PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM KONSEP ENERGI DAN PENGGUNAANNYA PADA SISWA KELAS IVA SEKOLAH DASAR NEGERI JOGLO SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Anita Widyanti¹, Soewalni Soekirno², Ratna Widyaningrum³
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) terhadap hasil belajar IPA konsep energi dan penggunaannya pada siswa kelas IVA SD Negeri joglo Surakarta Tahun Pelajaran 2015/2016. Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen dengan desain penelitian one group pretes-postes design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IVA SD Negeri Joglo Surakarta, dengan sampel sejumlah 38 siswa dan menggunakan teknik total sampling. Pengumpulan data menggunakan tes dan lembar observasi siswa. Teknik analisis data menggunakan uji t-test berpasangan/paired sample t-test. Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh bahwa -thitung = -18,981 kurang dari –ttabel = -2,021 dalam taraf signifikansi 5%, dengan demikian hipotesis yang menyatakan “ada pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) terhadap hasil belajar IPA konsep energi dan penggunaannya pada siswa kelas IVA SD Negeri Joglo Surakarta Tahun Pelajaran 2015/2016” dapat terbukti kebenarannya dan dapat diterima. Kata kunci: Hasil Belajar, Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together
terencana dari setiap individu untuk
PENDAHULUAN Pendidikan merupakan salah satu
membentuk pribadi yang baik dan
hal penting untuk menentukan maju
mengembangkan potensi yang ada
mundurnya
dalam upaya mewujudkan cita-cita
suatu
bangsa,
maka
untuk menghasilkan sumber daya manusia yang baik dan berkualitas, diperlukan
dari
Agar
seluruh
potensi
yang
hasil
dimiliki siswa dapat berkembang
pendidikan itu sendiri. Pendidikan
dengan baik, maka dibutuhkan pula
memerlukan adanya proses sadar dan
proses
1
modal
dan tujuan yang diharapkan.
Alumni, 2,3 Dosen Prodi PGSD FKIP UNISRI
pembelajaran
yang
2
berkualitas.
Pembelajaran
yang
kejadian dan fenomena tentang alam
berkualitas harus dilaksanakan dalam
serta
semua mata pelajaran termasuk mata
tentang cara yang dapat dilakukan
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
agar
Berdasarkan hasil observasi dan
memberikan
dapat
pemahaman
hidup
dengan
menyesuaikan diri dengan alam.
wawancara guru kelas IV SD N
Siswa
Joglo, sistem teacher centered masih
menemukan pengetahuannya sendiri
mendominasi
selama proses pembelajaran sehingga
pembelajaran
dan
harus
difasilitasi
model pembelajaran yang digunakan
pengetahuan
guru belum bervariasi, sehingga
bermakna
pembelajaran cenderung monoton.
kehidupan siswa itu sendiri dan bagi
Pembelajaran
kualitas pendidikan pada umumnya.
yang
monoton
mereka
untuk
dan
akan
lebih
bermanfaat
bagi
membuat siswa merasa bosan dan
Hasil belajar adalah pola-pola
jenuh pada saat proses pembelajaran,
perbuatan atau kemampuan siswa
serta kurang terlibat aktif, sehingga
(kognitif, afektif, dan psikomotor)
akan berpengaruh pada hasil belajar
yang
siswa.
model
pengalaman belajar. Hasil belajar
pembelajaran harus diperhatikan agar
siswa diperoleh melalui evaluasi atau
masalah-masalah yang sering muncul
pengukuran
saat
memahami atau menguasai materi.
Penggunaan
pembelajaran
dapat
diminimalkan. IPA
adalah
dimiliki
Sedangkan “Ilmu
setelah
sejauh
untuk
menerima
mana
siswa
melaksanakan
yang
evaluasi atau penilaian tidak hanya
mempelajari tentang sebab akibat
menilai konsep atau materi tetapi
kejadian-kejadian yang ada di alam
bakat
ini” (Sukarno dalam Asih dan Eka,
keterampilan motorik harus dinilai.
yang
dimilikipun
dan
2014:23). IPA merupakan ilmu yang
Hasil belajar IPA dipandang dari
tidak terpisahkan dalam kehidupan
yaitu segi produk siswa diharapkan
sehari-hari, karena IPA merupakan
dapat memahami konsep-konsep IPA
salah satu ilmu yang memberikan
dan keterkaitannya dalam kehidupan
cara untuk menjawab pertanyaan-
sehari-hari. Berdasarkan segi proses,
pertanyaan tentang alam, memahami
siswa
diharapkan
memiliki
3
kemampuan untuk mengembangkan pengetahuan,
gagasan,
menerapkan
konsep
diperolehnya
untuk
dan yang
memecahkan
masalah yang mereka hadapi dalam kehidupan sehari-hari. Segi sikap
a. Memperoleh
keyakinan
atas
kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan
keberadaan,
keindahan, dan keteraturan alam ciptaanNya. b. Mengembangkan
pengetahuan
ilmiah, siswa diharapkan mempunyai
dan pemahaman konsep-konsep
perubahan kecenderungan berbuat,
IPA
seberapa minat untuk mempelajari
diterapkan
benda-benda di sekitarnya, bersikap
sehari-hari.
ingin tahu, tekun, kritis, mawas diri,
yang
bermanfaat dalam
dan
kehidupan
c. Mengembangkan rasa ingin tahu,
bertanggung jawab, dapat bekerja
sikap
sama dan mandiri, serta mengenal
tentang adanya hubungan yang
dan
saling mempengaruhi antara IPA,
mengembangkan
rasa
cinta
positif
terhadap alam sekitar dan ciptaan
lingkungan,
Tuhan Yang Maha Esa.
masyarakat.
Hasil sesudah
belajar siswa
IPA
diperoleh
mengikuti
proses
dan
kesadaran
teknologi,
d. Mengembangkan
keterampilan
proses untuk menyelidiki alam
pembelajaran dengan suatu model
sekitar,
tertentu
dan membuat keputusan.
yang
diakhiri
dengan
evaluasi belajar berupa tes. Jadi hasil
dan
memecahkan
masalah
e. Meningkatkan kesadaran untuk
belajar IPA adalah skor/nilai yang
berperan
diperoleh siswa melalui tes setelah
memelihara,
mengikuti pembelajaran IPA dengan
melestarikan lingkungan alam.
model pembelajaran kooperatif tipe
f. Meningkatkan kesadaran untuk
NHT. Tujuan pembelajaran IPA di sekolah dasar dalam Badan Nasional Standar Pendidikan (BNSP:2006), dimaksudkan yaitu:
serta menjaga
dalam dan
menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan. g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dann keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan
4
pendidikan ke SMP (Ahmad
menerapkannya
Susanto, 2015:171).
sehari-hari.
Pembelajaran IPA akan lebih bermakna
jika
seseorang
dalam
kehidupan
Model pembelajaran merupakan sebuah prosedur yang sistematis
mengalaminya secara langsung atau
dalam
lebih dikenal dengan learning by
pengalaman belajar untuk mencapai
doing. Hal tersebut sesuai dengan
tujuan belajar. Selain itu, model
ciri-ciri anak SD pada umumnya
pembelajaran juga dapat diartikan
yaitu: memiliki rasa ingin tahu yang
suatu pendekatan yang digunakan
berlebih, menemukan, mempelajari
dalam
sesuatu yang baru, dan berkreasi.
(Kurniasih dan Berlin, 2015:18).
Sejalan dengan ciri-ciri siswa SD
Pembelajaran kooperatif merupakan
tersebut,
guru
suatu
sekreatif
mungkin
dituntut
untuk
mengorganisasikan
kegiatan
model
pembelajaran
pembelajaran
yang
menciptakan
menggunakan sistem belajar dan
pembelajaran yang bermakna bagi
bekerja dalam kelompok-kelompok
siswa.
kecil berjumlah 4-6 orang secara
Oleh karena itu, pembelajaran
kolaboratif
sehingga
dapat
IPA di SD dapat melatih dan
merangsang siswa lebih aktif dalam
memberi kesempatan kepada siswa
pembelajaran
untuk
Langkah-langkah
mengembangkan
keterampilan-keterampilan
2013:62).
pembelajaran
kooperatif
menurut
Rusman
dan dapat melatih siswa untuk
(2013:211)
dalam
bukunya
berpikir
secara
dinyatakan ada enam langkah utama
rasional dan kritis terhadap persoalan
yaitu 1) Tahap menyampaikan tujuan
yang
dan
serta
bersifat
bertindak
ilmiah
dilingkungannya.
proses
(Isjoni,
yang
ada
siswa;
Menyajikan
informasi;
keterampilan yang diberikan kepada
Mengorganisasi
siswa
siswa
kelompok-kelompok
diberikan
Keterampilan-
memotivasi
sesuai
tingkat
ke
2) 3) dalam
belajar;
4)
perkembangan usia dan karakteristik
Membimbing kelompok bekerja dan
siswa SD sehingga siswa dapat
belajar; 5) Evaluasi; 6) Memberikan penghargaan.
5
Model Pembelajaran kooperatif tipe
Numbered
Heads
meningkatkan
tanggung
jawab
Together
individual dalam diskusi kelompok.
(NHT) merupakan salah satu tipe
Langkah-langkah penerapan model
pembelajaran yang berbasis student
pembelajaran kooperatif tipe NHT
centered yang dapat memfasilitasi
adalah sebagai berikut:
semua siswa untuk aktif dalam
1)
Guru
menyampaikan
materi
pembelajaran dan saling membagi
pembelajaran atau permasalahan
ide-ide satu sama lain. Penerapan
kepada siswa sesuai kompetensi
pembelajaran
dasar yang akan dicapai.
NHT
menciptakan karena
suasana
siswa
akan koordinasi,
akan
2)
selalu
Guru
membagi
beberapa
kelas
kelompok,
dalam setiap
berkomunikasi,saling mendengarkan,
kelompok terdiri dari 4-5 siswa,
saling berbagi, saling memberi, dan
setiap anggota kelompok diberi
menerima ide-ide, sehingga hasil
nomor atau nama.
belajar siswa akan meningkat.
3)
Trianto (2007:63) menyatakan bahwa
model
untuk dipecahkan bersama dalam
pembelajaran
kooperatif tipe NHT terdapat empat
Guru mengajukan permasalahan
kelompok. 4)
Guru mengecek pemahaman siswa
fase sebagai sintaks NHT: 1) Fase
dengan
Penomoran;
2)
Pengajuan
nomor (nama) anggota kelompok
Pertanyaan;
3)
Berfikir
untuk menjawab. Jawaban salah
Menjawab.
satu siswa yang ditunjuk oleh guru merupakan wakil jawaban
Fase Fase
Bersama;
4)
Fase
Kurniasih
dan
Berlin
(2015:29)
bahwa
“Model
berpendapat
pembelajaran NHT memiliki ciri
menyebut
salah
satu
dari kelompok. 5)
Guru memfasilitasi siswa dalam
khas dimana guru menunjuk seorang
membuat
siswa untuk mewakili kelompoknya
mengarahkan, dan memberikan
tanpa memberitahu terlebih dahulu
penegasan
siapa
pembelajaran.
yang
akan
mewakili
kelompoknya tersebut”. Cara ini upaya
yang
sangat
baik
untuk
6)
rangkuman,
pada
akhir
Guru memberikan tes/kuis kepada siswa secara individual
6
7)
Guru memberi penghargaan pada
pengaruh
kelompok
(perlakuan)
melalui
penghargaan
skor
variabel
independent
terhadap
variabel
berdasarkan
dependen
(hasil)
perolehan nilai peningkatan hasil
terkendali
(Sugiyono,
belajar individual dari skor dasar
Penelitian ini menggunakan desain
ke skor kuis berikutnya.
penelitian one group pretest-posttest
Berdasarkan
uraian
di
atas,
dalam
kondisi
2012:109).
design (Sugiyono, 2009:110 ). Pada
peneliti akan melakukan penelitian
desain
dengan tujuan untuk mengetahui
pretest diberikan sebelum perlakuan
adakah
model
untuk mengukur kemampuan awal
tipe
siswa dan memberikan posttest untuk
pengaruh
pembelajaran
kooperatif
ini,
peneliti
memberikan
Numbered Heads Together (NHT)
mengukur
terhadap hasil belajar IPA konsep
sesudah diberi perlakuan.
energi dan penggunaannya pada
Subjek Penelitian
siswa kelas IVA SD Negeri Joglo Surakarta
Tahun
Pelajaran
kemampuan
Subjek dalam penelitian ini berupa populasi yaitu seluruh siswa
2015/2016”.
kelas
METODE PENELITIAN
Surakarta sejumlah 38 siswa.
Tempat dan Waktu Penelitian
Variabel Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD
Negeri
Joglo,
Kadipiro,
siswa
IVA
SD
Variabel penelitian
ini
Negeri
Joglo
bebas
dalam
adalah
Model
Surakarta, Provinsi Jawa Tengah.
Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT.
Penelitian ini dilaksanakan pada
Sedangkan Variabel terikat adalah
bulan Desember 2015 sampai Maret
Hasil Belajar IPA Siswa kelas IVA
2016.
SD Negeri Joglo Surakarta.
Bentuk dan Strategi Penelitian
Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini adalah jenis
1.
Tes
penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. adalah
Metode
metode
digunakan
eksperimen
penelitian
untuk
yang
mengetahui
Peneliti teknik
test
Achievement
menggunakan prestasi test
atau untuk
mendapatkan data. Tes yang
7
dilakukan berupa pre-test dan
yang akan diamati, kapan dan
post-test,
digunakan
dimana tempatnya. Observasi
untuk mengetahui kemampuan
pada penelitian ini dilakukan
awal siswa sebelum masuk pada
oleh observer secara langsung
materi
ketika guru menerapkan model
pre-test
sebelum
mendapat
perlakuan, sedangkan post-test
pembelajaran
digunakan
NHT
untuk
kemampuan
siswa
pemberian
2.
mengukur setelah
pada
pembelajaran
tipe
kegiatan IPA
tentang
treatment
Energi. Data ini nantinya akan
(perlakuan). Bentuk tes yang
digunakan untuk mengukur nilai
digunakan
mengukur
afektif, psikomotorik, siswa dan
kemampuan siswa adalah tes
menentukan tingkat ketercapaian
objektif. Soal tes untuk pre-test
pelaksanaan pembelajaran IPA
dan post-test “sama”.
menggunakan model kooperatif
Dokumentasi
tipe NHT.
untuk
Pada
penelitian
ini
Uji Coba Instrumen / Validitas
metode dokumentasi digunakan
Data
untuk memperoleh data yang
1.
lengkap
dan
dapat
Uji Validitas a.
Uji validitas instrument tes
dipertanggungjawabkan
3.
kooperatif
Adapun uji validitas
kebenarannya, antara lain: nilai
yang
mata pelajaran IPA kelas IV,
penilaian ini adalah dengan
data administrasi siswa, RPP,
cara
dan silabus.
item/validitas isi (content
Observasi
validity). Dalam penelitian
Peneliti teknik
menggunakan
observasi
diterapkan
mencari
dalam
validitas
ini validitas yang dicari
terstuktur,
adalah validitas item/ butir
untuk mengumpulkan data yang
soal tes dengan jawabannya
diperlukan. Observasi terstuktur
dikategorikan sebagai salah
adalah observasi yang dirancang
atau benar, jika jawaban
secara sistematis, tentang apa
benar skor 1 dan jawab yang
8
salah
skor
distribusi adalah
0,
sehingga
skor
itemnya
distribusi
dikotomi
Adapun kriteria yang dijadikan
skor
patokan
untuk
menentukan apakah item itu
(Saifuddin,
valid
atau
tidak
2015:155). Adapun untuk
sebagai
mencari validitas tersebut
rhitung > rtabel maka item soal
yang
dinyatan valid, sedangkan
digunakan
adalah
berikut:
adalah apabila
validitas
point
biserial,
apabila rhitung < r
dengan
rumus
sebagai
dikatakan bahwa item soal
berikut:
tabel
maka
tersebut dinyatakan tidak valid (Suharsimi Arikunto, 2006:79). b.
Keterangan : ɣpbi
=
validitas
instrument
lembar observasi
Koefisien korelasi biserial
Mp
Uji
Untuk
menguji
validitas
= Rerata
skor
dari
observasi
instrumen menggunakan
subjek
yang
pengujian validitas konstrak
menjawab
betul
(construct validity). Untuk
bagi
yang
menguji validitas konstrak,
item
dicari validitasnya
dapat digunakan pendapat
Mt
= Rerata skor total
dari ahli (judgment experts)
St
= Standar deviasi dari
(Sugiyono, 2009:177). Hal
skor total p
= Proporsi yang
ini
= Proporsi yang
instrumen
siswa
dikonstruksi tentang aspek-
menjawab
aspek yang akan diukur
benar q
setelah
dengan berlandaskan teori siswa
tertentu, maka selanjutnya
menjawan
dikonstultasikan dengan ahli
salah (q = 1- p)
atau
pakar
di
bidang
pembuatan instrumen.
9
2.
Uji Reliabilitas
tabel
Reliabilitas sesuatu
adalah
instrument
korelasi
keajegan
untuk digunakan sebagai alat
interpretasi
Korelasi
instrument
menggunakan
tes rumus
yang di kemukakan oleh Kuder dan Richardson yaitu rumus KR.20,
Sugiyono
Tabel 1. Intepretasi Koefisien
BESARNYA NILAI
Untuk mencari koefisien
peneliti
dari
(2009:257) sebagai berikut:
pengumpul data.
reliabilitas
koefisien
Sugiyono
(2009:100)
sebagai berikut:
Antara
0,800
INTERPRETASI
sampai
Sangat tinggi
sampai
Tinggi
sampai
Sedang
sampai
Rendah
sampai
Sangat rendah
dengan 1,000 Antara
0,600
dengan 0,800 Antara
0,400
dengan 0,600 Antara
0,200
dengan 0,400 Antara
0,000
dengan 0,200
=
)(
)
)
3.
Keterangan: r11
= Reliabilitas tes secara
Hasil Uji Instrumen a.
Hasil Uji Validitas Setelah
keseluruhan k
= Jumlah
item
dalam
St2
= Varian total
p
= Proporsi
q
tes di uji cobakan dan dianalisis
instrument
instrument
dengan
rumus
biserial (ɣpbi) secara manual banyaknya
dan menggunakan bantuan
subjek yang menjawab
Ms.Excel, diketahui bahwa
benar
dari 30 item pertanyaan
= Proporsi
banyaknya
pilihan
ganda
mengenai
subjek yang menjawab
materi Energi, yang valid
salah
sebanyak 29 item, dan yang mengetahui
tidak valid sebanyak 1 yaitu
kriteria reliabilitas soal, maka
item nomor 13. Dengan
hasil perhitungan r11 di atas
demikian item pertanyaan
kemudian dibandingkan dengan
yang bisa digunakan siswa
Untuk
untuk
mengukur
hasil
10
belajar siswa sebanyak 29
Setelah
item,
dilakukan
tetapi
peneliti
membatasi hanya 25 item yang
digunakan
analisis
√
(Fadjeri, 2011:47). Keterangan
Uji Reliabilitas Hasil uji reliabilitas variabel hasil belajar siswa
K-R.20
.
= t-test
MD
= mean
= Deviasi
kategori 0,800
antara atau
0,600
data
merupakan
kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan analisis data adalah
mengelompokkan
berdasarkan responden,
variabel
dan
mentabulasi
data
perhitungan
menguji
hipotesis
diajukan
(Sugiyono
d.b
= Derajat kebebasan Adapun
kriteria
yang
dijadikan patokan untuk menentukan keputusan
yakni
yang
bila thitung ˃ ttabel atau –thitung ˂ -ttabel maka H0 ditolak. Atau dengan cara melihat
hasil
signifikansi,
jika
signifikansi >0,05, maka H0 diterima, sedangkan 0,05 maka H0 ditolak.
data
Ket :
untuk telah
2009:207).
-
ttabel maka H0 diterima, sedangkan
jenis
berdasarkan variabel yang diteliti, melakukan
dari
apabila thitung ttabel atau –thitung
Teknik Analisis Data Analisis
= Jumlah Subjek
pengambilan
reliabilitas tinggi.
individual
N
-
mempunyai
atau
MD
analisis diperoleh rhitung = tes tersebut masuk dalam
defferences
perbedaan dua mean.
Dari
0,773, sehingga instrumen
:
t
menggunakan
rumus
dengan
)
yaitu item
atau tidak dipakai.
dengan
data
maka
untuk
nomor 8, 11, 16, 23 di drop
b.
terkumpul,
menggunakan rumus t-test:
mengukur hasil belajar. Jadi ada 4 item
data
H0
: Tidak ada pengaruh hasil belajar antara sebelum dan sesudah
diberi
model
11
Ha
pembelajaran kooperati tipe
Data tersebut dapat dilihat pada tabel
NHT.
berikut.
: Ada pengaruh hasil belajar antara sebelum dan sesudah diberi model pembelajaran kooperati tipe NHT.
HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Data Hasil Penelitian Berdasarkan
data
hasil
Tabel 3. Statistik Deskriptif Hasil Belajar Siswa Sebelum Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Variabel
Mean
Median
Modu s
N ma k
N mi n
SD
Hasil Belaj ar IPA
74,1 6
75,0 0
77
80
65
3,73 1
penelitian diketahui hasil belajar IPA siswa sebelum menggunakan model
Berdasarkan nilai dari hasil
pembelajaran kooperatif tipe NHT.
persebaran soal sebelum penggunaan
Data tersebut dapat dilihat dalam
model pembelajaran kooperatif tipe
tabel berikut.
NHT
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Sebelum Diberi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT
bentuk grafik histogram sebagai
X
X²
f
cfb
f.X
f.X²
77 - 79
78
6084
11
38
858
66924
74 - 76
75
5625
15
27
1125
84375
71 - 73
72
5184
4
12
288
20736
68 - 70
67
4489
4
8
268
17956
65 - 67
66
4356
4
4
264
17424
2803
207415
digambarkan
dalam
berikut : Frekuensi
Frekuensi
Interval
dapat
20 15 10 5 0
Frekuensi 65 - 68 - 71 - 74 - 77 67 70 73 76 79 Interval
Jumlah
38
Berdasarkan
tabel
diatas
dapat digunakan untuk menghitung mean,
median,
modus,
nilai
maksimal, nilai minimal dan standar deviasi hasil belajar siswa sebelum diberi
perlakuan
dengan
model
pembelajaran kooperatif tipe NHT.
Gambar
1. Grafik Histogram Variabel Hasil Belajar Sebelum Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Grafik diatas didapat dari nilai
interval
dan
frekuensi
siswa
bertujuan untuk mengetahui tingkat kenaikan dan penurunan nilai siswa sebelum
diberi
perlakuan
12
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
Berdasarkan nilai dari hasil
Sedangkan
data
hasil
persebaran soal sebelum penggunaan
penelitian hasil belajar IPA siswa
model pembelajaran kooperatif tipe
sesudah
NHT
menggunakan
model
dapat
digambarkan
dalam
pembelajaran kooperatif tipe NHT
bentuk grafik histogram sebagai
dapat dilihat dalam tabel berikut.
berikut :
4.
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Sesudah Diberi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT
Interval
X
X²
89 – 91
88
7744
86 – 88
87
7569
83 – 85
84
80 – 82
81
F
cfb
f.X
f.X²
3
38
264
23232
9
35
783
68121
7056
20
26
1680
141120
6561
6
20
486
39366
3213
271839
Jumlah
38
Berdasarkan
tabel
Frekuensi 30 Frekuensi
Tabel
20 10 Frekuensi
0 80 82
median,
Gambar
diatas
modus,
86 88
89 91
Interval
dapat digunakan untuk menghitung mean,
83 85
2. Grafik Histogram Variabel Hasil Belajar Sesudah Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT
nilai
Grafik diatas didapat dari
maksimal, nilai minimal dan standar
nilai interval dan frekuensi siswa
deviasi hasil belajar siswa sesudah
bertujuan untuk mengetahui tingkat
diberi
kenaikan dan penurunan nilai siswa
perlakuan
dengan
model
pembelajaran kooperatif tipe NHT.
sesudah
Data tersebut dapat dilihat pada table
menggunakan model pembelajaran
berikut.
kooperatif tipe NHT.
Tabel 5. Statistik Deskriptif Hasil Belajar Siswa Sesudah Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Varia -bel
Mean
Medi -an
Modu s
N ma k
Hasil Belaj ar IPA
84,9 5
85,0 0
84
90
N mi n
SD
80
2,34 7
diberi
perlakuan
Pengujian Hipotesis Berdasarkan
hasil
analisis
data statistik dengan bantuan SPSS versi.16 menggunakan rumus paired sample
t-test
tentang
Pengaruh
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
13
Numbered Heads Together (NHT)
5% bahwa “Ada Pengaruh Model
Terhadap Hasil Belajar IPA Konsep
Pembelajaran
Energi dan Penggunaannya Pada
Numbered Heads Together (NHT)
Siswa Kelas IV SD Negeri Joglo
Terhadap Hasil Belajar IPA Konsep
No.76 Surakarta Tahun Pelajaran
Energi dan Penggunaannya Pada
2015/2016 diperoleh –thitung yaitu
Siswa Kelas IV SD Negeri Joglo
sebesar -18,981, selanjutnya –thitung
No.76 Surakarta Tahun Pelajaran
tersebut dapat dibandingkan dengan
2015/2016”.
–ttabel dengan d.b = (N-1) jadi (38-1)
tersebut maka dapat disimpulkan
= 37 dalam taraf signifikan 5% yaitu
bahwa
-2,021. Jadi –thitung kurang dari –ttabel
pembelajaran kooeratif tipe NHT
atau -18.981 < -2.021, maka Ho
mampu meningkatkan hasil belajar
ditolak. Sedangkan jika dilihat dari
siswa dan tanggung jawab dalam
hasil signifikansi yaitu sebesar 0,000.
diskusi. Hal tersebut senada dengan
Jadi 0,000 < 0,05 maka H0 ditolak
teori tujuan model pembelajaran
dan Ha diterima.
kooperatif
Berdasarkan analisis data di atas,
(dalam
maka hipotesis yang menyatakan
menyatakan
“Ada Pengaruh Model Pembelajaran
kooperatif mempunyai tiga tujuan
Kooperatif Tipe Numbered Heads
penting untuk peserta didik salah
Together (NHT) Terhadap Hasil
satunya yaitu meningkatkan hasil
Belajar IPA Konsep Energi dan
belajar akademik.
Kooperatif
Berdasarkan
penggunaan
menurut
Tukiran,
hasil
model
Depdiknas
2014:60)
bahwa
Tipe
yang
pembelajaran
Penggunaannya Pada Siswa Kelas IV
Di SD Negeri Joglo No.76
SD Negeri Joglo No.76 Surakarta
Surakarta sebelumnya dalam proses
Tahun Pelajaran 2015/2016” terbukti
pembelajaran
kebenarannya pada taraf signifikan
pelajaran IPA materi energi dan
5%.
penggunaannya belum menggunakan
Pembahasan Hasil Analisis Data
model pembelajaran yang bervariasi
Berdasarkan
mata
uji
sehingga pembelajaran cenderung
diterima
monoton, siswa kurang aktif dan
dengan baik, pada taraf signifikansi
tidak sedikit siswa yang merasa
hipotesis
diatas
hasil
khususnya
dapat
14
bosan,
hal
tersebut
dapat
belum jelas. Siswa juga tampak lebih
siswa
dalam
aktif
menghambat berprestasi.
Akan
tetapi,
setelah
dalam
pembelajaran.
Hal
tersebut sesuai dengan teori Imas dan
menggunakan model pembelajaran
Berlin
yang bervariasi salah satunya yaitu
mengemukakan
model pembelajaran kooperatif tipe
model pembelajaran kooperatif tipe
NHT dalam proses pembelajaran,
NHT yaitu: (1) Dapat meningkatkan
ternyata ada pengaruh terhadap hasil
prestasi belajar siswa; (2) Mampu
belajar siswa. Hasil belajar siswa
memperdalam pemahaman siswa; (3)
dapat dilihat dari tiga ranah yaitu
Melatih tanggung jawab siswa; (4)
kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Menyenangkan siswa dalam belajar;
Jika dilihat pada ranah kognitif, dari
(5) Mengembangkan rasa ingin tahu
hasil pretest siswa nilai terendah 65
siswa;
dan nilai tertinggi 80, sedangkan
percaya
hasil posttest siswa nilai terendah 80
Mengembangkan
dan nilai tertinggi 90. Hal tersebut
memiliki dan kerjasama; (8) Setiap
menunjukkan
siswa termotivasi untuk menguasai
bahwa
terjadi
(2015:30)
(6)
bahwa
yang kelebihan
Meningkatkan diri
siswa; rasa
(7) saling
peningkatan hasil belajar siswa pada
materi;
ranah kognitif setelah diterapkan
kesenjangan
model pembelajaran kooperatif tipe
dengan
NHT. Hasil belajar ranah afektif,
Tercipta suasana gembira dalam
yaitu dapat dilihat pada sikap disiplin
belajar. Dengan demikian meskipun
dan tanggung jawab siswa yang
saat
muncul saat mengikuti pembelajaran
terakhir pun, siswa tetap antusias
dan berdiskusi kelompok, sedangkan
belajar.
ranah psikomotorik, dapat dilihat pada
keterampilan
siswa
(9)
rasa
Menghilangkan
antara
tidak
yang
pintar;
pelajaran
dan
menempati
pintar (10)
jam
Witsqa Dewi Rachma (2013)
yang
juga mengemukakan bahwa hasil
muncul pada saat berdiskusi yaitu
belajar siswa pada matematika ya-ng
keterampilan bekerja sama dalam
diberi
diskusi kelompok dan keterampilan
kooperatif tipe Numbered Heads
bertanya jika ada materi/arahan yang
Together (NHT) lebih baik daripada
model
pembelajaran
15
hasil belajar siswa yang diberi model
Kooperatif Tipe Numbered Heads
pembelajaran Make a Match.
Together (NHT) Terhadap Hasil
Dengan
demikian
dapat
Belajar IPA Konsep Energi dan
dikatakan bahwa penggunaan model
Penggunaannya Pada Siswa Kelas IV
pembelajaran kooperatif tipe NHT
SD Negeri Joglo No.76 Surakarta
dapat mempengaruhi hasil belajar
Tahun Pelajaran 2015/2016”.
IPA
Saran
materi
energi
dan
penggunaannya pasa siswa kelas IV
Berdasarkan hasil penelitian
SD Negeri Joglo No.76 Surakarta
diatas, ada beberapa saran yang
Tahun
dapat
Pelajaran
diperoleh - thitung
2015/2016 dibandingkan
menyangkut
model pembelajaran kooperatif tipe
dengan – ttabel dengan d.b ( N-1) jadi
NHT :
(38-1) = 37 dalam taraf signifikan
1.
5% yaitu -2,021 atau -18.981 < -
dikemukakan
Bagi Pendidik a.
Dalam
proses
belajar
2.021.
mengajar
KESIMPULAN DAN SARAN
hendaknya
Kesimpulan
menciptakan suasana belajar
Berdasarkan
hasil
analisis
yang
pendidik mampu
mampu
membuat
data dengan menggunakan t-test
siswa menjadi lebih aktif,
diperoleh hasil nilai –thitung sebesar -
antara
18,981.
Selanjutnya
nilai
–thitung
lain
menerapkan
tersebut dibandingkan dengan –ttabel
pembelajaran
dengan db= (N-1) = (38-1) = 37 pada
tipe
taraf signifikansi 5% = -2,021.
pembelajaran
Jadi dapat disimpulkan bahwa
model kooperatif
NHT
dalam untuk
meningkatkan hasil belajar
hasil –thitung = -18,981 kurang dari – ttabel pada taraf signifikansi 5% = -
dengan
siswa. b.
Pendidik
dapat
mencoba
2,021 atau –thitung < –ttabel ( -18,981 <
untuk menerapkan model
-2,021), maka H0 ditolak dan Ha
pembelajaran
diterima. Hal tersebut berarti “Ada
tipe
Pengaruh
pokok yang lain.
Model
Pembelajaran
NHT
kooperatif untuk
materi
16
2.
Isjoni.
Bagi Siswa a.
Dalam proses pembelajaran diharapkan
siswa
selalu _____. 2013. Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta.
bersikap aktif. b.
Siswa
hendaknya
selalu
meningkatkan
hasil
belajarnya
semaksimal
mungkin. 3.
Bagi Peneliti Lanjutan Bagi peneliti lanjutan mampu mengkaji hanya
lebih
hasil
disarankan
dalam
belajar, dapat
tidak namun
meneliti
variabel lain seperti motivasi belajar
dan
2013. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
keaktifan
siswa
dalam pembelajaran.
Rusman. 2013. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Saifuddin Azwar. 2015. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kulitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. ______,
DAFTAR PUSTAKA Ahmad Susanto. 2015. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Prenadamedia Group. Asih Widi W dan Eka Sulistyowati. 2014. Metodologi Pembelajaran IPA. Jakarta: Bumi Aksara. Fadjeri. 2004. Statisitik. Surakarta : FKIP UNISRI. Imas Kurniasih dan Berkin Sani. 2015. Model Pembelajaran. Yogyakarta: Kata Pena.
2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Suharsimi Arikunto. 2005. DasarDasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Suwarto, W.A. 2014. Model-Model Pembelajaran Berwawasan Lingkungan Hidup. Surakarta: Pelangi Press. Trianto. 2011. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstriktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka. Tukiran
Taniredja, dkk. 2014. Model-Model Pembelajaran Inovatif dan Efektif. Bandung: Alfabeta.
17