KESETIAAN BUAH DARI BERIMAN HARI MINGGU BIASA XXV XXVII 04 OKTOBER OKTOBER 2015
APA KATA TUHAN? Mrk 10:2-16 (2) Maka datanglah orang-orang Farisi, dan untuk mencobai Yesus mereka bertanya kepada-Nya: "Apakah seorang suami diperbolehkan menceraikan isterinya?" (3) Tetapi jawab-Nya kepada mereka: "Apa perintah Musa kepada kamu?" (4) Jawab mereka: "Musa memberi izin untuk menceraikannya dengan membuat surat cerai." (5) Lalu kata Yesus kepada mereka: "Justru karena ketegaran hatimulah maka Musa menuliskan perintah ini untuk kamu. (6) Sebab pada awal dunia, Allah menjadikan mereka laki-laki dan perempuan, (7) sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, (8) sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. (9) Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia." (10) Ketika mereka sudah di rumah, muridmurid itu bertanya pula kepada Yesus tentang hal itu. (11) Lalu kataNya kepada mereka: "Barangsiapa menceraikan isterinya lalu kawin dengan perempuan lain, ia hidup dalam perzinahan terhadap isterinya itu. (12) Dan jika si isteri menceraikan suaminya dan kawin dengan laki-laki lain, ia berbuat zinah." (13) Lalu orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus, supaya Ia menjamah mereka; akan tetapi murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu. (14) Ketika Yesus melihat hal itu, Ia marah dan berkata kepada mereka: "Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah. (15) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya." (16) Lalu Ia memeluk anak-anak itu dan sambil meletakkan tanganNya atas mereka Ia memberkati mereka.
Secara teoritis, bangsa Yahudi amat menjunjung tinggi perkawinan. Perkawinan adalah tugas dan kewajiban setiap pria. Hanya orang yang sepenuh-penuhnya ingin membaktikan hidupnya demi penyelidikan hukum Taurat, boleh tidak kawin. Kawin, apalagi mempunyai anak-anak, merupakan kebanggaan setiap orang Yahudi dan sekaligus bukti berkat Allah. Secara teoritis pula, bangsa Yahudi menolak perceraian, sesuai kata nabi “Aku membenci perceraian” (Mal 2:16). Dengan berpangkal pada ungkapan alkitabiah ini, para rabi Yahudi suka berkata, “Allah dengan penuh kesabaran dan pengertian memperlakukan setiap orang berdosa, kecuali orang yang melakukan perceraian.” Atau “Perceraian mengakibatkan menghilangnya kemuliaan Allah”. Atau “Orang Yahudi sebaiknya kehilangan nyawanya, daripada melakukan dosa memuja berhala, membunuh, dan bercerai.” Lalu, bagaimana dengan ajaran Yesus? Untuk mengetahui ajaran Yesus mengenai perkawinan, harus dibaca seluruh Perjanjian Baru. Yesus tidak pernah bersikap plin-plan dalam soal yang demikian penting ini. Kata-Nya dengan jelas : Tidak boleh bercerai dengan dalih apapun. Sebab “Apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.” (Mat 19:6). Hal inilah yang menjadi patokan Gereja Katolik sepanjang masa. “Karena ketegaran hatimu – kata Yesus – Musa mengijinkanmu menceraikan isterimu, tetapi sejak semula tidaklah demikian.” Perkawinan menurut Yesus adalah perkawinan tanpa syarat, tanpa kemungkinan bercerai. Segala “asal saja” (mis. asalkan isteri/suami saya tidak berzinah) seharusnya tidak pernah ada dalam perkawinan Katolik yang sejati. Sebab suami dan isteri Katolik mencintai tanpa syarat. Mereka menerima segala kemungkinan yang dapat terjadi. Termasuk zinah pihak yang dicintainya. Tetapi untuk bersikap demikian, orang Katolik harus sungguh-sungguh beriman, bukan beragama saja. Sedangkan iman termasuk karunia Allah. Karunia itu perlu diminta dari Yang Empunya! Mohon Roh Kesetiaan! Apakah pendapat saya mengenai perkawinan? Apa tanggapan saya terhadap hukum Gereja Katolik mengenai tidak bolehnya perceraian dalam perkawinan? Apakah saat ini saya sudah beriman dan bukan hanya beragama?
RENUNGAN SINGKAT! Akhir-akhir ini, kita sering melihat dan mendengar melalui televisi maupun social media mengenai perceraian para artis. Perkawinan yang baru dilaksanakan, lalu tidak lama kemudian tersiar kabar bahwa pasangan tersebut akan bercerai karena ketidakcocokkan atau alasan yang lainnya. Perkawinan tampak menjadi sesuatu yang tidak sakral dan terkesan main-main.
Edisi Oktober 2015
Divisi Kombas - Kepemudaan BPN PKKI
TANGGALKAN “BAGASI” ITU! IKUTLAH YESUS! HARI MINGGU BIASA XX XXVIII 11 OKTOBER OKTOBER 2015
APA KATA TUHAN? Mrk 10:17-30 (17) Pada waktu Yesus berangkat untuk meneruskan perjalanan-Nya, datanglah seorang berlari-lari mendapatkan Dia dan sambil bertelut di hadapan-Nya ia bertanya: "Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" (18) Jawab Yesus: "Mengapa kaukatakan Aku baik? Tak seorangpun yang baik selain dari pada Allah saja. (19) Engkau tentu mengetahui segala perintah Allah: Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, jangan mengurangi hak orang, hormatilah ayahmu dan ibumu!" (20) Lalu kata orang itu kepada-Nya: "Guru, semuanya itu telah kuturuti sejak masa mudaku." (21) Tetapi Yesus memandang dia dan menaruh kasih kepadanya, lalu berkata kepadanya: "Hanya satu lagi kekuranganmu: pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku." (22) Mendengar perkataan itu ia menjadi kecewa, lalu pergi dengan sedih, sebab banyak hartanya. (23) Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya di sekelilingNya dan berkata kepada mereka: "Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah." (24) Murid-murid-Nya tercengang mendengar perkataan-Nya itu. Tetapi Yesus menyambung lagi: "Anak-anak-Ku, alangkah sukarnya masuk ke dalam Kerajaan Allah. (25) Lebih mudah seekor unta melewati lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah." (26) Mereka makin gempar dan berkata seorang kepada yang lain: "Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?" (27) Yesus memandang mereka dan berkata: "Bagi manusia hal itu tidak mungkin, tetapi bukan demikian bagi Allah. Sebab segala sesuatu adalah mungkin bagi Allah." ….…baca selengkapnya di Kitab Suci.
RENUNGAN SINGKAT! Setiap dari kita percaya bahwa akan ada kehidupan kekal setelah kita meninggalkan dunia ini. Kehidupan yang abadi bersama Allah di Surga dan para malaikat kudus. Hal ini pulalah yang dipercayai oleh seseorang yang berlari untuk mendapatkan Yesus. Orang ini langsung bertanya kepada Yesus dengan sapaan awal “Guru yang baik,…”. Sapaan ini sangat mencurigakan karena bangsa
Edisi Oktober 2015
Yahudi tidak berani menerapkan predikat baik kepada manusia manapun juga. Yang baik hanyalah Allah. Inilah sebabnya Yesus bereaksi cepat, “Mengapa kau katakan aku baik? Tak seorang pun yang baik selain daripada Allah saja!” Lalu, apa yang ditanya oleh orang ini? Soal hidup yang kekal. Pertanyaan orang ini perlu direnungkan sejenak, “Guru, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?” Pertanyaan ini tampaknya bagus sekali. Namun benarkah demikian? Perhatikanlah ungkapan “apa yang harus kuperbuat” itu! Orang ini yakin sekali bahwa ia sendiri dapat memperoleh hidup kekal, asal ia perbuat sesuatu yang tepat. Sebagai jawaban, Yesus mengingatkan perintah Allah yang lazim dikenal sebagai ‘Dekalog’. Ternyata semua itu sudah dilakukan oleh orang ini. Lalu ada satu hal lagi, Yesus meminta dia untuk menjual harta miliknya dan bagikan kepada orang-orang miskin! Yesus tidak berhenti di situ saja, lalu Dia mengajak orang ini untuk menjadi pengikut-Nya. Dengan demikian Yesus mengajaknya untuk memilih cara hidup sama seperti yang ditempuh-Nya sendiri, yakni menyerahkan diri secara total kepada Allah, membiarkan diri hidup tanpa jaminan apa-apa. Ternyata orang ini mengharapkan anjuran lain. Anjuran Yesus amat bertentangan dengan apa yang diyakininya selama ini, sehingga ia menjadi amat sedih dan segera pergi. Manusia yang tidak berani menempuh jalan bersama Yesus, sukar sekali masuk dalam Kerajaan Allah. Sebab Kerajaan itu tersedia bagi si miskin saja (Luk 6:20), yaitu bagi mereka yang biarpun kaya secara materi, tidak pernah menjadikan kekayaannya itu jaminan hidupnya, tetapi sebaliknya, memilih Yesus sebagai satu-satunya jaminan mereka. Orang ini tidak lulus ujian. Maka Yesus angkat bicara, “Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah. Lebih mudah seekor unta melewati lobang jarum.” Entah orang kaya ataupun miskin dapat memperoleh hidup kekal hanya karena rahmat Allah semata-mata. Manusia tidak pernah mampu merebut sendiri hidup kekal itu. Namun, manusia yang kaya tentu saja lebih sulit memperoleh rahmat itu, sebab sering kali suka menggantungkan diri pada kekayaannya. Inilah yang mau ditegaskan Yesus dengan kiasan unta dan lobang jarum. Unta susah melewati lobang jarum karena ada “bagasi” pada punggungnya. Orang kaya juga biasanya banyak “bagasi”! Semakin banyak “bagasi”, semakin sulit bergerak! Siapa yang berani menempuh jalan bersama Yesus, mereka akan dibawa ke pelabuhan kebahagiaan kekal. Mudah? Tentunya banyak resiko! Selama ini, fokus saya kepada Yesus atau harta benda? Apakah saya sudah menanggapi ajakan Yesus untuk menjadi pengikut-Nya dengan mengikuti cara hidup-Nya? Sharingkan apa yang menjadi “bagasi” dalam hidup saya saat ini!
Divisi Kombas - Kepemudaan BPN PKKI
RENUNGAN SINGKAT!
BUANGLAH KEJAHATAN HARI MINGGU BIASA XXI XXIX XIX
Empat langkah Lectio Divina : 1.
Lectio – Membaca Firman Tuhan dengan lembut dan beberapa kali pengulangan (Dapat 2 atau 3 kali). Temukan ayat yang menyentuh dari perikop tersebut. Ayat tersebut bisa satu, dua, atau tiga.
2.
Meditatio – Renungkan ayat yang menyentuh tersebut. Renungkan bagaimana saya dapat mengaplikasikan kedalam hidup kita.
3.
Oratio – Merespon dari ayat tersebut dengan membuka hati kepada Tuhan.
4.
Contemplatio – Dengarkan Tuhan. Apa yang mau Tuhan katakana melalui ayat yang menyentuh ini. Buka pikiran, hati, dan jiwa kita kepada Tuhan.
HARI MINGGU EVANGELISASI
18 OKTOBER OKTOBER 2015
APA KATA TUHAN? Mrk 10:35-45 (35) Lalu Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, mendekati Yesus dan berkata kepada-Nya: "Guru, kami harap supaya Engkau kiranya mengabulkan suatu permintaan kami!" (36) Jawab-Nya kepada mereka: "Apa yang kamu kehendaki Aku perbuat bagimu?" (37) Lalu kata mereka: "Perkenankanlah kami duduk dalam kemuliaan-Mu kelak, yang seorang lagi di sebelah kanan-Mu dan yang seorang di sebelah kiri-Mu." (38) Tetapi kata Yesus kepada
Keterangan : Setelah lakukan keempat langkah tersebut, bagikan kepada anggota sel kamu, apa yang kamu dapatkan, ayat mana yang menyentuh, dan apa yang Tuhan mau sampaikan kepada kamu melalui ayat tersebut. INGAT!! Saat sharing, tidak ada jawaban yang salah dalam lectio divina. Jadi tidak ada koreksi dan tidak ada penjelasan karena setiap orang bisa mendapatkan hal yang berbeda.
mereka: "Kamu tidak tahu apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan yang harus Kuminum dan dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima?" (39) Jawab mereka: "Kami dapat." Yesus berkata kepada mereka: "Memang, kamu akan meminum cawan yang harus Kuminum dan akan dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima. (40) Tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa itu telah disediakan." (41) Mendengar itu kesepuluh murid yang lain menjadi marah kepada Yakobus dan Yohanes. (42) Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: "Kamu tahu, bahwa mereka yang disebut pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi, dan pembesar-pembesarnya menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. (43) Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, (44) dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya. (45) Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."
Edisi Oktober 2015
Divisi Kombas - Kepemudaan BPN PKKI
SERUAN YANG LAHIR DARI IMAN SEJATI HARI MINGGU BIASA XX XXX 25 OKTOBER OKTOBER 2015
APA KATA TUHAN? Mrk 10:46-52 (46) Lalu tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Yerikho. Dan ketika Yesus keluar dari Yerikho, bersama-sama dengan murid-murid-Nya dan orang banyak yang berbondong-bondong, ada seorang pengemis yang buta, bernama Bartimeus, anak Timeus, duduk di pinggir jalan. (47) Ketika didengarnya, bahwa itu adalah Yesus orang Nazaret, mulailah ia berseru: "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!" (48) Banyak orang menegornya supaya ia diam. Namun semakin keras ia berseru: "Anak Daud, kasihanilah aku!" (49) Lalu Yesus berhenti dan berkata: "Panggillah dia!" Mereka memanggil orang buta itu dan berkata kepadanya: "Kuatkan hatimu, berdirilah, Ia memanggil engkau." (50) Lalu ia menanggalkan jubahnya, ia segera berdiri dan pergi mendapatkan Yesus. (51) Tanya Yesus kepadanya: "Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?" Jawab orang buta itu: "Rabuni, supaya aku dapat melihat!" (52) Lalu kata Yesus kepadanya: "Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!" Pada saat itu juga melihatlah ia, lalu ia mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya.
RENUNGAN SINGKAT! Sering kita jumpai di kota-kota besar Indonesia, pengemis yang buta di pinggir jalan. Mereka duduk di tempat strategis yang sering dilewati orang. Pada umumnya, orang yang buta secara fisik, tajam dalam pendengaran. Inilah yang dialami oleh Bartimeus, walaupun ia tidak dapat melihat tetapi ia dapat mendengar dengan baik bahwa Yesus sedang berada di situ!.Setelah mendengar nama Yesus, si pengemis buta itu seolaholah mendapat semangat baru. Ia mulai berseru : “Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!” Banyak orang menegornya, tetapi semakin keras ia berseru : “Anak Daud, kasihanilah aku!” Dapat dibayangkan, bahwa semakin besar rebut yang ditimbulkan rombongan pengiring Yesus, semakin kuat pula jeritan si buta itu.
Edisi Oktober 2015
Ia mau didengar orang, ia mau diperhatikan. Ia ingin, agar seruannya sampai di telinga Yesus. Sebab ia mengharapkan kasihan dari pihak Yesus. Karena itu pula, ia memanggil nama Yesus dengan ditambah gelar Anak Daud. Bangsa Yahudi selalu mengharapkan datangnya seorang Anak Daud atau seorang Daud baru yang akan membawa damai dan sejahtera kepada umatnya, sesuai dengan nubuat kuno yang dapat dibaca di 2 Sam 7:12-16. Orang buta itu mengharapkan kasihan Yesus, sebab ia mengakui-Nya sebagai Mesias yang dinantikan bangsa Yahudi. Nabi Yesaya menubuatkan Mesias itu sebagai seorang yang akan membuka mata orang-orang buta (Yes 35:5; 61:1). Orang buta itu adalah orang beriman sejati, yang kukuh pendiriannya, yang tidak mudah patah semangat, yang tidak mudah diombang-ambingkan oleh apa kata orang lain. Sebab orang beriman sejati menggantungkan seluruh hidup dan harapannya dari Pribadi yang benar-benar dapat menolongnya secara tuntas! Jeritan si buta akhirnya sampai ke telinga Yesus. Yesus berhenti. Dengan tindak sederhana ini saja, Yesus menunjukkan betapa pentingnya si pengemis buta bagi-Nya. Orang malang itu lebih penting bagi-Nya daripada puluhan orang yang mengiringi perjalanan-Nya ke Yerusalem. Yesus bertanya “Apa yang kau kehendaki, supaya Aku perbuat bagimu?” Yesus tentu tahu apa yang diharapkan si buta daripadaNya. Namun Yesus mau mendengarkan orang yang tersisih itu. Yesus memberikan kesempatan kepada manusia untuk mengungkapkan diri, untuk mengungkapkan apa yang dipergumulkan selama ini, dan untuk berkembang sebagai pribadi yang utuh. Si pengemis buta itu tidak meminta uang ataupun hiburan. Dia hanya meminta agar ia dapat melihat! Sebab ia meyakini Yesus sebagai Mesias (yang seharusnya memelekkan mata orang-orang buta). Iman si pengemis buta dibalas Yesus dengan karunia penyembuhan langsung. Ungkapan imanmu telah menyelamatkan engkau sering muncul di dalam Injil, dan dapat diartikan sebagai suatu proses bertahap-tahap yang saling terkait, yaitu : a.
Imanmu sendiri keselamatan;
telah
membawa
engkau
kepada
b.
Imanmu menyelamatkan engkau, sebab mendekatkan dirimu kepada-Ku satu-satunya pemberi keselamatan;
c.
Imanmu mencerminkan kerendahan hatimu yang percaya penuh kepada-Ku.
Apakah selama ini saya percaya bahwa Yesus adalah Anak Daud? Apakah saya memiliki iman sejati seperti Bartimeus? Sekarang ini, apa yang ingin saya serukan kepada Sang Anak Daud?
Divisi Kombas - Kepemudaan BPN PKKI
REFLEKSI Bulan Oktober merupakan Bulan Rosario. Sebagai orang muda Katolik kita diingatkan kembali akan pentingnya berdoa Rosario bersama Bunda Maria. Rosario bukan untuk dipamerkan dengan menggunakannya di leher kita agar orang lain melihatnya. Melainkan, Rosario digunakan sebagai sarana agar kita lebih mendekatkan diri pada Tuhan bersama Bunda Maria. Doa Rosario merupakan rangkuman Injil, karena di setiap peristiwanya, kita diajak untuk merenungkan kembali Kisah Kristus yaitu peristiwa Gembira, Sedih, Mulia, dan Terang yang terkandung dalam Injil. Bacaan bulan ini. Di Minggu pertama, kita diajak untuk melihat perkawinan sebagai suatu yang sakral. Perkawinan menurut Yesus adalah perkawinan tanpa syarat, tanpa cerai! Sehingga, inilah yang menjadi dasar perkawinan Katolik! Minggu kedua, kita diminta untuk fokus kepada Tuhan dan bukan harta benda. Yesus mengajak kita untuk menjadi pengikut-Nya dengan mengikuti cara hidup-Nya yaitu berserah total kepada kehendak Bapa. Kita diminta untuk menanggalkan “bagasi” yang membuat kita sulit bergerak untuk mengikuti Yesus. Minggu ketiga, kita diingatkan kembali bahwa Yesus datang untuk melayani dan bukan dilayani. Sehingga, kita sebagai orang muda Katolik yang mengaku sebagai murid Yesus, harus juga melayani sesama. Yang terbesar adalah seorang pelayan yang terus melayani! Minggu keempat, kita belajar dari seorang Bartimeus, si pengemis buta. Ia memiliki iman yang sejati! Ia percaya Yesus adalah Anak Daud yang mampu memelekkan matanya. Iman yang sejati, ia ungkapkan melalui seruan yang semakin keras saat orang lain memintanya untuk diam!
Edisi Oktober 2015
Divisi Kombas - Kepemudaan BPN PKKI