LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI FARMASI KOMUNITAS / APOTEK di Apotek Sarana Medan
Disusun Oleh: Desi Hernita, S. Farm. 073202014
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas/Apotek Di Apotek Sarana Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI FARMASI KOMUNITAS / APOTEK
di Apotek Sarana Medan Laporan ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Apoteker pada Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara Disusun Oleh: Desi Hernita, S. Farm.
073202014
Apotek Sarana Medan Pembimbing,
Drs. Hartono, Apt. SIK. 043/B
Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara
Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt. NIP 131 283 716
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas/Apotek Di Apotek Sarana Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Kehadirat Allah SWT yang telah melimpah rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan latihan kerja profesi dan penyusunan laporan praktek kerja profesi di apotek Sarana Medan dengan baik. Penulisan laporan praktek latihan kerja profesi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak Drs. Hartono, Apt. selaku Apoteker pembimbing yang telah memberikan bimbingan, masukan dan saran pada masa Praktek Kerja Profesi dan dalam penulisan laporan praktek kerja profesi. 2. Ibu Dra. Ross Ernny, Apt. selaku pemilik sarana apotek dan apoteker pengelola apotek di apotek Sarana Medan yang telah memberikan tempat dan mengizinkan penulis melakukan Praktek Kerja Profesi di apotek Sarana Medan. 3. Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt. dan Bapak Drs. Muchlisyam, M.Si., Apt. sebagai Dekan dan Sekretaris Fakultas Farmasi USU Medan. 4. Bapak Drs. Wiryanto M.Si., Apt.sebagai Koordinator Program Pendidikan Profesi Apoteker Fakultas Farmasi USU Medan. 5. Seluruh karyawan dan karyawati apotek Sarana Medan Yaitu Kak Sari, Bang Bengbeng, Kak Yenny atas kerja sama dan bantuan yang diberikan selama penulis melakukan praktek kerja profesi.
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas/Apotek Di Apotek Sarana Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Penulis menyadari atas kekurangan dalam menulis laporan ini. Untuk itu diharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan praktek kerja profesi di apotek Sarana Medan ini dapat menjadi sumbangan yang berarti bagi ilmu pengetahuan pada umumnya dan ilmu farmasi pada khususnya.
Medan, Maret 2008
Penulis
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas/Apotek Di Apotek Sarana Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................
i
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................
ii
KATA PENGANTAR .....................................................................................
iii
DAFTAR ISI....................................................................................................
v
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................
vii
RINGKASAN ..................................................................................................
viii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................
1
1.1 Latar Belakang..........................................................................
1
1.2 Tujuan.......................................................................................
2
BAB II TINJAUAN UMUM APOTEK ........................................
3
2.1 Peranan Apotek.........................................................................
3
2.2 Peranan apoteker pengelola apotek ..........................................
4
2.3 Manajemen Apotek ..................................................................
5
2.4 Studi Kelayakan........................................................................
8
2.5 Pengelolaan apotek...................................................................
11
2.5.1 Pengadaan perbekalan farmasi........................................
11
2.5.2 Penyimpanan dan penataan.............................................
12
2.5.3 Penjualan /pelayanan ......................................................
13
2.5.4 Administrasi ...................................................................
14
2.6 Perpajakan ................................................................................
15
BAB III TINJAUAN KHUSUS APOTEK SARANA..........................
16
3.1 Letak dan Bangunan........................................................................
16
3.2 Struktur Organisasi Personalia....................................................
16
3.3 Pengadaan Perbekalan Farmasi..........................................................
17
3.3.1 Perencanaan Pembelian .................................................
17
3.3.2 Pelaksanaan Pembelian...................................................
17
3.3.3 Penerimaan dan Pemeriksaan Hasil Pembelian .............
18
3.4 Penyimpanan dan Penataan........................................................
19
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas/Apotek Di Apotek Sarana Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
3.5 Pelayanan ..........................................................................................
19
3.5.1 Pelayanan Resep Tunai.........................................................
19
3.5.2 Pelayanan Resep Kredit........................................................
20
3.5.3 Pelayanan Penjualan Bebas..................................................
20
3.5.4 Pelayanan Swamedikasi................................................................
20
3.5.5 Pelayanan Antar Obat Sampai ke Rumah Pasien.................
21
3.6 Administrasi.....................................................................................
21
3.7 Perpajakan.........................................................................................
22
BAB IV PEMBAHASAN...............................................................
23
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................
25
5.1 Kesimpulan................................................................................
25
5.1 Saran ..........................................................................................
25
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................
26
LAMPIRAN ....................................................................................................
27
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas/Apotek Di Apotek Sarana Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Formulir Surat Pesanan .........................................................
27
Lampiran 2.
Formulir Surat Pesanan Psikotropika.....................................
28
Lampiran 3.
Formulir Surat Pesanan Narkotika ........................................
29
Lampiran 4.
Formulir Laporan Penggunaan Bahan Baku Narkotika .........
30
Lampiran 5.
Formulir Laporan Penggunaan Sediaan Jadi Narkotika ........
31
Lampiran 6.
Copy Resep ............................................................................
32
Lampiran 7.
Pelayanan Resep dan Swamedikasi .......................................
33
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas/Apotek Di Apotek Sarana Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
RINGKASAN
Telah dilakukan praktek kerja profesi di Apotek Swasta (Apotek Sarana) yang merupakan salah satu program dalam pendidikan profesi apoteker, yang bertujuan agar mahasiswa mampu memahami permasalahan apotek secara profesional sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan kaidah-kaidah profesi yang berlaku, juga untuk mengetahui dan melihat secara langsung peranan dan tugas apoteker pengelola apotek sehingga kelak mampu melaksanakan tugas dan fungsi sebagai apoteker pengelola yang profesional. Praktek kerja profesi di Apotek Swasta (Apotek Sarana) dilaksanakan pada tanggal 27 November 2007 sampai dengan 31 Januari 2008 dengan jumlah jam efektif sebanyak 225 jam. Kegiatan praktek kerja profesi di Apotek Swasta yang dilakukan yaitu membuat catatan kegiatan harian yang berisi absensi dan materi kegiatan yang ditandatangani oleh pembimbing, membuat catatan pelayanan resep setiap hari sebanyak 3 resep dan membuat catatan pelayanan swamedikasi paling sedikit 5 kasus swamedikasi. Catatan pelayanan resep meliputi skrining resep dan penyiapan obat, bahan/sediaan yang digunakan, etiket dan konseling pasien. Membuat daftar laporan yang berisi laporan berkaitan dengan operasional apotek dan membuat tugas khusus berupa rancangan KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi) untuk jenis penyakit (kasus) yang ditemukan sebanyak 15 kasus yang berbeda, 5 kasus berdasarkan resep yang masuk dan paling sedikit 10 kasus swamedikasi.
Kata Kunci : Apotek. Apoteker, Resep dan Swamedikasi
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas/Apotek Di Apotek Sarana Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan kefarmasian saat ini telah bergeser orientasinya dari orientasi obat/ produk (produk oriented) ke orientasi pasien (patient oriented) yang mengacu pada pelayanan yang maksimal. Kegiatan pelayanan kefarmasiaan yang semula hanya berfokus pada pengelolaan obat sebagai komoditi, menjadi pelayanan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup dari pasien. Sebagai konsekuensi perubahan orientasi tersebut maka apoteker dituntut untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan perilaku terus menerus agar dapat melaksanakan interaksi langsung dengan pasien. Bentuk interaksi tersebut antara lain
adalah
melaksanakan
pemberian
informasi,
konseling,
monitoring
penggunaan obat dan lain-lain. Apoteker harus memahami dan menyadari kemungkinan terjadinya kesalahan pengobatan (medication error) dan kesalahan manusia (human error) dalam proses palayanan, oleh karena itu apoteker harus mampu bekerja dengan tenaga kesehatan lainnya dalam menetapkan penggunaan obat yang rasional dan meningkatkan ketelitian dan keterampilan penyiapan obatobatan yang dibutuhkan pasien. Salah satu bentuk sarana kesehatan yang menjadi tempat apoteker melakukan pelayanan kefarmasiaan adalah apotek. Apotek adalah suatu tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. Definisi diatas ditetapkan berdasarkan peraturan menteri kesehatan RI. No. 1027/Menkes/SK/IX/2004.
1
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas/Apotek Di Apotek Sarana Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Pekerjaan Kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan pengadaan, penyimpanan dan distribusi obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat, dan obat tradisional (Undang-Undang Kesehatan No. 23 tahun 1992). Berdasarkan peraturan perundang-undangan di atas, yang berhak melakukan pekerjaan kefarmasian di Indonesia adalah apoteker.
1.2 Tujuan Tujuan dilaksanakannya praktek kerja profesi di apotek swasta yang merupakan salah satu program pendidikan profesi apoteker adalah untuk mengetahui dan melihat secara langsung peranan dan tugas apoteker pengelola apotek sehingga kelak mampu melaksanakan tugas dan fungsi sebagai apoteker pengelola yang profesional sesuai dengan kode etik serta undang-undang yang berlaku dalam sistem pelayanan kesehatan di Indonesia.
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas/Apotek Di Apotek Sarana Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
BAB II TINJAUAN UMUM APOTEK 2.1 Peranan Apotek Berdasarkan
keputusan
Menteri
Kesehatan
No.
1027/Menkes/
SK/IX/2004, apotek adalah tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan dan penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. Sediaan farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetik. Perbekalan kesehatan adalah semua bahan selain obat dan peralatan yang diperlukan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan, yang bertanggung jawab dalam mengelola apotek adalah seorang apoteker yang telah diberi Surat Izin Apotek (SIA). Menurut PP No. 25 tahun 1980, tugas dan fungsi apotek, meliputi : 1.
Tempat pengabdian profesi seorang apoteker yang telah mengucapkan sumpah jabatan.
2.
Sarana farmasi yang melakukan perubahan bentuk dan penyerahan obat dan bahan obat.
3.
Sarana penyalur perbekalan farmasi yang harus menyebarkan obat yang diperlukan masyarakat secara meluas dan merata. Menurut Permenkes RI No. 922/Menkes/Per/X/1993, pengolahan suatu
apotek meliputi : 1.
Pembuatan, pengolahan, peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran, penyimpanan dan penyerahan obat atau bahan obat.
3 Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas/Apotek Di Apotek Sarana Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
2.
Pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan penyerahan perbekalan farmasi lainnya.
3.
Pelayanan informasi mengenai perbekalan farmasi : a.
Pelayanan informasi tentang obat dan perbekalan farmasi diberikan baik kepada dokter dan tenaga kesehatan lainnya maupun kepada masyarakat.
b.
Pengamatan dan pelaporan informasi mengenai khasiat, keamanan, bahaya dan atau suatu obat dan perbekalan farmasi lainnya.
2.2 Peranan apoteker pengelola apotek Berdasarkan KepMenkes RI No. 1027/Menkes/SK/IX/2004, apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus pendidikan profesi yang telah mengucapkan sumpah berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku dan berhak melakukan pekerjaan kefarmasian di Indonesia sebagai apoteker. Apoteker sebagai informan obat, mempunyai peran memberikan penjelasan, jawaban kepada pasien maupun para petugas apotek, terutama asisten apotekernya. Adapun tanggung jawab apoteker di apotek adalah : 1. Tanggung jawab terhadap obat yang diberikan melalui resep apeteker mampu menjelaskan tentang obat kepada pasien adalah karena apoteker yang tahu bagaimana obat tersebut diminum, reaksi samping obat yang mungkin ada, stabilitas obat dalam bermacam-macam kondisi, toksisitas, obat, dosis, cara dan rute pemakaian obat.
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas/Apotek Di Apotek Sarana Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
2. Tanggung jawab apoteker untuk memberi informasi pada masyarakat dalam pemakaian obat bebas dan bebas terbatas. Apoteker bertanggung jawab dalam mengatasi masalah pengobatan sendiri dan pemakaian obat tanpa resep.. Apoteker menentukan apakah pengobatan sendiri dari penderita itu dapat diberikan obatnya atau disarankan untuk berkonsultasi ke dokter. 3. Apoteker bertanggung jawab terhadap mutu obat yang ada di apoteknya, oleh karena itu apoteker harus mengatahui mengenai lalu lintas obat, yaitu sumbersumber pembelian dan para pembeli. Apoteker bentanggung jawab untuk tidak membeli obat dari sumber-sumber yang tidak resmi, obat-obat yang tidak memenuhi syarat dan menjual obat kepada orang yang tidak berhak memiliki. Sebagai seorang pengelola apotek, apeteker sebaiknya membina langganan lama, mencari langganan baru, meningkatkan layanan dengan pembinaan karyawan, mencari sumber pembelian yang lebih murah dengan jangka waktu kredit yang lebih lama, dan sebagainya. 4. Apoteker bertanggung jawab atas penyerahan obat-obat narkotika dan psikotropika kepada pasien dan membuat laporan narkotika dan psikotropika.
2.3 Manajemen Apotek Manajemen dapat didefinisikan secara sederhana, sebagai suatu usaha atau kegiatan yang dilaksanakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan menggunakan bantuan orang lain. Definisi manajemen secara klasik adalah seni dan ilmu tentang perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian dan pengawasan usaha manusia dan sumber-
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas/Apotek Di Apotek Sarana Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
sumber yang digunakan dalam rangka kerja organisasi dan lingkungan ekonomi dari perusahaan. Funsi-fungsi manajemen adalah : 1. Perencanaan Perencanaan adalah pemilihan atau penetapan tujuan-tujuan organisasi serta penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metoda, sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Fungsi perencanaan merupakan dasar dari pengorganisasian, pengarahan, koordinasi dan pengawasan. Tanpa perencanaan, tidak akan dapat menyelenggarakan sesuatu dengan baik. Oleh karena itu perencanaan yang baik harus dilengkapi dengan menyusun jadwal, waktu dan pembiayaan. Perencanaan dalam mendirikan suatu apotek, meliputi: -
Memilih lokasi yang tepat
-
Mengadakan studi kelayakan.
-
Merencanakan dan menyusun anggaran belanja.
-
Memperhitungkan modal yang akan dibutuhkan dan Return of Invesment (ROI).
2. Pengorganisasian Kemampuan mengorganisasi, meliputi: -
Pembagian atau pengelompokan aktivitas-aktivitas yang sama dan seimbang kepada setiap karyawan.
-
Penentuan tugas masing-masing kelompok.
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas/Apotek Di Apotek Sarana Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
-
Pemilihan oarng-orangnya, disesuaikan dengan pendidikan, sifat-sifat serta pengalamannya.
-
Pemberian wewenang dan tanggung jawab.
3. Pengarahan Pengarahan adalah kemampuan mengerakkan bawahannya agar mereka bekerja dengan sukarela, senang hati, dan tidak terpaksa. Di sinilah diperlukan bakat
kepemimpinan
yang
berwibawa,
yang
dilakukan
dengan
cara
berkomunikasi, memimpin, berkonsultasi, memberi instruksi, pendisiplinan dan memberi motivasi sehingga semua karyawan bekerja dengan baik. 4. Pengkoordinasian. Koordinasi adalah usaha agar terjadi keselarasan antara tugas yang dilakukan oleh seseorang dengan orang lain dan antara suatu bagian dengan bagian yang lain sehingga tidak terjadi kesimpangsiuran, tidak tepat, atau duplikasi pekerjaan. 5. Pengawasan Pengawasan adalah kemampuan mengawasi, memeriksa semua kegiatan yang berjalan, sesuai tidaknya dengan tujuan yang akan dicapai, dimana hasil dari suatu kegiatan dinilai dengan cara membandingkannya dengan suatu standar tertentu. Jika tidak sesuai maka diadakan perbaikaan selanjutnya. Selain itu, pengawasan juga meliputi kemampuan mengukur dan memperbaiki bawahan terhadap prestasi kerjanya untuk menjamin tercapainya tujuan perusahaan sesuai dengan rencana yang ditetapkan.
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas/Apotek Di Apotek Sarana Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
2.4 Studi Kelayakan Studi kelayakan merupakan suatu kajian sebagai bagian dari perencanaan yang dilakukan secara menyeluruh mengenai suatu usaha dalam proses pengambilan keputusan yang mengandung resiko yang belum jelas. Melalui studi kelayakan, berbagai hal yang diperkirakan dapat menyebabkan kegagalan dapat diantisipasi sedini mungkin. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan kegagalan pada proses pendirian suatu apotek antara lain : 1. Apoteker pengelola apotek tidak memahami tentang bidang usaha perapotekan. 2. Modal yang dibutuhkan ternyata lebih tinggi dari pada dana yang diperkirakan. 3. Kasulitan dalam penggunaan modal kerja akibat sediaan farmasi yang harus disediakan bertambah jumlahnya. Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam proses studi kelayakan pendirian apotek, antara lain : 1.
Survey dan pemilihan lokasi Lokasi sangat mempengaruhi kemajuan suatu usaha apotek dan
merupakan pemikiran awal yang paling penting, oleh karena itu pemilihan lokasi harus benar-benar diperhitungkan sebelum apotek berdiri. Agar usaha apotek dapat hidup secara berkesinambungan, apotek harus berada pada lokasi yang memungkinkan untuk memperoleh pelanggan yang terus bertambah. Dengan kata lain, lokasi apotek harus strategis sehingga menjadi pilihan konsumen.
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas/Apotek Di Apotek Sarana Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Lokasi yang baik harus memenuhi kriteria tertentu antara lain terjaminnya keamanan, ramai, mudah dijangkau, dekat dengan tempat pelayanan kesehatan lainnya. Dengan lokasi yang demikian, diharapkan apotek sebagai tempat usaha akan dapat terus bertahan dan meningkatkan pelayanannya. 2.
Analisa keuangan / pembelanjaan
a. Modal minimal Yang dimaksud dengan modal minimal adalah modal yang diperlukan untuk pengadaan sarana dan prasarana sebagai syarat untuk diperolehnya izin apotek. Modal minimal digunakan untuk tujuan pengadaan aktiva tetap, aktiva lancar, biaya awal yang dibutuhkan untuk pendirian apotek dan kas yang berupa uang kontan baik ditangan maupun di Bank. b. Sumber modal Kesulitan modal merupakan masalah yang sering dijumpai bagi seorang apoteker pada saat mendirikan apotek sendiri. Untuk itu seorang apoteker harus mempunyai keberanian dan mau bekerja keras untuk mengusahakan modal dari berbagai sumber. Sumber-sumber modal yang dibutuhkan dapat diperoleh dari: -
Modal sendiri, yaitu modal yang tidak mempunyai jangka waktu pengembalian. Misalnya modal milik apoteker sendiri atau modal milik keluarga.
-
Modal kredit, yaitu modal yang diperoleh dari pemberi kredit (kreditur) kepada penerima kredit (debitur). Dalam hal ini ada hubungan kepercayaan
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas/Apotek Di Apotek Sarana Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
antara kedua pihak bahwa di masa mendatang debitur akan sanggup memenuhi segala sesuatu dengan perjanjian. Sumber-sumber modal kredit antara lain adalah bank, teman sejawat, Pedagang Besar Farmasi (PBF). 3.
Analisis impas Analisis impas adalah suatu cara yang digunakan untuk mempelajari
hubungan antara penjualan, biaya dan laba. Melalui analisis impas, dapat diketahui beberapa omzet yang harus dicapai agar suatu usaha dapat hidup dengan layak, atau agar suatu usaha dapat mencapai laba tertentu. Apotek dikatakan mencapai titik impas apabila didalam laporan perhitungan rugi laba pada periode tertentu, apotek tersebut tidak memperoleh laba dan juga tidak menderita kerugian. 4.
Target yang akan dicapai Setelah ditetapkan titik impas, kita akan mengetahui kira-kira sampai
dimana posisi kita dalam suatu usaha ataupun sasaran (target) yang akan kita capai. Untuk dapat memenuhi target tersebut, maka perlu dipertimbangkan dengan seksama faktor-faktor yang mempengaruhi titik impas yaitu : -
Biaya tetap, setelah ditentukan tetap dipertahankan agar tidak terlampaui.
-
Margin keuntungan, yakni disesuaikan dengan harga penjualan. Beberapa usaha yang dapat ditempuh untuk mencapai target yang
diinginkan yaitu APA harus mampu mengelola manajemen personal, perbekalan farmasi sesuai kebutuhan pasien, menekan biaya tetap seminimal mungkin, memberikan pelayanan yang baik sehingga meningkatkan volume penjualan
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas/Apotek Di Apotek Sarana Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
2.5
Pengelolaan apotek
2.5.1
Pengadaan perbekalan farmasi Pengadaan perbekalan farmasi harus direncanakan dengan baik agar obat
tersedia dengan jenis dan jumlah yang tepat sesuai kebutuhan dan menghindari terjadinya kekosongan perbekalan farmasi. Untuk perbekalan farmasi yang fast moving disediakan dalam jumlah yang lebih banyak, sedangkan perbekalan farmasi yang slow moving disediakan dalam jumlah cukup sehingga setiap resep yang masuk dapat dilayani. Dalam
pengadaan
dipertimbangkan
dalam
perbekalan
farmasi
penting,
pemilihan
distributor
adalah
hal
yang
harus
memperhatikan
keabsahannya, jaminan kualitas produk dan kondisi pembelian (meliputi bonus, diskon, dan lain-lain), jangka waktu kredit, sistem pengembalian obat, dan sebagainya. Pemesanan perbekalan farmasi dapat dilakukan dengan cara menghubungi pemasok melalui salesman atau melalui telepon. Khusus narkotika, pemesanan dilakukan kepada Pedagang Besar Farmasi (PBF) Kimia Farma menggunakan surat pesanan narkotika (formulir N-9) rangkap 5 yang ditandatangani oleh apoteker pengelola apotek. Untuk psikotropika digunakan surat pesanan psikotropika. Dalam penerimaan barang dari pemasok perlu dilakukan pemeriksaan oleh asisten apoteker. Tujuan pemeriksaan adalah untuk memastikan bahwa barang yang masuk sesuai dengan faktur dan pesanan pembelian.
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas/Apotek Di Apotek Sarana Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
2.5.2
Penyimpanan dan penataan Untuk kegiatan penyimpanan, difokuskan pada tujuan agar tetap
terjaminnya kualitas obat, sekaligus mendukung jalannya proses pelayanan sesuai yang ditetapkan. Dalam penyimpanan barang ditetapkan sistem FIFO (First In First Out) dimana barang yang baru diterima disimpan dibagian belakang dari barang yang diterima sebelumnya, sistem FEFO (First Expired First Out) yang berdasarkan tanggal kadaluarsa barang. Setiap barang disimpan pada tempat yang bersih, tidak lembab, tidak kena matahari langsung, disusun sistematis (cair-padat,sesuai alphabet). Dalam penyimpana dan penataan obat dapat digolongkan sebagai berikut: 1. Bahan baku disusun menurut abjad dan dipisahkan antara serbuk, cairan setengah padat dan lain-lain. 2. Obat disusun menurut abjad dan bentuk sediaan. 3. Barang-barang yang mudah terbakar. 4. Serum, vaksin, suppositoria dan obat yang mudah rusak atau mudah meleleh pada suhu kamar disimpan dalam lemari es. 5. Penyimpanan obat narkotika dalam lemari khusus sesuai persyaratan yang berlaku
(Permenkes
No.28/Menkes/Per/I/1978),
dengan
tujuan
pengamanan.
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas/Apotek Di Apotek Sarana Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
untuk
2.5.3
Penjualan /pelayanan Penjualan perbekalan farmasi dapat berupa pelayanan resep, penjualan
obat bebas, kosmetik dan alat kesehatan. Dalam memberikan pelayanan pada konsumen, ada beberapa hal yang harus diperhatikan : 1.
Kelengkapan obat Obat-obat yang dibutuhkan oleh konsumen hendaknya tersedia dengan
lengkap sehingga dapat melayani dan memenuhi kebutuhan konsumen baik obat bebas, obat bebas terbatas maupun obat keras. 2.
Harga obat Harga obat merupakan faktor yang mempengaruhi pelayanan kefarmasian
diapotek. Obat disesuaikan dengan kemampuan masyarakat sehingga masyarakat dapat memperoleh harga yang terjangkau dan kualitas yang terjamin. 3.
Pelayanan Pelayanan yang baik dari apotek terhadap konsumen meliputi keramahan
dalam pelayanan, keamanan, kenyamana ruang tunggu dan kemudahan parkir yang dapat memberikan nilai tambah bagi apotek sehingga apotek tersebut menjadi pilihan para konsumen yang membutuhkan. Pelayanan apotek ditentukan oleh produktivitas karyawan yang dapat ditingkatkan dengan menciptakan situasi selalu ingin menambah pengetahuan baik yang ber sifat teknis maupun non teknis
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas/Apotek Di Apotek Sarana Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
2.5.4
Administrasi Administrasi merupakan proses pencatatan seluruh kegiatan teknis yang
dilakukan oleh suatu perusahaan. Administrasi yang biasa dilakukan di apotek meliputi : a. Administrasi pembukuan, yaitu pencatatan arus masuk dan keluarnya uang dan barang disertai bukti-bukti. b. Administrasi pelayanan, yaitu pelayanan resep, pelayanan bebas, langganan dan pembayaran secara tunai dan kredit. c. Administrasi penggudangan, yaitu pencatatan penerimaan barang yang berasal darimana dan pengeluaran untuk apa dan untuk siapa. Masing-masing barang diberi kartu stok. d. Administrasi pembelian, yaitu pencatatan pembelian harian secara tunai atau kredit dan dicatat darimana, kepada siapa dan berapa jumlah apotek yang berhutang. e. Administrasi piutang, yaitu pencatatan penjualan kredit kepada siapa, pelunasan hutang dan penagihan sisa piutang. f. Administrasi kepegawaian, yaitu dilakukan dengan mengadakan absensi karyawan dan masalah lainnya yang menyangkut kepegawaian.
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas/Apotek Di Apotek Sarana Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
2.6 Perpajakan Pajak adalah suatu kewajiban setiap warga negara untuk menyerahkan sebagian dari kekayaan atau penghasilannya kepada negara menurut peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh pemerintah dan dipergunakan untuk kepentingan masyarakat. Karena itu apotek sebagai tempat usaha juga harus membayar pajak.
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas/Apotek Di Apotek Sarana Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
BAB III TINJAUAN KHUSUS APOTEK SARANA
3.1
Letak dan Bangunan Apotek Sarana didirikan pada tahun 1992 dengan nomor Surat Izin Apotek
(SIA): 2202/Kanwil/FM-0/SIA/X/92 yang dikelola oleh Dra. Ross Ernny, Apt. sebagai Apoteker Pengelota Apotek (APA) sekaligus sebagai Pemilik Sarana Apotek (PSA). Apotek Sarana Medan berada di Jl. Aip II KS Tubun No. 94 Medan, yang terletak di daerah pertokoan dan pemukiman yang rarnai dengan penduduk yang cukup padat, mudah dijangkau oleh kendaraan umum, tersedia tempat parkir dan dekat dengan tempat-tempat pelayanan kesehatan lain seperti praktek dokter dan klinik. Luas bangunan apotek ± 4 m x 22 m terdiri dari ruang tunggu, ruang penjualan bebas/kasir, ruang peracikan, gudang, ruang APA, ternpat pencucian dan kamar mandi/WC. 3.2
Struktur Organisasi Personalia Struktur organisasi Apotek Sarana Medan dapat dilihat pada gambar
berikut: APA/PSA
Pelayanan
Pelayanan
Administrasi
Penjualan
Pembelian
Gambar 1. Struktur Organisasi Apotek Sarana Medan
16 Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas/Apotek Di Apotek Sarana Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Kasir
Kegiatan apotek dilakukan setiap hari kerja mulai
pukul 08.00 WIB
sampai dengan pukul 22.00 WIB kecuali hari Minggu/libur, dimana pengaturan tenaga kerja dibagi dalam dua shift yaitu shift pagi dan shift malam.
3.3.
Pengadaan Perbekalan Farmasi Pengadaan perbekalan farmasi pada apotek Sarana Medan meliputi
perencanaan pembelian, pelaksanaan pembelian dan pemeriksaan hasil pembelian. 3.3.1. Perencanaan Pembelian Perencanaan pembelian dilakukan dengan menetapkan jumlah barang yang akan dibeli dengan mernperhatikan kebutuhan penjualan resep dan penjualan bebas, menentukan pemasok dengan memperhatikan legalitasnya, kondisi pembelian dan pembayaran yang diberikan dan juga kecepatan pengiriman barang. 3.3.2. Pelaksanaan Pembelian Pelaksanaan pembelian dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1. Pemeriksaan stok barang atau perbekalan farmasi di ruang peracikan dan gudang. Item barang yang habis atau kurang dicatat dalam suatu buku barang kosong. 2. Menetapkan item dan jumlah barang yang akan dibeli berdasarkan sifat barang apakah slow moving atau fast moving. 3. Barang yang sudah ditetapkan untuk dibeli diperiksa dan disetujui oleh APA, selanjutnya dicatat dalam buku pesanan. 4. Pada pagi hari, buku pesanan barang diberikan pada salesman agar dapat mengetahui dan mencatat kebutuhan apotek. 5. Bila ada barang yang tidak dapat disediakan oleh salesman, maka apotek akan
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas/Apotek Di Apotek Sarana Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
menghubungi pemasok lain melalui telepon. Untuk pembelian narkotika, dilakukan dengan cara khusus dimana pemesanan langsung kepada Pedagang Besar Farmasi (PBF) Kimia Farma Medan dengan menggunakan surat pesanan narkotika (formulir N-9) rangkap 5 yang ditandatangani oleh Apoteker Pengelola Apotek (APA). Pemesanan dan penerimaan barang dilakukan langsung oleh APA. 3.3.3. Penerimaan dan Pemeriksaan Hasil Pembelian Prosedur penerimaan barang adalah sebagai berikut: 1.
Petugas pembelian menerima barang dari pemasok disertai dengan surat pengantar barang ( faktur) rangkap 4 dan surat pesanan.
2.
Pemeriksaan secara visual kondisi fisik dan jumlah barang dengan surat pesanan barang. Bila sesuai, petugas menandatangani faktur dan membubuhkan stempel apotek. Satu lembar copy faktur sebagai pertinggal untuk apotek dan faktur asli beserta 2 copy faktur lainnya dikembalikan pada petugas pengantar barang. Pemeriksaan hasil pembelian dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1.
Menyesuaikan faktur dengan barang yang diterima meliputi jumlah, jenis, keadaan, kebenaran harga dan kondisi yang disepakati.
2.
Meminta penjelasan pemasok apabila keadaan barang tidak sesuai dengan yang diinginkan sebagaimana tertulis dalam faktur untuk segera dikoreksi.
3.
Membukukan setiap pembelian yang dilakukan setiap hari.
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas/Apotek Di Apotek Sarana Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
3.4.
Penyimpanan dan Penataan Penyimpanan barang dilakukan di gudang dan dicatat dulam buku stok.
Apabila persediaan barang di bagian penjualan ataupun di ruang peracikan sudah habis maka dilakukan penataan barang berdasarkan bentuk sediaan, abjad (alfabetis), yang menggunakan prinsip FIFO (First In First Out) yaitu obat yang masuk lebih awal dikeluarkan terlebih dahulu dan prinsip FEFO (First Expired First Out), yaitu obat dengan tanggal expired lebih dekat dikeluarkan terlebih dahulu.
3.5.
Pelayanan Pelayanan di apotek Sarana Medan dapat berupa pelayanan resep tunai, resep
kredit, pelayanan bebas dan pelayanan swamedikasi, pelayanan antar obat sampai ke rumah pasien. 3.5.1. Pelayanan Resep Tunai Prosedur pelayanan resep tunai antara lain: 1. Petugas menerima resep dari pasien dan memeriksa apakah obat yang diresepkan ada atau tidak. J i k a ada maka obat tersebut diberi harga dan diinformasikan kepada pembeli. 2. Jika pembeli setuju dengan harga yang diinformasikan maka resep diteruskan ke apoteker untuk disiapkan obatnya, kemudian diberi etiket, diperiksa dan dikemas. 3. Obat diberikan pada bagian penjualan untuk diperiksa kembali dan kemudian diserahkan pada pembeli serta di informasikan pemakaian obat seperlunya. 4. Pembeli rnembayarkan harga resep ke kasir.
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas/Apotek Di Apotek Sarana Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
5. Resep asli disimpan untuk diarsipkan. 3.5.2. Pelayanan Resep Kredit Untuk pelayanan resep tunai maka pembayaran akan dilakukan pembeli langsung pada kasir, sedangkan untuk pelayanan resep kredit dibuat tanda terima obat yang ditandatangani oleh pembeli untuk nantinya ditagih ke debitur yang bersangkutan. 3.5.3. Pelayanan Penjualan Bebas Selain pelayanan resep ada juga pelayanan penjualan bebas atau tanpa resep dengan pembayaran langsung. Prosedur pelayanan penjualan bebas antara lain: 1. Petugas menerima permintaan dari konsumen dan menginformasikan harganya. 2. Petugas menerima pembayaran dari konsumen serta menyerahkan barang dan memberikan informasi seperlunya. 3.5.4. Pelayanan Swamedikasi Prosedur pelayanan swamedikasi di apotek Sarana adalah sebagai berikut: 1. Pasien datang dan berjumpa langsung dengan apoteker. 2. Pasien menyampaikan keluhan-keluhan yang berhubungan dengan kesehatannya. 3. Apoteker memilihkan obat yang sesuai dengan keluhan pasien dan bila pasien setuju dengan obat yang diberikan, apoteker segera menyediakan obat yang dimimta kemudian menyerahkannya kepada pasien disertai informasi yang diperlukan.
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas/Apotek Di Apotek Sarana Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
3.5.5. Pelayanan Antar Obat Sampai ke Rumah Pasien Prosedur pelayanan antar barang sampai ke rumah pasien yaitu : 1. Pasien menelepon apoteker, mengeluh mengenai penyakitnya dan menanyakan mengenai obat yang sesuai dengan penyakitnya kemudian memesan obat tersebut untuk diantar sampai ke rumahnya. 2. Apoteker menyiapkan obat yang diminta, memberi harga dan meminta petugas mengantar obat sampai ke rumah pasien. Pelayanan antar obat sampai ke rumah pasien ini hanya terbatas untuk pasien yang sudah dikenal dan tinggal di sekitar apotek.
3.6.
Administrasi Administrasi apotek Sarana Medan meliputi:
1. Buku pembelian, yaitu buku yang mencatat semua barang yang diterima dari distributor sebagai hasil pembelian. 2. Buku penjualan, yaitu buku yang mencatat semua penjualan barang baik melalui resep maupun penjualan bebas. 3. Buku pesanan barang, yaitu buku yang mencatat daftar barang yang akan dipesan, yaitu barang sudah habis persediaannya. 4. Buku hutang dagang, yaitu buku yang mencatat pembelian secara kredit. 5. Buku stok, yaitu buku yang mencatat pemasukan dan pengeluaran barang dari gudang. 6. Buku pencatatan OKT (Psikotropika), yaitu buku yang mencatat pemasukan dan pengeluaran obat-obat golongan OKT (Psikotropika).
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas/Apotek Di Apotek Sarana Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
7. Buku pencatatan Narkotika, yaitu buku yang mencatat pemasukan dan pengeluaran obat-obat golongan Narkotika. Untuk obat-obat golongan narkotika, pelaporan dilakukan sekali sebulan selambat-lambatnya tanggal 10 setiap bulannya, sedangkan untuk obat-obat psikotropika pelaporannya dilakukan dua kali setahun. Laporan-laporan ini ditandatangani oleh APA yang ditujukan kepada kepala kantor Dinas Kesehatan Kota Medan.
3.7.
Perpajakan Apotek Sarana Medan berkewajiban membayar Pajak Penghasilan (PPh)
pasal 21 yakni pajak atas gaji/upah/honorarium, imbalan jasa dan kenikmatan lain yang dibayarkan kepada orang pribadi, terhitung oleh pemberi pajak sehubungan dengan pekerjaan jabatan dan hubungan kerja lainnya yang dilakukan di Indonesia. Sistem pemungutan pajak PPh pasal 21 yang meliputi menghitung, memotong, membayar dan pelaporan besrdasarkan besarnya pajak, dilakukan sendiri oleh Apotek Sarana Medan.
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas/Apotek Di Apotek Sarana Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
BAB IV PEMBAHASAN
Apotek Sarana merupakan salah satu tempat dilakukannya pekerjaan kefarmasian dan penyaluran perbekalan farmasi kepada masyarakat. Selain mempunyai fungsi ekonomi apotek juga memiliki fungsi sosial yaitu selalu mengutamakan pelayanan yang baik. Hal ini dilakukan pada pelayanan resep maupun tanpa resep (penjualan bebas), diutamakan keamanan dan kemanjuran obat-obat tersebut terhadap pasien. Apotek Sarana terletak di lingkungan yang cukup strategis, yaitu berada di daerah pemukiman padat penduduk, praktek dokter, klinik ataupun rumah sakit, sehingga mudah dijangkau oleh berbagai kalangan, sangat menunjang fungsi apotek, baik fungsi ekonomi maupun fungsi sosial. Pelayanaan di apotek Sarana sudah baik , meliputi penyiapan resep yang cepat dan tepat, karyawan yang cukup ramah, keadaan apotek yang nyaman dan bersih serta kelengkapan obat yang cukup memadai. Untuk memberikan pelayanan terbaik bagi pasien maka apotek Sarana juga bekerja sama dengan apotek lain dalam hal mengupayakan obat-obat yang tidak ada di apotek.Hal ini menjadi salah satu nilai tambah bagi apotek Sarana untuk mendapatkan konsumen yang lebih banyak. Dari pengamatan yang dilakukan dilapangan, dapat dilihat bahwa banyak masyarakat yang bertanya ke apotek baik mengenai keluhan-keluhan kesehatan beserta obat yang dibutuhkan, ataupun mengenai obat-obat dalam resep yang
23
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas/Apotek Di Apotek Sarana Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
diterima dari dokter. Salah satu yang menjadi nilai tambah pada apotek Sarana yaitu pada pelayanaan swamedikasi dimana apoteker langsung memberikan informasi pada pasien sehingga menambahkan kepercayaan diri dan kepuasan bagi apoteker untuk dapat memberikan sesuatu yang bermanfaat bagi kesehatan masyarakat. Kehadiran apoteker di apotek sebaiknya penuh waktu (full time) agar fungsi pelayanan di apotek lebih maksimal. Diharapkan agar apoteker ada di apotek pada jam-jam sibuk yang biasaanya pada sore hari dan pada jam tersebut sebaiknya aktif dalam memberikan pelayanan kepada konsumen. Seiring dengan meningkatkan kesadaran masyarakat akan kesehatan dan pentingnya fungsi seorang apoteker dalaam meningkatkan kesehatan masyarakat maka sebaiknya di apotek tetap ada seorang apoteker, hal ini sesuai dengan fungsi farmasi masa depan yaitu berorientasi pasien (patien oriented) dan apabila apoteker tidak ditempat maka tidak ada pelayanan (no pharmacyst no servis). Dengan terlaksananya peran apoteker dalam apotek maka masyarakat ataupun pemilik sarana apotek menyadari peran penting dan manfaat seorang apoteker dalam meningkatkan kesehatan dan kemajuan apotek. Oleh karena itu diharapkan kepada apoteker pengelola apotek agar menyadari pentingnya keberadaan seorang apoteker dalam suatu apotek supaya komunikasi, informasi dan edukasi mengenai obat kepada masyarakat dapat berjalan dengan baik, serta senantiasa membenahi diri agar dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, guna mengangkat derajat profesi apoteker menjadi suatu profesi yang diakui oleh masyarakat.
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas/Apotek Di Apotek Sarana Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 1. Apoteker Pengelola Apotek (APA) bertanggung jawab dalam pengelolaan apotek dan pelayanan informasi obat. 2. Sistem pelayanan dan manajemen di apotek sarana telah dilaksanakan dengan baik. 3. Apotek Sarana memberikan pelayanan resep tunai, resep kredit, penjualan bebas, swamedikasi dan pelayanan obat sampai ke rumah pasien. 4. KIE di apotek Sarana sudah berjalan dengan baik, dimana pasien sudah dapat merasakan pentingnya peran seorang apoteker di apotek. 5. Lokasi apotek Sarana cukup strategis, berada di daerah pemukiman padat penduduk, praktek dokter, klinik maupun rumah sakit.
5.2 Saran 1. Agar dapat meningkatkan kecepatan dari pelayanan, sebaiknya kerapian dalam penyusunan perbekalan farmasi lebih ditingkatkan. 2. Sebaiknya pengelolaan perbekalan farmasi dilakukan dengan menggunakan komputer sehingga barang yang masuk dan keluar lebih terkontrol. 3. Sebaiknya di ruang tunggu disediakan majalah dinding atau tabloid yang berisi tips-tips dan informasi kesehatan bagi konsumen, sekaligus menjadi daya tarik tersendiri bagi apotek.
25 Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas/Apotek Di Apotek Sarana Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
DAFTAR PUSTAKA
Anief, M. (2000). Prinsip dan Dasar Manajemen : Pemasaran Umum Farmasi. Cetakan Pertama. Universitas Gajah Mada Press. Yogyakarta. Anief, M. (2001). Manajemen Farmasi. Cetakan Ketiga. Universitas Gajah Mada Press. Yogjakarta. Depkes RI. Peraturan Menkes No. 1027 / Menkes / Per / IX / 2004 Standar pelayanaaan Farmasi Di Apotek. ______(2007) ISO Indonesia, Vol 42. Ikatan Sarjana farmasi Indonesia. Jakarta. ______(2004). Standar Kompetensi Farmasis Indonesia. Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia. Jakarta. Hartono. Hdw. (2003). Manajemen Apotik. Depot Informasi Obat. Jakarta Persero Kimia Farma (1990). Panduan Pelayanan Informasi Obat. Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia. Jakarta Seto, S. (2001). Manajemen Apoteker. Airlangga University Press. Surabaya Mardiasmo. (2003). Perpajakan. Edisi Revisi. Penerbit Andi. Yokjakarta. Tjay, T.H dan Rahardja, K (2002). Obat-Obat Penting. Cetakan II. Edisi V. PT Elex Media Komputindo. Jakarta. Umar, M. (2005). Manajemen Apotek Praktis. CV. Ar-Rahman. Solo. Wiryanto (1995). Studi Kelayakan Untuk Mendirikan Apotek. FMIPA USU Medan.
26 Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas/Apotek Di Apotek Sarana Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
27
Lampiran 1. Formulir Surat Pesanan
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas/Apotek Di Apotek Sarana Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
28
Lampiran 2. Formulir Surat Pesanan Psikotropika
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas/Apotek Di Apotek Sarana Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
29
Lampiran 3. Formulir Surat Pesanan Narkotika
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas/Apotek Di Apotek Sarana Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
30 Lampiran 4. Formulir Laporan Penggunaan Bahan Baku Narkotika
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas/Apotek Di Apotek Sarana Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
31 Lampiran 5. Formulir Laporan Penggunaan Sediaan Jadi Narkotika
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas/Apotek Di Apotek Sarana Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
32
Lampiran 6. Copy Resep
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas/Apotek Di Apotek Sarana Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
33
Lampiran 7. Pelayanan Resep dan Swamedikasi
LAPORAN
KIE (KOMUNIKASI, INFORMASI DAN EDUKASI) RESEP DAN SWAMEDIKASI
Disusun :
Desi Hernita, S. Farm. 073202014
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas/Apotek Di Apotek Sarana Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
34
RESEP 1
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas/Apotek Di Apotek Sarana Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
RESEP I 1. Resep dari Drg. TINA WIJAYA R/ Amoxsan 500 mg No. X S3 dd Cap I R/ Flamar 25 mg No. X S3 dd tab I Pro : Juliana
2. Kasus Berdasarkan komposisi obat yang ada pada resep, dimana mengandung kapsul Amoxsan® 500 mg, tablet Flamar® 25 mg, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pasien sakit gigi. 3. Three Prime Questions - Penjelasan dokter tentang obat : - Penjelasan dokter tentang cara pakai obat : - Penjelasan dokter tentang harapan setelah minum/memakai obat : Semoga cepat sembuh. 4. Spesalite obat pada resep No. 1.
2.
Nama Obat Produk Lain (Pabrik) (Pabrik) ® Amoxsan Amoxil (Smithkline (Sanbe farma) Beecham) ®
Flamar (Sanbe farma
Amoxillin (Pharos) Dolofenac (Merak Indonesia) (Ifars)
Komposisi
Gol
Khasiat
Amoksisilin
K
Antibiotik
Natrium Diklofenak
K
AntiInflamasi
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas/Apotek Di Apotek Sarana Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Pelayanan Informasi : a. Amoxsan® 1. Kegunaan
: Antibiotik
2. Bentuk Sediaan
: Kapsul,
mengndung
Amoksisilin
(trihidrat)
250mg, 500mg Sirup
kering,
mengandung
Amoksisilin
250mg/5ml. 3. Cara Pemakaian
: 3 kali sehari 1 kapsul
4. Hal-hal yang perlu diinformasikan -
Harus diminum sampai habis
-
Minum obat dengan teratur dan sesuai dengan resep dokter, jangan terlewatkan walaupun satu kali
-
Efek samping dapat berupa rasa mual, muntah dan diare
-
Amoksisilin harus digunakan dengan hati-hati pada wanita hamil dan menyusui
b. Flamar® 1. Kegunaan
: Anti Inflamasi
2. Bentuk Sediaan
: Tablet, mengandung Natrium Dikofenak 25mg, 50mg.
3. Cara Pemakaian
: 3 kali sehari 1 tablet
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas/Apotek Di Apotek Sarana Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
4. Hal-hal yang diinformasikan : -
Penggunaan flamar bersama-sama dengan aspirin tidak dianjurkan
-
Sebaiknya tidak diberikan selama kehamilan trismester pertama, karena keamanan pada wanita hamil belum diketahui dengan pasti
-
Efek samping dapat berupa gangguan saluran pencernaan seperti mual, sendaw, diare, pusing atau sakit kepala
-
Simpan ditempat sejuk dan kering.
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas/Apotek Di Apotek Sarana Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
RESEP II
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas/Apotek Di Apotek Sarana Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
RESEP II 1. Resep dari Dr. R. Haryono Roeshadi Sp. Og R/ Damaben No. XX S1 dd tab I malam R/ Obipluz S1 dd cap I pagi Pro : Fairus 2. Kasus Berdasarkan komposisi obat yang ada pada resep, dimana mengandung tablet Damaben® dan obipluz®, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pasien ibu hamil yang pada umumnya sering mengalami mual. 3. Three Prime Questions - Penjelasan dokter tentang obat : - Penjelasan dokter tentang cara pakai obat : - Penjelasan dokter tentang harapan setelah minum/memakai obat : Semoga cepat sembuh. 4. Spesialite obat pada resep No.
1.
2.
Produk Lain Nama Obat (Pabrik) (Pabrik) Damaben® Primperan® ( (Sanbe Delagrange, farma) soho) Obipluz® -
Komposisi
Gol
Khasiat
Metoclopromide HCL
K
Obat mual dan muntah
Vit A, Vit D, Vit E, Vit B1, Vit B2, Vit B6, Vit B12, asam folat, pantotenat, biotin, nikotinamida, Vit C elemen zat besi, iodida, La-Karbonat, Zn, Mg, Mn, Tembaga, Omega 3, asam dokosaheksanoat, asam elekosapentanoat.
B
Suplemen vitamin dan mineral dengan asam/lemak esensial sebagai nutrisi otak
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas/Apotek Di Apotek Sarana Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Pelayanan Informasi : a. Damaben® 1. Kegunaan
: Sebagai obat mual dan muntah
2. Bentuk Sediaan
: Tablet, tiap tablet mutoklopramide HCl 10mg Oral Solution, Tiap ml mengandung metoklopramide HCl 5 mg Tetes pediatik, tiap ml mengandung metoklopramid HCl 4 mg Injeksi, tiap ml mengandung metoklopramid HCl 5mg
3. Cara Pemakaian
: 1 kali sehari 1 tablet, malam
4. Hal-hal yang perlu diinformasikan -
Pada penderita dengan gangguan ginjal, disarankan pengurangan dosis karena dapat meningkatkan gejala ekstrapiramidal
-
Selama minum obat ini, jangan mengemudikan kendaraan termotor atau menjalankan mesin
-
Hati-hati diberikan pada ibu menyusui, karena metokloprimida diekskresikan melalui air susu ibu.
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas/Apotek Di Apotek Sarana Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
b. Obipluz® 1. Kegunaan
: Suplemen vitamin dan mineral dengan asam lemak esensial
yang
dibutuhkan
wanita
menyusui serta sebagai nutrisi otak 2. Bentuk Sediaan
: kapsul
3. Cara Pemakaian
: 1 kali sehari, 1 kapsul, pagi
4. Hal-hal yang diinformasikan : -
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas/Apotek Di Apotek Sarana Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
hamil
dan
RESEP III
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas/Apotek Di Apotek Sarana Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
RESEP III 1. Resep dari Dr. Hennyo Aangkasa R/ Syr Prome exp 100 fls 1 S3 dd CI R/ Aldisa SR Caps No. X S2 dd Caps I Pro : Anling 2. Kasus Berdasarkan komposisi obat yang ada pada resep, dimana mengandung syrup prome® ekspektoran 100 ml, kapsul Aldisa SR®, maka dapat disimpulkan bahwa pasien menderita batuk berdahak dan bersin-bersin.. 3. Three Prime Questions - Penjelasan dokter tentang obat : - Penjelasan dokter tentang cara pakai obat : - Penjelasan dokter tentang harapan setelah minum/memakai obat : Semoga cepat sembuh. 4. Spesialite obat pada resep No. 1.
2.
Nama Obat Produk Lain (Pabrik) (Pabrik) ® Syr Prome exp Promethazine® (Interbat) (Ikapharmindo)
Aldisa® (Sanbe Farma)
Clarinase® (Sehering Plough)
Komposisi
Gol
Promethazine HCL, Iperacuanha tinctune, Potassium guaiacolsul fonate, sodium citrate menthol Loratadine Pseudoephedrine sulfate
T
Obat batuk berdahak
K
Meredakan gejala alergi dan bersinbersin
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas/Apotek Di Apotek Sarana Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Khasiat
Pelayanan Informasi : a. Syrup Prome® expektoran 1. Kegunaan
: Obat batuk berdahak
2. Bentuk Sediaan
: Syrup, setiap 5 ml mengandung :
3. Cara Pemakaian
-
Promethazine HCl 5 mg
-
Ipecacuanha zincture 0,1 ml
-
Pozassium guaiacolsulfonate 44 mg
-
Sodium citrate 197 mg
-
Menthol 1 mg
: 3 kali sehari 1 sendok makan
4. Hal-hal yang perlu diinformasikan : -
Selama minum obat ini tidak boleh mengendarai kendaraan bermotor atau menjalankan mesin
-
Kocok terlebih dahulu sebelum diminum.
Keterangan : Prome® sirup adalah kombinasi dari beberapa macam bahan obat yang terpilih khusus untuk maksud terapi penyakit batuk baik pada anak-anak maupun orang dewasa. Kombinasi ini terdiri dari : -
Bahan yang memudahkan mengeluarkan dan mengencerkan dahak
-
Anti histamin sintesis yang mempunyai daya kerja kuat terhadap batuk alergi serta mempunyai efek sedatif (mengantukkan)
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas/Apotek Di Apotek Sarana Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
b. Aldisa SR® 1. Kegunaan
: Meredakan gejala alergi dan bersin-bersin
2. Bentuk Sediaan
: Kapsul,
mengandung
Loratadine
5
mg
Pseudoephedrine sulfate 120 mg. 3. Cara Pemakaian
: 2 kali sehari 1 kapsul
4. Hal-hal yang perlu diinformasikan : -
Pemakaian pada penderita dengan gangguan hepar sebaiknya dihindari.
-
Simpan di tempat sejuk, terlindung dari cahaya.
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas/Apotek Di Apotek Sarana Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
dan
RESEP IV
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas/Apotek Di Apotek Sarana Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
RESEP IV 1. Resep dari Dr. Rasjid Widjaya R/ Cefat 500 mg cap No. VIII S2 dd cap I R/ Sanmol tab No. X S3 dd tab I R/ Nufadril Exp Syr fls I S3 dd cth I Pro : Wina Jaya 2. Kasus Berdasarkan komposisi obat yang ada pada resep, dimana mengandung kapsul Cefat® 500 mg, tablet sanmol® dan syrup Nufadril ekspektoran, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pasien menderita demam dan batuk berdahak. 3. Three Prime Questions - Penjelasan dokter tentang obat : - Penjelasan dokter tentang cara pakai obat : - Penjelasan dokter tentang harapan setelah minum/memakai obat : Semoga cepat sembuh. 4. Spesialite obat pada resep No. 1.
2.
Nama Obat (Pabrik) Cefat® (Sanbe Farma)
Sanmol® Sanbe Farma)
Produk Lain (Pabrik) Opicef® (Otto) Librocef® (Hexpharm Jaya) Panadol ® (Winthrop Sterling) Pamol® (Interbat)
Komposisi
Gol
Khasiat
Sefadroksil
K
Antibiotik
Parasetamol 500mg/tab
B
Analgetik dan Antipiretik
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas/Apotek Di Apotek Sarana Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
3.
Nufadril® ekspektoran
Novadryl® (Novapharin)
Diphenhidramine HCl, gliseril gueiakolat, amonium klorida, Na.Sitrat, menthol.
T
Obat batuk berdahak
Pelayanan Informasi Obat : a. Cefat® 1. Kegunaan
: Antibiotik
2. Bentuk Sediaan
: Kapsul, mengandung sefadroksil 250mg dan 500mg Sirup
kering,
mengandung
125mg/5ml
dan
250mg/5ml 3. Cara Pemakaian
: 2 kali sehari 1 kapsul
4. Hal-hal yang perlu diinformasikan : -
Pemberian pada wanita hamil hanya bila benar-benar diperlukan
-
Sebelum digunakan hendaknya dilakukan uji hipersensitifitas terhadap Sefalosporin dan penisilin
-
Simpan ditempat yang sejuk dan kering, terhindar dari cahaya langsung
-
Jauhkan dari jangkauan anak-anak
b. Sanmol® 1. Kegunaan
: Antipiretik, Analgesik
2. Bentuk Sediaan
: Tablet mengandung parasetamol 500 mg Sirup mengandung parsetamol 125 mg/ 5 ml Drops, mengadung parasetamol 100mg /ml
3. Cara Pemakaian
: 3 kali sehari 1 tablet
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas/Apotek Di Apotek Sarana Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
4. Hal-hal yang perlu diinformasikan : -
Penggunaan dalam jangka waktu lama dan dosis besar dapat menyebabkan kerusakan hati
-
Bila demam sudah turun obat dapat dihentikan pemakaiannya
-
Simpan pada suhu kamar dan terlindung dari cahaya
c. Nufadril® Expektoran 1. Kegunaan
: sebagai obat batuk berdahak
2. Bentuk Sediaan
: sirup
3. Cara Pemakaian
: 3 kali sehari 1 sendok teh
4. Hal-hal yang perlu diinformasikan -
Dapat menyebabkan kantuk oleh sebab itu selama minum obat ini, jangan mengemudi kendaraan bermotor atau menjalankan mesin
-
Jauhkan dari jangkauan anak-anak
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas/Apotek Di Apotek Sarana Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
RESEP V
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas/Apotek Di Apotek Sarana Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
RESEP V 1. Resep dari Dr. Bahri Wijaya R/ Lameson No X S2 dd tab I R/ Clarihis No V S2 dd kapl I malam Pro : Elaine 2. Kasus Berdasarkan komposisi obat yang ada pada resep, dimana mengandung tablet Lameson® dan kaplet Clarihis®, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pasien menderita gatal-gatal. 3. Three Prime Questions - Penjelasan dokter tentang obat : - Penjelasan dokter tentang cara pakai obat : - Penjelasan dokter tentang harapan setelah minum/memakai obat :4. Spesialite obat pada resep No. 1.
2.
Nama Obat (Pabrik) Clarihis® (Lapi)
Produk Lain (Pabrik) Alloris® (Sanbe Farma)
Komposisi
Lameson® (Lapi)
Claritin® (Schering Plough) Sanexon® (Sanbe 6-αFarma) Metilprednisolon
Loratadin
Gol
Khasiat
K
Antialergi
K
Antiinflamasi
Prednicort® (Otto)
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas/Apotek Di Apotek Sarana Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Pelayanan Informasi Obat : a. Lameson® 1. Kegunaan
: Antiinflamasi
2. Bentuk Sediaan
: Tablet, mengandung 6-α-metilprednisolon 4 mg Kaplet, mengandung 6-α-metilprednisolon 8 mg Tablet, mengandung 6-α-metilprednisolon 16 mg
3. Cara Pemakaian
: 2 kali sehari 1 tablet
4. Hal-hal yang diinformasikan : -
Pemberian Lameson® jangka lama dapat menimbulkan katarak glaukoma dan aktivitasi infeksi virus atau jamur pad mata
-
Setelah pemberian Lameson® lebih dari 1-2 minggu, penghentian pemberian obat harus dilakukan secara bertahap.
b. Clarihis® 1. Kegunaan
: Antihistamin
2. Bentuk Sediaan
: Kaplet, mengandung Loratadin 10 mg
3. Cara Pemakaian
: 1 kali sehari 1 kaplet
4. Hal-hal yang diinformasikan : -
Keamanan pemakaian Loratadin selama kehamilan belum ditetapkan
-
Karena loratadin diekskresikan dalam air susu, hati-hati pemberiannya pada wanita yang sedang menyusui
-
Simpan ditempat sejuk dan kering.
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas/Apotek Di Apotek Sarana Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
KASUS I Kasus Seorang remaja pria datang ke apotek dan mengeluhkan bahwa matanya merah dan terasa perih karena debu. Dari keluhan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami iritasi ringan pada mata. Obat yang diberikan adalah : Insto® 1. Spesialite Obat No.
1.
Nama Obat (Pabrik) Insto® (Sterling)
Produk Lain Visine® (Pfizer) Rohto® (Darya Varia)
Generik
Gol
Tetrahidrozolina HCL
T
Khasiat
Menghilangkan iritasi dan kemerahan pada mata
2. Pelayanan Informasi Insto® a. Kegunaan
: menghilangkan iritasi dan kemerahan pad amata
b. Bentuk Sediaan
: tetas mata
c. Cara Pemakaian
: Sehari 3-4 kali 2-3 tetes
d. Hal yang harus diinformasikan : -
Obat disimpan di tempat kering dan sejuk
-
Setelah tutup dibuka selama 1 bulan obat tidak boleh digunakan lagi
-
Segera ke dokter bila iritasi tidak mereda dalam waktu lebih dari 3 hari.
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas/Apotek Di Apotek Sarana Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
KASUS II Seorang ibu dan anaknya datang ke apotik dengan keluhan bahwasanya anaknya yang berumur 7 tahun ini kurang nafsu makan. Obat yang diberikan adalah Curcuma Plus® 1. Spesialite Obat No.
1.
Nama Obat (Pabrik) Curcuma Plus® (Soho)
Produk Lain (Pabrik)
Komposisi
Gol
Hufalysin® (Gratia Husada Farma) Vidoran® (Tempo Scan Pasific)
Kurkuminoid, Vit B1, Vit B2, Vit B6, B12, βKaroten Dekspantenol, DHA powder, Prebiotik
B
Khasiat
Penambah Nafsu mkan dan multivitamin
2. Pelayanan Informasi Obat Curcuma Plus® a. Kegunaan
: Menambah nafsu makan dan meningkatkan daya tahan tubuh
b. Bentuk Sediaan
: Sirup
c. Cara Pemakaian
: 2 kali sehari 1 sendok teh.
d. Hal-hal yang perlu diinformasikan : -
Kocok dahulu sebelum diminum
-
Minum sesuai dosis yang dianjurkan
-
Simpan di tempat kering dan sejuk, terlindung dari cahaya
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas/Apotek Di Apotek Sarana Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
KASUS III Seorang wanita datang ke apotek mengeluhkan bahwa buang air besar anakya encer. Dari keluhan diatas maka dapat disimpulkan bahwa anak dari wanita tersebut mengalami diare. Obat yang diberikan adalah Kaopectate® dan Pedyalit® 1. Spesialite Obat No. 1.
Nama Obat Produk Lain (Pabrik) (Pabrik) Kaopectate® New (Pharmacia) Guanistrep® (Itrasal)
2.
Pedialyte®
Renalyte® (Fahrenheit)
Komposisi
Gol
Khasiat
Kaolin Pektin
B
Anti Diare
Na 45 mEq K 20 mEq Dekstros 25 g Sitrat 30mEq Klorida 36 mEq
B
Mencegah dan mengobati dehidrasi pada waktu diare
2. Pelayanan Informasi Kaopectate ® a. Kegunaan
: Antidiare
b. Bentuk Sediaan
: Suspensi, mengandung kaolin 5,92 gram dan pektin 132 mg.
c. Cara Pemakaian
: Dewasa = 4-8 sendok makan Anak-anak = 6-12 tahun 2-4 sendok makan Anak-anak = 3-6 tahun 1-2 sendok makan Dibawah 3 tahun 1-4 sendok makan.
d. Hal-hal yang perlu diinformasikan : -
Simpanlah agar tidak terjangkau anak-anak
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas/Apotek Di Apotek Sarana Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
-
Jika gejala-gejala berlangsung terus konsultasi dengan dokter
-
Jangan diberikan lebih dari 2 hari atau pada keadaan demam tinggi
Keterangan : Kombinasi kaolin dan pectin dapat mengabsopsi beberapa racun dan bakteri penyebab diare. Pedialyte® a. Kegunaan
: Mencegah dan mengobati dehidrasi pada waktu diare
b. Bentuk Sediaan
: Cairan
c. Cara Pemakaian
:
Umur Dibawah 1 tahun 1 sampai 5 tahun 5 sampai 12 tahun Diatas 12 tahun
3 jam pertama 1 ½ gelas 3 gelas 6 gelas 12 gelas
Selanjutnya tiap kali mencret ½ gelas 1 gelas 1 ½ gelas 2 gelas
d. Hal – hal yang harus diinformasikan : -
Botol yang sudah dibuka disimpan ditempat yang sejuk, dan gunakan isinya sebelum 24 jam, bagian yang tersisa harus dibuang
-
Jangan diminum bila cairan berwarna kelabu
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas/Apotek Di Apotek Sarana Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
KASUS IV Seorang pria tua datang ke apotik meminta obat cacing untuk cucunya yang berusia 2 tahun. Obat yang direkomendasikan adalah Combantrin® syrup rasa jeruk 1. Spesialite Obat No. 1.
Nama Obat Produk Lain (Pabrik) (Pabrik) Combantrin® Pantrin® (Pfizer) (Harsen) Konvermex® (Konimex)
Komposisi Pirantel Pamoat
Gol
Khasiat
T
Antelmintik
2. Pelayanan Informasi Obat Combantrin® syrup rasa jeruk a. Kegunaan
: Untuk
membasmi
Enterobius
Vermicularis,
Ascaris Lumbricoies, Ancylostama duodenale, Necator
americanus,
Trichostrongylus
colubriformis dan orientalis, sebagai infeksi tunggal atau ganda. b. Bentuk Sediaan
: Sirup rasa karamel, mengandung pirantel pamoat 50 mg/ml. Sirup rasa jeruk, mengandung pirantel pamoat 25 mg/ml. Tablet,
mengandung
pirantel
pamoat
250
mg/tablet dan 125 mg/tablet. c. Cara Pemakaian
: ½ botol untuk sekali minum (sama dengan 1 sendok teh)
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas/Apotek Di Apotek Sarana Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
d. Hal-hal yang perlu diiformasikan : -
Kocok dahulu sebelum digunakan
-
Pengobatan dapat diulang setelah 6 bulan
-
Simpan ditempat yang kering dan sejuk serta terlindung dari cahaya matahari
-
Jauhkan dari jangkauan anak-anak
KASUS V Seorang Bapak datang ke apotek dengan keluhan bahwa beberapa hari ini dia susah buang air besar. Dari keluhan ini, maka dapat disimpulkan bahwa pasien tersebut mengalami sembelit. Obat ini yang diberikan adalah Dulcolax® tablet. 1. Spesialite Obat No. 1.
Nama Obat (Pabrik) Dulcolax® (Boehringer Ingelheim)
Produk Lain (Pabrik) Bicolax (Armaxindo) Laxacod® (Yupharin) Codylax® (Medi Farma)
Komposisi Gol
Khasiat
Bisakodil
Laksatif
T
2. Pelayanan Informasi Dulcolax® a. Kegunaan
: untuk memperlancar buang air besar
b. Bentuk Sediaan
: tablet 5 mg, suppositoria dewasa 10 mg Suppositoria pediatrik 5 mg
c. Cara Pemakaian
: 1 kali sehari 2 tablet
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas/Apotek Di Apotek Sarana Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
d. Hal-hal yang perlu diinformasikan : -
Sebaiknya diminum pada malam hari sebelum tidur
-
Minum air putih yang banyak dan berolahragalah dengan teratur
-
Banyak makan makanan berserat
Keterangan : Bisakodil bekerja langsung terhadap dinding usus besar dengan memperkuat peristaltiknya, sehingga tinja menjadi lunak dan mudah dikeluarkan.
KASUS VI Seorang bapak datang ke Apotek dengan keluhan bahwa bagian punggungnya terdapat bercak-bercak putih yang bentuknya rata dan gatal terutama bila berkeringat. Dilihat dari kondisi yang ada, bapak tersebut menderita panu. Obat yang diberikan adalah Daktarin® krim 1. Spesialite Obat No. Nama Obat Produk Lain (Pabrik) (Pabrik) 1. Daktarin® Micrem® (Janssen) (Merck) Mexoderm® (Konimex)
Komposisi
Gol
Mikonazol Nitrat
T
Khasiat Antifungi
2. Pelayanan Informasi Obat Daktarin® krim a. Kegunaan
: Untuk mengobati gatal-gatal pada kulit
b. Bentuk Sediaan
: - Krim 2% - Serbuk (bedak) 2%
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas/Apotek Di Apotek Sarana Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
- Sabun Cair 2% c. Cara Pemakaian
: Gunakan 1-2 kali sehari dan oleskan tipis-tipis pada kulit yang gatal
d. Hal-hal yang perlu diinformasikan : -
Jagalah kebersihan kulit
-
Sedikit terasa perih pada saat pemakaian pertama
-
Oleskan tipis-tipis pada kulit yang sakit dan dipakai sesuai aturan pakai
-
Hentikan pemakaian bila terjadi iritasi dan sensitivitas
-
Hanya untuk bagian luar dari badan
KASUS VII Seorang ibu muda datang ke apotek dan mengeluhkan bahwa anaknya yang berumur 4 tahun panas. Dari keluhan di atas maka dapat disimpulkan bahwa pasien tersebut mengalami demam. Obat yang diberikan adalah Termorex® dan Lysmin® 1. Spesialite Obat No. 1.
2.
Nama Obat (Pabrik) Termorex® (Konimex)
Produk Lain (Pabrik) Tempra® (Bristol-Myers Squibb) Panadol® (Winthrop Sterling) ® Lysmin Lisovit® (Armoxindo) (Zenith) Iytamin® (Mecosin) Lyvit® (Interbat)
Komposisi
Gol
Khasiat
Paracetamol
T
Menurunkan demam, meringankan sakit kepala dan sakit gigi
Vit A, Vit D, Vit B1, Vit B2, Vit B6, Vit B12, Vit C, nicotinamida, Lisina-HCl, dpantenol
B
Multivitamin
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas/Apotek Di Apotek Sarana Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
2.
Pelayanan Informasi Obat
Termorex® a. Kegunaan
: Analgesik dan Antipiretik
b. Bentuk Sediaan
: Sirup
c. Cara Pemakaian
: 3 kali sehari 1 sendok teh
d. Hal-hal yang perlu diinformasikan : -
Jangan minum melebihi dosis yang dianjurkan
-
Bila rasa sakit bertahan lebih dari 5 hari dan demam tidak menurun selama 2 hari segera dihubungi dokter
-
Simpan ditempat yang kering dan sejuk
-
Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
Lysmin® Syrup a. Kegunaan
: Multivitamin
b. Bentuk Sediaan
: Syrup
c. Cara Pemakaian
: Sehari 1 sendok teh (5 ml) untuk anak-anak kecuali dianjurkan lain oleh dokter.
d. Hal-hal yang perlu diinformasikan : -
Jauhkan dari jangkauan anak-anak
-
Simpan ditempat yang sejuk dan terlindung dari cahaya matahari
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas/Apotek Di Apotek Sarana Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
KASUS VIII Seorang bapak datang ke apotek dengan keluhan demam, hidung tersumbat dan sakit kepala. Maka obat yang dianjurkan adalah Ultraflu® dn Stimuno®. 1. Spesialite Obat No. 1.
Nama Obat (Pabrik) Ultraflu® (Henson Farma)
2.
Stimuno® (Dexa Medica)
Produk Lain (Pabrik) Mixagrip® (Dankos) Procold® (kalbe farma) -
Komposisi
Gol
Khasiat
Asetaminofen Fenilpropanolamin HCL Klorfeniramin Maleat Ekstrak Phyllanthi Herba
T
Flu, demam, sakit kepala, hidung tersumbat dan bersin-bersin Meningkatkan daya tahan tubuh
Fitofarmaka
2. Pelayanan Informasi Obat Ultraflu® a. Kegunaan
:
Meringankan gejala flu seperti demam, sakit kepala, hidung tersumbat dan bersin-bersin
b. Bentuk Sediaan :
Kaplet
c. Cara Pemakaian :
3-4 kali sehari 1 kaplet
d. Hal-hal yang harus diinformasikan : -
Obat ini dapat menyebabkan kantuk oleh sebab itu selama minum obat ini tidak boleh mengendarai kenderaan bermotor
-
Bila dalam tiga hari sakit tidak berkurang, segera hubungi dokter
-
Jangan melebihi dosis yang dianjurkan
-
Simpan pada tempat yang kering
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas/Apotek Di Apotek Sarana Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Stimuno® a. Kegunaan
: Meningkatkan daya tahan tubuh
b. Bentuk Sediaan
: Kapsul
c. Cara Pemakaian
: 3 kali sehari 1 kapsul
KASUS IX Seorang pria dewasa datang ke apotek dengan keluhan sakit kepala sebelah. Berdasarkan keluhan pasien, maka diberikan Poldan Mig ® 1. Spesialit Obat No.
Nama Obat (Pabrik)
1.
Poldan Mig ® (Sanbe Farma)
Produk Lain (Pabrik) -
Komposisi
Gol
Khasiat
Paracetamol 400 mg Asetosal 250 mg Kafein 65 mg
B
Meringankan sakit kepala ringan sampai sedang karena migrain
2. Pelayanan Informasi Poldan mig® a. Kegunaan
:
Meringankan sakit kepala ringan sampai sedang akibat migrain.
b. Bentuk Sediaan
:
Kaplet
c. Cara Pemakaian
:
3 kali sehari 1 kaplet.
d. Hal-hal yang harus diinformasikan
:
-
Dapat menyebabkan mual, muntah dan mengiritasi lambung.
-
Pada dosis besar dan penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan fungsi hati dan ginjal..
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas/Apotek Di Apotek Sarana Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
KASUS X Seorang ibu datang ke apotek dan mengeluhkan bahwa anaknya yang berumur 5 tahun menderita gatal-gatal di kulit dibagian punggungnya bila ia berkeringat dari keluhan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa pasien menderita gatal-gatal di kulit karena biang keringat. Obat yang diberikan adalah Caladine® Lotion 1. Spesialite Obat No. 1.
Nama Obat (Pabrik) Caladine® Lotion (Yupharin)
Produk Lain (Pabrik) Caladryl® (Pfizer) Regata® (Konimex) (Dankos)
Komposisi
Gol
Khasiat
Difenhidramin HCl, Kalamin, Sengoksida, Kamfer, mentol
T
Mengobati rasa gatal pada kulit akibat biang keringat
2. Pelayanan Informasi Obat Caladine® Lotion a. Kegunaan
: Mengobati rasa gatal pada kulit akibat biang keringat, udara panas dan gigitan serangga
b. Bentuk Sediaan
: Lotion
c. Cara Pemakaian : Oleskan pada bagian yang gatal 2 kali sehari d. Hal-hal yang perlu diinformasikan : -
Oleskan pada bagian yang sakit secara teratur
-
Hanya untuk pemakaian luar badan
-
Jauhkan dari jangkauan anak-anak
Desi Hernita: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas/Apotek Di Apotek Sarana Medan, 2008. USU e-Repository © 2008