Antologi PGSD Bumi Siliwangi, Volume 1, Nomor 1, Desember 2013
PENERAPAN METODE DRTA (DIRECTED READING THINGKING ACTIVITY)UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA Ida Rahmawati Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia
Dede Somarya Tatat Hartati1
Abstrak: Penerapan Metode DRTA (Directed Reading Thingking Activity) untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan kemampuan memahami isi bacaan dan melibatkan siswa aktif dalam pembelajaran dengan menggunakan metode DRTA (Directed Reading Thingking Activity). Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas. Subjek penelitian adalah siswa kelas V SDN 2 Suntenjaya berjumlah 26 siswa. Pelaksanaan pembelajaran terdiri dari: tahap pramembaca, tahap membaca, dan tahap pascabaca. Hasil yang diperoleh dari nilai rata-rata siswa pada siklus I adalah 62,14 (kurang), pada siklus II adalah 74,95 (baik) dan pada siklus III yaitu 80,90 (baik). Pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan metode DRTA dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa karena memfokuskan keterlibatan siswa dengan teks. Abstract: The application of methods DRTA (Directed Reading Activity thingking) to Improve Student Reading Comprehension Ability. The purpose of this research is to improve the ability to understand the content of reading and actively involve students in learning by using DRTA (Directed Reading Activity thingking). This study uses classroom action research. The Subjects were fifth grade students of SDN 2 Suntenjaya, totaling 26 students. The Implementation of this learning consists of: pre-reading stage, the stage reading, and post-reading stage. And the Results obtained from the value of the average student in the first cycle is 62.14 (or less), the second cycle was 74.95 (good) and the third cycle is 80.90 (good). Teaching reading comprehension using DRTA can improve students' reading comprehension because it focuses student engagement with text. Kata kunci: Metode DRTA, Kemampuan Membaca, Membaca Pemahaman Keywords: Methods DRTA, Reading Ability, Reading Comprehension
1
Ida Rahmawati, Dede Somarya, Tatat Hartati
Antologi PGSD Bumi Siliwangi, Volume 1, Nomor 1, Desember 2013 PENDAHULUAN Semua jenis kegiatan yang kita lakukan sehari-hari, baik dalam keluarga maupun di dalam masyarakat, tidak terlepas dari bahasa.Fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi.Menurut Tampubolon (2008:3) “dari segi kognitif, bahasa adalah alat berpikir, menyatakan pikiran, dan memahami pikiran. Maka pembicara perlu berkomunikasi lisan, menguasai bahasa lisan dan cara-cara berbicara itu sendiri”. Oleh karena itu, sasaran pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah adalah keterampilan berbahasa. Dari keempat keterampilan tersebut membaca memegang peran penting dalam mengembangkan kemampuan berbahasa. Membaca dapat memperluas pengetahuan, wawasan dan kemampuan seseorang. Kemampuan membaca merupakan dasar utama yang harus dimiliki siswa, sebab tidak berpengaruh terhadap pembelajaran bahasa saja, tetapi seluruh aktivitas pembelajaran melibatkan kemampuan membaca. Pembelajaran membaca pemahaman teks di sekolah dasar bagi siswa kelas tinggi cenderung diabaikan dan tidak melibatkan siswa berpikir mengenai bacaan sehingga siswa pasif dalam membaca. Hal serupa terjadi pada siswa kelas V SDN 2 Suntenjaya. Dari hasil pengamatan dapat dikatakan bahwa membaca pemahaman di kelas V masih sangat rendah, hal itu tercermin dari nilai siswa yang rata-ratanya hanya 5,96 dengan KKM kelas 65. Siswa kelas V di SDN 2 Suntenjaya berjumlah 26 orang. Kebanyakan guru hanya memberikan bahan bacaan, kemudian siswa menjawab pertanyaan sesuai bacaan sehingga siswa tidak terlibat aktif dalam pembelajaran, terbatasnya kreativitas siswa dalam membaca. Kemampuan membaca pemahaman perlu ditingkatkan melalui metode pembelajaran yang menarik minat siswa sehingga merangsang siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran membaca. Oleh
karena itu, peneliti mengusulkan metode DRTA (Directed Reading Thingking Activity) untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa. Metode DRTA ini merupakan salah satu metode untuk pengajaran membaca pemahaman. “Metode DRTA lebih memfokuskan keterlibatan siswa dengan teks, karena siswa memprediksi dan membuktikan ketika mereka membaca” (Rahim, 2008:47). Siswa diajak membuat prediksi berdasarkan petunjuk judul, membuat prediksi berdasarkan petunjuk gambar dan menilai ketepatan prediksi sehingga siswa diajak berpikir mengenai isi bacaan dengan pengetahuan awal yang dimiliki. Berdasarkan latar belakang diatas, penulis memfokuskan penelitian yang diberi judul, “Penerapan Metode DRTA (Directed Reading Thingking Activity) Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Suntenjaya Kabupaten Bandung Barat”. Adapun rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran membaca pemahaman dengan metode DRTA pada siswa kelas V SDN 2 Suntenjaya? 2. Bagaimanakah pelaksanaan metode DRTA pada siswa kelas V SDN 2 Suntenjaya? 3. Bagaimanakah peningkatan kemampuan membaca pemahaman dengan metode DRTA pada siswa kelas V SDN 2 Sutenjaya? Berdasarkan pada latar belakang masalah dan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk: 1. Mengetahui perencanaan pembelajaran membaca pemahaman dengan metode DRTA pada siswa kelas V SDN 2 Suntenjaya. 2. Mengetahui pelaksanaan metode DRTA pada siswakelas V SDN 2 Suntenjaya.
Ida Rahmawati, Penerapan Metode Drta (Directed Reading Thingking Activity)Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa 3. Mengetahui peningkatan kemampuan membaca pemahaman dengan metode DRTA pada siswa kelas V SDN 2 Sutenjaya. Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah adalah sebagai berikut: Dengan menerapkan metode DRTA (Directed Reading Thingking Activity) dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada siswa kelas V SDN 2 Suntenjaya. Metode DRTA adalah metode membaca yang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran secara bertahap dan menuntun siswa mengetahui informasi pada isi teks.Hal tersebut dirancang untuk memudahkan siswa dalam proses membaca. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, dan prediksi yang mereka buat akan diuji saat mereka membaca teks. Guru memandu proses pembelajaran dan menawarkan bantuan ketika siswa mengalami kesulitan dengan bahan bacaan. Untuk memperkenalkan metode, guru memberikan contoh bagaimana membuat prediksi dari sebuah judul sehingga siswa akan berpikir mandiri dengan pengetahuan yang didapat. Kemudian siswa membaca bahan bacaan untuk menilai ketepatan prediksi. Menurut Abidin (2012:81) “metode DRTA (Directed Reading Thingking Activity) adalah salah satu metode dalam pembelajaran membaca yang menggunakan tiga tahapan yaitu tahap prabaca, tahap membaca dan tahap pascabaca”. Prosedur metode DRTA digunakan untuk merancang dan memperluas pemahaman dari cara berpikir siswa mengenai isi bacaan mereka. Metode DRTA digunakan untuk berbagai jenis teks. Maka metode DRTA dalam pembelajaran membaca pemahaman dapat membimbing dan mendorong siswa untuk terlibat aktif dalam membaca sehingga siswa dituntut untuk berpikir mengenai bacaan.
Kemampuan membaca adalah potensi yang dimiliki seseorang dalam memahami isi bacaan dengan tujuan menambah ilmu pengetahuan dan informasi yang diaplikasikan kedalam kehidupan sehari–hari. Sebagaimana menurut Tampubolon (2008:7) “Kemampuan membaca ialah kecepatan membaca dan memahami isi secara keseluruhan”. Dari pendapat tersebut, maka kemampuan membaca adalah potensi yang dimiliki siswa dalam memahami isi teks kemudian mengembangkan isi dari teks tersebutuntuk dijadikan suatu gambaran dimasa depan. Membaca pemahaman merupakan salah satu jenis membaca, dimana dalam kegiatan membaca dituntut untuk memahami isi suatu teks bacaan. Dalam membaca pemahaman seseorang harus mengetahui isi teks, pokok pikiran utama, menyimpulkan isi teks, dan mengetahui makna yang terkandung dalam teks. Membaca pemahaman adalah usaha untuk memahami bacaan secara mendalam sehingga pembaca bisa mengingat dengan baik isi teks, mengurutkan isi teks yang dibaca dan memberikan respon mengenai teks tersebut. Membaca pemahaman untuk siswa sekolah dasar terutama siswa kelas tinggi, biasa dilakukan dengan membaca dalam hati karena tujuan pembelajaran membaca pemahaman di sekolah dasar dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan isi teks. Sesuai dengan pendapat Resmini dan Juanda (2008:80) “membaca pemahaman atau reading for understanding adalah salah satu bentuk dari kegiatan membaca dengan tujuan membacanya untuk memahami isi pesan yang terdapat dalam bacaan”. Dengan membaca pemahaman kita bisa mendapatkan informasi yang penting dari pengalaman seseorang maupun mengenai materi pembelajaran yang bisa kita ambil sisi positif dan negatif untuk
Antologi PGSD Bumi Siliwangi, Volume 1, Nomor 1, Desember 2013 pembelajaran hidup.Untuk memperoleh makna dan informasi yang tepat, proses dalam membaca pemahaman melibatkan siswa berpikir aktif dalam suatu teks bacaan dengan menghubungkan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya dan dihubungkan dengan isi teks bacaan. Terdapat beberapa faktor yang berpengaruh terhadap proses membaca pemahaman diantaranya faktor dari dalam siswa itu sendiri maupun dari lingkungan. Faktor yang timbul dari dalam diri sendiri yaitu kurang minat dalam membaca, kemampuan mengingat atau dari segi intelektual yang rendah dan kesehatan fisik. Sedangkan faktor lingkungan yang
mempengaruhi seperti metode mengajar guru dan bahan bacaan yang digunakan terdapat banyak bahasa asing. METODE Metode penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). Model yang dikembangkan oleh Kemmis dan McTaggart terdiri dari empat komponen, yaitu; perencanaan (Planning), tindakan (Action), pengamatan (Observation) dan refleksi (Reflection). Keempat komponen yang berupa untaian tersebut dipandang sebagai satu siklus (Arikunto, 2009:16).
Gambar 1
Alur Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Mc. Taggart (Taniredja dkk,2012:24) Lokasi Penelitian dilakukan di sekolah dasar negeri 2 Suntenjaya kecamatan Lembang kabupaten Bandung Barat. Waktu Penelitian terhitung mulai bulan Maret sampai bulan Mei tahun 2013. Subjek siswa kelas V dengan jumlah siswa 26 siswa. Instrumen dalam penelitian ini yaitu Lembar Kerja Siswa (LKS), wawancara,
∑ ∑
observasi, catatan lapangan dan dokumentasi. Data yang diperoleh akan dianalisis dan diolah. Kategori yang digunakan yaitusangat kurang (SK), kurang (K), cukup (C), baik (B), sangat baik (B).Penilaian ini dilakukan untuk menghitung nilai rata-rata yang diperoleh siswa dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Ida Rahmawati, Penerapan Metode Drta (Directed Reading Thingking Activity)Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa
Keterangan :
= Nilai rata-rata ∑ Jumlah semua nilai siswa ∑ = Jumlah siswa Hasil perolehan persentase aktivitas siswa kemudian dimasukkan dan dikelompokkan dengan menggunakan standar penilaian berikut:
Tabel 1.Kategori Penilaian Nilai
Kategori
91 ≤ A ≤ 100
SB
76 ≤ B ≤ 90
B
65 ≤ C ≤ 75
C
41 ≤ D ≤ 64
K
0 ≤ E ≤ 40
SK
Rumusan perhitungan persentase menggunakan rambu-rambu analisis sebagai berikut:
P = Persentase f = Jumlah siswa yang memenuhi kategori n = Jumlah keseluruhan siswa HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian ini diuraikan berdasarkan tahapan pada setiap siklus dalam proses pembelajaran di kelas yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Penelitian ini berlangsung selama tiga siklus, pada setiap siklus peneliti melaksanakan beberapa tahap penelitian yang dilakukan. 1. Perencanaan pembelajaran membaca pemahaman dengan metode DRTA
Pada siklus setiap siklus peneliti merencanakan pembelajaran bahasa Indonesia dengan pokok bahasan membaca pemahaman dengan menerapkan metode DRTA (Directed Reading Thingking Activity) yang dilakukan secara kelompok kemudian individu. Peneliti membuat dan menyiapkan perangkat pembelajaran yaitu RPP sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar serta tujuan pembelajaran, bahan ajar dan menetapkan sumber belajar, gambar mengenai cerita, Lembar Kerja Siswa dan instrumen penelitian yaitu berupa catatan lapangan, instrumen pengamatan kegiatan guru dan siswa. Proses pembelajaran pada setiap siklus akan berbeda sesuai dengan masalah-masalah yang ditemukan dilapangan. Perencanaan pada siklus I yaitu memfokuskan pembelajaran sesuai indikator yang ditentukan dan
Ida Rahmawati, Penerapan Metode Drta (Directed Reading Thingking Activity)Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa pembelajaran dilakukan secara kelompok yaitu menjelaskan isi cerita, aspek 3 yaitu kemudian secara individu. Pada siklus II menyimpulkan isi dari bacaan dengan dan III perencanaan dirancang tidak hanya bahasa sendiri, aspek 4 yaitu menceritakan memfokuskan pembelajaran sesuai kembali isi bacaan secara runtut dengan indikator tetapi pada aktivitas siswa yang bahasa sendiri, dan pada aspek 5 yaitu terlibat aktif pada proses membaca. dalam memprediksi isi bacaan. Sedangkan Pada siklus II ada sedikit perubahan pada siklus II Pada penilaian aspek 2 yaitu pada perencanaan di siklus I yaitu dalam menjelaskan isi cerita dan aspek 3 yaitu memprediksi, siswa hanya memprediksi menyimpulkan isi dari bacaan dan pada kelanjutan siswa secara keseluruh bukan siklus III yaitu lebih meningkatkan pada perparagraf. Dan pada siklus III perubahan proses pembelajaran sehingga tidak ada perencanaan yaitu pada proses siswa yang mengalami kesulitan dan pembelajaran dilakukan tidak secara memenuhi KKM. kelompok melainkan individu. a. Aktivitas Siswa Aktivitas siswa pada siklus I rata2. Pelaksanaan Metode DRTA Penerapan metode DRTA (Directed rata mencapai 3,37 dengan persentase Reading Thingking Activity) pada 67,5% dengan kategori cukup, siklus II pembelajaran membaca pemahaman, siswa rata-rata mencapai 3,87 dengan persentase memprediksi isi dan kelanjutan cerita 77,5% yaitu kategori baik dan pada siklus dengan petunjuk judul dan gambar yang III rata-rata mencapai 4,62 dengan diberikan guru kemudian menceritakan persentase 92,5% berada pada ketegori kembali cerita tersebut selanjutnya sangat baik. menjelaskan pendapat mereka mengenai isi b. Aktivitas Guru cerita baik watak tokoh, latar dan pesan Aktivitas guru pada siklus I ratayang terkandung selanjutnya siswa rata mencapai 3,69 dengan persentase menyimpulkan cerita. Pelaksanaan pada 73,8% berada pada kategori baik, siklus II siklus I dan II siswa dibagi dalam rata-rata mencapai 4,15 dengan persentase kelompok dalam memprediksi isi cerita 83% dengan kategori baik dan pada siklus kemudian sedangkan pada siklus III III rata-rata mencapai 4,53 dengan dilakukan secara individu. Pembelajaran persentase 90,7% yaitu dengan kategori pada siklus I lebih menekankan pada sangat baik. penilaian aspek 1 yaitu menjelaskan pesan c. Kategori Nilai Membaca yang terkandung pada teks bacaan, aspek 2 Pemahaman Siswa Gambar 2 Kategori Membaca Pemahaman
Nilai Membaca Pemahaman Siklus I B SK 19% 15% C 31%
K 35%
Ida Rahmawati, Penerapan Metode Drta (Directed Reading Thingking Activity)Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Dari gambar diatas, terlihat bahwa siswa yang kurang dari KKM mencapai 50% yaitu 15% SK dan 35% K maka dapat
disimpulkan bahwa siswa yang kurang dari KKM mencapai setengah bagian.
Gambar 3 Kategori Membaca Pemahaman
Nilai Membaca Pemahaman Siklus II K SB 26% 22% C 17%
Dari gambar diatas, terlihat bahwa siswa yang kurang dari KKM mencapai 26% maka diperlukan perbaikan pada tindakan selanjutnya namun mengalami
B 35%
peningkatan dari siklus sebelumnya yaitu siklus I yang kurang dari KKM mencapai 50% dan tidak ada nilai dengan kategori sangat kurang pada siklus II.
Gambar 3 Kategori Membaca Pemahaman
Ida Rahmawati, Penerapan Metode Drta (Directed Reading Thingking Activity)Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa
Nilai Membaca Pemahaman Siklus III K 4%
C 9%
SB 32%
B 55%
Dari gambar diatas, terlihat bahwa nilai dalam membaca pemahaman siswa sangat baik. Hal tersebut dapat dilihat dari gambar nilai siswa yang mendapat nilai sangat baik mencapai 32%, nilai yang berkategori baik 55%, nilai yang berkategori cukup 9% dan nilai berkategori kurang 4%. Pada siklus III tidak ada siswa yang mendapat nilai kurang maka dapat disimpulkan bahwa nilai siswa pada siklus
III mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya.
d. Kesulitan Siswa Pada Setiap Aspek Membaca Pemahaman Grafik 1 Aspek Penilaian Siswa
Kesulitan pada siklus I 14 12 10 8 6 4 2 0
12
6
4
4
5
Jumlah Siswa
Aspek Aspek Aspek Aspek Aspek 1 2 3 4 5
Berdasarkan grafik diatas, dapat terlihat bahwa jumlah siswa yang mendapat nilai kurang pada setiap aspek. Pada penilaian aspek 1 yaitu menjelaskan pesan yang terkandung pada teks bacaan dari 26 siswa terdapat 4 siswa yang tidak sesuai isi
bacaan. Pada aspek 2 yaitu menjelaskan isi cerita (tokoh, watak dan latar) terdapat 6 siswa, aspek 3 yaitu menyimpulkan isi dari bacaan dengan bahasa sendiri terdapat 12 siswa, aspek 4 yaitu menceritakan kembali isi bacaan secara runtut dengan bahasa
Ida Rahmawati, Penerapan Metode Drta (Directed Reading Thingking Activity)Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa sendiri terdapat 4 siswa, dan pada aspek 5 yaitu dalam memprediksi isi bacaan
terdapat
5
orang
siswa
Grafik 2 Aspek Penilaian Siswa
Kesulitan pada siklus II 4,5 4 3,5 3 2,5 2 1,5 1 0,5 0
4 3 2
2
Aspek 4
Aspek 5
Jumlah Siswa
1
Aspek 1
Aspek 2
Aspek 3
Berdasarkan grafik diatas, dapat terlihat bahwa jumlah siswa yang mendapat nilai kurang pada setiap aspek. Pada penilaian aspek 1 yaitu menjelaskan pesan yang terkandung pada teks bacaan dari 23 siswa terdapat 1 siswa yang tidak sesuai isi bacaan. pada aspek 2 yaitu menjelaskan isi cerita (tokoh, watak dan latar) terdapat 3 siswa, aspek 3 yaitu menyimpulkan isi dari
bacaan dengan bahasa sendiri terdapat 4 siswa, dan kesulitan pada aspek 4 dan 5 yaitu menceritakan kembali isi bacaan secara runtut dengan bahasa sendiri dan memprediksi isi bacaan terdapat 2 siswa. Pada siklus II mengalami peningkatan dari siklus I pada siklus II siswa yang mengalami kesulitan pada setiap aspek mengalami penurunan.
Grafik 3 Aspek Penilaian Siswa
Siswa yang mengalami kesulitan Siklus III 1,2 1 0,8 0,6 0,4 0,2 0
Jumlah Siswa
Aspek Aspek Aspek Aspek Aspek 1 2 3 4 5
Antologi PGSD Bumi Siliwangi, Volume 1, Nomor 1, Desember 2013 Berdasarkan grafik diatas, dapat terlihat bahwa pada aspek 2 terdapat 1 siswa yang mendapat nilai kurang yaitu aspek menjelaskan isi cerita. Maka dapat disimpulkan pada siklus III mengalami peningkatan dari siklus I dan siklus II siswa
sangat baik dalam mengerjakan soal sesuai aspek membaca pemahaman. Hal ini terlihat dari grafik bahwa siswa yang mengalami kesulitan semakin berkurang dari setiap siklus. e. Nilai Rata-rata Siswa
Grafik 4.Perbandingan Nilai Rata-rata Siswa
Nilai Rata-rata 100.000 80.000 60.000 40.000 20.000 0
Siklu Siklu Siklu sI s II s III Nilai Rata-rata 62.154 74.957 80.545 Berdasarkan grafik 4.5 perbandingan nilai rata-rata dari siklus I, siklus II dan siklus III mengalami peningkatan yang sangat baik dan memuaskan. Hasil siklus I mencapai 62,154, siklus II mencapai 74,957 dan siklus III mencapai 80,545. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa dapat meningkat dengan baik. Oleh karena itu, kegiatan penelitian ini dihentikan karena dianggap tuntas sesuai dengan harapan peneliti. Dengan penerapan metode DRTA dapat meningkatkan pembelajaran membaca pemahaman siswa dan membuat siswa aktif terlibat dalam proses membaca sehingga pembelajaran membaca tidak pasif. Hal ini sejalan dengan Rahim (2008:47) “metode DRTA memfokuskan keterlibatan siswa dengan teks, karena siswa memprediksi dan membuktikannya ketika membaca”. Dengan demikian metode DRTA dapat memberikan kemudahan pada siswa dalam memahami bacaan karena dapat melibatkan siswa dalam teks bacaan, mengetahui sejauhmana
pengetahuan awal yang dimiliki siswa, dan mengembangkan imajinasi siswa. SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data penelitian penerapan metode DRTA (Directed Reading Thingking Activity) dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Perencanaan pembelajaran membaca pemahaman dengan menerapkan metode DRTA (Directed Reading Thingking Activity) yang dilakukan pada setiap siklus dirancang dalam perangkat pembelajaran yaitu RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), gambar mengenai cerita, Lembar Kerja Siswa dan instrumen penelitian berupa catatan lapangan, lembar wawancara, lembar pengamatan kegiatan guru dan siswa. Perencanaan pada siklus I yaitu memfokuskan pembelajaran secara kelompok kemudian secara individu. Pada siklus II dan III perencanaan dirancang tidak hanya memfokuskan pembelajaran sesuai indikator tetapi
Ida Rahmawati, Penerapan Metode Drta (Directed Reading Thingking Activity)Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa pada aktivitas siswa yang terlibat aktif pada proses membaca. Pada siklus III pembelajaran dilakukan secara individu. 2. Pelaksanaan pembelajaran membaca pemahaman dengan metode DRTA (Directed Reading Thingking Activity) terdiri dari tiga tahap, yaitu: pramembaca, membaca dan pascabaca. Pada tahap pramembaca aktivitas pembelajaran yang dilakukan yaitu memprediksi isi bacaan dengan petunjuk judul dan petunjuk gambar. Guru memperkenalkan isi teks bacaan dengan cara menuliskan judul terlebih dahulu tanpa memberitahu isi dari teks tersebut, hal ini akan merangsang siswa untuk mengetahui isi teks yang akan dibahas. Jika siswa belum mampu, maka guru harus membimbing siswa sehingga dapat membuat prediksi. Tahap membaca yaitu kegiatan membaca teks yang telah siswa prediksi sebelumnya. Jenis membaca yang dilakukan adalah membaca dalam hati. Pada tahap ini, guru membimbing siswa agar melakukan kegiatan membaca untuk menemukan makna bacaan dan membantu siswa yang menemukan kesulitan memahami makna kata. Pada tahap terakhir yaitu tahap pascabaca, kegiatan yang dilakukan siswa adalah menguji kembali isi teks bacaan, dimana siswa mulai mengetahui isi teks secara keseluruhan sehingga pengetahuan awal yang dimiliki siswa dapat berkembang. Pada tahap ini siswa dapat menyimpulkan isi dari teks yang telah dibaca dan mengetahui kebenaran dari prediksi mereka. Pelaksanaan pada siklus I dan II siswa dibagi dalam kelompok sedangkan pada siklus III dilakukan secara individu. Pelaksanaan metode DRTA lebih efektif apabila aktivitas pembelajaran dilakukan secara individu. 3. Hasil analisis data diperoleh bahwa: a. Dalam proses pembelajaran dapat dilihat bahwa aktivitas guru dan siswa mengalami peningkatan pada setiap
siklusnya. Aktivitas siswa pada siklus I rata-rata mencapai 3,37 dengan persentase 67,5% dengan kategori cukup, siklus II rata-rata mencapai 3,87 dengan persentase 77,5% yaitu kategori baik dan pada siklus III ratarata mencapai 4,62 dengan persentase 92,5% berada pada ketegori sangat baik. Sedangkan aktivitas guru pada siklus I rata-rata mencapai 3,69 dengan persentase 73,8% berada pada kategori baik, siklus II rata-rata mencapai 4,15 dengan persentase 83% dengan kategori baik dan pada siklus III ratarata mencapai 4,53 dengan persentase 90,7% yaitu dengan kategori sangat baik. b. Hasil yang diperoleh dari nilai siswa pada siklus I nilai rata-rata siswa adalah 62,15 (kurang) sedangkan pada siklus II adalah 74,95 (baik) dan pada siklus III yaitu 80,54 (baik) sedangkan hasil penelitian siklus I pada setiap aspek yang mendapat kategori Sangat Baik (0%), Baik (19%), Cukup (31%), Kurang (35%), Sangat Kurang (15%). Hasil siklus II yang mendapat kategori Sangat Baik (22%), Baik (35%), Cukup (17%), Kurang (26%), Sangat Kurang (0%). Hasil pada siklus III yang mendapat kategori Sangat Baik (32%), Baik (55%), Cukup (9%), Kurang (4%), Sangat Kurang (0%). Jumlah siswa yang mengalami kesulitan dalam membaca pemahaman pada siklus I, penilaian pada aspek 1 yaitu menjelaskan pesan yang terkandung pada teks terdapat 4 siswa. Pada aspek 2 yaitu menjelaskan isi cerita terdapat 6 siswa, aspek 3 yaitu menyimpulkan isi dari bacaan terdapat 12 siswa, aspek 4 yaitu menceritakan kembali isi bacaan secara runtut dengan bahasa sendiri terdapat 4 siswa, dan pada aspek 5 yaitu dalam memprediksi isi bacaan terdapat 5 orang siswa.Siklus II penilaian aspek 1 yaitu menjelaskan pesan yang
Antologi PGSD Bumi Siliwangi, Volume 1, Nomor 1, Desember 2013 terkandung pada teks bacaan dari 23 siswa terdapat 1 siswa yang tidak sesuai isi bacaan. pada aspek 2 yaitu menjelaskan isi cerita terdapat 3 siswa, aspek 3 yaitu menyimpulkan isi dari bacaan terdapat 4 siswa, dan pada aspek 4 dan 5 yaitu menceritakan kembali isi bacaan secara runtut dan memprediksi isi bacaan terdapat 2 siswa. Siklus III aspek 2 terdapat 1 siswa pada aspek menjelaskan isi cerita. Maka dapat disimpulkan pada siklus III mengalami peningkatan dari siklus I dan siklus II siswa sangat baik. DAFTAR RUJUKAN Abidin, Y. (2012). Pembelajaran Membaca Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung: Refika Aditama.
:http://farida.blogspot.com/2011/03/ peningkatan-kemampuan membacapemahaman_917.html. [02 Februari 2010] Rahim, F. (2008). Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Bandung: Bumi Aksara. Resmini, N dan Juanda, D. (2008).Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi.Bandung: UPI PRESS. Tampubolon, D.P. (2008). Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan Efisien. Bandung: Angkasa.
Arikunto, S. (2007).Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Taniredja, T. Dkk. (2010).Penelitian Tindakan kelas untuk Pengembangan Profesi Guru Praktik, Praktis, dan Mudah. Bandung: Alfabeta.
Farida.(2011). Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman.[Online] Tersedia
Tarigan, G. H. (2008). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.