PERAN KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH BAITUL MAL WAT TAMWIL (KJKS BMT) AGAM MADANI NAGARI TIKU V JORONG DALAM PEREKONOMIAN MASYARAKAT NAGARI TIKU V JORONG KECAMATAN TANJUNG MUTIARA KABUPATEN AGAM
ARTIKEL
OLEH EDI FIRNANDO, SP 1021202002
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2013
PERAN KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH BAITUL MAL WAT TAMWIL (KJKS BMT) AGAM MADANI NAGARI TIKU V JORONG DALAM PEREKONOMIAN MASYARAKAT NAGARI TIKU V JORONG KECAMATAN TANJUNG MUTIARA KABUPATEN AGAM
Edi Firnando, S.P Dibawah Bimbingan Prof. Dr. Ir. Melinda Noer, M.Sc dan Dr. Mahdi, SP, M.Si Pada Program Studi Pembangunan Wilayah dan Pedesaan Program Pascasarjana Universitas Andalas Padang Tahun 2013 ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mendeskripsikan KJKS BMT Agam Madani Nagari Tiku V Jorong, (2) Menganalisis pemanfaatan jasa keuangan KJKS BMT Nagari Tiku V Jorong dalam perekonomian masyarakat Nagari Tiku V Jorong. Penelitian ini berlangsung dari tanggal 1 November sampai 20 Desember 2012. Metode penelitian adalah metode Studi Kasus dengan informan kunci stakeholder yang terkait dengan KJKS BMT dan sampel diambil secara sengaja sebanyak 50 orang dari nasabah KJKS BMT. Hasil penelitian disajikan dan dibahas dalam bentuk deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa KJKS BMT merupakan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) dengan badan hukum koperasi yang semula ditujukan berperan dalam pengentasan kemiskinan di Nagari melalui penyaluran dana KMN Kabupaten Agam. Dalam pelaksanaanya, permodalan, tabungan dan pembiayaan LKM ini terus meningkat, namun keuntungan yang diperoleh masih relatif sedikit dibandingkan pembiayaan yang disalurkan yang disebabkan tingginya tingkat kemacetan pengembalian oleh rumah tangga miskin (RTM) dan besarnya biaya operasional yang dikeluarkan KJKS BMT. Dalam rangka meningkatkan keberlanjutan dan kemandirian KJKS BMT dalam malayani jasa keuangan di nagari telah terjadi perubahan sasaran pembiayaan dari RTM kepada nasabah umum, anggota dan karyawan plasma KUD Nagari Tiku V Jorong yang bergerak dalam perkebunan sawit, dengan pembiayaan yang direalisasikan lebih bersifat konsumtif (65%). KJKS BMT Nagari Tiku V Jorong telah bekerja sama dengan KUD Nagari Tiku V Jorong, perbankan dan pihak ketiga lainnya dalam upaya meningkatkan jumlah modal sehingga lembaga keuangan ini dapat melayani permintaan pembiayaan dari masyarakat Nagari Tiku V Jorong yang terus meningkat. KJKS BMT Nagari Tiku V Jorong perlu melakukan efisiensi terhadap biaya operasional dan mengefektifkan jasa pembiayaan untuk membantu perekonomian masyarakat dengan usaha yang bersifat produktif. KJKS BMT Nagari Tiku V Jorong berperan dalam melayani masyarakat yang lebih luas dengan jasa keuangan yang lebih beragam untuk mencapai kemandirian. Namun demikian, rumah tangga miskin produktif yang membutuhkan modal kerja juga harus tetap menjadi perhatian LKM ini, karena melayani masyarakat yang tergolong miskin untuk keluar dari garis kemiskinan merupakan prinsip utama pendirian KJKS BMT ini. Kata Kunci: LKM, dana KMN dan Perekonomian Masyarakat
mempunyai akses yang lebih (atau sangat)
PENDAHULUAN Sebaran angka kemiskinan dari BPS
mudah terhadap kredit perbankan, sementara
menunjukan bahwa jumlah penduduk miskin
usaha mikro, terutama yang dijalankan
di desa selalu lebih besar dibanding dengan
rumah tangga miskin yang tinggal di
di kota. Salah satu sumbangan kenaikan
pedesaan sering harus bangkrut atau bahkan
angka kemiskinan di desa antara lain,
tidak dapat dimulai karena kurangnya akses
rendahnya tingkat pendidikan, banyak yang
terhadap kredit perbankan. Keterbatasan
jadi buruh tani karena ketiadaan lahan dan
akses terhadap sumber pembiayaan yang
banyaknya anak dalam satu keluarga. Oleh
dihadapi oleh usaha kecil dan mikro di
karena itu, alangkah baiknya jika prioritas
pedesaan, terutama dari lembaga-lembaga
pembangunan di arahkan ke desa (Muzaki,
keuangan
2012).
menyebabkan Modal merupakan masalah utama
yang
selalu
muncul
dalam
upaya
pengembangan potensi dan kemampuan
formal
seperti
mereka
perbankan,
bergantung
pada
sumber-sumber informal yang kadang tidak menguntungkan bagi mereka. Untuk
menjawab
permasalahan
masyarakat, terutama di wilayah pedesaan.
keterbatasan modal dan akses terhadap
Upaya peningkatan pendapatan masyarakat
kebutuhan
baik melalui penerapan teknologi maupun
berkurang,
melalui
selalu
mengoptimalkan potensi lembaga keuangan
terkendala oleh kekurangan modal. Telah
yang dapat menjadi alternatif sumber dana
banyak
oleh
bagi petani dan masyarakat pedesaan. Salah
pemerintah dan telah banyak sistem yang
satu kelembagaan keuangan yang dapat
dikembangkan
dimanfaatkan
penggunaan
bantuan
yang
untuk
inovasi
diberikan
penguatan
modal
kredit maka
dan
yang
semangkin
perlu
didorong
lebih
untuk
masyarakat, tetapi selalu kandas di tengah
membiayai
kegiatan
jalan dan belum banyak yang berhasil
pedesaan
yang
memicu pertumbuhan ekonomi masyarakat,
penduduknya masuk dalam segmen mikro
apalagi untuk menciptakan dan menguatkan
adalah Lembaga Keuangan Mikro (LKM)
kemandirian masyarakat (Daniel, 2007).
(Ashari, 2006).
Kenyataan yang terjadi selama ini adalah
bahwa
usaha
berskala
besar
Menurut
perekonomian mayoritas
Krishnamurti
di
usaha
(2003),
keberadaan LKM di pedesaan dapat menjadi faktor kritikal dalam usaha penanggulangan
kemiskinan yang efektif di pedesaan. LKM
masyarakat miskin. Dimana penyaluran
dikembangkan berdasarkan semangat untuk
KMN tersebut melibatkan lembaga dan
membantu dan memfasilitasi masyarakat
masyarakat lokal yang ada di masing-
miskin, baik untuk kegiatan konsumtif
masing
maupun produktif keluarga miskin tersebut.
Sumatera Barat, 2008).
Menurut Agustianto (2011), belum
nagari
LKM
(Pemerintah
yang
Propinsi
dikembangkan
di
adanya lembaga keuangan yang menjangkau
Kabupaten Agam adalah Koperasi Jasa
daerah perdesaan (sektor pertanian dan
Keuangan Syariah Baitul Maal Wat Tamwil
sektor informal) secara memadai yang
(KJKS BMT) Agam Madani. KJKS BMT
mampu memberikan alternatif pelayanan
Agam Madani ini diluncurkan semenjak
(produk
November 2007. Pendirian KJKS BMT di
jasa)
simpan-
pinjam
yang
kompatibel dengan kondisi sosial kultural
Kabupaten
Agam
dilakukan
serta ‘kebutuhan’ ekonomi masyarakat desa
penyertaan
pendanaan
menyebabkan konsep BMT (Baitul Mal wat
Daerah
Kabupaten
Tamwil) dapat ‘dihadirkan’ di daerah
mengsingkronkannya dengan program KMN
kabupaten kota dan bahkan di kecamatan
Propinsi Sumatera Barat. Salah satu KJKS
dan perdesaan.
BMT yang cukup berkembang di Kabupaten
oleh
melalui
Pemerintah
Agam
dan
Pemerintah Propinsi Sumatera Barat
Agam adalah KJKS BMT Agam Madani
telah meluncurkan program KMN pada
Nagari Tiku V Jorong yang terdapat di
tahun 2007, yakni program penyediaan
Kecamatan Tanjung Mutiara.
modal murah bagi pengusaha kecil dan mikro
sebagai
bagian
program
Tiku V Jorong dapat berperan strategis
pengentasan kemiskinan berbasis nagari.
memberikan dukungan permodalan dalam
Setiap nagari disediakan dana Rp.300 juta
rangka
yang merupakan modal awal nagari dalam
masyarakat,
mengembangkan
Kabupaten
rumah tangga dan pengentasan kemiskinan
Agam tercatat sebagai penerima terbesar
di Nagari Tiku V Jorong melalui program
kredit mikro nagari tahun 2009 yang
kredit mikro atau pembiayaan yang lebih pro
dikucurkan Pemerintah Provinsi Sumatra
kepada masyarakat miskin. Untuk mencapai
Barat dalam bentuk bantuan permodalan
peran positif KJKS BMT Nagari Tiku V
bagi usaha kecil yang dikelola oleh kalangan
Jorong, maka secara kelembagaan dan
KMN
dari
KJKS BMT Agam Madani Nagari
ini.
menggerakkan meningkatkan
perekonomian pendapatan
keuangan KJKS BMT ini harus terus
METODOLOGI PENELITIAN
berkembang, memiliki sustanabilitas yang tinggi untuk mencapai kemandirian dalam operasionalnya. Dalam
Untuk
mendapatkan
gambaran
tentang Kelembagaan KJKS BMT Agam Madani Nagari Tiku V Jorong, terutama
operasionalisasinya
KJKS
tentang
kinerja
keuangan
dan
BMT ini juga mendapatkan subsidi gaji bagi
operasionalisasinya, maka diambil Informan
karyawannya (pengelola) dari Pemerintah
Kunci yang terdiri dari Kepala Bagian
Daerah Kabupaten Agam sampai dengan
Perekonomian Pemda Agam dan Dinas
tahun 2011, dengan pertimbangan bahwa
Koperasi Perindustrian dan Perdagangan
KJKS BMT Nagari Tiku V Jorong tidak
selaku pembina KJKS BMT Agam Madani,
dapat bertahan dalam
Pendamping
(survive)
kalau
operasionalnya
melayani
kredit
atau
KJKS
BMT
Kecamatan,
Konsultan Pusat Inkubasi Bisnis dan Usaha
pembiayaan untuk rumah tangga miskin.
Kecil
Oleh karena itu, permasalahan yang ingin
Jorong, Ketua Kerapatan Adat Nagari
dijawab dalam penelitian ini bagaimana
(KAN), Pengurus, Pengawas dan pengelola
pengelolaan KJKS BMT Nagari Tiku V
KJKS BMT Agam Madani Nagari Tiku V
Jorong dalam upaya mencapai tingkat
Jorong.
kemandiriannya
bagaimana
pemanfaatan jasa keuangan KJKS BMT
pemanfaatan jasa keuangan KJKS BMT ini
Nagari Tiku V Jorong dalam perekonomian
dalam perekonomian masyarakat di Nagari
masyarakat nagari diambil sampel sebanyak
Tiku V Jorong.
50 orang dari nasabah KJKS BMT Nagari
1
dan
Sedangkan
Walinagari
untuk
Tiku
V
mengetahui
Penelitian ini bertujuan untuk:
Tiku V Jorong, diantaranya terdiri dari 30
Mendeskripsikan KJKS BMT Agam
orang nasabah bukan rumah tangga miskin
Madani Nagari Tiku V Jorong
dan 20 orang nasabah rumah tangga miskin
Kecamatan
baik yang aktif maupun yang tidak aktif lagi
Tanjung
Mutiara
mendapatkan pembiayaan dari KJKS BMT.
Kabupaten Agam. 2
(PINBUK),
Menganalisis
jasa
Sumber data yang digunakan dalam
keuangan KJKS BMT Agam Madani
penelitian ini adalah data primer dan data
Nagari
dalam
sekunder. Data primer dalam penelitian ini
Perekonomian Masyarakat Nagari
meliputi: Pelaksanaan simpanan di KJKS
Tiku
Tiku V Jorong.
pemanfaatan
V
Jorong
BMT Nagari Tiku V Jorong (jenis dan
analisis ini akan diketahui gambaran umum
jumlah simpanan serta minat masyarakat
KJKS BMT Nagari Tiku V Jorong yang
dalam menyimpan di KJKS BMT) dan
meliputi kondisi organisasi dan financial
pelaksanaan pembiayaan di KJKS BMT
dari KJKS BMT ini dalam upaya mencapai
Nagari Tiku V Jorong (nasabah KJKS BMT,
kemandirian. Untuk menjawab tujuan kedua
akad pembiayaan, kemacetan, Prosedur
juga dilakukan analisa deskriptif kualitatif,
pemberian pembiayaan, dan Penggunaan
dan selanjutnya data disajikan dengan tahap
dana pembiayaan). Sedangkan data sekunder
analisis yang terdiri dari langkah-langkah
diperoleh dari dokumen- dokumen yang
penyusunan
relevan
sinopsis,
dengan
pembahasan
penelitian
ringkasan deskripsi
terstruktur
singkat,
dan
diagram-
seperti data sejarah pendirian, struktur
diagram, atau matriks dengan teks. Setelah
organisasi,
kerja,
itu dilakukan penarikan kesimpulan dan
permodalan dan keuangan KJKS BMT
verifikasi, yaitu proses interpretasi dan
Nagari Tiku V Jorong.
penetapan makna dari data yang tersaji.
bidang
Tujuan
usaha,
yang
mitra
pertama
dianalisa
dengan metode deskriptif kualitatif. Dengan
BMT.
HASIL PENELITIAN Sejarah pendirian KJKS BMT Agam Madani Nagari Tiku V Jorong
Pokja
ini
bertugas
membantu
merealisasikan dana program kredit mikro nagari sebanyak Rp.300.000.000,- (Tiga
KJKS BMT Nagari Tiku V Jorong
ratus Juta Rupiah) bersama Wali Nagari dan
adalah salah satu KJKS BMT yang cukup
pengurus TKPK, sesuai dengan mekanisme
berkembang yang terdapat di Kecamatan
BMT Agam Madani. Tugas Pokja Nagari ini
Tanjung Mutiara. KJKS BMT ini berdiri
berakhir ketika dana kredit mikro nagari
pada
dengan
telah disalurkan, selanjutnya pengelolaan
dukungan dana KMN Kabupaten Agam.
KMN menjadi tanggung jawab KJKS BMT
Pendirian KJKS BMT ini diawali dengan
Agam Madani Nagari Tiku V Jorong.
bulan
Juli
tahun
2008
pembentukan kelompok kerja (POKJA)
Konsep
pendirian
KJKS
BMT
Nagari Tiku V Jorong yang anggotanya
Nagari Tiku V Jorong adalah bagian dari
terdiri dari perwakilan tokoh masyarakat
upaya memerangi kemiskinan di nagari
nagari, pendamping dan pengelola KJKS
dengan mengelola secara profesional dana-
Rp.800.000, sedangkan modal dari bukan
dana yang berkaitan dengan kebutuhan
anggota dan pihak ketiga lainnya berupa
masyarakat
itu,
dana KMN Pemerintah kabupaten Agam,
pendirian KJKS BMT Nagari Tiku V Jorong
tabungan nasabah yang bukan anggota, dan
diarahkan untuk membantu permodalan
dana-dana penyertaan dari pihak ketiga.
miskin.
Oleh
karena
masyarakat miskin, khususnya pelaku usaha
Permodalan KJKS BMT Nagari Tiku
mikro dan kecil yang produktif di Nagari
V Jorong menunjukkan kecendrungan yang
Tiku V Jorong. Dalam pelaksanaanya pada
meningkat
tahun 2008 KJKS BMT ini telah berhasil
anggota, dana cadangan SHU dan dana dari
menyalurkan dana Kredit Mikro Nagari
pihak ketiga. Pada awal pendirian KJKS
(KMN)
BMT tahun 2008, modal hanya berasal dari
Pemerintah
Kabupaten
Agam
dengan
dukungan
simpanan
kepada kelompok rumah tangga miskin yang
anggota
ada di Nagari V Jorong.
Kabupaten
Permodalan dan keuangan KJKS BMT Nagari Tiku V Jorong
ditambah dengan dukungan pihak ketiga
Jorong berasal dari anggota, bukan anggota dan pihak ketiga. Modal yang bersumber dari anggota yaitu simpanan pokok sebesar simpanan
Rp.10.000/bulan, khusus
dan
(simpanan
wajib
sebesar
simpanan
pokok
sukarela)
dana
Agam,
KMN namun
Pemerintah setelah
itu
yang menitipkan dananya di KJKS BMT
Modal KJKS BMT Nagari Tiku V
Rp.100.000,
dan
berupa hibah maupun penyertaan, seperti hibah dana CSR PT. Minang Agro yang bergerak dalam perkebunan sawit sebesar Rp. 60.000.000 dan penyertaan dana KUD Nagari Tiku
V Jorong
sebesar Rp.
800.000.000.
sebesar
Tabel 1. Perkembangan Modal KJKS BMT Nagari Tiku V Jorong Tahun 2008- 2012. No
Uraian
1. 2. 3. 4.
Simpanan Pokok Simpanan Wajib Simpoksus Penyertaan Pemda Agam (KMN) Penyertaan Plasma Tiku V Jorong Penyertaan PT. Minang Agro Penyertaan Pinbuk Pusat Cadangan tahun lalu Jumlah
5. 6. 7. 8.
Th. 2008 (Rp)
Th. 2009 (Rp)
Th. 2010 (Rp)
Th. 2011 (Rp)
Th. 2012 (Rp)
3.900.000 4.200.000 12.450.000 300.000.000
4.300.000 4.380.000 17.050.000 300.000.000
5.306.000 12.218.000 25.870.000 300.000.000
5.116.000 13.325.500 36.208.000 300.000.000
5.335.000 15.264.800 36.856.200 300.000.000
-
800.000.000
800.000.000
800.000.000
800.000.000
-
60.000.000 -
320.550.000
1.185.430.000
60.000.000 5.000.000 9.330.000 1.217.724.000
60.000.000 5.000.000 31.196.000 1.250.845.500
60.000.000 5.000.000 28.469.700 1.250.907.700
Sumber: Data diolah dari laporan KJKS BMT
Dukungan modal dari KUD Nagari
jasa dan beban lainnya seperti terlihat pada
V Jorong dan PT. Minang Agro ternyata
Tebel 2. Biaya tenaga kerja merupakan
belum memadai dan tidak dapat melayani
biaya terbesar yang dikelurkan KJKS BMT
permohonan pembiayaan masyarakat di
selama ini yang meliputi; pembayaran gaji
Nagari Tiku V Jorong yang meningkat dari
pokok karyawan, insentif karyawan, insentif
tahun ke tahun. Meningkatnya permohonan
pengurus
pembiayaan ini memperlihatkan besarnya
transportasi, tunjangan hari raya, pakaian
minat dan kebutuhan masyarakat atas jasa
dinas dan lain- lain yang angkanya untuk
keuangan di daerah ini. Berdasarkan laporan
tahun 2011 sebesar 63,10% dari seluruh
RAT, permohonan pembiayaan pada tahun
biaya KJKS BMT. Untuk tahun 2012 ketika
2012 berjumlah 612 orang dengan nilai Rp.
KJKS BMT sudah mandiri dan harus
2.579.580.000,-
membiayai
sedangkan
yang
dapat
dan
pengawas,
sendiri
gaji
tunjangan
pengelolanya,
dipenuhi hanya 280 orang dengan nilai
persentase untuk biaya tenaga kerja semakin
pinjaman
tinggi
yang
disalurkan
sebesar
Rp.1.610.867.300, atau 62% (persen).
yaitu
Besarnya
mencapai
biaya
angka
tenaga
71,68%.
kerja
ini
Biaya yang dikeluarkan KJKS BMT
menyebabkan KJKS BMT Nagari Tiku V
Nagari Tiku Jorong terdiri dari beban bagi
Jorong tidak efisien dalam pengelolan
hasil plasma KUD, biaya tenaga kerja,
keuangan sehingga mengurangi perolehan
penyusutan inventaris, pembelian barang/
SHU atau keuntungan setiap tahunnya.
Tabel 2. Alokasi Biaya KJKS BMT Nagari Tiku V Jorong Tahun 2008-2012 No
Uraian
1. 2. 3.
Beban Basil Biaya tenaga kerja Pemeliharaan dan perbaikan Penyusutan inventaris Pembelian barang/ jasa Total
4. 5.
Th. 2008 (Rp)
Th. 2009 (Rp)
Th. 2010 (Rp)
Th. 2011 (Rp)
Th. 2012 (Rp)
1.650.000 130.000
4.382.300 27.505.100 400.000
27.561.135 75.808.400 1.327.000
24.411.000 82.800.600 950.000
17.340.700 109.542.900 1.546.000
3.814.200
1.669.198 19.801.201
4.591.800 13.523.815
8.347.000 14.721.800
13.709.300 10.665.700
5.594.200
53.757.800
122.812.150
131.230.400
152.804.600
Sumber: diolah dari laporan KJKS BMT
Perolehan keuntungan KJKS BMT KJKS BMT Nagari Tiku V Jorong merupakan salah satu KJKS BMT yang sudah dapat dikatakan mandiri, dimana pada tahun 2012 telah mengalokasikan dana untuk membayar gaji karyawannya, bahkan setelah dikurangi biaya tenaga kerja ini KJKS
BMT
berhasil
mendapatkan
keuntungan sebesar Rp.86.566.500. Namun demikian, mengingat biaya tenaga kerja merupakan
pengeluaran
terbesar
KJKS
BMT selama ini, maka beban gaji karyawan ini telah mengurangi perolehan keuntungan KJKS BMT. Hal ini terlihat sampai dengan
Nagari Tiku Jorong sejauh ini sudah bisa menutupi biaya operasional, khususnya untuk biaya tenaga kerja karena semenjak tahun
2012
pengelola
tidak
lagi
mendapatkan bantuan gaji dari Pemda Agam.
Pengurus
dan
pengelola
telah
berupaya meningkatkan keuntungan KJKS BMT
dengan
meningkatkan
jasa
pembiayaan kepada masyarakat Nagari Tiku V Jorong, menekan biaya operasional dan mencari
dukungan
permodalan
dari
simpanan anggota dan dana penyertaan pihak ketiga.
bulan Desember tahun 2012, laba yang diperoleh KJKS BMT ini tidak berubah secara signifikan dari tahun sebelumnya. Tabel 3. Perkembangan Laba/ SHU KJKS BMT Nagari Tiku V Jorong Tahun 2008- 2012. No
Uraian
Tahun 2008 (Rp)
1 Pendapatan 9.319.000 2 Biaya 5.594.200 3 Laba / SHU 3.724.800 Sumber: Diolah dari laporan KJKS BMT
Tahun 2009 (Rp)
Tahun 2010 (Rp)
103.031.900 53.757.800 49.274.100
220.234.800 122.812.150 97.422.650
Simpanan Masyarakat di KJKS BMT Nagari Tiku V Jorong Simpanan atau tabungan masyarakat di KJKS BMT Nagari Tiku V Jorong mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Namun peningkatan ini tidak terlalu besar, misalnya jumlah tabungan tahun 2012 sebesar Rp.229.491.700, hanya naik sebesar Rp.552.550
dibandingkan
tahun
2011.
Tahun 2011 (Rp)
Tahun 2012 (Rp)
218.829.700 131.230.400 87.599.300
239.371.100 152.804.600 86.566.500
Peningkatan ini juga berbeda untuk jenis tabungannya, dilihat dari perkembangan jumlah simpanannya, simpanan Tamara menunjukkan jumlah yang lebih banyak karena
lebih
kesejahteraan
bersifat
umum
masyarakat
untuk yang
persentasenya untuk tahun 2011 dan tahun 2012 mencapai lebih dari 50 persen, dikuti
oleh Simpanan Wajib Pembiayaan dan
masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari
Simpanan Tadika.
jumlah
tabungan
yang
masih
sedikit
Simpanan lainnya yang lebih bersifat
dibandingkan dengan jumlah biaya yang
khusus kurang diminati oleh masyarakat,
direalisasikan oleh KJKS BMT. Kalaupun
misalnya
ada yang menabung di KJKS BMT, lebih
simpanan
tabungan
haji
(Tahajjud), simpanan kenduri (Taduri), dan
karena
simpanan untuk kurban haji (Takurban).
sebagai anggota KJKS BMT atau karena
Simpanan
ini
adanya
disebabkan
kurangnya
kurang
berkembang
sosialisasi
yang
tuntutan
memenuhi
kewajiban
kewajiban
untuk
membayar
simpanan wajib pembiayaan bagi nasabah..
dilakukan KJKS BMT kepada masyarakat di
Rendahnya
partisipasi
Nagari Tiku V Jorong, karena selama ini
disebabkan karena sosialisasi yang masih
pengurus dan pengelola lebih fokus terhadap
kurang
pelayanan jasa pembiayaan saja.
tentang produk tabungan, keuntungan yang
terhadap
menabung
masyarakat,
ini
terutama
diperoleh dan prosedur yang dilalui dalam Kesadaran masyarakat Nagari Tiku
menabung di KJKS BMT.
V Jorong untuk menabung di KJKS BMT Tabel 4. Perkembangan Simpanan di KJKS BMT Nagari Tiku V Jorong Tahun 2008-2012. No. 1 2 3 4 5 6
Uraian Simp. Tamara Simp. Tadika Simp. Tahajud Simp. Takurba SWP Simp. Saras Jumlah
Th. 2008 (Rp) 692.750 28.165.000 28.857.750
Th. 2009 (Rp) 14.611.600 36.159.700 19.098.700 69.870.000
Th. 2010 (Rp) 58.067.200 43.225.600 201.600 111.700 46.468.700 3.348.700 151.423.500
Th. 2011 (Rp) 114.705.400 37.359.300 111.600 111.700 75.032.450 1.618.700 228.939.150
Th. 2012 (Rp) 128.956.300 30.210.300 311.600 111.700 68.443.100 1.458.700 229.491.700
Sumber: Data diolah dari Laporan KJKS BMT
Pembiayaan di KJKS BMT Nagari Tiku V Jorong
meminjam di KJKS BMT yang proses
Pembiayaan KJKS BMT Nagari
angsuran setiap bulannya atau dibayar pada
Tiku V Jorong menggunakan berbagai akad,
waktu jatuh tempo. akad Musyarakah dan
diantaranya BBA, Murabahah, Musyarakah,
akad Mudharabah merupakan akad yang
Mudharabah dan Alqardul Hasan. Akad
menerangkan adanya
BBA dan Murabahah merupakan akad jual
BMT sebagai pemilik modal dalam suatu
beli yang digunakan bagi nasabah yang
usaha dimana antara resiko dan keuntungan
pembayarannya
dapat
dilakukan
penyertaan
secara
KJKS
ditanggung masing-masing atau bersama
Jorong
secara berimbang dengan porsi penyertaan.
sosialnya
Akad Alqordul Hasan (Alqardh) merupakan
tergolong sangat miskin sesuai dengan
akad untuk pinjaman lunak tanpa bagi hasil
prinsip utama yang seharusnya dimilikinya,
yang digunakan saat penyaluran dana KMN
yaitu menjalankan program Alqordul Hasan
untuk kelompok usaha masyarakat miskin
yaitu pembiayaan tanpa bagi hasil untuk
(Pokusma) pada awal berdirinya KJKS
membantu masyarakat yang sangat miskin
BMT Nagari Tiku V Jorong tahun 2008.
yang secara ekonomi mereka tergolong aktif
Tabel 5 dibawah ini menunjukkan
tidak
lagi
membantu
menjalankan
misi
masyarakat
yang
(economically active). Pembiayaan akad
bahwa pembiayaan dengan sistem bagi hasil
Musyarakah
atau margin keuntungan terutama yang
memperlihatkan
memakai akad jual beli (akad murabahah
menurun, ini artinya KJKS BMT tidak
dan
besar
banyak melakukan kerja sama investasi
Sedangkan
dengan memberikan modal kerja bagi
pembiayaan dengan Alqordul Hasan untuk
pengusaha kecil dan menengah dalam
RTM
rangka pengembangan usaha mitra dan
BBA)
dibandingkan
jumlah
yang
akad
lainnya.
jumlahnya
sangat
lebih
sedikit
dan
merupakan sisa pembiayaan tahun 2008.
peningkatan
Dengan demikian KJKS BMT Nagari Tiku
sendiri.
dan
Mudharabah kecendrungan
keuntungan
KJKS
juga yang
BMT
Tabel 5. Perkembangan Pembiayaan di KJKS BMT Nagari Tiku V Jorong Berdasarkan Akad. No.
Pembiayaan
1 2 3 4 5
Mudharabah Musyarakah Murabahah BBA Alqardh Jumlah
Tahun 2008 (Rp) 22.767.000 10.241.000 0 110.738.000 182.649.000 326.395.000
Tahun 2009 (Rp) 0 213.899.000 12.000.000 517.679.000 44.834.000 788.412.000
Tahun 2010 (Rp) 22.500.000 173.626.000 89.348.000 414.251.000 35.039.000 734.764.000
Tahun 2011 (Rp) 58.891.000 125.793.000 255.869.000 510.257.000 18.102.000 968.912.000
BMT
tahun
Tahun 2012 (Rp) 3.113.100 122.777.900 117.122.500 712.032.600 50.163.300 1.005.209.500
Sumber: data diolah dari laporan KJKS BMT
Pembiayaan di KJKS BMT Nagari
pada
2008
pembiayaan
Tiku V Jorong yang dilihat dari sasaran
diarahkan untuk rumah tangga miskin
yang menerima, telah mengalami perubahan
(RTM), sesuai dengan sasaran program
sesuai dengan perkembangan dari KJKS
Kredit Mikro Nagari (KMN) Pemerintah
BMT ini sendiri. Pada awal pendirian KJKS
Daerah Kabupaten Agam. Dana KMN ini
disalurkan oleh KJKS BMT Nagari Tiku V
termasuk dalam kategori nasabah umum
Jorong kepada masyarakat Nagari Tiku V
dengan jumlah yang dibiayai berkisar 4-5
Jorong dengan perbandingan 70%
persen atau kurang lebih 20 orang saja pada
untuk
rumah tangga miskin dan 30% untuk
Tahun 2011 dan 2012.
nasabah umum. Dijadikannya rumah tangga
Untuk mengantisipasi
kemacetan,
yang tergolong miskin sebagai sasaran
pada bulan Juli tahun 2009 sampai tahun
program pada waktu itu karena Pemerintah
berikutnya pembiayaan untuk RTM dalam
Daerah Kabupaten Agam ingin melanjutkan
bentuk program Alqordul Hasan tidak
perjuangan
di
menjadi prioritas KJKS BMT Nagari Tiku V
nagari, setelah penanggulangan kemiskinan
Jorong, kecuali bagi RTM yang memiliki
berbasiskan mesjid dilaksanakan sejak tahun
usaha
2006 di Kabupaten Agam.
angsurannya selama ini cukup baik atau
memerangi
kemiskinan
Kemudian pada tahun 2009 sampai
tingkat
produktif
dan
kemacetannya
pembayaran
rendah.
Nasabah
sekarang, orientasi pelayanan KJKS BMT
rumah tangga miskin yang masih melakukan
Nagari Tiku V Jorong tidak lagi terfokus
pembiayaan di KJKS BMT sampai dengan
kepada rumah tangga miskin disebabkan
tutup buku tahun 2011 sebanyak 15 orang
tingginya
(12,93%) dari 108 orang RTM pada saat
angka
kemacetan
kredit,
pembiayaan diarahkan kepada masyarakat
awal program tahun 2008.
yang lebih luas dengan pertimbangan untuk
Untuk nasabah rumah tangga miskin
mencapai kemandirian dan meningkatkan
yang pembiayaannya masih bermasalah
keuntungan KJKS BMT dimasa yang akan
tidak
datang. Saat ini KJKS BMT Nagari Tiku V
pembiayaan dari KJKS BMT Nagari V
Jorong telah melayani pembiayaan untuk
Jorong
masyarakat umum sebanyak 35 %, anggota
berikutnya. Hal ini menunjukan bahwa
plasma sebanyak 30 % dan karyawan KUD
KJKS BMT sangat hati-hati memberikan
Nagari Tiku V Jorong sebanyak 35 %.
pembiayaan dalam rangka menjaga NPL
Khusus bagi rumah tangga miskin masih
bisa lebih baik.
tetap
diberi
pengalaman
pembiayaan, pembayaran
akan
pada
mendapatkan
pengajuan
fasilitas
pembiayaan
sepanjang angsuran
pembiayaannya cukup baik selama ini. Nasabah rumah tangga tergolong miskin ini
Prioritas pembiayaan KJKS BMT Nagari Tiku V Jorong semenjak pertengahan tahun 2009 sampai sekarang diarahkan
kepada nasabah umum, karyawan dan
Adanya
perubahan
sasaran
anggota plasma KUD Nagari Tiku V Jorong.
pembiayaan kepada nasabah umum, anggota
Perubahan prioritas pembiayaan ini karena
dan karyawan KUD Nagari Tiku V Jorong
adanya komitmen bersama pengurus dan
juga menunjukan bahwa lembaga keuangan
pengelola untuk menjaga kondisi KJKS
mikro ini lebih menekankan pada sisi bisnis
BMT
dan
dengan melayani masyarakat yang memiliki
menguntungkan, sebab pada tahun 2012
kapasitas ekonomi lebih baik, sedangkan
KJKS BMT ini sudah harus mandiri, baik
rumah tangga miskin yang dilayani hanya
secara
beberapa orang saja yang pengalaman
supaya
lebih
keuangan
operasionalnya.
sustainable
maupun Perubahan
manajemen prioritas
pembiayaannya cukup baik.
Semenjak
pembiayaan ini sudah keluar dari konsep
KJKS BMT Nagari Tiku V Jorong melayani
pendirian lembaga keuangan ini
yaitu
pembiayaan untuk nasabah umum, anggota
sebagai upaya memerangi kemiskinan di
dan karyawan plasma KUD maka tingkat
Kabupaten Agam, karena KJKS BMT
NPL
merupakan kelembagaan yang profesional
persentasenya masih cukup tinggi (Tabel 6).
mulai
membaik,
walaupun
mengelola dana-dana yang berkaitan dengan kebutuhan masyarakat miskin.
Tabel 6. Perkembangan NPL KJKS BMT Nagari Tiku V Jorong Tahun 2009-2012 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Novemver Desember Rata-rata
Tahun 2009 (%) 27,34 21,85 23,09 25,67 20,56 21,17 23,47 20,86 18,55 18,27 15,90 13,82 20,87
Tahun 2010 (%) 10,91 12,45 15,01 16,43 24,76 28,47 8,42 10,57 12,22 13,44 15,13 2,07 14,15
Sumber: Data diolah dari laporan KJKS BMT Nagari Tiku V Jorong.
Tahun 2011 (%) 6,56 8,73 12,33 14,52 14,37 7,20 9,65 8.86 11,83 11,30 10,27 6,22 10,15
Tahun 2012 (%) 8,33 11,49 7,13 6,97 7,08 8,65 11,71 11,15 3,11 5,05 7.24 7,92 7,99
Pemanfaatan Jasa Keuangan KJKS BMT Nagari Tiku V Jorong Dalam Perekonomian Masyarakat.
perubahan prioritas pembiayaan, dimana
Pemanfaatan jasa pembiayaan oleh
untuk keperluan konsumtif yaitu sebesar 65
rumah
tangga
yang
persen, misalnya untuk pendidikan anak,
ringan program
biaya kesehatan, biaya perbaikan rumah,
miskin
mendapatkan pinjaman
dana yang dipinjam lebih banyak digunakan
(RTM)
Alqordul Hasan pada tahun 2008 adalah
membayar
hutang,
untuk modal kerja yaitu menjalankan usaha
penggunaan lainnya.
biaya
pesta
dan
di bidang pertanian/perkebunan, perikanan
Berdasarkan penelitian, pemanfaatan
dan perdagangan yang jumlahnya mencapai
pembiayaan untuk modal kerja lebih banyak
73%,
untuk
diarahkan kepada usaha perdagangan, baik
keperluan konsumtif sebesar 27%. Pada
dagang harian di rumah, pasar dan kedai
tahun
maupun untuk dagang hasil pertanian dan
sedangkan
pemanfaatan
2009
sampai
sekarang
kecendrungannya berubah sejalan dengan
perkebunan(Tabel 7).
Tabel 7. Penggunaan Pembiayaan Oleh Nasabah KJKS BMT Nagari Tiku V Jorong Tahun 2011. No. 1. 2. 3. 4 4. 5 6
Penggunaan Dana Untuk usaha pertanian Untuk usaha dagang Untuk usaha perikanan Untuk pendidikan anak Untuk biaya kesehatan Untuk perbaikan rumah Penggunaan lainnya Jumlah
Jumlah 46 orang 76 orang 23 orang 47 orang 22 orang 23 orang 41 orang 278 0rang
Persentase (%) 16,54 27,34 8,27 16,91 7,91 8,27 14,75 100,00
Sumber: Laporan KJKS BMT Nagari Tiku V Jorong
PENUTUP
kemacetan pengembalian pembiayaan oleh nasabah rumah tangga miskin program
KJKS BMT Nagari Tiku V Jorong terus berkembang dilihat dari peningkatan modal,
jumlah
pembiayaan
simpanan,
yang
dan
disalurkan
jumlah kepada
nasabah. Namun keuntungan yang diperoleh relatif
sedikit
disebabkan
tingginya
KMN dan besarnya biaya operasional yang harus dikeluarkan. Namun demikian KJKS BMT ini berhasil menjadi LKM yang mandiri dengan perolehan keuntungan pada tahun 2011 sebesar Rp.87.559.300 dan tahun 2012 sebesar Rp.86.566.500.
Untuk mencapai keberlanjutan dan
DAFTAR PUSTAKA
kemandiriannya, KJKS BMT Nagari Tiku V Jorong
tidak
lagi
memprioritaskan
pembiayaan bagi rumah tangga miskin (RTM). Pada tahun 2009 KJKS BMT ini telah mengalihkan sasaran pembiayaan dari nasabah RTM kepada nasabah umum, karyawan dan anggota plasma KUD Nagari Tiku
V
Jorong,
sehingga
dalam
perjalanannya hanya 4-5% saja RTM yang dibiayai. Sebanyak 65% dari pembiayaan yang
disalurkan
dimanfaatkan
nasabah
untuk keperluan yang bersifat konsumtif, sehingga telah keluar dari tujuan semula pendirian KJKS BMT ini. Untuk meningkatkan kemandirian KJKS BMT Nagari Tiku V Jorong dimasa mendatang diperlukan pengelolaan yang lebih
profesional
dengan
melakukan
efisiensi terhadap biaya operasional dan mengefektifkan
jasa
pembiayaan
untuk
kepentingan usaha produktif masyarakat. Rumah tangga miskin
produktif yang
membutuhkan modal juga harus tetap menjadi perhatian KJKS BMT ini, sebab melayani masyarakat yang tergolong miskin untuk
keluar
dari
garis
kemiskinan
merupakan prinsip utama pendirian LKM ini.
Agustianto. 2011. Baitul Mal wat Tamwil (BMT) kemiskinan.
dan
Pengentansan Artikel
Islamic
Economic. Universitas Indonesia. Jakarta Ashari. 2006. Potensi Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Dalam Pembangunan Ekonomi Pedesaan Dan Kebijakan Pengembangannya. Analisis Kebijakan Pertanian. Volume 4. No.2 juni 2006. Daniel,Moehar.2007. Lembaga Untuk Memacu Ekonomi Masyarakat Pedesaan. Tabloid Pertanian.Edisi No.43/September/Tahun-V/2007. Krisnamurti, B. 2003. Pengembangan Keuangan Mikro dan Penanggulangan Kemiskinan. Jurnal Ekonomi Rakyat, Artikel Th.II - No.2 - April 2003. Muzaki. 2012. Kriteria Kemiskinan Di Indonesia Menurut Badan Pusat Statistik (BPS). http://www.sudahtahu.com/2012/02 /21/331/kriteria-kemiskinan-diindonesia-menurut-badan-pusatstatistik-bps/#ixzz26E1G3iLe Pemerintah Propinsi Sumatera Barat. (2008). Petunjuk Teknis Kredit Mikro Nagari Tahun 2008. Padang. Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Propinsi Sumatera Barat