[105] Ingin Syariah, Lumrah
Wednesday, 21 August 2013 21:42
Aneh jika ada orang yang mengaku Muslim tapi takut terhadap penerapan syariah.
Perubahan adalah sebuah keniscayaan. Tak ada masyarakat yang statis. Masyarakat selalu dinamis. Ketika mereka menghadapi kondisi buruk, pasti mereka akan mencari alternatif untuk mengubah kondisi buruk tersebut menjadi kondisi yang lebih baik.
Keinginan itu tumbuh di tengah masyarakat Indonesia yang mayoritas Muslim. Menurut Ketua DPP Hizbut Tahrir Indonesia Rokhmat S Labib, hasil survei Pew Research Center (PRC) itu menegaskan keinginan itu.
Bahkan, lanjutnya, seharusnya hasilnya tidak 72 persen, tapi harus 100 persen. “Karena akidah Islam menuntut pelakunya untuk taat terhadap syariah dalam seluruh dimensi kehidupan, termasuk dalam bernegara,” katanya.
1/6
[105] Ingin Syariah, Lumrah
Wednesday, 21 August 2013 21:42
Namun, lanjutnya, jika dilihat dari aspek masifnya gempuran kapitalisme, demokrasi, HAM, sekulerisme, liberalisme dan ide kufur lain-lain yang dipropagandakan kafir Barat kepada umat Islam di Indonesia, angka 72 persen itu sudah tergolong sangat tinggi. Inilah mengapa orang-orang liberal seperti kebakaran jenggot.
Di sisi lain, menurutnya, demokrasi telah gagal menyejahterakan rakyat. Sistem buatan manusia itu telah menyebabkan keterpurukan negeri berpenduduk mayoritas Muslim pada seluruh bidang kehidupan.
Maka, ia menyebut, pilihan kaum Muslim untuk kembali kepada syariah Islam adalah suatu yang wajar dan tepat. Soalnya tidak ada pilihan sistem lain saat ini. Komunisme telah hancur, sementara kapitalisme-sekulerisme-demokrasi adalah penyebab dari berbagai keterpurukan yang dialami masyarakat sekarang.
Kewajiban
Ia menegaskan, menerapkan syariah Islam adalah sebuah kewajiban. Maka, menurutnya, aneh jika ada orang yang mengaku Muslim tapi takut terhadap penerapan syariah. “Mereka layak dipertanyakan keislamannya,” tandas Rokhmat.
Apalagi jika ada yang menganggap syariah Islam adalah berbahaya dan musuh negara. Ia tak habis pikir, mengapa ada orang yang mengaku Muslim tapi memusuhi agamanya sendiri. “Sungguh aneh dan tak masuk akal,” tandasnya.
Mungkin masih masuk akal jika yang memusuhi penerapan syariah Islam itu adalah orang kafir. Sebab, mereka memang tidak suka dengan Islam.
Ia pun kemudian mempertanyakan di mana bahayanya syariah Islam itu. Rokmat menyatakan, tidak ada satu pun yang berbahaya dari syariah Islam. Syariah Islam datang dari Yang Maha Adil, Dzat Yang Maha Benar, Maha Bijaksana sehingga semuanya dipastikan benar dan adil.
2/6
[105] Ingin Syariah, Lumrah
Wednesday, 21 August 2013 21:42
Sebagai sebuah sistem, syariah Islam memiliki aturan yang sangat rinci. Tidak hanya menyangkut masalah pribadi, tapi juga pengaturan publik, hingga urusan kenegaraan. Ada sistem ekonomi, pendidikan, kesehatan, pertahanan keamanan, hukum, tata pergaulan, politik, sampai hubungan luar negeri.
Maka, menurutnya, sangat naïf jika sistem Islam direduksi hanya masalah sanksi (uqubat) saja sehingga syariah Islam mengesankan sangat menyeramkan. Seperti rajam, potong tangan, pancung, dan sejenisnya.
Dan kalau toh itu diterapkan, lanjutnya, sebenarnya kaum Muslim tak perlu takut. Soalnya, sanksi itu hanya akan dijatuhkan kepada mereka yang melanggar syariah. “Apa yang ditakutkan? Justru mereka akan aman dan terlindungi dari orang-orang jahat. Harta, darah, kehormatan, dan agama mereka terlindungi karena para penjahat itu tidak berani seenaknya melakukan kejahatan. Beratnya hukuman bagi pelaku kejahatan akan membuat mereka ngeri berbut jahat,” katanya. menambahkan.
Aspirasi Umum
Hasil survey PRC ini mengindikasikan sesuatu yang umum. Belum bisa dilihat sejauh mana pemahaman kaum Muslim di Indonesia terhadap syariah itu secara lebih rinci. Itulah mengapa, ada angka survei yang saling bertolak belakang. Mereka menginginkan penerapan syariah Islam di satu sisi, tapi masih mau menerima jalan demokrasi di sisi yang lain.
Padahal, Islam dan demokrasi bertentangan secara diametral dalam hal hakikatnya. Syariah Islam menyerahkan sepenuhnya hak membuat hukum pada Allah SWT, sedangkan dalam demokrasi, hak membuat hukum (kedaulatan) ada di tangan rakyat/manusia.
Dalam kondisi ini, menurut juru bicara Hizbut Tahrir Indonesia M Ismail Yusanto, ada yang belum nyambung. Oleh karena itu, ia mengatakan, perlu ada upaya peningkatan pemahaman kaum Muslim terhadap syariah Islam ini secara komprehensif. “Syariah Islam perlu dijelaskan rinciannya, sehingga gamblang. Umat harus bisa membedakan mana yang islami, mana yang bukan,” tuturnya.
3/6
[105] Ingin Syariah, Lumrah
Wednesday, 21 August 2013 21:42
Sebaliknya, umat pun harus dijelaskan kerusakan sistem kapitalisme-demokrasi beserta turunannya agar sistem tersebut tidak dianut oleh kaum Muslim. Menurutnya, demokrasi bukan sekadar mekanisme untuk memilih pemimpin, atau sebatas alat untuk meraih kekuasaan yang sifatnya netral. Demokrasi adalah sistem kufur karena merampas otoritas Allah dalam menentukan hukum bagi manusia. Ini adalah kesyirikan.
Walhasil, kata Ismail, kaum Muslim di Indonesia perlu disadarkan bahwa demokrasi bukan jalan Islam dan demokrasi tidak akan bisa menjadi jalan penerapan syariah secara kaffah. Sebaliknya, masyarakat harus tahu dan paham bahwa syariah Islam hanya bisa diterapkan secara kaffah dalam wadah yang sesuai syariah, itulah khilafah. “Di sinilah penting dan wajibnya kita memperjuangkan tegaknya khilafah,” tandas Ismail. [] mujiyanto
BOKS
Syariah Islam untuk Kebaikan Indonesia
Orang yang memahami ajaran Islam secara kaffah akan sangat rindu terhadap penerapan syariah Islam. Sebaliknya, orang yang otaknya sudah dijejali dengan pemikiran Barat akan gelisah, khawatir, dan marah.
Syariah Islam telah melahirkan peradaban yang luar biasa lebih dari 13 abad lamanya. Peradaban modern ini tidak hanya dinikmati oleh kaum Muslim tapi seluruh manusia di dunia. Tidak hanya pada masanya, tapi sampai sekarang. Banyak pemikir Barat sendiri mengakui sumbangsih peradaban Islam bagi kemajuan dunia saat ini.
Bagi Indonesia sendiri, syariah akan memberikan kebaikan. Rokhmat S Labib, syariah akan membawa kebaikan, kemakmuran, dan keadilan. Ia mengambil contoh dalam sistem ekonomi. Tambang-tambang yang depositnya melimpah akan dikembalikan kepemilikannya kepada milik umum. Tidak boleh boleh diserahkan kepada swasta, apalagi swasta asing. Pengelolaanya diserahkan sepenuhnya kepada negara untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
4/6
[105] Ingin Syariah, Lumrah
Wednesday, 21 August 2013 21:42
Demikian pula, pasar saham, pasar uang, dan riba yang selama ini menjadi sumber krisis ekonomi dilarang. Pendidikan, kesehatan, dan keamanan dijamin oleh negara. Masyarakat tak perlu bersusah payah mengeluarkan dana untuk biaya pendidikan dan kesehatan serta keamanan.
Secara umum, minimal akan ada delapan kemaslahatan yang didapatkan oleh manusia Indonesia jika syariah Islam diterapkan. Kemaslahatan itu adalah terpeliharanya akidah dari perusakan, terpeliharanya negara dari pembangkangan juga separatisme, terpeliharanya keamanan dari segala sejenis tindak kriminal, terpeliharanya kekayaan dari pencurian dan korupsi, terpeliharanya keturunan karena larangan seks bebas/zina, homoseks, dsb, terpeliharanya kemuliaan/kehormatan dari tuduhan tanpa bukti, terpeliharanya akal dari kejahatan minuman keras, narkoba, dsb, dan terakhir terpeliharanya nyawa akibat pembunuhan.
Walhasil, jika Islam dilaksanakan secara utuh baik dari segi ibadah, sosial, ekonomi, politik, pemerintahan, kehakiman, pendidikan, dan lainnya termasuk akhlak untuk menyelesaikan masalah manusia, tanpa dipisahkan satu dengan yang lainnya, maka pasti kemaslahatan yang hakiki akan didapatkan oleh semua orang. Tidak hanya bagi yang melaksanakan, tapi juga orang lain. Ini sebagaimana kaidah ushul fiqih: “Apabila hukum syara’ dilaksanakan, pasti akan ada kemaslahatan”. Tidakkah Anda merindukan? [] emje
5/6
[105] Ingin Syariah, Lumrah
Wednesday, 21 August 2013 21:42
6/6