PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X IPS 3 SMA NEGERI 8 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Ardian Pramudana Saputra. K8410007 Prodi Pendidikan Sosiologi Antrologi FKIP UNS
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas X IPS 3 SMA Negeri 8 Surakarta melalui penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Two Stay Two Stray (TSTS) Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subyek penelitian adalah siswa kelas X IPS 3 SMA Negeri 8 Surakarta tahun ajaran 2016/2017 yang berjumlah 30 siswa. Sumber data berasal dari guru, dan siswa. Teknik pengumpulan data adalah dengan observasi dan tes sebagai teknik utama dan didukung dengan teknik wawancara dan dokumentasi. Validitas data menggunakan triangulasi sumber. Analisis data dilakukan menggunakan teknik analisis deskriptif komparatif denga membandingkan berubahan di setiap siklusnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Two Stay Two Stray (TSTS) dapat meningkatkan hasil belajar siswa dari mulai pra siklus ke siklus I, dan dari siklus I ke siklus II. Hal ini ditunjukkan perolehan nilai rata-rata siswa di tiap siklus juga mengalami peningkatan, yaitu pada siklus pra tindakan nilai rata-rata 61,07 meningkat menjadi 71,45 pada siklus I dan kembali meningkat menjadi 81,37 pada siklus II. Simpulan penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Two Stay Two Stray (TSTS) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X IPS 3 SMA Negeri 8 Surakarta. Kata kunci : Model pembelajaran kooperatif, Two Stay Two Stray (TSTS), hasil belajar.
1
ABSTRACT Ardian Pramudana Saputra. K8410007. THE IMPLEMENTATION OF TWO STAY TWO STRAY (TSTS) TECHNIQUE IN COOPERATIVE LEARNING MODEL TO IMPROVE STUDENTS’ LEARNING OUTCOMES ON SOCIOLOGY IN X IPS 3 STUDENTS SMA NEGERI 8 SURAKARTA SEMESTER 1 ACADEMIC YEAR 2016/2017. Thesis, Surakarta: Teacher Training and Education Faculty. Sebelas Maret University. October 2016. This research aims to improve students of X IPS 3 SMA Negeri 8 Surakarta learning outcomes by the implementation of Two Stay Two Stray (TSTS) technique in cooperative learning model. This research is a Class Action Research (CAR) which is conducted in two cycles, with every cycle consists of planning, acting, observing, and reflecting. The subject of this research is the students of X IPS 3 SMA Negeri 8 Surakarta academic year 2016/2017. The data was taken from the teacher and the students. The techniques of collecting data are observation, test, interview, and documentation. The validity of the data use content validity, triangulation technique and expert opinion. The analysis of the data use descriptive analysis and critical technique. The result of the research shows that the implementation of Two Tray Two Stray (TSTS) technique in cooperative learning model can improve students’ learning outcomes. The results showed that the application of cooperative learning model Two Stay Two Stray (TSTS) can improve student outcomes start from precycle to the first cycle, and from cycle I to cycle II. This is shown by the average value students in each cycle also increased , the pre-cycle average value of 61.07 increased to 71,45 in the first cycle and increased to 81,37 in the second cycle. The conclusions of this research is the application of cooperative learning model Two Stay Two Stray (TSTS) can improve student learning outcomes class X IPS 3 SMA Negeri 8 Surakarta. Keywords: Class Action Research, Two Tray Two Stray (TSTS),Learning Outcomes kualitas pendidikan di Indonesia, Pendahuluan Sumber daya manusia yang baik
terbentuk
melalui
terlebih bagi guru yang profesinya
berbagai
sebagai pendidik. Untuk itu guru
macam proses, salah satu cara yang
harus senantiasa berinovasi dalam
paling dominan yaitu melalui proses
mengajar
pendidikan.
ini
pembelajaran yang paling sesuai
pendidikan yang berkualitas masih
diterapkan pada siswanya dalam
menjadi
rangka mencapai prestasi belajar
Hingga
tujuan
penyelenggaraan
saat
utama pendidikan
dari di
untuk
mencari
model
yang memuaskan.
Indonesia. Hal ini menjadi kewajiban bersama
dan
Hasil
meningkatkan
observasi
siklus
pratindakan yang telah dilakukan di
2
kelas X IPS 3 SMA Negeri 8
menerangkan kelompok lain dan
Surakarta, diketahui bahwa proses
sisnya bertamu untuk diterangkan
pembelajaran
keopmpoklain.
sosiologi
berpusat
pada
centered),
sehingga
masih
guru
(teacher
(Suprijono,
2009).Tipe Two Stay Two Stray
pembelajaran
(TSTS)
dalam
hanya terjadi satu arah. Model
diharapkan
pembelajaran ceramah dan mencatat
ketuntasan belajar kompetensi dasar
menyebabkan pembelajaran kurang
interaksi sosial dan dinamika sosial
bervariasi dan menjenuhkan siswa.
pada peserta didik kelas X IPS 3
Saat
tahun pelajaran 2016/2017.
proses
pembelajaran
berlangsung banyak peserta didik yang
tidak
dapat
pembelajaran meningkatkan
Metode Penelitian
memperhatikan
Penelitian
Tindakan
penjelasan dari guru dan interaksi
Menurut Kemmis dan Carr yaitu
aktif antara guru dengan peserta
adalah suatu bentuk penelitian yang
didik jarang terjadi.
sifatnya reflektif yang dilakaukan
Dalam
pembelajaran
oleh pelaku dalam masyarakat sosial
kooperatif dikenal berbagai model
dan bertujuan untuk memperbaiki
pembelajaran salah satunya adalah
pekerjaannya, memahami pekerjaan
pembelajaran kooperatif tipe Two
ini, serta situasi dimana pekerjaan ini
Stay Two Stray (TSTS). Teknik Two
dilakukan
Stay Two Stray (Dua Tinggal Dua
Pendapat tersebut memiliki maksud
Tamu) dikembangkan oleh Spencer
bahwa
Kagan
1992.
merupakan sebuah penelitian yang
Pembelajaran Two Stay Two Stray
difungsikan untuk mencapai suatu
atau Dua Tinggal Dua Tamu diawali
pekerjaan tertentu dan penelitian
dengan
kelompok.
tersebut bersifat reflektif. Penelitian
Setelah kelompok terbentuk, guru
tindakan memiliki beberapa proses
memberikan
berupa
diantaranya perencanaan, tindakan,
yang
observasi, serta refleksi. Dengan
pada
tahun
pembagian
tugas
permasalahan-permasalahan harus dengan
mereka
diskusika,
sebagian
dari
diikuti
demikian
kelompok
(Basrowi,
penelitian
penelitian
2008:26).
tindakan
tindakan
menuntut peneliti untuk bersikap
3
kritis dan berlatih menggunakan
pembelajaran
insting
langsung membuat siswa tidak sadar
serta
kepekaan
untuk
membaca suatu kondisi dan situasi.
bahwa
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan tindakan
bahwa
kelas
memperbaiki
dan
mereka
secara
dipaksa
tidak
untuk
menyerap materi sebanyak mungkin
penelitian
adalah
ini
dan sejelas ungkin supaya mereka
upaya
mampu menerangkan dan menjawab
meningkatkan
ketika ditanya oleh teman ataupun
kualitas serta kuantitas pembelajaran
guru.
peserta didik yang dilakukan oleh
Tempat
yang
digunakan
calon guru dan guru profesional
untuk penelitian adalah SMA Negeri
untuk
8 Surakarta kelas X IPS 3 tahun
dapat
mengatasi
permasalahan
dalam
berbagai proses
ajaran
2016/2017. Penelitian ini
pembelajaran selama jangka waktu
mulai dilaksanakan pada bulan Juli
tertentu.
sampai Isjoni
bulan
September
2016.
menyebutkan
Subjek penelitian tindakan kelas ini
pembelajaran kooperatif adalah suatu
difokuskan pada peserta didik kelas
model pembelajaran yang saat ini
kelas X IPS 3 SMA Negeri 8
banyak
Surakarta tahun ajaran 2013/2014.
digunakan
mewujudkan
untuk
kegiatan
belajar
Peserta
didik
kelas
X
IPS
3
mengajar yang berpusat pada siswa
berjumlah 30 siswa yang terdiri dari
(student oriented), terutama untuk
15 peserta didik perempuan dan 15
mengatasi
yang
peserta didik laki-laki. Data dan
ditemukan guru dalam mengaktifkan
sumber data yang akan dikumpulkan
siswa yang tidak dapat bekerja sama
oleh peneliti adalah seluruh hasil
dengan orang lain dan siswa yang
pengamatan keadaan pembelajaran
agresif (2009).
yang sebenarnya dan mengandung
permasalahan
Dengan mempertimbangkan
informasi
identifikasi masalah yang ditemukan, penelitian
ini
ingin
terhadap
kegiatan
penelitian.
menerpakan
Adapun teknik pengumpulan
model pembelajaran kooperatif tipe
data yang akan digunakan dalam
Two Stay Two Stray (TSTS). Model
penelitian ini antara lain dengan
4
menggunakan
observasi
dan
tes
Pada tahap perencanaan
sebagai teknik utama dan didukung
tindakan
dengan wawancara dan dokumentasi
bersama
sebagai teknik pendukung untuk
mendiskusikan skenario rencana
mengumpulkan data.
pelaksananaan
pembelajaran Two Stay Two Stray
Pada tahap ini peneliti
(TSTS).
belum ikut capur dengan proses
Peneliti
hanya
bersumber
guru.
dan
menganalisis
analisis
dikonsultasikan
dosen
Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan siklus
mengapa hasil belajar siswa kelas
I
X IPS 3 belum maksimal. Untuk
dilaksanakan
selama
3
kali
pertemuan, yaitu setiap hari Jumat
itu guru dan penelti sepakat untuk
model
dengan
pembimbing.
dengan guru pengajar ditemukan
penerapan
Rencana
pembelajaran peneliti yang telah
masalah
tindakan
dari
dan dari rencana pelaksanaan
hasil
yang ditemukan dan berdiskusi
memberikan
pembelajaran
Guru Sosiologi Kota Surakarta
evaluasi siklus pra tindakan. Dari
rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
mengamati
pembelajaran yang dilakukan oleh guru
Skenario
pelaksanaan
yang
oleh
pembelajaran
dan Dinamika Sosial serta model
Siklus Pra Tindakan
diselenggarakan
Sosiologi
kelas X tentang Interaksi Sosial
Penelitian ini dilaksanakan 2 siklus.
mengajar
guru
peneliti
yaitu dengan mempelajari materi
Hasil Penelitian dan Pembahasan
belajar
pertama,
tanggal 15, 20, 22 Agustus 2016 di
berupa
ruang kelas X IPS 3 SMA Negeri 8
pebelajaran
Surakarta. Masing-masing pertemuan
koopeatif tipe Two Stay Two Stray
dilaksanakan selama 2 x 45 menit.
(TSTS) untuk meningkatkan hasil
Kegiatan pada pertemuan pertama
belajar siswa kelas X IPS3.
dan kedua adalah menjelaskan materi
Siklus I
secara keseluruhan dan penggunaan
Perencanaan
model pembelajaran kooperatif tipe Two
5
Stay
Two
Stray
(TSTS).
Sementara itu pada pertemuan ketiga
peserta didik yang belum memenuhi
akan diadakan tes evaluasi siklus I.
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
Kegiatan
berjumlah 9 (33,34 %).
dilaksanakan
pembelajaran pada
yang
siklus
I
ini
Analisis dan Refleksi
merupakan usaha memperbaiki dan
Berdasarkan
dari
hasil
meningkatkan kualitas pembelajaran
observasi dan interprestasi tindakan
sebelumnya dengan menggunakan
pada siklus I peneliti menemukan
model pembelajaran kooperatif tipe
beberapa
Two Stay Two Stray (TSTS).
penerapan
Observasi
kooperatif teknik Two Stay Two
Dari data nilai
evaluasi
Stray
siklus pertama yang telah diperoleh,
kelemahan model
(TSTS).
dalam
pembelajaran
Kelemahan
pada
siklus I diantaranya sebagai berikut:
terlihat bahwa nilai rata-rata kelas
1) Segi Guru
mengalami peningkatan dari 61,67 di
a) Guru kurang mengontrol pada
siklus pra tindakan menjadi 71,45
saat proses belajar mengajar
pada evaluasi sikus I, dan persentase
sehingga siswa masih ada
ketuntasan
yang ramai pada saat awal
peserta
didik
dapat
digambarkan sebagai berikut :
pembelajaran bingung
Prestasi Belajar Siklus I Kriteria
peserta
Tidak Tuntas Total
20
model kooperatif
(TSTS). b) Guru
66,66%
dalam
menjelaskan
dan
memberikan
materi 9
33,34%
29
100%
Berdasarkan
masih
teknik two stay to stray
Persentase
didik Tuntas
dengan
pembelajaran
Jumlah
dan
tabel
contoh terlalu cepat sehingga sulit untuk diikuti. Waktu yang disediakan guru untuk
dan
tanya
diagram di atas dapat dilihat bahwa
jawab
terbatas.
jumlah peserta didik yang mencapai
juga
sangat
Terkadang guru
juga kesulitan dalam mencari
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) berjumlah 20 (66,66%), sedangkan 6
contoh yang relevan dengan
3) Guru
materi yang dibahas.
lebih
banyak
lagi
memberikan motivasi kepada
2) Segi Siswa
siswa sehingga siswa menjadi
a) Dalam diskusi kelompok ada beberapa
siswa
aktif
yang
terlibat
cenderung masih pasif dan
hanya
pendapat
antusias dalam
untuk
kegiatan
pembelajaran.
malu berpendapat, sehingga seringkali
dan
4) Guru lebih mendorong dan
ikut
member semangat siswa agar
teman
dapat
sekelompoknya.
aktif
dalam
kelompoknya
b) Masih banyak siswa yang
ketika
berdiskusi.
kurang serius dan kurang
Siklus 2
antusias
dalam
Perencanaan
kegiatan
pembelajaran
mengikuti di
Kegiatan perencanaan siklus
kelas.
II ini dilakukan pada hari Sabtu 27
c) Siswa hanya akan bertanya
Agustus 2016 bertempat di ruang
kepada guru apabila guru
Tamu
melakukan pendekatan. Oleh
Surakarta. Peneliti bersama guru
karena itu, peran guru sebagai
mendiskusikan
fasilitator
dicapai pada siklus I, dan mencari
sangatlah
dibutuhkan.
Guru
SMA
hasil
Negeri
yang
8
telah
kekurangan serta kelebihan yang
Berdasarkan observasi dan
telah dilaksanakan pada siklus I.
analisis di atas, maka tindakan
Pada siklus I indikator hasil belajar
refleksi yang dapat dilakukan adalah:
belum memenuhi target, maka pada
1) Guru meningkatkan kontrol
siklus II ini dilakukan perbaikan-
dan penguasaan kelas untuk
perbaikan, sehingga peneliti bersama
meningkatkan disiplin kelas.
guru
2) Guru lebih meningkatkan lagi pengelolaan
waktu
merencanakan
pelaksanaan
siklus II akan dilaksanakan sebanyak
saat
tiga kali pertemuan, yaitu pada
diskusi
tanggal 29 Agustus dan 3 september 2016
7
pelaksanaan
pebelajaran
dengan
penerapan
model
Dari nilai hasil evaluasi
pembelajaran kooperatif tipe Two
siklus
Stay
dan
diketahui bahwa nilai rata-rata yang
5
diperoleh kelas adalah 81,37. Ini
pelaksanaan
artinya jika dibandingkan dengan
Two
pertemuan September
Stray ke
(TSTS)
tiga
tanggal
2016
II
telah
siklus
Pelaksanaan Tindakan
meningkat sebanyak 9.92 dari rata-
adalah
penerapan
II,
skenario
persentase ketuntasan peserta didik dapat digambarkan sebagai berikut : Prestasi Belajar Siklus II
dilaksanakan Kriteria
selama 3 kali pertemuan seperti yang telah direncanakan, yaitu pada hari Senin, 29 Agustus 2016, September
2016,
dan
Sabtu 3 Senin
peserta
Prosentase
Tuntas
26
86,67 %
3
13,34%
29
100%
5 Tidak
IPS 3 SMA Negeri 8 Surakarta.
Tuntas
pertama
Jumlah
didik
September 2016, di ruang kelas X
Pertemuan
telah
rata nilai siklus I 71,45. Maka
Dalam penelitian ini pelaksanaan siklus
nilai
tindakan
pembelajaran yang telah dirumuskan.
tindakan
rata-rata
diperoleh,
evaluasi siklus II.
Pelaksanaan
I,
yang
dilaksanakan Total
selama 2 x 45 menit, pertemuan kedua 2 x 45 menit dan pertemuan
Berdasarkan
tabel
dan
ketiga 1 x 45 menit sesuai dengan
diagram di atas dapat dilihat bahwa
perencanaan. Kegiatan pembelajaran
jumlah peserta didik yang mencapai
yang dilaksanakan pada siklus kedua
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
ini merupakan usaha memperbaiki
berjumlah 26 (86,67%), sedangkan
dan
kualitas
peserta didik yang belum memenuhi
dengan
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
miningkatkan
pembelajaran sebelumnya
menggunakan model pembelajaran
berjumlah 3 (13,34%).
kooperatif teknik two stay to stray
Analisis dan Refleksi
(TSTS).
Hasil observasi yang telah
Observasi
dilakukan
8
dapat
dilihat
bahwa
penerapan
model
pembelajaran
2) Pelaksanaan penerapan model
kooperatif teknik two stay two stay
pembelajaran kooperatif teknik
(TSTS) mampu meningkatkan hasil
Two Stay Two Stray (TSTS)
belajar siswa. Hal ini ditunjukan
berjalan lebih baik dan lebih
dengan meningkatnya nilai rata-rata
sesuai dengan yang diharapkan.
kelas. Rata-rata kelas pada evaluasi
3) Keaktifan
siklus I adalah 71,45 sedangkan rata-
mengikuti
rata kelas pada evaluasi siklus II
mengajar
adalah 81,37. Hal ini menunjukkan
peningkatan.
bahwa nilai rata-rata kelas X IPS 3
bersemangat dalam mengikuti
mengalami peningkatan. Sebanyak
pelajaran, sehingga lebih mudah
86,67% siswa dinyatakan tuntas,
dikontrol. Lebih banyak siswa
karena
yang
mereka
pencapaian sudah
hasil
belajar
mencapai
KKM
dalam
kegiatan
belajar
mengalami Siswa
bertanya
menemui
(Kriteria Ketuntasan Minimal), yaitu
siswa
pada
kesulitan
lebih
saat dalam
kegiatan diskusi.
68. Dari hasil refleksi tersebut dapat
4) Dari segi hasil belajar, siswa
diketahui bahwa penerapan model
yang mendapatkan nilai di atas
pembelajaran kooperatif teknik Two
KKM mengalami peningkatan
Stay Two Stray (TSTS) pada siklus
menjadi 86,67% atau sebanyak
II dinilai telah berhasil dan dianggap
26 siswa. Nilai ini menunjukkan
sudah memuaskan sehingga tidak
peningkatan dan sudah di atas
perlu dilanjutkan lagi ke siklus
nilai standar, sehingga dianggap
berikutnya.
pembelajaran sudah mencapai
Berdasarkan
dari
hasil
titik ketuntasan.
observasi dan interprestasi tindakan
Berdasarkan analisis
analisis sebagai berikut:
dipaparkan, maka tindakan refleksi
1) Guru sudah lebih menguasai
yang dapat dilakukan adalah: 1) Guru
lebih
II
yang
dan
pada siklus II, peneliti melakukan
kelas dan lebih baik dalam
siklus
observasi
inovatif
sudah
dalam
melakukan kontrol pada saat
menggunakan
kegiatan pembelajaran.
pembelajaran pada saat kegiatan
9
model
belajar mengajar, sehingga siswa
Penerapan
model
tidak cepat merasa bosan dan
pembelajaran kooperatif tipe Two
akan lebih bersemangat dalam
Stay Two Stray (TSTS) terbukti
mengikuti
berhasil meningkatkan hasil belajar
kegiatan
belajar
mengajar di kelas.
siswa kelas X IPS 3 SMA Negeri 8
2) Guru harus mampu menciptakan
Surakarta
suasana belajar kondusif agar
sosiologi.
siswa merasa nyaman dan lebih
tersebut dapat dilihat dari hasil yang
Hasil Penelitian dan Pembahasan
telah diperoleh pada siklus I dan
Perbandingan Hasil Tindakan
Siklus II. Peningkatan hasil belajar
Antarsiklus
peserta didik kelas X IPS 3 SMA
penerapan
model
pembelajaran
kooperatif tipe Two Stay Two Stray
68
I
68
II
68
Surakarta
dalam
diagram
sebagai
berikut;
Rata- rata Peningkatan Prestasi Belajar 100 80 60 40 20 0
%
h
61,0 13 67 71,4 20 5 81,3 26 7
prestasi
bentuk
Ketuntasan
Pra
Peningkatan
dalam
Perbandingan nilai rata-rata Rata Juma -rata
pelajaran
8
dapat kita lihat dari;
KK M
mata
Negeri
(TSTS) pada siklus I dan Siklus II
Tahap
pada
43,34
61.07
66,67
71.45 81.37
Ratarata Peningk atan Prestasi Belajar
86,67
Ketuntasan. Dari tabel diatas dapat kita lihat laju peningkatan rata-rata siswa kelas X 4 Untuk
memperlihatkan
siswa dapat dilihat dari diagram
peningkatan persentase ketuntasan
berikut ini; 10
Peningkatan hasil ini juga didukung
Persentase Ketuntasan Siswa
30 25
dengan
peningkatan
persentase
ketuntasan prestasi belajar siswa.
20 15 10
Persentase ketuntasan siswa pada
26
20
evaluasi pra siklus hanya 43.34%
13
5
meningkat menjadi 66,67% di siklus
0 Pra Siklus I Tindakan
Siklus II
I
dan kembali meningkat lagi
menjadi 86,67% pada siklus II. Berdasarkan diagram di atas
Dari analisis data diatas
dapat dilihat bahwa rata-rata hasil
terbukti bahwa penerapan model
belajar peserta didik kelas X IPS 3
pembelajaran kooperatif tipe Two
mengalami
peningkatan
setelah
Stay Two Stray (TSTS) mampu
penerapan
model
pembelajaran
meningkatakan hasil belajar mata
kooperatif tipe Two Stay Two Stray
pelajaran Sosiologi peserta didik
(TSTS). Seperti pada diagram di atas
kelas X IPS 3 SMA Negeri 8
dapat
Surakarta tahun ajaran 2016/2017.
diketahui
bahwa
sebelum
dilakukan tindakan/prasiklus nilai
Berdasarkan analisis data
rata-rata peserta didik kelas X IPS 3
dan
adalah
dilakukan pada bab sebelumnya,
61.07
setelah
penerapan
pembahasan
yang
telah
model pembelajaran kooperatif tipe
maka
Two Stay Two Stray (TSTS) pada
penerapan
siklus pertama meningkat menjadi
kooperatif teknik Two Stay Two
71,45. Sedangkan pada siklus kedua
Stray (TSTS) dapat meningkatkan
kembali
peningkatan
hasil belajar sosiologi siswa kelas X
nilai rata-ratanya menjadi 81,37.
IPS 3 SMA Negeri 8 Surakarta.
mengalami
Peningkatan hasil belajar
Siswa
dapat
disimpulkan model
mampu
bahwa
pembelajaran
memahami
dan
tersebut dapat dilihat dari indikator
menguasai materi dengan baik. Hal
berikut:
tersebut
11
dapat
dilihat
dari
peningkatan rata-rata kelas sebanyak 9,92 yaitu dari 71,45 di siklus I, menjadi 81,37 di siklus II, ketuntasan hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan sebanyak 20%, yaitu dari 66,67% siswa pada siklus I, menjadi 86,67% siswa pada siklusII.
12
Daftar Pustaka Annurrahman. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Alfabeta Arikunto, S., Suhardjono, Supardi. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara Aqib, Z., Jaiyaroh S, Diniati E., Khotimah K. (2010). Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB, TK. Bandung: CV Yrama Widya. Baharuddin & Wahyuni, E.N. (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Arr-Ruz (Nawati, 2012) Basrowi. 2008. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Ghalia Indonesia. Nawati, S. (2012). Panduan Menyusun Silabus Dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Yogyakarta: Familia. Dimiyati dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT Rineka Cipta Djamarah, S. B. & Zain, A. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta E. Mulyasa. (2009). Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Remaja Rosdakarya Hamalik, Omar. (2003). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta : Bumi Aksara Hamdani. (2011). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka setia Huda, M. (2012). Cooperative Learning Metode, Teknik, Struktur dan Model Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Hopkins, d. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Isjoni. (2012). Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Kun Maryati dan Juju Suryawati. (2010). Sosiologi SMA kelas X. Jakarta : ESIS Lie, Anita. 2008. Cooperatif Learning. Jakarta: Grasindo Maryati, K & Suryawati, J. (2007). Sosiologi unyuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Esis Mulyasa. (2009). Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara
13
Mulyasa. (2010). Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Purwati, Putri (2014) PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAYTWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA(PENELITIAN TINDAKAN KELAS PADA PEMBELAJARAN SEJARAH DI KELAS XI IPS 2 SMA PGRI 1 BANDUNG). Other thesis, Universitas Pendidikan Indonesia. (0n Line) (http://repository.upi.edu/id/eprint/7010, diakses tanggal 20 Agustus 2016) Rohmad, Z (2010). Pengantar Metodologi Penelitian. Surakarta: Uniba Sagala, S. (2009). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Slavin, R.E. (2005) Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik.Terj. N. Yusron. Bandung: Nusa Media Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif. Dan R&D. Bandung: Alfabeta Suprijono, A. (2012). Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Susilo, H., Chotimah, H., Sari, Y.D. (2008). Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Sarana Pengembangan Keprofesionalan Guru dan Calon guru. Malang: Banyumedia Publishing Suyadi. (2012). Panduan Penelitian tindakan Kelas. Jogjakarta: Diva Press Syah, M. 2012. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya _________.2003.(http://bimaskatolik.kemenag.go.id/file/dokumen/UUNo20th200 3SISDIKNAS.pdf , diakses tanggal 13 September 2016)
14