Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
APLIKASI M-LEARNING SEKOLAH BERBASIS LEARNING TECHNOLOGY SYSTEM ARCHITECTURE (LTSA) Yeni Kustiyahningsih 1, *), Jaka Purnama 2) 1)Jurusan Manajemen Informatika, Universitas Trunojoyo Madura e-mail :
[email protected], 2)Teknik Industri, ITATS Surabaya e-mail :
[email protected] ABSTRAK Sekolah Berstandar Internasional merupakan salah satu standar pendidikan yang diharapkan dapat meningkatkan pendidikan guna menghasilkan kualitas Sumber daya Manusia yang bermutu, akan tetapi kurikulum internasional yang akan diadopsi itu memiliki standar yang harus dipenuhi oleh sekolah. Misalnya, kurikulum Internasional itu sudah mengarah ke basis teknologi informasi. M-learning atau Mobile learning merupakan model pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, pada konsep pembelajaran tersebut mobile learning membawa manfaat ketersediaan materi belajar yang dapat di akses setiap saat dan visualisasi materi yang menarik untuk meningkatkan belajar siswa, m-learning ini dapat memfasilitasi terjadinya belajar mengajar secara online, memperlancar komunikasi, serta memberikan kemudahan dalam penyebaran ilmu pengetahuan bagi masyarakat luas. Aplikasi ini mengadopsi sebuah standar teknologi, Learning Technology System Architecture (LTSA), yaitu sebuah standar internasional untuk penunjang sistem pembelajaran yang didukung oleh teknologi informasi. Aplikasi ini menggunakan layer 3 yang mendiskripsikan komponen dasar Arsitektur pada LTSA, standar ini dikeluarkan oleh Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE). Aplikasi ini berupa mobile learning yang bersifat dinamis dan dapat menjadi penunjang proses belajarmengajar, sehingga siswa dapat dengan mudah mengakses materi sebagai bahan ajar dimanapun berada selama terpenuhi sarana dan prasarana yang diperlukan. Kata kunci: M-Learning, LTSA, pembelajaran, international, visualisasi
PENDAHULUAN Teknologi komunikasi semakin berkembang dan maju pesat seiring dengan kebutuhan saat ini. Hampir disetiap proses kegiatan tidak lepas dari penggunaan teknologi komunikasi. Perkembangan teknologi saat ini diarahkan untuk dapat mempermudah proses kegiatan. Dalam hal ini terobosan-terobosan TI (Teknologi Informasi) untuk pembelajaran masih sangat gencar untuk dikembangkan terus-menerus. Mobile internet merupakan salah satu metode yang kini terus dikembangkan dalam dunia pendidikan agar bisa dimanfaatkan sebagai fasilitas untuk pembelajaran oleh learner (pembelajar) dengan fleksibilitas dan kemudahannya itu yang memungkinkan cara belajar dengan metode mobile atau lebih dikenal dengan mobile learning (m-learning) (gatot, 2009). Semua sekolah memang punya potensi untuk berkembang menjadi sekolah standart internasional. Dari segi sarana prasarana misalnya, kurikulum internasional itu sudah mengarah ke basis teknologi informasi. Setiap ruangan belajar harus memiliki fasilitas multimedia untuk mendukung materi pembelajaran. Demikian juga dengan bahasa pengantar pembelajaran, sudah mengarah ke bilingual, yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Ini juga menuntut kesiapan dari masing-masing guru mata pelajaran ISBN : 978-602-97491-7-5 C-18-1
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
Berdasarkan permasalahan diatas, penulis mencoba untuk mengatasinya dengan cara menerapkan model pembelajaran interaktif dengan menggunakan komputer sebagai media pembelajaran mandiri. Dalam model pembelajaran intreaktif materi pelajaran disajikan melalui berbagai metode antara lain drill and practice, tutorial, simulasi dan problemsolving. Dengan model pembelajaran interaktif, menjadikan pengetahuan procedural (pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu dan pengetahuan) dan pengetahuan deklaratif (pengetahuan tentang sesuatu) menjadi lebih menarik dan berkesan, sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. Salah satu metode yang di gunakan untuk mengimplementasikan kurikulum internasional adalah menggunakan M-Learning. M-learning atau Mobile learning merupakan model pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. mobile learning membawa manfaat ketersediaan materi ajar yang dapat di akses setiap saat dan visualisasi materi yang menarik untuk meningkatkan belajar siswa, mlearning ini dapat memfasilitasi terjadinya belajar mengajar secara online, memperlancar komunikasi, serta memberikan kemudahan dalam penyebaran ilmu pengetahuan bagi masyarakat luas. Penelitian sebelumnya oleh Gatot Santoso, Adhi Susanto, Marshal Budi Wardani (2009) mengenai Perancangan Konten M-Learning Dengan Sistem Live Multimedia Berbasis Selular. Penelitian ini menjelaskan bahwa M-Learning memiliki beberapa kelebihan kemampuan untuk pembelajaran yang bisa diakses kapan saja, di mana saja, oleh siapa saja. Masalah yang masih pada m-learning adanya keterbatasan hardware dan platform sehingga diperlukan rancangan dengan sistem dan kemudahan dalam mengakses. Disamping itu juga diperlukan penelitian khusus yang menangani tiap bagian yang ada pada m-learning agar didapat kenyamanan pada user. Penelitian ini bertujuan untuk menangani masalah dengan memanfaatkan multimedia sebagai konten yang bisa memberikan informasi yang lebih jelas dan spesifik. Layanan multimedia m-learning ini memerlukan koneksi dan akses internet yang bagus dan juga memerlukan hardware yang mumpuni agar bisa menikmati keseluruhan layanan dengan baik, untuk itu digunakan ponsel yang mendukung fasilitas mobile multimedia. Hasil dari penelitian ini adalah sebuah software dan konten berbasis selular, sedang target utamanya adalah rancangan m-learning dengan layanan multimedia. M-learning di bangun berdasarkan konsep dari e-learning. Jadi jika akan mengimplementasikan mlearning maka e-learning harus ada terlebih dahulu. Learning Technology System Architecture (LTSA), IEEE 1484 adalah suatu standar internasional sistem pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan IEEE 1484 Learning Standards Committee (LTSC) oleh Farance Incorporational, divisi Edutool. Apabila digambarkan, LTSA terdiri dari beberapa layer, yakni sebagai berikut[wijaya,2007];
Gambar 1. Arsitektur L.T.S.A
ISBN : 978-602-97491-7-5 C-18-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
LTSA menspesifikasikan lima lapisan (layer), tetapi hanya layer 3 yang bersifat normative. Setiap layer menggambarkan sebuah sistem pada level yang berbeda. Layer yang lebih tinggi memiliki prioritas yang lebih besar dan berpengaruh dalam analisis dan perancangan sistem. Pada arsitektur sistem LTSA terdapat 5 layer, namun hanya layer 3 yang merupakan layer normatif, layer lainnya temasuk layer informatif.
Gambar 2. Komponen L.T.S.A
Normatif adalah istilah yang digunakan dalam LTSA sebagai petunjuk pada spesifikasi sistem secara teknis pada implementasi yang akan dilakukan. Sedangkan Informatif adalah istilah pada LTSA yang cukup membantu dalam perancangan arsitekturnya, namun bukan merupakan hal yang diperlukan untuk mengerti isi dari standar LTSA. Hal ini tidak termasuk spesifikasi teknis dan bukan berasal dari bagian terintegrasi dari standar LTSA[wijaya, 2007]. Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang perlu dirumuskan adalah bagaimana merancang dan membuat M-Learning RSBI sesuai dengan standar L.T.S.A dan bagaimana sistem dapat menyediakan model-model pembelajaran interaktif yang sesuai drill and practice, tutorial, simulasi dan problem-solving.Tujuan penelitian adalah Membuat perangkat lunak pembelajaran multimedia interaktif berbasis web yang sesuai dengan model pembelajaran interaktif yaitu drill and practice, tutorial, simulasi dan problem-solving, Ketersediaan materi ajar yang dapat di akses setiap saat dan visualisasi materi yang menarik untuk meningkatkan belajar siswa dan Memberikan kemudahan dalam penyebaran ilm pengetahuan bagi masyarakat luas. METODE Metode penelitian adalah gambaran langkah – langkah yang ditempuh dalam menjalankan penelitian dijelaskan sebagai berikut : Studi Literatur Dukungan teori dan bahan – bahan bacaan mengenai rekayasa perangkat lunak, M-Learning, e-Learning, dan aspek-aspek pembelajaran yang menunjang penelitian dan membantu peneliti untuk memahami obyek penelitian. Survey, pengumpulan data dan informasi Tahap Studi Lapangan atau Survey dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dan melihat secara langsung dan lebih mendetail permasalahan yang akan diteliti, sehingga diperoleh data–data atau informasi yang diperlukan yaitu mengenai data siswa, guru, admin, latihan soal, modul praktikum, materi pelajaran yang sesuai BSE dan buku penunjang lain. Pada tahap ini dilakukan dengan cara : 1. Interview yaitu suatu cara mendapatkan data melalui wawancara lansung dengan orang yang berhubungan lansung dengan masalah yaitu kepala sekolah dan guru kelas. ISBN : 978-602-97491-7-5 C-18-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
2. Observasi yaitu cara pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan peninjauan langsung dengan objek yang diteliti Analisa dan Perancangan Perangkat Lunak Perancangan sistem digunakan untuk memberikan gambaran secara umum mengenai aplikasi yang akan dibuat. Hal ini berguna untuk menunjang pembuatan aplikasi sehingga kebutuhan akan aplikasi tersebut dapat diketahui. M-Learning yang dirancang bersifat complementer/pelengkap bahkan juga dapat dikatakan sebagai penunjang terhadap proses belajar-mengajar yang dilaksanakan di kelas. Sebab keberadaan M-Learning memiliki fitur-fitur, antara lain; a. Informasi dalam proses belajar-mengajar b. Kemudahan akses ke sumber referensi c. Komunikasi Perancangan Perangkat Lunak ini meliputi desain database, desain struktur data, desain antar muka, desain akses user, dan perencanaan penggunaan bahasa pemrograman web. Membangun e-learning dengan indikator yang telah disebutkan, maka dihasilkan model sbb :
Gambar 3. Arsitektur e-Learning
Keterangan: a. Pada media penyimpanan Learning Resources, merupakan penyimpanan sumber materi, di dalamnya terdapat berbagai materi pelajaran yang dapat dijadikan referensi. b. Coach, merupakan sarana untuk: Mendistribusikan materi dan soal latihan dari Learner Resources. Memberikan feedback beserta pembahasan pada tahap evaluasi (latihan soal). Menerima laporan atas hasil evaluasi, berupa nilai. Proses Implementasi Tahap ini menjelaskan tentang proses implementasi dan uji coba berdasarkan semua kebutuhan pengguna (user requirement), pengumpulan data dan informasi pembelajaran biologi genetika. Pada tahap ini akan di implementasikan dengan menggunakan tools baik software maupun hardware yang mensupport sistem pembelajaran. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Sistem Proses pembelajaran di SMP Negeri 5 Bangkalan saat ini hanya diadakan melalui pertemuan langsung antara guru dengan siswa di dalam kelas. Penerapan M-Learning dapat memberikan pengalaman yang berbeda dengan proses pembelajaran biasa selain di dalam kelas. Peserta belajar dituntut secara mandiri memahami materi belajar dan sekaligus melakukan uji-diri (self-test). Selain itu, peserta belajar juga perlu memahami dan dapat ISBN : 978-602-97491-7-5 C-18-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
menggunakan teknologi informasi yang digunakan, dalam hal ini adalah telepon selular. Ada sisi lain yang menguntungkan bagi peserta belajar, yaitu; dapat setiap saat mengakses materi belajar tersebut, dan aksesnya dapat dilakukan di mana saja selama di telepon selular itu tersedia aplikasi internet. Materi belajar yang dapat diakses setiap saat dan dapat diakses di mana saja inilah yang membuat M-Learning mudah untuk diimplementasikan dalam proses belajar khususnya di SMP Negeri 5 Bangkalan. Siswa, dapat mengakses forum sebagai sarana komunikasi/sharing antar pengajar dengan siswa. Bahkan tersedia pula soal-soal latihan bagi siswa dalam rangka eavaluasi dan pendalaman materi. Rancangan Sistem Diagram Use Case Usecase menggambarkan bagaimana aktor menggunakan sistem untuk melakukan aktivitas. Seorang/sebuah aktor adalah sebuah entitas manusia atau mesin yang berinteraksi dengan sistem untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu.
Gambar 4. Diagram Use Case
Keterangan berdasarkan tiap user; 1. User Admin Admin melakukan login selanjutnya sistem melakukan proses otentikasi berupa cek username dan password, jika benar maka admin dapat masuk ke dalam m-Learning sehingga dapat mengatur data semua user yakni data user operator, guru dan user siswa, update profil sekolah dalam m-Learning, mengatur mata pelajaran terhadap masing-masing guru serta melakukan update informasi yang berkaitan dengan agenda sekolah di dalam m-Learning.
ISBN : 978-602-97491-7-5 C-18-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
2. User Guru User guru melakukan login selanjutnya sistem melakukan proses otentikasi berupa cek username dan password, jika benar maka guru dapat masuk ke dalam m-Learning sehingga dapat melakukan akses berupa; Guru dapat mengganti profil/biodata dan mengganti password Dapat mengakses informasi sekolah Guru dapat menambah materi pembelajaran di tiap-tiap kelas. Materi yang diupload dapat berupa hasil tulisan sendiri, dapat berupa file dokumen, dan file multimedia sehingga dapat membantu memudahkan siswa mendapatkan referensi ilmiah. Sesuai dengan standard L.T.S.A, Guru dapat memberikan latihan sebagai bahan evaluasi terhadap siswa berupa latihan soal baik soal pilihan ganda maupun soal essai. Disamping itu terdapat fasilitas untuk menampilkan grafik perolehan nilai tiap siswa berdasarkan materi pelajarannya. Guru dapat memberi penilaian terhadap siswa khususnya yang telah mengerjakan soal isian, sedangkan penilaian pada soal pilihan ganda diproses langsung oleh sistem berdasarkan prosentase jumlah soal yang disusun. User guru juga berhak atas interaksi di dalam forum sebagai sarana untuk share/berbagi pengetahuan terhadap siswa. Sehingga siswa memiliki kesempatan untuk menambah wawasan/masukan yang berkaitan dengan pelajaran masingmasing apabila menemui suatu kendala. 3. User Siswa Ketika siswa melakukan login selanjutnya sistem melakukan proses otentikasi berupa cek username dan password, jika benar maka siswa dapat masuk ke dalam mlearning untuk melakukan akses sebagai berikut; Siswa dapat mengganti profil/biodata dan mengganti password Dapat mengakses informasi sekolah Dapat mengakses/download materi pembelajaran di tiap-tiap kelas. Materi yang didownload berupa file dokumen, dan file multimedia sebagai bahan/referensi pembelajaran. Sesuai dengan standard L.T.S.A, siswa dapat mengerjakan latihan soal baik soal pilihan ganda maupun soal essai. Siswa dapat melihat hasil penilaian secara langsung yakni pada latihan soal pilihan ganda, sedangkan penilaian untuk soal isian, menunggu hasil koreksi dari guru pengajar. Siswa juga terlibat dalam interaksi forum sebagai sarana untuk share/berbagi baik dengan sesame siswa maupun dengan guru pengajar untuk menambah wawasan/masukan dengan cara membuka topik diskusi yang diinginkan. Sehingga topik diskusi yang telah dibuat dapat diikuti bersama-sama oleh semua siswa dan guru. 4. User Pengunjung Adapun user pengunjung, dalam sistem ini hanya dapat mengakses informasi pada halaman utama m-Learning.
ISBN : 978-602-97491-7-5 C-18-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
Implementasi Halaman Beranda Merupakan halaman utama yang bisa diakses oleh pengguna umum tanpa melalui proses login dimana didalamnya terdiri dari Menu Beranda, Informasi, Materi, Forum, dan Login.
Gambar 5. Halaman Beranda
Halaman Beranda M_Learning Merupakan halaman utama yang bisa diakses oleh pengguna umum tanpa melalui proses login dimana didalamnya terdiri dari Menu Beranda, Informasi, Forum, dan Login.
Gambar 6. Halaman Beranda M-Learning
ISBN : 978-602-97491-7-5 C-18-7
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berikut beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini; 1. Dengan adanya standar Learning Technology Standar Architecture (L.T.S.A) maka pelaku yang terlibat dalam kegiatan belajar-mengajar dapat menjalani aktivitasnya dengan baik yakni terpenuhinya kebutuhan guru dan siswa, peserta didik dapat menguasai/memahami materi pelajaran yang disampaikan guru. Penguasaan peserta didik terhadap materi tanpa harus terikat ruang dan waktu. 2. E-Learning dan M-Learning memudahkan manajemen data pembelajaran berbasis online, yakni menyediakan layanan (upload and share) untuk mempermudah proses publikasi konten. Saran
Menambah fitur pada aplikasi/ perangkat lunak untuk meningkatkan apresiasi user dalam memanfaatkan m-learning.
DAFTAR PUSTAKA Departemen Pendidikan Nasional. 2010. Buku Sekolah Elektronik
. Diakses Pada 19 Februari 2010
(Bse),
Gatot Santoso, Adhi Susanto, Marshal Budi Wardani, 2009, Perancangan Konten MLearning Dengan Sistem Live Multimedia Berbasis Selular Jurnal Teknologi, Volume 2 Nomor 2 , Hannafin, M. J. & Peck, K. L. 1988. The Design, Development, And Evaluation Of Instructional Software. New York: Macmillan Publishing Company. Oos M. Anwas, Model Inovasi E-Learning Dalam Meningkatkan Mutupendidikan, Jurnal Teknodik, Edisi No.12/Vii/Oktober/2003. Riyanto B., Tamimuddin M., Widayati S., 2000, Perancangan Dan Implementasi Aplikasi Mobile Learning Berbasis Java. Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta Robso, Robby;” 2003, Mobile Learning And Handheld Devices In The Classroom “,Eduworks Corporation, Corvallis, Oregon, Usa;Ims Australia Schwabe, Gerhard; Go, Christoph;” Mobile Learning With A Mobile Game: Design And Motivational Effects”; Journal Of Computer Assisted Learning 21, Pp204–216;2005 Utami Rd., Roestam R., Syarif, A. 2008, Aplikasi Educourse (Distance Learning) Mengadopsi Standar Learning Technology System Architecture (Ltsa), Jurnal Teknologi, Vol1. No 3. Wijaya S.W. 2007, Mobile Learning Sebagai Model Pembelajaran Alternatif Bagi Pemulihan Pendidikan Di Daerah Bencana Alam Gempa Bumi Yogyakarta, Jurusan Teknik Informatika, Univ. Sanata Darma
ISBN : 978-602-97491-7-5 C-18-8