BAB
I
E'EN DAHULU AN
A.
T.atar Be, 1 akan. g
Menurut
Wardiman Djojonegoro (1994) pada awal
abad
ke
21, diperkirakan Indonesia akan termasuk ke dalam jajaran negara-negara industri baru di kawasan Asia Pasifik. Persaingan antar bangsa di dunia untuk mengejar kekuatan ekonomi akan
diwarnai
oleh persaingan yang ketat
dalam
penguasaan
ilmu dan teknologi. Dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk
menghasilkan dunia,
yang
produk-produk industri yang dapat
maka kebutuhan Indonesia akan ilmuan
bersaing dan
teknokrat
menguasai berbagai bidang ilmu dan teknologi akan
kembang
dengan
sangat pesat pula. Ditambahkan
pada dasarnya Perguruan Tinggi (PT) di
di
oleh
berbeliau
Indonesia memiliki
tiga peran. Pftrtama. sebagai wahana pengembangan sumber
daya
pembangunan
alih
teknologi. canaan
yang terampil. Kfldiia. sebagai wahana proses dalam
peren-
dan pemecahan problematika pembangunan. Dalam
posisi
demikian,
Dan
ketiga. sebagai lembaga mitra
sudah sewajarnya tiap PT harus mengembangkan
diri
sebagai pusat keunggulan dalam pengembangan teknologi (Kompas
28/12/1994). Perguruan Tinggi harus tampil ke depan. kan
global
fungsi
PT hendaknya dititik
perguruan
beratkan
pada
tinggi sebagai lembaga yang
Kebija-
perwujudan
memimpin
dan
2
memegang
kendali
teknologi
dalam perkembangan
(IPTEK),
(Fakry Gaffar,
ilmu
pengetahuan
serta pengembangan sumber
daya
Tinggi juga harus bersikap
terbuka
dunia di luarnya. la harus memahami pula aspirasi
harus
mengambil bagian dalam
bangsanya.
manusia
1944).
Perguruan
Dan
dan
Dengan
"menara
gading",
menjadi
pusat
upaya
yang sudah
intelektual
mampu
pembangunan
terjebak
ketinggalan
yang
bangsanya.
besar
demikian PT tidak akan
terhadap
zaman.
menjadi Melainkan
memuliakan
derajat
bangsanya, memuliakan derajat manusia dan kemanusiaan. Semua kualitas
itu baru akan terwujud jika PT
menempatkan
(quality) sebagai suatu keharusan. Untuk
soal
itu,
pe
ningkatan kualitas proses belajar mengajar untuk menghasilkan lulusan
yang profesional di bidangnya serta
kebutuhan
masyarakat
dan
pembangunan,
penelitian
dan
perwujudan
dari misinya harus dilakukan
terpadu
pengamalan ilmu
relevan
serta
dengan
meningkatkan
kepada masyarakat
sebagai
secara sistematis,
dan terus menerus. Akhirnya, komitmen terhadap
hendaknya
menjadi
obsesi
dan
perjuangan
yang
mutu
mengiringi
setiap derap langkah civitas akademika semua PT di tanah air. Universitas Bengkulu (UNIB), sebagai salah satu
Univer
sitas negeri termuda di tanah air — kecuali dengan Universi tas Timor Timur (UNTIM)— telah menempatkan komitmen mutu ini
semenjak satu dengan
Perguruan Tinggi ini berdiri di tahun 1982.
strategi yang ditempuh
untuk meningkatkan mutu
jalan mengembangkan staf pengajar
secara
Salah adalah
terencana,
sistematis, dan berkesinambungan.
Memberikan prioritas pada peningkatan mutu tenaga penga
jar
dipandang tepat karena mereka menduduki
posisi
"kunci"
sehubungan dengan upaya pencapaian tujuan pendidikan
tinggi.
Sebagaimana dikatakan
oleh Oteng Sutisna
(1983:13)
bahwa,
pada kata akhir mutu pendidikan bergantung pada mutu personil the man behind the gun (Oteng Sutisna, 1983:^13).
pengajar —
Khusus di perguruan tinggi, salah satu personil menentukan
yang
sangat
kualitas layanan adalah dimiliki tidaknya
tenaga
dosen yang bermutu. Sebagaimana dikatakan oleh Jusuf
Hanafi-
jpah, dkk (1994) bahwa, tercapai tidknya mutu pendidikan tinggi yang diharapkan ditentukan terutama oleh mutu para dosen
di
setiap bidang ilmu yang dibinanya.
Berkat
pengajar usia,
usaha peningkatan kualifikasi pendidikan
tersebut, maka walaupun UNIB tergolong
namun
tenaga
perguruan tinggi ini telah
pengajar
kuantitas
masih
memiliki
yang cukup memadai baik dilihat
maupun
kualitas
(khususnya
tenaga
muda
komposisi dari
kualifikasi
segi
tingkat
pendidikan).
Berdasarkan
sampai
dengan
data
bulan
yang ada di bagian kerja
September 1995,
institusi
sama
UNIB,
ini
sudah
memiliki 537 orang dosen. Dari jumlah dosen sebanyak itu,
27
orang (5%) sudah bergelar Doktor (S3), 207 orang (39%) Magister
(S2).
Sedang studi S3 sebanyak 41
orang
(8%),
sedang
studi S2, 122 orang (23%). Sisanya SI masih 140 orang (26%). Salah satu Keputusan Senat UNIB tahun 1988, telah
mene-
tapkan
suatu
kebijakan untuk
mengembangkan
staf
pengajar
lewat jalur studi lanjut baik di dalam maupun di luar negeri.
Dengan
pengembangan
2.000,
90%
(S2),
dimaksud, maka diharapkan
tenaga pengajar UNIB
sudah
bergelar
dan 20% sudah bergelar Doktor. Harapan
sangat realistis
pada
ini
tahun
Magister
dipandang
karena:
Pertama. dalam usaha menjadikan
UNIB sebagai salah satu
perguruan
tinggi terbaik di pulau Sumatera, maka salah
satu
kebijakan
yang ditempuh adalah mengirimkan sebanyak mungkin
tenaga pengajarnya untuk studi lanjut ke jenjang S2 dan
S3
baik di luar maupun di dalam negeri. Untuk memperlancar tekat itu
Universitas Bengkulu memberikan keleluasaan bagi
tenaga
pengajar untuk melanjutkan studinya.
Kejilia.,
lanjut
motivasi
tenaga
pengajar
UNIB
untuk
cukup tinggi. Berdasarkan data di bagian
sekolah
kerja
UNIB setiap tahun rata-rata 50 orang tenaga pengajar tarkan
sama
mendaf-
diri untuk studi lanjut. Dari jumlah pendaftar
seba
nyak itu, yang diterima rata-rata 35 orang. Tingginya motiva si
ini
karena
di samping dorongan yang kuat
dari
pimpinan,
erat kaitannya dengan rata-rata umur tenaga
juga
pengajar
yang masih relatif muda (antara 27 sampai dengan 35 tahun). Ketitfa. setelah "Head Project" selesai, maka mulai tahun
1994/1995 UNIB oleh Dirjen Pendidikan Tinggi Depdikbud ditetapkan sebagai salah satu di antara 10 PT yang kan
Proyek
Pengembangan Universitas dengan dana
telah
mendapat dari
Bank
Dunia. Sebagai catatan, UNIB hanya satu-satunya PT di Indone-
sia
bagian
sedangkan timur
barat
(IBB) yang diikutkan
dalam
yang sembilan lainnya berada di
(IBT).
proyek
Indonesia
Proyek ini akan berlangsung selama
bagian
5 tahun.
Salah satu komponen terbesar dalam proyek ini adalah
katan
kualifikasi
ini,
pening
tenaga pengajar ke jenjang S2 dan
S3
di
luar negeri khususnya bidang science, pertanian, dan ekonomi. Berdasarkan
dinyatakan
di
data
dan uraian
tersebut,
sini, bahwa untuk saat ini
maka
saja
dapatlah
UNIB
telah
menempatkan diri sebagai salah satu PTN yang memiliki fikasi
latar
belakang pendidikan dosen
di
atas
kuali
rata-rata
nasional. Karena menurut keterangan Mendikbud (1995), membuka
Seminar
Nasional Hasil Penelitian
PT
di
ketika Sawangan
Bogor, secara nasional sekarang ini rata-rata PTN baru liki
memi
22% tenaga pengajar yang bergelar S2 dan S3. Baru
pada
akhir akhir Pelita 6 diharapkan mencapai 50%.
Dengan
yang
kualifikasi tingkat pendidikan
tenaga
pengajar
sebaik itu, seharusnya UNIB dapat berbuat banyak
meningkatkan
pelaksanaan tridharma PT
(pendidikan,
untuk peneli
tian, dan pengabdian pada masyarakat). Namun dalam realisasinya
tidak
sesederhana itu. UNIB menghadapi
banyak
kendala
dalam memanfaatkan tenaga pengajarnya karena:
Pertama. jumlah program studi dan jumlah mahasiswa ada
tidak
seimbang mengakibatkan banyak
mendapatkan
tugas
mengajar, apalagi
dosen
kalau
yang
dosen
yang tidak
dituntut
harus mengajar sesuai dengan bidang keahliannya.
Hgdjia.,
kerja
sama antara UNIB dengan pihak
luar
baik
itu
dengan
dunia
pemerintah
industri, perguruan tinggi lain,
dan swasta masih sangat kurang,
mengakibatkan
serta
dengan
badan
demikian
pemanfaatkan tenaga dosen oleh pihak luar
pun
masih sangat kurang pula.
Untuk menanggulangi masalah pertama, walaupun belum
ijin resmi dari Depdikbud,
pada tahun 1992 UNIB sudah membu
ka jurusan dan program studi baru sesuai dengan Pola Pokok
ada
Ilmiah
dan Statuta UNIB. Program studi baru yang dibuka
saat itu, adalah di Fakultas Pertanian, yaitu
pada
(1) ilmu tanah,
(2) mekanisasi pertanian, (3) kehutanan, (4) peternakan, (5)
biologi
laut. Dibukanya program
baru
tersebut
tenaga pengajar serta fasilitas lainnya untuk proses
dan
karena
belajar
mengajar sudah tersedia.
Dengan
dibuka program studi baru tersebut
maka
jumlah
mahasiswa baru yang biasanya diterima sekitar 650 orang, maka tahun akademik 1992/1993 menjadi 1.150 orang. Namun, ternyata
pembukaan program studi baru tersebut tidak mendapatkan
ijin
dari
agar
Depdikbud. Bahkan keluar surat kepada Rektor UNIB
program
studi baru
yang telah dibuka tersebut segera
ditu-
tup. Dan urusan mahasiswa yang sudah terlanjur diterima sepe-
nuhnya
menjadi
tanggung jawab UNIB,
demikian
antara
lain
pimpinan
UNIB
bunyi surat yang dikeluarkan oleh Depdikbud itu. Untuk
mengeluarkan
program
menanggulangi
kebijakan
masalah
tersebut,
bagi mahasiswa baru yang
studi yang tidak mendapatkan ijin dari
kuliah
Dikti
memilih tiga alternatif (1) tetap kuliah di UNIB dengan
di
untuk cara
pindah
ke jurusan lain baik yang ada di Fakultas
maupun di Fakultas lain dalam lingkungan UNIB,
pertanian,
(2) pindah
ke
perguruan tinggi lain baik negeri maupun swasta yang memiliki program
studi yang sedang ditempuh untuk ini
mengeluarkan
surat keterangan pindah, dan
UNIB
(3)
bersedia
mengundurkan
diri sebagai mahasiswa.
Peristiwa berharga
tersebut
memberikan
pelajaran
yang
sangat
bagi UNIB agar menjadi perhatian di masa yang
akan
datang. Dimilikinya banyak tenaga pengajar yang sudah S2 atau
bahkan
S3
bukan secara otomatis membuat
leluasa
membuka
program
studi
dipenuhi.
program studi baru,
UNIB
karena
bisa
dengan
untuk
baru ada seperangkat persyaratan
membuka
yang
Dosen hanya salah satu dari serangkaian
harus
persyara
tan .
Kemudian untuk menanggulangi masalah kedua, yakni
kurangnya
pemanfaatan
pengajarnya,
keahlian yang
dimiliki
UNIB menghadapi kendala yang jauh
masih
oleh
tenaga
lebih
besar
lagi karena (1) jumlah industri yang membutuhkan tenaga yang
dimiliki
pada
umumnya
industri yang ada di Bengkulu merupakan cabang (anak
perusa-
haan)
UNIB masih sangat langka,
(2)
ahli
yang kantor pusatnya di jawa, karena itu
membutuhkan
tenaga ahli,
jika
banyak yang diambil dari
PT
telah memiliki nama di pulau Jawa, (3) mungkin karena
pertama
mereka
faktor
dan kedua maka menyebabkan sampai dengan tahun
penandatanganan
memorandum
dunia
masih sangat sedikit, kalau ada
industri
kerja sama
antara
UNIB kerja
yang
1994
dengan sama
a
hanya yang bersifat temporer dan kasuistik belaka.
Kondisi
adanya
tersebut
tindak
di atas diperburuk
lanjut dari program
lagi
oleh
pengembangan
staf
dilakukan oleh pimpinan UNIB. Ada kesan yang sangat
tidak
lanjut itu diharapkan akan terjadi dengan
Dengan yang
perkataan
lain praktis tidak terlihat
sistematis
penyesuaian
di dalam membantu
para
belum
yang
mendalam
sendirinya.
adanya
lulusan
upaya
melakukan
diri serta berpartisipasi seoara maksimal
dalam
tugas-tugas akademik. Sebaliknya, ada kesan bahwa asumsi yang digunakan
oleh
pimpinan UNIB adalah bahwa
tambahan yang dimiliki para lulusan
akan
dengan
dapat dengan
keahlian
sendirinya
menampilkan unjuk kerja yang lebih baik, sehingga
berdampak
positip pada pelaksanaan tugas-tugas, baik
akan secara
perorangan maupun kelembagaan.
Jika
kondisi
sebagaimana
digambarkan
di
atas
terus
berlangsung maka diperkirakan banyak pihak yang akan mendapat kerugian.
Bagi
lulusan mereka bukan hanya tidak
dapat
ngembangkan pengetahuan dan ketrampilannya, tetapi
me
sekaligus
menjadi ancaman terhadap jabatan akademiknya. Waktu,
tenaga,
biaya, serta aneka pengorbanan yang begitu besar lainnya akan
menjadi
mereka
sia-sia
belaka.
Dan yang lebih
parah
merasa tidak berguna. Setelah dengan
lagi
kalau
bersusah
payah
studi di pascasarjana dan memperoleh gelar Magister dan
Doktor
namun
keahlian Bagi
UNIB,
sekembali
mereka
ke instansi
asal
tidak dapat dimanfaatkan
kerugiannya adalah tenaga
dosen
pengetahuan
atau
dan
secara
optimal.
yang
memiliki
kualifikasi
yang
demikian baik
tidak
dapat
dimanfaatkan
untuk mengembangkan Universitas. Bahkan pemerintah daerah pun akan
dirugikan, karena Sumber Daya Manusia (SDM)
tidak dapat dimanfaatkan secara optimal
yang
baik
untuk memacu pemban
gunan dalam rangka mengejar ketinggalan dari propinsi lain. Beberapa
kasus
yang muncul di UNIB akhir-akhir
ini
adalah
adanya dosen lulusan pascasarjana minta pindah dengan
berba-
gai alasan. Bahkan ada yang rela melepaskan statusnya sebagai Pegawai Negeri Sipil asalkan dapat pindah kerja. Kondisi jelas
tidak dapat dibiarkan terus berlangsung. Karena
terus
berlangsung dikhawatirkan akan terjadi eksodus
besar-besaran
tenaga ahli di UNIB ke instansi
ini kalau
secara
lain.
Karena
itulah maka dipandang penting untuk meneliti kinerja akademik lulusan program Pascasarjana sekembali mereka ke UNIB.
penelitian
pimpinan
ini
UNIB
diharapkan dapat memberikan
dalam
usahanya
untuk
Hasil
masukan
lebih
kepada
mengoptimalkan
kinerja akademik lulusan Pascasarjana.
B. Permasalahan Penelitian
Memperhatikan permasalahan sebagaimana telah diketengahkan pada bagian latar belakang di atas, maka rumusan yang
profil
menjadi
fokus
penelitian
ini
adalah:
kinerja akademik d_Q_s_en Universitas
Pascasarjana
diketahui
masalah
Bagaimanaknh
Bengkulu
lulusan
2. Dengan diketahui kinerja dimaksud, maka
pula kontribusi pendidikan
kinerja akademik mereka.
pascasarjana
akan
terhadap
1o
Untuk menemukan jawaban dari masalah yang menjadi
penelitian
tersebut dirumuskan lagi ke dalam bentuk
fokus
perta-
nyaan penelitian sebagai berikut:
1.
Bagaimanakah
proi'il kinerja akademik
dosen
Universitas
Bengkulu lulusan Pacasarjana di bidang pendidikan? Pertanyaan
meliputi
(a)
tersebut
dibatasi
menj?enai
hal-hal
memberikan kuliah, tutorial dan
menyelenggarakan
kegiatan
di
yang
menguji,
laboratorium/praktek
(b) kegu-
ruan/praktek lapangan, (c) membimbing seminar mahasiswa, membimbing
KKN, (e) membimbing pembuatan skrepsi,
(f)
(d) ber-
tugas dalam panitia ujian akhir, (g) membina kegiatan kemahasiswaan,
(h)
persiapan mengajar, (i)
pelaksanaan
kegiatan
mengajar di kelas, (j) mengevaluasi kemajuan belajar mahasis
wa,
(k) faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
lulusan
di
bidang pendidikan, (k) usaha-usaha lulusan untuk meningkatkan kinerja
di
bidang
dampak/manfaat
pendidikan dan
pendidikan
peng-
pascasarjana
ajaran, terhadap
(1)
kinerja
lulusan di bidang pendidikan.
2.
Bagaimanakah
profil kinerja akademik
dosen
Universitas
Bengkulu lulusan Pascasarjana di bidang penelitian? Pertanyaan
tersebut
dibatasi
mengenai
hal-hal
yang
meliputi (a) mempublikasikan hasil penelitian, (b) mempertun-
jukkan
karya
seni, (c) mempublikasikan
karya
ilmiah,
menyajikan karya tulis dalam pertemuan ilmiah, (e)
penelitian,
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
(d)
melakukan
kinerja
.1.1
lulusan
di bidang penelitian,
(g) usaha-usaha lulusan
meningkatkan kinerja di bidang penelitian,
untuk
(h) kualitas hasil
penelitian para lulusan,
(i) dampak/manfaat pendidikan pasca
sarjana terhadap kinerja
lulusan di bidang penelitian.
3.
Bagaimanakah
Bengkulu
profil kinerja akademik
lulusan
Pascasarjana di bidang
dosen
Universitas
pengabdian
kepada
masyarakat (PPM)?
Pertanyaan meliputi
tersebut
dibatasi
mengenai
(a) memberikan latihan/penyuluhan/penataran
masyarakat,
yang kepada
(b) memberikan pelayanan kepada masyarakat,
pengembangan dan penerapan hasil penelitian,
(e) pengembangan wilayah,
meningkatkan
kinerja
pascasarjana
mmpengaruhi
(g) usaha-usaha lulusan
di bidang PPM, (h) kualitas
oleh para lulusan,
(i)
dampak/manfaat
terhadap kinerja lulusan di
(c)
(d) kaji tindak,
(f) faktor-faktor yang
kinerja lulusan di bidang PPM,
dilakukan
hal-hal
bidang
PPM
untuk
yang
pendidikan
pengabdian
kepada masyarakat.
c.
Tu.iuan dan. Manfaat Penelitian
1.
Tujuan Penelitian
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk dan
menganalisis profil kinerja akademik
Bengkulu
lulusan Pascasarjana. Berdasarkan
mendeskripsikan
dosen
hasil
Universitas
deskripsi
dan analisis dapat diketahui konstribusi pendidikan Pascasar jana terhadap kinerja akademik dosen UNIB.
Secara khusus penelitian ini ditujukan untuk:
a. Mendeskripsikan dan menganalisis profil kinerja dosen
Universitas
Bengkulu lulusan Pascasarjana dalam bidang
pen
didikan •
b. Mendeskripsikan dan menganalisis profil kinerja dosen Universitas Bengkulu lulusan Pascasarjana dalam bidang
pene
litian .
c. Mendeskripsikan dan menganalisis profil kinerja dosen
Universitas Bengkulu lulusan Pascasarjana dalam bidang PPM.
2.
Manfaat Penelitian
Penelitian
memiliki
arti
ini
penting dilaksanakan
praktis dan teoritis. Secara
karena
hasilnya
praktis,
hasil
penelitian ini sangat bermanfaat baik bagi Universitas kulu
maupun pihak-pihak terkait di luar Universitas
Beng Bengku
lu.
a. Bagi Universitas Bengkulu Penelitian
ini berusaha untuk menganalisis dan
mendes
kripsikan kinerja akademik dosen UNIB lulusan program sarjana. UNIB.
Hasilnya
Kinerja
tentu sangat
bermanfaat
akademik para lulusan
perlu
Pasca
khususnya
bagi
diketahui
oleh
segenap civitas akademika UNIB,
khususnya pihak pimpinan dari
Rektor,
pembantu Dekan,
dan
Pembantu Rektor,
Program
diberikan
Studi.
oleh
Dekan,
Kerja keras dan pengorbanan
UNIB selama ini
dengan
Ketua Jurusan
yang
telah
kebijakannya
untuk
13
menyekolahkan
tenaga pengajar memang tidak
sia-sia,
karena
sebagaimana telah dinyatakan di muka kini UNIB telah memiliki
jumlah
lulusan Pascasarjana yang cukup banyak. Dengan
likinya
asset
logislah untuk
yang
jika
demikian berharga
sudah
dimi-
barang
pihak UNIB mengharapkan kepada
para
tentu lulusan
dapat meningkatkan kinerja akademiknya baik dari
kuantitas,
sisi
lebih-lebih dalam hal kualitas.
Apakah
harapan UNIB tersebut telah terwujud? Belum
ada
hasil penelitian yang coba untuk memberikan jawaban.
Peneli
tian
kiranya
ini
dapat
berusaha untuk menyajikan informasi
digunakan untuk menjawab pertanyaan
diketahuinya
UNIB
yang
dimaksud.
kinerja akademik para lulusan,
akan
memudahkan
dalam membuat aneka kebijakan lanjut sehubungan
pembinaan
dan pemanfaatan para lulusan. Apalagi,
Dengan
dengan
penelitian
ini juga menyajikan rekomendasi yang kiranya dapat dimanfaat kan
b.
oleh
UNIB.
Bagi Pihak yang Terkait di Luar UNIB
Bagi instansi-instansi terkait di luar UNIB, litian ini dapat
fikasi
hasil pene
memberikan masukan tentang gambaran
dosen UNIB dan unjuk kerjanya
sehingga
kuali
memungkinkan
pihak luar menjalin hubungan kerja sama dalam berbagai bidang antara
lain penelitian,
penataran, penyuluhan,
seminar
dan
lain sebagainya.
Bagi penelitian
pihak ini
Dirjen Perguruan Tinggi dapat dijadikan salah satu
di
Jakarta
hasil
referensi
dalam
14
pembuatan
kebijakan khususnya tentang pengembangan
UNIB
di
masa yang akan datang.
Bagi
Tim Manajemen Program Doktor serta bagi
Pengelola
Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan di lingkungan intensif
Dikti Jakarta — berusaha
yang dikenal selama
ini
mencari dana untuk memberikan
sangat
bea
siswa
kepada para dosen PT untuk studi di program pascasarjana baik di
dalam dan di luar negeri —
hasil penelitian
ini
sangat
berguna sebagai feed back guna mengetahui sejauh mana efektifitas
dan
efisiensi program
penyekolahan
tenaga
pengajar
khususnya dilihat dari unjuk kerja tenaga pengajar yang telah selesai S2 dan S3.
c. Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Secara
bagi
teoritis hasil penelitian ini sangat
pengembangan
pendidikan
ilmu pengetahuan di
bidang
administrasi
khususnya dalam bidang administrasi
personil
Perguruan Tinggi. Karena sebagaimana diketahui, administrasi
menerus,
personil
di PT harus
dilakukan
seiring dengan semakin tinggi
bermanfaat
pengembangan secara
tuntutan
macam
tenaga
penelitian sekitar
pengajar
masalah
di PT, sehingga
personil,
diharapkan
terus
masyarakat
terhadap dunia perguruan tinggi. Untuk itu diperlukan
gai
di
berba-
khususnya
aplikasi
dari
administrasi personil di PT menjadi efektif dan efisien dalam rangka pencapaian tujuan PT itu sendiri.
15
D. PenJelasan Konsep
Agar
tidak terjadi kesalah pahaman, maka
diberikan
penjelasan
dalam
penelitian
dosen
dalam
terhadap konsep utama
ini. Konsep dimaksud
berikut
yang
adalah
melaksanakan tugas akademik, dan
akan
digunakan
(1)
kinerja
(2)
lulusan
program Pascasarjana.
1. Kinerja Dosen dalam Melaksanakan Tugas Akademik
Di
dalam Kamus Besar Indonesia (BP, 1985: 503)
nisikan
"kinerja"
prestasi
sebagai: (1) sesuatu
yang
yang diperlihatkan; (3) kemampuan
didife-
dicapai;
kerja.
(2)
Lembaga
Administrasi Negara (LAN, 1992) menyatakan, kinerja merupakan terjemahan
bebas dari kata inggris "performance",
rarti
prestasi kerja atau pelaksanaan kerja atau
kerja
atau
hasil
kerja/ penampilan
yang
pencapaian
kerja.
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan kinerja
dalam
melaksanakan
tugas-tugas
be-
akademik
adalah
dosen
perilaku
aktual nyata dan atau perilaku yang dapat diamati yang ditamPilkan
oleh
pelaksanaan
para dosen lulusan program
tugas-tugas
akademik,
Pascasarjana
dalam
tugas di
bidang
yaitu
pendidikan/pengajaran, penelitian dan pengabdian pada
masya
rakat.
sesuai
Adapun
tugas-tugas
akademik
yang
dimaksud
dengan ketentuan sebagaimana ditunjukkan dalam Surat Keputusan
Menteri
Penertiban
Aparatur
Negara
(Menpan)
No.59/MENPAN/1987 tentang Angka Kredit Bagi Tenaga Pengajar Perguruan
Tinggi, yang kemudian disempurnakan
dengan
Surat
16
Keputusan
Menpan
No. 13/MENPAN/ 1988,
serta
aturan-aturan
lain yang mengiringinya.
Kinerja dilihat
akademik
para
lulusan
dalam
dari beberapa segi: segi kuantitas,
penelitian segi
ini
kualitas,
usaha-usaha para lulusan untuk meningkatkan kinerja akademik,
faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja mereka,
serta dampak
studi di Pascasarjana terhadap kinerja akademik para lulusan.
2.
Lulusan Pascasarjana
Yang dimaksud dengan lulusan Pascasarjana (untuk
selan-
jutnya dalam penelitian ini disebut lulusan, kecuali dinyata kan khusus)
saikan
adalah tenaga pengajar UNIB yang telah
pendidikan
Magister negeri.
(S2) Pada
pada program
Pascasarjana
maupun Doktor (S3) di dalam
baik
maupun
saat pengumpulan data penelitian
menyele
tingkat di
ini,
luar mereka
tercatat secara resmi sebagai tenaga pengajar UNIB dan berada di
UNIB —
tugas
dalam arti tidak sedang sekolah atau
mendapatkan
lain sehingga yang bersangkutan tidak berada
di
UNIB
dalam waktu yang cukup lama.
E.
Premis daji Keranaka Pemikiran Penelitian
Pembangunan
pendidikan tinggi di Indonesia sebagai
sub
sistem pendidikan nasional masih menghadapi banyak permasala han.
Satu di antaranya masalah kuantitas tenaga edukatif yang
berkualitas.
demikian
Padahal fungsi tenaga dosen di perguruan
dominan dalam rangka pencapaian tujuan
dan
tinggi
fungsi
17
perguruan tinggi. Dosen dengan segala kepribadiannya
merupa
kan instrumental input tempat tujuan perguruan tinggi
diper-
taruhkan.
Mengingat fungsi dosen yang demikian strategis lagi
dengan
tuntutan terhadap dunia
perguruan
ditambah
tingi
agar
semakin mampu merespon kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnolo-
gi, maka perguruan tinggi dituntut menyelenggarakan
pengembangan
tenaga
dosen. Salah satu
cara
program
yang
ditempuh
adalah dengan jalan menyekolahkan mereka ke program Pascasar jana baik di dalam maupun di luar negeri.
Seiring dengan bertambahnya perguruan tinggi yang membu ka
program Pascasarjana, dan ditunjang lagi
Depdikbud cukup
dengan
memadai,
menyediakan bea siswa
oleh
dalam
maka dari tahun ke tahun
kebijakan
jumlah
semakin
yang
bertambah
banyak saja tenaga dosen yang berkesempatan sekolah lanjut. Walaupun telah
program pengembangan dosen dimaksud
dilakukan
lanjut
dari
sebagaimana lanjut
secara serius, namun
program
umumnya
tindak
itu
belum
ditata
bahkan ada kesan bahwa
upaya
tindak
sendirinya.
Dengan
pengembangan staf
mestinya,
diharapkan
pada
nampaknya
akan terjadi
dengan
perkataan lain belum terlihat adanya upaya yang sistematis di dalam
membantu
para lulusan melakukan
sepulang mereka dari tugas kan
penyesuaian
belajar, atau di dalam memanfaat-
pengetahuan dan keterampilan yang telah mereka
Nampaknya dengan
asumsi
yang
kembali
digunakan dalam hal
keahlian yang baru— para lulusan
ini
dengan
peroleh. adalah
—
sendirinya
18
akan
menampilkan unjuk kerja yang lebih baik, sehingga
berdampak
positip pada pelaksanaan tugas-tugas, baik
akan
secara
perorangan maupun secara kelembagaan. Padahal
lembaga
baik tidaknya kinerja seorang staf dalam
tidak
pengetahuan, dengan
hanya dipengaruhi dan
oleh
keterampilan yang
tingkat
mereka
teori perilaku organisasi, maka unjuk
suatu
pendidikan,
miliki.
Sesuai
kerja
manusia
organisatoris (termasuk dosen) ditentukan banyak faktor
baik
dari
diri
dalam dirinya maupun di luar dirinya. Pada
sendiri
hal-hal
yang menentukan tingkat
level
performansi
kerja
ditentukan oleh persepsi, sikap, nilai-nilai, kepuasan kerja, motivasi
dan
juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan
dosen itu sendiri. Ketersediaan prasarana dan sarana
fisik belajar
di rumah, kesejahteraan hidup merupakan dua contoh lingkungan
fisik
yang baik secara langsung maupun tidak
langsung
ikut
mempengaruhi unjuk kerja seorang dosen.
Seorang sendiri,
dosen di perguruan tinggi tidak
tetapi selalu terlibat dalam suatu
hanya
bekerja
kelompok
kerja
(work group). Secara demikian, maka unjuk kerjanya juga tidak terlepas faktor dinamika perilaku kelompok kerjanya. Dinamika
perilaku kelompok kerja ini ditentukan oleh
perilaku
inter
personal anggotanya, tujuan, nilai, dan kekuatan kelompok.
Akhirnya dalam konteks sistem organisasi, maka seorang tenaga pengajar juga
nisasi
(perguruan
perilaku
ditentukan oleh perilaku
tinggi) tempat mereka
bekerja.
orga
Perilaku
organisasi ini sendiri dipengaruhi oleh banyak faktor, antara
.19
lain: lingkungan eksternal dan internal, komunikasi,
pengem
bangan organisasi, filsafat personil, kepemimpinan, manajemen
perubahan,
manajemen
konflik, dan ketersediaan
sarana
dan
prasarana yang dapat dimanfaatkan oleh dosen. Melihat
begitu banyak variabel yang menentukan
kinerja
akademik seorang tenaga pengajar, maka diperlukan upaya
yang
untuk mencegah kemunduran (decay) keahlian
sistematis
lektual dan profesional yang telah
inte-
dimiliki melalui pendidi
kan di pascasarjana.
Asumsi bahwa keahlian baru akan dengan sendirinya
hasilkan
perbaikan,
tidak
dapat
dipertahankan.
meng-
Program
pengembangan staf tidak akan membuahkan dampak maksimal pengembangan lembaga bila tidak disertai dengan upaya
bagi siste
matis dari para pemimpin lembaga untuk melengkapi sarana
prasarana staff) diri
yang
dibutuhkan, memberdayakan
staf
agar mereka tidak hanya mampu masuk dan kembali
ke dalam lingkungan personal
dan
dan
(empowringmenyesuaikan kelembagaan
yang telah lama mereka tinggalkan, serta menyediakan kesempa tan
untuk
memancing serta mengerahkan
peningkatan
urunan
mereka
mutu program akademik khususnya, serta
bagi
pelaksa
naan tri-dharma pada umumnya.
Berkaitan dengan uraian di atas serta berdasarkan kajian
teoritis
yang
telah peneliti
lakukan,
maka
dirumuskanlah
premis-premis penelitian ini sebagai berikut: Premis 1. Kinerja
akademik tenaga pengajar secara
dipengaruhi oleh faktor internal dan nal .
umum
ekster
Premis 2 Faktor
internal
akademik
yang
mempengaruhi
kinerja
adalah:
kemampuan,
Premis 3. Faktor eksternal yang mempengaruhi
perfomansi
dan
tenaga pengajar
motivasi.
tenaga
pengajar adalah manajemen,
kepemmpi-
nan, kelompok kerja, sarana dan pasarana.
Keseluruhan
proses
pelaksanaan
penelitian
ini
jlka
divisualisasikan ke dalam kerangka pemikiran penelitian dapat dilihat dalam gambar pada halaman berikut. GAMBAR
1
KERANGKA PEMIKIRAN PENELITIAN
1.Pendidikan 2.Penelitian
3.Pengabdian kepada tasya-
Institusional
rakat A
Pendidikan
Peningkatan
Nan
Hutu
Forial
PT
Faktor Internal
l.Ketaipuan Individual
2.Motivasi
.
Faktor Eksternal
l.Hanajeaen
2.Kepeaiipinan 3.Keloapok kerja 4.Sarana dan
prasarana
F. Sistematika Penulisan Laporan
Laporan penelitian ini berisi enam bab dan disusun dalam suatu sistematika sebagai berikut:
Bab 1, Pendahulnan yang Latar
berisi pembahasan mengenai
(A)
belakang, (B) Permasiilahun penelitian, (C) Tujuan
dan
manfaat
penelitian,
(D) Penjelasan konsep, (E)
Premis
kerangka pemikiran penelitian, dan (F) Sistematika
dan
penulisan
laporan.
Bab
Tinjauan
II,
mengenai
mengetengahkan
(A) Konsep Administrasi Pendidikan,
Permasalahan
Penelitian
Pendidikan, terbuka,
Dalam
Ruang
(E)
(F)
pembahasan
(B)
Lingkup
(C) Organisasi perguruan tinggi
(D)
akademik,
tinggi,
Pustaka,
Administrasi
sebagai
Tenaga pengajar di perguruan tinggi Pengembangan
Kinerja
tenaga
akademik tenaga
kedudukan
pengajar
di
pengajar,
sistem
dan
mutu
perguruan
(G)
Hasil
penelitian sebelumnya, dan (H) Intisari studi kepustakaan dan kaitannya dengan masalah penelitian.
Bab
III, Hetodologi Penelitian, yang berisi
mengenai, (A) Metode penelitian, (B) Sumber data
pembahasan
penelitian,
(C) Tahap-tahap penelitian, (D) Strategi analisis data litian,
(E)
Proses Pemantapan, Keterpercayaan
pene
Proses,
dan
Hasil Penelitian.
Bab IV, Data dan Analisis Hasil Penelitian, yang
pembahasan
bangan
tentang,
(A) Sekilas tentang UNIB,
(B)
dosen dan hasil-hasilnya, (C) Kinerja akademik
berisi
Pengem
lulu-
san, yang meliputi: (1) kinerja lulusan di bidang pendidikan,
(2) kinerja lulusan di bidang penelitian, dan (3) kinerja lulusan di bidang pengabdian kepada masyarakat.
Bab V, yang mengetengahkan tentang, (A) Pokok-pokok temuan penelitian, (B) Pembahasan, dan (C) Implikasi hasil penelitian.
Kesimpulan dan rekomendasi disajikan pada Bab terakhir, yaitu Bab VI.