MARTHA TILAAR
APOTEKER DI ERA GLOBALISASI KOSMETIK Oleh
Nuning S. Barwa
Ketua Umum Perkosmi (Persatuan Perusahaan Kosmetika Indonesia) Disampaikan di Diskusi Panel Praktik dan/atau Pekerjaan Kefarmasian oleh Apoteker di Indonesia Jakarta, 17-18 Oktober 2010
MARTHA TILAAR
PENDAHULUAN
2
MARTHA TILAAR
ERA GLOBALISASI Semakin bertambahnya teknologi informasi menyebabkan semakin derasnya arus informasi, barang-barang, ilmu dan teknologi, serta produk-produk yang masuk ke Indonesia Perubahan dunia di era CAFTA dan globalisasi yang semakin cepat dan sulit diantisipasi Perubahan pola strategi dari perusahaan-perusahaan multinasional dalam penataan peta lokasi bisnisnya juga patut diperhitungkan Selera konsumen yang lebih suka brand global atau produk import
Untuk memenangkan persaingan yang tajam di era global ini, maka diperlukan inovasi produk unik, aman dan tepat manfaat yang memenuhi selera konsumen global dengan meningkatkan riset dan pengembangan produk bercitra global melalui memanfaatan bahan baku lokal, harga terjangkau dan peningkatan efisiensi dan produktivitas kerja. 3
MARTHA TILAAR
ASEAN HARMONISASI
Harmoniasi peraturan mengenai kosmetik mulai dilakukan oleh hampir semua negara ASEAN sejak 1 Januari 2008, sementara harmonisasi peraturan ini baru akan dilaksanakan secara bertahap di Indonesia pada Januri 2011. Harmonisasi ASEAN di bidang kosmetik yang bertujuan antara lain untuk mendorong iklim ekonomi ASEAN yang kondusif dan memberikan perlindungan konsumen yang harus dipenuhi oleh industri kosmetik Perubahan paradigma pengawasan kosmetik yang menitikberatkan pada Post Market Surveillance / Product Safety Evaluation (PMS/PSE) merupakan tantangan kedua selain persyaratan CPKB dan jaminan keamanan produk. Infrastruktur harus dipersiapkan dengan baik agar pasar Indonesia tidak menjadi target “dumping”, serta industri terutama UKM siap dan tidak tereliminasi di pasar lokal, regional dan global Peningkatan kualitas inspektor dan auditor yang handal, disiplin dan komitmen yang tinggi adalah prasyarat utama menghadapi Harmonisasi Industri Kosmetik memegang peranan penting sebagai faktor keberhasilan Indonesia menyongsong Harmonisasi 4
MARTHA TILAAR
PRINSIP DASAR HARMONISASI
• Tidak ada Pre-Market Approval • Untuk meningkatkan kerjasama di antara negara anggota ASEAN dalam menjamin produk yang dipasarkan AMAN, BERMUTU dan terbukti KLAIM MANFAAT nya • Harus melakukan Notifikasi sebelum memasarkan produk • Perusahaan bertanggung jawab penuh atas produk yang dipasarkannya. • Setiap produk yang beredar mempunyai Dokumen Informasi Produk • Regulator (BPOM) bertanggungjawab melakukan Post
Market Surveillance (PMS)
• Pedoman acuannya adalah ASEAN Cosmetic Directive 5
PMA VERSUS PMS
MARTHA TILAAR
P O S T
INDUSTRY
D E C E M B E R 2 0 0 7
P R E M A R K E T A P P R O V A L
Develop products
INDUSTRY Product registration
2 0 0 8
REGULATOR Evaluate and reg.no. approval
INDUSTRY Production, marketing&selling
REGULATOR Controlling & monitoring 6
M A R K E T S U R V E I L L A N C E
INDUSTRY Develop products
INDUSTRI Product notification
INDUSTRI Production, marketing&selling
REGULATOR Controlling & monitoring, also coordination with ASEAN regulators
MARTHA TILAAR
INDUSTRI/IMPORTIR VS REGULATOR
PRODUSEN/IMPORTIR
REGULATOR/OTORITAS
• Ijin Produksi Kosmetika (Permenkes 1175/MenKes/Per/VIII/2010):
• Memberikan fasilitasi:
Produsen lama agar sesuai ACD
Golongan A : minimal 1 Apoteker
Produsen baru harus sesuai Permenkes 1175
Golongan B : minimal 1 AA
• Notifikasi (Permenkes 1176/MenKes/Per/VIII/2010)
• Dokumen Notifikasi diperiksa max 14 hari kerja
• “Self declaration” CPKB (ACD)
• Memverifikasi “Self declaration” dan memfasilitasi pelatihan CPKB
• Setiap produk mempunyai DIP (ACD)
• Melakukan asesmen DIP
• Setiap produk harus aman, tepat manfaat dan bermutu (ACD)
• Melakukan Post Market Surveillance (PMS) 7
MARTHA TILAAR
PERAN APOTEKER DI BIDANG KOSMETIK
8
MARTHA TILAAR
KOMPETENSI APOTEKER
Mengingat semakin dituntutnya peran Apoteker dalam industri kosmetika, maka mereka minimal mempunyai pengetahuan dan keterampilan sbb.: 1. Hard skills: a. Mengerti dan mengimplementasikan CPKB b. Mempunyai pengetahuan yang cukup untuk mengembangkan dan memproduksi kosmetika yang sesuai persyaratan c. Memiliki kemampuan untuk memilih bahan baku yang “BOLEH” dan “DILARANG”. d. Memberikan penandaan label produk yang JELAS & tidak menyesatkan konsumen. e. Memiliki pengetahuan yang cukup untuk melakukan verifikasi dan penilaian yang tepat agar produk yang dibuat/diimport atau didistribusikan tsb aman, tepat manfaat dan bermutu. f. Memiliki pengetahuan di bidang Informasi Teknologi. 9
MARTHA TILAAR
KOMPETENSI APOTEKER 2. Soft skills: a. Memiliki kualitas jiwa kepemimpinan yang baik (membuat rencana, memimpin dan mengorganisir pelaksanaannya dan mendelegasikan tugas dengan baik) b. Memiliki kemampuan untuk berkumunikasi, baik di tingkat internal dan external perusahaan, di level nasional maupun internasional c. Minimal dapat berbahasa Inggris dengan baik d. Mempunyai kemampuan “problem solving” yang baik. e. Memiliki kemampuan untuk “mendengar” dan “menghargai” team dan rekan kerja, sehingga mampu meningkatkan motivasi kerja bagi kepentingan bersama. f. Memiliki sifat “DJITU” g. Terus belajar tanpa henti 10
VISI & MISI APOTEKER
MARTHA TILAAR
VISION the be the most respected pharmacist in the field of cosmetic business MISSIONS
To be a good leader a To collaborate with experts in all related industries a
CULTURE OF EXCELLENCE 11
FINANCE
PUBLIC RELATIONS
MULTI LEVEL NETWORKS
COMMUNITY
PEOPLE
QUALITY
OBJECTIVE OUTCOMES to be good pharmacist and meet government rules, then driven by glocalization engine of excellence to increase responsibility to ensure the quality and safety of cosmetic products and services. to increase competitiveness and readiness of personal and company’s capabilities toward globalization era To ensure zero defects and zero customer complaint
SERVICE
To achieve company goals and objectives To assist subordinates to fulfill their job or tasks
MARTHA TILAAR
KESIMPULAN Semakin bertambahnya teknologi informasi menyebabkan semakin derasnya arus informasi, barang-barang, ilmu dan teknologi, serta produk-produk yang masuk ke Indonesia akan semakin cepat dan sulit diantisipasi Untuk memenangkan persaingan yang tajam di era global ini, maka diperlukan seorang apoteker yang mampu berperan dan memimpin perusahaan. Bila ingin berhasil, maka seorang apoteker harus terus menerus meningkatkan budaya “MAU BELAJAR” yang berkesinambungan.
MARTHA TILAAR
13