ARTIKEL ILMIAH MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MATERI UNSUR-UNSUR CERITA PENDEK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW DI KELAS V SDN NO. 170/I KEHIDUPAN BARU
Oleh: VIVI AFRILIA SARI NIM AIDI09131
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2014 Vivi Afrilia Sari: FKIP S-1 PGSD
Page | 1
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MATERI UNSUR-UNSUR CERITA PENDEK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW DI KELAS V SDN NO. 170/I KEHIDUPAN BARU Oleh: VIVI AFRILIA SARI Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Jambi ABSTRAK Rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa merupakan salah satu masalah dalam pembelajaran di sekolah. Untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia materi unsur-unsur cerita pendek, guru perlu menerapkan model pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw sebagai model pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk mencapai nilai yang baik. Oleh karena itu, masalah penelitian dirumuskan sebagai berikut; “Apakah dengan menerapkan model pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran Bahasa Indonesia materi Unsur-Unsur Cerita Pendek di Kelas V SDN No. 170/I Kehidupan Baru?”. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran Bahasa Indonesia materi Unsur-Unsur Cerita Pendek dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw di kelas V SDN No. 170/I Kehidupan Baru. Metode penelitian ini berupa PTK (Penelitian Tindakan Kelas), dengan subjek penelitian berjumlah 20 orang siswa. Variabel yang diteliti yaitu hasil belajar siswa yang dilaksanakan dalam 3 (tiga) siklus. Masing-masing siklus terdiri dari tahap perencanaan, tahap implementasi tindakan, observasi dan evaluasi, serta tahap refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siklus I hanya 65% siswa mencapai kategori tuntas, nilai rata-rata hasil belajar baru mencapai 72,2. Pada siklus II terjadi peningkatan, siswa yang mencapai tuntas belajar 75%, dan hasil belajar mencapai nilai rata-rata 75,8. Pada akhir siklus III, 95% siswa dinyatakan berhasil mencapai kategori tuntas belajar, dan mencapai nilai rata-rata 81,8. Oleh karena itu hipotesis tindakan yang diajukan dapat diterima. Dari hasil penelitian yang telah diperoleh dan dianalisis maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Cooperati Learning tipe Jigsaw pada pembelajaran Bahasa Indonesia, untuk materi unsur-unsur cerita pendek dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN 170/I Kehidupan Baru. Maka Vivi Afrilia Sari FKIP S-1 PGSD
[email protected]
Page | 2
disarankan untuk para guru agar dapat menerapkan model pembelajaran dalam pembelajaran Bahasa Indonesia agar hasil belajar yang diperoleh maksimal. Kata Kunci: Hasil Belajar, Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw.
I. PENDAHULUAN Mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang diajarkan di SDN No. 170/I Kehidupan Baru. “Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tertulis, baik dalam situasi formal maupun informal, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia” (Anonim, 2013:1). Selain itu pembelajaran bahasa diharapkan mampu menjadi bekal bagi peserta didik untuk melanjutkan pendidikan dan untuk mengembangkan kemampuan dalam berfikir serta mengembangkan keterampilan siswa dalam mengemukakan gagasan dan perasaan. Banyak cara yang diinginkan oleh guru agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan optimal tetapi terkadang cara yang diterapkan guru dalam proses pembelajaran kurang tepat sehingga menimbulkan masalah bagi siswa dalam memahami materi yang diajarkan oleh guru. Selama ini guru dalam melakukan pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah terutama pada materi unsur-unsur cerita pendek sangatlah kurang membimbing siswa, sehingga masih banyak siswa yang mengalami kesulitan, guru hanya memberikan pembelajaran dengan ceramah serta tanya jawab saja. Hal ini mengakibatkan siswa jenuh dan bosan sehingga siswa kurang memperhatikan guru dalam menyampaikan materi pelajaran, serta menimbulkan situasi belajar yang tidak efektif. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada pembelajaran unsur-unsur cerita pendek di kelas V SDN No. 170/I Kehidupan Baru bahwa hasil belajar yang diperoleh siswa sangatlah rendah, sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa tersebut mengalami permasalahan yaitu siswa belum mampu mencapai hasil belajar sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimum yang sudah ditetapkan yaitu 65. Hal ini terlihat pada hasil belajar yang diperoleh siswa kelas V SDN No. 170/I Kehidupan Baru hanya 7 atau 35% siswa yang memperoleh nilai sesuai atau lebih dari KKM yang telah ditetapkan. Setelah dianalisis, ditemukan bahwa penyebab rendahnya hasil belajar siswa kelas V SDN No. 170/I Kehidupan Baru tersebut yaitu : (1) dalam menyampaikan materi mengidentifikasi unsur-unsur cerita pendek guru kurang membimbing siswa serta hanya menggunakan metode ceramah saja, (2) tidak adanya usaha guru untuk merangsang ingatan siswa (misalnya tidak memberikan pre tes), (3) kurangnya upaya guru dalam membangkitkan perhatian siswa, (4) kurangnya upaya guru dalam menjelaskan tujuan dan kompetensi yang harus dicapai, (5) guru kurang melakukan variasi dalam pembelajaran, (6) rendahnya tingkat pemahaman siswa yang diajarkan oleh guru. Dari faktor penyebab permasalahan yang dihadapi siswa kelas V SDN No. 170/I Kehidupan Baru, perlu diadakannya suatu tindakan untuk mengatasi permasalahan Vivi Afrilia Sari FKIP S-1 PGSD
[email protected]
Page | 3
tersebut yaitu dengan menerapkan suatu model pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang memungkinkan dapat mengatasi permasalahan tersebut yaitu model pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw. Melalui model pembelajaran ini siswa dapat belajar mengemukakan pendapat, mengembangkan pengetahuanya serta dapat meningkatkan keterampilan dalam bekerja sama. Pada pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw ini siswa dituntut untuk bekerja sama, dengan bekerja sama siswa akan lebih mudah dalam memahami materi pelajaran karena mereka dapat saling bertukar pikiran satu sama lain dengan bimbingan guru. Selain itu, pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw ini merupakan salah satu tipe pembelajaran yang mendorong siswa untuk saling membantu dalam mengusai materi pembelajaran untuk mencapai hasil belajar yang maksimal. Dalam pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw siswa lebih bertanggung jawab atas tugas yang diberikan, karena dalam pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw diberikan materi yang berbeda lalu mereka membentuk tim ahli untuk berdiskusi, selanjutnya mereka kembali lagi pada kelompok asal dan menjelaskan kepada teman-teman mereka hasil diskusi mereka di kelompok ahli. Dengan begitu, siswa akan lebih mudah memahami materi karena mereka bukan hanya mendengarkan penjelasan dari guru saja melainkan mereka mencari tahu sendiri dari sumber ataupun dari teman meraka. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dalam Penelitian Tindakan Kelas ini peneliti tertarik untuk mengangkat judul “Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia materi Unsur-Unsur Cerita Pendek melalui Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw di Kelas V SDN No. 170/I Kehidupan Baru”. II. TINJAUAN PUSTAKA Hasil Belajar Unsur-Unsur Cerita Pendek Menurut Hamalik (dalam Ekawarna, 2011:41) mengemukakan bahwa “hasil belajar adalah perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Hasil belajar itu biasanya dinyatakan dalam bentuk angka, huruf atau kata-kata baik, sedang, kurang dan sebagainya”. “Hasil belajar nyata dari apa yang dapat dilakukannya yang tidak dapat dilakukannya sebelumnya. Maka terjadi perubahan kelakuan yang dapat kita amati dan dapat dibuktikannya dalam perbuatan” (Nasution, 1982:176). Jihad dan Haris (2008:14) mengemukakan bahwa “hasil belajar merupakan pencapaian bentuk perubahan perilaku yang cenderung menetap dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotoris dari proses belajar yang dilakukan dalam waktu tertentu”. Demikian halnya dalam pembelajaran materi unsur-unsur cerita pendek bukan hanya memahami konsep-konsepnya saja, melainkan siswa mampu menerapkannya dengan menganalisis suatu unsur dalam cerita pendek seperti tokoh, tema, alur, latar, dan amanat. Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw Shingwa (2013:1) berpendapat bahwa “model pembelajaran kooperatif jigsaw adalah satu jenis pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan bagian tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya”. Lie (dalam Vivi Afrilia Sari FKIP S-1 PGSD
[email protected]
Page | 4
Rusman, 2010:218) juga berpendapat bahwa “pembelajaran kooperatif model jigsaw ini merupakan model belajar kooperatif dengan cara siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari empat sampai enam orang secara heterogen dan siswa bekerja sama saling ketergantungan positif dan bertanggung jawab secara mandiri”. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini adalah suatu model pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok secara heterogen yang bertanggung jawab atas penguasaan materi dan mampu menyampaikannya kepada anggota lain dalam kelompoknya. Pada dasarnya, model pembelajaran ini berpusat pada siswa. Siswa mempunyai peran dan tanggung jawab besar dalam pembelajaran. Guru berperan sebagai fasilisator dan motifator. Guru membagi satuan informasi yang besar menjadi komponen-komponen lebih kecil. Selanjutnya guru membagi siswa ke dalam kelompok belajar kooperatif yang terdiri dari empat orang siswa sehingga setiap anggota bertanggung jawab terhadap penguasaan setiap komponen/sub topik yang ditugaskan guru dengan sebaik-baiknya. Siswa dari masing-masing kelompok yang bertanggung jawab terhadap sub topik yang sama membentuk kelompok lagi yang terdiri dari dua atau tiga orang sebagai kelompok ahli. III. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini akan dilaksanakan di SDN No. 170/I Kehidupan Baru yang terletak di Desa Kehidupan Baru, Kec. Maro Sebo Ilir, Kab. Batang Hari. Sekolah ini mempunyai enam ruang kelas untuk belajar, satu ruang kantor untuk majelis guru serta kepala sekolah. Penelitian Tindakan Kelas ini disusun untuk siswa kelas V SDN No. 170/I Kehidupan Baru, yang diselenggarakan pada semester 2 tahun ajaran 2013/2014. Maka dari itu, subjek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah 20 orang, dengan rata-rata berumur 10 sampai 11 tahun. Adapun objek penelitian ini adalah berupa variabel yang diselidiki dalam rangka memecahkan permasalahan. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ini didesain untuk beberapa siklus, dimana tiap-tiap siklus dilaksanakan dalam 2 (dua) kali tatap muka. Rencana tindakan pada masing-masing siklus dalam penelitian ini dibagi dalam empat kegiatan yaitu: (1) Perencanaan, (2) Implementasi Tindakan, (3) Observasi dan Evaluasi, dan (4) Analisis dan Refleksi. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif tentang aktivitas siswa dan guru dalam pembelajaran akan dikumpulkan melalui pelaksanaan observasi dengan menggunakan lembar observasi. Data kuantitatif yang akan merekam daya serap siswa terhadap pembelajaran akan dikumpulkan melalui pelaksanaan evaluasi secara tertulis dengan menggunakan lembar evaluasi (bentuk soal uarian). Sedangkan sumber data dari penelitian ini adalah siswa kelas V SDN No. 170/I Kehidupan Baru. Kriteria keberhasilan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah jika nilai yang diukur dengan lembaran tes (variabel hasil belajar) mencapai nilai minimal 65 dalam skala 10-100 dengan persentase 80%, artinya jika 80% dari seluruh siswa telah mencapai nilai minimal 65 berarti kriteria keberhasilan yang diharapkan telah tercapai.
Vivi Afrilia Sari FKIP S-1 PGSD
[email protected]
Page | 5
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian tindakan dengan menggunakan pola 3 (tiga) siklus, ternyata dapat menguji hipotesis tindakan yang diajukan dalam penelitian ini. Berdasarkan kerangka berfikir yang disajikan pada Bab II, dalam penelitian ini diajukan hipotesis tindakan yaitu “Dengan menerapkan model pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw pada mata pelajaran Bahasa Indonesia materi Unsur–Unsur Cerita Pendek dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN No. 170/I Kehidupan Baru”. Kemudian yang menjadi kriteria keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini sebagaimana dikemukakan pada Bab III adalah jika nilai yang diukur dengan lembaran tes (variabel hasil belajar) mencapai nilai minimal 65 dalam skala 10-100 dengan persentase 80%, artinya jika 80% dari seluruh siswa telah mencapai nilai minimal 65 berarti kriteria keberhasilan yang diharapkan telah tercapai. Pada siklus I terdapat kekurangan dan kelebihan aktivitas siswa dan guru, dimana kekurangannya pada aktivitas siswa anatara lain untuk aspek semangat mengikuti kegiatan pembelajaran, memperhatikan penjelasan materi yang disampaikan guru, mencatat hal-hal penting saat proses pembelajaran, berani bertanya kepada guru, berani menjawab pertanyaan guru, dan mengerjakan tugas tepat waktu. Sedangkan kelebihannya yaitu untuk aspek aktivitas dalam berdiskusi kelompok, tekun mengerjakan tugas, dan siswa tidak keluar masuk pada saat pembelajaran. Selanjutnya, kekurangan aktivitas guru pada yaitu pada aspek membuka pelajaran/apersepsi, pengelolaan kelas, pemberian motivasi dalam belajar, penjelasan materi, kemampuan melakukan evaluasi, menyimpulkan materi pelajaran, dan pemberian umpan balik. Dan kelebihannya yaitu pada aspek penerapan model pembelajaran Cooperatif Learning tipe Jigsaw, pemberian penghargaan kepada siswa, dan menutup pelajaran. Pada siklus II, pembelajaran sudah mengalami peningkatan namun masih terdapat kekurangan aktivitas siswa dan guru. Peningkatan dalam aktivitas siswa adalah untuk aspek semangat mengikuti kegiatan pembelajaran dari 57% menjadi 62%, memperhatikan penjelasan materi yang disampaikan guru dari 51% menjadi 53%, mencatat hal-hal penting saat proses pembelajaran dari 57% menjadi 65%, berani menjawab pertanyaan guru dari 58% menjadi 73%. Sedangkan pada aktivitas guru juga sudah mengalami peningkatan. Hal ini diketahui adanya peningkatan pada aspek membuka pelajaran/apersepsi, pemberian motivasi dalam belajar, kemampuan melakukan evaluasi, dan menyimpulkan materi pelajaran. Pada siklus III, aktivitas siswa dan guru sudah mengalami peningkatan, yaitu untuk aktivitas siswa pada aspek semangat mengikuti kegiatan pembelajaran dari 62% menjadi 71%, memperhatikan penjelasan materi yang disampaikan guru dari 53% menjadi 71%, aktivitas dalam berdiskusi kelompok dari 70% menjadi 75%, mencatat hal-hal penting saat proses pembelajaran dari 65% menjadi 71%, berani bertanya kepada guru dari 57% menjadi 71%, berani menjawab pertanyaan guru dari 73% menjadi 80%, Tekun mengerjakan tugas dari 77% menjadi 78%, mengerjakan tugas tepat waktu dari 56% menjadi 73%. Sedangkan aktivitas guru, peningkatannya dapat diketahui bahwa pada semua aspek sudah dapat dikategorikan baik.
Vivi Afrilia Sari FKIP S-1 PGSD
[email protected]
Page | 6
V. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Dari hasil analisis dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Cooperati Learning tipe Jigsaw pada pembelajaran Bahasa Indonesia, untuk materi unsur-unsur cerita pendek dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN 170/I Kehidupan Baru. Terlihat dari hasil yang diperoleh pada siklus I yaitu ketuntasan belajar yang diperoleh sebesar 65%, nilai rata-rata hasil belajar baru mencapai 72,2. Pada siklus II terjadi peningkatan, siswa yang mencapai tuntas belajar 75%, dan hasil belajar mencapai nilai rata-rata 75,8. Pada akhir siklus III, 95% siswa dinyatakan berhasil mencapai kategori tuntas belajar, dan mencapai nilai rata-rata 81,8. Hasil ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang telah mencapai target yang telah ditetapkan baik secara perorangan maupun secara keseluruhan/kelas, secara perorangan nilai ketuntasan adalah 65 dan secara kelompok nilai ketuntasannya adalah 80% dari seluruh siswa. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis memberi saran sebagai berikut. 1. Agar dalam proses pembelajaran pada materi unsur-unsur cerita pendek dapat berjalan dengan baik, hendaknya guru menerapkan model pembelajaran Cooperatif Learning tipe Jigsaw agar hasil belajar siswa meningkat. 2. Dalam menerapkan model pembelajaran Cooperatif Learning tipe Jigsaw, guru perlu mempertimbangkan kesesuaian dengan materi yang ada di sekolah. 3. Model pembelajaran Cooperatif Learning tipe Jigsaw adalah model pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam pencapaian pembelajaran dengan baik, karena siswa dapat belajar dengan cara berdiskusi. Maka, seorang guru hendaknya menerapkan model pembelajaran yang dapat memudahkan siswa dalam menerima materi pelajaran. 4. Guru hendaknya selalu memberikan motivasi dalam setiap kali pembelajaran, agar proses pembelajaran menjadi lebih bermakna. 5. Siswa harus selalu diberikan penghargaan dalam setiap pencapaian hasil tugas yang mereka kerjakan agar siswa merasa bahwa guru selalu memperhatikannya. DAFTAR PUSTAKA Agustiana, Vivi. 2011. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran SAINS dengan Model Cooperatif Learning Tipe Teams Games Tournaments di Kelas V SDN No. 111/IX Muhajirin. Jambi: Universitas Jambi. Anonim, 2011. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia. http://www.sekolahdasar.net/2011/10/tujuan pembelajaran bahasa indonesia di.html?m=1. Diunggah 20 September 2013. Anonim. 2013. Hakikat pembelajaran Bahasa Indonesia. http://www. trigonalword.com/2013/04/hakikatpembelajaranbahasaindonesia. Diunggah 26 Agustus 2013. Arikunto. 2007. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Budi Aksara. Vivi Afrilia Sari FKIP S-1 PGSD
[email protected]
Page | 7
E. Hall, Gene, Linda F.Quin dan Donna M.Goilnick. 2008. Mengajar dengan Senang Menciptakan Perbedaan dalam Pembelajaran Siswa. Jakarta: PT. Indeks. Ekawarna. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jambi: Gaung Persada Press. Fafturahman, Pupuh dan M. Sobry Sutikno. 2007. Strategi Belajar Mengajar melalui Konsep Umum dan Konsep Islami. Bandung: Refika Aditama. Ibrahim, Wina Sanjaya dan Masitoh. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Sanjaya Press. Jihad, Asep, Abdul haris. 2008. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Multi Presindo. Nasution. 1982. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Bandung: Bumi Aksara. Purnomo, Eko. 2012. Bukan Guru Asal Mengajar. Yogyakarta: Gava Media. Rohman, Agus. 2013. Model Kooperatif Tipe Jigsaw. http://mahirbelajar.wordpress.com/2013/04/20/model-kooperatif-tipe-jigsaw/. Diunggah 26 Agustus 2013. Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Bandung: Rajawali Press. Shaffat, Idri. 2009. Optimized Learning Strategy. Jakarta: Prestasi Pusaka. Saib, Amin. 2010. Model Pembelajaran IPS SD. Jambi: Universitas Jambi. Shingwa, Ria. 2013. Model Pembelajaran Tipe Jigsaw. http://riyashingwa.blogspot.com/2013/05/model-pembelajaran-tipe-jigsaw.html. Diunggah 26 Agustus 2013. Sugiono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Suyatno, Ekarini Saraswati, T. Wibowo, Sawali dan Sujimat. 2008. Indahnya Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: PT. Mentari Pusaka. Warsidi, Edi dan Farika. 2008. Bahasa Indonesia Membuatku Cerdas. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Wulandari. 2011. Meningkatkan Hasil Belajar IPA materi Cahaya dengan Menggunakan Metode Demonstrasi di kelas V SDN 153/I Ladang peris Kecamatan Bajubang. Jambi: Universitas Jambi.
Vivi Afrilia Sari FKIP S-1 PGSD
[email protected]
Page | 8