Application Islamic Medical Law in Hospital: Indonesia Experience. Dr. dr. Sagiran, SP.B., M. Kes

Application Islamic Medical Law in Hospital: Indonesia Experience

Dr. dr. Sagiran, SP.B., M. Kes

Pointers • Pengertian Maqashid Syari’ah • Dalil-dalil Maqashid Syari’ah • Aplikasi Maqashid Syari’ah dalam berbagai aspek • Penerapan di bidang perumahsakitan  Sertifikasi Syariah

Definisi • ‫ مقاصد‬jama’ ‫مقصد‬-‫ قصد‬maksud, tujuan • ‫ الشريعة‬secara bahasa adalah tempat menuju ke sumber air tanpa terputus • ‫ الشريعة‬secara makna syar’i adalah :Sesuatu yang ditetapkan Allah SWT untuk hambanya berupa ajaran agama. • Korelasi makna bahasa dan makna syar’i: Jalan ke arah sumber pokok kehidupan. • ‫ مقاصد الشريعة‬berarti tujuan dan fungsi syariat berupa mendatangkan kemaslahatan, baik dalam bentuk mewujudkan maupun memeilhara kemaslahatan tersebut • Al-Syatibi (w.790 H/1388 M) mendefiniskan: “maqashid syari’ah bertujuan mewujudkan kemaslahatan manusia di dunia dan akhirat.”

Kemaslahatan yang dimaksudkan oleh syari’at ialah:

• 1. • • • •

2. 3. 4. 5.

Memelihara agama Memelihara jiwa Memelihara akal Memelihara keturunan Memelihara harta

1. Hifdhuddiin Memelihara Agama

2. Hifdhunnafs Memelihara Jiwa

3. Hifdhul’aql Memelihara Akal

4. Hifdhunnasl/Hifdhul’irdh Memelihara Keturunan/Kehormatan

5. Hifdhulmaal Memelihara Harta

Dalil-dalil • Syari’ah = al-nusus al-muqaddasah,. • Al-Qur’an: 368 ayat yang berkaitan dengan dasar-daar atau prinsip-prinsip hukum • Lebih lanjut oleh Nabi saw melalui hadishadisnya. • Hukum syariah memiliki filosofi teoantroposentris

A. Dalil Naqli/tekstual

 Penjelasan Allah dalam banyak ayat bahwa Dia maha bijaksana (al-Hakim).  Penjelasan Allah bahwa Dia penuh rahmat kepada hamba-Nya َ َّ ‫• َو َر ْح َمتًِ َوسِ َع ْت ُكل‬ )156 :‫ش ًْء (األعراف‬ ِ ‫الس َم َاوا‬ ‫ّلِل َك َت َب َع َلى َن ْفسِ ِه‬ ِ َّ ِ ْ‫ض قُل‬ ِ ‫ت َو ْاألَ ْر‬ َّ ًِ‫• قُلْ لِ َمنْ َما ف‬ )12: ‫… (األنعام‬. َ ‫الر ْح َم َة‬ َّ

 Penegasan Allah bahwa diutusnya Nabi Muhammad adalah sebagai rahmat )107 ‫س ْل َنا َك إِ ََّّل َر ْح َم ًة لِ ْل َعالَمٌِنَ (األنبٌاء‬ َ ‫َو َما أَ ْر‬

 Penjelasan Allah dalam banyak hal bahwa Dia menetapkannya karena suatu tujuan َّ ‫• َما ٌُرٌ ُد‬ َ ُ ِ ‫ج َو َلكِنْ ٌُ ِرٌ ُد لِ ٌُ َط ِّه َر ُك ْم‬ ‫ر‬ ‫ح‬ ‫م‬ ‫م‬ ‫ك‬ ٌ ‫ل‬ ‫ع‬ ‫ل‬ ‫ع‬ ‫ج‬ ٌ ‫ل‬ ‫َّللا‬ ْ‫ِن‬ َ َ ْ َ َ ْ َ ْ َ ُ ِ ٍ ْ ‫َولِ ٌُ ِت َّم ن ِْع َم َت ُه َع َل ٌْ ُك ْم َل َع َّل ُك ْم َت‬ )6: ‫ش ُك ُرونَ (المائدة‬ )7:‫اء ِم ْن ُكم (الحشر‬ ِ ٌَ ‫• َك ًْ ََّل ٌَ ُكونَ دُو َل ًة َب ٌْنَ ْاألَ ْغ ِن‬

‫‪ Penjelasan Allah tentang urgensi dan‬‬ ‫‪manfaat al-Qur’an serta tujuan‬‬ ‫‪diturunkannya‬‬

‫اء ْت ُك ْم َم ْوعِ َظ ٌة ِمنْ َر ِّب ُك ْم َوشِ َفا ٌء‬ ‫اس َقدْ َج َ‬ ‫ٌَا أَ ٌُّ َها ال َّن ُ‬ ‫لِ َما فًِ ال ُّ‬ ‫ُور َو ُهدًى َو َر ْح َم ٌة لِ ْل ُم ْؤ ِم ِنٌنَ * قُلْ‬ ‫صد ِ‬ ‫َّللا َو ِب َر ْح َم ِت ِه َف ِب َذلِ َك َف ْل ٌَ ْف َر ُحوا ه َُو َخ ٌْ ٌر ِم َّما‬ ‫ض ِل َّ ِ‬ ‫ِب َف ْ‬ ‫ٌَ ْج َم ُعونَ (ٌونس‪)57-58 :‬‬

‫‪• Disebutkan dalam al-Qur’an dan‬‬ ‫‪Sunnah sebagian maqashid al-syari’ah,‬‬ ‫‪baik yang umum maupun yang khusus‬‬ ‫•‬ ‫•‬ ‫•‬

‫•‬

‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ج (الحج ‪)78‬‬ ‫ر‬ ‫ح‬ ‫م‬ ‫الدٌِّن‬ ‫ًِ‬ ‫ف‬ ‫م‬ ‫ك‬ ‫ٌ‬ ‫ل‬ ‫َو َما َج َعل َ َع‬ ‫ِنْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ِ‬ ‫ٍ‬ ‫ٌُرٌ ُد َّ‬ ‫َّللاُ ِب ُك ُم ا ْل ٌُ ْس َر َو ََّل ٌُ ِرٌ ُد ِب ُك ُم ا ْل ُع ْسر (البقرة ‪)185‬‬ ‫ِ‬ ‫صدَ َق ًة ُت َط ِّه ُر ُه ْم َو ُت َز ِّكٌ ِه ْم ِب َها (التوبة‬ ‫ُخ ْذ مِنْ أَ ْم َوالِ ِه ْم َ‬ ‫‪)103‬‬ ‫اص َح ٌَاةٌ ٌَا أُولًِ ْاألَ ْل َبا ِ‬ ‫ب َل َع َّل ُك ْم َت َّتقُونَ‬ ‫ِص ِ‬ ‫َو َل ُك ْم فًِ ا ْلق َ‬ ‫(البقرة ‪)179‬‬

• Ada sejumlah nash umum yang memuat realisasi kemaslahatan ‫اء ذِي ا ْلقُ ْر َبى َو ٌَ ْن َهى‬ ِ ‫ان َوإٌِ َت‬ َ ‫َّللا ٌَأْ ُم ُر ِبا ْل َعدْ ِل َو ْاْلِ ْح‬ َ َّ َّ‫• إِن‬ ِ ‫س‬ َ ‫َع ِن ا ْل َف ْح‬ ‫اء َوا ْل ُم ْن َك ِر َوا ْل َب ْغًِ ٌَ ِع ُظ ُك ْم َل َع َّل ُك ْم َت َذ َّك ُرونَ (النحل‬ ِ ‫ش‬ )90 Menurut ‘Izzuddin bin ‘Abdussalam, ayat itu memerintahkan kemaslahatan dan sebabsebabnya, dan melarang kemadlaratan dan sebab-sebabnya

‫• َّل ضرر وَّل ضرار‬

B. Dalil ‘Aqli/Rasional  Tidak adanya hikmah dan tujuan suatu hukum tidak lain karena:  Kebodohan pembuat hukum tsb.  Ketidakmampuannya untuk mewujudkan hikmah dan tujuan tsb.  Tidak adanya kehendak untuk menciptakan dan memberikan kebaikan bagi subyek hukum.  Adanya sesuatu yang menghalangi kehendak si pembuat hukum.  Pilihan pembuat hukum sendiri untuk menjadikan hukumnya tidak sempurna. Allah mustahil memiliki sifat-sifat itu

 Setiap muslim berakal tahu bahwa Allah menghendaki kebaikan hambanya dalam penciptaannya dan kehidupannya َ ْ ْ َ ْ َ َ َ ْ َ َ )4( ‫ٌم‬ ‫و‬ ‫ق‬ ‫ت‬ ‫ن‬ ‫س‬ ‫ح‬ ‫أ‬ ًِ ‫ف‬ ‫س‬ ‫ن‬ ‫اْل‬ ‫ا‬ ‫ن‬ ‫ق‬ ‫ل‬ ‫خ‬ ‫ق‬ ‫ل‬ • َ‫ان‬ ْ‫د‬ َ ْ َ ِ ِ ِ ٍ ِ ‫الس َم َاوا‬ َّ‫ض َجمٌِ ًعا ِم ْن ُه إِن‬ ِ ‫ت َو َما فًِ ْاألَ ْر‬ َّ ًِ‫س َّخ َر َل ُك ْم َما ف‬ َ ‫• َو‬ ٍ ‫فًِ َذلِ َك ََلَ ٌَا‬ )13 ‫ت لِ َق ْو ٍم ٌَ َت َف َّك ُرونَ (الجاثٌة‬ Karena itu, mustahil Allah tidak menghendaki kebaikan bagi hambanya dalam hukum-hukum yang disyariatkannya

 Allah menciptakan manusia sebagai makhluk yang mulia )70 ‫… (اْلسراء‬. ‫ َو َل َقدْ َك َّر ْم َنا َبنًِ آَدَ َم‬ Konsekuensi dari menjadikannya sebagai makhluk yang mulia adalah terwujudnya kemaslahatan dengan sebaik-baiknya bagi mereka

Hasil Penggalian • penelitian (istiqra’ dan ijtihad) para ulama • ushul al-khamsah yaitu memelihara agama, jiwa, akal, keturunan dan harta • tiga kategori yaitu dharuriyah (primer), hajjiyah (sekunder) dan tahsiniyah (tertier)

PERBEDAAN KONSEP ISLAM DAN KONSEP BARAT

Kemaslahatan agama sebagai prioritas & barometer

‫مقاصد الشريعة‬ ‫الضروريات الخمس‬ ‫عند االمام الشاطبي‬

‫الدين‬ Agama

Konsep 5 Kebutuhan dasar menurut Imam Syatibi

‫النسب‬/‫العرض‬

‫النفس‬

Kehormatan/keturunan

Jiwa

‫المال‬

‫العقل‬

Harta

Intelektual

KESALAHAN PRINSIP

‫الدين‬

“Saya sih, ekonomi dulu mapan, baru berumah tangga”

Agama

“Saya sih, kumpulin ilmu dulu, baru mengajar”

“Saya sih punya rumah dulu, baru menikah”

‫النسب‬/‫العرض‬

‫النفس‬

Kehormatan/keturunan

Jiwa

PADAHAL..

‫المال‬

‫العقل‬

Harta

Intelektual

•Abu Dzar al-Ghiffari adalah sahabat miskin, namun tetap berdakwah •Rasulullah SAW pernah menikahkan sahabat dengan mas kawin berupa cincin dari besi, atau bacaan al-qur’an, atau beberapa butir kurma •Nabi saw & sahabat berdakwah tidak menunggu seluruh wahyu turun “Sampaikanlah dariku walau satu ayat”

PERBEDAAN KONSEP ISLAM DAN KONSEP BARAT 1. Konsep Islam: hak dasar manusia adalah lima hal (al-dharurat al-khoms) dan merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan Konsep Barat: hak dasar manusia pertama adalah kebutuhan primer fisik 2. Konsep Islam : antara hak dan kewajiban adalah satu kesatuan yang tidak terpisahkan dan bersifat tawazun (seimbang) Konsep Barat: perhatian kepada hak-hak lebih besar dibanding dengan kewajiban. 3 Konsep Islam: hak dan kewajiban bersifat Value bound (dibatasi nilai-nilai), spt dilarang nikah sesama jenis Konsep Barat: hak-hak bersifat free of value (bebas dari nilainilai), spt diperbolehkannya nikah sesama jenis

PERBEDAAN KONSEP ISLAM DAN KONSEP BARAT 4. Konsep Islam: hak seseorang dibatasi oleh hak orang lain, spt: dilarang menghina simbol-simbol yang dihormati umat lain walau adanya kebebasan berpendapat. Konsep Barat: hak seseorang tidak dibatasi oleh hak orang lain. Spt tidak adanya larangan berpendapat walau menyinggung pihak lain atas nama kebebasan berpendapat 5. Konsep Islam: Kepentingan agama (Islam) di atas segala kepentingan Konsep Barat: Tidak melihat kepentingan agama sebagai sesuatu yang diperhatikan, karena konsepnya dibangun atas paham sekuler. 6. Konsep Islam : Hak dan kepentingan umum harus didahulukan dari hak dan kepentingan individu Konsep Barat: Tidak ada kejelasan tentang hubungan hak dan kepentingan pribadi disatu sisi, dengan hak dan kepentingan umum di sisi lain

Aplikasi Maqashid Syari’ah dalam berbagai aspek kehidupan

Pemeliharaan terhadap lima perkara ditinjau dari segi kepentingan dan kekuatannya terbahagi pula kepada tiga kategori:

• 1.

• 2. • 3.

Dharuriyat (primer) Hajiyyat (sekunder) Tahsiniyat (tersier)

TINGKATAN MAQASHID AL-SYARIAH • Al-Dharuriyat (‫)الضروريات‬, yakni kemaslahatan-kemaslahatan yang kepadanya bersandar kehidupan manusia dan eksistensi masyarakat. Jika kemaslahatan itu tidak ada maka akan terjadi ketidakstabilan, kerusakan dan kesengsaraan di dunia dan akhirat. Seperti makanan, minuman dll • Al-Hajiyat (‫)الحاجيات‬, yakni perkara-perkara yang dibutuhkan manusia untuk menghilangkan kesulitan. Jika perkara-perkara itu tidak terwujud, tidak akan merusakan tatanan kehidupan, namun manusia akan mengalami kesulitan dan kesempitan. Seperti diperbolehkannya sholat duduk saat tidak mampu berdiiri • Al-Tahsiniyah (‫)التحسينيات‬, yakni sesuatu yang menjadikan hidup manusia lebih pantas dan beradab. Jika sesuatu itu tidak ada maka tidak akan merusak tatanan kehidupan serta tidak menyulitkan. Hanya saja akan mengurangi ketidakpantasan, etika dan fithrah. Seperti masalah etika saat minum, makan, menutup aurat dan lainnya.

Urutan Prioritas Maqashid al-Syariah • Jika menemukan masalah antara ketiga maqashid (mashalih) maka yang diprioritaskan adalah Al-Dharuriyat, kemudian alHajiyat, lalu al-Tahsiniyat. • Tidak boleh memperhatikan al-Hajiyat namun merusak alDharuriyat, demikian juga tidak boleh memperhatikan altahsiniyat jika merusak al-Hajiyat dan al-Dharuriyat • Contoh: diperbolehkan membuka aurat untuk pengobatan suatu penyakit. Karena menutp aurat adalah tahsiniyat, sedangkan berobat adalah menjaga jiwa yang bersifat aldharuriyat. • Contoh: Diperbolehkan memakan bangkai dalam keadaan darurat. Karena memelihara jiwa • Contoh: kewajiban memenuhi panggilan jihad. Meskipun mengetahui bahwa resiko jihad adalah mati (al-dharuriyatmemelihara jiwa), tapi memelihara agama (al-dharuriyat) lebih penting lagi

Beberapa Kaidah yang Lahir Dari Konsep Maqashid alSyari’ah • ‫ الضرر يزال‬Bahaya harus dihindari Contoh: Kewajiban pertanggung jawaban atas kehilangan/pengrusakan, Hak mengembalikan barang yang dibeli yang terdapat celanya, • ‫ يدفع الضرر العام بتحمل الضرر الخاص‬Menghilangkan bahaya yang bersifat umum dengan melakukan bahaya yang bersifat pribadi Contoh: Qishos pada pembunuh, hukum potong tangan pada pencuri, Menggusur tembok yang akan roboh ke jalan. • ‫ يدفع أشد الضررين بتحمل أخفهما‬Menghilangkan yang lebih berbahaya dari dua bahaya dengan melakukan yang lebih kecil bahayanya Contoh: Hak cerai isteri karena lemah atau sudah lama kehilangan suami dan tidak tahu rimbanya. • ‫ درء المفاسد أولى من جلب المنافع‬Menyingkirkan kerusakan lebih utama dari mendapatkan kemanfaatan contoh: Larangan mengekspor barang jika dibutuhkan di dalam negeri. Meskipun ekspor ke luar negeri akan mendapat keuntungan besar, namun jika membahayakan persediaan dalam negeri yang akan melahirkan kerusuhan & instabilitas, maka ekspor dilarang.

Beberapa Kaidah yang Lahir Dari Konsep Maqashid alSyari’ah • •

•

• •

‫ الضرورات تبٌح المحظورات‬Darurat (emergency) dapat membolehkan sesuatu yang tidak diperbolehkan. contoh: Memakan makanan yang diharamkan karena kondisi darurat ‫ الضرورات تقدر بقدرها‬Darurat diukur dengan kadarnya Contoh: Dilarang memakan barang yang diharamkan saat kondisi darurat kecuali sekedarnya saja (tidak berlebihan), membuka rekening bank ribawi sekedar untuk mengambil gaji (upah) karena aturan perusahaan, tidak untuk menyimpan/deposito dana di bank ribawi. ‫ المشقة تجلب التٌسٌر‬Kesulitan mendapatkan kemudahan Contoh: disyariatkannya rukhsoh (dispensasi), boleh menuntut cerai jika pada suami terdapat aib (cela) yang tidak diketahuinya saat akad nikah ‫ الحرج مرفوع‬Kesulitan harus dihilangkan Contoh: dibolehkan persaksian dengan zhon (dibawah keyakinan) ‫ َّلٌجوز ارتكاب ما ٌشق على النفس‬Tidak boleh melakukan sesuatu yang menyulitkan diri (jiwa) Contoh: Dilarang qiyamullail sepanjang malam, puasa wishol (sambung selama setahun), tidak menikah selamanya seperti rahib/paulus

The Process of Implementing Islamic Values in a Hospital in Accordance With Islamic Law

Religious Coping Coping Mechanisms

Religion as a Strategy

Husnudzon to Allah

Religious Coping cont..

Holistic Approach A Biological Approach Modern medical approach and a comprehensive B. Psychological Approach Emotional state positive / negative plays an important role in health (immune function) C. Social Approach The role of other parties Family plays an important role Major contributions patient's response to disease D. Approach Spiritual / Religious Trust in a higher power (God) Raises the need and love of God (religious quality) Religious / spiritual coping

The Biopsychosocial-Spiritual Model of Care

From Sulmasy, D.P. (2002). A biopsychosocial-spiritual model for the care of patients at the end of life. Gerontologist, 42(Spec 3), 24-33. Used with permission.

30

A biopsychosocial-spiritual model 1. Healing profession should serve the needs of patients that focuses on the whole person 2. People can be considered creatures and diseases can be considered as interference in the biological relationships that can affect all aspects of a person's relational 3. Spirituality involves a person's relationship with transcendence 4. Holistic health care must address the totality of relational patients include the presence of physical, psychological, social, and spiritual 5. Patients actually want health professionals to take care of their spiritual needs

Assessment Spiritual 1. Implementation of spiritual assessment a. Focus on daily prayers and acceptance of fate. b. Diagnosis SGRN 2. Intervention a. 6/12/24 mentoring hours b. talqin c. Ruqyah 3. Form A process: Anamnesa (S), Examination (O), Diagnostics (A) and Management (P)

The Application of Islamic Values in hospital (medical and non-medical) 1. To pray together before and after medical procedures. 2. Reminding prayer time (Shalat reminding) 3. Keeping respect to Aurat of patients, prevention of khalwat and ikhtilat 4. Drug formulatory halal and haram, with informed consent if illegitimate 5. Halal guarantee for prepared food and beverages in hospital 6. Gender separation of wards and caretaker 7. Ruqyah Syar’iyyah 8. Sharia transportation services 9. Intensive Spiritual Care (ISC) 10. Home spiritual care (HSC) 11. Creating religious atmospheres of the building and audiovisual media

Hu Care Window Quick Screening

Worship obedient (-)

Worship obedient (+)

Acceptance (-)

S

ORROW

Shalat (-) Acceptance (-)

R

EVIVE

Shalat (+) Acceptance (-) Sagiran, 2012

Acceptance (+)

GUIDE Shalat (-) Acceptance (+)

NIRVANA Shalat (+) Acceptance (+)

Holistic Health Care

Holistic Health Care cont. • Implementation and operation of a holistic approach should be carried out by the MultiProfessional Team and Inter-Disciplinary Team (Care) • Care team duties with care and concern (caring) to patients with religion coping that can give peace, acceptance, and confidence for healing process • Bio-psycho-socio-spiritual appoach should be individualized according to patient’s problem

* In the care of sufferings, Physician needs technical skill, scientific knowledge and human understanding. * Tact, sympathy and understanding are expected of physician, for the patient is not just collection of symptoms, signs, disordered functions, damaged organs and disturbed emotions.

* Physicians must understand that patient is human, fearful and hopeful, seeking relief, help and reassurance.

Best Practices Hospita is That Have Implemented Medical Law and Bioethics Islam

Siapa yang perlu beribadah di klinik? • • • • •

Pasien Keluarga pasien Pengunjung Pasien Tamu Karyawan

Best practices hospitals that have implemented medical law and islamic bioethics

List of sharia regulation: 1. Policies & Guidelines: 2. Spiritual Care Services 3. Sharia Services guide 4. Spiritual Care guide 5. Keeping guide of Awrat 6. Services guide of death body 7. Spiritual guide and Ketakmiran

SPO : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

SPO Ruqyah SPO decontamination magic objects SPO ISC (Spiritual Intensive Care) SPO Assistance in skaratul maut SPO identification capability prayer SPO pray before work (shift) SPO Praying before surgery etc.

Best practices… Tawakal • Religious message to tawakal in prayer before and after the action • The religious message that treatment is pharmaceutical endeavor, healing only from Allah..

Manajemen SDM • Staffing sesuai kompetensi • Sistem remunerasi yang adil • Continuous Medical Education (Studi kasus ethico legal islami untuk dokter) • Continuous Nurse Education (Studi kasus ethico legal islami untuk perawat) • Continuous Spiritual Education

Manajemen Pelayanan Dokter

• Doa sebelum melakukan tindakan • Edukasi : medis dan tatacara ibadah

Perawat • Bimbingan ibadah • Shalat remainder

Manajemen Pemasaran Peraturan Perundang-Undangan tentang Pemasaran/Promosi RS • Setiap Rumah sakit mempunyai hak : mempromosikan layanan kesehatan yang ada di Rumah Sakit sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan (Pasal 30 ayat 1 UURS) • Rumah sakit dalam melakukan promosi pemasaran harus bersifat informatif, tidak komparatif, berpijak pada dasar yang nyata, tidak berlebihan, dan berdasarkan Kode Etik Rumah Sakit Indonesia. (KODERSI pasal 23)

Karakteristik Pemasaran Syariah 1. 2. 3. 4.

Teistis (Robbaniyyah) Etis (Akhlaqiyyah) Realistis (Waqi’iyyah) Humanistis (Insaniyyah) Sumber : Syakir Sula dalam Marketing Syariah

Ciri Customer Klinik/RS 1. Customerdatang karena terpaksa 2. Customer umumnya datang dalam keadaan cemas, kuatir dan gelisah 3. Customertidak tahu apa yang terjadi dan yang akan terjadi 4. Customerdalam keadaan bingung dan sangat labil 5. Customerumumnya ”tidak mandiri” 48

Manajemen Keuangan • Tarif : mempertimbangkan kemampuan masyarakat tanpa mengesampingkan unit cost • Transparansi keuangan • Zakat/infak Sebagai Indikator Kinerja Keuangan

Best practices…

• Inspection in accordance with gender or with a companion when different genders

Best practices…

• Keeping aurot in medical services and operations • Photos of patients with a blanket inspection in inpatient and surgical poly

Penerapan di bidang perumahsakitan  Sertifikasi Syariah

Certification Results By Mukisi • Value per chapter • Certification graduation rates

SERTIFIKAT RS SYARIAH

MUNAS MUKISI PENGANUGERAHAN SERTIFIKAT RS SYARIAH MAKASSAR 12-15 AGUSTUS 2015