan frekuensi atau beratnya mual/muntah.
RASIONAL 1. Memberikan data berkenaan dengan semua kondisi. Peningkatan kadar hormon Korionik gonadotropin (HCG), perubahan metabolisme karbohidrat dan penurunan motilitas gastrik memperberat mual/muntah
pada trimester
2.
2. Membantu dalam mengenyampingkan penyebab lain untuk mengatasi masalah khusus dalam mengidentifikasi intervensi.
Tinjau ulang riwayat kemungkinah masalah medis lain (misalnya Ulkus peptikum, gastritis. 3. Sebagai indikator dalam membantu mengevaluasi tingkat atau kebutuhan hidrasi.
3. Kaji suhu badan dan turgor kulit, membran mukosa, TD, input/output dan berat jenis urine. Timbang BB klien dan 4. Membantu dalam meminimalkan bandingkan dengan standar. mual/muntah dengan menurunkan 4. Anjurkan peningkatan asupan keasaman lambung. minuman berkarbonat, makan sesering mungkin dengan jumlah sedikit. Makanan tinggi karbonat seperti : roti kering sebelum bangun dari tidur.
3. Cemas berhubungan dengan Koping tidak efektif; perubahan psikologi kehamilan INTERVENSI
RASIONAL
1. Kontrol lingkungan klien dan batasi pengunjung
1. Untuk mencegah dan mengurangi kecemasan
2. Kaji tingkat fungsi psikologis klien
2. Untuk menjaga intergritas psikologis
3. Berikan support psikologis
3. Untuk menurunkan kecemasan dan
membina rasa saling percaya
4. Berikan penguatan positif
5. Berikan pelayanan kesehatan yang maksimal
4. Untuk meringankan pengaruh psikologis akibat kehamilan
5. Penting untuk meningkatkan kesehatan mental klien
4. Activity intolerance berhubungan dengan kelemahan INTERVENSI 1. Anjurkan klien membatasi aktifitas dengan isrirahat yang cukup.
RASIONAL 1. Menghemat energi dan menghindari pengeluaran tenaga yang terus-menerus untuk meminimalkan kelelahan/kepekaan uterus.
2. Aktifitas yang ditoleransi sebelumnya mungkin tidak 2. Anjurkan klien untuk dimodifikasi untuk wanita beresiko. menghindari mengangkat berat.
3. Bantu klien beraktifitas secara bertahap.
4. Anjurkan tirah baring yang dimodifikasi sesuai indikasi.
3. Aktifitas bertahap meminimalkan terjadinya trauma seita meringankan dalam memenuhi kebutuhannya. 4. Tingkat aktifitas mungkin periu dimodifikasi sesuai indikasi.