PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI SISTEM EKSKRESI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMA NEGERI 1 REJOTANGAN TULUNGAGUNG Arwinda Probowati1, Amy Tenzer2, dan Siti Imroatul Maslikah3 Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang Email:
[email protected] ABSTRAK: Tujuan penelitian ini untuk menghasilkan LKS berbasis inkuiri terbimbing pada materi sistem ekskresi untuk siswa kelas XI SMA. Penelitian dan pengembangan diadaptasi dari model 4-D oleh Thiagarajan, dkk., (1974), sampai pada tahap Develop. Hasil validasi LKS oleh validator ahli materi adalah sebesar 89,25% dengan kriteria sangat valid, hasil validasi oleh ahli pengembangan sebesar 93%, praktisi lapangan sebesar 90,75% dengan kriteria sangat valid. Hasil uji kepraktisan LKS sebesar 88,70% dengan kriteria sangat praktis, dan hasil uji keefektifan LKS sebesar 82% dengan kriteria efektif. LKS yang dikembangkan juga dapat meningkatkan hasil belajar kognitif siswa sebesar 42%. Kata Kunci: pengembangan LKS, inkuiri terbimbing, sistem ekskresi, hasil belajar. ABSTRACT: This research aimed to get the student worksheet of Biology on the excretion system based guided inquiry. Result of worksheet validation student shows that the result is 89.25, and result of worksheet development shows 93%. 90.75% comes from Biology teacher. Result of practicallity test is 88.70% with the criteria of very practical, and result of the effectiveness from student worksheet is 82% with the criteria is effective. In another way, student worksheet also can increase learning process of the students. The fact by increase of of learning outcomes is 42%. Key words: Student worksheet development, guided Inquiry, Excretion Systems, learning outcomes.
Kurikulum yang diberlakukan dalam proses pembelajaram di SMAN 1 Rejotangan Tulungagung saat ini adalah Kurikulum 2006 (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), merupakan Kurikulum yang dikembangkan oleh sekolah dalam komite sekolah yang berpedoman pada standar isi menurut Permendikbud No. 22 Tahun 2006. SMAN 1 Rejotangan memiliki fasilitis lengkap yang memfasiltasi pembelajaran. Terkait dengan proses pembelajaran yang selama ini telah berlangsung, peneliti melakukan wawancara dengan guru Biologi kelas XI yang menunjukkan bahwa di samping menggunakan buku paket, siswa juga menggunakan LKS saat pembelajaran. LKS yang digunakan adalah LKS dari Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), selain itu kendala yang ditemui siswa selama pembelajaran menujukkan bahwa siswa masih merasa kesulitan pada materi sistem ekskresi, hal tersbeut didukung dengan adanya data nilai siswa kelas XI IPA 1 tahun lalu (2015) yang menunjukkan bahwa pada materi sistem ekskresi belum mencapai kompetensi secara maksimal dan sebagian besar (60%) 1
nilai siswa masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), oleh karena itu diperlukan pengembangan bahan ajar berupa LKS yang baik pada materi sistem ekskresi. Untuk mendapatkan LKS yang sesuai dengan kebutuhan perlu dipadu dengan model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Salah satu model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini inkuiri terbimbing. Menurut Sanjaya (2011) inkuiri terbimbing adalah model pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai subjek belajar, dalam proses pembelajaran siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi siswa menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri. METODE Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang akan menghasilkan LKS materi sistem ekskresi berbasis Inkuiri Terbimbing. Model pengembangan yang digunakan yaitu model Four-D yang dikembangkan oleh Thiagarajan (1974) namun hanya dibatasi sampai tahap pengembangan (develop). Uji validasi dilakukan pada ahli media, ahli materi dan ahli praktisi lapangan. LKS yang sudah divalidasi dan direvisi, kemudian diterapkan pada seluruh siswa kelas XI IPA 1 saat pembelajaran, setelah itu dipilih 15 siswa untuk uji coba skala kecil secara acak untuk uji kepraktisan. Uji keefektifan dilihat dari ketuntasan belajar klasikal melalui uji kompetensi sistem ekskresi pada akhir pembelajaran oleh seluruh siswa kelas XI IPA 1. Mengacu pada hasil validasi yang merupakan uji penilaian dari hasil pengembangan maka jenis data yang digunakan adalah adalah berupa data kulitatif. Data tersebut diperoleh dari kritik serta saran dari angket, baik dari angket kepraktisan, angket keefektifan, maupun lembar uji validitas, sedangkan data berupa skor pada lembar validitas, angket, dan hasil evaluasi uji keefektifan menggunakan jenis data kuantitatif. Hasil belajar diperoleh dari nilai uji kompetensi sistem ekskresi pada siswa kelas XI IPA 1 tahun 2014 dan 2015 (kognitif), nilai sikap (afektif), dan nilai keterampilan saat praktikum (psikomotor). Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data meliputi angket validasi, angket respons siswa, soal uji kompetensi, lembar penilaian afektif, dan lembar penilaian psikomotor. Data yang diperoleh dari uji validasi, uji kepraktisan, uji keefektifa, dan data hasil belajar kemudian dianalisis dengan menggunakan rumus sebagai berikut. a.
Uji Validasi
Angket validasi dianalisis dengan menggunakan teknik analisis nilai ratarata data. Langkah setelah dilakukannya rekapitulasi data penilaian kevalidan, selanjutnya dilakukan analisis data hasil validasi menggunakan teknik analisis rata-rata menurut Hobri (2010:53). Nilai rata-rata ditentukan berdasarkan rata-rata setiap aspek penilaian pada lembar validasi berdasarkan rumus rata-rata hasil validasi. Rata-rata hasil validasi seluruh indikator /komponen ditentukan rumus sebagai berikut. π
π =
βππ= ππ (Hobri, 2010: 53) π
2
π
π = nilai hasil validasi seluruh indikator/komponen ππ = persentase hasil validasi tiap indikator/komponen π = banyaknya indikator/komponen Persentase penilaian setiap indikator ditentukan dengan rumus berikut.
ππ =
πΌπ Γ 100% (Hobri, 2010: 53) π
Keterangan : ππ = persentase hasil validasi setiap indikator/komponen πΌπ = rata-rata hasil validasi dari semua validator untuk setiap indikator/komponen π = skala tertinggi
b. Uji Kepraktisan Hasil uji coba dengan menggunakan anget siswa ini diambil hanya 15 siswa untuk mengisi angket, siswa juga diambil secara acak. Langkah setelah dilakukannya rekapitulasi data penilaian kepraktisan, selanjutnya dilakukan analisis data hasil kepraktisan menggunakan teknik analisis rata-rata menurut Hobri (2010:53). Nilai rata-rata ditentukan berdasarkan rata-rata setiap aspek penilaian pada lembar validasi berdasarkan rumus berikut. ππ =
βπ π=1 πππ π
(Hobri, 2010: 53
Keterangan: ππ = rata-rata nilai respons siswa dari semua subjek uji coba untuk setiap indikator/komponen πππ = data nilai dari subjek uji cobe ke-j terhadap indikator/komponen ke-i π = banyaknya subjek uji coba
Persentase penilaian setiap indikator ditentukan dengan rumus berikut. ππ =
πΌπ Γ 100% (Hobri, 2010: 53) π
Keterangan : ππ = persentase hasil uji kepraktisan setiap indikator/komponen ππ = rata-rata hasil uji kepraktisan dari semua subjek uji coba untuk setiap indikator/komponen π = skala tertinggi
Persentase hasil uji kepraktisan seluruh indikator/komponen ditentukan rumus berikut. π
π =
βππ=1 ππ (Hobri, 2010: 53) π
3
Keterangan : π
π = persentase hasil uji kepraktisan seluruh indikator/komponen ππ = persentase hasil uji kepraktisan tiap indikator/komponen π = banyaknya indikator/komponen
c. Uji Keefektifan Tingkat kefektifan LKS dapat diukur dari Ketuntasan Belajar Klasikal (KBK) hasil uji kompetensi kognitif yang dapat ditentukan dengan rumus berikut. πΎπ΅πΎ =
π ππ π€π π¦πππ ππππππππ πΎπΎπ Γ 100% ππ’πππβ π‘ππ‘ππ π ππ π€π
Keterangan: KBK = Ketuntasan Belajar Klasikal
Kriteria validitas, kepraktisan dan keefektifan dapat dilihat pada Tabel berikut. Tabel 1 Kriteria Penilaian Hasil Validasi Berdasarkan Persentase Skala 0-39 40-54 55-69 70-84 85-100 (Diadaptasi dari Hobri , 2010: 53).
Kriteria Penilaian Tidak Valid Kurang Valid Cukup Valid Valid Sangat Valid
Tabel 2 Kriteria Penilaian Hasil Uji Kepraktisan Berdasarkan Persentase Skala 0-39 40-54 55-69 70-84 85-100 (Diadaptasi dari Hobri , 2010: 53)
Kriteria Penilaian Tidak Praktis Kurang Praktis Cukup Praktis Praktis Sangat Praktis
Tabel 3 Kriteria Penilaian Hasil Uji Keefektifan Interval 0% β€ KBK < 60% 60% β€ KBK < 75% 75% β€ KBK < 90% 90% β€ KBK < 100% (Diadaptasi dari Hobri, 2010: 58)
Kriteria Tidak efektif Kurang efektif Efektif Sangat Efektif
d. Hasil Belajar
Hasil belajar kognitif siswa dianalisis secara kuantitatif. Kriteria keberhasilan belajar siswa dapat dilihat dari ketuntasan siswa dalam mencapai KKM. Siswa telah tuntas belajar apabila nilainya mencapai β₯73.
4
Hasil belajar afektif diukur dengan teknik observasi sikap selama pembelajaran dan hasil belajar psikomotor diukur dengan teknik observasi saat praktikum menggunakan suatu kriteria berupa rubrik penilaian. Pada rubrik ini menggunakan aspek penilaian disertai skala penilaian untuk mengukur sikap dan keterampilan siswa. HASIL DAN ANALISIS DATA a. Data Hasil Validasi Validitas diperoleh dari validasi oleh validator ahli media, ahli materi dan ahli praktisi lapangan. Penyajian ringkasan data hasil validasi materi dapat dilihat pata Tabel 4. Tabel 4 Ringkasan Data Hasil Validasi LKS oleh Ahli Materi No.
Komponen
SKOR 1
1.
Materi sesuai dengan kebutuhan siswa
2. 3. 4. 5. 6.
Penggunaan petunjuk belajar Kesesuaia nmateridengan KD Kedalaman materi Kebenaran substansi dengan materi Kesesuaian kegiatan atau tugas siswadengan materi Pertanyaan jelas dan dapat dipahami Rata-rata Nilai
7.
2
3 β
4
β β β β β β 3,57 ππ, ππ (Sangat Valid)
Persentase Kevalidan
Tabel yang menyajikan hasil penilaian validator ahli materi terhadap tiap komponen pada materi LKS menunjukkan rata-rata persentase sebesar 89,25% yang dinyatakan dengan kriteria sangat valid. Penyajian ringkasan data hasil validasi ahli pembelajaran dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Ringkasan Data Hasil Validasi LKS oleh Ahli Pengembangan No 1. 2. 3. 4.
Komponen Kelayakan Isi Kebahasaan Sajian Kegrafisan β Rata-rata KeseluruhanKomponen Persentase Kevalidan
Rata-rata 3,6 3,3 4 4 14,9 ππ (Sangat Valid)
Tabel yang menyajikan hasil penilaian validator pembelajaran terhadap tiap komponen pada LKS menunjukkan bahwa LKS yang dikembangkan ini mendapatkan nilai 93% yang dinyatakan dengan kriteria sangat valid.
5
Penyajian ringkasan data hasil validasi praktisi lapangan dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6 Ringkasan Data Hasil Validasi LKS oleh Praktisi Lapangan No 1. 2. 3.
Komponen Kelayakan Isi Kebahasaan Sajian β Rata-rata KeseluruhanKomponen Persentase Kevalidan
Rata-rata 3,6 3,3 4 10,9 ππ, ππ (Sangat Valid)
Tabel yang menyajikan hasil perhitungan tiap komponen pada LKS menunjukkan bahwa LKS yang dikembangkan ini mendapatkan nilai 90,75% yang dinyatakan dengan kriteria sangat valid. b. Data Uji Kepraktisan Data uji kepraktisan diperoleh dari jawaban angket respons siswa. Penyajian ringkasan data hasil perhitungan angket repsons siswa dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7 Ringkasan Data Hasil Uji Kepraktisan LKS oleh Siswa No.
Aspek yang dinilai
Rata-rata (%)
1. 2. 3. 4.
Tampilan Petunjuk Uraian Materi Manfaat Rata-rata Nilai
87,77% 90 % 85% 92,50% 88,70% (Sangat Praktis)
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan dan data uji coba LKS yang dikembangkan menunjukkan rata-rata nilai persentase 88,70% yang dinyatakan dengan kriteria sangat praktis. c. Data Uji Keefektifan
Uji keefektifan LKS dapat dilihat dari ketuntasan belajar klasikal. Data uji keefektifan dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8 Data Hasil Uji Kompetensi Siswa Kriteria Tuntas Tidak Tuntas KBK
Jumlah 7 31 82%
Dilihat dari Ketuntasan Belajar Klasikal siswa berdasarkan Tabel yang menyajikan data hasil uji kompetensi siswa menunjukkan hasil 82%, sehingga LKS yang dikembangkan memiliki kriteria efektif.
6
d. Data Hasil Belajar Data hasil belajar hasil belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 9, Tabel 10, dan Tabel 11. Tabel 9 Ringkasan Data Hasil Belajar Kognitif Setelah Penerapan LKS Sistem Ekskresi Berbasis Inkuiri Terbimbing Kelas XI IPA 1 2015 XI IPA 1 2016
Tuntas 8 siswa 31 siswa
Kriteria Tidak Tuntas 12 siswa 7 siswa
Rata-rata
KBK
67,90
40%
80,34
82%
Hasil belajar kognitif siswa kelas XI IPA 1 tahun 2015/2016 pada materi sistem ekskresi diperoleh dari nilai uji kompetensi. Nilai ini merupakan nilai siswa setelah menggunakan LKS sistem ekskresi berbasis Inkuiri Terbimbing yang telah dikembangkan, sedangkan untuk perbandingannya adalah nilai siswa kelas XI IPA 1 tahun 2014/2015, dimana saat pembelajarannya tidak menggunakan bahan ajar berupa LKS sistem ekskresi berbasis inkuri terbimbing seperti yang telah dikembangkan. Nilai sistem ekskresi kelas XI IPA 1 tahun menunjukkan bahwa hanya 40% siswa yang mencapai KKM, sedangkan pada nilai Sistem Ekskresi kelas XI IPA 1 tahun 2016 menunjukkan siswa yang mencapai nilai KKM adalah sebesar 82%. Hal ini menunjukkan bahwa terjadinya peningkatan hasil belajar siswa setelah menggunakan LKS sebesar 42%. Tabel 10 Ringkasan Data Hasil Belajar Afektif Setelah Penerapan LKS Sistem Ekskresi Berbasis Inkuiri Terbimbing Kriteria Cukup Baik Sangat Baik Rata-rata
Jumlah 5 siswa 22 siswa 11 siswa
Persentase (%) 13 58 29 81,18 (Baik)
Data hasil belajar afektif siswa dalam penelitian ini meliputi penilaian sikap dengan aspek jujur, disiplin, tanggung jawab, tekun, kerjasama, aktif, santun, dan percaya diri. Hasil belajar afektif siswa pada kelas XI IPA 1 tahun 2016 menunjukkan bahwa 13% siswa dengan kriteria cukup, 58% siswa dengan kriteria baik, dan 29% siswa dengan kriteria sangat baik. Tabel 11 Ringkasan Data Hasil Belajar Psikomotor Setelah Penerapan LKS Sistem Ekskresi Berbasis Inkuiri Terbimbing Kriteria Cukup Baik Sangat Baik Rata-rata
Jumlah 0 29 siswa 9 siswa
Persentase (%) 0 76 24 83.08 (Baik)
Data hasil psikomotor siswa melalui penilaian kinerja praktikum diambil ketika siswa melakukan praktikum pada materi Sistem Ekskresi yaitu praktikum 7
uji urine. Berdasarkan data dapat dilihat bahwa dari 38 siswa terdiri dari 76% siswa yang memiliki kriteria baik untuk nilai psikomotornya, dan 24% siswa dengan kriteria nilai sangat baik. PEMBAHASAN Produk akhir dari pengembangan adalah LKS materi sistem ekskresi dengan model inkuiri terbimbing untuk kelas XI SMA. LKS yang dikembangkan berupa LKS cetak dengan tujuan mempermudah siswa dalam menggunakan dan mempelajari materi didalamnya sehingga dapat meningkatkan hasil belajarnya. Hal ini sejalan dengan Depdiknas (2005: 4) menjelaskan bahwa lembar kegiatan siswa adalah lembaran-lembaran yang berisi tugas yang biasanya berupa petunjuk atau langkah untuk menyelesaikan tugas yang harus dilakukan oleh siswa dan merupakan salah satu sarana yang dapat digunakan guru untuk meningkatkan keterlibatan siswa atau aktivitas dalam proses belajar mengajar LKS ini terdiri 5 kegiatan pembelajaraan yang dipadu dengan suatu model pembelajaran yaitu inkuiri terbimbing disertai soal uji kompetensi pada kegiatan akhir pembelajaran. Menurut Sanjaya (2011:196) model pembelajaran Inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analisis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. LKS materi sistem ekskresi dengan model inkuiri terbimbing untuk kelas XI SMA yang dikembangkan dapat memberikan beberapa manfaat yaitu, 1) meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari Biologi khususnya pada materi sistem ekskresi karena didukung dengan adanya gambar-gambar yang mendukung pemahaman siswa dan 2) memberikan pengalaman belajar yang berkesan dan bermakna karena menghubungkan materi dengan kehidupan sehari-hari, kedua hal tersebut dibuktikan dari komentar siswa yang menyatakan hal serupa; serta 3) sebagai alternatif bahan ajar dalam pembelajaran kontekstual. Berdasarkan hasil validasi yang telah dilakukan oleh validator ahli materi nilai yang diperoleh untuk LKS yaitu 89,25% dengan kriteria sangat valid. Ahli pengembangan bahan ajar memberikan nilai 90,75% dengan kriteria sangat valid, sedangkan praktisi lapangan memberikan nilai 88,70% dengan kriteria sangat valid. Hasil validasi ini menunjukkan bahwa LKS layak digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Hasil validasi yang telah dilakukan juga menunjukkan bahwa LKS sudah sesuai dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing, hal ini berdasarkan pada angket lembar validasi yang telah diisi oleh validator ahli materi, ahli pengembangan bahan ajar dan praktisi lapangan yang telah disajikan. Berdasarkan uji kepraktisan yang telah dilakukan dengan menggunakan angket respons siswa. LKS dinyatakan praktis karena mendapat nilai 88,70% dengan kriteria praktis, sehingga tidak perlu dilakukan uji coba kembali. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Nieveen (1999) bahwa bahan ajar dikatakan praktis apabila mudah diterapkan dilapangan dan bermanfaat. Berdasarkan uji keefektifan yang telah dilakukan dengan melalui pengerjaan soal uji kompetensi, ketuntasan belajar klasikal siswa menunjukkan hasil 82%, sehingga LKS yang dikembangkan memiliki kriteria efektif. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Nieveen (1999) bahwa bahan ajar dikatakan efektif dilihat berdasarkan (1) pengalaman menggunakan bahan ajar tersebut,
8
dan (2) secara nyata perangkat pembelajaran tersebut dapat mempengaruhi hasil evaluasi formatif sesuai dengan harapan. Menurut Hamalik (2005) evaluasi formatif adalah suatu bentuk pelaksanaan evaluasi yang yang dilakukan selama berlangsungnya program dan kegiatan pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut, bahan ajar pada penelitian ini dikatakan efektif jika peserta didik dapat mencapai nilai akhir pada setiap kompetensi dengan nilai lebih dari atau sama dengan nilai kriteria ketuntasan minimal. LKS yang dikembangkan ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal tersebut dapat dilihat berdasarkan hasil belajar kognitif, dimana nilai rata-rata uji kompetensi siswa kelas XI IPA 1 tahun 2015 pada materi sistem ekskresi yang diperoleh adalah 67,90 dengan persentase ketuntasan 40%, sementara nilai ratarata uji kompetensi siswa kelas XI IPA 1 tahun 2016 pada materi sistem ekskresi memperoleh rata-rata 80,34 dengan persentase ketuntasan 82%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar kognitif mengalami peningkatan sebesar 42%. Hasil belajar afektif siswa diperoleh rentangan nilai 75 sampai 90,6 dengan perolehan rata-rata 81,18, sedangkan hasil belajar psikomotor siswa diperoleh dengan rentangan nilai sebesar 75 sampai 91,6 dengan perolehan rata-rata sebesar 83,08. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Sukimawarti, dkk., (2013), bahwa rata-rata hasil belajar siswa yang diberi LKS inkuiri terbimbing menghasilkan prestasi belajar kognitif, afektif, dan psikomotor lebih baik, dikarenakan siswa yang belajar dengan menggunakan LKS tersebut diberikan kesempatan dalam menemukan sendiri inti dari materi yang dipelajari dengan harapan siswa mampu mengasimilasi suatu konsep melalui tahapan merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulan data, mengevaluasi hipotesis, dan membuat kesimpulan, sehingga siswa dibiarkan menemukan pemecahan suatu masalah. Hasil penelitian lain mengenai pelaksanaan inkuiri terbimbing dalam pembelajaran Biologi menurut Natalina, dkk., (2013) menyatakan bahwa penerapan inkuiri terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar siswa, disebabkan strategi pembelajaran inkuiri terbimbing memotivasi dan mendorong siswa secara aktif menggali pengetahuannya sendiri sehingga siswa dapat menjadi pribadi yang aktif, mandiri, dan terampil dalam memecahkan masalah serta memiliki pemahaman konsep yang lebih terhadap konsep yang dipelajari. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan secara keseluruhan yaitu LKS berbasis inkuiri terbimbing yang dihasilkan memiliki kriteria valid, praktis dan efektif dalam mengembangkan dalam meningkatkan hasil belajar. Berdasarkan simpulan di atas, maka penggunaan LKS mempertimbangkan beberapa hal yaitu dalam penggunaan LKS disarankan mempelajari LKS sesuai dengan petunjuk penggunaan dan sistematika penyajian materi agar memudahkan dalam membangun pemahaman dan mendapatkan konsep yang utuh dalam menggunakan produk yang dikembangkan. Guru disarankan untuk dapat mempelajari RPP dan petunjuk penggunaan sehingga pembelajaran dengan menggunakan LKS ini dapat berjalan dengan baik dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.
9
DAFTAR RUJUKAN [Depdiknas]. Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Pedoman Penyusunan LKS SMA. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas. Hamalik, O. 2005. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Hobri, H. 2010. Metodologi Penelitian dan Pengembangan. Jember: PENA Salsabila Natalina, M., Yusus ,Y., Ermadianti. 2013. Penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri Terbombing untuk Meningkatkan Sikap Ilmiah dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VII7SMP Negeri 14 Pekanbaru Tahun Ajaran 2012/2013. Jurnal Biogenesis. 9(2):28-38 Nieveen, N. 1999. Prototyping to Reach Product Quality. London: Kluwer Academic Publisher. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 22. 2006. Tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Sanjaya, W. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Sukimawarti ,J., Sunarno, W.,& Sugiyarto. 2013. Pembelajaran Biologi dengan Guided Inquiry Model Menggunakan LKS Terbimbing dan LKS Termodifikasi Ditinjau dari Kreativitas dan Motivasi Berprestasi Siswa. Jurnal Pendidikan IPA. 2(2):154-162) Thiagarajan, S., Semmel, D.s. & Semmel, M.I. 1974. Instructional Development for Training Teachers of expectional Children Minneapolis. Minnesota: Leadership Training Institute/Special Edition, University of Minnesota
10