ARTIKEL ILMIAH
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PUKULAN BACKHAND DALAM PERMAINAN TENIS MEJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE LATIHAN MEMANTULKAN BOLA KEDINDING PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MUARO JAMBI
Oleh: INDRA NIM. A1D408035
PROGAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI JANUARI 2013
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PUKULAN BACKHAND DALAM PERMAINAN TENIS MEJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE LATIHAN MEMANTULKAN BOLA KEDINDING PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MUARO JAMBI Oleh: Indra ( Progam Studi Porkes, Jurusan Ilmu Pendidikan, FKIP Universitas Jambi ) ABSTRAK Indra, 2013, Meningkatkan Kemampuan Pukulan Backhand Dalam Permainan Tenis Meja Dengan Menggunakan Latihan Memantulkan Bola Kedinding Pada Siswa Putra Kelas VIII SMP Negeri I Muaro Jambi : Skripsi, Program Studi Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan, Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Jambi, Pembimbing: (I) Drs. Arsil, M.Pd. (II) Palmizal A, S.Pd, M.Pd. Dalam permainan tenis meja dikenal beberapa teknik dasar permainan yang salah satunya pukulan backhand. Untuk bermain tenis meja maka perlu menguasai teknik dasar permainan tenis meja dengan baik. Dalam melatih teknik pukulan backhand dapat dilakukan dengan cara latihan memukul bola kedinding. Sesuai dengan permasalahan yang ada, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh latihan memukul bola kedinding terhadap kemampuan pukulan backhand dalam permainan tenis meja pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri I Muaro Jambi Tahun Ajaran 2012/2013. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan jumlah sample 15 siswa dari populasi yang ada. Sampel didapat dengan teknik sampel bersyarat purposive sampling. Penelitian ini diawali dengan tes awal dan tes akhir kemampuan pukulan backhand tenis meja. Latihan dilakukan selama enam minggu dengan frekuensi tiga kali seminggu. Menggunakan analisis data uji–t menunjukan bahwa terdapat pengaruh latihan memukul bola kedinding terhadap kemampuan pukulan backhand dalam permainan tenis meja pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri I Muaro Jambi Tahun Ajaran 2011/2012. Perbandingan harga thitung dengan nilai dari tabel distribusi–t, untuk taraf nyata α = 0,05 dengan derajat kebebasan (d.b.) = (n – 1) = 14 diperoleh thitung (1,949) > ttabel (1,761). Ini berarti hipotesis Ha yang diterima dan Ho ditolak. Dari analisis data dan pengujian hipotesis yang dilakukan maka dapat di simpulkan bahwa ada pengaruh yang cukup signifikan latihan memukul bola kedinding terhadap kemampuan pukulan backhand dalam permainan tenis meja pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri I Muaro Jambi Tahun Ajaran 2011/2012 hal ini disimpulkan berdasarkan analisis data penelitian secara statistik mengunakan uji-t pada tarap signifikansi 95 % dengan hasil thitung (1,949) > ttabel (1,761). Kata Kunci : Latihan pantul bola kedinding, Hasil pukulan backhand
I. PENDAHULUAN Seiring dengan perkembangan dan kemajuan zaman, manusia kurang menyadari bahwa pentingya aktivitas olahraga, olahraga mempunyai peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Melalui olahraga kita dapat membentuk manusia yang sehat jasmani dan rohani, serta dapat membentuk watak manusia yang adil, disiplin dan sportif dan pada akhirnya akan membentuk manusia yang berkualitas. Olahraga adalah aktifitas fisik yang menggunakan otot-otot besar dalam melakukan aktifitasnya dan dapat menghasilkan prestasi sebagai batas akhirnya. Otototot besar itu adalah otot yang bisa digunakan untuk aktifitas seperti lari, lompat, lempar, renang dan sebagainya. Tenis meja termasuk salah satu permainan yang digemari oleh masyarakat dunia umumnya dan masysarakat Indonesia khususnya. Di Indonesia, tenis meja sudah sangat memasyarakat baik di sekolah-sekolah, kampung-kampung, instansi-instansi, perusahaan-perusahaan, dan sebagainya. Di kampung-kampung, olahraga ini menjadi salah satu cabang olahraga yang sering dipertandingkan diacara Agustusan. Di tingkat nasional, olahraga ini juga selalu muncul dalam daftar cabang-cabang olahraga yang dipertandingkan pada Pekan Olahraga Nasional ( PON ). Permainan tenis meja adalah salah satu permainan yang memerlukan bet untuk memukul bola yang dipukul bolak-balik melewati net dan masuk kelapangan. Tenis meja di mainkan pada arena lapangan berbentuk empat persegi panjang yang datar dengan lebar 1,525 meter dan panjang 2,74 meter. Serta net dengan tinggi 76 cm. Dalam permainan tenis meja dikenal beberapa teknik dasar permainan yang salah satunya pukulan backhand. Untuk bermain tenis meja maka perlu menguasai teknik dasar permainan tenis meja yang baik. Sebab bila tidak menguasai teknik dasar permainan dengan baik tentu akan merugikan bagi pemain. Tentu saja kegiatan ekstrakulikuler permainan tenis meja yang dilakukan seakan sia-sia, padahal keinginan siswa untuk mengikuti kegiatan latihan cukup banyak. tidak meningkatnya kemampuan siswa dalam permainan tenis meja walaupun telah mengikuti kegiatan ekstrakulikuler disebabkan oleh banyak hal separti minimnya sarana dan presarana serta latihan yang dilakukan tanpa program latihan yang baik, sehingga kemampuan siswa tidak pernah meningkat. Pemain yang baik dalam permainan tenis meja adalah pemain yang mengerti dan bias melakukan teknik dasar permainan tenis meja itu sendiri. Jadi untuk dapat bermain tenis meja dengan baik maka harus terlebih dahulu belajar teknik dasar permainan tersebut. hal ini tidak ditemukan pada kegiatan ekstrakulikuler tenis meja yang berlangsung di SMP N 1 Muaro Jambi. Biasanya siswa langsung bermain sesuka mereka tanpa adanya program latihan yang dijalani sehingga membuat penguasaan teknik dasar terlupakan. Ini menyebabkan kemampuan siswa dalam bermain tenis meja tidak pernah meningkat. Untuk mengatasi hal ini perlu ditemukan solusi seperti menerapkan latihan sesuai dengan program latihan yang bertujuan meningkatkan kemampuan teknik dasar dalam permainan tenis meja yang salah satunya pukulan backhand. Dalam melatih teknik pukulan backhand dapat dilakukan dengan cara latihan memukul bila kedinding.
Dalam menjalani latihan yang bersifat kontiniu dibutuhkan variasi latihan, variasi latihan yang dijalani harus mengarah pada satu tujuan yaitu meningkatkan kemampuan pukulan backhand dalam permainan tenis meja. Dengan melakukan latihan memantulkan bola kedinding diharapkan mampu meningkatkan pukulan backhand siswa dalam bermain tenis meja. Maka berdasarkan uraian diatas penulis melakukan penelitian dengan mengambil judul “ Meningkatkan Kemampuan Pukulan Backhand Dalam Permainan Tenis Meja Dengan Menggunakan Latihan Memantulkan Bola Kedinding Pada Siswa Putra Kelas VIII SMP N 1 Muaro Jambi ”. II. TINJAUAN PUSATAKA Tenis meja adalah suatu cabang olahraga yang tidak mengenal batas umur, anakanak maupun orang dewasa dapat melakukannya. Tenis meja dapat dianggap sebagai olahraga rekreasi, dan dapat juga dianggap sebagai suatu olahraga yang harus di tanggulangi secara bersungguh-sungguh. Simpson,(2008:5) Pendapat lain mengemukakan, tenis meja adalah suatu olahraga yang dimainkan di dalam gedung yang dimainkan oleh dua atau empat orang. Kosasih,(1997:182) Pada tahun 1951 itu pula PTMSI masuk menjadi anggota Table Tenis Federatiaon of Asia (TTFA). Selanjutnya pada tahun 1961 PTMSI secara resmi terdaftar menjadi anggota International Table Tenis Federation (ITTF). Konsekunsi menjasi anggota TTFA dan ITTF yaitu mngikuti kejuaraan-kejuaran yang diselenggarakan,misalnya pada tahun 1963 mengikuti kejuaraan tenis meja yang diselenggarakan di Praha. Pada waktu itu, putra-putra-putri Indonesia menduduki peringkat ke-34 untuk putra, sedangkan putri menduduki peringkat ke-31. Sutarmin,(2007:5) Perlengkapan Tenis Meja a. Bet atau raket Bet merupakan alat utama untuk memukul bola tenis meja. Pada mulanya dipakai busa atau spons,kemudian mengalami perubahan pada masa 30 tahun terakhir. Alat pemukul bola pada tenis meja semakin disederhanakan. Bet terbuat dari bahan lunak dengan postur bundar, dan terbuat dari karet. Dengan adanya karet sintetis tersebut didapatkan bet seperti yang dipakai pemain-pemain propesional. Bet yang dilapisi karet tidak saja memberikan kecepatan tetapi juga memberikan kesempatan kepada pemain untuk mengembangkan permainanaya yang akurat, penuh kehalusan dan tehnik yang meliputi segalanya. Bola akan berputar membingungkan pada kecepatan maksimal. Barnes,(1992:9) Raket atau bet yang digunakan untuk bermain tenis meja mempunyai ketentuan sebagai berikut: a. Bet dibuat dengan kayu alami yang dilapisi dengan bahan perekat seperti fiber carbon,fiber glass,atau bahan lainnya. b. Sisi bet yang digunakan untuk memukul bola harus ditutup karet. c. Karet boleh berbintik boleh juga tanpa bintik. d. Karet yang berbintik panjangnya tidak lebih dari 2cm.
e. Karet yang berbintik Sutarmin,(2007:6)
kedalam
ketebalanya
tidak
melebihi
4mm.
b. Bola Bola harus berbentuk bulat dan harus terbuat dari bahan seluloid atau bahan plastik yang berwarna putih atau kuning, diameter bola tenis meja adalah 40 mmdan berat bola 25 gram. Dan ciri – ciri bola yang baik harus ada tanda bintang pada bola. Sutarmin,(2007:6) c. Lapangan Tenis Meja Lapangan yang digunakan dalam permainan tenis meja berbentuk meja persegi panjang dengan net ditengahnya sebagai pembatas antar kedua pemain. Meja yang baik untuk bermain tenis meja adalah meja yang mempunyai ukuran sebagai berikut: a. b. c. d. e. f. g.
Panjang meja berukuran 274 cm dan lebar 152,5 cm Meja terbuat dari kayu dengan cat warna gelap, biasanya warna hijau tua Permukaan meja harus rata Meja diletakkan di lantai yang permukaanya rata Tinggi meja 76 cm diatas permukaan lantai Setiap tepi meja diberi garis putih yang lebernya 2 cm Bagian tengah meja diberi garis selebar 2 cm berwarna putih yang membelah panjang meja, sama luasnya. Barnes,(1992:14).
Gambar 2.2 Lapangan Tenis Meja (Sumber : Sutarmin, 2007:5)
d. Net Net berfungsi sebagai pembagi meja dua bagian yang sama luasnya. Di kiri dan kanan meja dipasang dua tiang penyangga dengan ukuran 15 – 25 cm dari pinggir. Net dipasang diatas permukaan meja, masing-masing ujungnya diikatkan ditiang penyanggah setinggi 15,25 cm dari permukaan meja dan bagian bawah net harus rapat dengan permukaan meja. Sutarmin,(2007:6) 2.1.2. Teknik Dasar Tenis Meja 1. Cara memegang raket atau bad ( Grip ) Teknik yang terpenting dalam permainan tenis meja adalah cara memegang alat pemukul bola atau bed. Menurut Barnes,(1992:24) Cara memegang bed akan
menentukan teknik permainan, cara memegang bad dalam tenis meja ada dua macam yaitu dengan shakehands grip dan penhold grip a). Shakehands grip Teknik memegang bad shakehands grip seperti orang melakukan berjabat tangan. Teknik ini sangat digemari oleh atlet – atlet tenis meja di negara – negara eropa, karena bersifat multiguna. Dengan teknik ini, pemain tenis meja dapat menggunakan kedua sisi bad sehingga mudah memukul bola, baik secara backhand maupun forehand. Simpson,(2008:13) Kelebihan teknik shakehands grip : 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Dapat memukul bola dengan kuat ke sudut meja Paling baik untuk memukul backhand Dapat memukul bola backhand memutar Sangant cocok untuk bermain jauh dari meja Sangat efektif untuk tipe pemain bertahan Bersifat multiguna
Kelemahan teknik shakehands grip 1. Sulit untuk memukul bola dengan gerakan pergelangan tangan 2. Sulit untuk memukul bolayang ada ditengah-tengah meja. Sutarmin,(2007:15) b). Penhold grip Penhold grip atau pegangan tangkai pena hanya dapat digunakana untuk satu sisi atau permukaan bad saja. Sistem penhold grip membuat pukulan forehand lebih baik, tetapi membuat gerakan backhand kurang efektif. Tenik penhold grip dalam permainan tenis meja membuat pemain hanya mampu bertahan dari serangan lawan dengan pukulan forehand. Simpson,(2008:13) Cara memegang bad model penhold grip : 1. Tangkai bed dipegang dengan posisi ibu jari dan telunjuk jari bertemu disatu sisi bed, sedangkan jari-jari yang lain ditekuk disisi bad sebaliknya. 2. Tangkai bed dipegang dengan ketiga jari dirapatkan dan bed mengarah kebawah. Dalam memegang bad dengan teknik penhold grip, terdapat kelebihan dan kelemahan antara lain : Kelebihan penhold grip 1. 3. 4. 5.
Memukul backhand dengan cepat Pada waktu servis mudah menggerakkan pergelangan tangan Tidak ada kelemahan ketika memainkan bola di tengah lapangan Sangat cocok untuk forehand
Kelemahan penhold grip 1. Pukulan bola backhand tersendat dan sangat terbatas
2. Sulit melakukan pukulan backhand bola yang jauh dari meja 3. Tidak efektif untuk bertahan. Sutarmin,(2007:16) 2. Servis Servis adalah memukul bola untuk menyajikan bola pertama. Caranya, bola dipukul dengan memantul sekali dimeja sendiri kemudian melewati atas permukaan net atau jaring dan akhirnya bola jatuh dimeja lawan. Menurut Sutarmin,(2007:18) Servis dalam permainan tenis meja terbagi menjadi dua yaitu: a.forehand servis Untuk mekakukan servis ini, bisa dimulai dengan latihan lempar bola dari telapak tangan bebas eda jarak ketinggian yang tetap, misalnya 30 cm. Memperhitungkan waktu saat memukul bola pada saat dilempar. b.Backhand servis Sama halnya dengan forehand servis, teknik backhand servis juga dimulai dengan latihan lempar bola dari telapak tangan. Namun untuk melakukan ini harus dilakukan dengan sisi bad bagian dalam.
Gambar. 2.3. Backhand Service (Sumber : Sutarmin,2007:18) 2.2.Hakeket Latihan Memukul Bola Ke Dinding Latihan memukul bola kedinding sering disebut juga dengan istilah wall volley, wall dalam bahasa inggris artinya dinding. Sedangkan volley artinya melambungkan bola sebelum bola menyentuh lantai atau tanah. Jadi wall volley adalah pukulan yang dilakukan ke dinding dengan tidak menjatuhkan bola ke lantai. Menurut Yudoprasetio,(1981:118) wall volley yaitu pukulan dilakukan sebelum bola menyentuh tanah. Pukulan ini dilakukan untuk mempermudah pemain dalam menguasai suatu teknik pukulan.
Gambar 2.5 Latihan Pantul Bola kedinding
Tujuan melakukan wall volley yaitu untuk mengukur kecakapan memukul bola dengan menggunakan pukulan backhand sebanyak-banyaknya, melatih gerakan memukul secara konsisten, melatih mengkombinasikan pukulan dan melatih menguasai lapangan,serta untuk memperoleh pukulan backhand yang maksimal. Sutarmin,(2007:32) Adapun pendapat lain mengatakan, tujuan melakukan wall volley yaitu untuk mengukur kecakapan bermain tenis meja pada tingkat kecakapan bermain sedang. Nurhasan,(2001:163) Dengan melakukan latihan pantul bola kedinding alat-alat yang diperlikan yaitu : 1. 2. 3. 4. 5.
Meja tenis Bola Stopwatch Bet Tembok/dinding
Adapun cara melakukan latihan pantul bola kedinding dengan menggunakan meja sebagai berikut : a. Mula-mula berdiri menghadap kedinding kemudian melatih mengontrol bola, dimulai dengan melakukan pukulan pendek. b. Tentikan suatu target sendiri, pada bagian mana bola akan diarahkan baik ke kiri atau ke kanan, lakukan secara berulang-ulang. c. Selanjutnya melatih memukul bola dengan mengkombinasikan antara pukulan dan gerakan kaki. d. Apabila sudah mahir maka latihan dilakukan pada posisi jauh dari meja. Simpson,(2008:49) Dalam melakukan teknik memantulkan bola kedinding perlu kesabaran untuk melatihnya. Adapun manfaat dalam latihan teknik ini yeitu mempermudah siswa dalam melatih pukulan backhand karena tidak membutuhkan lawan bermain dan bisa melatih koordinasi gerakan dan pukulan dengan baik. Latihan teknik memantulkan bola kedinding, mempunyai beberapa kelebihan yaitu : 1. 2. 3. 4. 5.
Lebih mudah dalam mengontrol bola Lebih mudah menentukan sasaran Lebih mudah mengkoordinasikan gerakan Lebih mudah menguasai lapangan Lebih mudah mengarahkan bola
Tidak hanya kelebihan, teknik pantul bola kedinding juga mempunyai beberapa kekurangan yaitu : 1. Sulit menguasai bola saat bermain 2. Sulit mengontrol bola pada saat bermain langsung dengan lawan 3. Sulit mengetahui keras lemahnya pukulan dari lawan
III. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode eksperimen, dengan menggunakan rancangan One Group Pre Test – Post Test Design yaitu kelompok yang diberi perlakuan, tetapi sebelum perlakuan dilakukan tes awal (pre test) dan diakhir perlakuan dilakukan lagi tes akhir (post test). Rancangan penelitian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut : N -------- X1 -------- Y -------- Y2 Keterangan : N = Subjek penelitian X1 = Pre test pukulan backhand Y = latihan beckhand dengan metode pantul dinding X2 = post test pukulan backhand IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan analisis data dan pengujian hipotesis yang menggunakan rumus uji-t dalam penelitian ini, diharapkan melahirkan suatu kesimpulan yang tepat dan sesuai dengan data yang diperoleh. Kesimpulan yang diperoleh harus mengacu dan tidak lari dari data yang diperoleh. Dengan demikian kesimpulan yang diambil nantinya akan memperlihatkan gambaran langsung dari data yang didapatkan setelah eksperimen ini dilakukan. Untuk itu perlu kiranya pengkajian tentang metodologi dan kajian teori dari suatu penelitian. Pengetahuan yang diperoleh melalui pendekatan ilmiah dan dibuat berdasarkan teori-teori tertentu secara sistimatis dan dilakukan sesuai dengan langkahlangkah atau prosedur yang baik dan benar, maka pengetahuan yang didapatkan tentu benar pula, sehingga akan diperoleh suatu hasil penelitian yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data penelitian yang diperoleh berdisribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan adalah uji Lilierfors dengan kriteria data berdistribusi normal apabila LHitung < LTabel. Dari hasil analisis data yang diperoleh untuk perhitungan pre-test diperoleh hasil LHitung = 0,1503 < LTabel = 0,220. Kemudian untuk perhitungan post-test diperoleh hasil LHitung 0,1166 < LTabel 0,220 maka berdasarkan hasil analisis data ini dapat dikatakan data pre-test dan posttest berdistribusi normal. Uji Homogenitas bertujuan untuk melihat apakah data pre-test dan post-test mempunyai variansi yang homogen atau tidak. Uji homogenitas varians ini menggunakan rumus uji-F, dikatakan homogen apabila FHitung < FTabel. Dari hasil uji homogenitas tersbut diperoleh hasil FHitung 1,004 < FTabel 2,48 maka dapat dikatakan data pre-test dan post-test mempunyai variansi homogen. Dalam pelaksanaan penelitian ini, tes dilakukan sebanyak 2 kali yaitu tes awal dan tes akhir. Tes awal yang dilakukan bertujuan untuk melihat kondisi awal seseorang
sebelum diberikan perlakuan dan tes akhir yang dilakukan bertujuan untuk melihat sejauh mana pengaruh yang diperoleh setelah diberikan beberapa kali perlakuan. Berdasarkan hasil analisis pada tes awal dan tes akhir diperoleh harga thitung sebesar 1,949. Bila dibandingkan dengan ttabel 1,761. Ini menunjukkan adanya peningkatan yang berarti dari latihan memantulkan bola kedinding yang diberikan kepada sampel. Hal ini disebabkan oleh pelaksanaan perlakuan dalam suatu latihan sebanyak 18 kali pertemuan dengan frekuensi 3 kali seminggu, bahkan di akhir pertemuan frekuensi latihan di tambah menjadi 4 kali pertemuan dalam seminggu. Kemudian dari analisis data yang dilakukan, ternyata hipotesis alternatif (Ha) yang dikemukakan dalam penelitian ini diterima kebenarannya. Antara tes awal dan tes akhir mempunyai hasil yang berbeda, dengan arti kata terdapat peningkatan antara tes awal dan tes akhir. Dengan kata lain latihan memantulkan bola ke dinding dapat meningkatkan kemampuan pukulan backhand siswa putra kelas VIII SMP Negeri 1 Muaro Jambi. V. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, diketahui bahwasanya latihan memantulkan bola ke dinding dapat meningkatkan kemampuan teknik pukulan backhand dalam permainan tenis meja pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 1 Muaro Jambi. Dengan nilai harga thitung = 1,949 lebih besar dari ttabel= 1,761 (1,949 > 1,761). Pada tes awal jumlah rata-rata kemampuan siswa dalam memantulkan bola kedinding dengan teknik backhand adalah sejauh 11,2 kali dan setelah diberi perlakuan (treatment) terhadap sampel berupa latihan memantulkan bola kedinding, rata-rata kemampuan siswa meningkat menjadi 12,7 kali, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan latihan memantulkan bola kedinding terhadap kemampuan pukulan backhand dalam permainan tenis meja pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 1 Muaro Jambi. Hal ini membuktikan kebenaran atas teori yang disampaikan oleh Sutarmin (2007: 32) yang menyatakan bahwa wall volley dapat melatih gerakan memukul bola secara konsisten, melatih mengkombinasikan pukulan dan melatih menguasai lapangan, serta untuk memperoleh pukulan backhand yang maksimal. 5.2 Saran 1. Bagi guru olahraga dalam mengajarkan ataupun melatih siswa dalam penguasaan teknik pukulan backhand dapat menggunakan metode wall volley dengan gerakan ringan dan bervariasi dapat diberikan. 2. Bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian dengan karakteristik kajian serupa, hendaknya mempertimbangkan berbagai potensi dan sumber daya yang ada untuk di pergunakan semaksimal mungkin dan akan lebih baik jika menggunakan latihan yang divariasikan.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto,(2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Barnes,(1992). Langkah Menjadi Juara. Semarang: Dahara Prize. Kusyanto dan Yusuf,(2000). Panduan Menguasai Pendidikan Jasmani. Bandung: Ganeca. Kosasih,(1994). Pendidikan Jasmani Untuk SMP. Senayan: Gelora Aksara Pratama. Nurhasan,(2001). Tes dan Pengukuran Dalam Pendidikan Jasmani. Jakarta Pusat: Direktorat Jenderal Olahraga. Peter Simpson,(2008). Tehnik Bermain Pingpong. Bandung: Pioner Jaya. Roji,(2007). Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Jakarta: Erlangga. Sunarno dan D.Sihombing,(2011). Metode Penelitian Keolahragaan. Surakarta: Yuma Pustaka. Sudjana,(2005). Metode Statistika. Bandung: Tarsito. Sutarmin,(2007). Terampil Berolahraga Tenis Meja. Surakarta: Era Intermedia. Yudoprasetio,(1981). Dasar Bermain Tenis. Jakarta: Bhratara Karya Aksara.