APLIKASI DOSIS PEMUPUKAN
Secara umum, tanaman butuh makanan, termasuk tanaman padi. Dengan makanan yang cukup (pupuk organik -kompos dan POC- dan pupuk anorganik), maka perkembangan fase vegetatif dan fase generatifnya akan tumbuh dengan baik. Bila kita sudah memberikan “makanan” terbaik bagi tanaman. Maka tanaman akan mengeluarkan hasil terbaiknya buat kita. Jadi ada korelasi antara usaha tani yang baik dengan hasil yang baik. Untuk tanaman padi, pola pemupukannya ( aplikasi pupuk kimia ) dibagi dalam 3 tahap pemberian. Kaidah Umum Pemupukan Kimia/Anorganik : Secara umum, aplikasi untuk hara N adalah pupuk dasar 20 %, pupuk susulan ke-1 sebesar 40 % dan pupuk susulan ke-2 adalah 40 %.
Mengapa pupuk dasar untuk hara N cuma 20 % ?? Sebab tanaman padi yang berumur sekitar 7-10 hari masih kecil. Pertanyaannya : Apakah tanaman kecil dengan perakaran sedikit perlu banyak pupuk yang mengandung hara N? jelas tidak. Sedangkan untuk hara yang mengandung P dan K aplikasinya adalah sbg pupuk dasar 50 % dan pupuk susulan ke-1 sisanya 50 %. Mengapa banyak? sebab pupuk yang mengndung P atau K larut juga cuma waktunya agak lama. – Bila pemakaian pupuk organik (terutama pupuk kandang banyak), jerami dan pemberian
POC/hayati/MOL
maka
penggunaan
pupuk
anorganik
dapat
dikurangi. Bahkan dosis pupuk kimia bisa sampai mencapai 50 %. Pembahasan
Sekarang marilah kita bahas 3 macan dan 3 tahap pemberiannya : ( jangan lupa memberikan pupuk kandang/kompos min 1-2 ton/ha. Sebab penggunaan pupuk kompos sangat membantu proses penyerapan pupuk kimia yang kita berikan. Apalagi untuk pupuk TSP/SP dan KCL, sebab pupuk ini membutuhkan mikroba pelarut P dan K. Jadi, pupuk kompos/organik sebuah keharusan. Lebih hebat lagi, bila dilakukan penyemprotan POC/hayati/MOL sewaktu pengolahan lahan)
Cara Pertama,
300 kg pupuk NPK Ponska dan 100-150 kg pupuk Urea
( kandungan haranya 113 kg N, 45 kg P2O5 dan 45 K2O ) . Pupuk dasar /pertama: 150 kg ponska. Ada 2 pendapat mengenai waktu atau kapan pemberian pupuk dasar ini: Pertama diberikan pada awal/sebelum tanam Kedua, diberikan 7-10 hst Saya pribadi lebih suka cara yang kedua. Mengapa? sebab bibit pada umur 7-10 hst perakaran padi sudah mulai berkembang dan siap menghisap pupuk yang diberikan walau jumlahnya sedikit. Kemudian, ada kaidah sederhana, bibit yang baru ditanam akan adaptasi dengan lingkungan ( boleh disebut bibit tsb stres ) beberapa hari. Makanya ada sebagian dari daunnya yang kuning dan mengering. Baru setelah itu, proses tumbuh akar berjalan.
Makanya dosis kandungan N di pemupukan pertama tanam 1/2 dari dosis pupuk ke2 dan ke-3. Untuk pupuk NPK ponska, pupuk ini punya nilai lebih sebab terdapat kandungan Sulfur sekitar 10 %. Salah satu fungsi sulfur ini adalah merangsang pertumbuhan tanaman-tanaman muda. Baca disini Fungsi Sulfur Bagi Tanaman. Pupuk 150 kg Ponska/ha = 150 kg/10.000m2 Bila petani punya lahan 1.000 m2 maka cukup 15 kg NPK Ponska saja. Catatan: Pada pemupukan dasar ini, ada petani yang ingin menambahkan SP-36 dengan dosis 50 kg/ha, silahkan saja. Untuk memaksimalkan fungsi pupuk, sebaiknya sehabis pemupukan dilakukan penginjakan. Bila ini dilakukan, pupuk akan bertahan lebih lama di sawah, pupuk maksimal diserap akar tanaman, tanaman lebih subur, gulma akan terkendali, hasil panen bisa meningkat, dll. Biaya injak-injak, Insya Allah akan tertutupi dengan hasil panen yang meningkat. Pemupukan ke-2 : 150 kg ponska + urea 50 kg. Diberikan sekitar pekan ke-3 atau 21 hst. Diberikan pada waktu selesai pengoyosan, sehingga anakkan yang dihasilkan bisa maksimal. Lebih baik lagi, dilakukan pemupukan kemudian baru dilakukan pengoyosan/diinjak-injak. Sebab seperti penjealsan di atas, pupuk akan multiguna bagi tanaman. Bila lahannya cuma 1.000 m2 maka dosisnya sekitar Pupuk Ponska 150 kg/ha = 150 kg/10.000m2 = 15 kg/1000 m2 Ditambah Pupuk Urea 50 kg/ha = 50 kg/10.000 m2 = 5 kg/1.000 m2 . Pemupukan ke-3 : 50-100 kg urea. Diberikan sekitar 35-40 hst. Atau sebagai patokan sewaktu daun bendera atau daun terakhir keluar. Pada kondisi ini, tanaman padi membutuhkan energi ( baca pupuk ) dalam jumlah maksimal. Kenapa? sewaktu tanaman padi akan mengeluarkan malai maka daun perlu hijau, apalagi daun bendera. Dengan daun yang hijau terutama daun bendera maka proses fotosintesis akan maksimal. Dan ini akan berpengaruh kepada panjang malai. Saya sering memperhatikan daun bendera yang masih agak hijau maka isi malai akan semakin baik, semakin merunduk. Dan perhatikan lagi, ketika daun bendera suatu malai sudah kuning maka gabah yang dihasilkan kurang bernas,,,
Tapi, kita juga harus melihat kondisi daun tanaman padi tsb. Bila kondisinya masih hijau terutama daun benderanya. Maka aplikasi untuk pupuk urea/za ini bisa dikurangi. Aplikasinya sekitar 50 kg/ha. Berdasarkan pengalaman di lapangan, bila musim hujan, biasanya pemupukan terakhir sekitar 50 kg/ha. Tapi bila musim kemarau (karena adanya proses penguapan) dosis pupuk menjadi 75-100 kg/ha. JANGAN LUPA, kita lakaukan proses penginjakan di fase ini. Alasananya? sebab masa pengisian bulir padi akan semakin panjang sekitar 4-5 hari. Hasilnya, malai yang kita hasilkan akan banyak yang bernas. Disamping menggunakan pupuk kimia, alangkan baiknya bila petani juga menggunakan/melakukan
penyemprotan pupuk
hayati/POC/MOL.
Minimal
diberikan 3 kali penyemprotan. Waktunya sekitar 15 hst, 30 hst dan 70 hst. Apakah pola di atas bisa dimodifikasi dosisnya? Bisa saja, sebab pemupukan bukan hitung matematika !!. Misalkan saja, pemupukan 1 (150 kg ponska + 25 kg urea), pemupukan ke-2 ( 150 ponska + 50 kg urea) dan pemupukan ke-3 ( 50-75 kg urea). Pemupukan yang baik bagi tanaman ada 2 arah. Pertama lewat akar. Kedua lewat daun. Pemupukan lewat daun, bisa dipakai POC/MOL. Cara Kedua, 150 kg NPK Ponska + 300 kg pupuk NPK Kujang
( kandungan haranya 114 kg N, 40,5 kg P2O5 dan 46,5 K2O ). Sebaiknya ditambah 12 kg TSP Pupuk dasar /pertama: 150 kg ponska Pemupukan ke-2 : 150 kg kujang + 12 kg TSP (15 SP-36) Pemupukan ke-3 : 150 kg kujang Bila petani ingin melakukan pola pemupukan spt ini (silahkan saja) : pemupukan 1 (150 kg kujang + 15 kg SP-36), pemupukan ke-2 (150 ponska) dan pemupukan ke-3 ( 150 kg kujang) Cara Ketiga,200-250 kg Urea,100 kg TSP (128SP-36), dan 75 kg KCL
( kandungan haranya 115 kg N, 46 kg P2O5 dan 45 kg K2O ) Pupuk dasar/pertama : 50 kg Urea + 50 kg TSP + 40 kg KCL Pemupukan ke-2 : 100 kg Urea + 50 kg TSP + 35 kg KCL Pemupukan ke-3 : 50-100 kg Urea
Sekali lagi, bila petani ingin melakukan dosis lain, bisa seperti ini : pemupukan 1 ( 75 kg urea + 50 kg TSP + 40 KCL ), pemupukan ke-2 ( 100 kg urea + 50 kg TSP + 35 KCL ) dan pemupukan ke-3 ( 75 kg urea ) Bila tak ada pupuk TSP maka bisa diganti dengan 128 SP36 /TS. Bila kondisi daun masih terlihat hijau, pemupukan ke-3 ( bisa dikurangi menjadi 50-75 kg urea) Oleh sebab itu, pemupukan yang kita berikan harus mengetahui tahap kebutuhan makanan tanaman. Dengan mengetahui kebutuhan tersebut maka pupuk yang kita berikan akan optimal diserap oleh tanaman. Sehingga pertumbuhan dan produksi yang kita harapkan akan maksimal. Dan jangan lupa, pas pemupukan sebaiknya kondisi air di sawah dalam keadaan macak-macak. Disamping menggunakan pupuk kimia, alangkan baiknya bila petani juga menggunakan/melakukan
penyemprotan pupuk
hayati/POC/MOL.
Minimal
diberikan 3 kali penyemprotan. Waktunya sekitar 15 hst, 30, 70 hst Bila kita perhatikan realitas di lapangan, keadaan yang dilakukan oleh sebagian para petani agak berbeda. Mereka melakukan pemupukan sekitar 2 kali saja, bahkan cuma 1 x saja. Apakah ini salah? soal pemupukan terserah para petani saja. Cuma bila ingin mendapatkan hasil yang maksimal, sebaiknya melakukan hal yang terbaik. Pak, bagaimana kalau pemupukannya hanya 2 kali saja? kapan dan dosisnya bagaimana? Menurut saya, sebaiknya diberikan pada umur sekitar 15-20 hst dan 35-40 hst Pola 1. 300 kg ponska + 100-150 urea Pemupukan 1 : 150 kg ponska + 100 kg urea Pemupukan 2 : 150 kg ponska + 0-50 kg urea Pola 2. 150 kg NPK ponska + 300 kg NPK kujang Pemupukan 1 : 150 kg NPK kujang + 100 kg NPK ponska Pemupukan 2 : 150 kg NPK kujang + 50 kg NPK ponska Pola 3. 200-250 kg Urea + 100 kg TSP/128 SP-36 + 75 KCL Pemupukan 1 : 150 kg Urea + 100 kg TSP/128 SP-36 + 75 kg KCL Pemupukan 2 : 50 – 100 kg urea Semoga tulisan ini bisa memberikan manfaat dan pelajaran bagi kita semua, khususnya bagi para petani Indonesia. Dan umumnya para petani di mana pun berada. Amin.
Catatan
:
Sebaiknya
sehabis
dilakukan
pemupukan,
dilakukan
proses
penginjakan.Memang membutuhkan biaya tenaga kerja, tetapi hasil panen akan jauh lebih tinggi. Bila dikurangi tenaga tukang injak pun pendapatan masih jauh lebih besar.
Dipunlikasikan oleh : Limatul Lailiya, S.Pt