KONSELING KELOMPOK DENGAN PENDEKATAN KONSELING REALITAS SEBAGAI UPAYA MENURUNKAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 PIYUNGAN BANTUL YOGYAKARTA
ARTIKEL E-JOURNAL
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Febrian Amir Nashrullah NIM 11104241032
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA AGUSTUS 2015
Konseling Kelompok dengan.... (Febrian Amir Nashrullah) 1
KONSELING KELOMPOK DENGAN PENDEKATAN KONSELING REALITAS SEBAGAI UPAYA MENURUNKAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 PIYUNGAN BANTUL YOGYAKARTA COUNSELING GROUP COUNSELING APPROACH REALITY TO DECREASE THE ACADEMIC PROCRASTINATION IN CLASS OF VIII IN SMP N 1 PIYUNGAN BANTUL, YOGYAKARTA Oleh: Febrian Amir Nashrullah, bimbingan konseling fakultas ilmu pendidikan universitas negeri yogyakarta,
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui teknik konseling kelompok dengan pendekatan realitas terhadap penurunan prokrastinasi akademik pada siswa kelas VIII di SMP N 1 Piyungan Bantul Yogyakarta Tahun 2014/2015. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif jenis quasieksperiment dengan desain non-equivalent control group design. Populasi penelitian merupakan seluruh siswa kelas VIII SMP N 1 Piyungan Bantul Yogyakarta berjumlah 193 siswa. teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan ketentuan sampel penelitian memiliki skor tinggi pada skala prokrastinasi akademik (Skor > 70). Instrumen yang digunakan berupa skala prokrastinasi akademik yang sebelumnya sudah diuji validasi menggunakan expert judgement dan dinyatakan valid. Reliabilitas skala prokrastinasi akademik diuji menggunakan Alpha Cronbach dan diperoleh koefisien 0,979 menunjukkan tingkat reliabilitas yang tinggi. Analisis hipotesis menggunakan uji t yang digunakan untuk mengetahui perbedaan tingkat prokrastinasi akademik sebelum treatmen (pre-test) dengan sesudah diberikan treatment (post-test) melalui program SPSS ver 16.00. Hasil uji wilcoxon match pair test dari hasil penelitian secara keseluruhan menunjukkan Z hitung = 4.717 > Ztabel = 0, sehingga dapat ditarik kesimpulan Ha diterima dan Ho ditolak, terdapat perbedaan hasil antara skor pre-test dan post-test. Ratarata skor skala prokrastinasi akademik pada kelompok eksperimen yang menurun dari skor 72.56 menjadi 58.56. Dengan demikian,teknik konseling kelompok realitas mampu menurunkan tingkat prokrastinasi akademik pada siswa kelas VIII di SMP N 1 Piyungan Bantul. Kata kunci : konseling kelompok, konseling realitas, prokrastinasi akademik Abstrack This study aims to determine the group counseling techniques to approach the reality of the decline in academic procrastination in class VIII SMP N 1 Piyungan Bantul, Yogyakarta Year 2014/2015. This study uses a quantitative approach type of quasi-experimental design with non-equivalent control group design. The study population was all students of class VIII SMP N 1 Bantul Yogyakarta Piyungan totaled 193 students. The sampling technique used is purposive sampling with the provisions of the study sample had a high score on a scale of academic procrastination (Score> 70). The instrument used in the form of academic procrastination scale that have previously been tested validation using expert judgment and declared valid. Academic procrastination scale reliability was tested using Cronbach's alpha coefficient 0.979 and showed a high level of reliability. Analysis of the hypothesis using the t test were used to determine differences in the level of academic procrastination before treatments (pre-test) with the given treatment after (post-test) by SPSS ver 16:00. Wilcoxon test results match the pair test of the overall results of the study show the Z count = 4,717> Ztabel = 0, so that it can be deduced Ha Ho accepted and rejected, there is a difference in the results between the scores of pre-test and post-test. The average score on the academic procrastination scale experimental group decreased from a score of 72.56 into 58.56. Thus, the reality of group counseling techniques capable of lowering the level of academic procrastination in class VIII SMP N 1 Piyungan Bantul. Keywords : group counseling , counseling reality , academic procrastination
2 Jurnal Bimbingan dan Konseling edisi 10 tahun ke-4 2015
konseling/konselor sehingga dapat membantu
PENDAHULUAN Pendidikan
yang
bertujuan
sebagai
siswa dalam menyelesaiakan permasalahan
pencapaian suatu Sumber Daya Manusia
yang terjadi pada siswa dan siswa dapat
(SDM) dalam hal ini siswa yang berkualitas
menjalankan
dan berkompeten. Dalam prosesnya pendidik
optimal.
tugas
perkembangan
secara
sebagai aktor pendidikan tidak secara langsung
Dalam ruang lingkup sekolah, bimbingan
dapat mempengaruhi siswa ke arah tujuan
konseling diharapkan dapat berperan aktif
yang diharapkan. Terkadang terdapat beberapa
sebagai pengawas dan pemberi bimbingan
hambatan yang dapat mempengaruhi dari
kepada
proses tersebut yang berimbas pada hasil dari
permasalahan pada siswa kaitanya dengan
pendidikan yang sudah diberikan. Hambatan
perilaku belajar siswa. Usaha nyata yang dapat
bisa muncul dari beberapa unsur yaitu
dilakukan oleh guru BK untuk mengatasi
lingkungan, pribadi, sosial maupun belajar
masalah belajar siswa yang terjadi dapat
siswa sendiri. Dari beberapa unsur tersebut
melalui
dapat menghambat secara langsung pada
layanan dasar dan layanan responsif. Strategi
proses
Contoh
untuk layanan responsif yang dilakukan dapat
pengaruh dari lingkungan dapat berasal dari
berupa pemberian layanan konseling baik
pola asuh orang tua, maupun sisi lain dari
individu
maupun
pergaulan siswa itu sendiri dengan teman
layanan
konseling
sebayanya, pengaruh pribadi dapat muncul
membantu
dari permasalahan pribadi yang dialami oleh
kesulitan dan masalah, mengalami hambatan
siswa itu sendiri, pengaruh sosial dapat terjadi
dalam
dari
perkembangannya.
pendidikan
bagaimana
beradaptasi
dari
siswa
dengan
siswa.
berinteraksi
untuk
efektivitas
para
menanggapi
pelaksanaan
kelompok. ini
program
Pemberian
ditujukan
siswa
yang
mencapai
untuk
mengalami
tugas-tugas
Layanan
konseling
sekitar,
kelompok merupakan layanan konseling yang
sementara hambatan dari belajar dapat terjadi
diselenggarakan dalam suasana kelompok,
dari pengaturan pola belajar siswa sendiri yang
yang
berimbas langsung dengan proses dan hasil
kesempatan bagi pembahasan dan pengentasan
dari belajar siswa.
masalah
Dengan
lingkungan
dan
siswa,
adanya
hambatan
tersebut,
tentunya dibutuhkannya campur tangan orang tua
dan
guru
di
sekolah.
Pentingnya
memungkinkan
siswa
yang dialami
memperoleh
melalui dinamika
kelompok (Prayitno, 2004: 111). Dalam pelaksanaan konseling kelompok terdapat
beberapa
teori
dan
pendekatan
pengawasan dan bimbingan dari berbagai
konseling pada penerapanya, suatu teori
pihak baik di rumah dari orang tua, dan di
konseling merupakan kerangka acuan berpikir
sekolah dari guru sebagai seorang pendidik,
apa yang terjadi selama proses konseling,
termasuk
perubahan tentang bagaimana yang dituju,
pula
guru
bimbingan
dan
Konseling Kelompok dengan.... (Febrian Amir Nashrullah) 3
mengapa perubahan itu dapat terjadi, dan apa
membacakan
unsur–unsur yang memegang peranan pokok.
Keterlibatan dengan para anggota lain dengan
Sementara
suatu
cara yang bermakna merupakan perangsang
mencakup
segi
pendekatan penerapan
konseling
praktis
dan
konseling tertentu (W.S. Winkel, 2004: 617). Terdapat beberapa pendekatan besar
dihadapan
kelompok.
untuk tetap pada komitmen yang telah dibuat. Melalui
layanan
konseling
konseling
kelompok
realitassiswa
dalam konseling, dari berbagai teori dan
mengembangkan
pendekatan konseling hampir semua dapat
mampu
digunakan sebagai intervensi untuk menangani
berperilaku yang lebih baik dengan masalah
masalah belajar pada siswa melihat terlebih
belajar
dahulu masalah yang akan diselesaikan. Dalam
berkomitmen dan bertanggung jawab dengan
perspektif
apa yang akan siswa lakukan dan siswa capai
ini
pendekatan
konseling
realitasdipilih peneliti yang dianggap cocok sebagai
intervensi
yang
sesuai
untuk
tanggung
mampu
meningkatkan
siswa.
Siswa
jawabnya motivasi
dan untuk
diharapkan
bisa
yang berfokus pada masa sekarang. Seperti
yang
dijelaskan
sebelumnya
membantu masalah belajar siswa. Penggunaan
perilaku tanggung jawab dan berkomitmen
konseling
dapat
terhadap tugas masih belum dirasakan oleh
membantu
siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Piyungan yang
realitasdiharapkan
memberikan masalah
intervensi
belajar
untuk
siswa,
yang
dapat
menunjukkan kurangnya rasa tanggung jawab
mempengaruhi pada pola dan kebiasaan
terhadap tugas maupun belajar pada siswa.
belajar siswa, berimbas pada hasil belajar dari
Terkadang bagi sejumlah siswa ada satu hal
siswa itu sendiri.
yang masih menggagalkan keberhasilan dalam
Menurut Latipun (dalam Faisasulfah,
studi siswa dan menjadikan masalah bagi
2014: 9) Konseling kelompok konseling
siswa, yaitu adanya kebiasaan siswa untuk
realitasdalam
didasarkan
menunda-nunda mengerjakan tugas maupun
anggapan tentang adanya satu kebutuhan
belajar, atau lebih tepatnya menghindari
psikologis pada seluruh kehidupan. Kebutuhan
menyelesaikan
identitas diri yaitu kebutuhan untuk merasa
prokrastinasi.
pendekatanya
unik, terpisah dan berbeda dengan individu
tugas,
yang
disebut
Prokrastinasi dapat berlaku pada bidang
lain. Konseling realitasdapat digunakan untuk
akademik
konseling individual, kelompok, dan konseling
prokrastinasi akademik. Prokrastinasi sendiri
perkawinan.
terjadi pada area atau bidang akademik pada
Konseling
kelompok
dapat
yang
disebut
umumnya
konseli dalam melaksanakan rencana dan
Menurut M. Nur Ghufron (2014: 156)
komitmennya.
prokrastinasi akademik adalah jenis penundaan
menuliskan
anggota
kontrak–kontrak
diminta
khusus
dan
dilakukan
oleh
dengan
menjadi agen yang untuk dapat membantu
Para
yang
biasa
pelajar.
4 Jurnal Bimbingan dan Konseling edisi 10 tahun ke-4 2015
yang dilakukan pada jenis tugas formal yang
Mengatasi Persoalan Perilaku Disiplin Siswa
berhubungan dengan tugas akademik.
di
Sekolah”,
menyimpulkan
bahwa
Kondisi yang sama terdapat pada siswa
penggunaan pendekatan konseling kelompok
SMP Negeri 1 Piyungan. Berdasarkan hasil
realitas efektif untuk mengatasi persoalan
pengumpulan
perilaku disiplin siswa di sekolah, yang
data
melalui
instrumen
pengumpul data Media Lacak Masalah (MLM)
ditandai
dengan
yang dilakukan di SMP Negeri 1 Piyungan,
pengendalian
Bantul pada siswa kelas VIII, guna untuk need
perilaku,
assessment program
kerja PPL (Praktek
keputusan) siswa dan menurunnya perilaku
Pengalaman Lapangan) pada bulan Juni-
tidak disiplin pada siswa di sekolah sesudah
Agustus. Diketahui hasil analisis data dalam
mendapat
aspek belajar siswa menunjukkan prosentase
realitas dapat diterima. Berdasarkan penelitian
perilaku penundaan belajar yang dilakukan
sebelumnya dan berbagai pertimbangan hasil
oleh siswa sebesar 40%, artinya bahwa hampir
yang akan didapat, menjadikan ketertarikan
separuh dari jumlah siswa di kelas tersebut
peneliti untuk menyediakan suatu rancangan
mempunyai masalah dalam penundaan dalam
intervensi
belajar maupun penyelesaian tugas. Dapat
prokrastinasi
dikatakan dengan perilaku prokrastinasi pada
pendekatan konseling realitas untuk siswa
siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Piyungan
SMP Negeri 1 Piyungan.
diri
kontrol
perlakuan
meningkatnya (yaitu
aspek
kontrol
dan
kontrol
kognitif
konseling
sebagai
upaya
akademik
aspek
yang
kelompok
penurunan berbasis
perlu adanya bantuan guru BK maupun intervensi yang diberikan kepada siswa–siswa
METODE PENELITIAN
sehingga
Jenis Penelitian
dapat
menurunkan
perilaku
prokrastinasi dan dapat berdampak positif
Penelitian ini menggunakan pendekatan
dalam pola belajar maupun hasil belajar yang
kuantitatif bentuk quasi experimental design
siswa capai.
dengan desain non-equivalent control group
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Husni Abdillah dan Diana Rahmasari (2010)
“Penerapan
Kognitif
-
Konseling
Perilaku
Untuk
Waktu dan Tempat Penelitian
Kelompok
Peneltian ini dilaksanakan pada tanggal
Menurunkan
30 Maret-17 April 2015 di SMP Negeri 1
Perilaku Prokrastinasi Siswa”, menyimpulkan
Piyungan Bantul Yogyakarta.
Konseling Kelompok Kognitif Perilaku dapat
Target/Subjek Penelitian
diterapkan untuk membantu siswa menangani
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas
prokrastinasi siswa. Penelitian lain yang
VIII di SMP Negeri 1 Piyungan Bantul
dilakukan
(2010)
Yogyakarta. Populasi dalam penelitian ini
“Keefektifan Konseling Kelompok Realitas
berjumlah 193 siswa. Penentuan sampel
Bernardus
Widodo
Konseling Kelompok dengan.... (Febrian Amir Nashrullah) 5
menggunakan
metode
random
sampling
3. Evaluasi Penelitian
sehingga didapat 18 siswa sebagai sampel
Tahap
ini
merupakan
pada
tahap
yang kemudian dijadikan dua kelompok,
penyelesaian
eksperimen
yang
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
meliputi peninjauan hasil dan proses dari
yang masing-masing kelompok beranggotakan
treatment yang diberikan. Data pre-test
9 siswa.
dan post-test akan dianalisis dengan
Prosedur
menggunakan perhitungan secara statistik.
Dalam penelitian eksperimen terdapat prosedur atau tahap yang perlu dilakukan.
Data, Instrumen, dan Teknik Pengumpulan
Prosedur penelitian ang digunakan dalam pene
Data
litian ini terdiri dari 3 tahapan, yaitu : 1.
Penelitian
Pra Eksperimen Tahap
menggunakan
metode
skala psikologi dalam proses pengumpulan ini
persiapan
ini
merupakan
sebelum
tahap
data. Model skala yang akan digunakan dalam
dilaksankannya
penelitian ini ialah Skala Likert. Skala yang
eksperimen, meliputi penentuan sampel
dibuat
dari populasi, memilih sampel yang akan
akademik.
dijadikan dalam kelompok eksperimen
Taknik Analisis Data
dan kelompok kontrol, dan melakukan
peneliti
yaitu
skala
prokrastinasi
Teknik analisis data yang digunakan
persiapan untuk melakukan treatment.
dalam
Dalam
kuantitatif. Di bawah ini dijelaskan teknik
penentuan
sampel,
peneliti
penelitian
ini
yaitu
analsis
data
menggunakan cara purposive sampling
analisis pada penelitian yang dilaksanakan :
yaitu
1. Uji Normalitas
pemilihan
didasarkan
sekelompok
cirri–ciri
atau
subjek
sifat–sifat
Uji
normalitas
digunakan
untuk
tertentu. Adapun kriteria subjek dalam
menguji keberadaan data berdistrubusi
penelitian ini yaitu siswa kelas VIII SMP
normal. Perhitungan uji normalitas dalam
Negeri 1 Piyungan Bantul yang masuk
penelitian
dalam
Kolmogorov-Smirnov.
kategori
tinggi
tingkatan
ini
mengunakan Uji
rumus normalias
prokrastinasi akademik yang diperoleh
dilakukan dari hasil tes kemampuan awal
berdasarkan
(pre-test) dan tes kemampuan akhir (post-
menggunakan
pengukuran skala
dengan prokrastinasi
test)
kedua
kelompok.
Kriteria
uji
akademik.
normalitas adalah bila arga p > α
2. Eksperimen
(signifikansi 5%), maka data berdistribusi
Pada tahap eksperimen terdiri dari pre-test,
pemberian
perlakan, dan post-test.
treatment
atau
normal.
hasil
perhitungan
melalui
computer dengan menggunakan program SPSS ver 16.00.
6 Jurnal Bimbingan dan Konseling edisi 10 tahun ke-4 2015
2. Uji t Test
Piyungan
Uji bedadilakukan untuk menguji
Bantul.
digunakan
Skala
untuk
prokrastinasi
mengukur
tingkat
hipotesis penelitian, baik hipotesis nol
prokrastinasi akademik yang dimiliki oleh
(Ho) maupun hipotesis alternatif (Ha). Uji
siswa dan menentukan sampel penelitian.
beda dalam penelitian ini menggunakan
Dalam penelitian ini, subjek dikategorikan
paired sample t test karena datanya
dalam lima kategori, yaitu sangat tinggi,
parametric dan kedua variabel memiliki
tinggi, sedang, rendah, sangat rendah, yang
hubungan.
diperoleh
Perhitungan
menggunakan
berdasarkan
norma
kelompok
paired sample t-test melalui komputer
dengan perhitungan nilai hitung kategorisasi.
dengan menggunakan SPSS ver 16.00.
Adapun data prokrastinasi akademik dapat
Langkah
dilihat pada tabel di bawah ini:
pertama
dalam
menentukan
hipotesis adalah menentukan hipotesis nol (Ho)
yaitu
konseling
realitastidak
berpengaruh terhadap penurunan tingkat prokrastinasi akademik pada siswa dan hipotesis alternatif (Ha) yaitu konseling realitasberpengaruh
dalam
Tabel 1. Kriteria Kategorisasi Prokrastinasi Akademik: No. 1 2 3 4 5
Skor Kategorisasi 85 ≤ X 70 ≤ X < 85 55 ≤ X < 70 40 ≤ X < 55 X < 40
Setelah
penurunan
skor
Data
Kategori Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah
penilaian
kategorisasi,
tingkat prokrastinasi akademik siswa, dan
selanjutnya dilakukan pengkategorian siswa
langkah
berdasarkan jumlah skor yang diperoleh dari
kedua
menentukan
taraf
signifikansi (level of significance) peneliti
skala
menentukan taraf signifikansi sebesar 5%
frekuensi yang diperoleh dari perhitungan
(0,05)
kategori dapat dilihat pada tabel sebagai
Selain itu, kriteria dikatakan efektif dan pengaruh bersifat positif apabila dalam perhitungan diperoleh rata–rata (mean) kelompok
eksperimen
lebih
tinggi
dibandingkan rata–rata (mean) kelompok kontrol.
prokrastinasi
akademik.
Adapun
berikut: Tabel 2. Frekuensi Kategorisasi Tingkat Prokrastinasi Akademik. No. 1 2 3 4 5
Kriteria 85 ≤ X 70 ≤ X < 85 55 ≤ X < 70 40 ≤ X < 55 X < 40 Total
Frekuensi 0 18 170 5 0 193
Presentasi 0% 9% 88% 3% 0% 100%
Kategori Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah
Berdasarkan tabel di atas, diketahui dari HASIL PEELITIAN DAN PEMBAHASAN
193 siswa kelas VIII SMP N 1 Piyungan
Hasil Penelitian
Bantul terdapat 18 siswa (9%) memiliki
1. Deskripsi Subjek Penelitian
tingkat prokrastinasi akademik yang tinggi,
Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah hasil dari skala prokrastinasi akademik yang diisi oleh siswa kelas VIII SMP N 1
170
siswa
(88%)
memiliki
tingkat
prokrastinasi akademik yang sedang, 5 siswa (3%) memiliki tingkat prokrastinasi akademik
Konseling Kelompok dengan.... (Febrian Amir Nashrullah) 7
rendah,
dan
tidak
terdapat
siswa
yang
Pengambilan data pre-test dilakukan
memiliki prokrastinasi akademik yang sangat
pada tanggal 11 Maret sampai 18 April 2015
tinggi dan sangat rendah.
di SMP N 1 Piyungan. Pre-test diberikan
Berdasarkan analisis di atas, maka
kepada
seluruh
subjek
penelitian
dan
sampel yang diambil dalam penelitian ini
dilakukan bersaman dengan penentuan sampel
sebanyak 18 siswa yang diperoleh berdasarkan
penelitian. Hasil penilaian pre-test kelompok
syarat ketentuan yakni siswa dengan kategori
eksperimen dan kelompok kontrol dapat
tinggi yang melebihi skor > 70 dalam
dilihat pada tabel di bawah ini:
prokrastinasi akademik. Berdasarkan kondisi
Tabel 8. Pre-test Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
yang ada di lapangan, semua siswa kelas VIII SMP N 1 Piyungan dapat mengikuti dalam kegiatan mengikuti
penelitian
dan
kegiatan
bersedia
penelitian.
untuk Sampel
penelitian kemudian dibagi menjadi dua kelompok
berdasarkan
ketentuan
yang
ditetapkan sebelumnya sehingga diperoleh 9 siswa sebagai kelompok eksperimen dan 9 siswa sebagai kelompok kontrol. Berikut identitas siswa yang masuk dalam sampel penelitian: Tabel 6. Data Sampel Penelitian No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Nama/Inisial KY RAF SNR P NR RL DTS RA WY RRW ASS DF MRFBY MGS NTA DMAP AAA BDY YVF
Kategori Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
Kategori Kelompok Eksperimen Eksperimen Eksperimen Eksperimen Eksperimen Eksperimen Eksperimen Eksperimen Eksperimen Kontrol Kontrol Kontrol Kontrol Kontrol Kontrol Kontrol Kontrol Kontrol
Nama/ Inisial DTS KY P NR RA RAF RL RRW SNR WY AAA ASS BDY DF DMAP MGS MRFBY NTA YVF
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Skor
Kategori
72 74 72 72 74 72 72 73 72 70 71 70 71 70 71 71 71 70
Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
Kategori Kelompok Eksperimen Eksperimen Eksperimen Eksperimen Eksperimen Eksperimen Eksperimen Eksperimen Eksperimen Kontrol Kontrol Kontrol Kontrol Kontrol Kontrol Kontrol Kontrol Kontrol
Berdasarkan data di atas, dapat dilihat hasil pre-test sampel penelitian, baik dari kelompok
eksperimen
kontrol.
Berdasarkan
maupun
kelompok
perhitungan
data
hipotetik diketahui bahwa semua sampel penlitian berada dalam kategori tinggi. Setelah diperoleh hasil skor pre-test pada masingmasing
kelompok,
selanjutnya
treatment
untuk
kelompok
Treatment
dilaksanakan
diberikan eksperimen.
selama
4
hari
berturut-turut pada dilanjutkan evaluasi proses 2. Deskripsi Data Hasil Penelitian
pada setiap sesi yang sudah ditentukan.
8 Jurnal Bimbingan dan Konseling edisi 10 tahun ke-4 2015
Setelah itu treatmen selesai diberikan, maka
demikian,
pada pertemuan terakhir sekaligus dilakukan
penurunan kurang signifikan pada hasil pre-
pengambilan data post-test pada kelompok
test dan post-test dalam kelompok kontrol.
eksperimen. Perbedaan hasil pre-test dan post-
Uji Hipotesis
test kelompok eksperimen
1. Uji Wilcoxon Match Pairs Test
dan kelompok
kontrol dapat dilihat pada tabel sebagai
dapat
disimpulkan
Pengujian
hipotesis
terdapat
untuk
berikut:
mengetahui apakah konseling kelompok
Tabel 10. Perbedaan Hasil Pre-test dan Post-test Kelompok Kontrol.
realitas dapat menurunkan prokrastinasi
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Nama/ Inisial
AAA ASS BDY DF DMAP MGS MRFBY NTA YVF Rata-rata
Skor Pretest 70 71 70 71 70 71 71 71 70 70.56
Kategori Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
Skor Posttest 70 69 71 70 68 69 71 70 67 69.44
akademik pada siswa kelas VIII di SMP N
Kategori
1 Piyungan Bantul, dapat diketahui melalui
Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Sedang Sedang Tinggi Tinggi Sedang
analisis data yang diperoleh dari hasil pretest dan post-test dengan menggunakan rumus Wilcoxon Match Pairs Test. Hasil tersebut dapat diketahui melalui tabel berikut:
Dari tabel di atas, dapat dilihat hanya Tabel 14. Tabel Kerja Uji Wilcoxon
beberapa perbedaan antara hasil pre-test dengan post-test pada kelompok kontrol. Misalnya skor prokrastinasi akademik pada ASS yang awalnya berada dalam kategori tinggi dengan skor 71 hanya menurun dua poin menjadi 69 dan berada pada kategori sedang. Selain itu, terdapat subjek yang mengalami peningkatan skor prokrastinasi
71 meningkat satu poin. Kategori pre-test menunjukkan bahwa seluruh sampel
kelompok
kontrol
X1
X2
DTS KY P NR RA RAF RL RRW SNR WY
72 74 72 72 74 72 72 73 72
62 57 57 58 64 55 57 57 60 Jumlah
akademik,
yakni BDY dari 70 pada skor pre-test menjadi
berada
dalam
kategori tinggi dan setelah diberi post-test ada sebagian mengalami penurunan dan berubah menjadi kategori sedang yaitu ASS, MGS, DMAP, YVF. Sementara yang lain pada kelompok kontrol masih berada pada kategori tinggi. Rata-rata skor juga hanya mengalami penurunan dari 70,56 menjadi 69,44. Dengan
X2 – X1
Sampel
Jenjang
10 17 15 14 10 18 15 16 12
7 2 4 5 7 1 4 3 6
Tanda jenjang + 7 0 2 0 4 0 5 0 7 0 1 0 4 0 3 0 6 0 39 0
Keterangan : X1
: nilai pre-test
X2
: nilai post-test
X2- X1
: nilai post-test - Nilai pre-test
Jenjang
: dicari Berdasarkan No Urut X2- X1 Setelah perhitungan tabel selesai,
masukkan hasilnya ke dalam rumus Z, dengan n = 9 dan T = 0 (jenjang yang dipakai adalah yang terkecil). Adapun perhitungannya adalah sebagai berikut:
Konseling Kelompok dengan.... (Febrian Amir Nashrullah) 9
digunakan untuk membandingkan dua mean populasi yang berasal dari populasi yang sama. Uji mann-whitney digunakan juga untuk menguji apakah dua mean populasi sama atau tidak. Berdasarkan ( √ (
pengujian untuk membandingkan antara
)
)(
kelompok eksperimen dengan kelompok
)
kontrol
pada
konseling √
pemberian
kelompok
treatment
realitas
dengan
menggunakan SPSS 16.00 didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel 15. Hasil Uji mann-whitney
Berdasarkan hasil perhitungan uji
Ranks
wilcoxon tersebut di atas diperoleh Zhitung sebesar -4.717, karena nilai ini adalah nilai mutlak
sehingga
tanda
negatif
post_test
tidak
diperhitungkan. Sehingga nilai Z hitung menjadi 4.717, selanjutnya nilai Zhitung ini dibandingkan dengan nilai Z tabel dengan taraf signifikasnsi 5%, harga Z tabel = 0. Maka Z hitung = 4.717 > Z tabel = 0, maka Ha diterima. Sedangkan perhitungan dengan t hitung nilainya adalah 39, Ttabel untuk n = 9 dengan taraf kesalahan 5% nilainya adalah 4.5. Sehingga t hitung 39 ≥ t tabel 4.5 atau berarti Ha diterima dan Ho ditolak. Hasil tersebut menunjukkan bahwa konseling realitas dapat menurunkan prokrastinasi akademik
variabel
N
Mean Rank Sum of Ranks
1
9
5.00
45.00
2
9
14.00
126.00
Total
18
Berdasarkan out-put rank, dapat dilihat bahwa pada perbandingan antara kelompok
eksperimen
yang
diberi
treatment dengan kelompok kontrol yang tidak diberikan treatment, pada mean kedua kelompok kelompok eksperimen memiliki mean lebih rendah dibandingkan dengan kelompok kontrol (5.00 < 14.00), dapat
dikatakan
prokrastinasi
bahwa
akademik
rata-rata kelompok
eksperimen pada kelompok eksperimen lebih
rendah
dibandingkan
dengan
kelompok kontrol.
siswa kelas VIII di SMP N 1 Piyungan, Bantul. 2. Uji Mann-Whitney Uji
mann-whitney
merupakan
alternatif bagi uji-t, uji mann-whitney merupakan
uji
non
parametrik
yang
Tabel 16. Nilai Uji mann-whitney b
Test Statistics
post_test
10 Jurnal Bimbingan dan Konseling edisi 10 tahun ke-4 2015 Mann-Whitney U Wilcoxon W Z Asymp. Sig. (2-tailed) Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
tentang diskusi topik-topik seperti tujuan
.000 45.000 -3.597 .000 a .000
kelompok, apa yang diharapkan, materi prokrastinasi, aturan kelompok, tahapan dalam
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: variabel
kelompok
dan
asas-asas
dari
konseling kelompok. Selama proses berlangsung satu-
Berdasarkan dari nilai uji mannwhitney Statistics
dapat b
dilihat
out-put
“Test
” dimana nilai statistik uji Z yang
kecil yaitu -3.597 dan nilai sig.(2-tailed) adalah 0.000 < 0.005. Hasil uji data dapat dikatakan signifikan
secara statistik,
dengan demikian dapat menerima hipotesis dimana ada perbedaan antara distribusi skor pada kelompok eksperimen yang diberi
treatment
konseling
kelompok
realitas dengan kelompok kontrol yang tidak diberi treatment. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pemberian treatment dengan
konseling
pendekatan
kelompok
konseling
realitas
dapat
kelas VIII di SMP N 1 Piyungan Bantul. Pembahasan
pelaksanaan
paparan
konseling
data
kelompok
hasil reality
kelompok
diri
dengan
dapat
kelompok,
meski ada beberapa anggota yang masih terlihat
canggung
dengan
anggota
kelompok yang lain, akan tetapi hal tersebut
dapat
dihilangkan
dengan
kenyamanan dan suasana yang kondusif dalam kelompok yang membuat siswa mudah untuk lebih beradaptasi. 2. Tahap kerja (the working stage) Tahap ini peneliti menerapkan teknik WDEP dalam konseling kelompok realitas: a. Tahap Keterlibatan (involvement) Tahap pelibatan
ini
merupakan
tahap
diri
atau
proses
memasukkan diri ke dalam kehidupan kelompok. Selama proses berlangsung para
runtut
anggota
menyesuaikan
dengan
menurunkan prokrastinasi akademik siswa
Secara
persatu
konseli
menunjukkan
kelihatan adanya
gembira,
keterlibatan,
kerja sama yang baik dan semakin
therapy, disajikan sebagai berikut:
terciptanya hubungan akrab di antara
1. Tahapan awal (the beginning stage)
mereka.
Pada tahap ini konselor menggunakan waktu untuk membangun raport dengan anggota
kelompok
untuk
b. Tahap Eksplorasi Kebutuhan (wants) Hasil
tahap
ini
pernyataan-
membangun
pernyataan konseli selama proses
suasana yang nyaman dalam kelompok,
konseling, dapat disimpulkan bahwa
dengan mempersilahkan perkenalan antar
konseli : (a) mempunyai keinginan-
anggota untuk mengurangi rasa canggung
keinginan yang mau diperjuangkan,
dalam kelompok, selanjunya menjelaskan
seperti ingin menjadi sukses dalam
Konseling Kelompok dengan.... (Febrian Amir Nashrullah) 11
belajar, sukses dalam bekerja, menjadi
dengan membagikan lembar “tabel
orang yang baik dan disiplin, (b)
tujuan”
untuk
untuk mencapai apa yang diinginkan
dalam
memfokuskan
itu, konseli berusaha menghindari
perilaku yang diinginkan.
perilaku-perilaku
menyimpang
melanggar tata tertib sekolah, seperti
membantu
konseli
perubahan
d. Tahap Evaluasi (Evaluation) Pada
tahap
ini
konselor
membolos, terlambat masuk kelas,
mendorong,
ngobrol/ribut di kelas, mengabaikan
mengajak
guru
mengevaluasi perilaku dirinya, (b)
saat
menjelaskan
materi
mengarahkan, konseli
untuk:
(a)
pelajaran di kelas dan mencoba lebih
menilai
bertanggung jawab dengan tugas yang
akibat-akibat dari perilakunya yang
diberikan oleh guru mata pelajaran
menunda-nunda, (b) mengungkapkan
agar
secara
tidak
menunda-nunda
tugas
kualitas
dan
jujur
perilakunya
dan
terbuka
dan
hasil
mereka. Itu semua dipahami sebagai
penilaian atas kualitas perilakunya
bentuk perilaku yang menjauhkan dari
atau akibat-akibat dari perilakunya
sukses.
untuk
c. Tahap Arah dan Tindakan (Direction & Doing)
menunda-nunda
akademik. Dari
Konselor mengajak
mengawali konseli
dengan
tugas
pernyataan-pernyataan
konseli selama proses konseling dapat
untuk
disimpulkan
bahwa:
mensharingkan pertanyaan-pertanyaan
porkrastinasi
yang
refleksi yang telah disampaikan pada
dilakukan, tidak membantu konseli
pertemuan sebelumnya. Secara umum
berhasil/mencapai
hasil
dapat
diinginkan. (b) perilaku prokrastinasi
dirumuskan sebagai berikut: (a) setiap
itu dapat merugikan dirinya sendiri
peserta
bahwa
terutama dalam hal prestasi akademik
perilakunya yang salama ini, dapat
siswa, (c) konseli menyadari bahwa
menghambat
apa yang mereka lakukan selama ini
refleksi
mulai
peserta
menyadari
diri
sendiri
dan
(a)
perilaku
selama
apa
yang
merugikan orang lain, (b) setiap
adalah
peserta berkomitmen untuk mengubah
prokrastinasi akademik, (d) konseli
kebiasaan dan perilaku prokrastinasi
dengan
akademik, mengajak konseli lebih
memperbaiki/mengubah
berfokus pada perilaku-perilaku yang
perilakunya.
dapat menunda-nunda tugas akademik mereka yang telah dilakukan diawali
benar-benar
ini
perilaku
sungguh-sungguh
e. Tahap Perencanaan (Planning)
berniat atas
12 Jurnal Bimbingan dan Konseling edisi 10 tahun ke-4 2015
Masing-masing menunjukkan
anggota
keterlibatannya
kuat
untuk
mau
berubah
dan
mau
dan
berhasil/sukses. (3) Dukungan (support)
berani terbuka menyampaikan apa
dari sekolah serta perlakuan dari guru
yang
berupa
dalam pemberian materi pelajaran untk
perencanaan perilaku konkret/realistis
lebih menarik siswa dan bimbingan dari
yang mau dilaksanakan oleh konseli.
konselor sekolah. Dukungan seperti ini
Lebih jauh konselor mengajak peserta
membuat konseli lebih semangat dalam
untuk mefokuskan perilaku konkret
berprestasi sekalipun sering melakukan
apa yang akan dilakukan saat ini.
perilaku prokrastinasi akademik.
telah
ditulisnya
Sebagai
wujud
kesungguhan
mengubah
perilakunya,
konselor
Pada
pertemuan
terakhir
yang
dilaksanakan pada tanggal 23 April 2015
meminta konseli untuk menuliskannya
dilaksanan
pada lembar “tabel tujuan”, sesuai
treatment bersamaan dengan kelompok
yang diajarkan.
kontrol untuk mengetahui perubahan yang
3. Tahap penutupan (the closing stage)
post-test
pada
kelompok
terjadi pada skor prokrastinasi akademik
Tahap pentupan merupakan tahap
mereka. Skala yang digunakan pada uji
akhir dari keseluruhan proses konseling.
post-test ini sama dengan skala pre-test
Konselor
sehingga dapat dilihat perbedaan hasil skor
menyampaikan
pertanyaan
refleksi berkaitan dengan komitmen diri
dari kedua test tersebut.
atas perencanaan perilaku yang telah
Berdasarkan Analisis deskriptif pada
dibuat dalam bentuk kontrak tertulis
hasil post-test menunjukkan adanya penurunan
sebelumnya
prokrastinasi
tentang
dan
penjelasan
kesimpulan,
evaluasi
kesan–pesan
konseling kelompok berlangsung..
proses
konseling,
konseling
siswa.
kelompok
setelah Konseling
Realitas, 9 siswa menunjukkan penurunan
Dari pernyataan-pernyataan konseli selama
diberikan
akademik
yang signifikan pada hasil rata-rata hasil skala
dapat
prokrastinasi akademik, pada pre-test sebelum
disimpulkan sebagai berikut: (1) konseli
pemberian treatment rata-rata skor skala
pada
prokrastinasi akademik sebesar 72.56, setelah
umumnya
telah
melakukan
komitmennya sesuai dengan apa yang
diberikan
dirumuskan
kelompok
dalam
kontrak
tertulis,
treatmen Konseling
dengan
konseling
realitasmengalami
meskipun masih belum optimal dalam
penurunan skor skala prokrastinasi akademik
pelaknsaannya,
menjadi 58.56.
melalui
proses
tugas
pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru. (2)
Beberapa
hal
yang
dapat
mendukungnya, yaitu adanya niat yang
Dari
hasil
membandingkan
analisis tabel
data uji
dengan Wilcoxon
MatchPairs Test dengan hasil pre-test dan
Konseling Kelompok dengan.... (Febrian Amir Nashrullah) 13
post-test per indikator dalam tarafsignifikansi
kelompok realitas menunjukkan terjadinya
5% berada lebih besar dari pada tabel yaitu 0
perubahan ke arah yang lebih baik yaitu
untuk sampel yang berjumlah 6. Untuk
menemukan hal-hal positif dalam tindakan
menguji hipotesis penelitian ini dengan rumus
yang mereka lakukan berdasarkan hasil follow
uji Wilcoxon Match Pairs Test ketentuannya
up
adalah 1) Ho ditolak dan Ha diterima apabila Z
treatment pada kelompok eksperimen yang
hitung > Z tabel, 2) Ho diterima dan Ha
dilanjutkan pemberian post-test, dimana siswa
ditolak
tabel.
bersedia untuk lebih bertanggung jawab dan
Berdasarkan hasil pre test dan post test
berkomitmen dengan tugas akademik mereka,
menunjukkan bahwa jenjang terkecil sama
mampu memahami masalah belajar yang
dengan
indikator
mereka alami masing-masing, dan siswa juga
signifikan. Analisis data wilcoxon match pair
membiasakan untuk berfikiran posistif dengan
test dari hasil penelitian secara keseluruhan
tugas yang ada sebelum mengeluh dengan
menunjukkan Z hitung = 4.717 > Z tabel = 0,
adanya tugas.
apabila
0
Z
hitung
sehingga
<
seluruh
Z
sehingga dapat ditarik kesimpulan Ha diterima dan Ho ditolak.
atau
evaluasi
setelah
dilakuakannya
Seperti halnya menurut Richard S. Sharf (2012: 422) tujuan umum dari konseling
Sementara dari hasil uji mann-whitney
realitasadalah
untuk
membantu
individu
mean kedua kelompok kelompok eksperimen
memenuhi kebutuhan psikologi mereka yang
memiliki mean lebih rendah dibandingkan
berupa
dengan kelompok kontrol (5.00 < 14.00),
kesenangan dalam tanggung jawab dan cara
dapat dikatakan bahwa rata-rata prokrastinasi
yang memuaskan dengan bermitmen terhadap
akademik
langkah
kelompok
kelompok eksperimen
eksperimen lebih
pada rendah
cinta,
kekuatan,
yang
kedepannya.
akan
Oleh
kebebasan
dilakukan
karenanya,
dan
individu penurunan
dibandingkan dengan kelompok kontrol. out-
prokrastinasi akademik melalui konseling
put “Test Statisticsb” dimana nilai statistic uji Z
kelompok
yang kecil yaitu -3.597 dan nilai sig.(2-tailed)
realitas mampu memberikan pengaruh positif
adalah 0.000 < 0.005. Hasil uji data dapat
pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Piyungan
dikatakan signifikan secara statistik, dengan
Bantul Yogyakarta.
dengan
pendekatan
konseling
demikian dapat menerima hipotesis dimana ada perbedaan antara distribusi skor pada
SIMPULAN
kelompok eksperimen yang diberi treatment
Kesimpulan
konseling kelompok realitas dengan kelompok kontrol yang tidak diberi treatment. Dengan kata lain, prokrastinasi akademik yang dialami siswa setelah diberikan konseling
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis penelitian dapat disimpulkan bahwa konseling kelompok
dengan
pendekatan
konseling
realitas dapat di digunakan sebagai alternatif
14 Jurnal Bimbingan dan Konseling edisi 10 tahun ke-4 2015
treatment
untuk
menurunkan
perilaku
prokrastinasi akademik pada siswa kelas VIII
prokrastinasi akademik siswa di SMP N 1
di SMP Negeri 1 Piyungan Bantul Yogyakarta.
Piyungan Bantul. Hal ini dapat dilihat dari analisis
deskriptif
pada
hasil
post-test
Saran
menunjukkan adanya penurunan prokrastinasi
Dalam penelitian ini banyak keterbatasan
akademik siswa. setelah diberikan konseling
yang terjadi, sehingga peneliti menyarankan
kelompok
beberapa hal, yaitu:
dengan
realitas,
pendekatan
menunjukkan
konseling
penurunan
yang
1. Bagi Guru BK
signifikan pada hasil rata-rata hasil skala
Hasil penelitian ini menunjukkan
prokrastinasi akademik, pada pre-test sebelum
metode
pemberian treatment rata-rata skor skala
memberikan penurunan terhadap tingkat
prokrastinasi akademik sebesar 72.56, setelah
prokrastinasi akademik siswa, maka saran
diberikan
treatmen
konseling
yang dapat diberikan kepada guru BK
kelompok
dengan
konseling
yakni kesediaan untuk menerapkan teknik
realitas mengalami penurunan skor skala
konseling realitasdalam sesi konseling
prokrastinasi akademik menjadi 58.56.
kelompok
Hasil
dengan pendekatan
analisis
maupun
realitas
individual
mampu
dalam
dengan
mengatasi masalah belajar siswa sehingga
Wilcoxon
dapat dijadikan sebagai upaya preventif
MatchPairs Test dengan hasil pre-test dan
dan kuratif untuk mengatasi masalah yang
post-test per indikator dalam taraf signifikansi
terjadi pada siswa.
5% berada lebih besar dari pada tabel yaitu 0
2. Subjek Kelas VIII
membandingkan
tabel
data
konseling
uji
untuk sampel yang berjumlah 9. Data wilcoxon
Diharapkan siswa dapat menurunkan
match pair test dari hasil penelitian secara
prokrastinasi akademik dan bertangung
keseluruhan menunjukkan Zhitung = 4.717 >
jawab dengan tugas akademik. Diharapkan
Ztabel = 0, sehingga dapat ditarik kesimpulan
siswa
Ha diterima dan Ho ditolak.
Maka dapat
belajarnya dengan menggunakan strategi
hipotesis
WDEP dalam kehidupan kesehariaanya
menurunkan
sehingga siswa mampu merencanakan
diambil
kesimpulan
“pemberian perilaku
treatmen prokrastinasi
bahwa dapat
akademik
yang
dapat
kegiatan
meningkakan
sehari-harinya
secara
motivasi
benar,
dilakukan oleh siswa kelas VIII SMP Negeri 1
realistis, dan bertanggung jawab sehingga
Piyungan Bantul”. Berdasarkan hasil tersebut,
dikemudian hari siswa mampu mengatur
diketahui bahwa konseling kelompok dengan
tugas akademik maupun masalah belajar
pendekatan konseling realitas yang bertujuan
yang lain.
untuk menurunkan prokrastinasi akademik siswa
mampu
menurunkan
tingkat
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Konseling Kelompok dengan.... (Febrian Amir Nashrullah) 15
Penelitian ini hanya sebatas menguji pengaruh
konseling
realitasterhadap
penurunan prokrastinasi akademik saja. Oleh karena itu, peneliti selanjutnya dapat mempertimbangkan
penggunaan
konseling
realitasuntuk
penelitian
jenis
mempertimbangkan
teknik
melakukan
lainnya lingkup
dengan penelitian
agar efektif dalam pelaksanaannya dan lebih dinamis, untuk mendapatkan hasil yang
lebih
signifikan.
Selain
itu,
disarankan juga untuk mempertimbangkan waktu dan kondisi siswa saat melakukan penelitian agar siswa lebih nyaman, tidak bosan
serta
dapat
lebih
antusias
dalammengikuti kegiatan konseling.
Bernadus Widodo. (2010). Keefektifan Konseling Kelompok Realitas Mengatasi Persoalan Perilaku Disiplin Siswa di Sekolah. Jurnal Widya Warta. No. 02 Tahun XXXIV/Juli 2010. Madiun: BK FKIP Universitas Katolik Widya Mandala Madiun. Ghufron, M. Nur, & Risnawati, Rini. (2014). Teori – Teori Psikologi. Yogyakarta: AR-RUZZ Media Failasufah. 2014. Efektivitas Konseling Kelompok Realita Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa (Studi Eksperimen pada Siswa MAN III Yogakarta). Tesis. Yogyakarta: Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga. Prayitno & E. Amti. (2004). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta Sharf,
DAFTAR PUSTAKA
Richard S. (2012). Theories of Psychotherapy and Counseling. USA: Cengage Learning, Inc.