IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN PKN PADA KELAS REGULER DAN KELAS SSI “The Implementation of Character Building In Teaching Civics to Reguler and SSI Classes
Anwar Hamid Prodi Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan, Universitas Negeri Malang Jl. Semarang 5 Malang E-mail:
[email protected]
Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui implementasi pendidikan karakter dalam perancangan kurikulum , silabus , rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) , kegiatan pembelajaran pada kelas reguler dan kelas SSI di SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitataif, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yakni observasi, wawancara, dan dokumentasi. Penerapan pendidikan karakter pada kurikulum masih parsial, karena penerapan pendidikan karakter untuk kurikulum diintegraskan secara implisit pada visi dan misi sekolah sedangkan pada mata pelajaran PKn SMA Laboratorium UM dapat dilihat pada struktur dan muatan kurikulum mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan. Sedangkan penerapan pendidikan karakter pada perangkat silabus dan RPP sudah melaksanakan pendidikan karakter namun pada pelaksanaan di kelas hanya muncul beberapa karakter. Kata Kunci: Pendidikan Karakter, Pembelajaran Pkn, Sekolah Standar Internasional Penerapan pendidikan karakter dalam pembelajaran harus dilaksanakan secara menyeluruh, karena merupakan instruksi langsung dari direktorat pendidikan nasional yang kemudan dianjutkan pada dinas pendidikan di setiap daerah. Pengembangan pendidikan karakter dalam pembelajaran harus dilakukan secara sistemastis yaitu dari perangkat tertinggi dalam pembelajaran berupa kurikulum, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, bahan ajar, serta pelaksanaan pembelajaran di kelas.Beberapa perangkat pembelajaran ini harus dilakukan secara komperhensif sehingga ada kesatuan dalam internalisasi pada pembelajaran serta evaluasi sehingga ada kesinambungan dalam siklus karakter yang ingin diterapkan pada peserta didik.Penerapan pendidikan karakter ini masih mengalami problem dalam penerapannya di lapangan.Pendidikan karakter hanya dimasukkan pada beberapa perangkat pembelajaran, pemilihan karakter baik dalam komponen pembelajaran belum jelas karena pengetahuan guru untuk pendidikan karakter belum secara utuh dimilki. Problem-probelm lain yang muncul yaitu ada beberapa komponen perangkat yang harus dimasukkan dengan metode tertentu tidak dilakukan sesuai dengan mekanisme yang ada. Hal ini harus dipecahkan masalahnya yang tidak
hanya menjadi tugas individu guru pada satu mata pelajaran tapi juga peran guru pada mata pelajaran lain dalam kesatuan sekolah. Berkaca dari masalah yang timbul diatas, maka dibuat suatu penelitian untuk membahas masalah tersebut. Pembahasan penelitian dilakukan pada jenis jenjang pendidikan intenasional, dimana kita tahu bahwa jenjang pendidikan ini menjadikan pendidikan karakter sebagai hal baru yang perlu analisa sebelum penerapannya, penelitian ini juga akan merefleksi apakah orientasi sekolah berstandar internasional masih hanya pada akademis siswa tanpa ada orientasi kualitas moral siswa. Pada penelitian ini akan membahas bagaimana penerapan pendidikan karakter pada kurikulum dan silabus pembelajaran PKn, penerapan pendidikan karakter pada Rencana pelaksanaan pembelajaran PKn, serta pelaksanaan kurikulum pada pembelajaran PKn di kelas. Penelitian ini penting dilakukan untuk mengetahui apakah pada jenjang pendidikan berstandar internasional sudah menerapkan pendidikan karakter, dan strategi atau metode yang digunakan dalam menginternalisasi pendidikan karakter pada setiap komponen dalam perangkat pembelajaran. Pendidikan karakter merupakan cara atau strategi yang diberikan guru kepada siswa dengan harapan ada perubahan sikap dengan kualitas yang lebih baik hal ini seperti apa yang diungkapakan oleh Kesuma (2011:5) “Pendidikan Karakter sebuah usaha untuk mendidik anakanak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari,sehingga mereka dapat memberikan kontribusi yang positif pada lingkungannya”. Istilah karakter dihubungkan dan dipertukarkan dengan istilah etika, ahlak, atau nilai dan berkaitan dengan kekuatan moral, berkonotasi positif bukan netral Pendidikan kaarakter di sekolah dapat kita lihat melalaui perangkat pembelajaran sekolah dan proses belajara dan pembelajaran yang dilakukan dalam kelas, seperti apa yang diungkapkan Azzet (2011:36-37) bahwa pada lingkungan sekolah, pendidikan karakter harus melibatkan semua komponen-komponen pendidikan yang ada pada satuan pendidikan tersebut. Dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar SMA/MA yang ditulis oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (2006:10-11) yaitu ada beberapa Prinsip-prinsip pelaksanaan kurikulum: pelayanan pendidikan yang bermutu, serta memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis dan menyenangkan, menegakkan lima pilar belajar,yaitu : belajar untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, belajar untuk
memahami dan menghayati, belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif, belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain, dan belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan, pelayanan yang bersifat perbaikan dan percepatan dengan menyelaraskan dan menghargai perbedaan antara individu dan sosial, suasana pendidikan yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka dan hangat, pendekatan multistrategi dan multimedia, sumber belajar dan teknologi yang memadai dan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belaja, penggunaan kondisi alam, sosial dan budaya serta kebudayaan daerah keseimbangan, keterkaitan dan kesinambungan yang cocok dan memadai antar kelas dan jenis serta jenjang pendidikan. Perangakat pembelajaran yang selanjutnya yang juga menerapkan pendidikan karakter yaitu silabus. Pada pembentukan silabus ada beberapa komponen-komponen yang harus ada sebelum mengintegrasikan karakter sehingga ada hubungan sistematis pada seiap komponen hal ini sesuai dengan pendapat Ahira (2011) bahwa Silabus sebaga daftar rancangan yang fokus terhadap apa yang harus dipelajari serta penjelasan mengenai cara memilih dan menyusun konten. Dalam standar proses silabus merupakan acuan pengembangan RPP yang memuat identitas mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, materi atau tema pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, serta sumber beajar. Perkembangan silabus diharapkan ada unsur pendidikan karakter yang dirancang untuk dimasukkan sebagai nilai-nilai perilaku yang harus ditanamkan pada setiap siswa. Perangkat pada sebelum memulai proses pembelajaran yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Perangkat ini merupakan penjabaran dari silabus, yang lebih detail karena merupakan perencanaan pembelajaran teknis. ada beberapa komponen perencanaan pembelajaran yang spesifik dengan pengkajian pada setiap komponennya, hal ini sepertia apa yang diungkapkan ghufron (2011:7-8) Komponen RPP adalah :Identitas mata pelajaran, Standar kompetensi, Kompetensi dasar, Indikator pencapaian kompetensi, Tujuan pembelajaran, tahap-tahap pembelajaran,uraian pembelajaran, metode, media, sumber belajar serta penilaian. Rancangan integrasi nilai-nilai karakter bangsa disusun dengan lebih dahulu mengkaji rumusan kompetensi yang akan dikuasai peserta didik. Para guru ketika menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran disarankan akan memahami terlebih dahulu nilai-nilai karakter yang terkait dengan rumusan kompetensi yang diharapkan untuk dikuasai peserta didik.
Setelah kita mengetahui komponen-komponen dalam rencana pelaksanaan pembelajaran, maka kita perlu juga mengetahui langkah-langkah dalam pembentukannya, sehingga RPP ini terjadi sebuah bentuk secara hierarki dan sistematis. Penerapan langkah-langkah ini seperti apa yang diungkapakan Kuheba (2011) dalam Panduan Pengembangan RPP Berkarakter rencana pelaksanaan pembelajaran yaitu: standar kompetensiadalah suatu kualifikasi kemampuan peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Standar kompetensi diambil dari standar isi (Standar Kompetensi dan Standar Kompetensi Dasar). Kompetensi dasar merupakan sejumlah kemampuan minimal yang harus dimiliki peserta didik dalam rangka menguasai SK mata pelajaran tertentu. Tujuan pembelajaran, berisi penguasaan kompetensi yang operasional yang ditargetkan/dicapai dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Tujuan pembelajaran dapat terdiri atas sebuah tujuan atau beberapa tujuan. Materi pembelajaran, adalah materi yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran/Model pembelajaran,dapat diartikan benar-benar sebagai metode, tetapi dapat pula diartikan sebagai model atau pendekatan pembelajaran, bergantung pada karakteristik pendekatan dan/atau strategi yang dipilih.Langkah-langkah kegiatan pembelajaran,untuk mencapai suatu kompetensi dasar dalam kegiatan pembelajaran harus dicantumkan langkahlangkah kegiatan dalam setiap pertemuan. Pada dasarnya, langkah-langkah kegiatan memuat unsur kegiatan. Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Inti, Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Penutup, merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan. Penilaian dan refleksi, umpan balik dan tindak lanjut. Sumber Belajar,Pemilihan sumber belajar mengacu pada perumusan yang ada adalam silabus yang dikembangkan oleh satuan pendidikan. Sumber belajar mencakup sumber rujukan,
lingkungan, media, narasumber, alat, dan bahan. Penilaian dijabarkan atas teknik penilaian, bentuk instrumen, dan instrumen yang dipakai untuk mengumpilkan data. Dalam kegiatan pembelajaran kita dapat memilah menjadi tiga yaitu kegiatan awal, inti, dan penutup . pada kegiatan awala ada pembuka seperti memotivasi, interaksi, atau apersepsi seperti penjelasan Amri (2011:77-78) mengatakan ada beberapa langkah dalam melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar berkarakteryaitu: Berkomunikasi dengan siswa yakni: melakukan apersepsi, menjelaskan tujuan belajar, menjelaskan isi/materi pelajaran, menanggapi respon atau pertanyaan siswa, menanggapi respon atau pertanyaan siswa, menutup pelajaran. Mengimplementasikan metode, sumber belajar dan bahan latihan. Mendemostrasikan penguasaan materi pelajaran dan relevansinya dalam kehidupan yakni mendemonstrasikan materi pelajaran secara meyakinkan, menjelaskan relevansinya materi yang sedang di pelajari dengan kehidupan sehari-hari. mengelola waktu,ruang,bahan dan perlengkapan pelajaran yakni menggunakan waktu pengajaran secara efektif sesuai dengan yang direncanakan, mengelola ruang kelas sesuai dengan karakteristik siswa dan tujuan belajar, menggunakan bahan pengajaran, menggunakan perlengkapan pengajaran. Melakukan evaluasi yakni melakukan penilaian selama kegiatan belajar-mengajar berlangsung, mengadakan tindak lanjut hasil penilaian. pembina hubungan antar pribadi yakni bersikap terbuka toleran dan simpati terhadap siswa, menunjukkan sikap terbuka, menunjukkan sikap toleran, menunjukkan sikap simpati terhadap permasalahan/kesulitan yang dihadapi siswa, menunjukkan sikap sabar. Menampilkan kegairahan dan kesungguhan yakni: menunjukkan kegairahan dalam mengajar, merangsang minat siswa untuk belajar, memberikan kesan kepada siswa bahwa ia menguasai bahan yang diajarkan. Kesembilan mengelola interaksi pribadi yakni: memberi ganjaran (reward) terhadap siswa yang berhasil, memberikan bimbingan khusus terhadap siswa yang belum berhasil, memberikan dorongan agar terjadi interaksi antarsiswa, memberikan dorongan agar terjadi interaksi antara siswa dengan guru. Pada kegiatan inti Menurut Budiatmawati (2010) dalam Sosialisasi Kurikulum Berkarakter ada tiga tahapan penerapan karakter dalam proses pembelajaran di kelas.Bagian pertama adalah Eksplorasi, antara lain dengan cara: Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber . Bagian kedua adalah Elaborasi. Bagian ketiga adalah konfirmasi, Pengembangan kegiatan penutup berkarakter
Menurut Marzuki (2012:10) pada kegiatan penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik dan tindak lanjut. Dalam rangka menanam pendidikan karakter pada peserta didik, kegiatan pembelajaran, dari tahap kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup dipilih dan dilaksanakan agar peserta didik mempraktekkan nilai-nilai karakter yang ditargetkan. Dalam penelitian ini mengambil rangkuman masalah di lapangan yaitu mengetahui implementasi pendidikan karakter dalam perancangan kurikulum dan silabus , implementasi pendidikan karakter dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) ,kegiatan pembelajaran pada kelas reguler dan kelas SSI di SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang. METODE Penelitian ini diadakan di SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang yang beralamat Jalan Semeru No. 16 Kota Malang.Hal ini dilakukan karena SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang merupakan salah satu SMA terbaik Kota Malang yang tidak hanya terbaik dalam prestasi akademiknya tapi juga pada Non akademiknya. Dalam upaya menjalani tugas dan fungsi almamater dengan sebaik-baiknya pada siswa-siswi, siswa-siswi tidak hanya dibentuk pada ranah kognitif tapi juga pembentukan karakter, melalaui pembiasaan-pembiasaan yang baik dalam kehidupan disekolah. Selain Pembiasaan dilingkungan sekolah juga dilakukan dalam pembelajaran dikelas karena melalui internalisasi pendidikan karakter pada pembelajaran siswa dapat memahami apa yang diterimanya selama ini, sehingga terlaksananya proses belajar anak sesuai dengan taksonomi Bloom yaitu tidak hanya menyentuh satu ranah pendidikan yaitu kognitif saja, tapi tiga ranahpembelajaran siswa yakni kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, pendekatan ini adalah suatu pendekatan dalam memahami nilai-nilai karakter yang ingin dikembangkan dalam proses kegiatan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang dilaksanakan pada SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang, memahami strategi internalisasi pendidikan karakter pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada kelas Ssi dan kelas Reguler melalui perangkat pembelajaran yaitu kurikulum, silabus, rencana pelaksananaan pembelajaran, dan bahan ajardan memahami faktor penghambat dan pendukung pengembangan pendidikan karakter di dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Kehadiran peneliti dalam penelitian ini
sebagai pengamat partisipan, disamping sebagai pengamat, peneliti juga berperan sebagai partisipan yang berfungsi sebagai pengumpul data.Agar peneliti memperoleh kepercayaan dari informan dan subyek penelitian maka peneliti memberitahukan identitas atau status peneliti kepada perangkat sekolah SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang.Langkah-langkah ini dilakukan untuk memperoleh data yang diperlukan. Informan dalam penelitian ini yaitu kepala sekolah Ibu Muslihati, wakil kepala sekolah Bapak Arifin, koordinator kurikulum Ibu Ichda Carry serta siswa-siswi melalui lembar observasi yang diambil dari dua kelas XII SMA SSI dan Reguler Laboratorium Universitas Negeri Malang , sedangkan informan kunci (key informan) yaitu guru pelajaran pendidikan kewarganegaraan.yaitu Bapak Gianto. Sumber data sekunder yang dijadikan sumber data adalah data yang diperoleh langsung dari pihak-pihak yang berkaitan berupa data –data sekolah SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang dan hasil dokumentasi yang dilkukan oleh sekolah mengenai kegiatan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Peneliti mengambil data juga dari documen-dokumen yang dimiliki SMA Laboratorium Universitas Negeri Malangbaik berupa tulisan, dokumen-dokumen perangkat pembelajaran dan foto-foto kegiatan yang berhubungan dengan Pembelajaran pendidikan kewarganegaraan. Dari rumusan masalah yang diangkat peneliti yaitu Implementasi pendidikan karakter dalam perancangan kurikulum dan silabus PKn pada kelas Reguler dan kelas SSI, implementasi pendidikan karakter dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada Kelas Reguler dan kelas SSI di SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang, serta Implementasi pendidikan karakter dalam kegiatan pembelajaran pada kelas reguler dan kelas SSI di SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang. Peneliti akan mengkaji hasil wawancara dengan informan-informan terkait kurikulum, silabus, rencana pelaksanaan pembelajarn serta bahan ajar di SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang. Peneliti juga mengkaji hasil observasi pembelajaran Pendidikan kewarganegaraan di kelas, serta dokumen perangkat pembelajaran dan kurikulum.Semua hasil observasi, wawancara, serta analisis dokument mrupakan data dalam penelitian ini. Pemeriksaan keabsahan data didasarkan atas kriteria tertentu.kriteria itu terdiri atas derajat kepercayaan (kredibilitas) keteralihan, ketergantungan, dan kepastian.Masing-masing kriteria tersebut menggunakan teknik pemeriksaan sendiri-sendiri. Krteria derajat kepercayaan pemeriksaan datanya dilakukan dengan: Peneliti melakukan wawancara 28dan 30 Agustus,
observasi pada tanggal 31 juli dan 1 Agustus 2012. Kemudian dilanjutkan pada 28-29 agustu 2012 untuk observasi dan wawancara kedua kalinya pada SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang. Peneliti juga meningkatkan ketekunan maka peneliti dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis tentang apa yang diamati. Penelitian ini tidak hanya dibuktikan melalui cara pengambilan data tapi juga sumber lain seperti foto-foto proses penelitian dalam pembelajaran di SMA Laboratorium UM. Dalam penelitian ini, ada beberapa tahapan penelitian yaitu tahap Pra lapangan dengan memilih lapangan, pertimbangan bahwa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang adalah salah satu SMA unggulan yang mengembangkan standarisasi dalam pelajaran baik dalam akademik maupun non akademik, 2Mengurus perizinan secara informal kepihak sekolah yakni SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang, Melakukan penjajakan lapangan, dalam rangka adaptasi dengan lingkungan Sekolah serta Informaninforman SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang sebagai objek penelitian. Tahap pekerjaan lapangan: mengadakan observasi pertama yaitu pada tanggal 31 juli dan 1 Agustus 2012 dengan tujuan untuk mempelajari dokument sekolah serta mencari dokument-dokument terkait data penelitian SMA Laboratorium Universitas Negeri malang melalui beberapa perangkat yang ada yaitu kurikulum, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, bahan ajar. Pada tanggal 28 dan 29 Agustus observasi kedua untuk pembelajaran Pendidikan Kewarganegaran dikelasRegulr dan SSI, pada tanggal 28 dan 30 Agustus mewawancara informan kunci dengan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yaitu terkait data perangkat pemebelajaran yang di dapat, serta mewawancara informan terkait kurikulum pembelajaran PKn yaitu koordinator kurikulum. Pada tanggal 28-29 Agustus 2012 dilakaukan wawancara tahap kedua untuk merefleksi pembelajaran dari perangkat-perangkat yang sudah dibuat, berperan serta dalam pengumpulan data. Penyusunanlaporan penelitiankegiatan dalam tahap pelaporan ini adalah menyusun hasil penelitian dalam bentuk laporan penelitian sesuai dengan pedoman yang berlaku di Universitas Negeri Malang. Peneliti mengumpulkan data-datayang diperoleh dari beberapa metode penelitian seperti wawancara, observasi, analisis dokumen dan lain-lain yang berasal dari SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang. HASIL A. Implementasi pendidikan karakter dalam perancangan Kurikulum PKn Penerapan pendidikan karakter pada kurikulum secara umum sudah dilakukan, yaitu pada visi dan misi sekolah. Penerapan pendidikan karakter ini bukan sesuatu yang direncanakan tapi
menjadi tujuan sekolah dalam melakasanakan kehidupan pendidikan di SMA Laboratorium UM. Ini merupakan hasil studi dokumen kurikulum SMA Laboratorium UM yang dilakukan peneliti sebagai berikut. Nilai-nilai karakter yang dicantumkan dalam Visi dan Misi sekolah yaitu cerdas, terampil, berjiwa sosial, beriman, mandiri, disiplin dan santun, penerapan pendidikan karakter pada struktur kurikulum PKn yakni keasadaran dan wawasan termasuk wawasan kebangsaan, jiwa dan patriotisme bela negara, penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia, kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan hidup, kesetaraan gender, demokrasi, tenggung jawab sosial, ketaatan pada hukum, ketaatan membayar pajak, dan sikap serta perilaku anti korupsi, kolusi, dan nepotisme dan pada muatan kurikulum yaitu Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan sebagai wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas, terampil dan berkarakter setia kepada bangsa dan negara yang mampu merefleksikan dalam kebiasaan, berpikir dan bertindak sesuai amanat Pancasila dan UUD1945.Penggunaan berbagai metode :kooperatif, penemuan, inkuiri, interaktif, eksploratif, berpikir kritis, dan pemecahan masalah dimaksudkan untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran yang penilaiannya terintegrasi di dalam pengetahuan dan pemahaman (Dokumen 28 Juni 2012) Penerapan pendidikan karakter pada pembelajaran dimulai pada perangkat pembelajaran yakni kurikulum, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran dan bahanajar, namun karena pendidikan karakter dianggap baru pada sekolah SMA Laboratorium UM maka pelaksanananya masih secara parsial di sekolah yakni hanya dilakukan pada perangkat pembelajaran silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran.Hal ini seperti apa yang diungkapkan oleh Ibu Ichda Carry selaku koordinator kurikulum SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang sebagai berikut. Pelaksanaan pendidikan karakter sudah diterapkan oleh SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang, penerapan Ini merupakan instruksi langsung dari lembaga pendidikan dan kebudayaan tingkat provinsi yang turun langsung pada seminar pendidikan karakter pada tahun 2011, namun karena kurikulum SMA Laboratrium UM masih menggunakan kurikulum tahun 2010 maka pendidikan karakter secara eksplisit tidak dicantumkan dalam kurikulum dan pendidikan karakter ini masih dianggap baru oleh guru-guru SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang sehingga evaluasi pada penerapannya masih dimasukkan ranah afektif ( wawancara 29 Agustus 2012) Penerapan pendidikan karakter pada kurikulum pelajaran PKn SMA Laboratorium UM telah dilaksananakan pada muatan kurikulum dan struktur kurikulum PKn. Hal ini dapat kita temui pada hasil studi dokumen yang dilakukan peneliti sebagai beriut. Penerapan pendidikan karakter pada struktur kurikulum yakni pada kolom cakupan pelajaran PKn, mata pelajaran PKn memuat wilayah dalam ckupan materinya mengenai kesadaran dan wawasan termasuk wawasan kebangsaan, jiwa dan patriotisme bela negara, penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia, kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan hidup, kesetaraan gender, demokrasi, tanggung jawab sosial, ketaatan pada hukum, ketaatan
membayar pajak, dan sikap serta perilaku anti korupsi, kolusi, dan nepotisme. Pada muata kuriulum pendidikan kewarganegaraan bertujuan sebagai wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas, terampil dan berkarakter setia kepada bangsa dan negara yang mampu merefleksikan dalam kebiasaan, berpikir dan bertindak sesuai amanat pancasila dan UUD 1945 (stusi dokumen 29 agustus 2012) B. Implementasi pendidikan karakter dalam perancangan SilabusPKn Karakter yang ingin dikembangkan selama satu semester yang disesuaikan dengan materi pada perangkat silabus dan metode pelajaran yang telah ditentukan.ada beberapa karakter yang ingin dicapai yaitu semangat kebangsaan cinta tanah air, mandiri, demokratis, tanggung jawab, jujur, dan toleransi.Hal ini seperti yang diungkapkan pak Gianto selaku guru PKn sebagai berikut. Materi mendeskripsikan Pancasila sebagai ideologi terbuka nilai karakter yang dikembangkan yaitu semangat kebangsaan dan cinta tanah air dengan strategi analisis kontekstual menggunakan metode diskusi kelompok. Menganalisis Pancasila sebagai sumber nilai dan paradigma pembangunan nilai karakter yang dikembangkan yaitu semangat kebangsaan dan cinta tanah air melalaui strategi anlalisis kontekstual dengan metode diskusi kelompok. Menampilkan sikap positif terhadap pancasila sebagai ideologi terbuka nilai karakter yang ingin dikembangkan yakni semangat kebangsaan dan cinta tanah air dengan strategi analisis konsep dan contoh dengan metode group investigasi dan tugas individu. Menganalisis sistem pemerintahan diberbagai negara, karakter yang ingin dikembangkan yakni mandiri, demokratis dan semangat kebangsaan dengan strategi analisis kontekstual metode yang digunakan diskusi kelompok, tugas individu. Menganalisis pelaksanaan sistem pemerintahan negara Indonesia nilai yang diterapkan cinta tanah air dan tanggung jawab strategi yang digunakan menganalisis materi dan peristiwa di lapangan metode ceramah, make match, tugas individu. Membandingkan pelaksanaan sistem pemerintahan yang berlaku di Indonesia dengan negara lain, karakter yang ingin dikembangkan cinta tanah air dan semangat kebangsaan dengan strategi analisis kontekstual dengan metode diskusi kelompok. Mendeskripsikan pengertian, fungsi dan peran serta perkembangan pers di Indonesia karakter yang ingin dikembangkan Jujur, toleransi dan demokratis dengan strategi analisis konseptual tentang materi dan hubungan materi dengan peritiwa dilapangan melalui metode Diskusi kelompok dan tugas individu (wawancara dan analisis document 29 Agustus 2012) C. Implementasi pendidikan karakter dalam Rencana PelaksanaanPembelajaran (RPP) Perangkat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)sudah dicantumkan karakter yang ingin dikembangkan pada siswa dalam pembelajaran PKn. Format RPP yang dikembangkan guru pembelajaran PKn tidak berbeda dengan pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang diatur dalam dokumen kurikulum SMA Laboratorium UM 2010. Format Rencana Pelakasanaan Pembelajaran PKn nilai-nilai karakter yang dikembangkan dalam RPP merupakan
target selama satu semester dalam pelajaran PKn. Penentuan satu komponen dalam rencana pembelajaran dilihat juga komponen utama dan teratas guna terjadi sistematika dalam pembelajaran.Penerapan komponen-komponen seperti tujuan pembelajaran, materi, metode, langkah-langkah serta sumber belajar menyesuaikan dengan karakter. Hal ini seperti yang diceritakan Bapak Gianto selaku Guru PKn SMA Laboratorium UM, sebagai berikut: Penentuan nilai-nilai yang diterapkan pada siswa dalam pembelajaran PKn disesuaikan dengan materi pembelajaran. Cara menentukan tujuan pembelajaran dilihat dari kompetensi dasar dan indikator yang ingin dicapai .materi pelajaran disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yang disesuaikan pada silabus.Pengorganisasian siswa dilakukan dengan merencanakan pembelajaran pada perangkat dengan metodemetode tertentu, misalnya materi demokratis menggunakan metode sosiokelompok. Langkah-langkah pembelajaran diberikan dengan Guru juga harus membuat bahan ajar utama untuk siswa sehingga ada batasan dan fokus pada materi. Bapak gianto juga masih menggunakan kelas klasikal. Penentuan metode dilihat dari karakteristik siswa/pendekatan, ketercapaian Kompetensi dasar, tujuan pembelajaran dan materi. Penilaian terfokus pada kognitif dan afektif tapi lebih diutamakan pada aspek afektif yang dijabarkan pada lampiran dan guru juga menentukan sumber belajar bagi siswa.(wawancara 28 Juli 2012) Pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk satu semester terdapat pengembangan karakter dengan jumlah yang sama pada setiap pertemuan pembelajaran. Pemberian pengkondisian kelas,manajemen kelas dan terdapat analisis kontekstual yang diberikan pada anak sehingga memperbanyak karakter yang diberikan dengan menghubungkan karakter dengan materi yang akan diberikan seperti Religius, jujur, toleransi, disiplin kerja keras, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosal dan tanggung jawab. Hal ini seperti yang dijelaskan Bapak Gianto selaku guru Pendidikan Kewarganegara sebagai berikut. Pengembangan jumlah karakter pada Rencana pelaksanaan pembelajaran dilakukan karena di dalam kelas guru lebih aktraktif dalam membuat skenario pembelajaran agar tidak jenuh maupun kaku dan pada setiap pembelajaran hampir seluruhnya saya menggunakan metode diskusi kelompok serta analisis kontekstual, sehingga terjadi pengembangan jumlah karakter, yakni Religius, jujur, toleransi, disiplin kerja keras, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosal dan tanggung jawab (wawancara 1 Agustus 2012)
D. Implementasi pendidikan karakter dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada Kelas Reguler dan kelas SSI di SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang 1. Kegiatan Awal Pembelajaran PKn pada SMA Laboratorium UM Pelaksanaan pendidikan karakter dalam proses belajar mengajar dilakukan dengan merencanakan kegiatan belajar mengajar atau sering kita kenal dengan skenario pembelajaran. Pelaksanaan Pembelajaran dimulai dengan melaksanakan kegiatan awal pembelajaran, kegiatan awal pelajaran dimulai dengan apersepsi yaitu mengabsent siswa, mengulang pelajaran pada pertemuan sebelumnya, dan untuk menumbuhkan karakter religius dan rasa nasionalismenya sebelum pelajaran diwajibkan dengan berdoa kemudian dilanjutkan demgan menyanyikan sebuah lagu nasional bersama-sama. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh bapak Gianto selaku guru Pendidikan kewarganegaraan sebagai berikut, Sebelum memulai pelajaran para siswa-siswi diwajibkan untuk berdoa agar selama pelajaran selalu dalam lindungan Tuhan dan ini menumbuhkan karakter rohaninya (religious) serta menyanyikan lagu nasional guna menumbuhkan rasa cinta tanah airnya, hal ini merupakan pembiasaan yang dilakukan sebelum memulai pelajaran PKn pada setiap kelas (wawancara 29 Agustus 2012) Pemberian Karakter Cinta tanah air dan disiplin pada siswa-siswi dikelas tidak hanya dilakukan dalam kegiatan awal sebelum memulai pembelajaran, rasa cinta tanh air dan disiplin ini dimasukkan dalam pemberian phunismentbagi yang terlambat mengikuti pelajaran Pendidikan kewarganegaraan.Berikut ini catatan lapangan yang menggambarkan suasana tersebut. Siswa-siswi yang terlambat masuk kelas untuk mengikuti pelajaran pendidikan Kewarganegaraan diberi sanksi untuk menyanyikan lagu wajib didepan kelas sanksiini diharapkan dapat memberikan kesadaran siswa untuk berdisp;lin dan lebih menumbuhkan rasa nasionalisme (observasi 28 Agustus 2012) 2.
Kegiatan Inti Pembelajaran PKn pada SMA Laboratorium UM Dalam kegiatan inti da yang disebut dengan eksplorasi, elaborasidan konfirmasi.
Kegiatan eksplorasi ada yang disebut dengan apersepsi, dimana guru juga memberikan motivasi agar, selama proses belajar berlangsung siswa dapat berkonsentrasi dan tetap semangat dalam belajar. Sebelum masuk pada kegiatan inti, Guru melakukan manajemen kelas (pengorganisasian kelas) sebelum dilakasanakan kegiatan inti pelajaran, pengaturan kelas ini merupakan skenario yang telah dibuat guru melalui rencana pelaksanaan pembelajarann. Hal ini seperti apa yang diungkapakan pak Gianto selaku guru PKn sebagai berikut.
Sebelum saya memulai pada inti pelajaran saya mengatur kelas sesuai dengan metode pelajaran yang akan saya terapkan di kelas, pengaturan kelas ini dibuata agar siswa-siswi dapat mengikuti skenario yang telah dibuat (wawancara 29 Agustus 2012) Setelah melakukan kegiatan eksplorasi dilanjutkan kegiatan elaborasi yaitu membahas tugas yang akan diberikan, pemberian tugas lebih banyak bersifat kelompok hal ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kerjasama (kooperatif) dan daya kritis siswa dalam pelajaran. Pada pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam satu semester ini diharapkan siswa dapat dibentuk dengan karakter tersebut.Hal ini seperti yang diungkapkan pak Gaianto selaku guru Pendidikan Kewarganegaraan. Pembelajaran selama satu semester, siswa-siswi kelas XII diharapakan dapat terbentuk karakter kooperatifnya (kerja sama) serta daya kritis terhadapa suatu masalah yang dikaitkan dengan materi pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (wawancara 29 Agustus 2012) Selama Proses kegiatan inti yaitu presentasi kelompok yang sedang berlangsung dilakukan penilaian, penilaian ini diberikan bukan untuk karakter siswa tapi pada kognitif siswa. Penilaian ini berupa kemampuan siswa bertanya, menanggapi serta memberikan jawaban atas pertanyaan, penilaian ini diberikan agar siswa bisa aktif dalam proses belajar di kelas. Pemilihan metode bervariasi juga dilakukan oleh bapak gianto yaitu analisis masalah (tugas individu), diskusi kelompok, group investigasi, make macth (menjodohkan). Pilihan metode pelajaran ini dilakukan sesuai dengan materi pelajaran dan karakter yang ingin dikembangkan dalam pelajaran.Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Bapak Gianto selaku guru pelajaran Pendidikan kewarganegaraan sebagai berikut. Materi-materi pelajaran dalam penerapannya dengan mendeskripsikan dan dan menganalisis digunakan analisis kontekstual yang mana materi ini dihubungkan dengan kasus-kasus atau peristiwa pada saat ini kemudian dianalisis bersama dalam kelompok atau tugas individu dalam hal ini secara tidak langsung siswa terbentuk karakter kerjasama, demokratis, toleransi dan kritis dalam metode diskusi kelompok, sedangkan tugas individu dapat membentuk karakter tanggung jawab, mandiri dan jujur.untuk materi pelajaran yang penerapannya dengan menampilkan atau menunjukkan siswa diberi metode untuk terjun langsung di lapangan baik itu sebagai pelaku maupun pengamat pelaku seperti metode group investigasi, dari metode ini dibentuk tentang kerja sama, kritis, semangat kebangsaan dan cinta tanah air sedangkan ketika siswa-siswi sudah memahami konsep dan penerapannya, diberikan metode Make match (menjodohkan) metode ini akan membentuk karakter kerjasama dan ketelitian (wawancara 29 Agustus 2012)
Dalam pengorganisasian siswa-siswi dikelas yang ditujukan untuk interaksi belajar yang baik, siswa diberikan kebebasan untuk berekspresi sesuai dengan apa yang didapat dalam pelajaran tersebut, pola interaksi ini dibuat agar guru dapat mengetahui tentang apa yang diperoleh siswa serta evaluasi bagi pembelajaran yang dibuat guru. Hal ini seperti yang diungkapkan Ibu Muslihati selaku Kepala Sekolah SMA Laboratorium UM sebagai berikut. Di dalam kelas siswa diberikan kebebasan berekspresi baik itu dengan berpendapat maupun dengan tindakan, hal ini agar proses pembelajaran tidak kaku serta bahan evaluasi bagi guru dalam pelajaran.(wawancara 28 Agustus 2012) Interaksi pribadi siswa dan guru dilakukan dalam pelajaran PKn belum maksimal.Interaksi ini dalam hal feedback terhadap hasil pelajaran, guru belum memberikan reward tentang hasil pelajaran yang baik bagi siswa yang mampu dalam pelajaran PKn dan pembelajaran PKn yang diterapkan dalam kelas masih menggunakan pembelajaran Klasikal.Hal ini seperti yang diungkapkan Bapak Gianto selaku guru Pendidikan Kewarganegaraan sebagai berikut. Pemberian reward pada siswa pada pelajaran PKn masih berupa penilaian karena masih mencari reward yang cocok untuk diberikan pada siswa dalam pelajaran dan pola pembelajaran masih menggunakan kelas klasikal, masih belum memberikan pembelajaran berupa bimbingan khusus bagi siswa dengan berbagai karakteristik dikelas (wawancara 28 Agustus 2012) Penyampaian materi pelajaran PKn yang dilakukan dengan menghubungkan realitarealita yang terjadi dilapangan.Pengembangan materi PKn dilakukan dengan membahas kejadian-kejadian atau peristiwa dimasyarakat. Siswa mengkritisi apa yang terjadi dimasyarakat untuk menambah wawasan dalam pelajaran pendidikan kewarganegaraan. Hal ini seperti yang diungkapkan Bapak Gianto Sebagai guru Pendidikan Kewarganegaraan Materi pelajaran yang diberikan pada siswa direlevansikan dengan kehidupan sehari-hari mereka, pembahasan materi-materi ini berupa isu-isu moral di masyarakat yang terjadi, yang mana dapat menambah wawasan bagi siswa-siswi (wawancara 30 Juli 2012) 3. Kegiatan Penutup Pembelajaran PKn pada SMA Laboratorium UM Penutup kegiatan pembelajaran guru mengevaluasi pembelajaran dengan mendata dan melaporkan nilai dalam pelajaran, nilai-nilai ini ada dua yaitu nilai afektif dan nilai kognitif. Setelah menflorkan nilai, guru tidak lupa merefleksi pembelajaran kemudian memotivasi siswa pada akhir pembelajaran, kegiatan ini dilakukan pada setiap pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dikelas. Hal ini seperti apa yang diungkapkan bapak Gianto selaku guru Pendidikan Kewarganegaraan. Setiap akhir kegiatan saya selalu mendata nilai-nilai yang terjadi selama proses pembelajaran, nilai afektif yaitu untuk nilai afektif sedangkan kuis untuk nilai kognitif.
Bagian penutup ini saya juga merefleksi pembelajaran dan memotivasi siswa agar pada pertemuan selanjutnya dapat lebih baik dalam pelajaran pendidikan kewarganegaraan semua ini dilakukan terus-menerus sehigga menjadi pembiasaan (wawancara 30 Juli 2012) Kegiatan pembelajaran pada kedua kelas reguler dan kelas SSI dilakukan dengan proses kegiatan yang sama dala pelajaran PKn, walaupun pada umumnya kelas SSI menggunakan bahasa Inggris namun untuk pelajaran diluar eksak (MIPA) tidak menggunakan bahasa Inggris. Hal ini seperti yang diungkapakan oleh bapak Arifin selaku wakil kepala sekolah sebagai berikut. Kegiatan belajar mengajar dikelas reguler dan kelas SSI dilakukan sama, tidak ada yang berbeda secara dominan, hanya jam pelajaran dan penggunaan bahasa Inggris pada kelas SSI sehingga berbeda dengan kelas reguler. Hal ini dilakukan karena kami masih menggunakan Kurikulum yang sama antara kelas SSI dan kelas Rerguler (wawancara 29 Agustus 2012) PEMBAHASAN 1. Implementasi Pendidikan Karakter dalam Perancangan Kurikulum PKn Pengembangan kurikulum SMA Laboratorium UM dapat kita lihat pada visi dan misi sekolah secara umum, sedangkan pada pembelajaran PKN kita dapat melihat pada struktur dan muatan kurikulum SMA Laboratorium UM yang mana karakter yang diterapkan tentang nilai religius, sosial, wawasan kebangsaan dan pengembangan diri. sudah mengacu pada beberapa point Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah Badan Standar Nasional Pendidikan (2006:7-9), Operasional Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP disusun dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut. a. Peningkatan Iman dan Takwa serta Akhlak Mulia , Keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia menjadi dasar pembentukan kepribadian peserta didik secara utuh.Kurikulum disusun agar sejauh mungkin semua mata pelajaran dapat menunjang peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia. b. Keragaman Potensi, Karakteristik Daerah dan Lingkungan, Daerah memiliki potensi, kebutuhan, tantangan, dan keragaman karakteristik lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan sesuai dengan karakteristik daerah dan pengalaman hidup seharihari.Oleh karena itu, kurikulum harus memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan pengembangan daerah.
c. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat, Kurikulum harus dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial budaya masyarakat setempat dan menunjang pelestarian keragaman budaya. Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat harus terlebih dahulu ditumbuhkan sebelum mempelajari budaya dari daerah dan bangsa lain. d. Karakteristik Satuan Pendidikan, Kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan visi, misi, tujuan, kondisi, dan ciri khas satuan pendidikan. e. Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan, Pendidikan diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka NKRI.Kurikulum harus dapat mendorong berkembangnya wawasan dan sikap kebangsaan serta persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI.Muatan kekhasan daerah harus dilakukan secara proporsional. Penerapan pendidikan karakter dalam pelajaran PKn SMA Laboratorium UM sesuai dengan cangkupan pemetaan materi pelajaran yang terdapata pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah yaitu terdapat pada struktur kurikulum dan kerangka dasar kurikulum. 2. Implementasi Pendidikan Karakter dalam Perancangan Silabus PKn SMA Laboratorium UM melakukan pengembangan silabus yang dilakukan guru mata pelajaran sendiri atau dengan musyawarah guru mata pelajaran se-wilayah kota/kabupaten, pelaksanaan pengembangan silabus ini sesuai Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah Badan Standar Nasional Pendidikan point D (2006:15-16) Pengembangan Silabus Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolah/madrasah ataubeberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran(MGMP) pada atau Pusat Kegiatan Guru (PKG), dan Dinas Pendikan. Ada beberapa tahapan Pengembangan pendidikan karakter sudah dilaksanakan pada perangkat pembelajaran oleh SMA Laboratorium UM yang mana sudah dicantumkan dalam Silabus dan RPP, hal ini sudah dikembangkan Kementrian Pendidikan Nasional Badan Penelitian Dan Pengembangan Pusat Kurikulum dan Perbukuan (2011: 9) pedoman pelaksanaan pendidikan karakter (berdasarkan pengalaman di satuan pendidikan rintisan), implementasi pendidikan karakter
dalam KTSP salah satunya yakni integrasi dalam mata pelajaran yang ada melalaui pengembang silabus dan RPP pada kompetensi yang telah ada sesuai dengan nilai yang akan diterapkan. Langkah-langkah penyusunan silabus mata pelajaran PKn SMA Laboratorium UM telah mencantumkan standar kompetensi, kompetensi dasar, karakter, materi pokok, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian (teknik, bentuk, dan contoh instrumen), alokasi waktu, sumber belajar, hal ini seperti apa yang diungkapkan Ahira (2011) bahwa ada tujuh langkah dalam penyusunan silabus yaitu a) petakan atau tentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar, b) memilih dan menentukan materi pelajaran yang sesuai dengan kompetensi belajar dengan acuan sumber belajar, c) merancang kegiatan pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran yang telah banyak dipakai, d) agar lebih mudah melakukan penilaian maka dibuat indikator pencapaian, e) susunlah penilaian dengan menggunakan teknik yang telah digunakan, bentuk instrumen, serta memberikan contoh soal, f) mengalokasikan waktu kegiatan belajar mengajar sesuai dengan materi yang akan diajarkan, g) menentukan nilai karakter yang harus ditanamkan pada siswa melalaui materi yang diberikan. 3.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Berkarakter pada Pembelajaran PKn Pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran PKn SMA Laboratorium UM sudah
dicantumkan Pendidikan karakter seperti yang diatur dalam Kerangka Acuan Pendidikan Karakter oleh Direktorat Ketenagaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional (2010:19) bahwa Proses pengintegrasian nilai karakter, secara teknologi pembelajaran yang diatur pada poin (a) yaitu Nilai-nilai tersebut dicantumkan dalam silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Rencana pelaksanaan pembelajaran PKn SMA Laboratorium UM telah melaksanakan pembelajaran kooperatif , pembelajaran kontekstual dan pembelajaran group investigasi yang melibatkan peran aktif siswa dalam mengikuti pemeblajaran yang ddibuat guru. Hal ini seperti apa yang terdapat dalam point strategi pendidikan karakter pada tingkat satuan pendidikan yang dibuat oleh Kementerian Pendidikan Nasional Badan Penelitian Dan Pengembangan Pusat Kurikulum dan Perbukuan (2011:8) bahwa yakni strategi pendidikan karakter di satuan pendidikan dalam Pembelajaran kontekstual mencakup beberapa strategi, yaitu: (a) pembelajaran berbasis masalah, (b) pembelajaran kooperatif, (c) pembelajaran berbasis proyek. Pembelajaran kontekstual membuat peserta didik juga lebih memiliki hasil yang komprehensif tidak hanya pada tataran kognitif (olah pikir), tetapi
pada tataran afektif (olah hati, rasa, dan karsa), yang mana penilaian PKn berada pada Ranah Kognitif dan Afektif. Penera Penerapan pendidikan karakter dalam pelajaran PKn SMA Laboratorium UM dengan mengkaji beberapa komponen utama rencana pelaksanaan pembelajaran yakni penentuan nilainilai karakter dengan menyesuaikan dengan materi pembelajaran, penentuan tujuan pembelajaran dilihat dari kompetensi dasar dan indikator yang ingin dicapai. Materi pembelajaran disesuaikan dengan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, penentuan metode pembelajaran dengan dengan melihat karakteristik siswa, ketercapaian kompetensi dasar, tujuan pembelajaran dan materi, sedangkan penilaian hanya mengarah pada aspek sikap dan pengetahuan siswa. Dari kajian rencana pelaksanaan pembelajaran berkarakter di atas sperti apa yang diungkapklan kuheba (2011) ada beberapa point yakni tujuan pembelajaran berisi bentuk pernyataan operasional dari kompetensi dasar, Materi pokok pembelajaran dengan mengacu materi pokok pada silabus, metode bergantung pada karakteristik pendekatan dan/atau strategi yang dipilih. Penilaian dijabarkan atas teknik, bentuk instrumen, dan instrument yang dipakai untuk mengumpulkan data. Penilaian dapat berupa penggunaan teknik tes tertulis uraian, tes unjuk kerja, dan tugas rumah yang dibentuk dalam rubrik penilaian 4.
Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada Kelas Reguler dan Kelas SSI di SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Proses kegiatan pembelajaran PKn pada kelas, merupakan refleksi terhadap RPP yang
dibuat oleh guru, refleksi ini bisa berupa penyampaian materi maupun skenario yang dibuat guru. Proses pembelajaran dibagi tiga bagian yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan akhir pembelajaran, hal ini seperti apa yang diungkapkan Ghufron (2012: 8-9)dalam tulisanya yang berjudul “ integrasi nilai-nilai karakter bangsa pada kegiatan pembelajaran yakni pada point 2 (a) pelaksanaan pembelajaran bahwa integrasi nilai-nilai karakter bangsa dalam kegiatan pembelajaran dilakukan untuk semua mata pelajaran yang tersedia di kurikulum sekolah, yang diharapkan ada pada tahap pendahuluan, inti, dan penutup, yang kemudian akan dibahas sebagai berikut a)
Kegiatan Awal Pembelajaran PKn SMA Laboratorium UM Pada kegiatan awal pelajaran PKn SMA Laboratorium UM siswa-siswi diwajibkan
berdoa dan menyanyikan lagu nasional kemudian guru mengabsen siswa serta serta mengulang kembali pelajaran dengan sebelumnya dengan secara tidak langsung melakukan intrekasi
sebelum mempelajarai materi selanjutnya. Dari beberapa kegiatan awal diatas, hal ini seperti pendapat Amri (2011:77) bahwa pada point pertama dalam proses pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yakni berkomunikasi dengan siswa, terdapat beberapa point yakni, melakukan apersepi, menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan isi/materi pembelajaran. Pada kegiatan awal ini merupakan tahapan pertama dalam pembelajaran khususnya pada mata pelajaran PKn, pada tahap awal ini ada beberapa karakter yang dikembangkan seperti rasa nasionalisme, religius, dan disiplin. b) Kegiatan Inti Pembelajaran PKn SMA Laboratorium UM Dalam kegiatan inti pelajaran PKn SMA Laboratorium UM menerapkan tiga kegiatan yaitu eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Dalam RPP dan kegiatan pembelajaran PKn SMA Laboratorium UM yang dapat dilihat bahwa kegiatan eksplorasi yaitu penyampaian materi pembelajaran yang akan dipelajari, sebelum masuk pada kegiatan elaborasi penugasan guru melakukan manajemen kelas yang disesuaikan dengan metode pembelajaran yang akan diterapkan. Kegiatan elaborasi, kegiatan ini lebih banyak diberikan tugas dengan mengunakan metode baik secara individu maupun secara kelompok yaitu diskusi kelompok, analisis kontektual, tugas individu, dan group investigasi. Pada tahap selanjutnya yaitu tahap konfirmas, tahap ini merupakan umpan balik (Feedback) dari materi yang diberikan guru pada peserta didik, pada pelajaran PKN belum ada reward yang cocok untuk siswa dan reward yang diberikan selama ini masih berupa penilaian keaktifan dan kemampuan /daya kritis siswa dalam pelajaran. Dari beberapa tahapan kegiatan inti pelajaran PKn SMA Laboratorium UM, dapat dilihat ada beberapa point yang sesuai dengan tahapan-tahapan kegiatan inti menurut Budiatmawati (2010) yakni Bagian pertama adalah Eksplorasi, antara lain dengan cara: 1) melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber (contoh nilai yang ditanamkan: mandiri, berfikir logis, kreatif, kerjasama), 3) memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya (contoh nilai yang ditanamkan: kerjasama), 4) melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran (contoh nilai yang ditanamkan: rasa percaya diri, mandiri). Bagian kedua adalah Elaborasi, nilai-nilai yang dapat ditanamkan antara lain: 1) membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu
yang bermakna (contoh nilai yang ditanamkan: cinta ilmu, kreatif, logis), 2) memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis (contoh nilai yang ditanamkan: kreatif, percaya diri, kritis, saling menghargai, santun), 3) memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut (contoh nilai yang ditanamkan: kreatif, percaya diri, kritis), 4) memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif (contoh nilai yang ditanamkan: kerjasama, saling menghargai, tanggung jawab), 5) memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar (contoh nilai yang ditanamkan: jujur, disiplin, kerja keras, menghargai), 6) memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok (contoh nilai yang ditanamkan: jujur, bertanggung jawab, percaya diri, saling menghargai, mandiri, kerjasama), Bagian ketiga adalah konfirmasi, nilai-nilainya antara lain: 1) memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik (contoh nilai yang ditanamkan: saling menghargai, percaya diri, santun, kritis, logis), 2) memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber (contoh nilai yang ditanamkan: percaya diri, logis, kritis), 3) memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan (contoh nilai yang ditanamkan: memahami kelebihan dan kekurangan) c)
Kegiatan Penutup Pelajaran PKn pada SMA Laboratorium UM Pada kegiatan penutup pembelajaran PKn SMA Laboratorium UM merefleksi kegiatan
pembelajaran yang telah diberikan baik dari awal sampai akhir pelajaran. Refleksi diharapkan dapat mengevaluai proses pelajaran yang dibuat guru maupun materi yang sudah dibahas. Kegiatan penutup ini sesuai apa yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2008 Tentang Standar Proses Pendidikan Kesetaraan Program Paket A, Program Paket B, dan Program Paket C yang terdapat dalam point B kegiatan penutup terdiri dari : bersama peserta didik melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan, melakukan penilaian terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan, memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran, memotivasi peserta didik untuk mendalami materi pembelajaran melalui kegiatan belajar mandiri.
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan paparan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan: Pertama, Penerapan kurikulum PKn SMA Laboratorium UM pada kelas SSI dan Reguler tidak ada pembedaan sehingga mempengaruhi penerapan perangkat-perangkat pembelajaran dibawahnya seperti silabus dan RPP kelas SSI dan Reguler. Penerapan pendidikan karakter pada kurikulum SMA Laboratorium UM masih parsial, karena penerapan pendidikan karakter untuk kurikulum diintegraskan secara implisit pada visi dan misi sekolah. Penerapan pendidikan karakter pada kurikulum mata pelajaran PKn SMA Laboratorium UM dapat dilihat pada struktur dan muatan kurikulum mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan. Penerapan pendidikan karakter dikatakan parsial karena belum ada pemetaan karakter pada kurikulum setiap mata pelajaran sehingga tidak tampak karakter yan ingin dicapai dalam kurikulum untuk setiap mata pelajaran lebih khusus pada mata pelajaran PKn yang dapat terlihat dalam pemetaan SKL mata pelajaran, tujuan mata pelajaran, standar kompetensi dan kompetensi dasar. Setelah melihat penerapan pendidikan karakter pada kurikulum PKn , penerapan pendidikan karakter selanjutnya secara sistematis pada silabus PKn, penerapan pendidikan karakter pada silabus PKn telah dilakukan dengan memberikan komponen yang berdiri sendiri dalam perangkat silabus. Namun belum ada pemetaan karakter yang disesuaikan dengan komponen-komponen lain yang ada dalam silabus PKn. Kedua, Perangkat selanjutnya yang menerapkan pendidikan karakter adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Komponen-komponen pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sudah sesuai dengan apa yang dicantumkan dalam kurikulum dengan penngembangan silabus. Pada rencana pelaksanaan pembelajaran sudah dicantumkan pendidikan karakter, pendidikan karakter yang terdapat pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dicantumkan pada indikator pencapaian kompetensi dan strategi pembelajaran. Namun Penerapan karakter yang terdapat pada Indikator pencapaian kompetensi dan strategi pembelajaran tidak ada pembedaan pada setiap SK dan KD yang akan ditempu pada RPP mata pelajaran PKN, sehingga terjadi penumpukkan tanpa ada pemetaan yang membagi indikator-indikator karakter pada SK DAN KD melalui materi pelajaran. Ketiga, Setelah penerapan pendidikan karakter pada perangkatperangkat pembelajaran, kemudian dilakukan refleksi melalui penerapan dalam pembelajaran khususnya pada pembelajaran PKn, penerapan pendidikan karakter dilakukan pada pembelajaran PKn melalui kegiatan awal, inti, dan akhir. Pada kegiatan pembelajaran PKn karakter yang
nampak hanya karakter kritis dan kerja sama karena pada setiap pembelajaran guru memberikan metode tugas individu dan diskusi kelompok. Guru belum mampu menginternalisasikan karakter dalam materi yang disampaikan sehingga beberapa karakter yang muncul dalam silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran tidak tersampaikan seluruhnya. Hasil analisis data ini masih harus memerlukan tambahan masukan berupa rekomendasi, rekomendasi ini diharapkan akan menyempurnakan implementasi pendidikan karakter pada pelajaran PKn lebih menyeluruh pada setiap kegiatan pembelajaran. Pertama, Harus adanya pembedaan kurikulum PKn SMA Laboratorium UM kelas SSI dan Reguler sehingga penerapan penerapan karakter pada kurikulum dan perangkat-perangkat pembelajaran dibawahnya serta dalam implikasi di kelas terjadi sistematis. Pembedaan kurikulum dan perangkat-perangkat pembelajaran dibawahnya dapat memberikan pembedaan karakter pada kelas SSI dan Reguler. Perlu juga adanya pemetaan karakter pada kurikulum PKn melalui SKL mata pelajaran, tujuan mata pelajaran, standar kompetensi dan kompetensi dasar. Untuk perangkat silabus, harus ada pengkajian pada setiap komponen dan menghubungkan komponen-komponen silabus tersebut dengan karakter yang akan dicapai. Kedua, Pada rencana pelaksanaan pembelajaran perlu adanya pemetaan karakter pada indikator ketercapaian kompetensi dan strategi pembelajaran di setiap Standar kompetensi dan kompetensi dasar pembelajaran PKn yang akan ditempu di dalam RPP . Ketiga, Guru harus diberikan workshop tentang pendidikan karakter pada perangkat pembelajaran maupun pembelajaran di kelas. Pada pembelajaran PKn di kelas guru harus mampu menginternalisasikan nilai karakter dalam setiap tahapan pembelajaran sehingga karakter yang diinternalisasikan dalam perangkat pembelajaran mapu diterapkan dalam pembeljaran di kelas. DAFTAR RUJUKAN Ahira.2011. Kupas Tuntas Tentang Silabus.(online) (http://www.anneahira.com/silabus.htm) Diakses 4 oktober 2012 Al-MaruzyAmir.2012. Strategi Guru Dalam Mengajar Di Sekolah. (online). (http://www.pustakasekolah.com/strategi-guru-dalam-mengajar-di-sekolah.html). Diakses 20 November 2012 Azzet, Muhaimin, Akhmad. 2011. Urgensi Pendidikan Karakter di Indonesia. Jogjakarta: ARRuzz Media Budiatmawati, Ike, Nurani.2010. Masih Seputar Silabus RPP, Pemahaman Pembelajaran BerKarakter –Eksplorasi, Elaborasi & Konfirmasi. (online)(http//www.geogle.com/
Masih Seputar Silabus RPP – Pemahaman Pembelajaran Ber-Karakter – Eksplorasi, Elaborasi & Konfirmasi/
[email protected]) Diakses 4 september 2012. Badan Standar Nasional Pendidikan (2006) Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah (http://www.geogle.com/Badan Standar Nasional Pendidikan) Diakses 4 september 2012 Direktorat Pembinaan SMA Dirjen Dikmen dan Kemendiknas.2011.Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. (www.puskurbuk.net/downloads/viewing/Produk_Puskurbuk/2011/Pendidikan_Karakter/ 2_KERANGKA+ACUAN+PENDIDIKAN+KARAKTER+KEMDIKNAS.pdf/ ) Diakses 15 september 2012 Direktorat Ketenagaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional.2010.Kerangka Acuan Pendidikan Karakter .(http://www.geogle.com/2_kerangka_acuan_pendidikan_karakter_kemdiknas) Diakses 15 september 2012 Ghufron, Anik.2011. Integrasi Nilai-Nilai Karakter Bangsa Pada Kegiatan Pembelajaran.(http://www.geogle.com/ integrasi nilai-nilai karakter bangsa pada pembelajaran 01) Diakses 29 Agustus 2012 Handoyo, Budi. 2012.Kendala-Kendala Implementasi Pendidikan Karakter Di Sekolah,(Artikel) (online) (http://hangeo.wordpress.com/2012/03/15/kendala-kendala-implementasipendidikan-karakter-di-sekolah/).Diakses 1 mei 2012 Irianto, Bahtiar, Yoyon.2010. Membangun Sekolah Bertaraf Internasional.(http//www.geogle.com/MEMBANGUN_MADRASAH_BERTARAF_IN TERNASIONAL) Diakses 5 september 2012 Kesuma, Dharma.,dkk. 2011.Pendidikan karakter kajian teori praktik di sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Kuheba, Deisya.2011.Cara Membuat RPP Berkarakter/Menyusun Panduan RPP Terbaru Yang Baik.(online)(http://www.sarjanaku.com/2011/08/cara-membuat-rppberkarakter.html)Diakses 4 Oktober 2012 Lickona, 2009. Mendidik untuk Membentuk Karakter: Bagaimana Sekolah dapat Memberikan Pendidikan tentang Sikap Hormat dan Tanggung Jawab. Raising good children. Bandung:Bumi Aksara Moleong, lexy, J.2010.Metodologi Penelitian Kualitatif.Bandung: Pt Remaja Rosda karya. Muhtadi, Ali.2012.Strategi Untuk Mengimplementasikan Pendidikan Budi Pekerti Secara Efektif Di Sekolah.(http://www.geogle.com/ Strategi Untuk Mengimplementasikan Pendidikan Budi Pekerti Secara Efektif Di Sekolah/ali-muhtadi) Diakses 21 mei 2012. Mulich Masnur.2011. Pendidikan karakter menjawab tantangan krisis multidimensional. Jakarta: Bumi Aksara Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah Badan Standar Nasional Pendidikan
Nugrahanto , Sayoeti .2011.Kriteria Pencapaian Sekolah Bertaraf Internasional .(online) (http://gurusmatt.wordpress.com/2011/08/08/kriteria-pencapaian-sekolah-bertarafinternasional/H) Diakses 25 november 2012 Ridhani, Afif, Achmad. 2012.Pemilihan Metode Mengajar Yang Efektif. (online) (http://afifridhani.blogspot.com/2012/01/pemilihan-metode-mengajar-yang-efektif.html) Diakses 4 oktober 2012 Suaidinmat .2012.Pengembangan Mata Pelajaran Dalam KTSP .(online)(http://suaidinmath.wordpress.com/2012/03/10/pengembangan-mata-pelajarandalam-ktsp/) Diakses 4 Oktober 2012 Sugiono.2010.Metode Penelitian pendidikan.Bandung: Alfabeta. Kementerian Pendidikan Nasional,Badan PenelitianPengembanganPusat Kurikulum dan Perbukuan .2011. Integrasi pendidikan karakter dalam mata pelajaran yang ada. (online) (http//www.geogle.com/Kementerian Pendidikan Nasional,Badan PenelitianPengembanganPusat Kurikulum dan Perbukuan 2011) Diakses 20 juni 2012 Kementrian Pendidikan Nasional Badan Penelitian Dan Pengembangan Pusat Kurikulum dan Perbukuan .2011.Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Karakter (Berdasarkan Pengalaman di Satuan Pendidikan Rintisan).(http://www.geogle.com/nartopdf_01-pedomanpelaksanaan-pendikar-rev-ks) Diakses 28 oktober 2012 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan(online)(http//www.geogle.com/ Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005), Diakses 15 September 2012 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah(http://www.geogle.com/permen 22 tahun 2006) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2008 Tentang Standar Proses Pendidikan Kesetaraan Program Paket A, Program Paket B, dan Program Paket C (http://www.geogle.com/ 03-2008) Diakses 28 oktober 2012 Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
.