ARTUKEL ILMIAH TEKNOLOGI INFORMATIKA PENGENDALIAN HAMA TERPADU Dosen pebimbing : Bpk. Anton Muhibuddin
OLEH : MOHAMAD ARI KHAKIMUDDIN 115040213111044 L2
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2012
Dasar Perlindungan Tanaman
Page 1
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara maritim, selain itu juga Indonesia disebut sebagai Negara agraris. Negara agraris adalah Negara yang luas wilayah daratannya dan kaya akan sumber daya alamnya sehingga banyak penduduk yang mayoritas bermata pencaharian sebagai petani atau bercocok tanam, salah satunya sebagai petani padi. Meskipun makanan pokok setiap penduduk di seluruh dunia satu sama lain berbeda, akan tetapi salah satu kebutuhan makanan pokok tersebut adalah beras atau nasi yang berasal dari buah padi dan sebagian besar penduduk Indonesia makanan pokoknya adalah nasi. Beras merupakan buah padi yang termasuk golongan rumput-rumputan dengan klasifikasi adalah Genus : Oryza Lin, family : Grameneae (poaceae), spesies : ada 25 spesies, dua diantaranya ialah Oryza sativa l dan Oryza glaberima steund. Sedangkan subspecies Oryza sativa l, dua diantaranya ialah (padi bulu) dan Sinica (padi cere) dahulu dikenal dikenal japonica. Nutrisi yang terkandung sangat banyak, seperti protein mineral dan berbagai vitamin didalamnya sehingga padi atau gabah ini menjadi pilihan utama penduduk diseluruh Indonesia sebagai makanan pokok sehari-hari.
1.2
Rumusan Masalah 1) Bagaimana budidaya tanaman padi varietas ciherang ? 2) Hama dan penyakit apakah yang menyerang tanaman Padi Varietas ciherang ? 3) Bagaimana pengendalian terhadap penyakit dan kerusakan tanaman padi ?
1.3
Tujuan 1) Untuk mengetahui budidaya tanaman padi varietas ciherang. 2) Untuk mengetahui Hama dan penyakit yang menyerang tanaman Padi Varietas ciherang. 3) Untuk mengetahui pengendalian terhadap penyakit dan kerusakan tanaman padi.
Dasar Perlindungan Tanaman
Page 2
1.4
Manfaat 1) Agar para petani awam lebih mengerti bagaimana budidaya tanaman padi khususnya varietas ciherang dengan baik, dari tahap awal sampai tahap akhir. 2) Dan juga lebih memberi perlindungan yang baik serta antisipasi terhadap hama dan kerusakan yang ditimbulkan. 3) Pastinya memberi wawasan mengenai dunia pertanian baik bagi orang lain maupun diri sendiri.
Dasar Perlindungan Tanaman
Page 3
BAB II METODOLOGI PENELITIAN
2.1
Waktu dan Tempat Pada penelitian lapang dasar perlindungan tanaman ini dilaksanakan sebagai berikut : Tanggal
: 13 Maret 2010 (pengamatan pertama) dan 20 Maret 2010 (pengamatan kedua)
Waktu
: 15.30 WIB (pengamatan pertama) dan 16.00 WIB (pengamatan kedua )
Tempat
2.2
: Desa Padang Bandung, Kecamatan Dukun, Kabupaten Gresik
Metode Penelitian Pada penelitian dasar perlindungan tanaman di Desa Padang Bandung, Kecamatan Dukun, Kabupaten Gresik ini, digunakan metode penelitian sebagai berikut : a.
Wawancara Metode wawancara ini dilakukan berdasarkan dari pertanyaan-pertanyaan yang ada pada kuisioner yang telah dibuat sebelumnya. kegiatan ini dilakukan secara langsung kepada responden (petani) yang ada di lahan sawahnya.
b.
Dokumentasi Metode dokumentasi ini mencakup dua obyek, yaitu dokumentasi responden dan dokumentasi lapangan. Dokumentasi responden dilakukan dengan mengambil gambar responden yang sedang melakukan kegiatannya. Sedangkan dokumentasi lapangan dilakukan dengan mengambil gambar kondisi lahan, hama dan penyakit, serta perlindungannya. Pengambilan gambar untuk dokumentasi ini menggunakan kamera handphone.
Dasar Perlindungan Tanaman
Page 4
c.
Literatur Metode literatur ini digunakan untuk memudahkan dalam mencari bahan-bahan yang masih kurang dimengerti serta apabila terdapat kerancuan dari responden karena tidak mungkin semua kuisioner bisa dimengerti.
Dasar Perlindungan Tanaman
Page 5
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1
Identitas Responden Nama
: Muhammad Tohir
Umur
: 31 Tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Tingkat Pendidikan
: SMA
Status
: Menikah
Pekerjaan (Utama/Sampingan) : Utama Lahan/sawah yang dimiliki seluas satu setengah ha, serta ditanami oleh komoditas padi. Ditilik dari jenis tanahnya, berjenis tanah lembab serta mengandung kadar garam yang tidak terlalu tinggi. Dan mayoritas para petani mengambil air untuk pengairan sawahnya dari air Bengawan Solo yang dialirkan ke sungai-sungai kecil.
3.2
Penggolongan/klasifikasi tanaman padi
Klasifikasi ilmiah tanaman padi adalah sebagai berikut : Kerajaan :
Plantae
Ordo
:
Poales
Famili
:
Poaceae
Genus
:
Oryza
Spesies :
Oryza sativa
Padi termasuk dalam suku padi-padian atau Poaceae. Padi yang digunakan oleh responden adalah padi dari varietas Ciherang. Merk dari padi tersebut adalah Kencana, dengan kelas SS, serta satu karungnya bernetto sepuluh kg dan harganya lima puluh lima ribu rupiah.
Dasar Perlindungan Tanaman
Page 6
Ciri-ciri dari padi varietas ini antara lain : bentuk tanaman tegak, warna kaki hijau, warna batang hijau, daun telinga dan lidah
daun
berwarna
putih,
tinggi tanaman 107-115 cm. Alasan memilih padi varietas tersebut
dikarenakan
rasa
nasi/teksturnya enak, padat, dan pulen, anakan produktif 14-17 batang dengan hasil 5-7 ton/Ha, kerontokan dan kerobohan Gambar 3.1. Padi varietas ciherang
sedang, gabahnya berbentuk panjang ramping dan berwarna kuning bersih dibandingkan dengan yang varietas 64, Cibogo, dan Hibrida akan tetapi masa panennya lebih lama daripada varietas yang lain, masa panen varietas ini adalah seratus enam belas sampai seratus seratus dua lima hari. Varietas ini tahan terhadap hama dan penyakit.
3.3
Budidaya tanaman padi A. Syarat tumbuh 1. Temperatur (suhu) Tanaman padi (Oryza sativa) varietas ciherang ini dapat hidup baik didaerah yang berhawa panas dan banyak mengandung uap air. Curah hujan yang baik rata-rata 200 mm per bulan atau lebih, curah hujan yang dikehendaki per tahun sekitar 1500 -2000 mm. Suhu yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi 23 °C. Tinggi tempat yang cocok untuk tanaman padi berkisar antara 0 -1500 m dpl.
Dasar Perlindungan Tanaman
Page 7
2. Curah hujan Curah hujan merupakan faktor penting dalam dunia pertanian, karena dari hujan ini dapat menyediakan air di dalam tanah. Selain itu dengan mengetahui curah hujan dapat diketahui kapan waktu terbaik menanam bibit tanaman dan kapan waktu terbaik melaksanakan panen sehingga didapat hasil yang maksimal dalam produksi tanaman, baik dalam segi kualitas maupun kuantitas. 3. Tekstur tanah Tekstur tanah merupakan sifat fisik tanah yang sukar berubah ( permanen ). Tanah sawah yang mempunyai persentase fraksi pasir dalam jumlah besar, kurang baik untuk tanaman padi, sebab tekstur ini mudah meloloskan air. Pada padi sawah dituntut adanya lumpur, terutama untuk tanaman padi yang memerlukan tanah subur. 4. Cahaya matahari Untuk lebih memahami kebutuhan cahaya matahari, diambil contoh jenis tanaman padi. Semua jenis tanaman padi, tidak menyukai tempat yang terlindungi atau ternaungi. Siraman cahaya matahari yang cukup akan membuat tanaman padi menjadi lebih kuat, mendorong terbentuknya anakan dan perkembangan tanaman padi. Tanaman padi yang kekurangan cahaya pertumbuhannya akan terhambat. Bila pada saat mulai berbuah tetapi tanaman hanya sedikit mendapatkan cahaya matahari, maka buah yang dihasilkan kualitas dan kuantitasnya kurang baik.
Dasar Perlindungan Tanaman
Page 8
B. Penanaman Dalam penanaman bibit padi varietas ciherang ini yang harus diperhatikan sebelumnya ialah: a) Persiapan Lahan Tanah yang sudah diolah dengan cara yang baik, akhirnya siap untuk ditanami bibit padi varietas ini. b) Umur Bibit Bila umur bibit di persemaian telah cukup, bibit tersebut dapat segera dipindahkan dengan cara mencabut bibit. c.) Tahap Penanaman Tahap penanaman dapat dibagi dalam dua bagian, yaitu: 1. Memindahkan bibit Bibit di persemaian yang telah berumur 25-40 hari dapat segera dipindahkan ke lahan yang telah disiapkan. Syarat-syarat bibit yang siap untuk dipindahkan ke sawah:
Bibit telah berumur dua puluh lima sampai empat puluh hari
Bibit berdaun lima sampai tujuh helai
Batang bagian bawah besar dan kuat
Pertumbuhan bibit seragam
Bibit sehat
2. Menanam Dalam menanam bibit padi, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah: a. Sistem larikan Penanaman dengan sistem larikan ini menggunakan bambu/alat penggaris yang sekaligus dapat digunakan untuk mengatur jarak tanam. Maksud penanaman padi secara teratur ialah agar setiap tanaman memperoleh sinar matahari dan unsur hara, memudahkan pemeliharaan, penyiangan dan pemupukan b.
Jarak tanam Ada beberapa faktor yang ikut menentukan jarak tanam pada tanaman padi, hal ini tergantung pada:
Dasar Perlindungan Tanaman
Page 9
Jenis tanaman Jenis padi varietas ciherang memiliki anakan produktif 14-17 batang sehingga termasuk menghasilkan banyak anakan. Jumlah anakan yang banyak memerlukan jarak tanam yang lebih lebar, sebaliknya jenis padi
yang memiliki jumlah anakan sedikit
memerlukan jarak tanam yang lebih sempit. Kesuburan tanah Kesuburan tanah menentukan penyediaan hara di dalam tanah yang dibutuhkan oleh tanaman. Penyerapan hara oleh akar tanaman padi akan mempengaruhi penentuan jarak tanam. Oleh karena itu, jarak tanam yang dibutuhkan pada tanah yang subur pun akan lebih lebar daripada jarak tanam pada tanah yang kurang subur. Ketinggian tempat/musim Daerah dataran rendah akan memerlukan jarak tanam yang lebih lebar. Hal ini berhubungan erat dengan penyediaan air. Tanaman padi varietas ciherang memerlukan jarak tanam duapuluh kali duapuluh cm pada musim kemarau, dan dua puluh lima kali dua puluh lima cm pada musim hujan.
c.
Jumlah tanaman tiap lubang Bibit tanaman yang baik sangat menentukan penggunaannya pada setiap lubang. Pemakaian bibit tiap lubang antara dua sampai tiga batang.
d. Kedalaman menanam bibit Penanaman yang terlalu dalam dapat menyebabkan batang tanaman mudah membusuk, sehingga mengganggu kesehatan tanaman. Sedangkan bibit yang ditanam terlalu dangkal berakibat sistem perakarannya kurang kuat, sehingga tanaman mudah rebah. Kedalaman tanaman yang baik tiga sampai empat cm. e. Cara menanam Penanaman bibit padi diawali dengan menggaris tanah dengan menggunakan bambu/alat penggaris untuk menentukan jarak tanam. Selanjutnya proses penanaman dilakukan secara serentak dengan cara sebagai berikut:
Dasar Perlindungan Tanaman
Page 10
Segenggam bibit dipegang tangan kiri, tangan kanan mengambil dua sampai tiga bibit dari tangan kiri. Posisi jari tangan pada saat itu seperti memegang pensil, dan bibit ditanam pada perpotongan goresan lumpur/tanah dengan kedalaman 3-4 cm, yang jarak tanamnya telah diatur. Untuk mendapatkan anakan yang merata pada setiap tanaman, harus diusahakan penanaman bibit dengan posisi tegak lurus. C. Pemeliharaan Dalam rangka pemeliharaan tanaman padi khususnya varietas ini, hal-hal yang perlu diperhatikan ialah: a) Penyulaman dan Penyiangan Tindakan mengganti tanaman yang mati dengan tanaman yang sehat dinamakan menyulam. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam penyulaman, antara lain: Bibit yang digunakan harus jenis yang sama, apabila memakai bibit padi varietas
ciherang maka yang digunakan untuk menyulam harus juga dari
jenis yang sama. Bibit yang digunakan merupakan sisa bibit terdahulu Penyulaman tidak boleh melampaui sepuluh hari setelah tanam. 1. Penggunaan bibit Maksud penggunaan bibit jenis yang sama dalam penyulaman, ialah untuk menghindari terjadinya percampuran jenis padi yang bisa mempengaruhi kualitas gabah. 2. Pengaruh kedalaman air terhadap pertumbuhan rumput liar Untuk mengatasi persaingan antara tanaman pedi dan rumput, maka perlu dilakukan tindakan menyiang. Genangan air di dalam petak sawah akan menghambat bahkan meniadakan pertumbuhan rumput, tetapi apabila kekurangan air maka rumput akan tumbuh.
Dasar Perlindungan Tanaman
Page 11
3. Saat penyiangan yang tepat Penyiangan dapat dilakukan dengan cara mencabut rumput yang tumbuh secara manual. Ada dua tahap penyiangan, tahap pertama penyiangan dilakukan pada saat tanaman padi berumur tiga minggu, dan tahap kedua penyiangan dilakukan pada saat tanaman padi berumur enam minggu. 4. Alat yang digunakan untuk menyiang Alat yang digunakan untuk menyiang tanaman padi, adalah Cangkul kecil ialah salah satu alat yang dipergunakan untuk menyiangi tanaman padi. Sebelum melakukan penyiangan, genangan air di petak sawah harus dikurangi.
b) Pengairan sawah Para petani mengambil air untuk sawahnya dari air bengawan solo yang dialirkan melalui sungai-sungai kecil. Fungsi air bengawan solo dalam pertanaman di sawah bermacammacam, di antaranya: -
Karena
tanaman
membutuhkan air, udara dan sinar matahari (fotosintesis). -
Air
berfungsi
membawa
karbohidrat dan mineral ke bagianbagian tanaman sebagai cadangan makanan. -
Penguapan air berguna untuk
kestabilan suhu di sekitar tanaman, pori-pori
daun
akan
tertutup
Gambar Pengairan pada sawah apabila 3.2 kadar air dalam daun terlalu kecil.
Air yang masuk ke petak sawah harus dipertahankan agar bisa menggenangi dan
merata, sehingga semua permukaan tanah terairi dan basah. Pada petak
sawah harus terdapat lubang pemasukan dan lubang pembuangan air yang terletak berseberangan, agar air yang diperlukan oleh tanaman dapat merata di seluruh lahan. Aliran air di dalam petak sawah melalui kedua lubang (pemasukan dan
Dasar Perlindungan Tanaman
Page 12
pembuangan) harus bisa menunjang pertukaran udara di dalam air, sehingga dapat dipakai untuk pernapasan akar-akar tanaman. a. Cara mengairi sawah Pada mulanya sawah dikeringkan selama dua sampai tiga hari, agar akar tanaman padi dapat melekat pada tanah, kemudian sedikit demi sedikit sawah dialiri air. Penggenangan air pada petak sawah tidak selalu sama setiap hari. Semenjak padi ditanam di sawah hingga umur delapan hari harus diupayakan agar lumpur tetap basah dan genangan air sedalam lima cm. Pada waktu tanaman padi berumur 8-45 hari, pengairan semakin diperbesar, hingga kedalaman air menjadi sepuluh sampai dua puluh cm. Pada saat padi mulai berbulir, pengairan sawah harus diusahakan bisa mencapai kedalaman dua puluh sampai dua puluh lima cm, dan apabila padi mulai menguning, maka air harus mulai dikurangi sedikit demi sedikit. Pada saat pemupukan harus diusahakan agar air tidak mengalir menggenangi sawah, dengan tujuan agar pupuk tidak terbawa aliran air ke tempat lain. Demikian juga pada saat penyiangan, air harus dikurangi. D. Pemupukan Tanaman padi memerlukan makanan (hara) untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Unsur hara yang terkandung dalam setiap bahan untuk melengkapi unsur hara yang ada pada tanah yang diperlukan tanaman dinamakan pupuk. Dalam kehidupan tanaman, pupuk yang mengandung berbagai unsur hara berperan sangat penting bagi tanaman, baik dalam proses pertumbuhan ataupun produksi, sebab : Pupuk adalah sebagai cadangan makanan Pupuk untuk pertumbuhan tanaman Pupuk untuk proses reproduksi. Pupuk yang digunakan oleh responden berupa : 3.
Pupuk Urea Pupuk ini diberikan pada saat awal-awal penanaman bibit tanaman padi, alasannya agar bermunculan bibit-bibit baru atau anakan baru. Pupuk Urea diberikan dengan dosis kira-kira tiga ratus kilo gram perhektar ataupun dua setengah kwintal juga bisa dan dicampur SP36 yang berfungsi menggemburkan tanah.
Dasar Perlindungan Tanaman
Page 13
4.
Pupuk ZA dan Pupuk Phonska Pupuk ini berbeda fungsinya dengan pupuk sebelumnya (Urea) karena pemberian pupuk ini pada saat padi berumur dua sampai empat minggu, sedangkan fungsinya sendiri adalah berguna untuk menguatkan batang dari tanaman padi supaya tidak mudah roboh atau jatuh ketanah, serta mempercepat laju pertumbuhannya dan juga memantapkan rasa dari buah padi tersebut menurut responden. Pupuk ZA dan pupuk phonska masing-masing diberikan dengan dosis kira-kira dua kwintal.
E. Hama dan Penyakit serta Pengendaliannya Hama yang menyerang tanaman padi khususnya varietas ciherang adalah sebagai berikut : a.
Ulat tentara Ulat tentara ini dibagi menjadi dua macam :
Ulat tentara bergaris kuning (Spodoptera exempta)
Ulat tentara coklat hitam (Spodoptera litura) Hama ulat ini mempunyai sifat merusak
tanaman
bergerombol
dan
secara berpindah
tempat pun secara serentak. Oleh karena itu hama ini dinamakan ulat tentara. Hama ini merusak daun dan batang tanaman padi. Mula-mula ulat makan helai daun, mulai dari ujung daun, hingga tinggal tulang daun dan batang serta permukaan daun berlubanglubang atau hilangnya bagian dari daun. . Gambar 3.3. Hama ulat tentara pada tanaman padi
Dasar Perlindungan Tanaman
Page 14
Gejala
yang
muncul
pada
tanaman padi apabila diserang hama ini adalah, pada tanaman padi hanya tersisa tulang-tulang daun, dan tampak bekas keratan ulat. Selain itu kadang-kadang terlihat potongan tangkai malai Waktu paling dominan hama ini menyerang tanaman padi pada saat pagi dan sore hari karena pada saat itu tanaman padi banyak mendapatkan makanan dari sinar matahari. Gambar 3.4. daun berlubang akibat serangan hama ulat tentara
Pengendalian : Pengelolaan atau penanggulangan hama ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu dengan menggenangi lahan dengan air untuk membinasakan ulat yang berada di tanah, mengumpulkan telur-telur yang menempel pada daun kemudian memusnahkannya serta membasmi dengan pestisida/insektisida seperti : Tetrin dan obat daun cap kodok. Insektisida
(Tetrin)
bernetto
400
ml
semacam
insektisida
yang yaitu cair,
berbentuk pekatan berwarna jernih kekuningan yang dapat diemulsikan dengan air untuk mengendalikan hama penting pada tanaman bawang merah, cabe merah, kedelai dan padi. Serta takaran yang dipakai setiap
kali
menyemprotkan
sebanyak 1 – 2 ml/l. Gambar 3.5. Insektisida Tetrin
Dasar Perlindungan Tanaman
Page 15
Dicampur dengan obat daun (cap kodok) yang mengandung ZET yang bersifat sistematik dan slow release serta protein, karbohidrat, asam amino dan multivitamin sebagai senyawa organik yang dibutuhkan oleh tanaman dalam fungsi-fungsi fisiologis.
Berguna
untuk
meningkatkan kualitas dankodok) kuantitas produksi, daya tanaman menjadi baik, Gambar 3.6. Obat daun (cap memperbaiki kondisi fisik tanaman pada saat stadia tumbuh, dan mempercepat pertumbuhan daun, batang dan akar sehingga menambah hasil panen.
Komposisi dari obat daun (cap kodok) tersebut adalah sebagai berikut,
B = 15,78 ppm,
N = 3,00%
K2O = 0,15%,
Zn = 6,67 ppm
Mn = 0,04%,
Cu = 0,06%
Mo = 0,01 ppm,
PeO5 = 0,04%
Dengan takaran sebagai berikut, pada waktu persemaian 2 – 3 cc/ltr air, 14 – 21 hari setelah tanam (waktu pertunasan aktif) 3 – 5 cc/ltr air dan seterusnya takarannya sama. Waktu pemberian insektisida pada tanaman padi sama seperti hama saat menyerang yaitu pada pagi dan sore hari juga. b.
Belalang (Dissusleira carolina)
Belalang dewasa berwarna hijau kemerah-merahan dan yang muda berwarana hijau. Bagian tanaman yang diserang adalah buah padi yang masih dalam keadaan masak susu dan daun padi serta terkadang memakan bagian dari daun. Belalang(Dissusleira
carolina)
menyerang tanaman padi dengan cara menghisap cairan buah yang masih
Dasar Perlindungan Tanaman
Page 16
dalam keadaan masak susu. Hal ini akan mengakibatkan buah padi menjadi kampong/kosong. Walaupun kadang masih bisa berkembang namun kualitasnya rendah, berkerut, warna menjadi coklat dan rasanya tidak enak. Gejala yang ditimbulkan oleh serangan hama belalang adalah pada daun terdapat bercak-bercak bekas isapan oleh belalang dan pada buah padi terdapat bintik-bintik hitam bekas tusukan hama dan buahnya bisa hampa. Sedangkan Waktu hama belalang menyerang adalah pada pagi hari karena padi melakukan fotosintesis dengan baik.
Pengendalian : Dengan membersihkan tempat-tempat di sekitar tanaman padi dari tumbuhan liar bisa berupa rumput liar yang dapat menjadi inang, mengumpulkan telur-telur yang ada di permukaan daun kemudian dimusnahkan serta dengan menggunakan insektisida (Bassa 50 EC dan Tetrin yang telah disebutkan fungsi komposisinya tadi). c.
Wereng Coklat (Nilaparvata lugens) Hama wereng coklat (Nilaparvata lugens) ini adalah hama yang paling
ditakutin para petani karena serangannya yang amat berbahaya bagi pertumbuhan tanaman padi. Hama ini menyerang bagian paling sensitive yaitu bagian akar pada tanaman padi. Sehingga tanaman padi menjadi kerdil disebabkan oleh Virus yang ditularkan Nilaparvata lugens. Virus tersebut bertahan didalam tubuh serangga Nilaparvata lugens. Gejala-gejala yang ditimbulkan oleh serangan virus ini adalah terjadi perubahan pada tanaman seperti daun berubah menjadi pendek, sempit, berwarna hijau kekuning-kuningan atau kuning pucat dan bintikbintik coklat tua, batang padi menjadi pendek. Pengendalian : Gambar 3.8. Daun berwarna kuning kemerah-merahan
Dengan memberikan atau menggunakan foradan
semacam insektisida yang berupa zat bubuk yang berfungsi mengatasi sekaligus membunuh hama wereng coklat. Dasar Perlindungan Tanaman
Page 17
d.
Burung Peking (Lonchura puntulata) Burung merupakan musuh bagi petani yang menyerang pada saat menjelang
panen. Inilah salah satu penyebab berkurangnya produksi padi. Burung menyerang buah dan biji dari tanaman padi dan merusak dengan datang berkelompok mendatangi areal pertanaman padi yang hampir panen. Kemudian memakan biji padi, hingga dalam waktu singkat biji padi akan habis. Gejala yang ditimbulkan apabila padi terserang hama burung adalah tangkai buah padi mengalami kerusakan, tangkai patah, sisa biji padi berjatuhan, burung pemakan padi(peking) berkeliaran di sekitar tanaman padi. Pengendalian : Untuk mencegah terjadinya kerusakan yang parah akibat serangan burung dapat dilakukan dengan melakukan pengawasan yang ketat dengan menghalau burung pemakan biji padi. Hal ini dapat dilakukan dengan memasang orang-orangan sawah yang terbuat dari jerami (sisa batang padi) atau dengan alat yang bisa mengeluarkan suara yang keras dan berisik ditengah-tengah sawah sehingga burung tersebut pergi, alat tersebut dibuat dari beberapa kaleng yang diisi batu/kerikil dan diikat dengan tali seperlunya sepanjang lahan serta digerakan dari tepi sawah.
Gambar 3.9. Perlindungan dari serangan burung
Dasar Perlindungan Tanaman
Page 18
e.
Tikus Sawah (Rattus argentiventer) Tanaman padi akan mengalami kerusakan yang parah apabila diserang oleh
hama yang lebih besar seperti tikus. Di samping itu tikus cepat berkembang, sehingga bisa mengancam produksi padi yang cukup tinggi menjadi hancur. tikus (Rattus argentiventer) ini disebut tikus sawah. Hama tikus ini menyerang semua bagian tanaman, terutama batang dan buah. Tikus merusak padi dengan cara mengerat batang atau makan biji padi. batang tanaman padi yang masih muda berumur 1-2 bulan merupakan sasaran utama tikus, sebab batang muda ini enak dimakan. gejala yang timbul apabila tanaman padi terserang hama tikus adalah banyak tanaman padi yang roboh pada petak sawah. Pada tanaman yang roboh ini terdapat bekas keratan tikus. Apabila terjadi serangan hebat, maka di tengah petak tanaman padi tampak botak-botak bekas serangan tikus. Pengendalian : Untuk menanggulangi hama tikus dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu: pemberian pagar plastik sebagai pencegahan. Plastik tersebut bermerk komodo dengan lebar 60 cm, panjang 100cm, dan tebal 0,5 cm yang dipasang ditepi tanaman padi untuk melindungi dari serangan tikus. Serta menangkap tikus secara manual yaitu langsung dengan tongkat pemukul.
Gambar 3.10. Perlindungan terhadap tikus sawah Dasar Perlindungan Tanaman
Page 19
f.
Tanaman Pengganggu(Gulma) Tumbuhan pengganggu sering merugikan tanaman pokok yaitu tanaman padi
karena tumbuhan pengganggu juga memerlukan makanan dari tanah seperti halnya tanaman pokok, sehingga terjadi persaingan untuk mendapatkan zat makanan. Di samping itu tumbuhan ini bisa menjadi sarang tempat berlindungnya hama dan penyakit. Akibat yang ditimbulkan oleh gangguan gulma ini adalah cadangan makanan di dalam tanah terbagi, terjadi persaingan di dalam memperoleh sinar matahari dan air, pemberian pupuk kurang berdaya guna dan pertumbuhan padi kurang baik yang menyebabkan produksi menurun. Pengendalian : Pengelolaan gulma ini dapat dilakukan dengan melakukan penyiangan, melakukan pencabutan dengan tangan, menggenangi lahan dan melakukan pengaturan jarak tanam secara tepat
Sedangkan alat yang digunakan masih sederhana, tabung pestisidanya terbuat
dari jirigen yang mempunyai daya tampung air sebesar sepuluh liter. Jadi setiap kali pemakaian tabung pestisida diisi air sepuluh liter dicampur dengan insektisida tertentu dan dengan takaran atau dosis tertentu juga.
Dasar Perlindungan Tanaman
Page 20
Gambar 3.11. Pestisida yang masih sederhana F. Panen
Panen merupakan tahap akhir penanaman padi di sawah. Pemanenan padi harus dilakukan pada waktu yang tepat, sebab ketepatan waktu memanen berpengaruh terhadap jumlah dan mutu gabah dan berasnya. Panen yang terlambat pada varietas padi yang mudah rontok, akan menurunkan produksi. Sedangkan panen yang terlalu awal menyebabkan mutu buah padi kurang baik. Cadangan makanan di dalam biji (endosperm) dapat dipakai sebagai tanda bahwa biji padi sudah siap dipanen. Sedangkan panenan yang baik gabah harus berisi dan masak. a)
Penentuan saat panen yang tepat Ada beberapa faktor yang mempengaruhi penentuan saat panen, antara lain
varietas padi, keadaan iklim termasuk musim, pemeliharaan tanaman dan lain sebagainya. Pembungaan padi yang tidak serempak sering kali menyulitkan penentuan saat panen yang tepat, sebab petani harus menunggu malai yang belum masak sempurna. Hal ini menyebabkan malai yang muncul lebih awal akan menjadi terlalu masak. Demikian pula penggunaan patokan umur, kadar air dan warna kuning gabah sulit diterapkan untuk penetapan waktu panen yang tepat bagi padi.
Dasar Perlindungan Tanaman
Page 21
Adapun tanda-tanda yang telah diketahui oleh petani untuk memungut padi yang telah masak ialah:
Buah padi dan daun benderanya berwarna kuning
Tangkai kelihatan merunduk.
Gabah berisi padat Panen pada musim hujan juga menyebabkan penyusutan panen yang lebih
besar dibandingkan dengan panen pada musim kemarau. Kematangan gabah pada umur yang sama dipengaruhi oleh perbedaan cuaca. b)
Akibat panen yang kurang tepat
Apabila panen dilakukan terlalu jauh sebelum saat optimum maka akan didapatkan gabah dengan kualitas yang rendah, sebab masih banyak mengandung butir hijau dan butir kapur, sehingga tidak tahan lama dalam proses penyimpanan. Dan apabila gabah tersebut digiling maka didapatkan beras yang pecah. Pemanenan yang terlambat akan memperbesar jumlah hasil yang hilang. Ini disebabkan oleh kerontokan, serangan hama termasuk burung dan tikus. c)
Alat-alat panen Alat yang digunakan untuk memanen adalah sabit.
Sabit
Tujuan penggunaan alat ini adalah memungut hasil dengan lebih cepat, terutama untuk padi yang memiliki sifat mudah rontok. Di samping itu juga, lebih menghemat tenaga kerja dan efisiensi kerja, juga dapat menekan produksi yang hilang akibat rontok. Oleh karena itu, untuk memanen dianjurkan menggunakan sabit.
Dasar Perlindungan Tanaman
Page 22
3.4
Dokumentasi 1. Perlindungan Tanaman a.
b. aa
Gambar saat penyemprotan pestisida
Gambar perlindungan dari tikus
c.
Gambar perlindungan terhadap burung
Dasar Perlindungan Tanaman
Page 23
1.
Hama
a.
b.
Gambar hama Belalang
Gambar hama Wereng Coklat
c.
Gambar hama Ulat
Dasar Perlindungan Tanaman
Page 24
2.
Kerusakan
a.
b.
Gambar Kerusakan pada batang padi
Gambar kerusakan pada buah padi
Gambar kerusakan pada daun
Dasar Perlindungan Tanaman
Page 25
3.
Alat dan Bahan
a.
b.
Alat pestisida, Insektisida dan obat daun
Dasar Perlindungan Tanaman
Page 26
DAFTAR PUSTAKA http://budidayatanamanpadi.com/ps_poll.php http://www.mamud.com/Docs/budi_daya_padi_sawah.pdf http://budidayatanamanpadi.com/budidaya.php
Dasar Perlindungan Tanaman
Page 27