PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BERBASIS KURIKULUM 2013 KOMPETENSI DASAR MEMAHAMI ASAS, TUJUAN DAN JENIS TATA RUANG KANTOR PADA SISWA KELAS X APK 1 DI SMK NEGERI 10 SURABAYA APRILIA SAFITRI DURINDA PUSPASARI Jurusan Pendidikan Ekonomi Program Studi Administrasi Perkantoran, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya, Kampus Ketintang Surabaya 60231 Email:
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengembangan modul pembelajaran berbasis kurikulum 2013. Jenis penelitian pengembangan menggunakan R&D dan model 4-D. Pengembangan 4-D terdiri dari 4 tahap yaitu : pendefinisian, perancangan, pengembangan, dan penyebaran. Namun dalam hal ini peneliti hanya melakukan sampai pada tahap pengembangan saja dikarenakan keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya. Obyek penelitian adalah SMK Negeri 10 Surabaya. Subyek penelitian adalah 20 siswa kelas X Apk 1. Adapun instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar validasi modul dan lembar angket respons siswa. Analisis data menggunakan analisis validasi modul dan analisis angket respon siswa. Hasil persentase dari ke empat komponen kelayakan yaitu dari komponen kelayakan isi sebesar 75,33% dengan kategori layak, persentase dari komponen kelayakan penyajian sebesar 76,00% dengan kategori layak, persentase dari komponen kelayakan kebahasaan sebesar 87,00% dengan kategori sangat layak dan dari komponen kelayakan kegrafikan sebesar 96,00% dengan kategori sangat layak. Dari hasil uji coba terbatas yang dilakukan oleh 20 siswa kelas X Apk 1 di SMK Negeri 10 Surabaya diperoleh hasil persentase rata-rata sebesar 95,87% dengan kategori sangat baik digunakan sebagai bahan ajar dalam proses pembelajaran. Kata kunci
: Pengembangan Modul, Asas, Tujuan, Tata Ruang Kantor
ABSTRACT The aims of the research are to determine the development of learning module on curriculum 2013. This research used R & D Research and 4-D models. Actually 4-D model consists of four phases which is defining, designing, developing, and disseminating. However, the researcher only did three former phases due to limited expense. The subject of the research is 20 students of X APK 1 SMKN 10 Surabaya. As for the research instrumen used in this study is the validation module sheet and sheet student questionnaire responses. Data analysis also used analysis of student questionnaire responses. The content feasibility has 75.33% with a decent category; the presentation feasibility has 76.00% with a decent category as well, while language has 87.00% with a very decent category, and the graphic feasibility has 96.00% with a very decent category as well. According to the research done by only 20 students of X APK 1 SMKN 10 Surabaya above, the result obtain 95.87% in average percentage with excellent category used for teaching material in the learning process. Keywords: Module Development, Principle, Objective, Spatial Office
informasi seperti saat ini. Oleh karena itu,
PENDAHULUAN Pendidikan terpenting
merupakan
dalam
penting
bagi
satuan
pendidik
untuk
Melalui
meningkatkan mutu pendidikan. Tercapainya
pendidikan akan tercipta sumber daya manusia
tujuan dalam pendidikan tidak lepas dari upaya
yang berkompeten dan unggul sehingga
untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan
mampu
cara perbaikan terhadap kurikulum. Kurikulum
bersaing
kehidupan.
kebutuhan
di
era
teknologi
dan
1
menjadi acuan atau pedoman dari satuan
pembelajarannya. Salah satunya adalah SMK
pendidikan
kegiatan
Negeri 10 Surabaya merupakan salah satu
pembelajaran sehingga mempermudah siswa
sekolah SMK unggulan tingkat nasional di
melakukan proses pembelajaran. Kurikulum
Jawa Timur yang menggunakan modul dalam
2013 sendiri merupakan sebuah kurikulum
proses pembelajarannya. Salah satu materi
yang
sikap
yang diajarkan pada kelas X Apk di SMK
untuk merencanakan
mengutamakan
kompetensi
(attitude),
keterampilan
(skill)
dan
Negeri 10 Surabaya adalah kompetensi dasar
pengetahuan
(knowledge),
dimana
siswa
mamahami asas, tujuan, dan jenis tata ruang
dituntut untuk paham atas materi, aktif dalam
kantor yang merupakan kompetensi dasar
proses berdiskusi dan presentasi serta memiliki
wajib yang harus dipahami oleh siswa pada
sopan santun dan sikap disiplin yang tinggi
kurikulum 2013 khususnya pada siswa kelas X
(Kemendikbud, 2013).
APk 1 yang nantinya akan bekerja di
Peningkatan kurikulum tidak lepas
perkantoran. Diharapkan dengan kompetensi
peran
dalam
dasar tersebut siswa bisa mengaplikasikannya
mengaplikasikan nilai-nilai yang terkandung
kelak di dunia kerja, karena fungsi dari tata
dalam kurikulum
ruang kantor sangat berpengaruh terhadap
dari
seorang
guru
dan menyampaikannya
kepada siswa dalam proses pembelajaran. Guru
menggunakan
bahan
ajar
kinerja pegawai di sebuah instansi.
sebagai
Berdasarkan hasil wawancara dengan
penunjang dalam proses pembelajaran. Selain
Ibu
itu,
proses
kompetensi dasar memahami asas, tujuan, dan
pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga
jenis tata ruang kantor kelas X APk 1 di SMK
mendorong dan mempengaruhi minat siswa
Negeri 10 Surabaya menyatakan bahwa untuk
untuk terus belajar. Bahan ajar yang digunakan
pembelajaran kompetensi dasar tersebut guru
adalah bahan ajar cetak yaitu modul.
sudah menggunakan modul tetapi masih
dengan
adanya
bahan
ajar,
Modul disusun untuk membantu siswa
Purwiwandari
menggunakan
selaku
Kurikulum
guru
Tingkat
pada
Satuan
dalam memahami materi yang diajarkan oleh
Pendidikan (KTSP). Di dalam modul hanya
guru. Penerapan modul dapat mengkondisikan
berupa materi, evalusi pilihan ganda dan essai
kegiatan pembelajaran lebih terencana dengan
yang ditujukan kepada siswa. Sedangkan pada
baik, mandiri dan tuntas. “Modul merupakan
kurikulum
satuan unit yang berdiri sendiri dan terdiri atas
menggunakan pendekatan scientific, dimana
suatu rangkaian kegiatan belajar yang disusun
pendekatan tersebut dilakukan melalui proses
untuk membantu siswa mencapai sejumlah
ilmiah sehingga siswa mengalami secara
tujuan yang dirumuskan secara khusus dan
langsung dalam proses mendapatkan ilmu
jelas” (Daryanto, 2014:178).
pengetahuan. Selama proses pembelajaran
2013,
proses
pembelajaran
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
siswa kurang memahami materi dan kurang
menjadi salah satu tingkat pendidikan yang
memperhatikan karena tidak semua siswa
mengunakan
mempunyai buku pegangan sendiri untuk
modul
dalam
proses
2
dipelajari baik selama proses pembelajaran
APK 1 meliputi komponen isi, penyajian,
maupun di rumah. Maka dari itu, siswa
kebahasaan, dan kegrafikan yang digunakan di
membutuhkan bahan ajar berupa modul yang
SMK
sesuai dengan kurikulum yang diterapkan di
dikembangkan untuk menrtahui kelayakan
SMK Negeri 10 Surabaya yaitu kurikulum
modul pembelajaran berbasis kurikulum 2013
2013. Maka dari itu, siswa membutuhkan
kompetensi dasar memahami asas, tujuan dan
bahan ajar berupa modul yang sesuai dengan
jenis tata ruang kantor pada siswa kelas X Apk
kurikulum yang diterapkan di SMK Negeri 10
1 di SMK Negeri 10 Surabaya yang telah
Surabaya yaitu kurikulum 2013.
dikembangkan, dan mengetahui respon siswa
Pengembangan modul perlu dilakukan
Negeri
10
Surabaya
setelah
kelas X Apk 1 di SMK Negeri 10 Surabaya
dalam rangka pencapaian standar kompetensi
terhadap
dan tujuan pembelajaran. Sehingga diharapkan
kurikulum
dapat menghasilkan modul yang sesuai dengan
memahami asas, tujuan dan jenis tata ruang
kurikulum 2013. Modul yang sesuai dengan
kantor yang telah dikembangkan
modul 2013
pembelajaran pada
berbasis
kompetensi
dasar
kurikulum 2013 tidak lepas dari pendekatan pembelajaran
scientific
yang
meliputi
Belajar dan Pembelajaran
menanya
“Belajar adalah kegiatan berproses dan
(experimenting),
merupakan unsur yang sangat fundamental
menalar (associating), dan mengomunikasikan
dalam penyelenggaraan jenis dan jenjang
(communicating).
pendidikan” (Jihad, 2012:01). Sedangakan
mengamati (questioning),
(observing), mencoba
Berdasarkan latar belakang di atas,
pembelajaran merupakan upaya siswa untuk
peneliti ingin melakukan penelitian dengan
belajar. Dalam pembelajaran terdapat kegiatan
judul “Pengembangan Modul Pembelajaran
memilih,
Berbasis Kurikulum 2013 Kompetensi Dasar
metode, untuk mencapai hasil pengajaran yang
Memahami Asas, Tujuan, dan Jenis Tata
diinginkan, serta didasarkan pada kondisi
Ruang Kantor pada Siswa Kelas X Apk 1 di
pembelajaran
SMK Negeri 10 Surabaya”.
Husamah, 2013).
Tujuan dari pengembangan ini adalah
menetapkan,
yang
mengembangkan
ada
(Degeng
dalam
Berdasarkan beberapa definisi diatas
untuk mengetahui karakteristik modul mata
dapat
pelajaran Pengantar Administrasi Perkantoran
merupakan kesadaran dari setiap individu
untuk kelas X Apk 1 meliputi komponen isi,
sebagai bentuk proses perubahan diri dalam
penyajian, kebahasaan, dan kegrafikan yang
kepribadian manusia untuk menjadi yang lebih
digunakan di SMK Negeri 10 Surabaya
baik. Maka dari itu, belajar sangat berpengaruh
sebelum dikembangkan, untuk mengembangan
terhadap
modul pembelajaran berbasis kurikulum 2013
Sedangkan pembelajaran merupakan kegiatan
kompetensi dasar memahami asas, tujuan dan
belajar
jenis tata ruang kantor pada siswa kelas X
memberikan pelajaran adalah guru dan yang
ditarik
kesimpulan
pendidikan
mengajar
bahwa
setiap
dimana
belajar
individu.
pihak
yang
3
menerima pembelajaran adalah siswa. Tujuan
Modul
dari pembelajaran adalah mengarahkan guru
Modul merupakan salah satu bahan
agar berhasil dalam membelajarkan siswa
ajar cetak yang digunakan sebagai sumber
dalam rangka tercapainya tujuan pendidikan.
belajar selama proses pembelajaran. Definisi dari modul adalah salah satu bentuk bahan ajar yang dikemas secara utuh dan sistematis yang
Bahan Ajar Bahan
unsur
di dalamnya memuat seperangkat pengalaman
terpenting dalam proses pembelajaran, maka
belajar yang terencana dan desain untuk
dari itu penting bagi satuan pendidik untuk
membantu siswa menguasai tujuan belajar
menggunakan bahan ajar yang efektif dan
yang
efisien
pembelajaran
agar
ajar
tujuan
merupakan
pembelajaran
dapat
spesifik
sehingga yang
terjadi
tujuan
dan
efisien
efektif
tercapai. Hal ini sejalan dengan pendapat ahli
(Daryanto, 2013). Modul minimal memuat
bahwa bahan ajar merupakan segala bentuk
tujuan pembelajaran, materi/subtansi belajar,
bahan yang disusun secara sistematis dengan
dan evaluasi. Modul berfungsi sebagai sarana
menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang
belajar yang bersifat mandiri, sehingga siswa
akan dikuasai siswa dan digunakan dalam
dapat belajar secara mandiri sesuai dengan
proses pembelajaran dengan tujuan untuk
kecepatan masing-masing.
perencanaan dan penelaahan implementasi
Dari definisi diatas dapat ditarik
pembelajaran. Contohnya : buku pelajaran,
kesimpulan bahwa modul merupakan sumber
modul, handout,
LKS, model atau maket,
belajar yang dirancang secara sistematis
bahan ajar audio, bahan ajar interaktif dan
sehingga siswa dapat memahami tujuan dari
sebagainya (Prastowo, 2014).
pembelajaran yang disampaikan oleh guru.
Dari penjelasan diatas, dapat ditarik
Maka dari itu modul yang dikembangkan
kesimpulan bahwa bahan ajar merupakan
harus memberikan ketertarikan bagi siswa
serangkaian
baik
untuk mempelajarinya, misalnya untuk materi,
informasi, alat, maupun teks yang disusun
sesuaikan dengan kemampuan siswa agar
secara
untuk
siswa gampang untuk memahami materi pada
membantu guru dalam melaksanakan kegiatan
modul tersebut. Selain itu dapat berupa
belajar mengajar. Salah satu bahan ajar yang
lampiran
sering digunakan oleh guru berupa modul dan
mendorong minat baca siswa.
bentuk
sistematis
pembelajaran,
dengan
tujuan
gambar-gambar
menarik
yang
buku. Modul merupakan bahan ajar yang digunakan oleh siswa untuk mempermudah
Pengembangan Modul
pemahaman terhadap materi pembelajaran
Pengembangan
perangkat
dengan dilengkapi unsur gambar dan ilustrasi
pembelajaran dengan model 4-D. Model ini
sehingga mampu menarik minat baca siswa.
terdiri dari 4 tahap yaitu : Define, Desain, Develop,
dan
Desseminate.
Tahap-tahap
tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut : 4
Tahap Pendefinisian (Define) : Pada tahapan
sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Dalam
ini
dan
kurikulum 2013, menuntut guru lebih kreatif
mendefinisikan syarat-syarat pembelajaran.
dalam mencari ilmu pengetahuan sebanyak-
tahap ini meliputi Analisis ujung depan,
banyaknya karena siswa saat ini mudah dalam
analisis siswa, analisis tugas, analisis konsep,
mencari
perumusan
Tahap
perkembangan teknologi. Selain itu, siswa di
Perancangan (Design) : tahap ini bertujuan
dorong untuk dapat berpikir secara kritis agar
untuk
tercipta pribadi yang produktif, kreatif dan
bertujuan
untuk
tujuan
menyiapkan
menetapkan
pembelajaran.
prototipe
perangkat
pembelajaran. Pada tahap ini terdiri dari 3
informasi
secara
bebas
melalui
inovatif (Kurniasih, 2014).
langkah, yaitu : penyususnan tes acuan
Hal
ini
menunjukkan
bahwa
patokan, pemilihan media yang sesuai dan
kurikulum 2013 didominasi dengan siswa
pemilihan
Pengembangan
yang harus aktif dalam proses pembelajaran
(Develop) : tujuan pada tahap ini adalah untuk
karena penilaian dari kurikulum 2013 terdiri
menghasilkan perangkat pembelajaran yang
dari 3 aspek yaitu pengetahuan, keterampilan
sudah direvisi berdasarkan masukan dari para
dan sikap. Selain itu guru harus lebih kreatif
pakar. Tahapan ini meliputi validasi perangkat
dalam
yang diikuti dengan revisi, simulasi, dan uji
untuk merangsang siswa lebih aktif sehingga
coba
tercipta tujuan pembelajaran yang efektif dan
format.
terbatas.
Tahap
Tahap
Pendeseminasian
(Disseminate): pada tahap ini merupakan
menentukan
metode
pembelajaran
efisien.
tahapan dimana penggunaan perangkat yang telah dikembangkan pada skala yang luas. Tujuannya adalah untuk menguji efektivitas penggunaan perangkat (Trianto,2011).
Tata Ruang Kantor Menurut (Gie, 2009:186) definisi dari tata ruang kantor adalah sebagai berikut :
Hal ini menunjukkan bahwa perlu
“Tata ruang perkantoran adalah penentuan
adanya sebuah pengembangan modul. Dengan
mengenai kebutuhan-kebutuhan ruang dan
adanya
tentang penggunaan
kurikulum
yang
berubah-ubah,
secara terperinci dari
menuntut bahan ajar yang disesuaikan dengan
ruang ini untuk menyiapkan suatu susunan
kurikulum. Maka dari itu, pengembangan
yang praktis. Faktor-faktor fisik yang dianggap
modul sangat diperlukan dalam menjadikan
perlu bagi pelaksanaan kerja perkantoran
modul sebagai bahan ajar inti yang efektif dan
dengan biaya yang layak”
efesien sehingga dapat memberikan manfaat bagi siswa untuk bisa belajar dalam proses pembelajaran maupun belajar mandiri.
Karakteristik Kurikulum 2013 Pembelajaran
Kurikulum
2013
terdapat karakteristik yang menjadi ciri khas Kurikulum 2013
pembeda dengan kurikulum-kurikulum yang
Kurikulum 2013 merupakan rencana
telah ada selama ini yaitu yang pertama adalah
pembelajaran yang lebih menekankan pada
pendekatan pembelajaran. Pendekatan yang 5
digunakan dalam Kurikulum 2013 adalah
pengembangan (develop) saja dikarenakan
pendekatan scientific yang melalui proses
keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya.
mengamati
(observing),
(questioning),
mencoba
menanya
(experimenting),
Prosedur Penelitian
menalar (associating), dan mengomunikasikan (communicating).
Yang
kedua
adalah
kompetensi lulusan. Konteks ini kompetensi lulusan
berhubungan
dengan
sikap,
pengetahuan,
dan
kompetensi keterampilan.
Sedangkan yang ketiga adalah penilaian. Penilaian otentik adalah penilaian secara utuh, meliputi kesiapan siswa, proses, dan hasil belajar.
Keterpaduan penilaian komponen
tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan perolehan siswa atau bahkan mampu menghasilkan
dampak
instruksional
(instructional effect) dan dampak pengiring (nurtturant effect) dari pembelajaran (Fadlillah , 2014).
METODE PENELITIAN Pengembangan dengan model 4-D
Jenis Penelitian Penelitian
ini
menggunakan
jenis
dapat dijelaskan sebagai berikut
penelitian pengembangan R&D (Research and
Tahap Pendefinisian (Define) : Pada tahapan
Development). “Metode R&D adalah metode
ini
penelitian yang digunakan untuk menghasilkan
mendefinisikan syarat-syarat pembelajaran.
produk tertentu, dan menguji keefektifan
Tahap ini meliputi analisis kurikulum, analisis
produk tersebut” (Sugiyono, 2010:297).
siswa, analisis tugas, analisis konsep, dan
Penelitian pengembangan modul ini
bertujuan
untuk
menetapkan
dan
analisis tujuan.
mengacu pada model pengembangan 4-D atau
Tahap Perancangan (Design): Tahap ini
four-D Models. Pengembangan 4-D terdiri dari
bertujuan untuk menyiapkan bahan ajar yang
4
(define),
diharapkan. Rancangan modul yang akan
pengembangan
dikembangkan terdiri atas beberapa komponen
tahap
yaitu
perancangan (develop),
:
pendefinisian
(desain), dan
penyebaran
(desseminate)
modul
yaitu
bagian
awal,
bagian
isi,
(Trianto, 2012). Namun dalam hal ini peneliti
pembelajaran, dan evaluasi.
hanya
Tahap Pengembangan (Develop): Tujuan
melakukan
sampai
pada
tahap
pada tahap ini adalah untuk menghasilkan 6
perangkat
pembelajaran
berupa
modul
memahami asas, tujuan, dan jenis tata ruang
Tegal, Sukolilo Surabaya dan waktu Penelitian dilakukan mulai bulan Maret-Juni 2015
kantor untuk siswa kelas X APK 1 di SMK Negeri 10 Surabaya. Tahap ini meliputi validasi modul,
perangkat uji
coba
pembelajaran terbatas,
Instrumen Penelitian “Instrumen adalah alat bantu yang
berupa
revisi
dan
dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam
penyempurnaan, modul pembelajaran, analisis
kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan
data, dan pembuatan laporan pengembangan
tersebut menjadi sistematis dan dipermudah
modul.
olehnya”
(Riduwan,
2013:24).
Adapun
instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar validasi modul
Desain Uji Coba Desain
uji
coba
dalam
penelitian
dan lembar angket respons siswa.
pengembangan ini terdirir dari dua tahapan
Berdasarkan lembar validasi diperoleh
yaitu validasi oleh ahli materi dan ahli bahasa
hasil validasi yang kemudian akan dianalisis
yang bertujuan untuk mengetahui kelayakan
secara deskriptif kuantitatif. Kategori penilaian
modul yang dikembangkan dan uji coba
pada lembar validasi modul menggunakan
terbatas pada siswa yang bertujuan untuk
skala likert (Riduwan, 2013:15) yang terdiri
mengetahui pendapat atau tanggapan terhadap
dari lima kriteria yang terdiri dari skor “5”
modul yang dikembangkan.
mendapatkan skala penilaian “sangat sesuai”, skor
“4”
“sesuai”.
Subjek Uji Coba Adapun individu-individu yang dijadikan
penilaian
mendapatkan Skor
“3”
“cukup
skala
penilaian
mendapatkan sesuai”,
skor
skala “2”
sebagai subjek uji coba, yang pertama adalah
mendapatkan skala penilaian “kurang sesuai”,
validator yaitu sebagai validasi modul yang
skor ”1” mendapatkan skala penilaian “tidak
terdiri dari ahli materi selaku orang yang
sesuai”. Sedangkan lembar angket respons
berkompeten
administrasi
siswa diperoleh data yang nantinya akan
perkantoran dan ahli bahasa selaku orang yang
dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Pada
berpengalaman
lembar
di
di
bidang
bidang
tata
bahasa
angket
respons
Skala
siswa
Guttman
dengan
Indonesia dalam pengembangan modul yang
menggunakan
(Riduwan,
kedua adalah siswa kelas X APk 1 di SMK
2013:16) yang terdiri dari dua kriteria yang
Negeri 10 Surabaya yang berjumlah 20 siswa
terdiri dari skor “1” mendapatkan skala
sebagai uji coba terbatas.
penilaian “iya” dan skor “0” mendapatkan skala penilaian “tidak”.
Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilakukan di SMK Negeri 10 Surabaya yang beralamat di Jalan Keputih
Teknik Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis validasi modul. 7
Dalam analisis validasi modul terdapat lembar telaah
validator
yang
berfungsi
Hasil persentase dari respons siswa
untuk
akan dikategorikan ke dalam kriteria penilaian
memberikan gambaran dari saran yang telah
Skala Likert (Riduwan, 2013:15) yang terdiri
diberikan dari kekurangan modul terkait
dari lima kategori yang terdiri dari persentase
dengan isi, penyajian, bahasa, dan kegrafikan.
“81%-100%” mendapatkan kriteria interpretasi
Hasil penilaian validator modul akan dianalisis
“sangat
baik”,
menggunakan rumus sebagai berikut :
kriteria
interpretasi
Jumlahskor pengumpulan data Persentase = x 100% Skor tertinggi
mendapatkan baik”,
“61%-80%”
mendapatkan
“baik”,
kriteria
“21%-40%”
“41%-60%”
interpretasi
“cukup
mendapatkan
kriteria
interpretasi “kurang baik” dan “0%-20%” Hasil persentase dari analisis validasi
mendapatkan kriteria interpretasi “tidak baik”.
modul akan dikategorikan ke dalam kriteria
Sehingga,
modul
dikatakan
baik
penilaian Skala Likert (Riduwan, 2013:15)
sebagai bahan ajar apabila hasil analisis
yang terdiri dari lima kategori yang terdiri dari
respons siswa memperoleh hasil minimal
persentase “81%-100%” mendapatkan kriteria
sebanyak 61% dengan kriteria baik.
interpretasi
“sangat
layak”,
“61%-80%”
mendapatkan kriteria interpretasi “layak”,
HASIL PENELITIAN
“41%-60%” mendapatkan kriteria interpretasi
Hasil Pengembangan Modul
“cukup layak”, “21%-40%” mendapatkan
Penelitian
ini
menggunakan
jenis
kriteria interpretasi “kurang layak” dan “0%-
penelitian pengembangan R&D (Research and
20%” mendapatkan kriteria interpretasi “tidak
Development) dan menggunakan model 4-D.
layak”.
Model Sehingga,
modul
dikatakan
ini
terdiri
dari
4
tahapa
yaitu
layak
pendefinisian (define), perancangan (desain),
apabila hasil analisis validasi modul yang diisi
pengembangan (develop), dan penyebaran
oleh dosen dan guru mata diklat memberikan
(desseminate). Namun dalam hal ini peneliti
respons baik dan memperoleh hasil minimal
hanya
sebanyak 61% dengan kriteria layak.
pengembangan (develop) saja dikarenakan
Data yang diperoleh dari angket
melakukan
sampai
pada
tahap
keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya.
respons siswa dianalisis dengan melihat persentase pilihan jawaban siswa sebagai
Tahap Pendefinisian (Define)
tanggapan
Pada tahap pendefinisian (define) ini ada lima
siswa
pembelajaran.
Hasil
mengenai data
modul
tersebut
akan
dianalisis dengan rumus sebagai berikut :
langkah
yang
pertama
meliputi
analisis
kurikulum, kurikulum yang digunakan adalah kurikulum 2013 dan melalui pendekatan
Jumlahskor jawaban responden Persentase = x 100% Skor tertinggi
scientific.
Pembelajaran
pada
pendekatan
scientific melalui proses ilmiah yang meliputi mengamati
(observing)
yang
berupa 8
mengamati gambar yang sesuai dengan materi
dalam memahami modul pembelajaran dengan
kegiatan pembelajaran dan indikator dalam
kata-kata yang sederhana tetapi tetap sesuai
Kompetensi Dasar memahami Asas, Tujuan,
dengan ejaan Bahasa Indonesia yang benar.
dan Jenis Tata Ruang Kantor. Proses ilmiah
Analisis ketiga adalah analisis tugas yang
kedua adalah menanya (questioning) yang
penyusunan soal-soal berdasarkan indikator
berupa mengajukan pertanyaan dari gambar
dan tujuan pembelajaran. Analisis tugas ini
yang
berupa uji kompetensi pada setiap akhir
diamati,
serta
membuat
hipotesis
sementara atas pengamatan dan pertanyaan
kegiatan
yang dibuat sebelumnya. Proses ilmiah ketiga
individu berjumlah masing-masing 5 soal
yaitu
berupa
untuk meningkatkan rasa ingin tahu siswa
kegiatan kelompok yang berhubungan dengan
terhadap materi yang terdapat dalam setiap
dunia di sekitarnya. Proses ilmiah keempat
kegiatan pembelajaran. Selain itu, ada tugas
adalah menalar (associating) yang berupa
kelompok serta tugas proyek yang dikerjakan
menganalisis dan menyimpulkan data yang
secara berkelompok agar menumbuhkan sikap
dilakukan
kegiatan
disiplin, komunikatif dan tanggung jawab. Di
mencoba. Proses ilmiah yang kelima adalah
akhir keseluruhan dari materi pembelajaran
mengkomunikasikan (communicating) yang
terdapat tes formatif yang yang terdiri dari 20
berupa menyampaikan hasil dari analisis data
soal pilihan ganda, 5 soal uraian dan 10 soal
yang diolah sebelumnya, dapat berupa tulisan,
teka-teki
diagram, bagan, gambar atau media lainnya
ditambahkan dengan tujuan untuk menarik
analisis siswa, analisis tugas, analisis konsep,
motivasi siswa dalam mengerjakan soal-soal
dan analisis tujuan. Analisis kedua adalah
yang pada hakikatnya berisi evaluasi untuk
analisis
umur,
mengukur pemahaman siswa terhadap materi
motivasi, tingkat intelektual, pengalaman dan
pada modul pembelajaran memahami Asas,
pengetahuan awal. Berikut ini adalah beberapa
Tujuan dan Jenis Tata Ruang Kantor yang
karakteristik siswa kelas X Apk 1 di SMK
dikembangkan.
Negeri 10 Surabaya adalah siswa lebih
analisis konsep. Analisis konsep tersusun
menyukai
secara terperinci dari pembelajaran awal
mencoba
(experimenting)
sebelumnya
siswa dapat
modul
dalam
dilihat
dari
pembelajaran
yang
belajar
yang
silang.
dikerjakan
Soal
Analisis
keempat
adalah
hingga
warna dan tampilan yang menarik disertai
formatif. Analisis konsep disusun berdasarkan
penjelasan yang runtut dan sesuai kegiatan
indikator sehingga muncul sub pokok bahasan
pembelajaran,
menyukai
secara sistematis dan disesuaikan dengan
penugasan secara kelompok karena dengan
materi pembelajaran kelas X yang mengacu
adanya tugas secara kelompok, siswa bisa
pada kompetensi dasar. Analisis kelima adalah
bertukar pikiran sehingga jawaban dari tugas
analisis tujuan. Analisis tujuan Analisis tujuan
yang dikerjakan didapat dari berbagai sumber
dilakukan secara terperinci untuk mengetahui
yang diketahui oleh siswa, siswa lebih mudah
analisis konsep dan analisis tugas hingga
lebih
akhir
silang
menampilkan gambar-gambar animasi dengan
siswa
pembelajaran
teka-teki
secara
menuju
tes
9
menjadi
tujuan
pembelajaran.
hal
ini
kelayakan bahasa, dan komponen kelayakan
digunakan sebagai dasar dalam pengembangan
kegrafikan.
Validator
modul pembelajaran Memahami Asas, Tujuan
penyajian
dan Jenis Tata Ruang Kantor.
Pahlevi,S.Pd.,M.Pd selaku dosen Administrasi
selaku
materi
adalah
Perkantoran Tahap Perancangan (Design)
ahli
dan
guru
Triesninda
Purwiwandari mata
dan
diklat
S.E.,M.E Pengantar
Tahap ini bertujuan untuk menyiapkan
Administrasi Perkantoran. Selain itu ada
bahan ajar berupa modul pembelajaran pada
validator ahli bahasa dan kegrafikan Drs. Jack
kompetensi dasar Memahami Asas, Tujuan
Parmin,
dan Jenis Tata Ruang Kantor pada Siswa
Indonesia Universitas Negeri Surabaya dan
Kelas X Apk 1 di SMK Negeri 10 Surabaya.
Dra. Handajani selaku guru Bahasa Indonesia
Tahap perancangan meliputi a) Penyusunan
SMK Negeri 10 surabaya.
modul ini mengikuti format kelayakan bahan ajar
sesuai
DIKMENJUR
selaku
dosen
Bahasa
Sebelum modul divalidasi, peneliti
Dalam
melakukan revisi atas modul yang sudah
penyusunan pengembangan modul yang perlu
ditelaah oleh para validator. Revisi dilakukan
dilakukan adalah penyusunan tujuan dan
sebagai perbaikan terhadap modul yang sudah
penyusunan format modul. Perumusan tujuan
direvisi oleh para ahli/pakar. Revisi dilakukan
dilakukan
tujuan
dengan tujuan agar modul yang dihasilkan
pembelajaran yang ingin dicapai sebagai dasar
dapat digunakan oleh siswa sebagai bahan ajar
dalam penyusunan materi dan soal pada modul
dalam proses pembelajaran. setelah itu, modul
pembelajaran, b)Design modul yang terdiri
diuji cobakan kepada 20 siswa kelas X Apk 1
dari bagian awal modul, bagian isi modul dan
di
evaluasi.
melakukan uji coba terbatas, Revisi dan
dengan
2014.
M.Hum
merumuskan
SMK
Negeri
10
Surabaya.
Setelah
penyempurnaan ini dilakukan sebagai proses penyempurnaan modul setelah mendapatkan
Tahap Pengembangan (Develop) Tujuan pada tahap ini adalah untuk menghasilkan
bahan
ajar
berupa
modul
masukan dari kegiatan validasi dan uji coba. Tujuan dari revisi ini adalah untuk melakukan
pembelajaran memahami asas, tujuan dan jenis
penyempurnaan
tata ruang kantor. Tahap ini diawali dengan
pembelajaran sehingga modul tersebut sesuai
validasi
dan cocok digunakan sebagai bahan ajar dalam
modul
yang
berfungsi
untuk
mengetahui dan mengevaluasi modul yang
akhir
terhadap
modul
proses pembelajaran.
akan diujicobakan pada siswa. Lembar validasi
Tahap akhir adalah modul sebagai
mengacu pada lembar pedoman menurut
ldraft akhir yang nantinya dapat digunakan
BSNP, tetapi lebih disederhanakan sesuai
sebagai
dengan kebutuhan peneliti. Lembar validasi
pembelajaran.
sumber
belajar
dalam
proses
tersebut mencakup komponen kelayakan isi, komponen kelayakan penyajian, komponen 10
modul
PEMBAHASAN Karakteristik
Modul
Mata
Pelajaran
disesuaikan
komponen
Kelas X APk 1 Meliputi Komponen Isi,
komponen
Penyajian, Kebahasaan, dan Kegrafikan
2014).
yang
digunakan
Di
SMK
Negeri
10
kelayakan
kebahasaan
kelayakan
kegrafikan
Komponen
kelayakan
Yunita
,dkk
dan
(BSNP, ini
juga
(2014)
pada
penelitiannya yang berjudul Pengembangan
Surabaya Modul yang digunakan sebelumnya adalah
komponen
kelayakan isi, komponen kelayakan penyajian,
Pengantar Administrasi Perkantoran untuk
digunakan
dengan
modul
dengan
judul
Memahami
Modul Berbasis Pembelajaran Kontekstual Bermuatan Karakter
pada
Materi Jurnal
Prinsip-Prinsip Penyelenggaraan Administrasi
Khusus yang mengemukakan bahwa terdapat
perkantoran dengan menggunakan Kurikulum
beberapa kelayakan komponen modul yang
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Materi
terdiri
yang
komponen kelayakan penyajian, komponen
disajikan
pada
modul
Memahami
dari
komponen
Prinsip-Prinsip Penyelenggaraan Administrasi
kelayakan
perkantoran
kelayakan kegrafikan.
sudah
lengkap
dan
layak
kebahasaan,
kelayakan
dan
isi,
komponen
digunakan sebagai bahan ajar dalam proses
Model
4-D
adalah
model
pembelajaran. Materi dan evaluasinya pun
pengembangan
yang
digunakan
untuk
sudah disajikan lengkap di dalam modul
penelitian
guna
tersebut,
menggunakan
kelayakan modul sesuai BSNP 2014. Model
Pendidikan
ini juga digunakan oleh Ramdani, dkk (2011)
tetapi
Kurikulum
masih
Tingkat
Satuan
(KTSP).
dengan
ini
judul
Pembelajaran Pengembangan Berbasis
Modul
Kurikulum
Pembelajaran
2013
Kompetensi
Dasar Memahami Asas, Tujuan, dan Jenis Tata Ruang Kantor pada Siswa Kelas X APk 1 Meliputi Komponen Isi, Penyajian, Kebahasaan,
Dan
Kegrafikan
yang
digunakan di SMK Negeri 10 Surabaya Setelah Dikembangkan Penelitian
ini
R&D (Research and Development). “Metode adalah
digunakan
metode
untuk
menentukan
Pengembangan
Berbasis
Modul
Mindjet
Manajer
Sebagai Alternatif Materi Pembelajaran Kimia Organik II. Model ini terdiri dari 4 tahapa yaitu
pendefinisian
(desain),
(define),
pengembangan
perancangan
(develop),
dan
penyebaran (desseminate) (Trianto, 2012) Modul
yang
dikembangkan
disesuaikan
dengan karakteristik pada kurikulum 2013 yaitu pada pendekatan pembelajaran yang
pengembangan
menggunakan jenis penelitian pengembangan
R&D
untuk
penelitian
menghasilkan
yang produk
tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut” (Sugiyono, 2010:297). Kelayakan
meliputi
proses
menanya
mengamati
(observing),
(questioning),
mencoba
(experimenting), menalar (associating), dan mengomunikasikan (communicating). Pada
modul
yang
dikembangkan
terdapa uji kompetensi pada setiap akhir kegiatan
belajar
yang
dikerjakan
secara 11
individu berjumlah masing-masing 5 soal.
dan
penyajian,
serta
ahli
bahasa
dan
Selain itu, ada tugas kelompok serta tugas
kegrafikan. Analisis validasi modul oleh
proyek yang dikerjakan secara berkelompok.
validator dapat dilihat pada tabel berikut:
Di akhir keseluruhan dari materi pembelajaran Tabel 1. Analisis Validasi Modul oleh
terdapat tes formatif yang yang terdiri dari 20
Validator
soal pilihan ganda, 5 soal uraian dan 10 soal teka-teki silang. Hal ini sesuai dengan
No
pendapat (Daryanto, 2013:09) bahwa “modul
Komponen yang dinilai
%
Kriteria Kelayakan Modul Layak Layak
yang baik harus sesuai kriteria salah satunya terdapat soal-soal latihan, tugas dan sejenisnya yang
memungkinkan
untuk
mengukur
penguasaan siswa”. Kelayakan Modul Pembelajaran Berbasis Kurikulum
2013
Kompetensi
Dasar
Memahami Asas, Tujuan dan Jenis Tata
1 2
Kelayakan Isi Kelayakan Penyajian 3 Kelayakan Kebahasaan 4 Kelayakan Kegrafikan Rata-Rata Komponen
75,33% 76,00%
87,00% Sangat Layak 96,00% Sangat Layak 85,58% Sangat Layak
Ruang Kantor pada Siswa Kelas X Apk 1 Berdasarkan hasil validasi modul
SMK Negeri 10 Surabaya pembelajaran
pembelajaran memahami asas, tujuan dan jenis
memahami asas, tujuan dan jenis tata ruang
tata ruang kantor diperoleh rata-rata skor
kantor untuk siswa kelas X Apk 1 yang telah
keseluruhan
dikembangkan untuk pegukuran dan penilaian
dengan kriteria sangat layak. Hal ini sudah
dapat dilihat dari validasi berupa lembar
sesuai
validasi. Lembar validasi tersebut mencakup
kelengkapan isi dari suatu modul haruslah
komponen kelayakan isi, komponen kelayakan
secara lengkap terbahas lewat sajian-sajian,
penyajian, komponen kelayakan bahasa, dan
sehingga dengan begitu siswa merasa cukup
komponen kelayakan kegrafikan. Komponen
memahami bidang kajian tertentu dari hasil
ini juga digunakan oleh Yunita, dkk (2014)
belajar melalui modul sehingga modul dapat
pada
digunakan
Kelayakan
modul
penelitiannya
yang
berjudul
pengembangan modul berbasis pembelajaran
komponene
dengan
sebesar
pendapat
sebagai
ahli
pembelajaran
83,58%
bahwa
secara
mandiri (Daryanto, 2014).
kontekstual bermuatan karakter pada materi jurnal khusus yang mengemukakan bahwa
Respons Siswa Kelas X Apk 1 di SMK
terdapat beberapa kelayakan komponen modul
Negeri
yang terdiri dari komponen kelayakan isi,
Pembelajaran Berbasis Kurikulum 2013
komponen kelayakan penyajian, komponen
Kompetensi
kelayakan bahasa, dan komponen kelayakan
Tujuan dan Jenis Tata Ruang Kantor yang
kegrafikan. Validator terdiri dari ahli materi
telah dikembangkan
10
Surabaya
Dasar
terhadap
Memahami
Modul
Asas,
12
Uji coba terbatas dilakukan kepada 20
berbasis kurikulum 2013 kompetensi dasar
siswa kelas X Apk 1 di SMK Negeri 10
memahami asas, tujuan dan jenis tata ruang
Surabaya. Hal ini sesuai dengan pendapat
kantor ini sesuai dengan hasil penelitian Ratna
Sadiman,
Setyowati,dkk
dkk
(2010:184)
yang
mengemukakan bahwa : “alasan
kenapa
(2013)
dengan
judul
Pengembangan Modul IPA Berkarakter Peduli
subjek
dalam
penelitian
Lingkungan Tema Polusi Sebagai Bahan Ajar
berjumlah 10-20 orang adalah apabila subjek
Siswa SMKN 11 Semarang bahwa siswa di
dalam penelitian berjumlah kurang dari 10
SMKN 11 Semarang merespon positif adanya
orang maka data yang diperoleh kurang dapat
modul sebagai bahan ajar yang digunakan
mengambarkan populasi target. Sebaliknya
selama proses pembelajaran.
apabila subjek penelitian berjumlah lebih dari 20 orang maka akibatnya akan sulit dianalisa
Simpulan
untuk observasi dalam kelompok kecil”.
Berdasarkan hasil pengembangan dan
Hal ini sama dengan penelitian yang
pembahasana, maka dapat disimpulkan bahwa
dilakukan oleh Novita, dkk (2014) dengan
materi yang disajikan pada modul Memahami
judul
Prinsip-Prinsip Penyelenggaraan Administrasi
Pengembangan
Berorientasi
Modul Pada
Materi
perkantoran
Jurnal
Umum
digunakan sebagai bahan ajar dalam proses
Perusahaan Jasa yang juga menggunakan 20
pembelajaran. Materi dan evaluasinya pun
siswa
penelitian.
sudah disajikan lengkap di dalam modul
Berikut adalah hasil analisis uji coba terbatas:
tersebut, tetapi kurikulum yang digunakan
Mencatat
Kontekstual
Akuntansi
Transaksi
sebagai
ke
subyek
dalam
sudah
lengkap
dan
layak
adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Tabel 2. Analisis Uji Coba Terbatas
(KTSP), sehingga dari komponen kelayakan isi dan penyajiannya perlu dikembangkan
No
1 2
Komponen yang dinilai
Kelayakan Isi Kelayakan Penyajian 3 Kelayakan Kebahasaan 4 Kelayakan Kegrafikan Rata-Rata Komponen
%
75,33% 76,00%
Kriteria Kelayakan Modul Layak Layak
87,00% Sangat Layak
sesuai dengan kurikulum yang di terapkan saat ini yaitu kurikulum 2013. Pengembangan modul pembelajaran kompetensi dasar memahami asas, tujuan, dan jenis tata ruang kantor pada siswa kelas x APk 1 di SMK Neeri 10 Surabaya dilakukan sesuai
96,00% Sangat Layak 85,58% Sangat Layak
dengan kurikulum yang diterapkan di sekolah yaitu
kurikulum
menggunakan
2013.
pendekatan
Kurikulum scientific
yang ini
Berdasarkan hasil uji coba terbatas
membuat pengembangan bahan ajar seperti
diperoleh rata-rata skor keseluruhan komponen
modul harus disesuaikan melalui beberapa
sebesar 95,87% dengan kriteria sangat baik.
proses yaitu proses mengamati (observing),
persentase perolehan modul pembelajaran
menanya
(questioning),
mencoba 13
(experimenting), menalar (associating), dan mengomunikasikan
(communicating).
Sebaiknya tambahkan sedikit animasi menarik
agar
merangsang
Sehingga untuk kelayakannya disesuaikan
termotivasi
dengan kelayakan modul dari BSNP 2014
pembelajaran tersebut.
yang
meliputi
komponen
kelayakan
belajar
siswa
mengunakan
untuk modul
isi,
komponen kelayakan penyajian, komponen kelayakan bahasa, dan komponen kelayakan kegrafikan.
DAFTAR PUSTAKA Badan Standar Nasional Pendidikan. 2014.
Hasil kelayakan modul untuk segi
Naskah
Akademik
Instrumen
komponen kelayakan isi dengan kriteria layak,
Penilaian
Buku
Kelompok
komponen
Peminatan Ekonomi. Jakarta: BSNP
kriteria
kelayakan layak,
penyajian
komponen
dengan kelayakan
kebahasaan dengan kriteria sangat layak, komponen
kelayakan
Teks
kegrafikan
Daryanto.
Menyusun
Modul.
Yogyakarta: Gavamedia
dengan
kriteria sangat layak. Dari hasil validasi modul
2013.
Daryanto, dan Dwicahyono, Aris. 2014.
pembelajaran memahami asas, tujuan dan jenis
Pengembangan
tata ruang kantor diperoleh rata-rata skor
Pembelajaran.
keseluruhan komponen dengan kriteria sangat
Gavamedia
Perangkat Yogyakarta:
layak. Hasil uji coba terbatas terhadap siswa
Fadillah. 2014. Implementasi Kurikulum 2013. Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA
dari segi komponen isi dengan kriteria sangat layak, komponen penyajian dengan kriteria
The
Liang,
Gie.
2007.
Administrasi
sangat layak, komponen kebahasaan dengan
Perkantoran Modern. Yogyakarta:
kriteria sangat layak, komponen kegrafikan
Liberty Yogyakarta
dengan
kriteria
sangat
layak
sehingga
diperoleh rata-rata skor keseluruhan komponen
Husamah, dan Setyaningrum, Yanur. 2013. Desain
dengan kriteria sangat layak
Pembelajaran
Pencapaian
Kompetensi.
Jakarta:
Prestasi Pustakaraya
Saran Berdasarkan kesimpulam diatas maka peneliti
memberi
penelitian
terkait
dengan
Pembelajaran. Yogyakarta: Multi
pengembangan
modul
adalah
Pressindo.
untuk
penelitian
selanjutnya
melakukan penelitian pengembangan modul dapat
penyebaran.
Jihad, Asep dan Haris, Abdul. 2012. Evaluasi
saran
diharapkan
agar
Berbasis
melakukan
sampai
tahap
Kemedikbud.
2013.
Pengembangan
Kurikulum
2013:
Paparan
Mendikbud
dalam
Sosialisasi
14
Kurikulum
2013.
Jakarta:
Kemdikbud
http://download.portalgaruda.org/arti cle.php?article=12319&val=898, diakses tanggal 06 Maret 2015)
Kurniasih, Imas, dan Sani, Berlin. 2014. Sukses
Novita,
Mengimplementasikan
Riduwan. 2013. Skala Pengukuran Variabel-
Kurikulum 2013. Surabaya: Kata
Variabel
Pena
Alfabeta
Risma
dan
Rochmawati.
Pengembangan
Modul
2014.
Akuntansi
Kontekstual pada Materi Mencatat Transaksi
ke
Jurnal
Umum
Perusahaan Jasa. Jurnal Fakultas
Penelitian.
Bandung:
Sadiman, Rahardjo, Haryono, dkk. 2010. Media Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press
Sugiyono.
2012.
Metode
Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta
Ekonomi (Online). ISSN: 2337-6457. 2.
Trianto. 2011. Model Pembelajaran Terpadu
(http://ejournal.unesa.ac.id/index.php
dalam Teori dan Praktek. Jakarta:
/jpak/article/view/9054,
Prestasi Pustaka Publisher
Vol
2.
No
diakses
tanggal 06 Maret 2015)
Yunita, Ike Evi dan Hakim, Luqman. 2014.
Prastowo, Andi. 2014. Panduan Kreatif Membuat
Bahan
Ajar
Inovatif.
Pengembangan Pembelajaran
Jurnal Ramdani, Iwan Dini. 2011. Pengembangan Pembelajaran
Berbasis
Mindjet Manager Sebagai Alternatif Materi Pembelajaran Kimia Organik II. Jurnal Chemica Vol. 12 Nomor 1 Juni
201,
Berbasis Kontekstual
Bermuatan Karakter pada Materi
Yogyakarta: DivaPress
Modul
Modul
Khusus.
Jurnal
Fakultas
Ekonomi (Online). ISSN: 2337-6457. Vol
2.
No
2.
(http://ejournal.unesa.ac.id/index.php /jpak/article/view/9052, tanggal
06
Maret
diakses 2015)
44-53.
15