APARTEMEN DENGAN PENERAPAN BUKAAN DAN BENTUK SPSM YANG OPTIMAL DI KUNINGAN JAKARTA SELATAN Bayu Adya Dwiputra, Riyadi Ismanto, Michael Isnaeni D. Universitas Bina Nusantara, Jl. K.H. Syahdan No. 9, Kemanggisan, Jakarta Barat 11480, (62-21) 5345830/5300244 bay,
[email protected]
Abstract
The project site is located at latitude -6.21097 and longitude 106.83455. The geographical position of the site is located adjacent to the equator. Intensity of light that exist on this site is 2500 lux until 3500 lux. While the needs of the intensity of light to the inner room in apartment buildings according to SNI lighting system is 150 lux until 250 lux. So it required a formulation to reach intensity according to SNI lighting system. The formulation is to find the optimal openings and the optimal form of sun shading. The optimum aperture is an opening that can provide natural light into the building with light intensity that have been created based on the Indonesia national standard. The research methods used in the research is by using computer simulation ecoutect software and through java application on the website www.andrewmarsh.com. These simulations generate how much light intensity decreased. To specify a large aperture using the analysis through Mahoney Table. The result of all analysis will produce numbers of large openings and shape sun shading optimally. (BA) Keywords: Apartment, sun shading, openings, lightning
Abstrak Tapak proyek ini terletak pada garis lintang -6.21097 dan garis bujur 106.834558. Secara posisi geografis tapak terletak berdekatan dengan garis khatulistiwa. Intesitas cahaya yang ada pada tapak ini sebesar 2500 lux sampai 3500 lux. Sedangkan kebutuhan untuk ruang dalam pada bangunan apartemen menurut data SNI sistem pencahayaan adalah 150 lux sampai 250 lux. Sehingga diperlukan suatu formulasi untuk bisa mencapai intensitas menurut data SNI sistem pencahayaan. Formulasi tersebut adalah dengan mencari bukaan dan bentuk sun shading yang optimal. Bukaan yang optimal adalah bukaan yang dapat memberikan cahaya alami masuk ke dalam bangunan dengan intensitas cahaya yang telah dibuat berdasarkan Standar Nasional Indonesia. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian adalah dengan simulasi komputer menggunakan software ecoutect dan melalui aplikasi java pada website www.andrewmarsh.com. Simulasi tersebut akan menghasilknn seberapa besar penurunan intensitas cahaya. Untuk menentukan besar bukaan menggunakan analisis melalui Mahoney Table. Hasil dari semua analisa tersebut akan menghasilkan data berupa besar bukaan dan bentuk sun shading yang optimal.(BA) Kata Kunci : Apartemen, sun shading, bukaan, cahaya
PENDAHULUAN Seiring dengan semakin meningkatnya jumlah populasi manusia di Jakarta, ketersediaan tempat tinggal menjadi perhatian utama bagi semua pihak bagi pemerintah maupun masyarakat. Ditambah lagi dengan harga tanah yang semakin mahal terutama tanah-tanah yang terletak di pusat kota. Salah satu solusi terbaik untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan melakukan pembangunan rumah bertingkat atau apartemen. Lokasi yang peneliti gunakan pada penelitian ini berada di Kuningan Jakarta Selatan. Lokasi ini dipilih dikarenakan Kuningan merupakan area perkantoran yang mana pada tapak peruntukan lahan kosong berupa wsn (wisma susun) atau peruntukan untuk tempat tinggal berupa apartemen, hotel, ataupun rumah susun. Target untuk penghuni apartemen ini sendiri adalah orang kantoran yang bekerja di area Kuningan Jakarta Selatan. Apartemen adalah salah satu pilihan dari pelaku bisnis ketika menginginkan keefisienan dalam bidang pekerjaan. Hal ini muncul ketika perjalanan bisnis makin terkendala oleh kemacetan lalu lintas pada akhir-akhir ini. SPSM adalah singkatan dari Sirip Penangkal Sinar Matahari yang merupakan nama lain dari Sun Shading. Sun shading merupakan peredam atau penghalang cahaya matahari agar cahaya matahari tidak secara langsung masuk ke dalam ruangan. Bentuk dan penerapan dari sun shading sendiri ada bermacammacam, mulai dari besaran dan juga material yang digunakan. Fungsi dari sun shading itu sendiri adalah membuat bayangan pada bagian dalam ruangan sehingga sinar radiasi matahari yang masuk terbias dan tereduksi. Sun Shading adalah suatu bagian penyaring sinar matahari pada bukaan atau ventilasi ruangan, yang biasanya terdapat pada material kaca atau penyangga ventilasi bangunan. (Lam, 1986) Wei (2009), dalam master thesis nya mencoba membuat sebuah sun shading yang berbentuk selubung bangunan dengan HSA (Horizontal Shadow Angle) dan VSA (Vertical Shadow Angle). Kedua faktor tersebut dapat didapat dari analisis terhadap pergerakan matahari dan orientasi matahari dimana hasilnya akan berbeda jika diaplikasikan pada daerah yang berbeda letak geografisnya. Untuk itu, diperlukan analisis terhadap tapak yang akan digunakan sehingga proses pendesainan sun shading telah direncanakan terlebih dahulu (Tzempelikos, 2005). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan hasil analisa terhadap pengaruh bukaan yang optimal dengan bentuk sun shading pada bangunan apartemen yang akan didesain.
METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan simulasi dan perbandingan (komparatif), dimana data yang nantinya akan dikumpulkan dan diteliti berupa angkaangka. Dalam penelitian ini penulis akan melakukan beberapa simulasi terhadap bukaan ruang-ruang kamar hotel dengan menggunakan software Ecotect. Variabel yang saling terkait adalah besaran bukaan, dan kondisi intensitas cahaya sehubungan dengan lokasi, orientasi, tanggal dan waktu pengukuran cahayanya. Simulasi tersebut berpatokan dengan standar intensitas pencahayaan (lux) dari SNI, GBCI dari segi Natural Lighting dan beberapa pertimbangan lain. Teknik Pengumpulan Data 1. Studi literatur, mencari data-data dari artikel dan jurnal dari internet dan dari buku-buku yang berhubungan dengan topik dan tema sinopsis tugas akhir untuk memperkuat teori dalam perancangan dan sebagai tolak ukur pada penelitian. 2. Studi Banding terhadap proyek sejenis atau proyek lain dengan tema dan topik yang sama. Kegunaannya adalah untuk mengetahui perbandingan persentase program ruang dan pencahayaan alami pada apartemen sejenis. 3. Survey lapangan, melakukan pengamatan langsung dan menganalisa lokasi tapak dan lingkungan sekitarnya, untuk mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan dalam perancangan tugas akhir. 4. Wawancara, dengan melakukan diskusi tanya jawab terhadap orang-orang yang bersangkutan yang mengetahui tentang proyek ataupun tentang topic dan tema yang bersangkutan. Fungsi dari wawancara adalah untuk memperkuat data pada proses penelitian. Langkah-langkah penelitian : • Menganalasis site bangunan (Hal ini meliput arah mata angin, bangunan sekitar dan semacamnya)
• • •
• •
Membuat analisis program ruang dan analisis betuk massa bangunan Mendapatkan bentuk sun shading yang sesuai. (menggunakan metode simulasi komputer) Mendapatkan bentuk dan besaran bukaan atau jendela yang dengan langkah antara lain : a. Mencari persentase bukaan melalui Mahoney table. b. Menganalisa memalui pembayangan 1 hari pada tanggal 23 Maret, 21 Juni, 23 September, dan 22 Desember. c. Menentukan posisi persentase bukaan pada setiap sisi tower apartemen Pemanfaatan daylight terhadap bukaan atau jendela Studi hubungan bentuk besaran jendela / bukaan dengan bentuk sun shading untuk mendapatkan hasil yang optimal terhadap pencahayaan alami.
HASIL DAN BAHASAN Pergantian musim sepanjang tahun disebabkan oleh gerak semu matahari. Gerak semu ini adalah peredaran matahari jika dilihat dari bumi sepanjang tahun. Pada tanggal 21 Juni, matahari akan terbit di koordinat 23,5 derajat, atau sejauh 23,5 derajat arah utara dari khatulistiwa. Sebaliknya di bulan Desember tanggal 22, matahari terbit di -23,5 derajat, atau sejauh 23,5 derajat arah selatan khatulistiwa. Selama setengah tahun, matahari lebih banyak menerangi wilayah utara ketimbang wilayah selatan, dan setengah tahun berikutnya hal sebaliknya yang terjadi. Jika fenomena ini diamati sepanjang tahun dari bumi, maka terlihat seolah-olah matahari itu bergerak dari utara ke selatan selama setengah tahun, dan kemudian balik lagi bergerak dari selatan ke utara pada setengah tahun berikutnya.
Gambar 1 Pergerakkan Semu Matahari Sumber : Google Image (2013)
Gambar 2 Sun Path Sumber : Hasil olahan peneliti (2013) Gambar di atas merupakan solar window atau annual daylight per tahun dari site yang diambil, garis yang berwarna biru merupakan jalur pergerakan matahari melewati site pertahunnya. Pada Analisa program ruang peneliti menggunakan sistem breakdown pada total luas KLB.
• •
Luas Lahan KDB
•
KLB
: 9448 m² : 40 % Luas lantai dasar yang boleh dibangun : 40% x 9448 m² = 3779,2 m² : 5 x 9448 m² = 47240 m²
Apartemen terdiri dari 90% Unit Hunian dan 10% Fasilitas. 10% fasilitas baik fasilitas umum maupun sosial akan di masukkan pada podium bangunan apartemen ini. Pertimbangan 90% dengan 10% didapatkan dari hasil survey dengan apartemen-apartemen yang memiliki tempat dan lokasi yang mirip. Tabel 1 Data persentase apartemen sejenis
No
Nama Apartemen
Unit Hunian (%)
Fasilitas (%)
1.
The 18 Residence
92%
8%
2.
Senopati Suites
92%
8%
3.
Apartemen Taman Rasuna
90%
10%
Sumber : Hasil survey peneliti Data survey di atas dimasukkan untuk menentukan persentase program ruang pada perancangan apartemen. Langkah breakdown KLB adalah dengan membuat skematik seperti :
Apartemen
10% Fasilitas
10% x 47240 m² = 4724 m²
90% unit hunian
90% x 47240 m² = 42516 m²
tower A : 21258 m² terdiri dari 2 tower tower B : 21258 m²
Tower A : 21258 m²
Tower B : 21258 m²
21258 m² / 30 lantai = 708 m²/lantai
21258 m² / 30 lantai = 708 m²/lantai
Tabel 2 Program ruang unit hunian per lantai tipikal
No
Tipe Unit
Ukuran Luas/unit
Jumlah
Total Luas
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Studio A Studio B 1 Bedroom - A 1 Bedroom - B 2 Bedroom - A 2 Bedroom - B
26 m² 32,5 m² 40 m² 42,5 m² 48,5 m² 55,5 m²
4 2 2 2 2 2
104 m² 65 m² 80 m² 85 m² 97 m² 111 m²
Sumber : Hasil olahan peneliti Pada lantai tipikal unit hunian juga terdapat 1 ruang panel, 1 ruang AHU, 2 tangga darurat, dan 4 lift.Sehingga total luas per lantai tipikal adalah : Tabel 3 Program ruang per lantai tipikal
No 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Tipe ruang Ruang panel Ruang AHU Tangga darurat Lift Unit Hunian Sirkulasi 12% Total
Jumlah
Ukuran Luas
1 1 2 4 14
6 m² 6 m² 39 m² 36 m² 542 m² 75,48 m² 704,5 m²
Sumber : Hasil olahan peneliti Untuk total luasan denah lantai tipikal adalah sebesar 705 m². Dan untuk mengetahui luasan seluruh bangunan bagian hunian adalah
Luas denah lantai tipikal x Jumlah tower x jumlah lantai
Sehingga jika dimasukkan angka Luasan total hunian adalah
705 m² x 2 x 29 = 40890 m² Pada bangunan apartemen ini, lantai paling atas memiliki area servis yang luasannya sama mengikuti lantai tipikal hunian dan luasannya dimasukkan ke dalam hitungan luasan hunian. Sehingga total luasan bagian hunian adalah 42300 m². Bila ditinjau dari hasil breakdown KLB pada analisa program ruang, angka total luasan bagian hunian sudah mencukupi.
Analisa Gubahan Massa Pada bangunan yang akan didesain, terdapat 2 massa bangunan tower unit apartemen. Untuk perletakkaan massa bangunan dapat dianalisis melalui pembayangan terhadap fasad bangunan. Faktor yang mempengaruhi salahsatunya adalah bangunan sekitar tapak proyek. Tabel 4 Analisis pembayangan
Sumber : Hasil olahan peneliti Pada analisis di atas menunjukkan bahwa pada layout A-1 mendapatkan pencahayaan paling baik jika dibandingkan dengan layout yang lainnya. Sehingga pada analisis ini peneliti menggambil kesimpulan untuk menggunakan layout A-1. Pada layout A-1 cahaya alami dari sinar matahari lebih banyak mengenai fasad pada bangunan apartemen ini. Sehingga pemanfaatan untuk menggunakan cahaya alami lebih maksimal.
Gambar 3 Transformasi bentuk Sumber : Hasil olahan peneliti (2013)
Analisa Zoning
Gambar 4 Zoning Horisontal Sumber : Hasil olahan peneliti (2013)
Gambar 5 Zoning Vertikal Sumber : Hasil olahan peneliti (2013)
Analisa Sun Shading Pada analisa bentuk sun shading peneliti menggunakan aplikasi java pada website www.andrewmarsh.com. Pada analisa pencahayaan alami, tanggal 23 Maret terjadi peningkatan intensitas cahaya alami secara derastis pada pukul 09.00 dan penurunan intensitas cahaya alami pada pukul 16.00 untuk arah sisi yang menghadap Utara. Sedangkan pada sisi yang menghadap Selatan terjadi peningkatan intensitas cahaya alami pada pukul 16.00 dan intensitas cahaya alami rendah pada pukul 09.00. Tabel 5 HSA dan VSA
Tanggal 23-Mar 21-Jun 23-Sep 22-Des
Jam 09:00 16:00 09:00 16:00 09:00 16:00 09:00 16:00
H.S.A V.S.A Sisi 1 Sisi 2 Sisi 1 Sisi 2 45,817 54,524 -124,270 134,128 15,868 39,102 -99,172 110,045 45,355 57,715 -125,047 139,025 79,442 79,641 -151,412 148,635 Sumber : Hasil olahan peneliti
Untuk mendapatkan ukuran panjang overhang diperlukan jarak dari bawah permukaan level unit sampai letak sun shading. Pada desain, peneliti meletakkan posisi sun shading pada level lantai di atasnya. Jarak floor to floor pada bangunan apartemen adalah 3,05 m.
Gambar 6 Jarak floor to floor Sumber : Hasil olahan peneliti Hasil analisis dari applikasi ini akan menghasilkan ukuran-ukuran panjang overhang horisontal. Ukuran-ukuran tersebut didapat dari hasil HSA dan VSA pada analisis di atas. Tabel 6 Panjang Overhang Horisontal
23-Mar 21-Jun 23-Sep 22-Dec
SISI 1 (Utara) 2,17 m 3,75 m 1,92 m 0.55 m
SISI 2 (Selatan) 2,95 m 1,11 m 3m 5m
Sumber : Hasil olahan peneliti Hasil dari tabel 6 menunjukkan besaran panjang-panjang overhang horisontal. Pada sisi Utara overhang terpanjang adalah 3,75 m pada tanggal 21 Juni dan dianalisis pada pukul 09.00. Dan overhang
terpendek adalah 0.55 m pada tanggal 22 Desember dan dianalisis pada pukul 09.00. Sedangkan pada sisi Selatan overhang terpanjang adalah 5 m pada tanggal 22 Desember dan dianalisis pada pukul 16.00. Dan overhang terpendek adalah 1,11 m pada tanggal 21 juni dan dianalisis pada pukul 16.00. Pertimbangan yang terjadi pada mencari bentuk sun shading adalah seberapa besar tingkat intensitas cahaya yang masuk ke dalam ruangan dalam apartemen. Jika melihat kembali tabel 6 yang mana tabel tersebut berisikan panjang-panjang overhang pada tiap sisi utara dan selatan, peneliti akan menggunakan ukuran sun shading yang sama pada tiap sisinya. Pada arah Utara panjang overhang yang digunakan adalah 0.55 m. Dan pada arah Selatan panjang overhang yang digunakan adalah 1 m. Pertimbangan untuk menentukan panjang overhang adalah : 1.
2.
Memilih panjang terpendek pada tiap sisinya dikarenakan untuk memaksimalkan cahaya yang masuk ke dalam ruang apartemen. Hal ini akan berpengaruh pada efisiensi energi listrik yang akan dikonsumsi pada pemilik unit apartemen (Meminimalisirkan penggunaan lampu pada pagi hingga sore hari). Overhang akan digunakan sebagai balkon pada tiap unit apartemen. Sehingga sun shading tidak hanya digunakan sebagai tempelan pada fasad bangunan melainkan memiliki fungsi sebagai balkon.
Gambar 7 Peletakkan balkon yang menghadap Selatan Sumber : Hasil olahan peneliti Panjang dari balkon pada unit apartemen yang menghadap Selatan adalah 1,11 m, Besar panjang ini ditentukan dari analisa sun shading.
Gambar 8 Peletakkan balkon yang menghadap Utara Sumber : Hasil olahan peneliti Panjang dari balkon pada unit apartemen yang menghadap Utara adalah 0,55 m, Besar panjang ini ditentukan dari analisa sun shading. Analisa Bukaan Menurut data hasil analisa melalui Mahoney Table besar bukaan yang optimal pada site adalah 40% sampai 80%. Persentase 40% sampai 80% yang akan menentukan letak dan ukuran bukaan yang berbeda-beda. Pesentase tersebut akan dipengaruhi dengan analisis pembayangan 1 hari pada tanggal 23 Maret, 21 Juni, 23 September, dan 22 Desember. Faktor lain yang mempengaruhi adalah bangunan sekitar yang membuat pembayangan pada fasad bangunan.
Tabel 7 Analisis pembayangan 1 hari
No 1.
Layout
Arah
Tanggal
Selatan
23 Maret
Keterangan Tower A lebih banyak mendapatkan cahaya dibandingkan dengan tower B.
A B 2. Selatan
Tower A dan tower B sama-sama tidak mendapatkan cahaya yang baik.
21 Juni
3. Selatan
23 September
4. Selatan
22 Desember
5. Utara
23 Maret
21 Juni
Tower B mendapatkan cahaya yang berlebih dibandingkan dengan tower A.
23 September
Tower B lebih banyak mendapatkan cahaya dibandingkan dengan tower A.
22 Desember
Tower A dan tower B sama-sama tidak mendapatkan cahaya yang baik.
6.
7. Utara
8. Utara
Tower A mendapatkan cahaya yang berlebih dibandingkan dengan tower B. Tower B lebih banyak mendapatkan cahaya dibandingkan dengan tower A.
B A
Utara
Tower A lebih banyak mendapatkan cahaya dibandingkan dengan tower B.
Sumber : Hasil olahan peneliti Pada analisis di atas peneliti mengambil kesimpulan untuk persentase bukaan pada sisi Selatan di tower A adalah 40% dan di tower B yang menghadap sisi Selatan adalah 60%. Sedangkan pada sisi Utara di tower A mendapat bukaan 60%, sedangkan di tower B bukaannya adalah 40%. Tabel 8 Tabel luas bukaan unit apartemen
Studio A Luas Bukaan Luas permukaan 40% 60% 4,88 7,32 12,2 m² m² m²
Studio B Luas permukaan 15,25 m²
Luas Bukaan 40% 60% 6,1 m²
9,15 m²
1 Bedroom A Luas Bukaan Luas permukaan 40% 60% 9,76 14,64 24,4 m² m² m²
1 Bedroom B Luas Bukaan Luas permukaan 40% 60% 10 27,45 m² 16,47 m² m²
2 Bedroom A Luas Bukaan Luas permukaan 40% 60% 9,76 14,64 24,4 m² (sisi 1) m² m²
2 Bedroom B Luas Bukaan Luas permukaan 40% 60% 8,54 12,81 21,35 m² (sisi 1) m² m² 4,51 11,285 m² (sisi 2) m² 6,77 m² 4,27 10,675 m² (sisi 3) m² 6,4 m²
10,065 m² (sisi 2) 11,9 m² (sisi 3) 11,6 m² (sisi 4)
4 m² 4,75 m²
6 m² 7,14 m²
4,64 m²
6,96 m² Sumber : Hasil olahan peneliti
Dari tabel 8, peneliti dapat menghasilkan layout bukaan berdasarkan perhitungan tabel 8.
Gambar 9 Layout Bukaan 40% Sumber : Hasil olahan peneliti Gambar 9 merupakan layout dengan bukaan 40% pada tower A yang menghadap ke Selatan dan juga pada tower B yang menghadap ke Utara.
Gambar 10 Layout Bukaan 60% Sumber : Hasil olahan peneliti Gambar 10 merupakan layout dengan bukaan 60% pada tower A yang menghadap ke Utara dan juga pada tower B yang menghadap ke Selatan. Dua layout bukaan tersebut adalah ukuran dari persentase hasil analisa mahoney table.
Gambar 11 Analisa bukaan pada tower A Sumber : Hasil olahan peneliti
Pada gambar 11 hasil dari bukaan pada tower A, sisi Selatan dengan sisi Utara mendekati sama. Pada tower ini sisi Selatan memliki bukaan 40%, sedangkan pada sisi Utara memiliki bukaan 60%.
Gambar 12 Analisa bukaan pada tower B Sumber : Hasil olahan peneliti Pada gambar 12 hasil dari bukaan pada tower A, sisi Selatan dengan sisi Utara juga mendekati sama. Pada tower ini sisi Selatan memliki bukaan 60%, sedangkan pada sisi Utara memiliki bukaan 40%. Dari hasil kedua gambar 11 dan 12, tower B memiliki intensitas cahaya sedikit lebih besar dibandingkan dengan tower A. Hal tersebut dikarenakan pengaruh pergerakkan matahari dan keadaan bangunan sekitar.
SIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Pada site apartemen yang akan saya rancang memiliki tingkat intensitas cahaya alami yang tinggi. Maka dari itu di butuhkan sun shading untuk menjawab permasalahan intensitas cahaya alami yang berlebih. Pada site yang terletak pada garis lintang -6.21097 dan garis bujur 106.834558, memiliki waktu daylight lebih lama pada sisi Utara dibandingkan dengan sisi yang menghadap ke Selatan. Akan tetapi pada sisi Selatan, pada waktu tertentu (yaitu pada tanggal 22 Desember) mengalami sinar matahari berlebih secara langsung. Hal tersebut menyebabkan intensitas cahaya menjadi tinggi, dikarenakan posisi site yang secara global berada di pulau Jawa, terletak pada -6° di bawah garis khatulistiwa. Dengan kata lain pada titik semu pergerakan matahari pada tanggal 22 Desember, sisi yang menghadap Selatan lebih dekat dengan pergerakkan matahari.
Pada pergerakkan matahari semu dapat disimpulkan bahwa pada sisi bangunan yang menghadap Utara, akan menglami intensitas cahaya paling tinggi pada tanggal 21 Juni jam 09.00. Sedangkan pada sisi bangunan yang menghadap ke Selatan, akan mengalami kenaikan intensitas cahaya tertinggi pada tanggal 22 Desember jam 16.00. Kesimpulan dari analisa panjang balkon dengan bukaan adalah :
Balkon dengan panjang 1,11 m dan bukaan 40% pada tower B yang menghadap ke Selatan
Balkon dengan panjang 1,11 m dan bukaan 60% pada tower A yang menghadap ke Selatan
Balkon dengan panjang 0.55 m dan bukaan 60% pada tower B yang menghadap ke Utara
Balkon dengan panjang 0.55 m dan bukaan 40% pada tower A yang menghadap ke Utara
Untuk desain sun shading pertimbangan yang terjadi pada mencari bentuk sun shading adalah seberapa besar tingkat intensitas cahaya yang masuk ke dalam ruangan dalam apartemen. Faktor tersebut antara lain : 1.
2.
Memilih panjang terpendek pada tiap sisinya dikarenakan untuk memaksimalkan cahaya yang masuk ke dalam ruang apartemen. Hal ini akan berpengaruh pada efisiensi energi listrik yang akan dikonsumsi pada pemilik unit apartemen (Meminimalisirkan penggunaan lampu pada pagi hingga sore hari). Overhang akan digunakan sebagai balkon pada tiap unit apartemen. Sehingga sun shading tidak hanya digunakan sebagai tempelan pada fasad bangunan melainkan memiliki fungsi sebagai balkon.
Faktor di atas membuat bentuk sun shading dapat digunakan sebagai balkon dan memiliki fungsi. Faktor tersebut juga akan mengurangi biaya pembangunan juga ditinjau dari strategi ekonomi. Peletakkan balkon juga memebuat estetika pada fasad tower bangunan apartemen yang akan didesain. Saran Untuk penelitian selanjutnya dapat dilakukan analisislebih lanjutdengan variasi pada saat kondisi langit tidak cerah atau berawan untuk mendapatkan data intensitas cahaya matahari yang lebih akurat . Penelitian ini hanya sebatas perhitungan software. Untuk keakuratan perlu menganalisa secara langsung di lapangan. Saran untuk penelitian sejenis adalah teliti lebih dalam mengenai site yang akan digunakan dan kaitkan dengan topik dan tema yang diambil, semua penelitian yang dilakukan harus sudah sesuai dengan konteks dimana site itu berada.
REFERENSI Lam, William M.C., (1986). Sunlighting, As Formgiver for Architecture, Van Nostrand Reinhold Company, New York. Lechner, Norbert., (2001). Heating, Cooling, Lighting : Design Methods for Architects. Mahoney, Carl., (2002). International Development, Organization Design, Planning, and Environment. Mediastika, Christina., (2002). Desain Jendela Bangunan Domsetik untuk mencapai "Cooling Ventilation", Yogyakarta
Olgyay, A., V.Olgyay., (1957). Solar Control and Shading Devices, Princeton University Press, New Jersey Talarosa, B., (2005). Menciptakan Kenyamanan Thermal Dalam Bangunan. Jurnal Sistem Teknik Industri Volume 6, No. 3: 148-158 Thekaekara, M.P and A.J. Drummond. 1971. Standard Values for The Solar Constant and Its Spectral Components. Nat Phys Watson, Donald. FAIA. 1993. The Energy Design Handbook. The American Institute of Architects Press: New York Wei, Ren., (2009). Generative Sun Shade Design, Master Thesis of Architecture Lighting Design, Hochschule Wismar, Jerman
RIWAYAT PENULIS Bayu Adya Dwiputra lahir di Jakarta pada 07 Maret 1991.Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Arsitektur pada tahun 2014.