Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH : Volume 5, Nomor 1, Juli 2014
ISSN: 2087-118X
APLIKASI TENIK BUDI DAYA IKAN DAN MANAJEMEN USAHA UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN PETANI IKAN LELE DI BADUNG –BALI Ida Bagus Swaputra1, Wayan Arya Paramarta1, I Nengah Nuija2 1
2
STIMI Handayani Denpasar Kepala UPT Balai Benih Ikan Kabupaten Badung Email :
[email protected]
Ringkasan Eksekutif Program pengembangan masyarakat IbM) yang didanai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dilakukan di Abiansemal Kabupaten Badung. Dua usaha kecil yang melibatkan program ini seperti Mina Sari dan Mina Gumirang. Kedua kelompok itu ikan kucing, "Gurami", dan "Nila" petani yang masih memiliki banyak masalah pada produksi dan aspek manajemen. Alih-alih harga yang baik untuk ikan di pasar, petani tidak mendapatkan keuntungan yang sesuai, karena kualitas masih lebih rendah dari pasar diperlukan. Lebih dari produk akan mendapatkan harga yang lebih murah dan akan terinfeksi untuk keuntungan bagi petani. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mendorong pengetahuan manajemen ikan dan manajemen perusahaan. Untuk mengendarainya, program ini dilakukan melalui pelatihan, PRA (partisipatif tindakan reseach) pendekatan dan focus group discussion. Subyek program mengandung strategi manajemen ikan, strategi makan, dan bagaimana kelas ikan pada ukuran dan berat untuk meningkatkan kualitas yang sama. Pelatihan aspek manajemen seperti bagaimana membuat jurnal laba yang tepat akan mendorong petani untuk membuat manajemen yang profesional untuk mendapatkan keuntungan dari usaha mereka dan strategi akan memberikan dampak yang baik bagi kehidupan petani. Key words: Fish management, enterprise management, farmer livelihood, and focus group discussion
Abiansemal kabupaten Badung . Pemeliharaan ikan lele di Kecamatan Abiansemal sudah menjadi usaha sampingan bagi sebagian masyarakat desa. Yang juga mengerjakan pekerjaan utama sebagai petani atau sebagai pegawai negeri atau pegawai suasta atau usaha lainnya. Usaha kecil ini menjadi menarik karena permintaan ikan air tawar (Lele,Gurami,Nila) cukup besar untuk pasar diseluruh kabupaten di Bali khususnya permintaan di kabupaten Badung dan Kota Denpasar. Jumlah permintaan rata-rata untuk ikan air
PENDAHULUAN Usaha kecil menengah sudah terbukti tangguh dalam menghadapi situasi perekonomian yang sedang mengalami penurunan, oleh karena itu penelitian ini menyasar kepada UKM yang mampu secara nyata dapat bertahan dalam berbagai situasi perekonomian yang fluktuatif. Artikel ilmiah ini dihimpun dari pelaksanaan program pengabdian kepada masyarakat pada skim Ipteks Bagi Masyarakat (IbM). Mitra UKM sasaran adalah dua kelompok petani ikan lele di desa
75
Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH : Volume 5, Nomor 1, Juli 2014
tawar mencapai 100 – 125 ton setiap bulan (Dinas Perikanan dan Kelautan Provisi Bali, 2011). Pasar Utama dari produk ikan air tawar ini adalah berbagai restoran atau rumah makan sebagai penunjang pariwisata di Bali dan juga para pedagang kaki lima yang tersebar di setiap desa di Bali atau disepanjang jalan protokol disetiap kota kabupaten di Bali yang menawarkan masakan ikan goreng lalapan. Kelompok petani ikan lele di desa Abiansemal-Badung merupakan UKM yang dapat memasok permintaan ikan lele maupun ikan air tawar lainnya untuk memenuhi permintaan restoran maupun pedagang kaki lima maupun pasar tradisional lainnya. Dalam proses pemeliharaan ikan lele ternyata tidak selalu berjalan mulus atau para petani sering mangalami kerugian terutama disebabkan oleh bibit ikan sering mati sehari setelah disebar dikolam. Kadangkala setelah ikan berumur 3-4 minggu banyak ikan yang ukurannya lebih kecil mengalami kematian.Masalah lainnya adalah serangan hama burung atau serangan dari kadal besar (biawak) yang dapat merugikan petani ikan. Kondisi kolam pemeliharaan merupakan masalah teknis lainnya yang perlu dicermati karena walaupun air dari saluran melimpah tetapi sebagaina besar kolam banyak yang kotor atau kejernihan air sangat kurang untuk ukuran memelihara ikan yang sehat. Durasi waktu sejak penebaran bibit ikan sampai dengan ikan siap dipanen juga merupakan masalah yang perlu dicermati, termasuk perlakuan ikan segar setelah dipanen juga memerlukan teknik tersendiri agar ikan tetap hidup saat dipasarkan. Penetapan waktu panen ikan lele semstinya dapat diatur karena berimplikasi kepada perputran kas yang lebih cepat bagi petani ikan. Hal ini belum banyak diketahui oleh petani
ISSN: 2087-118X
tradisional. Disamping itu persoalan manajemen pemeliharaan ikan belum diterapkan secara benar yang meliputi : manajemen aiar kolam dan persiapan kolam sebelum siap ditebar bibit ikan termasuk perlakuan kolam setelah panen ikan; Permasalahan dibidang manajemen keuangan adalah petani ikan belum pernah menghitung secara pasti tingkat keuntungan maupun kerugian dari setiap satu siklus pemeliharaan ikan, karena semua dilaksanakan secara tradisional. Permasalahan di bidang manajemen pemasaran adalah petani tidak dapat menjamin keberlajutan memenuhi permintaan dalam sekala waktu tertentu sehingga sering petani ikan kehilangan pelanggan, dan akhirnya terpaksa berusaha mencari pelanggan baru. Pemahaman tentang manajemen usaha bagi petani ikan sangat kurang, seperti belum menerapkan teknik perencanaan yang baik, seperti perencanaan modal kerja, perencanaan pengadaan bibit dan memilih bibit ikan yang sehat, termasuk didalamnya perencanaan pemberian pakan ikan yang benar. Disamping itu setelah perencanaannya baik maka diteruskan dengan pelaksanaan dilapagan mesti dilakukan dengan teknik yang benar. Tujuan dari program IbM ini adalah untuk memberikan pemahaman teknik yang benar kepada anggota kelompok petani ikan Lele atau ikan air tawar agar memberikan maanfaat ekonomi yang lebih baik dan jelas yang meliputi : teknik mempersiapkan kolam pemeliharaan ikan lele (ukuran kolam, persiapan kolam sebelum di isi air; pengaturan air kolam/sirkulasi air kolam; teknik memilih bibit ikan yang sehat, teknik penebaran benih ikan dikolam dan teknik pemberian pakan serta teknik pemisahan ikan agar ukuran besaran ikan merata, keudian diakhiri dengan penentuan waktu panen ikan
76
Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH : Volume 5, Nomor 1, Juli 2014
siap dijual. Tujuan yang kedua adalah untuk meningkatkan pemahaman anggota kelompok petani ikan lele tentang dasar-dasar manajemen usaha yang meliputi : teknik perencanaan dan penerapan manajemen keuangan, teknik perencanaan dan penerapan manajemen pemasaran. Berdasarkan kepada berbagai permasalahan yang dihadapi oleh anggota kelompok petani ikan lele maka pemecahan masalahnya dilakukan dengan cara : 1. Soaialisasi program iptek bagi masyakat kepada seluruh anggota kelompok yang diikuti dengan penetapan jadwal berbagi bentuk pelatihan dan pendampingan di lapangan. 2. Memberikan pelatihan (teori dan praktek ) tentang teknik budi daya memelihara ikan air tawar. 3. Pelatihan persiapan kolam ikan pemeliharaan dan manajemen pengaturan air untuk memelihara ikan air tawar dan pelatihan memilih dan menebar bibit ikan yang benar. 4. Pelatihan manajemenn usaha yang meliputi praktek manajemen keuangan pembukuan sederhana) dan teknik manajemen pemasaran 5. e.Memberikan pendampingan kepada anggota kelompok tentang poin a s/d d diatas dalam interpal waktu yang sudh ditetapkan.
ISSN: 2087-118X
dalam pelaksanaan program ipteks bagi masyarakat (Ibm) dengan cara : membagi anggota UKM mitra menjadi dua kelompok pada saat diberikan pelatihan berkaitan dengan masalah yang dihadapi. Materi yang menjadi focus diskusi adalah teknik budi daya pemeliharaan ikan air tawar, teknik manajemen air kolam ikan, teknik pemberian pakan ikan dan teknik panen dan pasca panen ikan. Dalam diskusi dan pelatihan juga digukan alat peraga berupa modul, sarana pemeliharaan ikan (dreger, ember,jarring dan lain-lain). Alat peraga dalam diskusi di bidang manajemen usaha meliputi contoh buku kas harian, buku penjualan dan buku pembelian. 3. Partisipation Research Action (PRA), adalah metode yang digunakan dalam elaksanakan penelitian dengan cara melibatkan seluruh anggota secara langsung dalam workshop atau pendampingan untuk mempraktekkan seluruh proses budidaya pemeliharaan ikan, termasuk didalamnya workshop berbagai teknik manajmen usaha. 4. Dengan metode FGD dan PRA maka secara langsung dapat dilakukan pengumpulan data secara observasi, wawancara dan diskusi dengan anggota kelompok 5. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif kwalitatif, dan deskriptif komparatif yaitu dengan cara menjelaskan berbagai solusi dengan pendekatan kwalitatif dan menjelaksan dengan mebuat perbandingan antara produktivitas sebelum dilaksanakan program Ibm dengan setelah dilaksanakan program IbM
SUMBER INSPIRASI 1. Lokasi pemberdayaan dilaksnakan pada UKM Mina sari dan UKM Mina gumirang yang beralamat di Banjar Kereman Desa Abyansemal Kabupaten Badung dengan objek penelitian budi daya pemeliharaan ikan air tawar dan proses manajen usaha untuk meningkatkan kesejahtraan kelompok petani ikan. 2. Focus Group Discussion (FGD), adalah metode yang digunakan
77
Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH : Volume 5, Nomor 1, Juli 2014
KARYA UTAMA Kelompok petani ikan lele Mina Gumirang dan Mina sari berlokasi di banjar Keraman Desa Abiyansemal Kabupaten Badung yang sudah dimulai sejak tahun 2010. Kedua kelompok petani ikan lele ini memulai usahanya dengan membuat kolam masing-masing 3 unit dengan kontruksi beton dan kontruksi pematang tanah. Permasalahan utama yang dihadapi mitra adalah : Petani Ikan Lele mitra pernah mengalami kerugian karena begitu bibit ditebar dikolam, besok paginya semua bibit mati dan belum mengetahui cara mengatasi permasalahan tersebut. Disamping itu untuk kolam yang ukurannya memanjang, tingkat kejernihan airnya berbeda, sehingga dapat mengganggu pertumbuhan ikan. Sehingga diperlukan pemahaman teknik budidaya ikan lele. Kedua UKM mitra belum sepenuhnya paham untuk mengetahui apakah usahanya menguntungkan secara ekonomis, karena selama ini belum ada bukti-bukti transaksi yang dibukukan secara akurat baik mengenai biaya maupun bukti pendapatan.Perlu dipikirkan cara pemasaran yang lebih aktif dengan pendekatan kepada besaran ikan yang terukur untuk dipanen pada sekala waktu yang berbeda ( Setelah umur 3 minggu s/d umur 4 bulan), dengan pelaksanaan pemasaran yang propesional dan perluasan pasar. Permasalahan prioritas yang harus di tangani adalah dengan melaksakan pelatihan dan pendampingan tentang teknik budidaya ikan lele khususnya dan ikan air tawar secara umum. Pelatihan ini meliputi persiapan kolam, manajemen air kolam, pemilihan bibit, penebaran bibit,, cara memberi pakan, pemeliharaan/sortir dan cara panen ikan .Peningkatan kemampuan UKM mitra dalam hal analisis usaha tani ikan dan kemampuan
ISSN: 2087-118X
pembukuan dana manajemen usaha. Perluasan jaringan pemasaran dan pemberian teknik panen dengan sekala waktu panen yang bertahap dengan pasar yang berbeda.Pemberian bantuan peralatan pemeliharaan ikan misalnya alat sortir agar besaran ikan menjadi seragam untuk menghindari kanibal dan ikan kerdil, serta peralatan lainnya. Lebih lanjut disajikan profil kedua UKM seperti tabel 1. ULASAN KARYA Aplikasi teknik budidaya ikan air tawar khususnya ikan lele dilakukan dengan cara memberikan pelatihan teori dan praktik kepada seluruh anggota kelompok petani ikan lele.Teknik budidaya lele dimulai dari mempersiapkan kolam pemeliharaan. Ukuran luas kolam sebaiknya sekitar 2 x 3 meter degan tinggi pematang 80 s/d 100 cm, lantai kolam hendaknya miring kearah pembuangan air. Menjaga kejernihan air kolam dapat dilakukan dengan cara membuat saluran pembuangan dengan bantuan pipa paralon berbentuk hurup L kemudian ditutup dengan pipa yang berdiameter lebih besar, teknik ini menyebabkan kotoran yang ada didasar kolam dapat mengalir melalaui saluran pembuangan. Menyiapkan kolam budidaya dengan tahap sebagai berikut : sebelum di isi air maka bila dasar kolam dari tanah maka perlu diolah/di cangkul/diratakan terlebih dahulu dan dibiarkan selama 37 hari untuk menguapkan bahan beracun, membunuh kuman yang ada di tanah, selanjutnya taburkan kapur tohor merata sekitar 25kg per are, tambahkan dengan menebarkan pupuk organik (pupuk kandang) sekitar 40 kg per are dengan tujuan untuk menumbuhkan pakan alami pada air. Selanjutnya isis air dengan kedalaman 10-15 cm, dibiarkan 2-3 hari, selanjutnya diisi air sampai ketinggian 25-30 cm, benih ikan
78
Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH : Volume 5, Nomor 1, Juli 2014
siap ditebarkan. Perlakuan yang hampir sama dapat dilakukan bila kolam terbuat dari beton, perlakuan tambhannnya hanya terlebih dahulu cuci dasar kolam dengan cara merendam sabut kelapa sebagai antiseptic, kuras,tebarkan pupuk organik kemudian di isi air seperti ketentuan diatas. Proses tersebut dapat mengatasi bibit ikan mati setelah ditebar. Untuk menghindari bibit mati setelah ditebar dapat dilakukan dengan
ISSN: 2087-118X
cara memilih bibit sehat dan unggul dengan teknik sebagai berikut : kalau bisa pilih bibit bersertifikat, atau dengan cara pilih benih ikan lele yang ukurannya seragam, gerakannya lincah, responsif terhadap kejutan dan bergerak di dasar wadah. Bila benih sudah menggelantug di permukkaan air, pertanda sebentar lagi akan mengakhiri hidupnya.
Tabel I.1.Profil UKM Mina Gumirang dan Mina Sari No 1
2 3
4 5
6 7
Uraian Jumlah Anggota
UKM.Mina sari 8 orang
UKM.Mina Gumirang 10 Orang
Keterangan Sebagian besar anggota adalah petani.
Jenis usaha
Pemeliharaan/penggemuan Pemeliharaan ikan lele ikan lele dan ikan gurami dan gurami Jumlah kolam saat 4 kolam beton , 3 Kolam 6 kolam beton Ukuran rataini tanah rata kolam 3x6 meter Produksi per 4 300 s/d 350 kg ikan 300 s/d 350 kg ikan bulan/ (1 siklus ) Pemasaran Pedagang Pecel Lele. Pasar Pasar Trdisional, Setiap Kali Tradisional dan Restoran/ Restoran dan lomba Panen Lomba Mancing mancing dan Pedagang langsung Pecel Lele Habis terjual Pendapatan rata- 3juta s/d 4,5 juta rupiah 3 Juta s/d 4,5 juta rata setiap siklus rupiah Biaya produksi 2 juta s/d 2,6 Juta rupiah 2Juta s/d 2,6 juta Biaya persia Rata-rat satu siklus pan , bibit dan pakan.
8
Kendala Produksi
Bibit ikan sering Mati, ikan mati setelah umur 1 bulan, air kolam keruh, pakan ikan boros.
Bibit ikan sering Mati, ikan mati setelah umur 1 bulan, air kolam keruh, pakan ikan boros
9
Kendala keuangan Tidak tau pasti tingkat dan pemasaran keuntungan dalam satu siklus produksi, kurang paham memenuhi permintaan setiap minggu.
Tidak tau pasti tingkat keuntungan dalam satu siklus produksi, kurang paham memenuhi permintaan setiap minggu
Sumber : UKM.Mina Gumirang dan UKM Mina Sari. Teknik menebar benih dan padat tebar benih dapat dikakukan sebagai berikut : sebelum benih ikan ditebar
sebaiknya dilakukan adaptasi (aklimatisasi) dengan cara merendam kantong (wadah bibit) di kolam dimana 79
Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH : Volume 5, Nomor 1, Juli 2014
ikan akan ditebarkan selama 10-15 menit, untuk menyesuaikan suhu iar dalam kantong ikan dengan air kolam sehingga bibit ikan terhindar dari stres. Padat tebaran yang di anjurkan adalah 50 ekor per m2 , bila ditebar lebih padat maka harus diikuti dengn pemeliharaan yang intensif seperti manajemen air, pakan dan soertasi ikan. Sortasi ikandengan alat dreger penting dilakukan agar besaran ikan seragam untuk menghindari kanibal (ikan yang lebih kecil di makan oleh ikan yang lebih besar dan kalah dalam merebut pakan). Pola tebar benih berart menjadwalkan penebaran yang berpola pada masing-masing petak kolam sehigga nantinya panen ikan konsumsi juga dilakukan sesuai masa pemeliharaannya, dengan demikian produksi ikannya juga bisa kontinyu sesuai permintaan konsumen. Sebagai ilustrasi : bila memiliki 7 petak kolam, setiap minggunya ditebari satu petak maka panennya akan berselang satu minggu, sehingga ada kontinuitas produksi Teknik pemeliharaan yang dianjurkan dengan cara sebagai berikut : Pengamatan rutin harian, setiap hari wajib dilakukan pengamatan terhadap keadaan ikan meliputi kesehatannya, gerak geriknya, responnya terhadap pakan, perubahan warna air, suhu air,kecerahannya dll.Jenis pakan meliputi pellet,limbah pemotongan hewan, limbah pemindangan dll.. Jumlah pakan harian adalah 3-5% dari biomas (berat total, yaitu populasi dikalikan dengan berat rata-rata ikan). Frekuensi pemberian pakan adalah 3 kali sehari, dengan dosis pakan terbanyak pada sore hari. Sebagai alat ukur pemberian pakan digunakan FCR yaitu perbandingan antara jumlah pakan yang dihabiskan dengan berat daging ikan saat panen. Bila perbandingannnya melebihi angka 1,3 maka usaha tersebut
ISSN: 2087-118X
keuntungannya tipis atau bahkan merugi. Teknik panen ikan dianjurkan sebagai erikut : panen sebaiknya dilaksakan pada pagi atau sore hari yakni pada saat cuaca tidak terlalu panas sehingg ikan lebih segar. Panen ikan dilaksanakan secara hati-hati agar ikan tidak lecet atau terluka yang dapat menyebabkan terjadinya serangan penyakit jamur, terutama bila ikan tidak langsung dipotong/dikonsumsi. Cara panen dapat secara selektif atau panen total tergantung kepada permintaan pasar. Teknik pemsaran ikan : ikan umumnya dijual dalam keadaan hidup baik dijual langsung ke konsumen, melalui pengepul apalagi bila dijual untuk kolam pancingan. Ikan yang akan diangkut ke lokasi pemasaran, hendaknya ditampung terlebih dahulu dalam wadah/bak yang kondisi airnya jernih sehingga insangnya menjadi bersih. Ikan Sebaiknya dipuasakan sekitar 2 jam sebelum diangkut sehingga tidak mabuk dalam perjalanan. Selaku pembudidaya ikan selaku produsen, bila kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi ikan terus meningkat, maka merupakan tantangan yang menggiurkan untuk terus meningkatkan usaha baik secara intensifikasi maupun ekstensifikasi. Bia aplikasi teknologi budidaya pemeliharaan ikan sudah dapat diterapkan dengan benar maka kesejahtraan petani ikan lele dapat ditingkatkan. Kesejahtraan petani tercermin dari perbandingan kepemilikan kolam sebelum adanya program IbM dibandingkan dengan setelah adanya program IbM seperti digambarkan pada tabel I.1 diatas. Di awali denga memiliki 3 unit kolam kini sudahberkembang menjadi 7 unit kolam, dalam satu siklus pemeliharaan ikan yaitu selama 3-4 bulan maka petani ikan dapat menambah pendapatan
80
Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH : Volume 5, Nomor 1, Juli 2014
sebanyak 3 s/d 4 juta rupiah atau ratarata 1 juta per bulan, dan itu sudah sangat berarti bagi kehidupan petani ikan.Proses produksi atau pelksanaan pemeliharaan ikan lele mesti di ikuti dengan menerapkan proses manajemen yang benar yang meliputi membuat pembukuan atau pencatatan setiap transaksi keuangan baik transaksi biaya maupun transaksi pendapatan atau penjualan, hal ini dapat mebantu petani ikan untuk mengetahui perputaran uang atau perputaran modal akhirnya petani mendapatkan pengetahuan menghitung tingkat keuntungan atau bahkan dapat menghitung kerugian. Proses ini memberikan pemahaman bagi petani ikan tentang pentingnya perencanaan keuangan usaha yang dapat berimplikasi kepada perluasan usaha. Untuk menjamin keberlanjutan usaha di idang pemasaran maka dapat diatasi dengan teknik pola tebar benih yang disesuaikan dengn jumlah unit kolam yang ada sehingga sikus panen bisa terjadi setiap 5-7 hari sekali, sehingga ketersediaan pasokan ikan dapat terjamin.
ISSN: 2087-118X
3. Menerapkan manajemen usaha dapat mendukung keberhasilan petani ikan lele dari sisi bisnis karena petani ikan akan mengetahui siklus perputaran modal usaha,hal ini dilakukan dengan membuat pembukuan yang mencatat semua transaksi biaya maupun transaksi penjualan sehingga akhirnya dapat dihitung atau dapat dibuat laporan rugi-laba. DAFTAR PUSTAKA Nuija
I Nengah, 2013., Moduk Budidaya Lele Dumbo. Suad Husnan, 2002, Manajemen Keuangan, BPFE, Yogyakarta
KESIMPULAN 1. Teknologi budidaya pemeliharaan ikan meliputi : Persiapan kolam sebelum di airi, manajemen air kolam yang benar, pemilihan benih ikan yang sehat, cara menebar benih, proses sortir agar besaran ikan seragam, cara memberi dan jenis pakan yang benar dan tenik panen ikan pada umur 3-4 bulan. 2. Peningkatan kesejahtraan petani ikan lele berbanding lurus dengan penerapan teknik budidaya ikan yang benar, artinya bila semua teknologi budidaya dilaksanakan dengan baik maka panen ikan akan berhasil dengan baik.
81