Pemahaman tentang konservasi hutan bagi murid-murid Madrasah Ibtidaiyah
Panduan mengajar bagi guru kelas 4
Modul ini dapat dijadikan materi pendukung Pembelajaran di lingkungan sekolah islam, dengan memfokuskan ajaran-ajaran Islam dalam sesi-sesinya
Apakah Konservasi itu? Konservasi adalah berbagai usaha untuk melestarikan dan memperbarui sumber-sumber alam agar dapat memberikan manfaat ekonomi dan sosial kepada masyarakat dalam jangka panjang. Sumber-sumber alam yang harus dilestarikan dan diperbarui antara lain adalah sungai, danau, laut, hutan dan kawasan alam terbuka serta populasi fauna yang beraneka ragam, termasuk juga tanah yang subur dan udara yang bersih. Konservasi juga berarti langkah-langkah penghematan energi dengan penggunaan teknologi yang efisien serta mengubah berbagai kebiasaan yang memboroskan energi. Tujuan utama program konservasi adalah untuk melestarikan berbagai jenis tumbuhan, hewan dan segala mahluk penghuni alam yang merupakan keanakaragaman hayati di planet bumi ini dengan cara melindungi bumi dan air yang menjadi tempat mereka hidup. Para aktifis konservasi selalu berusaha mencari tempattempat di daratan maupun di laut yang harus diprioritaskan untuk dilestarikan, agar keanekaragaman hayati di dalamnya dapat dipertahankan dalam jangka panjang. Dengan mengelola dan melindungi tempattempat seperti itu dalam jangka panjang, diharapkan masa depan lingkungan dunia dapat terjamin. Para aktifis konservasi juga selalu berusaha melindungi wilayah-wilayah seperti itu dari bahaya kebakaran, perubahan iklim dan serangan berbagai spesies invasif, terutama di tempat-tempat seperti taman laut, sumbersumber air tawar dan hutan. Para aktifis konservasi
i
akan menjalin kerjasama dengan masyarakat, perusahaan-perusahaan dan pemerintah setempat dan juga organisasi-organisasi mitra lainnya untuk melestarikan sumberdaya alam yang berupa bumi dan air agar dapat dinikmati juga oleh generasi mendatang di masa depan. Para aktifis konservasi juga harus bekerjasama dengan para pemilik lahan tradisional. Kemitraan seperti itu memungkinkan kedua belah pihak dapat mencapai tujuannya masing-masing. Meskipun berbagai upaya besar telah ditempuh, berbagai aspek seperti perubahan iklim, peningkatan jumlah populasi manusia yang tak terkendali dan perubahan metode kerja di bidang industri dan pertanian telah mengancam keselamatan lingkungan kita. Para aktifis konservasi berusaha menciptakan sebuah dunia yang dapat menjamin kelangsungan hidup manusia dan segala hewan serta tumbuhan. Dengan cara seperti ini, seluruh mahluk hidup penghuni alam senantiasa dihargai dan dilestarikan demi kepentingan generasi penerus di masa yang akan datang. Aktifitasaktifitas konservasi antara lain berupa pengkajian, dokumentasi, perbaikan lingkungan dan langkah-langkah pencegahan kerusakan lingkungan yang didukung oleh riset dan program-program pendidikan masyarakat.
Konservasi alam di Indonesia Meskipun luas wilayahnya hanya 1.3% dari total permukaan bumi, namun sebagai negara kepulauan, Indonesia merupakan habitat yang penting bagi 17% dari seluruh spesies tumbuhan dan hewan dunia yang sangat unik dan tak dapat ditemukan di belahan bumi manapun. Indonesia merupakan tempat hidupnya 17% dari seluruh spesies burung di dunia, 12% dari seluruh mamalia, 16% dari semua jenis reptil dan hewan amfibi, serta 33% dari seluruh spesies serangga di dunia.
ii
Sebagai negara kepulauan terluas di dunia, Indonesia banyak menghadapi bahaya kerusakan alam. Pe r t u m b u h a n p e n d u d u k d a n m e n i n g k a t n ya perekonomian mengharuskan semua pihak mengambil kebijakan dengan seksama untuk menjamin agar sumber-sumber alam di wilayahnya selalu terjaga. Masyarakat Indonesia harus didorong agar ikut berperan melestarikan dan menjaga seluruh tumbuhan dan satwa yang ada, baik di daratan maupun di samudera. Kinerja para aktifis konservasidi Indonesia selalu mengacu pada prinsip-prinsip dasar sebagai berikut: · Memahami arti penting dari semua mahluk hidup dan habitatnya, serta dampak yang ditimbulkan oleh aktifitas kehidupan manusia terhadap kelangsungan hidup mereka di masa depan · Melestarikan segala jenis satwa dan lingkungan hidup mereka di seluruh wilayah Indonesia · Menyebarluaskan kepada seluruh lapisan masyarakat dan pihak-pihak terkait mengenai lingkungan dan keterkaitannya dengan manusia · Mengajak seluruh masyarakat agar peduli terhadap alam dan berusaha melestarikannya · Menciptakan wacana publik mengenai konservasi · Memelihara dan menjaga alam dengan penuh kepedulian secara ilmiah dan profesional · Mengembangkan dan menerapkan berbagai solusi yang fleksibel dan inovatif bagi langkah-langkah konservasi lingkungan Setiap kali kita merancang program-program konservasi, kita perlu memahami latarbelakang budaya dan kebutuhan serta nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat di suatu daerah, selain juga berusaha memahami proses-proses alam yang berlaku di daerah tersebut.
iii
Keterkaitan yang erat antara pengalaman hidup masyarakat lokal dan pentingnya mewariskan alam ini bagi generasi mendatang perlu diciptakan agar seluruh masyarakat mendukung rencana-rencana aksi kita. Melarang orang melakukan pembalakan liar atau menangkap ikan dengan metode tertentu jelas bukan tindakan yang efektif. Demikian pula kalau kita hanya menciptakan kawasan suaka alam untuk menyelamatkan lingkungan hutan tropis atau lingkungan pantai tertentu. Agar program konservasi dapat terlaksana dengan efisien, semua faktor sosial, ekonomis dan politis yang memicu munculnya praktik-praktik destruktif (yang menimbulkan kerusakan alam) itu perlu dikaji,dipahami dan dicarikan solusinya. Jika isuisu tersebut berhasil diangkat dan dimengerti, maka kita dapat merencanakan keputusan apa saja yang harus diambil. Pembentukan kawasan suaka alam serbaguna yang mendukung langkah-langkah pembangunan berkelanjutan bagi masyarakat setempat adalah langkah awal yang baik.
Konservasi Hutan di Indonesia Hutan tropis adalah ekosistem yang luar biasa kaya, yang memiliki peranan sangat penting bagi berlangsungnya seluruh proses kehidupan di planet bumi. Hutan tropis merupakan tempat tinggal bagi kurang lebih 50% spesies hewan-hewan di dunia, yang seluruhnya merupakan sumberdaya biologis dan genetik yang luar biasa besar dan amat penting. Di samping itu, hutan tropis membantu menstabilkan iklim dengan cara mengatur keseimbangan gas-gas di atmosfir, menjaga stabilitas curah hujan, mencegah munculnya gurun pasir, serta memiliki berbagai fungsi ekologis lainnya. Hutan-hutan di Indonesia sudah banyak yang lenyap dan musnah dalam beberapa dasawarsa terakhir ini.
iv
Hutan-hutan tersebut dibabat dengan membabi-buta untuk diambil kayunya, atau dijadikan lahan pertanian atau pembangunan. Hutan-hutan di dataran rendah lenyap dengan kecepatan yang luar biasa karena tempatnya mudah dijangkau oleh manusia. Disamping itu, hutan di dataran rendah memang menjanjikan keuntungan ekonomis yang luar biasa besar. Hutanhutan di dataran rendah banyak menyediakan tanaman keras dengan kayu gelondongan yang nilainya amat tinggi di pasar internasional. Oleh karenanya, dewasa ini hutan tropis Indonesia dikategorikan sebagai kawasan yang terancam krisis, sebab dalam satu tahun saja tak kurang dari lima juta hektar hutan yang dibabat manusia. Lenyapnya hutan tropis juga berarti musnahnya habitat tempat tinggal bagi satwa-satwa yang terancam punah seperti orangutan, harimau, dan badak. Lenyapnya hutan-hutan di Indonesia sesungguhnya dipicu oleh tingginya kebutuhan kayu dan bubur kertas (pulp) di Asia. Indonesia adalah eksportir kayu tropis terbesar di dunia, namun lebih dari separuh produksi kayunya dilakukan secara illegal. Penebangan hutan dan pembukaan lahan secara tak terkendali merupakan ancaman lingkungan terbesar, dan diperkirakan dua pertiga dari aktifitas itu dilakukan secara melanggar hukum. Di Indonesia, kerusakan hutan bukan saja merusak lingkungan, namun juga berdampak serius terhadap kehidupan masyarakat dan perekonomian mereka. Sekarang para produsen kayu dan konsumennya semakin menyadari adanya krisis ini, dan dukungan politik untuk mengubah kecenderungan ini juga semain menguat. Langkah pemerintah untuk meningkatkan produksi minyak sawit di Indonesia juga menyebabkan banyaknya hutan yang dilenyapkan secara permanen. Indonesia sedang beruaha menempatkan dirinya sebagai produsen minyak sawit terbesar di dunia. Pada hutan tropis yang
v
normal, terdapat lebih banyak kandungan karbon di dalam mikroba dibandingkan dengan yang terkandung di daun-daun atau cabang tumbuhan. Di lahat gambut, kandungan karbon itu jauh lebih banyak, sebab lapisan tanah yang ada di sana tebalnya bisa mencapai beberapa meter. Namun lahan gambut seperti itu sekarang dihancurkan dan dikeringkan, dan memunculkan karbon dioksida dalam jumlah luar biasa besar. Setiap tahun, 1.8 milyar ton karbon muncul di kawasan lahan gambut di Indonesia, dan itulah penyebab utama terjadinya perubahan iklim. Hutan-hutan tropis Indonesia memiliki 60% dari total lahan gambut tropis yang ada di dunia. Tanah di hutan seperti itu berawa-rawa. Jika rawanya dikeringkan dan dijadikan lahan terbuka, maka tanahnya yang mengandung gambut mudah sekali terbakar dalam waktu lama, dan apinya banyak mengandung karbon dan methane. Hutan tropis yang tumbuh di rawarawa seperti itu merupakan lokasi pengendapan karbon yang amat penting di planet bumi, dan peranannya dalam mengatur iklim global sangat vital. Hutan-hutan tersebut juga memiliki keanakaragaman hayati yang amat kaya dan dijadikan tempat berlindung bagi spesiesspesies seperti orangutan, sebab hutan-hutan lahan kering di dataran rendah sudah lama dibabat manusia. Kawasan lahan gambut di hutan tropis sudah lama dimusnahkan oleh perusahaan-perusahaan minyak kepala sawit, pengolahan kayu, dan perusahaan kertas atau bubur kertas.
vi
pemahaman konservasi hutan bagi murid-murid Madrasah Ibtidaiyah
1. Latarbelakang Modul 1.1 Organisasi KAIL dan peranannya.
ix ix
1.2 Mengapa Pedoman Guru ini harus dibuat?
x
1.3 Bagaimana kondisi di Indonesia terkait dengan program reboisasi hutan dan konservasi Taman Nasional?
xi
1.4 Bagaimana kondisi lokal di Jember terkait dengan reboisasi hutan dan konservasi Taman Nasional?
xii
1.5 Mengapa kami memilih Madrasah Ibtidaiyah?
xiii
1.6 Di mana posisi modul ini dalam kerangka kerja LAPIS?
xiii
2. Tujuan 3. Indikator 4. Tinjauan sekilas bagi para Guru
xiv xv xvi
4.1 Pendekatan pembelajaran apa yang diterapkan?
xvi
4.2 Lingkungan belajar bagaimana yang ideal untuk modul ini?
xvi
4.3 Bagaimana program ini diorganisir? 4.4 Bagaimana cara mengatur irama kelas? 4.5 Langkah-langkah pengajaran apa yang di sarankan?
xviii xix xxi
4.6 Apa yang perlu Anda ketahui tentang belajar aktif? xxii xxiii 4.7 Apa contoh-contoh metode belajar aktif? 4.8 Bagaimana cara membentuk kelompok belajar yang efektif?
xxiv
4.9 Apa saja saran-saran untuk membuat aturan main xxv bagi setiap kelompok belajar?
vii
5. Prosedur-prosedur Evaluasi 5.1 5.2
Mengapa program ini harus dievaluasi? Prosedur-prosedur evaluasi khusus
xxv xxv xxvi
6. Sesi-sesi: 6.1 6.2 6.3 6.4 6.5 6.6 6.7 6.8 6.9 6.10 6.11 6.12
Tinjauan umum tentang program ini: Informasi pengantar mengenai hutan Taman Nasional Meru Betiri Hewan-hewan di Taman Nasional Meru Betiri Burung-burung di Taman Nasional Meru Betiri Pepohonan dan tumbuhan di Taman Nasional Meru Betiri Kehidupan di hutan Tanaman Obat Berwisata ke Taman Nasional Meru Betiri Ceritera-ceritera tentang hutan, Bagian Satu Ceritera-ceritera tentang hutan, Bagian Dua Review dan Refleksi Hari Perayaan
1 17 36 48 59 72 82 93 104 122 130 139
7. Lampiran-Lampiran: A. Glosarium B. KAIL C. Muatan Lintas Kurikulum
viii
144 147 152
1. Latar Belakang Modul 1.1 Organisasi KAIL dan peranannya. KAIL adalah singkatan dari Konservasi Alam Indonesia Lestari. KAIL adalah sebuah lembaga swadaya masyarakat di wilayah Jember yang mulai berdiri pada bulan April tahun 2001. Organisasi ini bertujuan membangun sistem pengelolaan hutan yang partisipatoris dan berkelanjutan demi melindungi hutan dan menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat setempat. Organisasi ini memiliki delapan strategi inti atau sasaran utama dalam pengembangan programprogramnya: 1. Rehabilitasi lahan kritis dengan menanam berbagai jenis tanaman obat (TOGA) 2. Kesehatan masyarakat dengan melatih kaum perempuan lokal mengumpulkan berbagai jenis tanaman obat, membuat dan memasarkan obatobat alami (herbal medicine) dan mempraktekkan teknik-teknik pengobatan akupresur 3. Pemberdayaan kaum perempuan lokal dengan memberi dukungan bagi berbagai kegiatan kelompok-kelompok mereka 4. Penerapan Sistem Informasi tingkat Desa untuk mendukung terciptanya pemerintahan yang baik bagi masyarakat lokal 5. Pemberdayaan ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan para stakeholder lokal serta mendukung aktifitas kelompok-kelompok petani setempat 6. Pengembangan kemitraan antara LSM-LSM lokal, badan-badan pemerintahan, fasilitas pendidikan lokal, staf Taman Nasional, dan masyarakat setempat
ix
7. Pengembangan paket wisata lingkungan (ecotourism) 8. Pengembangan manajemen lingkungan biologi di tiga kecamatan (distrik) untuk mengulang kesuksesan strategi-strategi sejenis yang sudah sukses dikembangkan di berbagai daerah lain Terkait dengan krisis yang melanda berbagai upaya konservasi hutan lokal, KAIL menyadari bahwa pada saat ini masyarakat menganggap bahwa tugas-tugas konservasi hutan tropis merupakan isu atau urusan orang dewasa saja. Sebaliknya KAIL berkeyakinan bahwa pemahaman tentang pentingnya konservasi hutan tropis harus dimulai sejak usia dini. Oleh karenanya, organisasi KAIL bertekad untuk membagikan modul ini ke berbagai Madrasah Ibtidaiyah dan Madrasah Tsanawiyah di wilayah kerjanya. Modul ini khusus dirancang bagi para murid kelas empat Madrasah Ibtidaiyah. Modul ini ditujukan untuk memberikan pemahaman dasar bagi para murid, sehingga kelak mereka akan menjadi pendukung dan pelopor perlindungan hutan di garis depan. Modul ini dimaksudkan sebagai bekal dasar yang memungkinkan para murid pada tahun-tahun yang akan datang mendapatkan keterampilan praktis untuk mencari bahan-bahan alami dari tumbuhan di hutan dan membuat obat-obatan alami dari bahan-bahan tersebut. Pada akhirnya KAIL berharap dapat menyusun sebuah kurikulum muatan lokal yang menjadikan pendidikan konservasi hutan bagian yang tak terpisahkan dari program pendidikan di wilayah kabupaten. Modul bagi siswa Madrasah Ibtidaiyah kelas empat ini bisa dianggap sebagai titik permulaan dari proses tersebut. 1.2 Mengapa Pedoman Guru ini harus dibuat? KAIL telah membuat berbagai bahan sumber belajar yang relevan dengan isu-isu konservasi alam bagi murid madrasah, mulai dari kelas 1 sampai kelas 6.
x
Namun demikian KAIL juga menyadari perlunya disusun seperangkat Panduan Mengajar agar para guru dapat memanfaatkannya secara efektif di kelas mereka. Membekali para guru dengan media aktual untuk menyampaikan seruan tentang pentingnya konservasi hutan dipandang sebagai langkah proaktif untuk mewujudkan tujuan KAIL. Oleh karenanya, modul ini kami susun dalam bentuk Panduan/Petunjuk Guru yang dapat diterapkan untuk para murid kelas empat. Muatan maupun metodologi di dalam modul ini dapat dijadikan model bagi pengembangan materi bagi murid Madrasah Ibtidaiyah kelas Lima dan Enam, atau Madrasah Tsanawiyah kelas Satu sampai kelas Tiga. Modul ini ditujukan sebagai bahan pengajaran ekstra kurikuler. Meskipun demikian, modul ini sudah mencakup seluruh ranah kurikulum, yaitu bahasa dan sastra, kesenian, musik, drama, matematika, sains dan pendidikan IPA. 1.3 Bagaimana kondisi di Indonesia terkait dengan program konservasi hutan? Hutan-hutan yang ada di Indonesia merupakan 10% dari sisa-sisa hutan yang ada di dunia yang seluruhnya mencapai 120.35 juta hektar, dan merupakan hamparan hutan tropis ketiga terbesar setelah hutan-hutan di Brasil dan Zaire. 60% hutan di Indonesia merupakan hutan dataran rendah dengan komposisi pohon-pohon berdaun lebar yang tak mengenal musim gugur. Pada saat ini kurang lebih 21% dari hutan tropis Indonesia dinyatakan sebagai hutan lindung. Bank Dunia memperkirakan akhir-akhir ini Indonesia sudah kehilangan tak kurang dari dua juta hektar setiap tahunnya, yang disebabkan oleh pembalakan liar dan konversi lahan. Dan semua ini bisa terjadi dikarenakan lemahnya manajeman dan penegakan hukum. Berbagai tindak kejahatan seperti pembalakan liar dan perdagangan gelap produk-produk hutan, satwa dan berbagai sumber daya hayati merupakan problem
xi
konservasi yang sangat memprihatinkan di Indonesia. Menurut perkiraan Bank Dunia dan PBB, pembalakan liar yang terjadi di tanah milik negara saja bisa menyebabkan kerugian aset dan hilangnya pendapatan negara yang jumlahnya melebihi $10 milyar setiap tahun, ditambah kerugian tahunan sebesar $5 milyar karena kebocoran pajak dan tidak terbayarnya royalti negara. Itu baru kerugian yang bersifat ekonomis. Kerugian sosial dan dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh kejahatan ini sangat luar biasa. Kerusakan hutan adalah persoalan lain yang tak kalah gawatnya. Ini terjadi sebagai akibat dari pembalakan liar di Indonesia. Pembalakan liar bukan saja menyebabkan hancurnya pohon, namun juga tanah hutan, sehingga regenerasi tanaman hutan menjadi sulit dilakukan. Karena jumlah penduduk pedesaan bertambah banyak, maka semakin besar pula kebutuhan mereka akan lahan pertanian. Kerap kali mereka membuka lahan pertanian dengan membabat hutan dan mengubahnya menjadi perkebunan. Praktik-praktik ini semakin mengkhawatirkan, terlebih lagi karena produksi minyak kelapa sawit dipandang jauh lebih menguntungkan, maka kawasan hutan di Indonesia semakin hari semakin terancam. 1.4 Bagaimana kondisi hutan lokal di Jember pada saat ini? Para anggota KAIL sangat menyadari bahwa a) diperlukan sebuah program untuk menghasilkan sumber pendapatan alternatif bagi para penduduk di sekitar hutan, dan; b) pihak-pihak terkait setempat harus dilibatkan dalam upaya-upaya merehabilitasi hutan. Kedua faktor di atas sangat vital bagi pelestarian hutan di masa depan. Program rahabilitasi hutan untuk Taman Nasional Meru Betiri sudah dimulai pada tahun 1995 dengan target melestarikan pemanfaatan lahan hutan dengan menanam berbagai jenis tanaman obat. Sejak
xii
saat itu organisasi KAIl sudah melatih kaum perempuan lokal yang tergabung dalam kelompok-kelompok TOGA yang bekerjasama untuk mengelola industri jamu tradisional di lingkungan taman nasional. Mereka juga sudah dilibatkan dalam berbagai aktifitas seperti penyadapan getah karet secara selektif, yang bertujuan mendatangkan penghasilan tambahan bagi masyarakat setempat. 1.5 Mengapa kami memilih Madrasah Ibtidaiyah? Modul ini khusus disusun bagi para guru yang mengajar kelas empat Madrasah Ibtidaiyah. Di dalamnya terdapat materi pengantar yang dapat disajikan dalam duabelas sesi yang masing-masing berdurasi satu jam, dan dimaksudkan sebagai aktifitas ekstra kurikuler di akhir pekan. Murid kelas empat Madrasah Ibtidaiyah kami jadikan target karena murid-murid seumur mereka sudah harus mulai diperkenalkan dengan proses konservasi, agar di masa depan minat dan semangat mereka untuk melestarikan dan melindungi hutan terus meningkat dan dapat dipertahankan. Dengan mendorong anak-anak seusia mereka untuk terlibat dalam konservasi hutan, diharapkan kelak mereka dapat meningkatkan pengetahuan dan bekal keterampilannya menjelang tahun-tahun terakhir dari program belajar wajib yang mereka ikuti. 1.6 Di mana posisi modul ini dalam kerangka kerja LAPIS? Modul ini disusun berdasarkan enam prinsip dasar yang mendasari setiap program kerja organisasi LAPIS: 1. Fleksibel: Modul ini berisi serangkaian sesi-sesi yang sangat adaptif atau luwes untuk diterapkan di berbagai program atau kelas di Madrasah 1. Fleksibel: Modul ini berisi serangkaian sesi-sesi yang sangat adaptif atau luwes untuk diterapkan di berbagai program atau kelas di Madrasah
xiii
2. Partisipatoris: Modul ini menerapkan pendekatan belajar aktif. 3. Lokal: Isi modul ini disesuaikan dengan konteks lokal yang terkait dengan isu-isu di lingkungan kabupaten Jember, terutama pada berbagai isu khusus yang terkait dengan masalah sumber daya alamnya. 4. Berkelanjutan: Modul ini dapat dipakai secara berkesinambungan di sekolah-sekolah Islam di Jember dan daerah-daerah sekitarnya. Isinya dapat dikembangkan atau diterapkan ke madrasahmadrasah lain di seluruh Indonesia sebagai modul pengajaran yang berfokus pada isu konservasi. 5. Adil: Modul ini mengakomodasi kepentingan murid putri maupun putra dalam setiap proses belajar. Semua murid dari kelompok jender manapun didorong untuk aktif dalam melindungi hutan tropis dengan menentang aktifitas-aktifitas illegal dan menyarankan semua kelompok jender agar menempuh langkah-langkah konservasi alam yang b e r k e l a n j u t a n d a n b e r s i f a t n o n - i n v a s i f. 6. Akuntabel: Modul ini mengedepankan prinsip-prinsip pertanggungjawaban dalam hal pemanfaatan lahan dan sumberdaya alam dan perlindungan satwa dengan menjunjung tinggi prinsip-prinsip etika. Isinya mengajarkan agar para murid bertanggungjawab terhadap semua tindakan mereka sehari-hari yang berkaitan dengan pengelolaan hutan, baik di masa kini maupun di masa depan.
2. Tujuan Tujuan instruksional di dalam modul ini mengacu pada ranah Afektif dan Kognitif, walaupun demikian aspek Perilaku (Behavioral) para peserta didik juga dicantumkan. Melalui modul ini, seluruh murid akan dilibatkan dalam beberapa jenis cara belajar sebagai berikut:
xiv
1. Pembelajaran Afektif : Para murid diajak merenungkan sikap dan perasaan mereka menyangkut pelestarian hutan dan perlindungan bagi flora dan fauna yang hidup di dalamnya. 2. Pembelajaran Perilaku: Para murid akan mengenal berbagai teknik penanaman tanaman spesimen yang diambil dari Taman Nasional Meru Betiri. 3. Pembelajaran Kognitif: Para murid akan memperoleh dan memproses pengetahuan yang terkait dengan berbagai topik yang terkait dengan konservasi. Setelah menyelesaikan program ini, diharapkan para murid akan mendapatkan hal-hal berikut: ¨ Pemahaman tentang konsep hutan dan Taman Nasional ¨ Pemahaman tentang jenis-jenis flora and fauna di Taman Nasional Meru Betiri ¨ Pemahaman mengenai pentingnya konservasi bagi Taman Nasional Meru Betiri ¨ Pemahaman tentang berbagai mitos dan legenda lokal seputar Taman Nasional Meru Betiri
3. Indikator Setelah menyelesaikan program ini, para murid diharapkan mampu: · Mendefinisikan hutan · Mendefinisikan manfaat ekonomis dari sebuah hutan · Mendefinisikan fungsi-fungsi ekologis dari hutan · Mendefinisikan fungsi-fungsi sosial dari hutan · Menggambar peta sederhana Taman Nasional Meru Betiri · Menjelaskan arti istilah Hutan Lindung · Menjelaskan arti istilah Hutan Konservasi · Menjelaskan perbedaan antara Suaka Alam, Daerah Suaka Alam, dan Area Perburuan
xv
· Membedakan antara Suaka Alam dan Suaka Margasatwa · Membedakan antara Taman Nasional dan Taman Wisata Lingkungan · Menyebutkan nama berbagai Taman Nasional · Membedakan istilah flora dan fauna · Mengenali hewan-hewan yang ada di Taman Meru Betiri · Menjelaskan fungsi dan tujuan perkebunan yang berbatasan dengan Taman Nasional Meru Betiri · Membuat press daun kering · Membuat ramuan aroma. · Mengenali berbagai legenda tentang Taman Meru Betiri · Membuat alat musik yang dapat mendatangkan hujan
4. Tinjauan Singkat untuk Para Guru 4.1 Pendekatan apa yang kami terapkan di sini? Para guru yang memanfaatkan Rencana Pengajaran didalam modul ini diharapkan dapat menerapkan metode belajar siswa aktif. Para murid akan aktif dalam kerja kelompok, bermain peran, permainan dan diskusi. Mereka juga akan aktif menulis kreatif, bermain drama dan menciptakan beberapa karya seni. Rencana Pengajaran di dalam modul ini kami desain sedemikian rupa agar guru memiliki bahan mengajar/materi cetak dan tidak terkendala, meskipun di tempat mengajar mereka sangat minim dukungan teknologi. 4.2 Lingkungan belajar seperti apa yang ideal untuk modul ini? · Ruang belajar yang rapi dan memiliki tempat duduk dalam jumlah mencukupi · Semua materi sudah dipersiapkan dengan baik
xvi
· Isi/muatan setiap sesi disesuaikan dengan kebutuhan murid kelas empat · Guru menjelaskan semua tugas yang harus dikerjakan para murid · Semua aktifitas diukur waktu dan iramanya, sehingga semangat belajar murid terjaga · Murid belajar secara aktif · Adanya keseimbangan antara pendekatan afektif, perilaku dan kognitif · Berbagai gaya mengajar digunakan · Adanya kesempatan bagi para murid untuk berdiskusi kelompok · Adanya kesempatan yang merata bagi setiap murid untuk memimpin diskusi kelompok · Semua keahlian khusus yang dimiliki para murid dimanfaatkan sebaik-baiknya · Semua murid didorong untuk berpartisipasi pada setiap sesi · Ada semangat menghormati dan menghargai para murid · Respons bagi setiap pertanyaan dan jawaban para murid diberikan dengan nada positif · Tersedia aktifitas-aktifitas ekstra jika kelas membutuhkan materi tambahan · Semua konsep dan keterampilan yang telah diberikan harus senantiasa direvisi · Ada proses pemecahan masalah yang nyata agar para murid bisa benar-benar menerapkan pengetahuan mereka · Setiap kegiatan belajar berjalan dalam suasana gembira · Guru aktif berinteraksi dengan semua anggota kelompok · Guru tidak memberikan komentar yang menghakimi jawaban para murid · Setiap kelompok murid di kelas dianggap memiliki kebutuhan dan gaya belajar yang berbeda-beda
xvii
· Prinsip kesetaraan jender harus selalu diutamakan · Ada rencana pengembangan di masa depan 4.3 Bagaimana Program ini diorganisir? 1. Kegiatan pembuka: Gunakanlah kegiatan ini untuk membentuk kelompok murid dan membangkitkan ketertarikan mereka pada program ini. Kegiatan pembuka juga dapat digunakan untuk menjajagi pertanyaanpertanyaan para murid mengenai topik yang dibahas. 2. Materi dasar: Pada bagian ini buatlah berbagai aktifitas yang berfungsi menyampaikan pengetahuan dan keterampilan dasar serta menjajagi sikap dan perasaan segenap murid mengenai topik yang akan Anda bahas dengan mereka. Gunakan metode belajar pengalaman (experiential learning). 3. Aktifitas-aktifitas lanjutan: Buatlah aktiftasaktifitas yang membantu para murid mereview pengetahuan yang mereka dapatkan dari bagian terdahulu dan memperkenalkan ide-ide yang akan dibahas pada tahap selanjutnya. 4. Pengetahuan dan keterampilan tingkat lanjut: Buatlah aktifitas-aktifitas yang mengarah pada pengetahuan dan keterampilan tingkat lanjut dan menekankan aspek pemecahan masalah di dalam dunia nyata. Berhati-hatilah dalam mengulas kembali berbagai informasi dan keterampilan yang sudah Anda tampilkan pada bagian terdahulu. Semaksimal mungkin sesuaikan semua penjelasan Anda dengan tingkat keterampilan dan perasaan para murid terhadap materi yang mereka pelajari. 5. Kegiatan-kegiatan penutup: Buatlah aktifitasaktifitas yang dapat membantu para murid menguji pengetahuan baru mereka, sekaligus
xviii
menerapkan pengetahuan dan keterampilan mereka untuk mengatasi masalah baru yang mereka hadapi. Berikan waktu yang cukup bagi mereka untuk menetapkan sasaran dan rencana aksinya. Para murid perlu mengulang kembali apa yang telah mereka pelajari, mengevaluasi apa yang telah mereka ketahui, dan memikirkan apa saja yang harus mereka lakukan dengan pengetahuan baru mereka, serta merayakan prestasi yang telah mereka capai. 4.4 Bagaimana cara mengatur penyajian materi pada setiap sesi? · Alokasi waktu: Pikirkan baik-baik berapa menit yang Anda perlukan untuk menyelesaikan setiap bagian. Penataan alokasi waktu yang baik sangat membantu Anda mengatur irama pelaksanaan setiap sesi. · Poin utama dan instruksi: Ide-ide utama apa yang akan disampaikan pada masing-masing sesi dan apa yang seharusnya dilakukan para murid? Berikan petunjuk yang singkat namun jelas. · Materi: Sumber belajar tambahan apa saja yang mungkin Anda perlukan agar sesi belajar yang Anda laksanakan itu berjalan dengan lancar? Rencanakan semua kemungkinan itu, dan siapkan segala sesuatu yang Anda perlukan. · Lingkungan fisik: Bagaimana Anda mempersiapkan lingkungan fisik untuk sesi yang akan Anda bawakan? Perlukah Anda mengubah susunan tempat duduk sebelum pelajaran dimulai? · Penutup: Apa saja yang anda perlukan sebelum menutup sebuah sesi? Pelajaran apa yang Anda ingin murid ambil dari sesi tersebut? 4.5 Beberapa langkah yang perlu diambil oleh guru?
xix
1. Pastikan semua murid Anda terlibat dalam proses belajar sejak awal program: Di awal setiap sesi, ciptakanlah iklim atau situasi yang kondusif untuk belajar secara aktif. Doronglah agar semua murid berinteraksi dan tertarik pada topik yang Anda bawakan pada setiap sesi. Ciptakan pula suasana yang membuat semua peserta saling menghormati. Hindarilah pemakaian jargon atau istilah-istilah yang tidak dimengerti para murid. Kalau Anda harus menggunakan istilah yang kurang dikenal, pastikan Anda menjelaskan makna istilah itu. Selembar kertas berukuran besar yang ditempelkan di tembok mungkin berguna untuk mendefinisikan arti istilah-istilah yang sulit. 2. Doronglah para murid agar secara mental selalu siap menerima informasi baru: Sajikanlah semua informasi dan konsep sedemikian rupa sehingga para murid dapat memahami dan mengingat-ingat semua materi itu secara maksimal, dan agar mereka selalu siap secara mental dan terus bersemangat mengikuti seluruh proses belajar. Hal ini dapat dicapai dengan menciptakan variasi metode mengajar, misalnya dengan menggunakan berbagai macam permainan, bermain peran, diskusi, kuis, dan sebagainya. 3. Ciptakan suasana diskusi yang hangat: Doronglah para murid agar berpartisipasi dan membahas topik yang dibahas secara mendalam sehingga hasil belajar mereka benar-benar optimal. Pastikan kerahasiaan identitas para peserta diskusi tetap terjaga, dan doronglah agar para murid menyampaikan pendapatnya secara jujur dan terbuka. 4. Doronglah agar murid-murid berani bertanya: Ciptakan suasana kelas yang aman dan nyaman sehingga semua murid merasa leluasa untuk mengajukan pertanyaan dan mencari jawabannya.
xx
5. Jadikan kegiatan belajar sebuah proses kolaboratif: Tanamkan minat pada masing-masing murid untuk memberikan input ke dalam program ini. Berikan semangat kepada murid untuk saling belajar dari sesamanya, serta menghormati perbedaan pendapat yang ada dengan cara membentuk kelompok belajar dan aktifitas mengajar sesama murid (peer teaching). Sarankan para murid mengubah posisi atau berpindah tempat duduk agar aktifitas mereka tidak terasa monoton. 6. Kembangkan kegiatan belajar yang berbasis pengalaman: Ciptakan berbagai permainan dan aktifitas seperti peragaan dan bermacam-macam simulasi yang dapat meningkatkan kemampuan para murid dalam mempelajari berbagai keterampilan dan memahami berbagai nilai yang anda ajarkan. Doronglah agar semua murid berpartisipasi secara aktif. 7. Manfaatkan setiap metodologi dan media yang ada secara bijak: Berhati-hatilah dalam memanfaatkan sarana pendukung (misalnya fasilitas power point) agar seirama dengan materi atau sesi yang anda sajikan. 8. Berikan kesimpulan pada akhir setiap sesi agar para murid dapat menghargai pengetahuan baru yang mereka dapatkan: Akhiri sesi Anda dengan menggunakan teknik review tertentu yang memungkinkan para murid merenungkan pelajaran yang baru saja mereka dapatkan, dan kelak mendapatkan peluang untuk mempertimbangkan langkah-langkah yang akan mereka ambil di masa depan. 4.6 Apa yang perlu Anda ketahui tentang pembelajaran aktif? · Hands-on, yang berarti para murid secara aktif melaksanakan kegiatan atau mengerjakan tugas mereka, dan tidak hanya duduk diam dan mendengarkan secara pasif.
xxi
· Interaktif, artinya semua murid berbincang secara aktif dengan sesamanya, berpartisipasi dalam beragam jenis aktifitas dan saling belajar dari teman-temannya. · Terfokus pada peserta didik, yang berarti, yang menjadi fokus atau pusat perhatian adalah murid, bukan guru. 4.7 Apa saja contoh metode belajar aktif? · Bermain peran: Para murid memerankan sebuah situasi secara berpasangan atau dalam kelompok kecil. · Berpikir sendiri-berbagi dengan satu temanberbagi ke kelompok (Think-Pair-Share): Secara individu para murid merenungkan sebuah situasi, lalu menuliskan pikiran mereka secara singkat. Kemudian para murid akan bertukar pendapat dengan pasangan mereka, dan sesudah itu melaporkan hasil diskusi mereka kepada kelompoknya. · Curah gagasan (Brainstorming): Pada selembar papan atau kertas lebar para murid menuliskan kata atau frasa mengenai sebuah isu. Kata-kata atau frasa-frasa itu tak perlu dibahas atau dikomentari. Tujuannya hanyalah menampung semua pendapat dan aspirasi murid. · Permainan: Berbagai permainan yang mendidik dan sangat bermanfaat yang ditujukan untuk menyemangati para murid dan memperkenalkan konsep-konsep baru. · Kuis: Kuis adalah cara paling cepat dan jitu untuk mengukur pengetahuan dasar para murid. Namun kuis jangan dianggap sebagai tes. Sebaiknya para murid menilai sendiri hasil kuis yang mereka kerjakan, kemudian mencatat hasil pencapaian mereka tanpa harus diumumkan ke seluruh kelas oleh gurunya.
xxii
· Kuis: Kuis adalah cara paling cepat dan jitu untuk mengukur pengetahuan dasar para murid. Namun kuis jangan dianggap sebagai tes. Sebaiknya para murid menilai sendiri hasil kuis yang mereka kerjakan, kemudian mencatat hasil pencapaian mereka tanpa harus diumumkan ke seluruh kelas oleh gurunya. · Latihan menjodohkan kata: Latihan ini merupakan cara yang praktis untuk mengukur pemahaman para murid tentang konsep yang baru saja mereka pelajari. Para murid diberi dua daftar yang isinya diacak, lalu diminta menjodohkan pernyataan-pernyataan di daftar A dengan pointpoint cocok di dalam daftar B. · Kegiatan Jigsaw: Materi yang akan dibahas dibagibagikan secara acak kepada seluruh kelompok. Setiap kelompok membahas bagian-bagian tertentu dari materi yang mereka terima, lalu melaporkan hasil diskusinya kepada seluruh kelas sehingga gambaran materi disajikan secara utuh denga cara seperti membongkar pasang gambar (jigsaw). · Simulasi: Para murid dilibatkan di dalam situasi tertentu yang dirancang untuk menghadirkan situasi nyata, yang memungkinkan para murid menerapkan hasil belajar mereka secara pragmatis. · Refleksi terarah: Para murid diminta merenungkan apa yang telah mereka pelajari melalui sejumlah pertanyaan. 4.8 Bagaimana cara membentuk kelompok belajar yang efektif? · Buatlah kelompok-kelompok kecil, sebab kelompok kecil akan membuat komunikasi para anggota kelompok lebih intensif. · Bentuklah kelompok-kelompok yang homogen maupun heterogen, tergantung dari hasil akhir yang dikehendaki. Sesekali tak ada salahnya para
xxiii
· ·
·
·
· ·
murid membentuk kelompok dengan temantemannya sendiri. Langkah ini mungkin sangat bermanfaat, terutama jika materi yang akan didiskusikan bersifat kontroversional atau berpotensi menimbulkan konfrontasi. Bahaslah aturan main dan tanggung jawab kelompok. Lakukan rotasi atau pergantian peranan pada semua kelompok. Setiap peserta harus bergantian memainkan peranan sebagai ketua, pencatat waktu, pencatat diskusi, dan sebagainya. Umumkan hasil-hasil spesifik yang diharapkan dari kegiatan kelompok ini. Tulislah sasaran-sasaran itu pada papan tulis atau selembar kertas dan bagikan kepada seluruh kelompok. Secara bertahap libatkan murid-murid anda lewat kelompok belajarnya masing-masing. Mulailah dengan memberikan tugas-tugas pendek hingga semua keterampilan kelompok mereka kuasai dengan baik. Monitor obrolan pribadi yang berlebihan untuk memastikan murid tetap fokus pada tugas utama mereka. Pantaulah kualitas hasil kerja kelompok.
4.9 Apa saja saran yang terkait dengan tata tertib atau aturan main kelompok belajar? · Mulailah setiap sesi secara tepat waktu · Berikan kesempatan kepada semua peserta yang ingin membuat pernyataan, bebaskan mereka berbicara tanpa disela/interupsi · Usahakan agar semua pernyataan dibuat dengan singkat dan langsung tertuju pada pokok permasalahan · Pastikan seluruh anggota kelompok dihormati dan dijaga privasinya
xxiv
· Berhati-hatilah dengan hal-hal yang menyangkut a s p e k j e n d e r, ra s , d a n ke l o m p o k e t n i s · Berikan kesempatan kepada semua orang untuk berbicara · Matikan semua handphone (handphone murid dan guru tanpa terkecuali)
5. Prosedur-prosedur Evaluasi 5.1 Mengapa program ini harus dievaluasi? Di akhir program, Anda perlu melakukan Evaluasi dan Umpan balik. Evaluasi dimaksudkan untuk mengkaji nilai atau arti penting program, sedangkan umpan balik merupakan cara yang efektif untuk menyampaikan berbagai ide yang dapat dikembangkan atau saransaran untuk mengubah beberapa aspek tertentu dari program ini jika program yang sama akan dilakukan lagi di masa mendatang. Evaluasi program juga dapat memberikan data penting yang memungkinkan Anda mengembangkan program itu secara berkelanjutan. Evaluasi juga memungkinkan guru menemukan sarana pendukung tambahan yang mungkin diperlukan oleh murid-murid setelah program berakhir, selain menentukan apa saja yang harus diubah pada pelaksanaan program selanjutnya. Proses evaluasi dapat digunakan untuk mengukur berbagai faktor sebagai berikut: · Apakah sasaran yang akan dicapai program ini sudah dinyatakan dengan jelas? · Apakah sudah terdapat variasi aktifitas belajar? · Apakah pengalaman pribadi masing-masing murid tentang topik yang dibahas sudah dipertimbangkan dan diakomodasi?
xxv
· Apakah semua murid benar-benar dilibatkan di dalam proses belajar ini? · Apakah program ini telah dijalankan sesuai dengan jadual yang ditetapkan? · Apakah topik-topik yang dibahas cukup komprehensif? · Apakah tempat atau lokasi yang disediakan cocok dengan proses belajar yang dilaksanakan? · Apakah dana yang tersedia untuk program ini dibelanjakan dengan benar? · Apakah semua materi yang disediakan jelas dan menarik? · Apakah latihan-latihan yang digelar menggunakan pendekatan partisipatif? · Apakah program yang dilaksanakan ini dapat terus dipertahankan dan dikembangkan di masa depan? · Apakah program ini cukup fleksibel dalam memenuhi berbagai kebutuhan para murid? 5.2 Prosedur-Prosedur Evaluasi Khusus 1. Pada Sesi Satu diberikan Kuis Awal kepada para murid. 2. Pada Sesi Sebelas diberikan Kuis Akhir kepada para murid. 3. Pada Sesi Sebelas para murid ditugasi mendesain kartu pos yang berfungsi mengevaluasi pemahaman mereka mengenai isi modul ini. 4.Para murid membuat presentasi mengenai isu Konservasi Hutan Tropis bagi masyarakat setempat.
xxvi