Apa itu soda abu ? Soda abu adalah zat padat ringan yang agak larut dari air dan biasanya mengandung 99,3% Na2CO3 Sodium carbonat (Na2CO3) adalah bahan lunak yang larut dalam air dingin dan kelarutan dalam a ir kira-kira 30% berat larutan, dalam industri kimia di kenal dengan “soda ash”. SIFAT FISIS DAN KIMIA SODIUM KARBONAT - Berat molekul
: 106 g/mol
- Bentuk
: Kristal
- Warna
: Putih
- Titik lebur, 0oC
: 7,1 g/100 g H2O
- Densitas, 20oC
: 2,533 g/ml
- Kapasitas panas, 85oC
: 26,41 cal/gmoloC
KEGUNAAN SODIUM KARBONAT industri sabun, industri gula, industri kaca, industri obat, industri kertas, industri tekstil, i ndustri metalurgi, industri keramik, industri bahan makanan, dll Untuk memenuhi akan kebutuhan sodium karbonat selain proses alam bisa juga dilakuka n dengan proses sintetik di antaranya : Proses Leblanc Proses Soda Ammonia (solvay) Proses Natural Alam PROSES LABLANC
NaCl +H2SO4 ↔ NaHSO4 (p) + HCl (g) NaHSO4 + NaCl ↔ Na2SO4 (p) + HCl (g) Na2SO4(p) + C(p) ↔ Na2S(p) + CO(g) Na2S(p) + CaCO3 ↔ Na2CO3 + CaS(p) Na2S (dilarutkan) + CO2 ↔ Na2CO3(g) + H2S(g Usaha untuk menaikkan konversi Digunakan H2SO4 ekses, gas HCl, CO segera dialirkan Temperatur tinggi karena reaksi reversible dan endotermis Digunakan Cokas dan CaCO3 ekses Proses lablanc sudah di tinggalkan karena : Proses ini banyak membutuhkan bahan bakar Konsumsi energi yang sangat besar pada saat pelelehan. Membutuhkan tenaga kerja yang intensif karena prosesnya merupakan
proses
batch
yang memerlukan banyak tahap. Dalam kemurnian hasil serta di tinjau dari segi ekonomis proses leblanc tak dapat bersaing denga n proses lain Proses Solvay
NH3(g) + H2O ↔ NH4OH(c) + Q (H2O ada dalam larutan NaCl 2NH4OH(c) +CO2(g) ↔ (NH4)2CO3(c) + H2O(c) +Q (NH4)2CO3 + CO2 +H2O ↔ 2NH4HCO3 NH4HCO3 + NaCl ↔ NH4Cl + NaHCO3 NaHCO3 ↔ Na2CO3 + CO2 + H20 –Q Pada proses daur ulang: NH4Cl + Ca(OH)2 ↔ NH4OH + CaCl2 NH4OH ↔ NH3 + H2O Keunggulan Proses Solvay Penemuan Proses solvay menyebabkan proses le blanc sudah tidak digunakan lagi. Proses solv ay sering disebut juga proses amonia soda keunggulan dari proses ini ialah amonia yang sudah dipakai dapat direcovery kembali, sehingga biaya produksi lebih murah. Lagipula harga amonia lebih mahal dari soda abu itu sendiri.
Proses Natural Alam Bahan baku yang digunakan pada proses Natural ini adalah burkeite crystal (Na2CO3.2Na2SO4) yang telah dipisahkan dari impuritasnya. Crude burkeite crystal yang terdiri atas Li2NaPO4 dan Na2CO3.2Na2SO4 dipisahkan sedangkan filtratnya dipekatkan menjadi Na2SO4.10H2 Reaksi : Na2CO3.2Na2SO4 (s) → Na2CO3 (s) + 2Na2SO4(aq) Perbandingan Aspek Teknis antara Proses Leblance dan Solvay Aspek Teknis Proses Bahan Baku Hasil Samping Kemurnian Produk Korosifitas bahan Operasi Suhu Tekanan
Leblance Nacl padat H2SO4, CaS 96,8% Tinggi
Solvay NaCl jenuh CaCO3, CaCl2 97% Sedang
Tinggi Tinggi
56oC 4,5 atm
Air abu dikenali sebagai bahan dalam pembuatan mee, ia memberikan tekstur dan rasa tertentu. Kandungan air abu di pasaran tempatan berbeza-beza mengikut pengilang. Ada yang mengandungi garam silikat dan ada yang tidak. Air abu boleh dihasilkan daripada ekstrak abu tumbuh2an@abu kayu pokok. Abu kayu pokok asli dan bukan abu papan kayu, kerana papan kayu dirawat secara kimia dan mungkin akan meninggalkan surihan elemen kimia lain yang tidak sesuai. Secara kimia, soda abu adalah Natrium Karbonat(sodium carbonate). Formula kimianya adalah Na2CO3. Ia adalah sebatian garam sodium dan asid karbonik.
Ia mempunyai banyak kegunaan domestik, antaranya : sebagai pelembut air atau water softner, digunakan dalam pembuatan kaca (soda lime glass), ia juga merupakan food additive (E500) digunakan sebagai pengawal atur keasidan, ajen anti pengetulan, ajen penaik, dan penstabil. Natrium karbonat Na2CO3
Kita akan membincangkan pembuatan mee mentah dalam mana2 artikel akan datang, bagi tujuan ini dalam artikel ini kita membincangkan bagaimana untuk menghasilkan soda abu di dapur. Kaedah penghasilannya agak mudah dan kita hanya perlu hasilkan dalam kuantiti yang sedikit.
Peralatan yang diperlukan : plat pemanas, misalnya tudung periuk aluminium dan dapur Bahan : bicarbonate soda @ NaHCO3 (natrium hidrogen carbonate) Kaedah
Panaskan plat@tudung periuk dengan api perlahan.
Ambil sedikit sahaja bikarbonat soda, hujung sudu. agak2 seperti secubit garam.
Taburkan atas plat pada bahagian atas api.
Biarkan sehingga tekstur garam berubah menjadi bentuk amorfus (serbuk putih dengan tekstur berlainan daripada tekstur asal bikarbonat soda).
Kacau2 atau balik2 semasa pemanasan selepas beberapa minit.
Apabila struktur menjadi serbuk putih, matikan api dan sejukkan.
Larutkan dalam air, ia akan menghasilkan larutan alkali (rasa macam sabun, licin). Air abu dihasilkan.
Natrium Karbonat Sodium bicarbonate NaHCO3 Keterangan Natrium hidrogen carbonate (NaHCo3) atau bikarbonat soda ditukarkan kepada Natrium Karbonat (soda abu) apabila dipanaskan@dibakar. Tindak balasnya adalah seperti berikut. 2 NaHCO3 → Na2CO3 + H2O + CO2 Bahayakah bahan ini? Proses yang sama berlaku semasa pembakaran kek atau biskut, gas karbon dioksida dan air dihasilkan. Gas dan wap air panas memberi tekstur rongga pada biskut dan kek, dan meninggalkan elemen Na2CO3 dalam biskut atau kek itu. Adakah ia bahaya?
Amaran ! Serbuk kontang (sangat kering) boleh mengakibatkan iritasi, JANGAN HIDU,
JANGAN TERKENA MATA atau TERUS MAKAN begitu sahaja. Untuk memudahkan pengendalian, serbuk kontang yang dihasilkan perlu dilarutkan dengan air segera. egunaan soda ash untuk kolam renang, soda abu atau disebut juga Karbonat Natrium ((Na2CO3), soda ash adalah bentuk serbuk halus putih, untuk membuat makanan mie kimia juga digunakan untuk memungkinkan mie untuk mengikat air dan tampak basah. Soda Ash dalam perawatan kolam renang memiliki fungsi yang sama, yaitu kotoran mengikat dalam air dan kolam renang air shingga jelas mengendapkanya. Soda Ash bahwa basis dapat digunakan sebagai kolam obat untuk menaikkan pH air kolam renang. PH air kolam renang masih memiliki peran penting untuk menjaga air kolam bersih, Soda Ash memiliki basis berbeda dengan sifat kolam renang HCL obat yang lebih asam. Karena sifat ini dapat digunakan sebagai obat pengendali dalam hal pH air kolam tidak normal. Dosis yang digunakan untuk menurunkan pH air kolam harus deperiksa pertama dengan test kit, dan disesuaikan dengan kondisi air kolam dan volume air tambak di sana. Dalam penambahanya soda abu harus dilarutkan dengan air terlebih dahulu dan kemudian dimasukkan dalam bit kolam demi sedikit. Filter mesin saat menambahkan soda ash harus dalam posisi sirkulasi, hal ini dimaksudkan bahwa abu soda dapat dilarutkan dalam kolam air secara merata. Waktu yang dibutuhkan mesin dalam posisi sirkulasi sekitar tiga puluh menit
Laporan Hidrolisis Garam dan Sifat Garam yang Terhidrolisis
1. Tujuan 2. Landasan teori
: Menyelidiki sifat asam atau basa berbagai jenis larutan garam :
1. Natrium Bicarbonat (soda kue) Natrium bikarbonat adalah senyawa kimia dengan rumus NaHCO3. Senyawa ini termasuk kelompok garam disebut juga baking soda (soda kue). NaHCO3 umumnya diproduksi melalui
proses Solvay, yang memerlukan reaksi natrium klorida, amonia, dan karbon dioksida dalam air. Soda kue juga diproduksi secara komersial dari soda abu Na2CO3 (diperoleh mellui penambangan bijih trona, yang dilarutkan dalam air lalu direaksikan denfan karbon dioksida. NaHCO3 mengendap sesuai persamaan berikut Na2CO3 + CO2 + H2O NaHCO3 1. Kegunaan Amonium Nitrat (NH4NO3) Amnonium nitrat jika dicampur dengan senyawa hidrokarbon mudah meledak khususnya bahan bakar diesel, atau minyak tanah. Campuran amonium nitran dan fuel oil (ANFO) telah digunakan oleh teroris sebagai bom, campuran ini seringkali dibubuhi bubuk aluminium untuk meningkatkan daya ledak. 1. Sodium Hypoclhorite (NaOCl) Duclean (Sodium Hypochlorite) adalah senyawa kimia yang dikenal dengan nama pemutih. Dalam fungsinya sebagai zat pemutih, selain untuk kain, Duclean juga digunakan sebagai pemutih di industri-industri kertas, dimana pada umumnya larutan Duclean dimasukkan saat bubur kayu/ bubur bumbu sedang diproses.
1. Pupuk ZA Adalah puopuk kimia buatan yang dirancang untuk memberi tambahan hara nitrogen dan belerang bagi tanaman. Nama ZA adalah singkatan dari bahasa Belanda zwavelzure ammoniak yang berarti amonium sulfat (NH4SO4). Karena inio sulfat larut secara kuat, sedangkan ion amonium lebih lemah, pupuk ini berpotensi menurunkan pH tanah. 1. Monosodium Glutamat (MSG) Rumus kimia MSG adalah HOOC(CH2)2CH(NH2)COONa.H2O, sifat fisis MSG seperti garam dapur (NaCl) mudah larut dalam air. MSG adalah senyawa garam yang anionnya dari asam glutamat dan kation dari basa NaOH.
Asidi dan alkalimetri termasuk reaksi netralisasi yakni reaksi antara ion hidrogen yang berasal dari asam dengan ion hidroksida yang berasal dari basa untuk menghasilkan air yang bersifat netral. Asidimetri merupakan penetapan kadar secara kuantitatif terhadap senyawasenyawa yang bersifat basa dengan menggunakan baku asam. Sedangkan alkalimetri
meruapakan penetapan kadar senyawa-senyawa yang bersifat asam dengan menggunakan baku basa (Gandjar, 2007). Analisa volumetri merupakan salah satu metode analisa kuantitatif, yang sangat penting penggunaannya dalam menentukan konsentrasi zat yang ada dalam larutan. Keberhasilan analisa volumetri ini sangat ditentukan oleh adanya indikator yang tepat sehingga mampu menunjukkan titik akhir titrasi yang tepat. Titik akhir titrasi asam basa dapat ditentukan dengan indikator asam basa (Underwood, 1983). Indikator yang digunakan harus memberikan perubahan warna yang nampak di sekitar pH titik ekivalen titrasi yang dilakukan, sehingga titik akhirnya masih jatuh pada kisaran perubahan pH indikator tersebut. (Harjanti, 2008). Pada analisis titrimetri atau volumetrik, untuk mengetahui saat reaksi sempurna dapat dipergunakan suatu zat yang disebut indikator. Indikator umumnya adalah senyawa yang berwarna, dimana senyawa tersebut akan berubah warnanya dengan adanya perubahan pH. Indikator dapat menanggapi munculnya kelebihan titran dengan adanya perubahan warna. Indikator berubah warna karena system kromofornya diubah oleh reaksi asam basa. Metil jingga merupakan senyawa azo yang berbentuk kristal berwarna kuning kemerahan, lebih larut dalam air panas dan larut dalam alkohol. Metil jingga sering digunakan sebagai indicator dalam titrasi asam basa. Metil jingga mempunyai trayek pH 3,1 – 4,4 dan pKa 3,46 , berwarna merah dalam keadaan asam dan berwarna kuning dalam keadaan basa. Metil jingga digunakan untuk mentitrasi asam mineral dan basa kuat, menentukan alkalinitas dari air tetapi tidak dapat digunakan untuk asam organik. Metil jingga merupakan asam berbasa satu, netral secara kelistrikan, tetapi mempunyai muatan positif maupun negatif (Suirta, 2010). Titrasi adalah suatu proses atau prosedur dalam analisis volumetrik dimana suatu titran atau larutan standar (yang telah diketahui konsentrasinya) diteteskan melalui buret ke larutan
yang dapat bereaksi yang dengannya (belum diketahui konsentrasinya) hingga tercapai titik ekuivalen atau titik akhir. Titik akhir titrasi asam basa dapat ditentukan dengan indikator asam basa (Underwood, 1983). Indikator yang digunakan harus memberikan perubahan warna yang nampak di sekitar pH titik ekivalen titrasi yang dilakukan, sehingga titik akhirnya masih jatuh pada kisaran perubahan pH indikator tersebut. (Ika, 2009). Asam borat merupakan bahan campuran pada boraks dalam pengawetan kayu. Asam borat atau Natrium Karbonat disebut juga soda abu atau soda kue dengan rumus kimia Na 2CO3 dan banyak digunakan pada pembuatan sabun dan detergen, pembasmi serangga, obat, dan pengawetan. Asam borat memiliki sifat berwarna putih, tidak berbau, dan larut dalam air (Nugroho & Darmono, 2008). Asam salisilat merupakan senyawa yang berkhasiat sebagai fungisidal dan bakteriostatis lemah. Asam salisilat bekerja keratolitis sehingga digunakan dalam sediaan obat luar terhadap infeksi jamur yang ringan. Asam salisilat bersifat sukar larut dalam air. Apabila asam salisilat diformulasikan sebagai sediaan topical (Astuti dkk, 2007). Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang dalam air melepakan ion H+, sedangkan basa adalah zat yang dalam air melepaskan ion OH–. Lewis mendefinisikan : Asam adalah senyawa kimia yang bertindak sebagai penerima pasangan elektron. Basa adalah senyawa kimia yang bertindak sebagai pemberi pasangan elektron. Menurut Bronsted dan Lowry, asam adalah spesi yang memberi proton, sedangkan basa adalah spesi yang menerima proton pada suatu reaksi pemindahan proton (Arian,2012). hidrogen klorida( HCl ) mempunyai rumus HCl. Pada suhu kamar, HCl adalah gas tidak berwarna yang membentuk kabut putih Asam klorida ketika melakukan kontak dengan kelembaban udara. Rumus HCl seringkali digunakan untuk menyebut zat ini, walaupun tidak tepat, ditulis dan disebut untuk merujuk pada asam klorida.
Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida (HCl). Ia adalah asam kuat, dan merupakan komponen utama dalam asam lambung. Senyawa ini juga digunakan secara luas dalam industri. Asam klorida harus ditangani dengan wewanti keselamatan yang tepat karena merupakan cairan yang sangat korosif.
Sejarah HCL
Sejak Revolusi Industri, senyawa ini menjadi sangat penting dan digunakan untuk berbagai tujuan, meliputi produksi massal senyawa kimia organik seperti vinil klorida untuk plastik PVC dan MDI/TDI untuk poliuretana. Kegunaan kecil lainnya meliputi penggunaan dalam pembersih rumah, produksi gelatin, dan aditif makanan. Sekitar 20 juta ton gas HCl diproduksi setiap tahunnya. Asam klorida pertama kali ditemukan sekitar tahun 800 sesudah masehi oleh ahli kimia Jabir bin Hayyan (Geber) dengan mencampurkan natrium klorida dengan asam sulfat ("vitriol"). Jabir menemukan banyak senyawa-senyawa kimia penting lainnya, dan mencatat penemuannya ke dalam lebih dari dua puluh buku. Penemuan Jabir atas air raja yang dapat melarutkan emas mengandung asam klorida dan asam nitrat. Hidrogen klorida (HCl) adalah asam monoprotik, yang berarti bahwa ia dapat berdisosiasi melepaskan satu H+ hanya sekali. Dalam larutan asam klorida, H+ ini bergabung dengan molekul air membentuk ion hidronium, H3O+: HCl + H2O → H3O+ + Cl− Ion lain yang terbentuk adalah ion klorida, Cl−. Asam klorida oleh karenanya dapat digunakan untuk membuat garam klorida, seperti natrium klorida. Asam klorida adalah asam kuat karena ia berdisosiasi penuh dalam air. Asam monoprotik memiliki satu tetapan disosiasi asam, Ka, yang mengindikasikan tingkat disosiasi zat tersebut dalam air. Untuk asam kuat seperti HCl, nilai Ka cukup besar. Beberapa usaha perhitungan teoritis telah dilakukan untuk menghitung nilai Ka HCl. Ketika garam klorida seperti NaCl ditambahkan ke larutan HCl, ia tidak akan mengubah pH larutan secara signifikan. Hal ini mengindikasikan bahwa Cl− adalah konjugat basa yang sangat lemah dan HCl secara penuh berdisosiasi dalam larutan tersebut. Untuk larutan asam klorida yang kuat, asumsi bahwa molaritas H+ sama dengan molaritas HCl cukuplah baik, dengan ketepatan mencapai empat digit angka bermakna. Dari tujuh asam mineral kuat dalam kimia, asam klorida merupakan asam monoprotik yang paling sulit menjalani reaksi redoks. Ia juga merupakan asam kuat yang paling tidak berbahaya untuk ditangani dibandingkan dengan asam kuat lainnya. Walaupun asam, ia mengandung ion klorida yang tidak reaktif dan tidak beracun. Asam klorida dalam konsentrasi menengah cukup stabil untuk disimpan dan terus mempertahankan konsentrasinya. Oleh karena alasan inilah, asam klorida merupakan reagen pengasam yang sangat baik.
Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk menentukan jumlah basa. Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil yang lebih baik oleh karena titik akhir yang jelas. Asam klorida azeotropik (kira-kira 20,2%) dapat digunakan sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif, walaupun konsentrasinya bergantung pada tekanan atmosfernya ketika dibuat. Asam klorida sering digunakan dalam analisis kimia untuk "mencerna" sampel-sampel analisis. Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis logam dan menghasilkan logam klorida dan gas hidrogen. Ia juga bereaksi dengan senyawa dasar semacam kalsium karbonat dan tembaga(II) oksida, menghasilkan klorida terlarut yang dapat dianalisa. Asam klorida dibuat dengan melarutkan hidrogen klorida ke dalam air. Hidrogen klorida dapat dihasilkan melalui beberapa cara. Produksi skala besar asam klorida hampir selalu merupakan produk sampingan dari produksi industri senyawa kimia lainnya. Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38% HCl (pekat). Konsentrasi yang lebih besar daripada 40% dimungkinkan secara kimiawi, namun laju penguapan sangatlah tinggi, sehingga penyimpanan dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah. Konsentrasi HCl yang paling optimal untuk pengantaran produk adalah 30% sampai dengan 34%. Kandungan asam klorida pada kebanyakan cairan pembersih umumnya berkisar antara 10% sampai dengan 12%. Cairan pembersih tersebut harus diencerkan terlebih dahulu sebelum digunakan.
SIFAT KIMIA HCl ( ASAM KLORIDA ) Seperti disebutkan dalam pendahuluan, asam klorida adalah asam kuat, dan terbuat dari atom hidrogen dan klorin. Atom Hidrogen dan klorin berpartisipasi dalam ikatan kovalen, yang berarti bahwa hidrogen akan berbagi sepasang elektron dengan klorin. Ini ikatan kovalen hadir sampai air ditambahkan ke HCl. Setelah ditambahkan ke dalam air, HCl akan terpisah menjadi ion hidrogen (yang positif dan akan melakat pada molekul air) dan ion klorida (yang negatif). HCl bening dan tidak berwarna ketika ditambahkan ke air. Namun, asam klorida memiliki bau yang kuat, dan mengandung rasa asam yang khas dari kebanyakan asam. Asam klorida mudah larut dalam air pada semua konsentrasi, dan memiliki titik didih sekitar 110 derajat Celcius. Asam klorida bersifat korosif, yang berarti akan merusak dan mengikis jaringan biologis bila tersentuh. Selanjutnya, HCl dapat menyebabkan kerusakan besar internal jika terhirup atau tertelan. Untuk alasan ini, disarankan bahwa seseorang yang menangani HCl harus menggunakan sarung tangan, kacamata, dan masker saat bekerja dengan asam ini.
FUNGSI DAN MANFAAT ASAM KLORIDA FUNGSI DAN MANFAAT HCL
- Asam klorida digunakan pada industri logam untuk menghilangkan karat atau kerak besi oksida dari besi atau baja. - Sebagai bahan baku pembuatan vinyl klorida, yaitu monomer untuk pembuatan plastik polyvinyl chloride atau PVC. - HCl merupakan bahan baku pembuatan besi (III) klorida (FeCl3) dan polyalumunium chloride (PAC), yaitu bahan kimia yang digunakan sebagai bahan baku koagulan dan flokulan. Koagulan dan flokulan digunakan pada pengolahan air. - Asam klorida dimanfaatkan pula untuk mengatur pH (keasaman) air limbah cair industri, sebelum dibuang ke badan air penerima. - HCl digunakan pula dalam proses regenerasi resin penukar kation (cation exchange resin). - Di laboratorium, asam klorida biasa digunakan untuk titrasi penentuan kadar basa dalam sebuah larutan. - Asam klorida juga berguna sebagai bahan pembuatan cairan pembersih porselen. - HCl digunakan pada proses produksi gelatin dan bahan aditif pada makanan. - Pada skala industri, HCl juga digunakan dalam proses pengolahan kulit. - Campuran asam klorida dan asam nitrat (HNO3) atau biasa disebut dengan aqua regia, adalah campuran untuk melarutkan emas. - Kegunaan-kegunaan lain dari asam klorida diantaranya adalah pada proses produksi baterai, kembang api dan lampu blitz kamera. - kemudian di bidang budidaya HCl digunakan sifat korosifnya untuk proses desinfeksi baik alat atau lokasi,yang jelas hanya sifat korosifnya yang lebih dimanfaatkan. Kamu Membaca Tentang ASAM KLORIDA ( HCL ) Dan Kamu Bisa Temukan ASAM KLORIDA ( HCL ) Dengan URL http://resepkimiaindustri.blogspot.co.id/2015/02/asamklorida-hcl.html.Kamu Boleh Menyebarluaskan atau Mengcopy artikel ASAM KLORIDA ( HCL ) ini Jika Memang Bermanfaat,Namun Jangan Lupa Mencantumkan Link Sumbernya. Share This FACEBOOK DIGG TWITTER GOOGLE+ LINTASKAN LINKEDIN
Sifat Asam klorida Fungsi Manfaat Asam klorida adalah asam kuat yang berisi atom hidrogen dan klorin per molekul. Ini adalah asam komersial dan biologis yang penting, dan artikel ini akan membahas sifat HCl yang berkontribusi terhadap penggunaan ini.
Pengantar Asam adalah molekul anorganik yang melepaskan ion hidrogen (atom hidrogen bermuatan positif) ketika ditambahkan ke air. Molekul-molekul ini cenderung pecah (atau memisah) ketika ditambahkan ke air, dan jumlah ion hidrogen yang dilepaskan selama proses ini akan menentukan keasaman dari larutan. Asam datang dalam dua tipe dasar: asam lemah dan asam kuat. Asam lemah terdisosiasi parsial, sedangkan asam kuat memisah sepenuhnya dalam air. Salah satu asam kuat yang paling penting adalah asam klorida (atau HCl). Mari kita bahas HCl dan sifat-sifatnya sebagai asam kuat. Asam klorida HCl
Sifat kimia HCl Seperti disebutkan dalam pendahuluan, asam klorida adalah asam kuat, dan terbuat dari atom hidrogen dan klorin. Atom Hidrogen dan klorin berpartisipasi dalam ikatan kovalen, yang berarti bahwa hidrogen akan berbagi sepasang elektron dengan klorin. Ini ikatan kovalen hadir sampai air ditambahkan ke HCl. Setelah ditambahkan ke dalam air, HCl akan terpisah menjadi ion hidrogen (yang positif dan akan melakat pada molekul air) dan ion klorida (yang negatif). HCl bening dan tidak berwarna ketika ditambahkan ke air. Namun, asam klorida memiliki bau yang kuat, dan mengandung rasa asam yang khas dari kebanyakan asam. Asam klorida mudah larut dalam air pada semua konsentrasi, dan memiliki titik didih sekitar 110 derajat Celcius. Asam klorida bersifat korosif, yang berarti akan merusak dan mengikis jaringan biologis bila tersentuh. Selanjutnya, HCl dapat menyebabkan kerusakan besar internal jika terhirup atau tertelan. Untuk alasan ini, disarankan bahwa seseorang yang menangani HCl harus menggunakan sarung tangan, kacamata, dan masker saat bekerja dengan asam ini.
Penggunaan HCl secara komersial dan biologis HCl digunakan dalam banyak proses komersial yang berbeda. Misalnya, HCl digunakan untuk produksi baterai, yang dapat digunakan untuk menyediakan energi listrik untuk mesin. HCl juga digunakan dalam produksi banyak obat-obatan farmasi. Misalnya, banyak obat yang digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi mengandung HCl sebagai bagian dari bahan-bahan aktif, dan ini adalah praktek yang meluas di antara perusahaan obat. HCl juga dapat digunakan dalam produksi logam, seperti baja, di mana ia digunakan dalam pengawetan (pemurnian) dari produk akhir. Dalam tubuh manusia, HCl penting untuk pemecahan makanan dalam perut. Dalam perut, sel parietal menghasilkan HCl karena dua alasan utama. Pertama, HCl akan membunuh bakteri dan mikroorganisme yang dapat menyebabkan penyakit pada sistem pencernaan. Ini adalah bentuk imunitas bawaan, atau kekebalan yang hadir pada saat lahir. Kedua, HCl digunakan oleh perut untuk mengaktifkan enzim yang memecah protein. Kimotripsin dan pepsin adalah dua enzim ini,
dan kehadiran HCl akan memungkinkan enzim ini menjadi aktif dan mempercepat proses pencernaan.
Ringkasan HCl adalah asam kuat, dan memisah sepenuhnya dalam air. HCl dibentuk oleh ikatan kovalen antara ion hidrogen dan klorida. HCl memiliki banyak kegunaan komersial, termasuk penggunaan dalam produksi baja dan dalam produksi obat-obatan. Selain itu, tubuh manusia menggunakan HCl untuk pencernaan dengan mengaktifkan enzim yang diperlukan untuk memecah protein.
Asam Klorida Dan Kegunaannya Asam Klorida Dan Kegunaannya Klorida adalah ion yang terbentuk sewaktu unsur klor mendapatkan satu elektron untuk membentuk suatu anion (ion bermuatan negative) Cl−. Garam dari asam hidroklarida HCl mengandung ion klorida, contohnya adalah garam meja, yang adalah natrium klorida dengan formula kimia NaCl. Dalam air, senyawa ini terpecah mejadi Na+ dan CL-. Kata klorida dapat pula merujuk pada senyawa kimia yang satu atau lebih atom klornya memiliki ikatan kovalen dalam molekul. Ini berarti klorida dapat berupa senyawa anorganik maupun organik. Contoh paling sederhana dari suatu klorida anorganik adalah hydrogen klorida (HCl), dan (CH3Cl) atau sering disebut metal klorida. Asam klorida
Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hydrogen klorida (HCl). Ia adalah asam kuat, dan
merupakan komponen utama dalam asam lambung. Senyawa ini juga digunakan secara luas dalam industri. Asam klorida harus ditangani dengan hati-hati karena merupakan cairan yang sangat korosif (dapat menyebabkan pengikisan) dan berbau menyengat. HCL termasuk bahan kimia berbahaya atau B3. Asam klorida pernah menjadi zat yang sangat penting dan sering digunakan dalam awal sejarahnya. Ia ditemukan oleh alkimiawan Persia yang bernama Abu Musa Jabir bin Hayyan sekitar tahun 800. Senyawa ini digunakan sepanjang abad pertengahan oleh alkimiawan dalam pencariannya mencari batu filsuf, dan kemudian digunakan oleh ilmuwan Eropa dalam rangka membangun pengetahuan kimia modern. Sejak revolusi industri, senyawa ini menjadi sangat penting dan digunakan untuk berbagai tujuan, meliputi produksi antara lain senyawa kimia organik seperti vinil klorida untuk plastic PVC dan MDI/TDI untuk poliuretana. Sekitar 20 juta ton gas HCl diproduksi setiap tahunnya. Apa Manfaat Asam Klorida? Di dalam tubuh HCL diproduksi dalam perut dan secara alami membantu menghancurkan bahan makanan yang masuk ke dalam usus. Dalam skala industri, HCl biasanya diproduksi dengan konsentrasi 38%, ketika dikirim ke industri pengguna, HCL dikirim dengan konsentrasi antara 32 – 34%. Pembatasan konsentrasi HCl ini karena tekanan uapnya yang sangat tinggi, sehingga menyebabkan kesulitan ketika penyimpanan. Kegunaan HCL dalam kehidupan sehari-hari dalam skala industri dan skala rumah tangga diantaranya adalah : 1. Biasa digunakan pada industri logam untuk menghilangkan karat atau kerak besi oksida dari besi atau baja. 2. Sebagai bahan baku pembuatan vinyl klorida, yaitu monomer untuk pembuatan plastic polyvinyl chloride atau PVC. 3. HCl merupakan bahan baku pembuatan besi (III) klorida (FeCl3) dan polyaluminium chloride (PAC), yaitu bahan kimia yang digunakan sebagai bahan baku koagulan dan flokulan. Koagulan dan flokulan digunakan pada pengolahan air. 4. Asam klorida dimanfaatkan pula untuk mengatur pH (keasaman) air limbah industri. 5. Asam klorida digunakan dalam proses regenerasi resin penukar kation (cation exchange resin) 6. Di laboratorim, asam klorida biasa digunakan untuk titrasi penentuan basa dalam sebuah larutan. 7. Asam klorida berguna sebagai bahan pembuatan cairan pembersih porselen. 8. Asam klorida digunakan dalam proses produksi gelatin dan bahan aditif pada makanan. 9. Pada skala industri, HCL juga digunakan dalam proses pengolahan kulit. 10. Campuran asam klorida dan asam nitrat (HNO3) atau biasa disebut dengan aqua regia, adalah campuran untuk melarutkan emas. 11. Kegunaan lainnya adalah pada proses produksi baterai, kembang api dan lampu blitz kamera.
NATRIUM KARBONAT (Na2CO3)
A. PENDAHULUAN Sodium carbonat (Na2CO3) adalah bahan lunak yang larut dalam air dingin dan kelarutan dalam air kira-kira 30% berat larutan, dalam industri kimia di kenal dengan “soda ash”. Di negara eropa dan beberapa kota distrik di USA istilah soda mengacu pada decahidrat (Na 2CO310H2O) dan monohidrat (Na2CO3H2O) yang digunakan untuk kebutuhan rumah tangga, tapi komoditi decahidrat (Na2CO310H2O) dan monohidrat (Na2CO3H2O) jumlahnya relatif kecil di bandingkan dengan bentuk anhidrat (wordpress, 2011). SIFAT FISIS DAN KIMIA SODIUM CARBONAT - Berat molekul
: 106 g/mol
- Bentuk
: Kristal dan bersifat higroskopis
- Warna
: Putih
- Titik lebur, 0oC
: 7,1 g/100 g H2O
- Densitas, 20oC
: 2,533 g/ml
- Kapasitas panas, 85oC
: 26,41 cal/ gmol oC (wordpress, 2011)
B. KEGUNAAN NATRIUM KARBONAT Sodium karbonat dalam industri kegunaanya sangat luas. Sodium karbonat dalam industri di gunakan sebagai bahan baku industri kimia, industri-industri yang menggunakan sodium karbonat untuk bahan baku antara lain : 1.
industri sabun
2.
industri gula
3.
industri gelas
4.
industri obat
5.
industri kertas
6.
industri tekstil
7.
industri metalurgi
8.
industri keramik
9.
Dll (wordpress, 2011)
C. PROSES INDUSTRI
BAHAN BAKU CaCO3 (Kalsium Karbonat) NaCl (Garam) NH3 (Amonia) (Toch, 2012)
1.
SIFAT-SIFAT KIMIA BAHAN BAKU
Ammonia - Kebasaan Salah satu sifat yang paling karakteristik amonia adalah kebasaannya. Amonia dapat bereaksi dengan asam untuk membentuk garam, sehingga dengan asam klorida membentuk klorida amonium (salamoniak); dengan asam nitrat membentuk amonium nitrat, dll. HCl + NH3 → NH4Cl Garam yang dihasilkan oleh reaksi ammonia dengan asam dikenal sebagai garam amonium dan semuanya mengandung ion amonium (NH4+). - Keasaman Walaupun amonia dikenal sebagai basa lemah, juga dapat bertindak sebagai asam yang sangat lemah
2.
Garam Natrium klorida menghasilkan endapan putih bila direaksikan dengan perak nitrat (AgNO 3) dan timbal asetat (PbAc), dimana reaksinya ditunjukkan pada persamaan 1.6 dan 1.7. NaCl + AgNO3 → NaNO3 + AgCl
(1.6)
NaCl + PbAc → NaAc + PbCl2 3.
(1.7)
Batu kapur Kalsium karbonat memiliki sifat khas karbonat lainnya. Khususnya:
bereaksi
dengan
asam
kuat, melepaskan karbon dioksida: CaCO3(s) + 2HCl(aq) → CaCl2(aq) + CO2(g) + H2O(l) Kalsium karbonat melepaskan karbon dioksida pada pemanasan (di atas 840°C dalam kasus CaCO3), untuk membentuk kalsium oksida, yang biasa disebut kapur, dengan reaksi entalpi 178 kJ/mol: CaCO3 → CaO + CO2
(1.9)
Kalsium karbonat akan bereaksi dengan air yang
jenuh dengan karbon dioksida
untuk membentuk kalsium bikarbonat larut. CaCO3 + CO2 + H2O → Ca(HCO3)2
(1.10) (Toch, 2012)
PROSES PEMBUATAN Secara umum ada tiga proses pembuatan natrium karbonat dalam industri yaitu: 1. Proses Le Blanc 2. Proses Solvay 3. Proses Trona
Alkali Extraction Process Sesquicarbonate Process Monohydrate Process (Toch, 2012) Proses Le Blanc Proses Leblanc adalah proses batch, dimana natrium klorida menjadi sasaran serangkaian perngolahan, yang akhirnya menghasilkan natrium karbonat. Pada langkah pertama, natrium klorida dipanaskan dengan asam sulfat untuk menghasilkan natrium sulfat (disebut kue garam) dan gas hidrogen klorida menurut persamaan 2.1: 2NaCl(s) + H2SO4(l) → NaHSO4(s) + 2HCl(g)
(2.1)
Reaksi kimia ini telah ditemukan pada tahun 1772 oleh kimiawan Swedia Carl Wilhelm Scheele. Kontribusi Leblanc adalah langkah kedua, di mana cake garam dicampur dengan kapur yang telah dihaluskan (kalsium karbonat) dan batubara. Dalam reaksi kimia berikutnya seperti yang ditunjukkan pada
persamaan 2.2 dan 2.3, batubara (karbon) dioksidasi menjadi karbon dioksida, mengurangi sulfat untuk sulfida dan meninggalkan campuran karbonat natrium padat dan kalsium sulfida, yang disebut abu hitam. Na2SO4(s) + 4C(s)
→ Na2S(s) + 4CO(g)
Na2S(s) + CaCO3(s) → Na2CO3(s) + CaS(s)
(2.2) (2.3)
Karena natrium karbonat larut dalam air, tetapi tidak kalsium karbonat atau kalsium sulfida, abu soda kemudian dipisahkan dari abu hitam dengan mencuci dengan air. Air pencuci kemudian diuapkan kembali untuk menghasilkan natrium karbonat padat. Proses ekstraksi ini disebut lixiviation (ESAPA,2004). Proses Solvay Proses Solvay menghasilkan produk utama berupa natrium karbonat (Na 2CO3), yang dibuat dari air garam (sebagai sumber natrium klorida (NaCl)) dan dari batu kapur (CaCO 3) sebagai sumber kalsium karbonat. Proses keseluruhan meliputi reaksi 2.4. 2NaCl + CaCO3 → Na2CO3 + CaCl2
(2.4)
Implementasi aktual dari reaksi ini, secara keseluruhannya cukup rumit. Penjelasan sederhana dapat diberikan dengan menggunakan empat reaksi kimia berbeda berinteraksi yang diilustrasikan dalam Gambar 2.3.
Skema reaksi proses solvay (http://en.wikipedia.org/wiki/Solvay_process) Pada langkah pertama dalam proses tersebut, karbon dioksida (CO 2) melewati suatu larutan natrium klorida (NaCl) terkonsentrasi dan amonia (NH 3) dengan reaksi:
NaCl + CO2 + NH3 + H2O → NaHCO3 + NH4Cl
(2.5)
Dalam praktek industri, reaksi dilakukan dengan melewatkan air garam terkonsentrasi melalui dua menara. Pertama, gelembung amonia menguap ke atas menara melalui air garam dan amonia akan terserap ke dalam larutan garam. Kedua, gas karbon dioksida diumpankan dari bawah menara yang akan berkontak dengan larutan amonia garam (brine ammonia) yang diumpan dari atas menara, dan menghasilkan natrium bikarbonat (NaHCO 3) dan (NH4Cl). Perhatikan bahwa, dalam larutan dasar, NaHCO 3 kurang larut dalam air dari pada natrium klorida. Pemulihan Amoniak (NH 3) dari larutan NH4Cl, yang akan menghasilkan produk samping asam klorida (HCl) bila ada proses selanjutnya, sehingga mengurangi pengendapan. Amoniak “katalis” yang diperlukan untuk reaksi (2.5) adalah daur ulang dari langkah selanjutnya, sehingga relatif sedikit amonia dikonsumsi. Karbon dioksida diperlukan untuk reaksi (2.5) dihasilkan oleh pemanasan “kalsinasi” dari batu kapur di kiln pada suhu 950-1100°C. Kalsium karbonat (CaCO 3) dari batu gamping dikonversi menjadi kalsium oksida (CaO) dan karbon dioksida menurut persamaan reaksi 2.6. CaCO3 → CO2 + CaO
(2.6)
Natrium bikarbonat (NaHCO3) yang yang dihasilkan dari reaksi (2.5) disaring dari amonium klorida (NH4Cl), dan NH4Cl kemudian bereaksi dengan kalsium oksida (CaO) yang dihasilkan dari pemanasan batu kapur pada rekasi (2.6). 2NH4Cl + CaO → 2NH3 + CaCl2 + H2O
(2.7)
Amoniak dari reaksi (2.7) di daur ulang kembali ke larutan brine pada reaksi (2.5). Natrium bikarbonat (NaHCO3) merupakan endapan dari reaksi (2.5), kemudian dikonversi menjadi produk akhir. Natrium karbonat (Na2CO3) dihasilkan dengan mengkalsinasi natrium bikarbonat pada temperatur 160230oC, yang akan menghasilakanair dan karbon dioksida sebagai produk sampingan, seperti yang ditunjukkan pada persamaan 2.8. 2NaHCO3 → Na2CO3 + H2O + CO2
(2.8)
Karbon dioksida dari rekasi (2.8) akan digunakan kembali pada reaksi (2.5). Jika pabrik ini benar akan dirancang dan dioperasikan, proses solvay bisa me-recovery hampir semua amonia yang digunakan. Sehingga hanya sejumlah kecil amonia yang di make-up untuk menutupi kehilangannya selama proses. Kebutuhan yang besar dalam proses Solvay adalah garam, batu kapur dan energi panas. Produk samping utama yang didapatkan adalah kalsium klorida (CaCl 2) pada reaksi (2.7) (ESAPA,2004).
Proses Trona Alkali Extraction Processs Proses ekstraksi alkali dijalankan untuk adalah dengan melarutkan trona (trisodium hydrogendicarbonate dihydrate) (Na 3(CO3)(HCO3)•2H2O) mentah dengan larutan natrium hidroksida, untuk mendapatkan larutan natrium karbonat menurut reaksi persamaan 2.16. Na3(CO3)(HCO3).2H2O + NaOH → 3NaCO3 + 3 H2O
(2.9)
Selanjutnya natrium karbonat disaring dari larutan induk dan dipanaskan. Slurry itu disaring dan larutan induk didaur ulang untuk menguraikan bahan baku. Regenerasi ini dilakukan dengan menambahkan natrium hidroksida (NaOH) ke larutan induk. Kristal monohidrat dikeringkan dan dikalsinasi. Parameter yang paling penting dalam proses ekstraksi dengan larutan basa adalah; suhu pelarutan sodium hidroksida dan suhu evaporator kristalisasi. Suhu yang tepat untuk penguraian dan evaporator kristalisasi masing-masing adalah 30 oC dan 100oC. Diagram alir proses ekstraksi alkali. Natrium karbonat (juga dikenal sebagai washing soda atau soda abu),(Na2CO3) adalah garam natrium dari asam karbonat. Ia paling umum sebagai heptahidrat kristal, yang mudah effloresces untuk membentuk bubuk putih, monohidrat tersebut.Natrium karbonat di dalam negeri, terkenal untuk penggunaan seharihari sebagai pelunak air. Hal ini dapat diekstraksi dari abu macammacam tanaman. Hal ini secara sintetis diproduksi dalam jumlah besar dari garam dan kapur dalam proses yang dikenal sebagai proses Solvay. Pembuatan kaca adalah salah satu penggunaan yang paling penting dari natrium karbonat. Ketika dikombinasikan dengan silika dan karbonat kalsium dan dipanaskan sampai suhu tinggi, kemudian didinginkan cepat, kaca diproduksi. Jenis kaca dikenal sebagai kaca soda kapur. Natrium karbonat juga digunakan sebagai dasar relatif kuat dalam berbagai pengaturan. Sebagai contoh, natrium karbonat digunakan sebagai pengatur pH untuk mempertahankan kondisi basa stabil diperlukan untuk aksi dari mayoritas agen mengembangkan fotografi. Ini adalah aditif umum di kolam kota digunakan untuk menetralkan efek asam dari klorin dan menaikkan pH. Dalam memasak, kadangkadang digunakan sebagai pengganti natrium hidroksida untuk lyeing, terutama dengan Jerman pretzel dan
alkali gulungan. Masakan ini diperlakukan dengan larutan zat alkalin untuk mengubah pH permukaan makanan dan dengan demikian meningkatkan kecoklatan. Dalam taksidermi, natrium karbonat ditambahkan ke air mendidih akan menghapus daging dari tengkorak atau tulang piala untuk menciptakan "tengkorak gunung Eropa" atau untuk ditampilkan pendidikan dalam studi biologi dan sejarah. Dalam kimia, sering digunakan sebagai elektrolit. Hal ini karena elektrolit biasanya garam berbasis, dan natrium karbonat bertindak sebagai konduktor yang sangat baik dalam proses elektrolisis. Selain itu, tidak seperti ion klorida, yang membentuk gas klor, ion karbonat tidak korosif pada anoda. Hal ini juga digunakan sebagai standar utama untuk titrasi asambasa karena itu padat dan udarastabil, sehingga mudah untuk menimbang secara akurat. Hal ini juga digunakan untuk mempercepat dekomposisi air dalam elektrolisis. Penggunaan Domestik Dalam penggunaan domestik, digunakan sebagai pelunak air selama cuci. Ia bersaing dengan ion magnesium dan kalsium dalam air keras dan mencegah mereka dari ikatan dengan deterjen yang digunakan. Tanpa menggunakan soda cuci, deterjen tambahan diperlukan untuk menyerap magnesium dan ion kalsium. Disebut soda cuci, kristal soda, atau soda sal di bagian deterjen toko, secara efektif menghilangkan noda minyak, lemak, dan alkohol. Natrium karbonat juga digunakan sebagai agen pembersih kerak pada boiler seperti yang ditemukan dalam pot kopi, mesin espresso, dll Dalam pencelupan dengan seratreaktif pewarna, natrium karbonat (sering dengan nama seperti soda abu atau soda abu fiksatif aktivator) digunakan untuk memastikan ikatan kimia yang tepat dari pewarna dengan selulosa (tanaman) serat, biasanya sebelum pencelupan (untuk pewarna dasi) , dicampur dengan pewarna (untuk lukisan dye), atau setelah pencelupan (untuk pencelupan perendaman). Aplikasi lain Natrium karbonat adalah aditif makanan (E500) yang digunakan sebagai pengatur keasaman, anticaking agent, meningkatkan agen, dan stabilizer. Ini adalah salah satu komponen kansui, larutan garam alkali digunakan untuk memberikan mie ramen rasa khas dan tekstur. Hal ini juga digunakan dalam produksi snus (Swediagaya tembakau) untuk menstabilkan pH produk akhir. Di Swedia, snus diatur sebagai produk makanan karena dimasukkan ke dalam mulut, membutuhkan pasteurisasi, dan berisi bahansatunya yang disetujui sebagai aditif makanan. Natrium karbonat juga digunakan dalam produksi bubuk serbat.Para pendinginan dan mendesis hasil sensasi dari reaksi endotermik
antara natrium karbonat dan asam lemah, asam sitrat umum, melepaskan gas karbon dioksida, yang terjadi ketika serbat ini dibasahi oleh air liur. Di Cina, digunakan untuk menggantikan larutan alkali air di kerak kue bulan tradisional Kanton, dan dalam banyak roti lainnya dikukus Cina dan mie. Natrium karbonat digunakan oleh industri batu bata sebagai agen pembasahan untuk mengurangi jumlah air yang dibutuhkan untuk mengusir tanah liat. Dalam casting, ini disebut sebagai "bonding agent" dan digunakan untuk memungkinkan alginat basah untuk mematuhi alginat gel. Natrium karbonat digunakan dalam pasta gigi, di mana ia bertindak sebagai agen berbusa dan kasar, dan untuk sementara meningkatkan pH mulut. Natrium karbonat digunakan untuk membuat proses foto dikenal sebagai retikulasi. Natrium karbonat, dalam larutan dengan garam dapur, dapat digunakan untuk membersihkan perak. Dalam wadah nonreaktif (kaca, plastik atau keramik) aluminium foil dan obyek perak direndam dalam larutan garam panas. PH tinggi melarutkan lapisan aluminium oksida pada foil dan memungkinkan sel elektrolitik yang akan didirikan. Ion hidrogen dihasilkan oleh reaksi ini mengurangi ion sulfida pada perak memulihkan logam perak. Para sulfida dapat dirilis sebagai sejumlah kecil hidrogen sulfida. Mencuci dan lembut polishing perak mengembalikan kondisi sangat halus. [4] "Bahaya" Menurut MSDS, Natrium Karbonat dapat menyebabkan bahaya berikut: Potensi Efek Kesehatan Akut: Berbahaya jika terjadi kontak kulit (iritan), kontak mata (iritan), menelan, inhalasi (iritasi paru paru). Potensi Efek Kesehatan kronis: Sedikit berbahaya jika terjadi kontak kulit (sensitizer). Substansi mungkin beracun ke saluran pernapasan bagian atas, kulit, mata. Paparan berulang atau berkepanjangan untuk zat dapat menghasilkan kerusakan target organ. Kejadian Natrium karbonat mengkristal dari air untuk membentuk tiga hidrat yang berbeda: natrium karbonat decahydrate (natron) natrium karbonat heptahidrat (tidak dikenal dalam bentuk mineral) natrium karbonat monohidrat (thermonatrite mineral) Natrium karbonat larut dalam air, tetapi dapat terjadi secara alami di daerah kering, terutama di deposit mineral (evaporites) terbentuk ketika danau musiman menguap. Simpanan dari natron
mineral telah ditambang dari dasar danau kering di Mesir sejak zaman kuno, ketika natron digunakan dalam penyusunan mumi dan dalam pembuatan awal dari kaca. Bentuk mineral natrium karbonat anhidrat cukup langka dan disebut natrite. Natrium karbonat juga meletus dari Lengai Doinyo Ol, gunung api yang unik Tanzania, dan diduga meledak dari gunung berapi lainnya di masa lalu tapi, karena ketidakstabilan mineral ini 'di permukaan bumi, kemungkinan akan terkikis. Ketiga bentuk mineralogi natrium karbonat, serta Trona, trinatrium dihidrat hydrogendicarbonate, juga dikenal dari ultra basa batuan pegmatitic, yang terjadi misalnya di Semenanjung Kola di Rusia. "Produksi" Pertambangan Trona, trinatrium hydrogendicarbonate dihidrat (Na3HCO3CO3 ∙ 2H2O), ditambang di beberapa wilayah Amerika Serikat dan menyediakan hampir semua natrium karbonat dalam negeri.Deposito alam yang besar ditemukan pada tahun 1938, seperti yang dekat Green River, Wyoming, telah membuat pertambangan lebih ekonomis dari produksi industri di Amerika Utara. Hal ini juga ditambang dari beberapa danau alkali seperti Danau Magadi di Kenya dengan pengerukan. Mata air garam panas terus mengisi garam di danau sehingga, asalkan laju pengerukan tidak lebih besar dari tingkat pengisian, sumber sepenuhnya berkelanjutan. Barilla dan rumput laut Beberapa "halohytic" spesies tanaman (garamtoleran) dan jenis rumput laut dapat diolah untuk menghasilkan suatu bentuk tidak murni dari natrium karbonat, dan sumbersumber didominasi di Eropa dan tempat lain sampai awal abad 19. Tanaman tanah (biasanya glassworts atau saltworts) atau rumput laut (jenis biasanya fucus) dipanen, dikeringkan, dan dibakar. Abu kemudian "lixiviated" (dicuci dengan air) untuk membentuk larutan alkali. Larutan ini direbus kering untuk membuat produk akhir, yang disebut "soda abu"; nama ini sangat tua mengacu pada sumber tanaman pola dasar untuk soda abu, yang merupakan tahunan kecil semak Salsola soda ("Barilla tanaman"). Karbonat natrium konsentrasi dalam abu soda bervariasi sangat luas, dari 23 persen untuk bentuk rumput laut yang diturunkan ("rumput laut"), sampai 30 persen untuk Barilla terbaik yang diproduksi dari tanaman saltwort di Spanyol. Tanaman dan rumput laut untuk sumber abu soda, dan juga untuk alkali terkait "potas", menjadi semakin tidak memadai pada akhir abad 18, dan pencarian komersial dapat hidup rute untuk sintesis abu soda dari garam dan bahan kimia lainnya diintensifkan. [5 ]
Leblanc proses Artikel utama: proses Leblanc Pada 1791, ahli kimia Perancis Nicolas Leblanc mematenkan proses untuk memproduksi natrium karbonat dari garam, asam sulfat, kapur, dan batubara. Pertama, garam laut (natrium klorida) direbus dalam asam sulfat untuk menghasilkan natrium sulfat dan gas hidrogen klorida, menurut persamaan kimia 2 NaCl + H2SO4 → Na2SO4 + 2 HCl Selanjutnya, natrium sulfat dicampur dengan hancur batu kapur (kalsium karbonat) dan batubara, dan campuran terbakar, menghasilkan sulfida kalsium. Na2SO4 + CaCO3 + 2 C → Na2CO3 + 2 CO2 + CAS Karbonat natrium diekstraksi dari abu dengan air, dan kemudian dikumpulkan dengan membiarkan air menguap. Asam klorida yang dihasilkan oleh proses Leblanc adalah sumber utama polusi udara, dan hasil sampingan sulfida kalsium juga disajikan masalah pembuangan limbah. Namun, tetap metode produksi utama untuk natrium karbonat sampai akhir 1880an. [5] [6] Solvay proses Artikel utama: proses Solvay Pada 1861, industri kimia Belgia Ernest Solvay mengembangkan metode untuk mengkonversi natrium klorida untuk natrium karbonat menggunakan amonia. Proses Solvay berpusat di sekitar menara berongga besar. Pada bagian bawah, kalsium karbonat (kapur) dipanaskan sampai melepaskan karbon dioksida: CaCO3 → CaO + CO2 Di bagian atas, larutan pekat natrium klorida dan amonia memasuki menara. Sebagai karbon dioksida ditiupkan ke atas melalui itu, natrium bikarbonat diendapkan: NaCl + NH3 + CO2 + H2O → NaHCO3 + NH4Cl Para natrium bikarbonat kemudian diubah menjadi natrium karbonat dengan memberikan pemanasan, melepaskan air dan karbon dioksida: 2 NaHCO3 → Na2CO3 + H2O + CO2 Sementara itu, amonia itu regenerasi dari hasil sampingan amonium klorida dengan memperlakukannya dengan kapur (kalsium hidroksida) yang tersisa dari generasi karbon dioksida: CaO + H2O → Ca (OH) 2 Ca (OH) 2 + 2 NH4Cl → CaCl2 + 2 NH3 + 2 H2O Karena proses Solvay mendaur ulang amonia, ia hanya mengkonsumsi air garam dan kapur, dan memiliki kalsium klorida sebagai produk limbah satunya. Hal ini membuat jauh lebih ekonomis daripada proses Leblanc, dan segera datang untuk mendominasi dunia produksi natrium karbonat. Pada 1900, 90% natrium karbonat ini
diproduksi oleh proses Solvay, dan pabrik Leblanc proses terakhir ditutup pada awal tahun 1920. Proses Dikembangkan oleh ahli kimia Cina Hou Debang di tahun 1930an, beberapa langkah pertama adalah sama seperti proses Solvay. Namun, daripada mengobati solusi yang tersisa dengan kapur, karbon dioksida dan amonia dipompa ke dalam larutan, maka natrium klorida ditambahkan sampai larutan jenuh pada 40 ° C Selanjutnya, larutan didinginkan sampai 10 ° C. Amonium klorida presipitat dan dibuang oleh filtrasi, dan solusi didaur ulang untuk menghasilkan natrium karbonat lebih. Hou proses yang menghilangkan produksi kalsium klorida dan amonium klorida sampingan dapat disempurnakan atau digunakan sebagai pupuk. Proses Soda (A Sub bagian dari proses Solvay) Sodium Bicarbonate sudah tersedia sebagai Baking Soda. Pemanasan ini melepaskan air dan karbon dioksida: 2NaHCO3 (s) → Na2CO3 + H2O + CO2 1.1 LATAR BELAKANG Yang melatarbelakangi makalah ini adalah untuk pengetahuan senyawa yang bernama natrium karbonat. Dalam keseharian kita biasa menyebutnya soda kue dan produksinya sangat banyak. Namun kita belum pernah tahu bagaimana cara pembuatan senyawa ini dan analisa kation anionnya sangat diperlukan untuk identifikasinya. Karena bila natrium bikarbonat diuraikan dari senyawanya, maka akan terbentuk ion, yakni positif yang disebut kation dan negatif yang disebut anion. Dan ionnya ini bila berdiri sendiri maka akan mempunyai fungsi yang berlainan lagi. 1.2 TUJUAN Untuk mengenal senyawa natrium bikarbonat yang ada dalam kehidupan seharihari. Tidak hanya mengenalnya hanya dengan sebutan soda kue, tapi juga senyawa yang bersifat fungsional. Karena setiap senyawa memiliki lebih dari satu fungsi, namun terkadang juga memiliki beberapa kelemahan. BAB II PEMBAHASAN 2.1 SENYAWA NaHCO3 Senyawa ini memiliki nama IUPAC adalah Sodium bicarbonate atau sodium hydrogen carbonate, natrium bikarbonat atau natrium hidrogen karbonat. Dengan nama trivial backing soda atau soda kue. NaHCO3 berbentuk Kristal padatan/solid yang berwarna putih. Senyawa ini memiliki bilangan atom 72. Merupakan ikatan ionik. Larut dalam senyawa polar, air. Natrium karbonat adalah senyawa yang bersifat amfoter. Pemecahan larutannya adalah dengan cara pendinginan dari sifat alkali pada natrium untuk pembentukan asam karbonat dan ion hidroksida. HCO3- + H2O → H2CO3 + OH− Inilah gambar dari senyawa NaHCO3:
1.1G Pada soda kue
1.2G Pada minuman 2.2 IDENTIFIKASI SENYAWA Analisa ini dibagi menjadi dua, yaitu untuk kation dan anion. Perhatikan reaksi peruraian berikut ini: NaHCO3(s) → Na+ + HCO32.2.1 Kation pada natrium Natrium sebagai memiliki bilangan atom 11 yang merupakan logam reaktif yang lunak, keperakan, dan seperti lilin, dan termasuk dalam golongan logam alkali yang banyak terdapat dalam senyawa alam. Dalam uji nyala api berwarna kuning dan beroksidasi dalam udara dan bereaksi kuat dengan air sehingga harus disimpan dalam minyak. Karena sangat reaktif natrium hampir tidak pernah ditemukan sebagai unsur murni di alam. Natrium mengapung di air, menguraikannya gas hidrogen dan ion hidroksida. Jika digerus menjadi bubuk, natrium akan meledak dalam air secara spontan.namun biasanya tidak meledak dalam udara bersuhu 388 Kelvin. Namun bila dalam bentuk ion positif Na+ maka bilangan atomnya menjadi 10. Klasifikasi kation yang paling umum didasarkan pada perbedaan kelarutan dari klorida, sulfida, dan karbonat kation tersebut. Kation diklasifikasikan dalam 5 golongan berdasarkan sifat-sifat kation tersebut terhadap beberapa reagensia. Dari kelima klasifikasi tersebut, Kation Na+ masuk identifikasi golongan V, yaitu golongan sisa karena tidak bereaksi dengan reagensia-reagensia golongan sebelumnya. Ion kation yang termasuk dalam golongan ini antara lain magnesium, natrium, kalium. Ammonium, litium, dan hidrogen. Jadi, penulisan reaksinya adalah langsung pada kationnya. Na+ + e- → Na 2.2.2 Anion pada HCO3Adapun HCO3- memiliki bilangan atom 62. HCO3- adalah ion negatif yang merupakan system penyangga utama cairan luar sel(darah) yang nantinya berpasangan dengan H2CO3. Sistem penyangga keduanya menjaga pH darah hamper konstan yaitu sekitar 7,4. Perbandingan ion bikarbonat dengan asam karbonat yang diperlukan harus 20 : 1. Jumlah ion karbonat yang relatif jauh lebih banyak diperlukan itu dapat dimengerti karena hasil-hasil metabolisme yang diterima darah lebih banyak yang bersifat asam. Proses metabolisme dalam jaringan, terus-menerus membebaskan asamasam seperti asam laktat, asam pospat, dan asam sulfat. Ketika asam-asam itu memasuki pembuluh darah, maka ion bikarbonat akan berubah menjadi asam karbonat, kemudian terurai membentuk karbon dioksida. Pernapasan akan meningkat untuk mengeluarkan kelebihan CO2 dalam paru-paru. Apabila darah menerima zat basa, maka asam karbonat berubah menjadi ion bikarbonat. Untuk mempertahankan perbandingan 20 : 1 tadi, maka sebagian CO2
yang terdapat dalam paru-paru akan larut dalam darah membentuk asam karbonat. Analisa anion dari CO32- terdapat pada golongan D adalah dengan reaksi berikut: 1. CO32- + AgNO3 → Ag2CO3 putih + 2NO3Ag2CO3 + 2NO3- → 2AgNO3 + H2CO3 2. CO32- + Mg(SO4)2 → MgCO3 putih + 2SO42 Metode untuk mendeteksi anion memang tidak sesistematik seperti yang digunakan untuk kation. Namun skema klasifikasi pada anion bukanlah skema yang kaku karena beberapa anion termaksud dalam lebih dari satu golongan. 3.3 KEGUNAAN SENYAWA NaHCO3 NaHCO3 dalam penyebutannya kerap disingkat menjadi bicnat. Senyawa ini termasuk kelompok garam. Senyawa ini kebanyakan digunakan dalam roti atau kue karena bereaksi dengan bahan lain membentuk gas karbon dioksida, yang menyebabkan roti "mengembang". Senyawa untuk membuat kue menjadi mengambang ini disebut backing powder yakni campuran serbuk natrium bikarbonat dengan suatu zat yang bersifat asam, seperti kalium hydrogen tartrat (KHC4H4O6). Campuran bubuk itu tidak beraksi dalam kering karena bicnat hanya larut dalam air. Namun sekali bubuk itu berada dalam adonan, keduanya akan bereaksi menghasilkan gas karbon dioksida yang memekarkan adonan. Senyawa ini juga digunakan sebagai obat antasid (penyakit maag atau tukak lambung). Karena bersifat alkaloid (basa), senyawa ini juga bisa digunakan sebagai obat penetral asam bagi penderita asidosis tubulus renalis (ATR) atau rhenal tubular acidosis (RTA). Bisa juga digunakan untuk membersihkan barang-barang yang terbuat dari plastik. Selain itu bisa juga untuk membersihkan perak, caranya masukkan perak dalam air yang baru direbus. Tambahkan satu sendok baking soda, garam dapur (NaCl) dan sepotong kertas aluminium. Lalu diamkan selama kira-kira 15 menit. Selanjutnya keringkan dengan kain lembut yang kering. Natrium bikarbonat umumnya diproduksi melalui proses Solvay kira-kira 100000 ton/tahun, yang memerlukan reaksi natrium klorida, amonia, dan karbon dioksida dalam air. Berikut adalah proses solvay: Di udara karbon dioksida mengikat natrium hidroksida, terbentuk senyawa natrium karbonat(soda abu) dan uap air. CO2 + 2 NaOH → Na2CO3 + H2O Lalu dengan natrium karbonat mengikat CO2 dalam air Na2CO3 + CO2 + H2O → 2 NaHCO3 BAB III KESIMPULAN DAN SARAN Dari pembahasan di atas, disimpulkan bahwa: 1) NaHCO3 merupakan senyawa yang tidak asing bagi manusia karena sangat banyak digunakan oleh para pembuat kue. 2) Kegunaan natrium bikarbonat sebagai senyawa berbeda dengan kegunaannya dalam bentuk ion, bila diuraikan menjadi ion natrium positif dan ion bikarbonat negatif. 3) Karena merupakan senyawa ionik, maka larut dalam pelarut polar, contohnya air. Untuk beberapa senyawa yang memiliki kegunaan tertentu, belum tentu kegunaan
itu bersifat menguntungkan. Karena ada beberapa senyawa sod yang digunakan untuk hal-hal yang merugikan. Untuk itu, perlu suatu etiket untuk hal ini, yakni kesadaran tiap-tiap manusia untuk menggunakan bahan dari senyawa yang ada, karena jika salah penggunaan akan berbahaya untuk nantinya. DAFTAR PUSTAKA Harjadi, W. 1993.Ilmu kimia analitik Dasar .Erlangga. Jakarta Purba, Michael. 2004. Kimia SMA 2B. Erlangga. Jakarta Underwood & R.A Day. 1986. Analisis Kimia Kuantitatif. Erlangga. Jakarta Vogel. 1990. Analisis Anorganik Kualitatif. PT. Kalman Media Pustaka. Jakarta http://diytrade.com (diakses tanggal 2 November 2009) http://tjmlchem.en.alibaba.com (diakses tanggal 2 November 2009) http://www.banjarmasinpost.co.id (diakses tanggal 2 November 2009)
Natrium Bikarbonat (NaHCO3) A. PENDAHULUAN Senyawa ini disebut juga baking soda (soda kue), Sodium bikarbonat, natrium hidrogen karbonat, dan lain-lain. Senyawa ini merupakan kristal yang sering terdapat dalam bentuk serbuk. Natrium bikarbonat larut dalam air (Wikipedia, 2014). Soda kue diklasifikasikan sebagai garam asam, yang dibentuk dengan menggabungkan asam (karbonat) dan dasar (natrium hidroksida), dan bereaksi dengan bahan kimia lain sebagai alkali ringan. Pada suhu di atas 300 derajat Fahrenheit (149 derajat Celcius), soda kue terurai menjadi natrium karbonat (zat lebih stabil), air, dan karbon dioksida (Purwanto, 2012)
KARAKTERISTIK SODA KUE
1.
Memiliki titik lebur yang tinggi. 2. Merupakan senyawa ionik dengan ikatan kuat. 3. Dalam bentuk leburan atau larutan dapat menghantarkan listrik. 4. Sifat larutannya dapat berupa asam, basa, atau netral. Sifat ini tergantung dari jenis asam/basa kuat pembentuknya (Pitriajuliani, 2012)
B. SEJARAH Diimpor dari Inggris, baking soda pertama kali digunakan di Amerika selama masa kolonial, tapi itu tidak diproduksi di Amerika Serikat sampai 1839. Pada 1846, Austin Gereja, seorang dokter Connecticut,
dan John Dwight, seorang petani dari Massachusetts, didirikan sebuah pabrik di New York untuk memproduksi baking soda. Anak Dr Gereja, John, memiliki sebuah pabrik yang disebut Mills Spice Vulcan. Vulcan, dewa Romawi menempa dan api, diwakili oleh sebuah lengan dan palu, dan perusahaan kue baru soda mengadopsi logo palu dan lengan sebagai miliknya. Saat ini, Arm & Hammer merek baking soda adalah salah satu merek yang paling diakui secara luas. Dinamakan setelah Nicolas Leblanc, kimiawan Prancis yang menciptakannya, proses Leblanc adalah sarana awal pembuatan soda abu (Na2CO3), dari mana natrium bikarbonat dibuat. Natrium klorida dipanaskan dengan asam sulfat, memproduksi natrium sulfat dan asam klorida. Natrium sulfat kemudian dipanaskan dengan batu bara dan batu gamping untuk membentuk natrium karbonat, atau soda abu. Pada akhir 1800-an, metode lain untuk memproduksi soda abu dirancang oleh Ernest Solvay, seorang insinyur kimia Belgia. Metode Solvay segera diadaptasi di Amerika Serikat, di mana ia menggantikan proses Leblanc. Dalam proses Solvay, karbon dioksida dan amonia diteruskan ke dalam sebuah larutan pekat natrium klorida. Natrium bikarbonat mentah presipitat keluar dan dipanaskan untuk membentuk abu soda, yang kemudian diolah dan disempurnakan lebih lanjut untuk membentuk natrium bikarbonat Amerika Serikat kemurnian Pharnacopoeia (USP). Meskipun metode ini memproduksi baking soda abu yang digunakan secara luas, metode ini juga mempunyai masalah karena bahan kimia yang digunakan dalam proses adalah polutan dan menyebabkan masalah pembuangan (Purwanto, 2012). C. MANFAAT NATRIUM BIKARBONAT Senyawa ini digunakan dalam roti atau kue karena bereaksi dengan bahan lain membentuk gas karbon dioksida, yang menyebabkan roti "mengembang". Senyawa ini juga digunakan sebagai obat antasid (penyakit maag atau tukak lambung). Karena bersifat alkaloid (basa), senyawa ini juga digunakan sebagai obat penetral asam bagi penderita asidosis tubulus renalis (ATR) atau rhenal tubular acidosis (RTA). Selain itu, natrium bikarbonat juga dapat dimanfaatkan untuk menurunkan kadar asam urat (Wikipedia, 2014). Berdasarkan sifat fisiknya,soda kue sangat bermanfaat dan digunakan untuk kehidupan rumah tangga. Soda kue dapat menetralkan bau secara kimia , sehingga digunakan sebagai bahan dalam pembuatan sabun mandi dan deodorant. Soda kue juga digunakan sebagai bahan effervescent yang baik dalam antasida dan produk pembersih gigi tiruan. Natrium bikarbonat juga ditemukan di beberapa anti-plak mencuci mulut-produk dan pasta gigi. Baking soda juga digunakan sebagai ragi dalam membuat makanan yang dipanggang seperti roti atau pancake. Selain untuk rumah tangga, soda kue juga bermanfaat dalam dunia industri. Soda kue dapat memadamkan api sehingga dapat digunakan untuk pemadam kebakaran
karena ketika dipanaskan soda kue melepaskan karbon dioksida. Aplikasi yang lain adalah bermanfaat dalam pengendalian pencemaran udara karena menyerap emisi sulfur dioksida dan gas asam lainnya (Purwanto, 2012). D. PROSES INDUSTRI SODA KUE
BAHAN BAKU Baking soda, atau natrium bikarbonat, berasal dari soda abu diperoleh baik melalui proses Solvay atau dari Trona. Sekitar 50 juta tahun yang lalu, ketika tanah sekitar Green River, Wyoming, ditutupi oleh danau 600-persegi-mil (1.554 kilometer persegi). Seperti menguap dari waktu ke waktu, danau ini meninggalkan deposit 200-miliar-ton Trona murni antara lapisan batu pasir dan serpih. Deposit di Green River Basin cukup besar untuk memenuhi kebutuhan seluruh dunia untuk abu soda dan natrium bikarbonat selama ribuan tahun. Karena proses sintetis yang digunakan dalam metode Solvay bermasalah dalam hal polusi, Gereja & Dwight Co Inc adalah mendasarkan lebih dan lebih dari manufaktur pada pertambangan Trona. Produsen besar lain soda abu, FMC Corporation, juga bergantung pada Trona untuk memproduksi soda abu dan natrium bikarbonat. Trona ditambang di 1.500 kaki (457,2 meter) di bawah permukaan. Tambang shaft FMC mengandung hampir 2.500 mil (4,022.5 kilometer) dari terowongan dan menutupi 24 mil persegi (62 kilometer persegi). Lima belas kaki (4,57 meter) dan lebar sembilan kaki (2,74 meter) tinggi, terowongan ini memungkinkan peralatan yang diperlukan dan kendaraan untuk melakukan perjalanan melalui mereka (Purwanto, 2012).
REAKSI KIMIA NaHCO3 umumnya diproduksi melalui proses Solvay, yang memerlukan reaksi natrium klorida, amonia, dan karbon dioksida dalam air. NaHCO3 diproduksi sebanyak 100 000 ton/tahun (2001). Soda kue juga diproduksi secara komesial dari soda abu (diperoleh melalui penambangan bijih trona, yang dilarutkan dalam air lalu direaksikan dengan karbon dioksida. Lalu NaHCO 3 mengendap sesuai persamaan berikut : Na2CO3 + CO2 + H2O → 2 NaHCO3 (Wikipedia, 2014). NaHCO3 dapat diperoleh dengan reaksi antara karbon dioksida dengan larutan natrium hidroksida. Reaksi awal menghasilkan natrium karbonat: CO2 + 2NaOH→Na2CO3 + H2O Lebih lanjut penambahan karbon dioksida menghasilkan natrium bikarbonat, yang pada konsentrasi cukup tinggi akan mengendap larutan: Na2CO3 + CO2 + H2O→ 2NaHCO3 2012).
(Purwanto,
PROSES PEMBUATAN
1.
Membuat soda abu abu soda kimia dapat diproduksi menggunakan proses Solvay, atau dapat dibuat dari bijih Trona. Jika Trona bijih digunakan, terlebih dahulu harus ditambang. Setelah itu telah dibawa ke permukaan, bijih Trona diangkut ke berbagai pabrik pengolahan. Di sana, bijih disempurnakan menjadi bubur sesquicarbonate natrium, soda abu produk intermediate yang benar-benar berisi abu soda (natrium karbonat) dan baking soda (natrium bikarbonat).
2.
Selanjutnya, larutan soda abu menengah dimasukkan ke dalam centrifuge, yang memisahkan cairan dari kristal. Kristal-kristal tersebut kemudian dilarutkan dalam larutan bikarbonat (soda abu solusi yang dibuat oleh produsen) dalam dissolver putar, sehingga menjadi larutan jenuh. Solusi ini disaring untuk menghilangkan setiap bahan non larut dan kemudian dipompa melalui tangki umpan ke puncak sebuah menara carbonating.
3.
karbon dioksida murni dimasukkan ke bagian bawah menara dan diproses di bawah tekanan. larutan natrium jenuh bergerak melalui menara, mendingin dan bereaksi dengan karbon dioksida untuk membentuk kristal natrium bikarbonat. Kristal ini dikumpulkan di bagian bawah menara dan ditransfer ke centrifudge, di mana solusi berlebih (filtrat) disaring. Kristal-kristal tersebut kemudian dicuci dalam larutan bikarbonat, membentuk filter cake. Sedangkan filtrat dari centrifudge didaur ulang ke dissolver rotary, di mana ia digunakan untuk kristal jenuh soda abu lebih menengah.
4.
Filter cake dicuci kemudian dikeringkan pada conveyor belt terus menerus atau dalam tabung pengering vertikal disebut flash dryer.
5.
Berikutnya, kristal kering dari natrium bikarbonat dipisahkan menurut ukuran partikel. Standar nilai natrium bikarbonat dan nilai khusus diproduksi untuk memenuhi kebutuhan spesifik pelanggan, dan ukuran partikel adalah penentu utama nilai (Purwanto, 2012).
PROSPEK Pada pergantian abad kedua puluh, 53.000 ton (48.071 metrik ton) dari baking soda yang dijual setiap tahun. Sementara populasi meningkat secara dramatis, penjualan tahun 1990 turun menjadi sekitar 32.000 ton (29.024 metrik ton) per tahun. Diri meningkat dan kue tepung dan campuran biskuit telah menurunkan permintaan untuk baking soda sebagai bahan kue penting. Namun demikian, permintaan untuk produk tersebut masih signifikan. Roti komersial (terutama produsen cookie) adalah salah satu pengguna utama produk ini. Salah satu atribut paling penting dari natrium bikarbonat adalah bahwa, bila terkena panas, ia melepaskan gas karbon dioksida (CO 2) yang membuat kenaikan barang baking. Natrium bikarbonat juga digunakan dalam industri farmasi dan kesehatan, dan memiliki aplikasi industri lain juga. Karena itu terus menjadi produk yang penting untuk hari ini dan untuk masa depan (Purwanto, 2012).
E. DAFTAR PUSTAKA Indonesia, W. b. (2014, Maret 11). Natrium Bikarbonat. Retrieved Oktober 1, 2013, from Wikipedia bahasa Indonesia:
file:///
/Natrium%20Bikarbonat/Natrium%20bikarbonat%20-%20Wikipedia%20bahasa
%20Indonesia,%20ensiklopedia%20bebas.htm Pitriajuliani. (2012, Desember 9). WordPress.com. Retrieved Maret 11, 2014, from WordPress.com.: file:////Natrium Bikarbonat/Natrium Bikarbonat si Ahli Pengembang _ pitriajuliani.htm Purwanto, S. A. (2012, Januari 24). Industri Soda Kue. Retrieved Maret 11, 2014, from Natrium Bikarbonat si Ahli Pengembang | pitriajuliani: Natrium%20Bikarbonat/Industri%20Soda%20Kue%20_%20Slamet%20Adik %20Purwanto.htm Wikipedia. (2014, Maret 11). Wikipedia. Retrieved Oktober 1, 2013, from Wikipedia: file:////Natrium%20Bikarbonat/Natrium%20bikarbonat%20-%20Wikipedia%20bahasa%20Indonesia, %20ensiklopedia%20bebas.htm
laporan praktikum analisis kadar karbonat
I. TUJUAN PERCOBAAN Mengetahui kadar karbonat dalam sampel secara kualitatif dan secara kuantitatif.
II. PENDAHULUAN
Analisis kualitatif kadar karbonat dalam sampel dapat dilakukan dengan menambahkan reagen sehingga terbentuk endapan karbonat, kemudian endapan dilarutkan dalam pelarut yang spesifik. Analisis kuantitatif dilakukan dengan metode asidimetri. Sebagai titran digunakan asam klorida, sehingga selama titrasi akan terjadi penurunan pH dan titrasi dihentikan pada titik akhir titrasi. Pemilihan indikator didasarkan pada pH titik ekivalen.
III. TINJAUAN PUSTAKA Kelarutan semua karbonat normal dengan kekecualian karbonat dari logam-logam alkali serta ammonium, tidak larut dalam air, hidrogen karbonat atau bikarbonat dari kalsium, strontium, barium, magnesium dan mungkin dari besi, ada dalam larutan air, mereka terbentuk karena aksi oleh asam karbonat yang berlebih terhadap karbonat-karbonat normal, entah dalam larutan air atau suspensi dan akan terurai pada pendiaman larutan. Hidrogen karbonat dalam logam-logam alkali larut dalam air, tetapi kurang larut dibandingkan karbonat normal pada umumnya.untuk mempelajari reaksi ini dapat dipakai larutan natrium karbonat Na2CO3 . COH2O 0,5 M. Dalam reaksi asam klorida encer terjadi penguraian berbuih, karena karbodioksida dilepaskan. Gas ini dapat didefinisikan sifatnya yang mengeruhkan air kapur atau burit. Beberapa karbonat dalam alam seperti magnesit, MgCO 3, siderite, FeCO3 dan dolomit (Ca Mg)CO3 tidak bereaksi dalam keadaan dingin, zat-zat tersebut harus dihancurkan menjadi bubuk halus dan campuran yang bereaksi terhadap panas (Harjadi, 1993). Setiap asam yang lebih kuat daripada asam karbonat (K= 4,79.10-10) akan mendesaknya, terutama pada pemanasan bahkan asam asetat sekalipun (K= 1,76.10-5) dan menguraikan karbonat, asam berat (K= 5,8.10 -10) dan asam sianida (K= -10 4,79.10 ) yang lemah tidak akan mendesaknya. Larutan barium klorida (atau kalsium klorida), endapan putih barium (atau kalsium) karbonat: Hanya karbonat-karbonat normal yang bereaksi. Hidrogen karbonat tidak bereaksi, endapan larut dalam asam mineral dan asam karbonat. Larutan perak nitrat, endapan putih karbonat: Endapan larut dalam asam nitrat dan dalam ammonia Endapan menjadi kuning atau coklat dengan penambahan reagansia yang berlebihan, karena terbentuknya perak oksida, hal yang sama terjadi jika campuran dididihkan Uji natrium karbonat fenolftalein. Uji ini berdasarkan fakta bahwa fenolftalein diubah menjadi merah jambu dan oleh karbonat yang larut maka jika karbondioksida yang dibebaskan oleh asam encer dari karbonat, dibuat terkontak dengan suatu larutan fenolftalein yang telah diwarnai merah jambu oleh larutan natrium karbonat. Titrasi asam basa sering disebut asidimetri-alkalimetri. Asidimetri dapat juga ditarikan jumlah asam ataupun pengukuran dengan asam ( yang diukur dengan jumlah basa atau garam). Secara umum asidimetri dan alkalimetri biasa diartikan sebagai titrasi yang menyangkut asam dan basa. Titrasi asidimetri dan alkalimetri menyangkut reaksi dengan asam dan atau basa, diantaranya (Harjadi, 1993): 1. Asam kuat – basa kuat 2. Asam kuat – basa lemah 3. Asam lemah – basa kuat 4. Asam kuat – garam dari asam lemah
5. Asam kuat – garam dari basa lemah Uji terhadap hidrogen karbonat dengan adanya karbonat normal dengan menambahkan kalsium klorida yang berlebihan kepada suatu campuran karbonat dan hidrogen karbonat, karbonat diendapkan secara kuantitatif: Dengan menyaring larutannya dengan tepat, ion-ion hydrogen karbonat lolos kedalam filtrat. Setelah menambahkan ammonia kepada filtrat, kita memperoleh endapan atau keruhan yang putih jika hidrogen karbonat (Vogel, 1985). reaksi pengendapannya sebagai berikut, terdapat Reaksi titrasi adalah reaksi menambah larutan kedalam buret sampai jumlah zat yang direaksikan titrat menjadi ekivalen, tapi tidak semua reaksi dapat digunakan sebagai reaksi titrasi tetapi harus mempunyai syarat-syarat (Khopkar, 1990) : Cepat dan reversible. Ada petunjuk akhir titrasi. Berlangsung sempurna dan persamaannya jelas. Larutan baku yang direaksikan mudah didapat sehingga kosentrasinya mudah berubah bila disimpan. Campuran karbonat dan bikarbonat dapat ditentukan dengan menggunakan indikator phenophtalein dan indikator metil orange. Analisis kadar karbonat dalam sampel dapat dilakukan dengan asidimetri. Sifat – sifat Karbonat (Soedarmadji, 1990) Karbonat dan logam – logam alkali dan ammonium tidak larut dalam air. Karbonat dalam larutan basa lemah bila digunakan untuk menitrasi asam lemah di daerah trayek pH phenophtalein berubah menjadi karbonat. Sifat – sifat Bikarbonat (Soedarmadji, 1990) Bikarbonat dalam kalsium, stronsium, borium dan magnesium yang larut dalam air. Bikarbonat dan logam – logam alkali larut dalam air tetapi kurang larut dibandingkan karbonat – karbonat normal padanya. Tidak stabil. Bikarbonat adalah zat amfoter dapat bereaksi dengan baik. Bila dipanaskan terurai membentuk karbonat.
IV. ALAT DAN BAHAN A. ALAT 1. Labu Ukur 2. Buret 3. Gelas Kimia 4. Gelas Piala 5. Pipet Tetes 6. Pipet Volume 7. Pipet Ukur 8. Botol Timbang 9. Corong 10. Pengaduk kaca B. BAHAN 1. Kalsium Klorida 2. Barium Klorida 3. Asam Klorida 4. Sampel Natrium Hidroksida 5. Metil Orange 6. Phenophtalein 7. Natrium Boraks 8. Air Suling
V. CARA KERJA 1. Standarisasi larutan standar asam klorida. Natrium boraks ditimbang seberat 1,9158 gram secara teliti. Kemudian natrium boraks tersebut dimasukkan ke dalam gelas piala dan dilarutkan dengan 75 mL larutan air suling. Lalu larutan dalam gelas piala dipindahkan secara kuantitatif kedalam labu ukur 100 mL, dan ditambahkan air suling dan kocok sampai homogen. Setelah itu, 10 mL larutan natrium boraks dalam labu ukur dipindahkan kedalam gelas kimia dengan pipet volum dan ditambahkan 2 tetes indikator metil orange. Kemudian larutan standar asam klorida dituang kedalam buret, lalu larutan dalam gelas kimia dititrasi dengan larutan standar asam klorida, dicatat volume asam klorida yang diperlukan sampai titik akhir titrasi. Titrasi diulangi minimum sebanyak 2 kali. 2. Analisis kualitatif karbonat dalam sampel. Pertama, sampel NaOH padat sebanyak 4-8 butir ditimbang dalam botol timbang secara tepat dan teliti. Kemudian sampel natrium hidroksida (NaOH) tersebut dilarutkan dengan air suling dalam labu ukur 250 mL. lalu 10 mL larutan sampel natrium hidroksida kedalam gelas kimia, kemudian dipanaskan pada 70o C. setelah itu ditambahkan larutan Barium klorida 10 % kedalam larutan sampel yang telah panas dengan pipet tetes sampai pembentukan endapan selesai. Lalu campuran tersebut didinginkan dengan mengalirkan air kran di bagian luar gelas kimia, kemudian cairannya dituang dan diamati bentuk dan jumlah endapan yang terbentuk (banyak/sedikit). Setelah itu, seluruh endapan dipindahkan kedalam tabung reaksi dan endapan dilarutkan dengan asam klorida encer. Percobaan ini diulangi dengan kalsium korida (Barium klorida diganti Kalsium klaorida) dan tidak dengan pemanasan. 3. Analisis kuantitatif karbonat dalam sampel.
Analisis ini dilakukan apabila berdasarkan analisis kualitatif karbonat terdapat dalam sampel. kuantitatif, dan ditambahkan indikator phenophtalein, kemuadian dititrasi dengan larutan standar asam klorida dan dicatat volume asam klorida yang diperlukan (V 1). Titrasi diulang minimal 2 kali. Setelah itu, 10 mL larutan sampel karbonat dipindahkan kedalam gelas kimia secara kuantitatif, dan ditambahkan indikator metil orange, kemudian dititrasi dengan larutan standar asam klorida dan dicatat volume asam klorida yang diperlukan (V 2). Tirasi diulang minimal 2 kali.
VI. HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Percobaan Dari percobaan yang telah dilakukan pada analisis kualitatif dan kuantitatif, diperoleh hasil sebagai berikut: 1. Pada analisis kualitatif, diketahui bahwa terdapat karbonat dan bikarbonat dalam sampel. 2. Pada analisis kuantitatif, di dalam sampel terdapat karbonat sebanyak 0,2509 gram dan bikarbonat sebanyak 0,2963 gram. B. Pembahasan 1. Standarisasi larutan HCl dengan Na Boraks Dalam percoban standarisasi HCL dengan NaBorax, langkah pertama yang harus di lakukan adalah standarisasi larutan HCl dengan Na Boraks 0.1 N. HCl adalah larutan standar sekunder, sehingga apabila akan digunakan harus di standarisasi dengan larutan standar primer terlebih dahulu. Larutan standar primer yang digunakan adalah Na Boraks (Na 2B4O7.10H2O). indikator yang digunakan adalah indikator Metil Orange yang mempunyai sifat basa, karena HCl bersifat asam. Pada percobaan ini terjadi perubahan warna dari kuning menjadi merah muda, ini membuktikan bahwa adanya reaksi antara indikator MO dengan larutan sampel. Pada percobaan titrasi HCl dengan Na Boraks diperoleh hasil volume rata – rata 12,67 mL. 2. Analisis kualitatif karbonat dalam sampel Pada percobaan pertama ini, ambil larutan NaOH sebanyak 10 mL dan dipanaskan pada suhu 70oC,selanjutnya di tambahkan barium klorida. Setelah bereaksi, endapan berwarna putih akan terbentuk. Endapan putih tersebut dapat membuktikan bahwa larutan sampel mengandung karbonat. Pada percobaan ke dua larutan sampel NaOH sebanyak 10 mL tanpa di panaskan dan diberi beberapa tetes kalsium klorida. Setelah terjadi reaksi, campuran tersebut juga akan membentuk endapan putih. Endapan putih tersebut juga membuktikan bahwa pada larutan sampel terdapat karbonat. 3. Analisis kuantitatif karbonat dalam sampel Dalam percobaan ini sebanyak 10 mL larutan sampel karbonat Na 2CO3 dan NaHCO3, ditambahkan indikator PP sebanyak 2 tetes selanjutnya dititrasi dengan HCl. Saat diberi indikator PP, larutan sampel berwarna merah muda, selanjutnya di titrasi lagi dengn HCL. Tetapi setelah dititrasi dengan HCl larutan sampel menjadi tidak berwarna atau kembali menjadi bening lagi. Ini dikarenakan adanya reaksi antara PP yang bersifat basa dengan HCl yang bersifat asam, indicator PP akn berwarna merah muda hanya pada keadaan basa. Pada percobaan ini diperoleh volume rata –rata HCl pada titik ekuivalen PP yaitu 3 mL. percobaan ini dilanjutkan dengan menambahkan MO pada larutan sampel yang telah ditirasi tadi, ketika ditambahkan MO warna larutan sampel menjadi kuning namun setelah dititrasi lagi dengan HCl, warna larutan sampel menjadi merah muda. Ini dikarenakan MO bereaksi dengan HCl. MO berwarna merah muda pada suasana asam. Pada percobaan lanjutan ini diperoleh volume rata – rata HCl pada titik ekuivalen MO yaitu 7,47 mL.
VII. KESIMPULAN Dari percobaan yang telah dilakukan pada analisis kualitatif dan kuantitatif, diperoleh hasil sebagai berikut: 1. Pada analisis kualitatif, diketahui bahwa terdapat karbonat dan bikarbonat dalam sampel. 2. Pada analisis kuantitatif, di dalam sampel terdapat karbonat sebanyak 0,2509 gram dan bikarbonat sebanyak 0,2963 gram.
DAFTAR PUSTAKA Day.Jr.RA and Underwood,A.I . 2001.”Analisis Kimia Kuantitatif”. Edisi ke – 5 . Erlangga. Jakarta. Harjadi, W. 1993.”Ilmu Kimia Analitik Dasar”. PT. Gramedia Pustaka. Jakarta. Khopkar,S.M . 1990.”Konsep Dasar Kimia Analitik”. Universitas Indonesia. Jakarta. Soedarmadji, Slamet . 1990.”Teknik Analisis Biokimia”. Liberty. Yogyakarta. Vogel . 1985.” Buku Teks Analisis Anorganik Kuantitatif Makro dan Semi Mikro”. Edisi ke – 5 . PT.Kaliman Media Pustaka. Jakarta.