(AS 08 B) PERDAGANGAN ELEKTRONIK
Perdagangan elektronik atau e-dagang (bahasa Inggris: Electronic commerce, juga e-commerce) adalah penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui sistem elektronik seperti internet atau televisi, www, atau jaringan komputer lainnya. E-dagang dapat melibatkan transfer dana elektronik, pertukaran data elektronik, sistem manajemen inventori otomatis, dan sistem pengumpulan data otomatis. Industri teknologi informasi melihat kegiatan e-dagang ini sebagai aplikasi dan penerapan dari e-bisnis (e-business) yang berkaitan dengan transaksi komersial, seperti: transfer dana secara elektronik, SCM (supply chain management), epemasaran (e-marketing), atau pemasaran online (online marketing), pemrosesan transaksi online (online transaction processing), pertukaran data elektronik (electronic data interchange /EDI), dll. E-dagang atau e-commerce merupakan bagian dari e-business, di mana cakupan e-business lebih luas, tidak hanya sekedar perniagaan tetapi mencakup juga pengkolaborasian mitra bisnis, pelayanan nasabah, lowongan pekerjaan dll. Selain teknologi jaringan www, e-dagang juga memerlukan teknologi basisdata atau pangkalan data (databases), e-surat atau surat elektronik (e-mail), dan bentuk teknologi non komputer yang lain seperti halnya sistem pengiriman barang, dan alat pembayaran untuk e-dagang ini. E-dagang pertama kali diperkenalkan pada tahun 1994 pada saat pertama kali banner-elektronik dipakai untuk tujuan promosi dan periklanan di suatu halaman-web (website). Menurut Riset Forrester, perdagangan elektronik menghasilkan penjualan seharga AS$12,2 milyar pada 2003. Menurut laporan yang lain pada bulan oktober 2006 yang lalu, pendapatan ritel online yang bersifat non-travel di Amerika Serikat diramalkan akan mencapai seperempat trilyun dolar US pada tahun 2011. SEJARAH PERKEMBANGAN Istilah "perdagangan elektronik" telah berubah sejalan dengan waktu. Awalnya, perdagangan elektronik berarti pemanfaatan transaksi komersial, seperti penggunaan EDI untuk mengirim dokumen komersial seperti pesanan pembelian atau invoice secara elektronik. Kemudian dia berkembang menjadi suatu aktivitas yang mempunya istilah yang lebih tepat "perdagangan web" — pembelian barang dan jasa melalui World Wide Web melalui server aman (HTTPS), protokol server khusus yang menggunakan enkripsi untuk merahasiakan data penting pelanggan. Pada awalnya ketika web mulai terkenal di masyarakat pada 1994, banyak jurnalis memperkirakan bahwa e-commerce akan menjadi sebuah sektor ekonomi baru. Namun, baru sekitar empat tahun kemudian protokol aman seperti HTTPS memasuki tahap matang dan banyak digunakan. Antara 1998 dan 2000 banyak bisnis di AS dan Eropa mengembangkan situs web perdagangan ini. MASALAH E-COMMERCE 1. Penipuan dengan cara pencurian identitas dan membohongi pelanggan. 2. Hukum yang kurang berkembang dalam bidang e-commerce ini. APLIKASI BISNIS Beberapa aplikasi umum yang berhubungan dengan e-commerce adalah: • E-mail dan Messaging • Content Management Systems • Dokumen, spreadsheet, database • Akunting dan sistem keuangan • Informasi pengiriman dan pemesanan • Pelaporan informasi dari klien dan enterprise • Sistem pembayaran domestik dan internasional • Newsgroup • On-line Shopping • Conferencing • Online Banking/internet Banking • Product Digital/Non Digital TIPE APLIKASI E-COMMERCE DAN MEKANISME E-COMMERCE Artikel ini merupakan kelanjutan dari artikel sebelumnya yang berjudul Sekilas Tentang E-Commerce. Dalam artikel ini juga Saya sertakan berkas tugas presentasi yang diberikan oleh Dosen pengajar saya mengenai empat tipe aplikasi ecommerce dan mekanisme e-commerce dalam dunia bisnis. E-Commerce dapat dikategorikan menjadi 4 (empat) tipe: 1. I-Market Internet Market (I-Market) didefinisikan sebagai suatu tempat atau arena di dunia maya di mana calon pembeli dan penjual saling bertemu untuk melakukan transaksi secara elektronis melalui medium internet. 2. Customer Care
Tipe aplikasi E-Commerce kedua adalah suatu usaha dari perusahaan untuk menjalin hubungan interaktif dengan pelanggan atau konsumen yang telah dimilikinya. Contoh: FAQ (Frequently Asked Questions), real time chatting, customer info changes, toll free. 1. Vendors Management Penerapan aplikasi E-Commerce untuk menghubungkan perusahaan dengan para vendor pemasok berbagai kebutuhan bisnis sehari-hari dapat menekan biaya total yang dikeluarkan untuk aktivitas pengadaan dan pembelian barang. Tipe Bto-B merupakan platform transaksi yang diterapkan dalam tipe E-Commerce ini. 4. Extended Supply Chain Prinsip penggunaan E-Commerce dipergunakan, yaitu untuk melakukan optimisasi supply chain perusahaan dengan cara menjalin hubungan dengan seluruh rekanan atau pihak-pihak lain yang terlibat langsung dalam proses penciptaan produk atau jasa melalui jalur elektronis semacam internet. KONSEP ECOMMERCE Bagi pihak konsumen, menggunakan E-Com dapat membuat waktu berbelanja menjadi singkat. Tidak ada lagi berlamalama mengelilingi pusat pertokoan untuk mencari barang yang diinginkan. Selain itu, harga barang-barang yang dijual melalui E-Com biasanya lebih murah dibandingkan dengan harga di toko, karena jalur distribusi dari produsen barang ke pihak penjual lebih singkat dibandingkan dengan toko konvensional. Online shopping menyediakan banyak kemudahan dan kelebihan jika dibandingkan dengan cara belanja yang konvensional. Selain bisa menjadi lebih cepat, di internet telah tersedia hampir semua macam barang yang biasanya dijual secara lengkap. Selain itu, biasanya informasi tentang barang jualan tersedia secara lengkap, sehingga walaupun kita tidak membeli secara on-line, kita bisa mendapatkan banyak informasi penting yang diperlukan untuk memilih suatu produk yang akan dibeli. MEKANISME E-COMMERCE Pembeli yang hendak memilih belanjaan yang akan dibeli bisa menggunakan ‘shopping cart’ untuk menyimpan data tentang barang-barang yang telah dipilih dan akan dibayar. Konsep ‘shopping cart’ ini meniru kereta belanja yang biasanya digunakan orang untuk berbelanja di pasar swalayan. ‘Shopping cart’ biasanya berupa formulir dalam web, dan dibuat dengan kombinasi CGI, database, dan HTML. Barang-barang yang sudah dimasukkan ke shopping cart masih bisa di-cancel, jika pembeli berniat untuk membatalkan membeli barang tersebut. Jika pembeli ingin membayar untuk barang yang telah dipilih, ia harus mengisi form transaksi. Biasanya form ini menanyakan identitas pembeli serta nomor kartu kredit. Karena informasi ini bisa disalahgunakan jika jatuh ke tangan yang salah, maka pihak penyedia jasa e-commerce telah mengusahakan agar pengiriman data-data tersebut berjalan secara aman, dengan menggunakan standar security tertentu. Setelah pembeli mengadakan transaksi, retailer akan mengirimkan barang yang dipesan melalui jasa pos langsung ke umah pembeli. Beberapa cybershop menyediakan fasilitas bagi pembeli untuk mengecek status barang yang telah dikirim melalui internet. E-COMMERCE DALAM PANDANGAN ISLAM Jual Beli (QS. Al-Baqarah: 275) dikatakan sah jika memenuhi rukun-rukun dan syarat: Rukun Jual Beli Orang yang berakad Sighat (lafal Ijab Qabul) Objek Transaksi (barang yang diperjualbelikan) Ada nilai tukar pengganti barang ORANG YANG BER’AQAD • Menurut Malikiyah dan Hanafiyah -> Mumayyiz • Menurut Syafi’iyah dan hanabilah -> Baligh, Berakal, mampu memelihara agama dan harta JUAL BELI BIASA DAN E-COMMERCE JUAL BELI BIASA Penjual Pembeli
SIGHAT
E-COMMERCE Penjual (merchant) Pembeli (cardholder) Payment Gateway Aquirer Issuer
• • •
Ijab menurut ulama Hanafiyah adalah penetapan perbuatan tertentu yang menunjukkan keridhoan yang diucapkan oleh pihak pertama, baik yang menyerahkan maupun yang menerima. Qabul adalah orang yang berkata setelah orang yang mengucapkan ijab, dimana perkataan tersebut menunjukkan keridhoan atas ucapan orang yang pertama. Metode pernyataan ijab qabul: Ucapan - Isyarat Perbuatan yang telah menjadi kebiasaan - Tulisan Tujuan yang terkandung dalam dalam pernyataan ijab qabul harus jelas dan terdapat kesesuaian, dapat difahami. Tidak harus bertemu dalam satu majelis, asalkan terdapat keridhoan dari kedua belah pihak (4:29)
OBJEK AKAD • Berdasarkan kesepakatan ulama fiqih, barang yang dijadikan akad harus sesuai dengan ketentuan syara’, seperti : objek yang halal, dapat diberikan pada waktu akad, diketahui oleh kedua belah pihak , suci. • Objek akad dalam e-commerce tergantung penawaran pihak merchant dan pemesanan dari pihak consumer. E-commerce: - Digital; langsung diserahkan melalui media internet , - Nondigital; dikirim via jasa kurir sesuai kesepakatan, spesifikasi komoditi, waktu dan tempat penyerahan Punya nilai dan manfaat bagi manusia Memiliki kejelasan (bentuk, fungsi, dan keadaannya) Bisa diserahterimakan pada waktu dan tempat yang disepakati ADA NILAI TUKAR PENGGANTI BARANG Dalam transaksi e-commerce, sebelum proses pembayaran dilakukan -> Terdapat kesepakatan tentang jumlah dan jenis mata uang yang digunakan sebagai harga, serta metode pembayaran yang digunakan.
(AS 08 B) FINANCIAL ENGINEERING (REKAYASA KEUANGAN)
A. Pengertian Financial Engineering Financial Engineering (rekayasa keuangan) sering dipersepsikan keliru, lebih tepatnya buruk!. Secara sepintar orang mengira, itu merupakan rekayasa keuangan dari laporan jelek diubah menjadi bagus!. Karena pengertian seperti inilah maka banyak penolakan/antipati terhadap financial engineering ini! Secara teknis yang dimaksudkan sebagai financial engineering adalah derivative. Derivative sendiri merupakan asset keuangan yang sangat (paling) berisiko. Jika kita urutkan kadar risikonya dari yang paling rendah maka kita akan dapatkan urutan sebagai berikut: asset bebas risiko (rf/SBI), tabungan/deposito, obligasi, saham, derivative. Jika saham saja merupakan asset berisiko (tidak ada janji jaminan pengembalian baik berupa capital gain maupun deviden) tentu dapat kita bayangkan kadar risiko dari darivative: tidak ada kadar janji jaminan pengembalian, yang ada adalah kepastian kadar investasi yang hilang. Tidak ada janji jaminan, bukan berarti tidak akan kembali (untung), melainkan, yang dimaksudkan, tidak ada yang memastikan akan untung!. Namun dibalik ke’seram’an derivative tersebut, ternyata derivative sangat berguna untuk alat lindung nilai (hedging). Sebagai alat lindung nilai inilah yang dimaksudkan sebagai financial engineering!. Sebagai alat lindung nilai berarti kita akan memperoleh jaminan nilai kekayaan. Tentu saja ini tidak gratis. Ada sejumlah uang (premi) yang dibayarkan sebagai ongkos lindung nilai ini. Tetapi dengan adanya ongkos tersebut, kita akan memperoleh kekayaan yang bersifat pasti. Untuk ilustrasi marilah kita ikuti beberapa contoh berikut ini
B. Macam-Macam Financial Engineering Lindung Nilai dengan Future Future merupakan salah satu derivative. Future memiliki bursa, dikenal sebagai bursa berjangka atau bursa komoditas. Karena memiliki bursa, maka future memiliki standarisasi perdagangan, sebagaimana bursa saham. Future mengikat kedua belah pihak untuk melakukan kewajibannya yakni menjual (posisi short) atau membeli (posisi long) pada saat jatuh tempo. Future tidak ada biayanya (opsi ada biayanya) namun orang yang melakukan transaksi, wajib menyerahkan jaminan sekitar 5-15%, dikenal sebagai marjin Misalkan Pak Lumanto mengambil posisi short misal Rp1000/kg untuk komoditas jagung kualitas A jatuh tempo (T) 3 bulan ke depan. Itu artinya pak Lumanto nanti wajib menjual jagung pada harga Rp1000/kg pada saat (T). jika pada saat T harga jagung sebesar Rp750, maka Pak Lumanto akan untung sebesar Rp250/kg. Namun jika pada saat T harga jagung sebesar Rp1300, maka Pak Lumanto akan rugi sebesar Rp300/kg. Dalam hal ini (transaksi future) Pak Lumanto dapat untung atau rugi tergantung harga di pasar pada saat T Bagaimana lindung nilai dapat dilakukan?
Jika pak Lumanto memiliki ladang jagung dan akan panen 3 bulan lagi. Pak Lumanto khawatir berkenaan dengan penerimaannya. Pak Lumanto mengambil posisi short!. Jika harga jagung Rp750, maka dari derivative future pak lumanto untung Rp250, namun dari jagung pak Lumanto mendapatkan Rp750/kg. jika dijumlah pendapatan pak Lumanto sebesar Rp1000. Jika harga jagung sebesar Rp1300/kg, dari future pak Lumanto rugi sebesar Rp300, dari jagung pak Lumanto mendapatkan Rp1300. Jika dijumlah pendapatan pak Lumanto sebesar Rp1000. Berapapun harga jagung yang terjadi, maka pendapatan pak Lumanto pasti Rp1000/kg! ini adalah hedging sempurna. Menurut anda jelekkah financial engineering seperti ini? Bagaimana spekulatif dapat dilakukan? Spekulatif dapat dilakukan dengan cara: (i) pak lumanto tidak memiliki kepentingan dengan jagung, dalam artian dia bukan produsen/konsumen jagung. Jadi dia mengharap adanya perubahan harga jagung sesuai dengan yang diinginkannnya. Dalam hal ini Pak Lumanto akan aktif menyebarkan rumor! Cara kedua, pak lumanto memiliki kepentingan (dalam contoh diatas sebagai produsen jagung), namun ingin cepat kaya. Pak lumanto mengambil langkah searah, dalam hal ini posisinya adalah wajib long (beli) misal sebesar Rp1000/kg Untuk contoh diatas Jika harga jagung Rp750, maka dari derivative future pak lumanto rugi Rp250, dan dari jagung pak Lumanto mendapatkan Rp750/kg. jika dijumlah pendapatan pak Lumanto sebesar Rp500. Jika harga jagung sebesar Rp1300/kg, dari future pak Lumanto untung sebesar Rp300, dari jagung pak Lumanto mendapatkan Rp1300. Jika dijumlah pendapatan pak Lumanto sebesar Rp1600. Di pasar Di pasar ada yang membeli future jagung posisi short ada posisi long. Ada yang memiliki kepentingan ada yang tidak. Semuanya bercampur!. Keduanya tidak dilarang, tak perlu dilarang!. Masing-masing ada konsekwensinya!. Lindung nilai dengan opsi Put Opsi merupakan derivative. Opsi merupakan hak (bagi pemegang), sebaliknya merupakan kewajiban (bagi penerbit). Sebagai hak maka opsi bisa diekskusi oleh pemegang jika kondisinya menguntungkan, jika kondisi tidak menguntungkan maka opsi tidak perlu diekskusi. Penerbit hanyalah mengikuti apa yang dilakukan oleh pemegang. Untuk mendapatkan hak ini maka pemegang wajib membayar premi misal Rp1/opsi. Hak yang dapat dibeli adalah hak beli (opsi call) atau hak jual (opsi put). Dalam opsi ada jatuh tempo (T), ada underlying asset yaitu asset yang dijadikan patokan, serta strike/exercise price (X). Strike price (X) ini yang merupakan hak untuk melakukan hak beli (opsi call) atau hak jual (opsi put). Misalkan Bapak Erwin membeli opsi Put pada X=1000 untuk saham A jatuh tempo (T) 3 bulan lagi dengan harga Rp100/opsi. Ini artinya Pak Erwin sekarang harus mengeluarkan uang Rp100. Tiga bulan lagi pak Erwin mengamati harga saham. Jika harga saham di bawah Rp1000, katakan Rp750, maka pak Erwin akan untung. Mengapa? Karena pak erwin punya hak jual (opsi put) pada harga Rp1000, sementara di pasar harga saham A hanya Rp750. Dengan demikian keuntungan pak erwin sebesar Rp250. Namun jika harga saham 3 bulan lagi sebesar Rp 1300, maka pak erwin tidak mengekskusi opsi put yang dimilikinya. Mengapa? Karena pak erwin punya hak jual (opsi put) pada harga Rp1000, sementara di pasar harga saham A Rp1300. Karena tidak mengekskusi opsinya maka nilai (payoff) bagi pak erwin sebesar 0. Jadi opsi hanya memiliki dua alternatif nilai yaitu: (i) bernilai positip atau (ii) nol. Dari ilustrasi sederhana diatas, kita tahu, opsi put kita akan bernilai positip jika harga saham A (sebagai underlying asset) mengalami penurunan. Makin turun harga saham A, opsi put kita akan bernilai. Ekstrimnya jika PT A bangkrut, harga sahamnya menjadi Rp0, maka keuntungan kita akan maksimal yakni sebesar X, dalam contoh ini Rp1000. Seandainya Pak Erwin memiliki saham A, apa yang akan terjadi?. Jika harga saham A sebesar Rp0, tentu kesedihan bukan kepalang bagi pak Erwin. Tetapi jika pak Erwin juga membeli opsi put dengan underlying asset saham A dan X sebesar Rp1000, maka pak Erwin mendapatkan manfaat (perlindungan) sebesar Rp1000. Jadi jika harga saham di bawah(≤) Rp1000, pak erwin rugi dari saham A namun mendapat manfaat dari opsi put. Jika dijumlah nilai saham + opsi put akan sebesar Rp1000. Jika harga saham > Rp1000, maka pak erwin untung dari saham, sementara opsinya tidak bernilai. Dengan demikian dapat disederhanakan sebagai berikut: Harga saham (S) Kekayaan Pak erwin (≤) Rp1000 1000 S > 1000 S>1000 Jadi pak Erwin sudah pasti akan mendapatkan Rp1000. Inilah yang dimaksud dengan lindung nilai atau financial engineering. Biaya yang pak erwin keluarkan adalah harga opsi put + membeli saham A. biaya ini dapat lebih besar dari Rp1000. Tetapi jika pak erwin hanya membeli saham A, biayanya sebesar saham A, namun kepastian nilai ke depan tidak diketahui!. Kita melihat dalam contoh ini, financial engineering sangat baik bukan? Motif Spekulatif Jika pak Erwin membeli opsi put saja, dan pak erwin tidak memiliki saham, itulah mungkin makna spekulatif. Pak erwin akan berharap harga saham turun (agar untung), sehingga aktif menyebarkan rumor negatif!. Uang yang pak erwin bayarkan untuk membeli opsi put, tidak dapat diambil lagi, jadi 100% hilang. Inilah risiko utama dari membeli derivative:
modal 100% tidak kembali. High risk!. High returnnya mana?. Tuh tadi kalau harapannya mengena: PT A bangkrut, setidaknya mengalami kerugian besar! Di Pasar Di pasar semua orang dapat/boleh membeli opsi put. Ada yang bermotif hedging (financial engineering) atau spekulatif. Keduanya tidak dilarang, tak perlu dilarang!. Masing-masing ada konsekwensinya!. Paham konsekwensi! Lindung Nilai dengan Forward Forward merupakan salah satu derivative. Forward seperti future. Perbedaan utamanya adalah forward tidak memiliki bursa, sehingga ‘deal’ transaksi antara dua pihak yang berkepentingan, sehingga bersifat informal. Tidak ada standarisasi (jumlah), harga, waktu, dll semua sesuai dengan kepentingan. Forwad mengikat kedua belah pihak untuk melakukan kewajibannya yakni menjual (posisi short) atau membeli (posisi long). Pada umumnya forward dilakukan untuk kurs. Jadi forward dilakukan oleh pihak-pihak yang terkait dengan kurs, misalkan eksportir dan importir. Pelaku yang lain biasanya lembaga keuangan, tepatnya bank. Tujuan forward untuk mendapatkan kepastian biaya/revenue yang akan diterima di masa depan, misalkan 3 bulan ke depan. Misalkan Pak hardiman sepakat untuk mendapatkan kurs sebesar Rp10000/$. Pak hardiman memiliki tagihan sebesar $100.000 tiga bulan ke depan. Dengan demikian pak hardiman memiliki kewajiban sebesar Rp1 Milyar. Pak hardiman sejak saat ini sudah mengetahui besarnya kewajiban yang harus ditanggung. Jadi pak hardiman tidak perlu khawatir akan adanya gejolak kurs!. Kepastian ini merupakan hedging. Bukankah ini merupakan langkah yang baik? Tidak mesti untung Jika 3 bulan ke depan ternyata kurs yang berlaku sebesar Rp8000/$, maka kesepakatan yang dibuat menjadi terlalu mahal. Jika tidak mengikuti forward, pak hardiman cukup menyediakan dana Rp800 juta, tetapi karena terikat forward harus menyediakan dana Rp 1 milyar. Disini fokusnya bukan pada keuntungan tetapi pada kepastian nilai pembayaran (penerimaan) Future untuk spekulatif Sebagaimana derivative yang lain, maka future juga dapat dilakukan dengan motif spekkulatif. Caranya jika pelaku tidak memiliki kepentingan terhadap apa yang dilakukannya. Jadi transaksi future semata-mata mencari posisi untung dengan berharap harga kejadian 3 bulan lagi (spot) berbeda sesuai dengan yang diinginkan. Untuk contoh diatas, jika kurs yang berlaku Rp8000/$ maka pak hardiman rugi Rp200 juta. Besarnya kerugian akan sama baik untuk motif hedging maupun untuk motif spekulatif. Demikian juga jika untung! Lalu bagaimana membedakan kedua motif? Itulah yang tidak diperlukan pasar!. Biarkanlah keduanya ada, yang penting: ingat-ingat, semua ada konsekwensinya!. Jika konsekwensinya tiba, maka wajib semua pihak patuh!. Itulah kuncinya. Jika ada yang tidak patuh (gagal bayar) itulah yang akan merusak pasar….. jadi bukan karena motif spekulatif! C. Hukum Financial Engineering dalam Perspektif Syariah Pertama; perdagangan tanpa proses penyerahan (future non delivery trading) seperti margin trading yaitu transaksi jual-beli valas yang tidak diikuti dengan pergerakan dana dengan menggunakan dana (cash margin) dalam prosentase tertentu (misalnya 10% sebagai jaminan) dan yang diperhitungkan sebagai keuntungan atau kerugian adalah selisih bersih (margin) antara harga beli/jual suatu jenis valuta pada saat tertentu dengan harga jual/beli valuta yang bersangkutan pada akhir masa transaksi. Contohnya dengan margin 10% untuk transaksi US$ 1 juta, pembeli harus menyerahkan dana US$100.000. Dalam perbankan Indonesia, margin trading diatur dalam ketentuan BI dengan minimal cash margin 10%. Dalam sehari dealer maupun bank dapat melakukan transaksi ini berulang-ulang. Adapun penyelesaian pembayaran dan perhitungan untung-ruginya dilakukan secara netto saja. Jadi, jual beli valas yang dilakukan bukan untuk memilikinya, melainkan semata-mata menjadikannya sebagai komoditas untuk spekulasi. Kedua; transaksi futures yaitu transaksi valas dengan perbedaan nilai antara pembelian dan penjualan future yang tertuang dalam future contracts secara simultan untuk dikirim dalam waktu yang berbeda. Misalnya, A dan B membuat kontrak pada 1 Januari 2008. A akan menjual US$ 1 juta dengan kurs Rp 9.350 per US$ pada 30 Juni 2008, tidak peduli berapa kurs di pasar saat itu. Di satu sisi transaksi ini dapat dipandang sebagai spekulasi, paling tidak berunsur maysir, meskipun disisi lain para pelaku bisnis pada beberapa kasus menggunakannya sebagai mekanisme hedging (melindungi nilai transaksi berbasis valas dari risiko gejolak kurs). Ulama kontemporer menolak transaksi ini karena tidak terpenuhinya rukun jual beli yaitu ada uang ada barang (dalam hal ini ada rupiah ada dollar). Oleh karena itu, transaksi futures tidak dapat dianggap sebagai transaksi jual beli, tetapi dapat ditransfer kepada pihak lain. Alasan kedua penolakannya adalah hampir semua transaksi futures tidak dimaksudkan untuk memilikinya, hanya nettonya saja sebagaimana transaksi margin trading. Ketiga; transaksi option (currency option) yaitu perjanjian yang memberikan hak opsi (pilihan) kepada pembeli opsi untuk merealisasi kontrak jual beli valutaa asing, tidak diikuti dengan pergerakan dana dan dilakukan pada atau sebelum waktu yang ditentukan dalam kontrak, dengan kurs yang terjadi pada saat realisasi tersebut. Misalnya, A dan B membuat kontrakpada 1 Januari 2008. A memberikan hak kepada B untuk membeli dollar AS dengan kurs Rp 9.350 per dolar pada tanggal atau sebelum 30 Juni 2008, tanpa B berkewajiban membelinya. A mendapat kompensasi sejumlah uang untuk hak yang diberikannya kepada B tanpa ada kewajiban pada pihak B. Transaksi ini disebut call option. Sebaliknya, bila A memberikan hak kepada B untuk menjualnya disebut put option. Ulama kontemporer memandang hal
ini sebagi janji untuk melakukan sesuatu (menjual atau membeli) pada kurs tertentu, dan ini tidak dilarang syariah. Namun jelas saja transaksi ini bukan transaksi jual beli melainkan sekedar wa’ad (janji). Yang menjadi persoalan secara fikih adalah adanya sejumlah uang sebagai kompensasi untuk melakukan janji tersebut atau untuk memiliki khiyar (opsi) jual maupun beli. Transaksi option dapat menjadi lebih rumit. Misalnya A dan B membuat kontrak pada 1 Januari 2008. Perjanjiannya A menjual US$ 1 juta dengan kurs Rp 9.350 per dolar kepada B. Transaksi ini lunas. Pada saat yang sama A juga memberikan hak kepada B untuk menjual kembali US 1 juta pada tanggal atau sebelum 30 juni 2008 dengan kurs Rp 9.500 per dolar. Hal ini akan gugur dengan sendirinya bila kurs melebihi Rp 9.500 per dolar, itu pun bila syarat berikutnya terpenuhi. Keempat, adalah transaksi swaps (currency swap) yaitu perjanjian untuk menukar suatu mata uang dengan mata uang lainnya atas dasar nilai tukar yang disepakati dalam rangka mengantisipasi risiko pergerakan nilai tukar pada masa mendatang. Singkatnya, transaksi swap merupakan transaksi pembelian dan penjualan secara bersamaan sejumlah tertentu mata uang dengan dua tanggal penyerahan yang berbeda. Pembelian dan penjualan mata uang tersebut dilakukan oleh bank yang sama dan biasanya dengan cara “spot terhadap forward” Artinya satu bank membeli tunai (spot) sementara mitranya membeli secara berjangka (forwad) . Salah satu contoh transaksi swaps adalah bila bank A dan bank B membuat kontrak untuk bertukar deposito rupiah terhadap dolar pada kurs Rp 9.500 per dolar pada 1 Januari 2008. B menempatkan US$ 1 juta. A menempatkan Rp 9,5 miliar, terlepas dari kurs pasar saat itu. Ulama kontemporer juga menolak transaksi ini karena kedua trasaksi itu terkait (adanya semacam ta’alluq) dan merupakan satu kesatuan sebagaimana difatwakan oleh Dewan Syariah Nasional-MUI. Sebab, bila yang satu dipisahkan dari yang lain, maka namanya bukan lagi transaksi swaps dalam pengertian konvensional. Adapun pendapat yang membeolehkan transaksi swaps sebagaimana lazim dianut perbankan Islam di Malaysia bahkan menurut mereka kebolehannya dianggap telah demikian jelas sehingga tidak diperlukan lagi fatwa dengan alasannya bahwa bila spot boleh dilakukan dan futures (sebagian suatu janji) juga boleh, maka tentunya swaps pun boleh dilakukan. Namun paling tidak, masih ada dua hal yang dapat dipertanyakan dalam praktek ini yaitu; pertama, bagaimana dengan keberatan sementara ulama akan adanya kompensasi uang untuk transaksi futures yang dibayarkan kepada konterpartinya. Kedua transaksi spot dan futures dalam transaksi swaps itu haruslah terkait satu sama lain. Kontra argumen dari alasan kedua ini adalah dua transaksi dapat saja disyaratkan terkait, selama syaratnya adalah syarat shahih lazim. Bukan hanya swaps yang dibolehkan, dinegara jiran ini juga dikembangkan Islamic Futures Contract. Terlepas dari argumen mana yang lebih kuat dalilnya, adalah kewajiban kita disamping mencari sisi kehati-hatian dan kepatuhan syariah, juga untuk selalu mencari solusi inovasi transaksi yang islami sebagai kebutuhan dunia bisnis akan transaksi dan peranti keuangan (financial instruments) yang terus berkembang. Kelima; praktik oversold yaitu melakukan penjualan melebihi jumlah yang dimiliki maupun dibeli, karena ulama melarang penjualan sesuatu yang tidak dimiliki sebagaimana pesan hadits “Janganlah engkau menjual sesuatu yang tidak engkau kuasai/miliki” (la tabi’ ma laisa ‘indaka). Adapun jenis transaksi forward pada perdagangan valas yang sering disebut transaksi berjangka pada prinsipnya adalah transaksi sejumlah mata uang tertentu dengan sejumlah mata uang tertentu lainnya dengan penyerahan pada waktu yang akan datang dan kurs ditetapkan pada waktu kontrak dilakukan, tetapi pembayaran dan penyerahan baru dilakukan pada saat kontrak jatuh tempo. Jenis transaksi ini hukum fiqihnya dapat dirumuskan bahwa bila transaksi forward valas dilakukan dalam rangka kebutuhan yang mendesak (hajah) dan terbebas dari unsur maysir (judi), gharar (uncomplate contract), dan riba serta bukan untuk motif spekulasi seperti digunakan untuk tujuan hedging (lindung nilai) yaitu transaksi yang dilakukan semata-mata untuk mengatasi risiko kerugian akibat terjadinya perubahan kurs yang timbul karena adanya transaksi ekspor-impor atau untuk mendukung kegiatan trade finance. Disamping itu, transaksi berjangka inipun hanya dilakukan dengan pihak-pihak yang mampu dan dapat menjamin penyediaan valuta asing yang dipertukarkan maka bila tindakan tersebut dikategorikan sebagai sebuah bentuk kesepakatan bersama untuk sama-sama melakukan pertukaran dimasa mendatang dengan kurs (nilai tukar) pasti pada saat kontrak dan sebenarnya transaksinya secara efektif dalam perspektif fiqih tetap bersifat tunai pada waktu jatuh tempo maka hal itu tidak menjadi masalah selama tidak ada ta’alluq dan hanya bersifat janjia (wa’ad) tanpa disertai adanya komitmen kompensasi karena terdapat maslahat bagi kedua belah pihak dan tidak ada dalil satupun yang melarang hal itu. Hal ini sejalan dengan pendapat Imam Asy-Syafi’i (Al-Umm: III/32) dan Ibnu Hazm (Al-Muhalla:VIII/513) Ketentuan umum tentang seputar kegiatan transaksi jual-beli valuta asing sebgaimana yang saudari tanyakan, berdasarkan fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor: 28/DSN-MUI/III/2002 tentang Sharf, transaksi jual beli mata uang pada prinsipnya boleh dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Tidak untuk spekulasi (untung-untungan) 2. Ada kebutuhan transaksi atau untuk berjaga-jaga (simpanan) 3. Apabila transaksi dilakukan terhadap mata uang sejenis maka nilainya harus sama dan secara tunai (attaqabudh). 4. Apabila berlainan jenis maka harus dilakukan dengan nilai tukar (kurs) yang berlaku pada saat transaksi dilakukan dan secara tunai.
Hal itu, disamping atas dasar kesepakatan (ijma') para ulama bahwa akad al-sharf disyari'at-kan dengan syarat-syarat tertentu, ketentuan tersebut juga merujuk kepada dalil-dalil diantaranya sebagai berikut: 1. Firman Allah, QS. al-Baqarah [2]: 275: "…Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba….", 2. Hadits Nabi riwayat al-Baihaqi dan Ibnu Majah dari Abu Sa'id al-Khudri: Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya jual beli itu hanya boleh dilakukan atas dasar kerelaan (antara kedua belah pihak)" (HR. alBaihaqi dan Ibnu Majah, dan dinilai shahih oleh Ibnu Hibban), 3. Hadits Nabi riwayat Muslim, Abu Daud, Tirmizi, Nasa'i, dan Ibn Majah, dengan teks Muslim dari ‘Ubadah bin Shamit, Nabi s.a.w. bersabda: “(Juallah) emas dengan emas, perak dengan perak, gandum dengan gandum, sya'ir dengan sya'ir, kurma dengan kurma, dan garam dengan garam (dengan syarat harus) sama dan sejenis serta secara tunai. Jika jenisnya berbeda, juallah sekehendakmu jika dilakukan secara tunai.” 4. Hadits Nabi riwayat Muslim, Tirmidzi, Nasa'i, Abu Daud, Ibnu Majah, dan Ahmad, dari Umar bin Khatthab, Nabi s.a.w. bersabda: “(Jual beli) emas dengan perak adalah riba kecuali (dilakukan) secara tunai.” Hadits Nabi riwayat Muslim dari Abu Sa’id al-Khudri, Nabi s.a.w. bersabda: “Janganlah kamu menjual emas dengan emas kecuali sama (nilainya) dan janganlah menambahkan sebagian atas sebagian yang lain; janganlah menjual perak dengan perak kecuali sama (nilainya) dan janganlah menambahkan sebagian atas sebagian yang lain; dan janganlah menjual emas dan perak tersebut yang tidak tunai dengan yang tunai.” Hadits Nabi riwayat Muslim dari Bara’ bin ‘Azib dan Zaid bin Arqam: “Rasulullah saw melarang menjual perak dengan emas secara piutang (tidak tunai).” Adapun ketentuan mengenai hukum Jenis-jenis Transaksi Valuta Asing, dijelaskan dalam fatwa tersebut sebagai berikut: 1. Transaksi Spot, yaitu transaksi pembelian dan pen-jualan valuta asing (valas) untuk penyerahan pada saat itu (over the counter) atau penyelesaiannya paling lambat dalam jangka waktu dua hari. Hukumnya adalah boleh, karena dianggap tunai, sedangkan waktu dua hari dianggap sebagai proses penyelesaian yang tidak bisa dihindari (ِ ب ُ َال ام َّم ّ َ ) ُهْن ِم دdan merupakan transaksi internasional. 2. Transaksi Forward, yaitu transaksi pembelian dan penjualan valas yang nilainya ditetapkan pada saat sekarang dan diberlakukan untuk waktu yang akan datang, antara 2 x 24 jam sampai dengan satu tahun. Hukumnya adalah haram, karena harga yang diguna-kan adalah harga yang diperjanjikan (muwa'adah) dan penyerahannya dilakukan di kemudian hari, padahal harga pada waktu penyerahan tersebut belum tentu sama dengan nilai yang disepakati, kecuali dilakukan dalam bentuk forward agreement untuk kebutuhan yang tidak dapat dihindari (lil hajah). 3. Transaksi Swap, yaitu suatu kontrak pembelian atau penjualan valas dengan harga spot yang dikombinasi-kan dengan pembelian antara penjualan valas yang sama dengan harga forward. Hukumnya haram, karena mengandung unsur maisir (spekulasi). 4. Transaksi Option, yaitu kontrak untuk memperoleh hak dalam rangka membeli atau hak untuk menjual yang tidak harus dilakukan atas sejumlah unit valuta asing pada harga dan jangka waktu atau tanggal akhir tertentu. Hukumnya haram, karena mengandung unsur maisir (spekulasi). Adapun sisa uang dinas dan hasil usaha yang menjadi hak Saudari adalah halal selama sumber, prosedur, alokasi dan anggarannya benar, halal dan jelas sebab mungkin Saudari telah melakukan penghematan selama dinas dan menjadi hak saudari untuk memiliki dari surplus tersebut untuk disimpan sebagai investasi maupun jaga-jaga (saving). Dalam hal ini kapanpun uang yang dalam bentuk valas (mata uang asing) tersebut ditukarkan baik karena kebutuhan atau karena nilai tukarnya tinggi adalah tidak menjadi masalah sekalipun memperoleh gain (keuntungan) dari spread penukarannya dibandingkan nilai perolehannya dahulu, seperti seseorang yang memiliki emas tidak ada ketentuan syariah yang mengharuskan kapan menjual atau tetap menyimpannya. Sebab saudari tidak berspekulasi di sini melainkan menyesuikan harga pasar yang pas dengan aset yang saudari miliki dan hak individu atas hartanya dilindungi dalam Islam sesuai kaedah syariah hifdzul maal dan tidak boleh dirugikan oleh siapapun (la dharara wa laa dhirar). Namun begitu secara makro ekonomi dan kemaslahatan umum (maslahah ‘amah) dengan bertambahnya pemasukan devisa di Tanah Air bila saudari melepaskan devisa yang tersimpan tanpa menunggu tingginya nilai kurs Dolar akibat sentimen pasar, meskipun relatif fluktuatif maka hal itu akan mendongkrak nilai rupiah yang berdampak sedikit ataupun banyak pada perbaikan kondisi nilai tukar rupiah serta turut menjaga dan mendukung perekonomian nasional, maka sebaiknya Saudari lebih memilih untuk menempatkannya dalam simpanan dollar pada perbankan syariah, atau menempatkannya pada portofolio investasi syariah lainnya dalam mata valuta asing, atau menukarkannya kepada mata uang rupiah untuk investasi di dalam negeri baik langsung maupun tidak langsung dalam rangka menumbuhkembangkan sektor riil dan yakinlah bahwa rezki Allah dan berkahnya sudah ditentukan dan tidak bergantung kepada kurs mata uang dolar. D. Financial Engineering dengan Pendekatan Syariah 1. Khiyar Secara etimologi khiyar berarti pilihan.
Secara terminologi: hak pilih bagi salah satu atau kedua blah pihak yang melaksanakan transaksi untuk melangsungkan atau membatalkan trnsaksi yang disepakati sesuai dengan kondisi masing-masing pihak yang melakukan transaksi Menurut wahbah al’juhaili, khiyar adalah suatu kedan yang menyebabkan aqid untuk memiliki hak untuk memutuskan akadnya, yakni menjadikan atau membatalkan jika khiyar tersebut berupa khiyar aib atau ru’yah, tu endaklah memilih di antara dua barang jikakhiray ta’yin. Macam-macam khiyar 1. Khiyar majlis : hak opsi pembeli untuk meneruskan atau membatalkan akad jua beli sepanjang keduanya belum berpisah dari majlis 2. Khiyar ta’yin ;hak opsi yang dimiliki oleh pembeli untuk menentukan sejumlah benda sejenis dan harganya sama Syarat khiyar ta’yin : Pilihan dilakukan terhadap barang yang sejenis yang berbeda kualitas dan sifatnya maksimal berlaku pada 3 pilihan objek akad tenggang waktu khiyar tidak boleh lebih dari 3 hari 3. Khiyar syarat; hak opsi pembeli untuk melangsungkan akad atau mebatalakan selama batas waktu tertentu dipersyaratkan ketika akad berlangsung Pembagian khiyar syarat: - khiyar masyru’: khiyar yang dibatasi waktunya secara jelas, 3 hari atau 1 minggu - khiyar fasid: khiyar yang tidak dibatasi waktunya. Ini menurut ulama Hanafiyah, Syafiiyah dan Hanabilah tidak sah 4. Khiyar aib: hak opsi yang dimiliki oleh pembeli untuk membatalkan atau melangsungkan akad apabila pada barang terdapat cacat yang tidak diberitahu pada saat akad Syarat berlakunya khiyar aib : Cacat diketahui sebelum atau setelah akad tetapi belum serah terima barang dan harga , atau cacat itu merupakan cacat lama Pembeli tidak mengetahui bahwa pada barang itu ada cacat ketika akad berlagsung Ketika akad berlangsung, penjual tidak mensyaratkan bahwa apabila ada cacat tidak boleh dikembalikan Cacat itu tidak hilang sampai dilakukan pembatalan akad Pengembalian yang ada cacatnya berdasarkan hak khiyar aib boleh terhalang apabila : Pemilik hak khiyar rela dengancacat yang ada pada barang Hak khiyar itu digugurkan yang memilikinya Benda yang menjadi objek transaksi itu hilang atau muncul baru disebabkan perbuatan pemilik hak khiyar, atau barang itu telah berubah total ditangannya Terjadi penambahan materi barang itu ditangan pemilik hak khiyar •
5. Khiyar ru’yah : hak opsi pembeli untuk membatalkan atau melangsungkan akad ketika ia melihat barang, dengan catatan ia belum melihatnya ketika berlangsung akad Imam Syafi’I membantah keberadan khiyar ru’yah ini,karena menurutnya jaul beli terhadap barang yang ghaib sejaksemula sudah tidak sah Syarat-syarat berlakunya khiyar ru’yah : Objek yang dibeli tidak dilihat pembeli ketika akad berlangsung Objek akad itu berupa materi seperti tanah, rumah dan kendaraan Akad itu sendiri mempunyai alternatif untuk dibatalkan Pembatal akad khiyar ru’yah: Hak khiyar masih brlaku bagi pembeli Pembatalan tidak berakibat merugikan penjual Pembatalan itu diketahui pihak penjual Berakhirnya khiyar ru’yah : Pembeli menunjukkan kerelaanya melangsungkan jual beli Objek yang dijualbelikan hilang atau terjadi tambahan cacat, baik leh kedua belah pihak yang berakad, orang lain maupunoleh sebab islami Terjadi penambahan materi objek setelah dikuasai pembeli Orang yang memiliki hak khiyar meninggal dunia, baik sebelum meliht objek yang dibeli maupun sesudah dilihat , tetapi belum ada pernyataan kepastian membeli dari padanya 6. Khiyar Naqd: dua orang yang berjual beli secar hutang , baik hutang uang atau hutang barang, jika pembeli tidak melunasi pebayaran atau penjual tidak menyerahkan barang dalam batas waktu tertentu, maka pihak yang diragukan mempunyai hak untuk membatalkan atau melangsungkan akad. 2. Salam
3. Istishna’ (Untuk Materi Salam & Istishna’ baca dibuku APS aja yak….^_^)
(AS 08 B) PROJECT FINANCE & FUND MANAGEMENT
Latar Belakang Islam memandang bekerja atau berusaha adalah kewajiban bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Manusia bisa berusaha sesuai dengan kemampuan masing-masing dan permasalahan yang masih sering terjadi adalah Modal. Karena keberadaan modal memiliki peran yang sangat penting dalam sebuah usaha yang baik. PROYEK PEMBIAYAAN (PROJECT FINANCE) Definisi Project Finance Menurut Yescombe (2002) adalah suatu teknik/metode penggalangan atau pengumpulan dana jangka panjang untuk membiayai suatu proyek investasi (yang terpisah dan berdiri sendiri) melalui “financial engineering”. Project finance dikatakan sebagai suatu teknik pendanaan berbasis asset, karena para penyandang dana (baik kreditur maupun perusahaan sponsor selaku pemegang saham) umumnya hanya dapat mengandalkan arus kas dan asset proyek tersebut untuk memperoleh kembali modal yang telah ditanamkan, sekaligus pula tingkat keuntungan atau pengembalian return yang sesuai dengan resiko proyek yang bersangkutan. Sumber Pendanaan Terdapat beberapa kelompok besar sumber pendanaan : 1. Dana internal : merupakan dana yang berasal dari internal perusahaan (cash flow internal: seperti laba dan akumulasi penyusutan) atau pun berasal dari penjualan aset usaha dan atau aset pribadi. - Modal sndiri atau equity capital, dapat berasal dari: A. menerbitkan saham Dalam pada itu pembeli menjadi pemegang saham atau share holder atau stock holder.ini berarti pemegang sertifikat ikut memiliki ekuitas perusahaan, tidak tergantung betapa pun kecinya. B. Laba yang ditahan(retained earning) Dana dapat pula dihimpun dari laba ditahan/retaired earning dari perusahaan , dapat dikatakan menggali dari dalam organisasi itu sendiri. Seringkali ini adalah sumber yang penting dalampendanaan proyek. 2. Dana investor : merupakan sumber dana dari pihak eksternal yang tertarik berinvestasi pada bisnis atau usaha yang sedang dan atau akan dijalankan. Dana investor dapat berupa pinjaman perusahaan, investasi langsung, kerjasama investasi, atau pun pembelian saham. 3. Dana Suplier : merupakan sumber dana yang tidak secara langsung terlihat sebagai fisik uang, namun sumber dana dari suplier berupa fasilitas tempo pembayaran yang lebih panjang. Sumber dana suplier biasanya terjadi jika sudah terdapat kepercayaan yang besar kepada kunsumennya. 4. Dana Lembaga Keuangan : lembaga keuangan di maksud dapat berupa Bank, atau pun lembaga-lembaga pembiayaan lainnya. 5. Dana Eksternal : merupakan dana yang berasl dari luar perusahaan atau sumber dari luar berupa utang Bentuk yang paling banyak dalam golongan ini adalah utang jangka pendek atau panjang. Utang Sumber pendanaan proyek yang lain adalah pinjaman(loan).Ini terjadi bila jumlah uang (pinjaman pokok) dipinjam dalam jangka waktu tertentu.Dalam pada itu memberi pinjaman/kreditor membebankan bunga dengan persentase tetap dan pembayaran kembali utang pokok sesuai syarat perjanjian: Syarat perjanjian umumnya meliputi: 1.Pengaturan dan jadwal pengembalian 2. Adanya sekuritas bagi pihak pemberi pinjaman 3. Fee dan biaya administrasi yang lain 4.Bunga pinjaman Pengaturan dan Jadwal Pengembalian Ada beberapa cara pengaturan dan penentuan jadwal pengembalian utang. 1.Total Angsuran Menurun Jumlah angsuran pokok tetap dengan bunga diperhatikan dari sisa pokok. Jadi, jumlah total angsuran menurun sesuai waktu. 2. Pengembalian pada Waktu Jatuh Tempo Di sini jumlah total pinjaman pokok dibayar kembali pada waktu jatuh tempo, yaitu pada masa akhir pinjaman 3.Grace Period Jenis Resiko Low Risk : dana internal, Low – Medium risk: dana supplier, Medium : dana Lembaga Keuangan Medium – High risk : dana Investor.
Penjelasan Resiko Dana internal memiliki konsekwensi / risk rendah karena pengeluaran dana tidak memiliki dapak kewajiban baru, baik dari sisi pengelolaan keuangan maupun manajemen. Dana suplier dapat menjadi medium risk bilamana suplier menerapkan bunga progresive terhadap tempo yang kita peroleh, risk ini akan berdampak pada beban biaya usaha yang semakin besar. Lembaga keuangan memiliki risk medium karena lembaga keuangan memiliki pola yang pasti baik itu mengenai syarat, dan imbal hasil yang di harapkan. Lembaga keuangan tidak mencampuri urusan management, lembaga keuangan hanya berpengaruh pada pengelolaan keuangan saja. Dana investor cenderung memiliki risk medium sampai tinggi, karena selain imbal hasil yang tidak memiliki pola yang pasti, juga cenderung mempengaruhi keputusan manajemen. Pandangan Syariah Pasca Perang Dunia II (1939-1945) negara-negara Dunia Ketiga –termasuk Dunia Islam-- ramai-ramai melakukan proses pembangunan dengan bantuan utang negara-negara industri maju.Negara-negara Dunia Ketiga yang terbelakang itu membuat perencanaan pembangunan dan berharap dapat mengatasi aneka problem mereka akibat penjajahan, seperti kemiskinan, kesenjangan pendapatan, rendahnya pertumbuhan ekonomi, dan tingginya pengangguran. Atas nama ”bantuan pembangunan”, ratusan miliar dolar AS pun mengalir melalui Bank Dunia dan lembaga internasional lainnya (seperti IMF dan ADB) dari negara-negara makmur ke negaranegara berkembang. Tapi berhasilkah strategi pembangunan dengan utang itu? Jawabnya : tidak. Selain dari utang luar negeri yang sarat masalah itu, lalu dari sumber mana lagi pembiayaan proyek pembangunan diperoleh? Di sinilah negara-negara Dunia Ketiga menerapkan kebijakan fiskal berupa penarikan pajak, baik pajak langsung maupun tidak langsung. Pajak langsung dipungut dari pendapatan dan kekayaan dari perorangan dan perusahaan. Sedang pajak tak langsung dipungut dari berbagai komoditas ekspor dan impor serta cukai. Tapi sayang, kebijakan perpajakan negara-negara berkembang, sebagaimana evaluasi Todaro mengutip Prof. Kaldor (2000:178), ternyata ”tidak dijalankan dengan sesungguhnya.” Ini istilah halus untuk menutupi terjadinya ”kegagalan” atau setidaknya ”payahnya kinerja” dalam pendapatan perpajakan. Sebab utamanya ada dua, yaitu : (1) ketidakmampuan administratif dalam menghimpun pajak, (2) rendahnya integritas moral petugas pajak, misalnya merajalelanya korupsi dan manipulasi pajak. Menurut Syariah Hubungan pinjam meminjam tidak dilarang bahkan dianjurkan agar terjadi hubungan yang saling menguntungkan. Tetapi, pinjam meminjam itu adalah akad sosial, bukan akad komersial. Artinya jika seseorang meminjam sesuatu tidak boleh disyaratkan untuk memberikan tambahan atas pokok pinjamannya. Dalam pembiayaan syariah, pinjaman tidak disebut kredit tetapi pembiayaan (financing). Solusi Syariah 1. Tidak dibolehkan pembiayaan proyek pembangunan dengan utang luar negeri yang berbahaya dan ribawi.Larangan ini didasarkan pada dua alasan : (1) utang luar negeri telah menimbulkan bahaya (dharar), padahal Islam telah mengharamkan munculnya segala bentuk bahaya, misalnya munculnya dominasi negaranegara kapitalis atas negeri muslim (QS an-Nisaa` [4] :141), dan semakin miskinnya negeri-negeri penerima utang; (2) utang luar negeri tidak akan ada kecuali dengan bunga (riba). Padahal Islam telah mengharamkan riba (QS al-Baqarah [2] : 275). 2. Dibolehkan pembiyaan pembangunan dari utang (qardh) yang tidak berbahaya dan tanpa riba 3. Dibolehkan impor barang modal secara kredit 4. Hanya pada kepentingan-kepentingan yang mendesak (emergency) saja, pemerintah boleh berutang dan selanjutnya melunasinya dari pajak (dharibah) atau dari sumber-sumber keuangan lainnya 5. Pemerintah boleh menarik pajak (dharibah) jika memenuhi syarat-syaratnya 6. Optimalisasi pendapatan negara (Baitul Mal) 7. Pembiayaan dengan sistem syariah Pembiayaan Salah satu solusi Islam adalah bagaimana agar masalah modal itu didapatkan dari pembiayaan syariah, secara teoritis berikut akan dipaparkan ciri pembiayaan syariah: - Bebas bunga - Berprinsip bagi hasil dan resiko (profit loss sharing) - Perhitungan bagi hasil dilakukan pada saat transaksi berakhir Contoh: - Pembiayaan berdasarkan akad mudharabah cth: sukuk - Pembiayaan berdasarkan akad musyarakah
MANAJEMEN DANA (FUND MANAGEMENT) Sumber Dana Manajemen Dana adalah suatu kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian terhadap penghimpunan dana yang ada di masyarakat Secara garis besar sumber dana bank diperoleh dari : 1. Bank itu sendiri 2. Masyarakat 3. Lembaga keuangan lain Yang penting bagi bank adalah bagaimana mengelola sumber dana yang tersedia, yang utama bagaimana mengelola dana masyarakat mulai dari perencanaan kebutuhan, pelaksanaan pencarian dana dan pengendaliannya 1. Dana yang bersumber dari bank itu sendiri, terdiri dari : ◦ Setoran pemegang saham ◦ Cadangan laba ◦ Laba bank yang belum dibagikan Sumber dana ini digunakan bila perusahaan akan melakukan ekspansi Keuntungan sumber dana ini adalah lebih mudah untuk jumlah relatif kecil dantidak perlu bayar bunga yang relatif besar bila dibandingkan meminjam pada lembaga lain, namun untuk jumlah yang relatif besar harus melalui berbagai prosedur yang cukup lama Perlu diperhatikan bahwa penggunaan dana sendiri harus diseimbangkan dengan dana pinjaman sehingga ratio penggunaan dana dapat dioptimalkan 2. Dana Masyarakat, terdiri dari simpanan : ◦ Giro ◦ Tabungan ◦ Deposito Tujuan menyimpanan dalam bentuk giro adalah kemudahan dalam penarikan terutama bagi mereka didunia bisnis Tujuan menyimpan uang dalam tabungan adalah kemudahan dalam penarikan serta harapan memperoleh bunga yang lebih besar dari giro Tujuan menyimpan uang dalam bentuk deposito adalah untuk mengaharapkan bunga yang lebih besar Dari sudut bank, deposito merupakan dana mahal dan giro merupakan dana murah 3. Dana dari lembaga lain, antara lain : ◦ BLBI ◦ Call Money ◦ SBPU ◦ Pinjaman dari bank luar negeri ◦ Dari ketiga sumber dana bank, dana yang dihimpun dari masyarakat merupakan dana terbesar yang diandalkan dalam operasionalnya Mobilisasi dana • Kemampuan menarik dana dari masyarakat dengan biaya yang relatif rendah merupakan suatu masalah yang cukup pelik dalam pengelolaan bank •
Keberhasilan bank dalam mobilisasi dana sangat dipengaruhi oleh faktor “ -
•
Kepercayaan masyarakat pada suatu bank Perkiraan pendapatan yang diterima penabung / deposan Jaminan keamanan dari bank Ketepatan waktu pengembalian dana Pelayanan yang cepat dan fleksibel Pengelolaan dana bank yang hati hati / cermat
Risiko yang dihadapi bank dalam menghimpun dana sesuai dengan jenis dana yang dihimpun karena masing masing sumber dana memberi dampak yang berbeda Risiko Mobilisasi Dana Risiko Likuiditas ◦ Risiko kemungkinan nasabah menarik dananya
◦ Giro memiliki risiko yang lebih tinggi dibanding deposito Risiko Tingkat Bunga ◦ Risiko yang terkait dengan sensitivitas tingkat bunga dari aset yang dibiayai dengan dana bank Risiko Kredit ◦ Risiko dimana bank tidak mampu mengembalikan dana nasabah Risiko Modal ◦ Risiko yang terjadi bilamana biaya modal bank melebihi biaya simpanan disebabkan ketidak pastian yang dikaitkan dengan return on equity Penggunaan Dana Penggunaan dana bank antara lain : - Cadangan Likuiditas Cadangan Primer : Untuk memenuhi kewajiban likuiditas minimum Cadangan Sekunder : Untuk memenuhi kebutuhan likuiditas kurang dari 1 tahun - Penyaluran Kredit Pemberian pinjaman kepada nasabah yang memenuhi ketentuan kebijakan perkreditan - Invesments Penanaman dalam surat berharga jangka panjang guna memaksimalkan pendapatan bank Faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan investment adalah : ◦ Tingkat bunga / capital gain ◦ Kualitas (keamanan) ◦ Mudah diperjual belikan ◦ Jangka waktu jatuh tempo ◦ Pajak ◦ Diversifikasi Penggunaan dana menurut sifat aktiva ◦ Aktiva Produktif (Kredit, Penempatan di bank lain, Surat berharga, Penyertaan) ◦ Aktiva Tidak Produktif (Alat likuid, Aktiva tetap/inventaris) Kualitas Aktiva Produktif Kualitas aktiva produktif ditentukan oleh : Ketepatan pembayaran bungan dan pokok pinjaman dan Tingkat kemungkinan diterimanya kembali dana yang ditanamkan untuk surat berharga Penggolongan kualitas kredit sesuai ketentuan Bank Indonesia : Pass (Lancar), Special Mention (Dalam Perhatian Khusus), Substandard (Kurang Lancar), Doubtful (Diragukan), Loss (Macet) Kualitas Surat Berharga : Pass (Lancar) dan Loss (Macet) Kriteria Kualitas Kredit Pass ◦ Pembayaran bunga dan angsuran pokok tepat waktu ◦ Mutasi rekening aktif ◦ Dijamin dengan cash collateral (agunan tunai) Special Mention ◦ Terdapat tunggakan angsuran pokok /bunga belum melampaui 90 hari ◦ Kadang kadang terjadi cerukan ◦ Mutasi rekening aktif ◦ Jarang terjadi pelanggaran terhadap perjanjian kredit ◦ Didukung oleh pinjaman baru Substandard ◦ Terdapat tunggakan pokok / bunga telahmalampaui 90 hari ◦ Sering terjadi cerukan ◦ Frekuensi mutasi rekening rendah ◦ Terjadi pelanggaran kontrak yang diperjanjikan ◦ Terdapat indikasi masalah keuangan yang dihadapi debitur Doubtfull ◦ Terdapat tunggakan pokok / bunga melampaui 180 hari ◦ Terjadi cerukan yang bersifat permanen ◦ Sering terjadi wanprestasi
◦ Terjadi kapitalisasi bunga ◦ Dokumentasi yang lemah baik dalam perjanjian kredit maupun pengikatan jaminan Loss ◦ Terdapat tunggakan angsuran pokok / bunga malampaui 270 hari ◦ Kerugian operasional ditutup dengan pinjaman baru ◦ Dari segi hukum maupun kondisi pasar, jaminan tidak dapat dicairkan pada nilai wajar Pengembangan Produk Bank Syariah Prinsip wadiah (simpanan) Prinsip Syirkah (bagi hasil) Prinsip Tijarah (jual beli / pengembalian keuntungan) Prinsip al-Ajr (pengembalian fee) Prinsip al-Qard (biaya administrasi) Penyaluran Dana Bank Syariah Jual beli (mudharabah) investasi khusus/mudharabah muqayyadah Bagi hasil (musyarakah) Sewa (ijarah) Pembiayaan adalah suatu fasilitas yang diberikan bank syariah kepada masyarakat yang membutuhkan untuk menggunakan dana yang telah dikumpulkan oleh bank syariah dari masyarakat yang surplus dana Kasus Pak Halim:menyatakan perbankan syariah tumbuh sangat menggembirakan dalam lima tahun terakhir dengan pertumbuhan total aset 33 persen per tahun. Sampai dengan Oktober 2010 total aset perbankan syariah telah mencapai Rp86 triliun atau 3,1 persen dari total aset perbankan secara umum.Pak Mulya: saat ini aset Bank Syariah baru mencapai 2,2 persen dengan nilai aset Rp52 triliun atau jauh lebih kecil dari total aset per bankkan di Indonesia.Namun kata dia, kendati total asetnya masih relatif kecil, namun pertumbuhannya cukup bagus mencapai 40 persen. "Ini menggambarkan pertumbuhan per bankkan Syariah Indonesia cukup bagus,"Datok Ibrahim Said: Indonesia merupakan potensi pasar terbesar di dunia bagi perkembangan bank Syariah, karena luas wilayah dan banyaknya penduduk Indonesia yang mayoritas muslim, Diskusi Dari beberapa komentar ahli diatas kita mengetahui bahwa pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia cukup bagus dengan rata-rata pertumbuhan sekitar 25,53% dengan Total aset sekitar Rp117 tryliun. Akan tetapi ternyata total asset seluruh perbankan syariah di Indonesia itu masih dibawah salah satu bank konvensional yaitu bank Panin. Ada apa sebenarnya dibalik ini?? Hambatan danTantangan Pembiayaan Syariah 1. Pangsa dan volume perbankan syariah cukup kecil 2. Terbatasnya sumber daya insani 3. Paradigma konvensional masih sangat kuat 4. Political will belum optimal (terkait policy maker) 5. Kurangnya proses sosialisasi 6. Terbatasnya jaringan perbankan syariah Langkah Kebijakan Membedah konsep teoritis ke dalam konsep aplikatif sehingga mudah di implementasikan Memantapkan upaya sosialisasi pembiayaan syariah ke masyarakat dan pejabat publik Meningkatkan pemahaman SDM baik dari tingkat pengusaha, pelaku pembiayaan syariah, maupun policy maker terhadap prinsip pembiayaan syariah Menjamin adanya transparansi dan akuntabilitas dalam transaksi danpengelolaan dananya Perumusan skim yang aplikatif dengan prosedur yang sederhana. Adanya dukungan peraturan hukum baik di tingkat daerah maupun pusat. Tanggapan dari Pak Fredy n temen-temen Financial engineering merupakan inovasi produk keuangan, dan ternyata peran perbankan syariah di sector riil baru mencapai 30%, masih didominasi pasar keuangan. tanggapan atas diskusi : silvi : di Indonesia dalam membuat hokum masih botton up maksudnya masih masyarakat dulu yang membuat baru di tindak lanjuti oleh pemerintah. Selain itu kurangnya sosialisasi pada produk-produk perbankan syariah sehingga banyak masyarakat yang belum mengerti. Makhrus : sebenarnya perkembangan sebuah bank itu jangan dilihat dari segi asset yang dia dapat saja, melainkan bank syariah merupakan strategi agar masyarakat tidak bermain di sector keuangan saja, di sector riil pun mereka bisa.
K’aep : kurangnya sumber daya manusia yang mendukung jalannya system di perbankan syariah. Bisa di ibaratkan seperti Sebuah bangunan. Bangunan tersebut tidak akan kokoh tanpa tiang- tiang yang menopangnya. Perbankan syariah tidak akan kokoh tanpa ditopang oleh SDM-SDM yang berkualitas di dalamnya. Abay : sebenarnya sosialisasi edukasi sudah banyak tetapi edukasi tersebut tidak diperdalam kembali. Jadi, masyarakat hanya sekedar tahu saja, tetapi ruhiyahnya belum ada. Selain itu, cabang-cabang bank syarah masih sangat sedikit dibandingkan bank konvensional. Jadi, perlu di perbanyak lagi sehingga dapat menjangkau masyarakat di berbagai pelosok.
(AS 08 B) BAI AL-SHORF (VALUTA ASING)
Definisi Bai’ Al-Shorf (Valuta Asing) merupakan suatu jenis perdagangan atau transaksi yang memperdagangkan mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lainnya (pasangan mata uang/pair) yang melibatkan pasarpasar uang utama di dunia bursa selama 24 jam secara berkesinambungan Al-Sharf yang secara harfiyah berarti penambahan, penukaran, penghindaran, atau transaksi jual beli Al-Sharf adalah perjanjian jual beli satu valuta dengan valuta lainnya Valuta Asing dalam istilah bahasa Inggris dikenal dengan “foreign exchange”, sedangkan dalam istilah Arab disebut al-sharf. Dalam kamus al-Munjid fi al-Lughah disebutkan bahwa Al-Sharf yang secara harfiyah berarti penambahan, penukaran, penghindaran, atau transaksi jual beli. Dengan demikian al-Sharf adalah perjanjian jual beli satu valuta dengan valuta lainnya. berarti menjual uang dengan uang lainnya “..Janganlah engkau menjual emas dengan emas, kecuali seimbang, dan jangan pula menjual perak dengan perak kecuali seimbang. Juallah emas dengan perak atau perak dengan emas sesuka kalian..” (HR. Bukhari) jual beli mata uang itu harus dilakukan sama-sama tunai serta tidak melebihkan antara suatu barang dengan barang yang lain dalam mata uang yang sejenis. Begitu juga pertukaran antara dua jenis mata uang yang berbeda, hukumnya mubah. Bahkan tidak ada syarat harus sama atau saling melebihkan, namun hanya disyaratkan tunai dan barangnya sama-sama ada Fakta.. Menurut survei BIS (Bank International for Settlement), yang dilakukan pada akhir tahun 2004, nilai transaksi pasar valuta asing mencapai lebih dari USD$1,4 triliun per harinya Sumber: Wikipedia 6 Peringkat Teratas Mata Uang Yang Diperdagangkan Peringkat Mata uang ISO 4217 Kode Simbol 1 United States-Dollar USD $ 2 Eurozone-Euro EUR € 3 Japanese-Yen JPY ¥ 4 British-Poundsterling GBP £ 5 Swiss-Franc CHF 6 Australian dollar AUD $ Proses Transaksi Di bursa valas (valuta asing) ini orang dapat membeli ataupun menjual mata uang yang diperdagangkan. Secara obyektif adalah untuk mendapatkan profit atau keuntungan dari posisi transaksi yang anda lakukan. Di Bursa valas dikenal istilah Lot dan Pip. 1 Lot nilainya adalah $1000 dan 1 pip nilainya adalah $10. Sedangkan nilai dolar di bursa valas berbeda dengan nilai dolar yang kita kenal di bank-bank. Nilai dolar di bursa valas sangat bervariasi, 6000/8000 dan 10.000 rupiah 10 Pedagang Valuta Terbesar Peringkat Nama % dari volume 1 Deutsche Bank 19.26 2 UBS AG 11.86 3 Citigroup 10.39 4 Barclays Capital 6.61 5 Royal Bank of Scotland 6.43 6 Goldman Sachs 5.25 7 HSBC 5.04 8 Bank of America 3.97 9 JPMorgan Chase 3.89 10 Merrill Lynch 3.68 Ketentuan Umum Valas 1. Nilai tukar yang dijual – belikan harus telah dikuasai, baik oleh pembeli maupun oleh penjual, sebelum keduanya berpisah. Penguasaan itu dapat berbentuk penguasaan secara material maupun hukum. Pengusaan material,
misalnya pembeli langsung menerima dolar AS yang dibeli dan penjual langsung menerima uang rupiah. Adapun penguasaan hukum misalnya,membayar dengan menggunakan cek 2. Apabila mata uang atau valuta yang diperjual-belikan itu dari jenis yang sama, maka jual-beli mata uang itu harus dilakukan dalam mata uang sejenis yang kualitas dan kuantitasnya sama, sekalipun model dari mata uang itu berbeda 3. Dalam sharf tidak boleh dipersyaratkan dalam akadnya adanya hak khiyar syarat (khiyar) bagi pembeli. khiyar syarat adalah hak pilih bagi pembeli untuk dapat melanjutkan jual-beli mata uang tersebut setelah selesai berlangsungnya jual-beli yang terdahulu atau tidak melanjutkannya jual-beli itu, yang syarat itu diperjanjikan ketika berlangsungnya transaksi terdahulu tersebut 4. Tidak ada tenggang waktu antara penyerahan mata uang yang dipertukarkan, karena bagi sahnya sharf penegasan obyek akad harus dilakukan secara tunai dan perbuatan saling menyerahkan itu harus berlangsung sebelum kedua belah pihak yang melakukan jual-beli valuta berpisah SHARF (VALUTA ASING) DALAM AL-QUR’AN DAN AL-HADITS Pembicaraan Sharf (Valuta Asing) Dalam Al-Qur’an Mata uang asing memang sejak lama beredar di Jazirah Arab yang berdatangan dari berbagai daerah atau negara sekitar. Pada beberapa ayat ada yang memperbincangkan mata uang dinar dan dirham yang mengindikasi valuta asing. QS. Ali-Imran : 75 “di antara ahli kitab ada orang yang jika kamu mempercayakan kepadanya harta yang banyak, dikembalikannya kepadamu; dan di antara mereka ada orang yang jika kamu mempercayakan kepadanya satu dinar, tidak dikembalikannya kepadamu kecuali jika kamu selalu menagihnya. yang demikian itu lantaran mereka mengatakan: "tidak ada dosa bagi Kami terhadap orang-orang ummi. mereka berkata Dusta terhadap Allah, Padahal mereka mengetahui.” Inti sari Ayat Ayat di atas membicarakan titipan mata uang dinar di kawasan Arabia, padahal secara historis dinar emas merupakan mata uang Romawi, dengan kata lain posisi mata uang tersebut merupakan valuta asing bagi kawasan Arabia. QS. Yusuf : 20 “dan mereka menjual Yusuf dengan harga yang murah, Yaitu beberapa dirham saja, dan mereka merasa tidak tertarik hatinya kepada Yusuf.” Ket: Hati mereka tidak tertarik kepada Yusuf karena Dia anak temuan dalam perjalanan. Jadi mereka kuatir kalaukalau pemiliknya datang mengambilnya. oleh karena itu mereka tergesa-gesa menjualnya Sekalipun dangan harga yang murah. Inti Sari Ayat Dalam ayat ini secara gamblang Al-Qur’an menceritakan penjualan diri Yusuf di Mesir dengan uang dirham oleh para musafir zaman dahulu. Padahal secara historis dirham (perak) dibuat di kerajaan Persia, sehingga ia merupakan valuta asing bagi kerajaan Mesir. Berkaitan dengan hal ini, Ir. H. Adiwarman Karim SE, MBA, MAEP dalam Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam (2004) mengutarakan bahwa perekonomian Timur Tengah pada waktu itu adalah ekonomi perdagangan. Letak strategis lau lintas perniagaan Jazirah Arab: • Antara Romawi dan India yang dikenal sebagai jalur perdagangan selatan. • Antara Romawi, Persia, dan Cina yang disebut dengan jalur perdagangan Utara. • Antara negeri Syam dan Yaman sebagai jalur perdagangan Utara Selatan. DR. Ahmad Hasan dalam Mata Uang Islami (2004) mengungkapkan bahwa : “Rasulullah Saw tidak mengubah mata uang karena kesibukan Beliau memperkuat tiang-tiang Agama Islam di Jazirah Arab. Karena itu, sepanjang masa kenabian kaum muslimin tetap menggunakan mata uang asing/valuta asing dalam interaksi ekonomi mereka. Perdagangan Valuta Asing (Sharf) dalam Al-Hadits Diriwayatkan oleh Abu Ubadah Ibnu Ash-Shamit bahwa Rasulullah telah bersabda : “Emas (hendaklah dibayar) dengan Emas, perak dengan perak, bur dengan bur, Sya’ir dengan Sya’ir, kurma dengan kurma dan garam dengan garam, sama dan sejenis, haruslah dari tangan ke tangan (cash). Maka apabila berbeda jenisnya, juallah sekehendak kalian dengan syarat kontan.” (HR. Muslim dalam kitab Al-Masaqah). Diriwayatkan oleh Abu Bakar bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda : “Jangan menukarkan emas dengan emas dan perak dengan perak melainkan dengan kualitas yang sama, tapi tukarkanlah emas dengan perak menurut yang kamu sukai (sesuai kesepakatan penjual dan pembeli).” (HR. Bukhari) Inti sari Hadits
Emas dan perak sebagai mata uang tidak boleh ditukarkan dengan sejenisnya (Rupiah to rupiah atau dollar to dollar) kecuali sama nilainya. Jika berbeda jenisnya, misalnya Rupiah to Yen, maka pertukarannya dapat dilakukan sesuai market rate dengan catatan secara naqdan. Dan aktivitas perdagangan valuta asing harus terbebas unsur riba, maisir dan gharar. SHARF (VALUTA ASING) - PANDANGAN HUKUM Jual Beli Valuta Asing sharf dalam Perspektif Fiqh Secara normativ hukum Islam, jual beli valuta asing yang dilakukan saat sekarang tidaklah berubah fungsi uang dalam Islam. Karena al-sharf yang dijadikan sebagai salah satu jasa perbankan tidaklah sama dengan perdagangan uang atau memperjual belikan uang yang dalam banyak hal telah merugikan masyarakat banyak, Perbedaan antara al-sharf dengan perdagangan uang Terletak pada hukum yang diterapkan pada al-sharf. al-sharf itu merupakan salah satu variasi dari jual beli, akan tetapi ia tidak dihukumi dengan konsep jual beli secara umum, karena dalam konsep jual beli boleh untuk di tangguhkan. Sedangkan dalam variasi jual beli uang dengan uang memakai hukum khusus yang tidak terdapat dalam bai’ mutlak (jual beli barang dengan uang) dan bai’ muqayyadah (jual beli barang dengan barang) yaitu dalam hal time settlement-nya. Artinya dalam aqad al-Sharf ini harus dilakukan secara tunai (tidak boleh ditangguhkan). Tujuan dari keharusan tunai dalam aqad al-sharf ini adalah untuk menghindari adanya gharar yang terdapat dalam riba fadl. Gharar dalam aqad al-sharf ini akan lenyap karena time of settlement-nya (transakasi/ penyelesaian) dilaksanakan secara tunai. Syarat-Syarat Dan Batasan-Batasan Al-sharf a. Serah terima sebelum iftirak (berpisah) b. Al-Tamatsul (sama rata) c. Pembayaran Dengan Tunai d. Tidak Mengandung Akad Khiyar Syarat Batasan-batasan Al-sharf 1. Motif pertukaran adalah rangka mendukung transaksi komersil, yaitu transaksi perdagangan barang dan jasa antar bangsa, bukan dalam rangka spekulasi 2. Transaksi berjangka harus dilakukan dengan pihak-pihak yang diyakini mampu menyediakan valuta asing yang dipertukarkan 3. Tidak dibenarkan menjual barang yang belum dikuasai, atau dengan kata lain tidak dibenarkan jual beli tanpa hak kepemilikan (bai’ ainiah). ﻭ ﺑﻴﻌﻮﺍ ﺍﻟﺬﻫﺐ ﺑﺎﻟﻔﻀﺔ ﺍﻟﻔﻀﺔ ﺑﺎﻟﺬﻫﺐ ﻛﻴﻒ, ﺍﻻ ﺳﻮﺍء ﺑﺴﻮﺍء, ﻭﺍﻟﻔﻀﺔ ﺑﺎﻟﻔﻀﺔ,ﻻ ﺗﺒﻴﻌﻮﺍ ﺍﻟﺬﻫﺐ ﺑﺎﻟﺬﻫﺐ ﺍﻻ ﺳﻮﺍء ﺑﺴﻮﺍء (ﺷﺌﺘﻢ )ﺭﻭﺍﻩ ﺑﺨﺎﺭﻱ “Janganlah engkau menjual emas dengan emas, kecuali seimbang,dan jangan pula menjual perak dengan perak kecuali seimbang. Juallah emas dengan perak atau perak dengan emas sesuka kalian.” (HR. Bukhari).
(AS 08 B) SUKUK
Jenis akad yang digunakan untuk sukuk adalah: Ijarah -> fee (imbal hasil) Mudharabah -> bagi hasil Musyarakah -> bagi hasil Salam -> margin Istishna -> margin Murabahah -> margin
Sukuk Salam Prinsip salam Jika perusahaan membutuhkan Rp 319 Miliar, maka perusahaan dapat mengeluarkan sertifikat salam dalam denominasi kecil misalnya Rp 13 Juta Setiap sertifikat merepresentasikan kontrak salam Ketika perusahaan menerima kas, perusahaan dapat menggunakannya untuk keperluan apa saja Untuk barang atau komoditas yang dapat diidentifikasi dengan jelas kualitas dan kuantitasnya seperti beras, gandum, kain, minyak, besi, tembaga, dsb. Sukuk Mudharabah
Kontrak atau akad Mudharabah dituangkan dalam perjanjian perwaliamanatan Rasio bagi hasil (nisbah) dapat ditetapkan berdasarkan komponen pendapatan (revenue) atau keuntungan. Fatwa No: 15/DSN-MUI/IX/2000 memberi pertimbangan bahwa dari segi kemaslahatan pembagian usaha sebaiknya menggunakan prinsip Revenue Sharing Nisbah dapat ditetapkan konstan, meningkat, ataupun menurun, dengan mempertimbangkan proyeksi pendapatan Emiten. Nisbah ini sudah ditetapkan di awal kontrak Pembagian hasil pendapatan atau keuntungan dapat dilakukan secara periodik (tahunan, semesteran, kuartalan, bulanan) Sukuk Musyarakah Sukuk Musyarakah dibuat berdasarkan kontrak musyarakah yang hampir menyerupai sukuk Mudharabah Perbedaan utamanya adalah pihak perantara akan menjadi pasangan dari grup pemilik Semua kriteria yang terdapat pada sukuk mudharabah dapat juga diaplikasikan untuk sukuk Musyarakah Sukuk Istishna Istisna adalah suatu kontrak yang digunakan untuk menjual barang manufaktur dengan usaha yang dilakukan penjual dalam menyediakan barang tersebut dari material, deskripsi dan harga tertentu Adanya izin untuk kontraktor dalam istisna untuk masuk ke dalam suatu kontrak istisna secara paralel dengan subkontraktor Sebuah institusi keuangan boleh mengambil alih konstruksi dari sebuah fasilitas dengan harga tertentu Melakukan subkontrak pengerjaan konstruksi tersebut dengan sebuah perusahaan yang spesialis di bidang tersebut Spesifikasi dari investasi proyek yang akan didirikan dan jumlah tahun yang dibutuhkan untuk membayar kembali harga tersebut Penawaran dilakukan terhadap investor atau kontraktor yang akan mengambil alih pengerjaan fasilitas tersebut dan menjualnya ke badan umum atau perusahaan swasta dengan harga yang akan dibayar secara angsuran Ketika fasilitas selesai dibuat dan kontrak ditransfer ke badan umum atau perusahaan swasta dengan harga penjualan yang telah ditentukan tidak hanya termasuk biaya konstruksi tetapi juga keuntungan Sukuk Murabahah Murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Dalam bai’ al-murabahah, penjual harus memberi tahu harga produk yang dibeli dan menentukan tingkat keuntungan sebagai tambahannya Fatwa DSN No. 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang murabahah pihak pertama membeli barang yang diperlukan nasabah atas nama pihak pertama sendiri pembelian ini harus sah dan bebas riba pihak pertama menjual barang tersebut kepada nasabah (pemesan) dengan harga jual senilai harga beli plus keuntungannya pihak pertama harus memberitahu secara jujur harga pokok barang kepada nasabah berikut biaya yang disepakati nasabah membayar harga barang yang telah disepakati tersebut pada jangka waktu tertentu yang telah disepakati Sukuk Ijarah Sukuk Ijarah adalah berdasarkan akad ijarah yaitu akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang dalam waktu tertentu dengan pembayaran sewa (ujrah)
Sukuk Istishna Investors
$500m Sukuk Certificates
Periodic Payments
XYZ Sukuk Ltd
Shareholders
sukuk proceeds
Istisna’ Project
XYZ Company
Project Company 12
Sukuk Musyarakah Investors
$500m Sukuk Certificates
Periodic Payments
XYZ Sukuk Ltd
Likuid Asset Contribution (sukuk proceeds)
Shareholders
XYZ Company Musyarakah Project
Project Company
11
Sukuk Ijarah
Sukuk Mudharabah
Obligasi • Obligasi berasal dari bahasa belanda yaitu, "Obligatie" yang dalam bahasa Indonesia disebut dengan "Obligasi" yang berarti Kontrak • Dalam Keppres No. 775/KMK 001/1982 disebutkan bahwa obligasi adalah jenis efek berupa surat pengakuan hutang atas pinjaman uang dari nmasyarakat dalam bentuk tertentu, untuk jangka waktu sekurang-kurangnya tiga tahun dengan menjanjikan imbalan bunga yang jumlah serta saat pembayaran telah ditentukan terlebih dahulu oleh emiten Sukuk • Sukuk diambil dari bahasa arab yaitu, ﺻﻜﻮﻙjamak atau bentuk plural dari kata ( ﺻﻚSakk ), yang berarti instrumen legal, sertifikat, cek. • Jadi Sukuk adalah istilah dalam bahasa Arab yang digunakan untuk obligasi yang berdasarkan prinsip syariah. Sukuk dapat pula diartikan dengan Efek Syariah berupa sertifikat atau bukti kepemilikan Obligasi Syari’ah • Menurut fatwa MUI No.32/DSN-MUI/IX/2002 tepatnya tanggal 14 September 2002 Obligasi Syari’ah adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten kepada pemegang obligasi syariah. Sukuk mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang obligasi syariah berupa bagi hasil margin/fee, serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo. • Menurut Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institutions (AAOIFI) berpendapat lain mengenai arti sukuk. Menurut organisasi tersebut, sukuk adalah sebagai sertifikat dari suatu nilai yang direpresentasikan setelah penutupan pendaftaran, bukti terima nilai sertifikat, dan menggunakannya sesuai rencana. Sama halnya dengan bagian dan kepemilikan atas aset yang jelas, barang, atau jasa, atau modal dari suatu proyek tertentu atau modal dari suatu aktivitas inventasi tertentu. Jenis Akad yang digunakan dalam pengembangan obligasi syariah • Akad mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (sahibul maal, investor) menyediakan modal sedangkan pihak kedua (mudharib, emiten) bertindak selaku pengelola, dan keuntungan usaha dibagi diantara mereka sesuai dengan kesepakatan dimuka yang dituangkan dalam kontrak. • Akad Musyarakah merupakan akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai kesepakatan. • Akad Ijarah merupakan akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang/jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas barang tersebut. • Akad Murabahah adalah akad jual beli barang dimana pembeli dapat membayar harga barang yang disepakati pada jangka waktu tertentu yang telah disepakati. Penjual dapat menambah marjin pada harga pokok barang yang dijual tersebut. • Akad Salam merupakan kontrak jual beli barang dengan cara pemesanan dan pembayaran harga lebih dahulu dengan syarat-syarat tertentu. • Akad Istishna’ merupakan akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan (pembeli) dengan pembuat (penjual). Jenis-Jenis Sukuk Berbagai jenis struktur sukuk yang dikenal secara internasional dan telah mendapatkan endorsement dari The Accounting and Auditing Organisation for Islamic Financial Institutions (AAOIFI) antara lain: • Sukuk Ijarah, yaitu sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau akad Ijarah di mana satu pihak bertindak sendiri atau melalui wakilnya menjual atau menyewakan hak manfaat atas suatu aset kepada pihak lain berdasarkan harga dan periode yang disepakati, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan aset itu sendiri. Sukuk Ijarah dibedakan menjadi Ijarah Al Muntahiya Bittamliek (Sale and Lease Back) dan Ijarah Headlease and Sublease, yaitu Ijarah-Headlease and Sublease Penerbitan Sukuk dimana underlying assetnya disewakan oleh penyewa pertama (headlease) untuk kemudian disewakan kembali (sublease). • Sukuk Mudharabah, yaitu sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau akad Mudharabah di mana satu pihak menyediakan modal (rab al-maal) dan pihak lain menyediakan tenaga dan keahlian (mudharib), keuntungan dari kerjasama tersebut akan dibagi berdasarkan perbandingan yang telah disetujui sebelumnya. Kerugian yang timbul akan ditanggung sepenuhnya oleh pihak yang menjadi penyedia modal.
Sukuk Musyarakah, yaitu sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau akad Musyarakah di mana dua pihak atau lebih bekerjasama menggabungkan modal untuk membangun proyek baru, mengembangkan proyek yang telah ada, atau membiayai kegiatan usaha. Keuntungan maupun kerugian yang timbul ditanggung bersama sesuai dengan jumlah partisipasi modal masing-masing pihak. • Sukuk Istisna’, yaitu Sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau akad Istisna’ di mana para pihak menyepakati jual-beli dalam rangka pembiayaan suatu proyek/barang. Adapun harga, waktu penyerahan, dan spesifikasi barang/proyek ditentukan terlebih dahulu berdasarkan kesepakatan. Dalil ( Al-Qur’an) • … ( ﻳَﺎأَﻳـﱡ َﻬﺎ اﻟﱠ ِﺬﻳْ َﻦ َآﻣﻨُـ ْﻮا أ َْوﻓُـ ْﻮا ﺑِﺎﻟ ُْﻌ ُﻘ ْﻮِدAl-Ma’idah : 1 ) • ً إِ ﱠن اﻟ َْﻌ ْﻬ َﺪ َﻛﺎ َن َﻣ ْﺴﺌُـ ْﻮﻻ،(… َوأ َْوﻓُـ ْﻮا ﺑِﺎﻟ َْﻌ ْﻬ ِﺪAl-Isra’ : 34) ِ ِ اﻟﱠ ِﺬﻳﻦ ﻳﺄْ ُﻛﻠُﻮ َن اﻟﱢﺮﺑﺎ ﻻَ ﻳـ ُﻘﻮﻣﻮ َن إِﻻﱠ َﻛﻤﺎ ﻳـ ُﻘ ِ ِ ِ • َ ﻓَ َﻤ ْﻦ َﺟﺎءَﻩُ َﻣ ْﻮ ِﻋﻈَﺔٌ ِﻣ ْﻦ َرﺑﱢِﻪ اﻧْـ،َﺣ ﱠﻞ اﻟﻠﱠﻪُ اﻟْﺒَـْﻴ َﻊ َو َﺣﱠﺮَم اﻟﱢﺮﺑَﺎ َ َذﻟ،ﺲ ﻮم اﻟﱠﺬي ﻳَـﺘَ َﺨﺒﱠﻄُﻪُ اﻟﺸْﱠﻴﻄَﺎ ُن ﻣ َﻦ اﻟ َْﻤ ﱢ ُفﺘَـ َﻬﻰ ﻓَـﻠَﻪ ُ ﻚ ﺑِﺄَﻧـ ُ َ َ َ َوأ،ﱠﻬ ْﻢ ﻗَﺎﻟُﻮا إﱠﳕَﺎ اﻟْﺒَـْﻴ ُﻊ ﻣﺜْ ُﻞ اﻟﱢﺮﺑَﺎ ُ َ َ َ َْ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ﱠ ﺎب اﻟﻨﱠﺎر ُﻫ ْﻢ ﻓ َﻴﻬﺎ َﺧﺎﻟ ُﺪ ْو َن َ َوَﻣ ْﻦ َﻋ َﺎد ﻓَﺄُوﻟَﺌ، َوأ َْﻣُﺮﻩُ إ َﱃ اﻟﻠﻪ،ﻒ َ َ( َﻣﺎ َﺳﻠAl-Baqarah : 275 ) ْ ﻚأ ُ َﺻ َﺤ Dalil ( Al-Hadits) • Hadis Nabi riwayat Imam al-Tirmidzi dari ‘Amr bin ‘Auf al-Muzani, Nabi s.a.w. bersabda: ِِ ِ ِ ِِ • .َﺣ ﱠﻞ َﺣَﺮ ًاﻣﺎ اَﻟ ﱡ َ ﲔ اﻟ ُْﻤ ْﺴﻠﻤ َ ْ ﺼﻠْ ُﺢ َﺟﺎﺋٌﺰ ﺑَـ ُ ﲔ إِﻻﱠ َ َﺣ ﱠﻞ َﺣَﺮ ًاﻣﺎ َواﻟ ُْﻤ ْﺴﻠ ُﻤﻮ َن َﻋﻠَﻰ ُﺷُﺮوطﻫ ْﻢ إِﻻﱠ َﺷ ْﺮﻃًﺎ َﺣﱠﺮَم َﺣﻼَﻻً أ َْو أ َ ﺻﻠْ ًﺤﺎ َﺣﱠﺮَم َﺣﻼَﻻً أ َْو أ •
• •
Hadis Nabi riwayat Imam Ibnu Majah, al-Daruquthni, dan yang lain, dari Abu Sa’id al-Khudri, Nabi s.a.w. bersabda: (ﺿَﺮَر َوﻻَ ِﺿَﺮ َار )رواﻩ اﺑﻦ ﻣﺎﺟﻪ واﻟﺪارﻗﻄﲏ وﻏﲑﳘﺎ َ َﻻ
Dalil ( Qowa’id Fiqhiyyah) ِ • ﺎﺣﺔُ إِﻻﱠ أَ ْن ﻳَ ُﺪ ﱠل َدﻟِْﻴ ٌﻞ َﻋﻠَﻰ َْﲢ ِﺮْﳝِ َﻬﺎ ْ َاَﻷ َ َﺻ ُﻞ ِﰲ اﻟ ُْﻤ َﻌ َﺎﻣﻼَت اْ ِﻹﺑ ِ • ﺐ اﻟﺘـْﱠﻴ ِﺴﻴْـَﺮ ُ اَﻟ َْﻤ َﺸ ﱠﻘﺔُ َْﲡﻠ • ِﺎﺟﺔُ ﻗَ ْﺪ ﺗَـﻨْ ِﺰُل َﻣﻨْ ِﺰﻟَﺔَ اﻟﻀُﱠﺮْوَرة َ َاَ ْﳊ ِ اَﻟﺜﱠﺎﺑِﺖ ﺑِﺎﻟْﻌﺮ ِ ِف َﻛﺎﻟﺜﱠﺎﺑ • ﺖ ﺑِﺎﻟﺸ ْﱠﺮِع ُْ ُ Aspek
Obligasi Syariah Mudharabah Konvensional
Akad (Transaksi)
Tidak Ada
Jenis Transaksi Sifat Harga Penawaran Pokok Obligasi saat Jatuh Tempo Kupon
Surat Hutang 100%
Mudharabah (Bagi Hasil) Uncertainty Contract Investasi 100%
100%
100%
100%
Bunga
Imbalan/Fee
Return
Float/Tetap
Pendapatan/Bagi Hasil Indikatif berdasarkan Pendapatan/Income No. 33/DSNMUI/IX/2002 Syariah/Konvensional
Fatwa Dewan Syariah Nasional Jenis Investor
Tidak Ada Konvensional
Syariah Ijarah Ijarah (Sewa/Lease) ertainty Contract Investasi 100%
Ditentukan sebelumnya No: 41/DSN-MUI/III/2004 Syariah/Konvensional
BURSA KOMODITI (AS 08 B)
Transaksi seperti ini hanya melakukan order jual-beli dengan penyerahan barang dilakukan pada hari kemudian sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku. Yang dimaksud dengan order jual-beli berbentuk open new buy (posisi awal/buka beli) yang di kemudian hari diselesaikan dengan closeClose: Istilah yang digunakan menggambarkan harga terakhir pada suatu periode perdagangan. liuquidation sell (posisi tutup jual), atau dalam bentuk lain yakni open new sell (posisi awal/buka jual) yang di kemudian hari diselesaikan dengan close liquidation buy (posisi tutup beli). Peserta yang melakukan transaksi di commodity futures tradingFutures Trading: Perdagangan berjangka. (CFT) tidak membutuhkan barang, tetapi memanfaatkan pergerakan harga, baik yang naik maupun yang turun untuk menghasilkan suatu keuntungan atau profit. Perdagangan Komoditi Berjangka adalah Produk Trading yang memperdagangkan kontrak berjangka suatu komoditi dengan nominal tertentu Bursa komoditi merupakan tempat pertemuan antara permintaan dan penawaran komoditas dan derivatifnya. Pihak penjual dan pihak pembeli barang-barang komoditas bertemu di bursa tersebut. Bursa berjangka adalah tempat/fasilitas memperjual belikan kontrak atas sejumlah komoditi atau instrumen keuangan dengan harga tertentu yang penyerahan barangnya disepakati akan dilakukan pada saat yang akan datang. Pandangan Syariah : 1. Tidak terpenuhinya syarat jual-beli : transaksi berjangka dengan barang-barang yang tidak berada dalam kepemilikan penjual dengan cara yang berlaku dalam pasar bursa tidaklah dibolehkan menurut syariat, karena termasuk menjual barang yang tidak dimiliki, dengan dasar bahwa ia baru akan membelinya dan menyerahkannya kemudian hari pada saat transaksi. Cara ini dilarang oleh syariat berdasarkan hadits shahih dari Rasulullah a bahwa beliau bersabda, "Janganlah engkau menjual sesuatu yang tidak engkau miliki.” 2. Salah satu rukun jual beli yaitu barang yang diperdagangkan harus ada dan sudah dimiliki oleh penjual sebelum dijual. Seorang pedagang di Bursa Berjangka bisa mendapatkan keuntungan dengan dua cara, pertama yaitu membeli dengan harga rendah dan menjualnya dengan harga tinggi, dan kedua yaitu sebaliknya menjual dengan harga tinggi dan membeli dengan harga rendah. 3. Transaksi berjangka dalam pasar bursa bukanlah jual beli as-Salm yang dibolehkan dalam syariat Islam, karena keduanya berbeda dalam dua hal: a. Dalam bursa saham harga barang tidak dibayar langsung saat transaksi. Namun ditangguhkan pembayarannya sampai pe-nutupan pasar bursa. Sementara dalam jual beli as-Salm harga barang harus dibayar terlebih dahulu dalam transaksi. b. Dalam pasar bursa barang transaksi dijual beberapa kali penjualan saat dalam kepemilikan penjual pertama. Tujuannya tidak lain hanyalah tetap memegang barang itu atau menjualnya dengan harga maksimal kepada para pembeli dan pedagang lain bukan secara sungguhan, secara spekulatif melihat untung rugi-nya. Persis seperti perjudian. Padahal dalam jual beli as-Salm tidak boleh menjual barang sebelum diterima. Definisi Macam-macam Transaksi Bursa Efek Pertama: Dari Sisi Waktunya 1. Transaksi instant. Yakni transaksi dimana dua pihak pelaku transaksi melakukan serah terima jual beli secara langsung atau paling lambat 2 kali 24 jam. 2. Transaksi berjangka. Yakni transaksi yang diputuskan setelah beberapa waktu kemudian yang ditentukan dan disepakati saat transaksi. Terkadang harus diklarifikasi lagi pada hari-hari yang telah ditetapkan oleh komite bursa dan ditentukan serah terimanya di muka. Kedua: Dari Sisi Objek 1. Transaksi yang menggunakan barang-barang komoditi (Bursa komoditi). 2. Transaksi yang menggunakan kertas-kertas berharga (Bursa efek).