Andragogy Model in Sports Health Education Case Studies: Bandung Institut of Technology Community (Key Word: Andragogy -Sports Health-Education)
ABSTRACT
Nia Sri Ramania*)
The background of research is based on the condition of implementation of health sports learning on community of college that is deemed insufficient to improve adequate outcomes for advancement of physical fitness degree of participants, whereas the condition of physical fitness degree exceedingly supports the health status which is closely related to developing the quality of human resources. The purposes of study are : 1) to describe the learning patterns of health sports on the community at college, 2) to describe the conceptual model of andragogy on the health sports learning of college community, 3) to describe the implementation of andragogy model on the health sports learning of college community, 4) to describe the effectiveness of andragogy model on the health sports learning of college community. The research used Research and Development approach and method of case studies and test experiments of The One Group Pretest - posttest design model. To analyze data the researcher applies quantitative analysis that is strengthened by qualitative analysis. Participants of research sample as many as 20 people were randomly taken from the college community of Institut Teknologi Bandung (ITB). Some of the results of the research are: (1) the degree of physical fitness condition of participants improves as a result of the intervention on the andragogy model of health sports learning conducted by facilitators to community college. The model could become a medium to enhance the skill of participants to be able to do the health sports on their own and properly, (2) the understanding of the participants about the principles of sports health, sports health criteria, physical exercise or health sports activities and benefits of health sports increases thereby it can improve the motivation to do the health sports on their own and properly, (3) the andragogy model
[Type text]
on health sports learning through field studies shows that the learning which is developed on the learning needs of participants, can be seen in the data of test results prior to application of the model (pre-test) and after application of models (post-test), (4) the andragogy model on health sports learning of college community is developed by specific characteristics, namely the model development that is circumscribed on the college community of Institut Teknologi Bandung (ITB), so that the method used is a case study which cannot be generalized. In accordance to the characteristics, the research is considered to have limitations, including the subject of targets which
in
turn
affects
the
methodological
limitations.
The conclusion of the research can be stated that andragogy model of the health sports learning is considered effective for the college community of Institut Teknologi Bandung (ITB) with the target of participants of health sports learning that can provide theoretical and practical implications. Therefore, the andragogy model of health sports learning in college community is recommended as an alternative learning to improve the degree of physical fitness that is closely related to the quality of health and quality of human resources.
[Type text]
Model Andragogi pada Pembelajaran Olahraga Kesehatan (Studi Kasus pada Masyarakat Kampus ITB)
A. Latar Belakang Kesehatan tubuh dalam bentuk derajat kebugaran jasmani yang tinggi tidak dapat dipungkiri menjadi salah satu ciri sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas. Untuk mewujudkan kondisi tersebut, pembinaan kebugaran jasmani melalui olahraga kesehatan perlu digalakkan. Pada usia sekolah anak-anak mendapatkan pembinaan kebugaran jasmani melalui pembelajaran olahraga di sekolah, sedangkan bagi orang dewasa yaitu mahasiswa dan para pekerja apakah mereka dosen, dokter, polisi, karyawan pabrik atau pekerja lainnya diharapkan berjalan secara mandiri melalui pendidikan nonformal. Untuk itu pembinaan kebugaran jasmani melalui suatu pembelajaran olahraga kesehatan sebagai satuan pendidikan nonformal perlu digalakkan lebih dalam kepada masyarakat, hal ini tentu bukan tanpa alasan karena selain mempunyai manfaat langsung pada kebugaran jasmani juga merupakan suatu upaya yang dapat melibatkan seluruh lapisan masyarakat dari berbagai kalangan tanpa melihat status sosial, usia dan jenis kelamin untuk terlibat aktif dalam suatu proses pembelajaran yang mengarah pada peningkatan keterampilan melaksanakan olahraga kesehatan. Lebih jauh Badan Kesehatan Dunia melihat bahwa pembinaan kebugaran jasmani melalui olahraga kesehatan merupakan kegiatan masyarakat yang murah dan efektif untuk mencapai derajat sehat yang tinggi yang dapat mendukung kualitas sumber daya manusia. Brundtland (dikutif oleh Toho Cholik Muthohir Ali Maksum , 2007) menyatakan:
Sports or Physical activity is a fun and easy way to improve our health and well-being. It does not have to cost anything and everyone, wheter young old or old, can participate. It is an effective way to prevent cardiovascular disease, diabetes, obesity and the two million death per year resulting from conditions related to sports or physical inactivity
[Type text]
Masalah Penelitian Bagaimanakah pola pembelajaran olahraga kesehatan pada masyarakat kampus 1. Bagaimanakah model konseptual andragogy pada pembelajaran olaharga kesehatan masyarakat kampus. 2. Bagaimanakah implementasi model andragogy pada pembelajaran olahraga kesehatan masyarakat kampus 3. Bagaimanakah efektivitas model andragogy pada pembelajaran olahraga kesehatan masyarakat kampus.
Tujuan Penelitian 1. Mendeskripsikan pola pembelajaran olahraga kesehatan pada masyarakat kampus 2. Mendeskripsikan model konseptual andragogy pada pembelajaran olaharga kesehatan masyarakat kampus 3. Mendeskripsikan implementasi model andragogy pada pembelajaran olahraga kesehatan masyarakat kampus 4. Mendeskripsikan efektivitas model andragogy pada pembelajaran olahraga kesehatan masyarakat kampus
Manfaat Penelitian Bagi penyelenggara pembinaan kebugaran jasmani, sebagai strategi, media, dan langkah-langkah pembinaan kebugaran jasmani dalam melakukan interaksi pembelajaran yang berbasis pada prinsip dan filosofis kebutuhan masyarakat sebagai peserta belajar. Bagi agi instruktur kebugaran jasmani, sebagai acuan model pembelajaran olahraga kesehatan, dalam membangun system pembelajaran yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. Ketiga, bagi instansi yang berkepentingan dengan pembinaan kebugaran jasmani, antara lain perguruan tinggi, pondok pesantren, perusahaan, rumah sakit, BUMN
[Type text]
dan kelompok swadaya masyarakat.
B. Metode Penelitian Penelitian ini secara umum diselenggarakan melalui penelitian dan pengembangan (Rsearch and Development) dengan menggunakan studi kasus. Borg and Gall (1989:782) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan model penelitian dan pengembangan ialah ” a process used to develop and validate educational product”. Populasi adalah masyarakat kampus Institut Teknologi Bandung (ITB), selanjutnya dalam penelitian ini menggunakan sampel purposif yang ditentukan berdasarkan karakteristik peserta pembelajaran olahraga kesehatan yang memiliki kesamaan dengan sifat penelitian, yaitu terfokus pada peningkatan kondisi derajat kebugaran jasmani, atau dalam bahasa lain sampel yang ditarik dengan sengaja (non random) dengan alasan-alasan diketahuinya sifat sampel itu erat hubungannya dengan sifat populasi. (Winarno Surakhmad, 1985:101). Jenis validitas yang dipakai oleh penulis adalah tes kebugaran jasmani menurut Cooper. Dalam dunia olahraga Tes kebugaran Jasmani Cooper adalah tes kebugaran
jasmani
yang
sudah
memiliki
standar
internasional
yang
dapat
menggambarkan kondisi derajat kebugaran jasmani berdasarkan usia dan jenis kelamin. Reliabilitas instrumen, yang dipakai penulis adalah teknik test-retest atau bentuk test ulang. Hasil atau skor atau nilai pertama dan kedua kemudian dikorelasikan untuk mengetahui besarnya indeks reliabilitas.Teknik análisis data yang digunakan dalam penelitian ini mencakup análisis kuantitatif yang diperkuat análisis kualitatif. Dalam melakukan analisis dibantu tenaga ahli statistik dan digunakan analisis uji dengan bantuan program komputer SPSS (Statistical Package for Social Science). Analisis Kualitatif C.Hasil dan Pembahasan Hasil Berdasarkan hasil studi eksplorasi dapat dikemukakan bahwa kendala pengembangan pembelajaran olahraga kesehatan yang dihadapi masyarakat kampus ITB berkenaan dengan aspek: (1) keterampilan yang berhubungan dengan olahraga kesehatan tidak tersentuh dalam proses pembelajaran,(2) belum dilaksanakan evaluasi berupa test kebugaran jasmani [Type text]
Berdasarkan pada hasil studi eksplorasi tersebut maka dapat dikemukakan bahwa pada pembelajaran olahraga kesehatan masyarakat kampus ITB perlu dikembangan prinsip-prinsip pembelajaran Andragogi yang didukung oleh pembelajaran Partisipatif pembelajaran Pasilitatif Menurut Michael Gass,(dalam Riswandi, 2008) fasilitasi bermakna menjembatani seseorang atau kelompok untuk mencapai tujuan yang sangat menantang yang tidak mudah dicapai. Keempat, pembelajaran Berdasarkan Teori Medan menurut Kurt Lewin yang menyatakan bahwa pola pikir dan perilaku seseorang dipengaruhi situasi lingkungan sekitar. Berdasarkan keseluruhan uraian tentang langkah-langkah pengembangan model, secara terintegrasi digambarkan model andragogy pada pembelajaran olahraga kesehatan pada bagan di bawah ini INPUT Instruktur
Program Olahraga Kesehatan
PROSES Tahap Pelaksanaan Pembelajaran Olahraga Kesehatan dengan Model Andragogi
OUTPUT Peningkatan keterampilan untuk melaksanakan olahraga kesehatan secara mandiri dan benar
OUTCOME Peningkatan kondisi derajat kebugaran jasmani
Masyarakat kampus
OTHER INPUT Latar belakang pendidikan dan pengalaman
[Type text]
Kebijakan ITB
Pembelajaran yang interaktif
Suasana bahagia dan kooperatif
Uji Efektivitas Hasil Pembelajaran Uji efektifitas hasil pembelajaran menggunakan instrument tes kebugaran jasmani dari( Cooper, 1982). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan subjek penelitian untuk meningkatkan kondisi derajat kebugaran jasmani sebanyak 20 orang, dimana dilakukan tes sebelum perlakuan (pretest) dan sesudah perlakuan (posttest) pembelajaran, apakah ada perbedaan yang signifikan terhadap nilai skor tersebut. Untuk skor hasil pretest dan posttest dari tiap-tiap responden berkenaan dengan kondisi derajat kebukaran jasmani dapat dilihat pada gambar berikut:
Kurang sekali
Kurang % Sebelum
Sedang
% Setelah
Baik
Baik sekali 0
10
20
30
40
50
60
70
Gambar Perbedaan Kondisi Kebuagran Jasmani pada Saat Sebelum dan Setelah Perlakuan
Dari output SPSS diatas, dapat diketahui bahwa rata-rata kondisi derajat kebugaran jasmani peserta olahraga kesehatan setelah perlakuan lebih tinggi dari pada kondisi derajat kebugaran jasmani peserta olahraga kesehatan sebelum perlakuan yaitu 1,9405 > 1,6895. p-value yang didapat adalah sebesar 0,000. Jika dibandingkan dengan alpha, nilai tersebut lebih kecil (0,000 < 0,05) yang menyatakan H0 ditolak. Hal ini menandakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum perlakuan dan setelah perlakuan.Berdasarakan
hasil
penelitian
di
lapangan,
model
andragogy
pada
pembelajaran olahraga kesehatan sebagai sebuah pembaharuan bagi pembelajaran olahraga kesehatan , ditemukan beberapa hal sebagai hasil penelitian, diantaranya: [Type text]
1. Model Andragogi dalam Pembelajaran Olahraga Kesehatan yang disempurnakan dan layak diujicobakan mampu diterima secara positif dan telah mengkondisikan masyarakat kampus sebagai pemeran utama dalam proses pembelajaran yang bahagia, sehingga dalam implementasinya mereka memiliki motivasi untuk melakukannya. Terciptanya kegiatan pembelajaran merupakan bukti bahwa Model Andragogi dalam Pembelajaran Olahraga Kesehatan telah mampu menjadi media (jembatan) untuk meningkatkan pengetahuan dan kerampilan peserta sehingga mereka dapat melakukan olahraga kesehatan secara mandiri dan benar. Terbukti dengan meningkatnya kondisi derajat kebugaran jasmani peserta. 2. Model Andragogi dalam pembelajaran olahraga kesehatan berdasarkan karakteritsik spesifik, yakni pengembangan model yang terbatas hanya pada masyarakat kampus ITB . Atas karakteristik tersebut, studi ini dianggap memiliki keterbatasanketerbatasan, diantaranya keterbatasan yang berkenaan dengan subjek sasaran yang pada gilirannya berdampak pada keterbatasan metodologis. Dalam studi ini sasaran terbatas hanya pada masyarakat kampus ITB, sehingga metoda yang digunakan adalah studi kasus yang tidak dapat dibuat generalisasi (kesimpulan umum).
D. Kesimpulan Dari hasil uji t didapat data adanya perbedaan signifikan. Hal ini menandakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum perlakuan dan setelah perlakuan model andragogy pada pembelajaran olahraga kesehatan . Perubahan tersebut, tidak terlepas dari peran dan posisi instruktur sebagai sumber belajar, peneliti, dan tentunya peserta. Instruktur/ sumber belajar hendaknya memiliki latar belakang pendidikan ilmu keolahrgaan sehingga dapat membantu peserta belajar untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan melalui sebuah proses pembelajaran yang interaktif dalam suasana pertemanan. Karakteristik penerapan model andragogy pada pembelajaran olahraga kesehatan sesungguhnya merupakan rekontruksi pendidikan nonformal.
DAFTAR PUSTAKA [Type text]
Abdulhak,I.(2000), Metodologi Pembelajaran Orang Dewasa, Bandung, CV.Andira CholikMuthohir, T (2007) Sport Development Index, Kantor Kemenpora PT.INDEKS. Trisnamansyah,S. (2007), Pengantar Pendidikan Luar Sekolah, Makalah, CatatnKuliah, Griwijoyo,S,(2005),ManusiadanOlahraga, Bandung, Penerbit ITB DepartemenPendidikanNasional (2003). Undang-UndangRepublik Indonesia Nomor 20 Depdiknas. (2008) Pembelajarean Orang Dewasa, Jakarta: Ditjen PLS. Borg,W.L danM.D.Gall (1979), Educational Research : An Introduction. New York: Loman Group Ltd. Sudjana.D. (2004).pendidikanNonformal, Wawasan, SejarahPerkembangan, Filsafat, TeoriPendukung, Asas, Bandung, Penerbit Falah production. --------- (1993).Metode danTeknik Pembelajaran Partisipasidalam Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: Folah Production ----------------(1993).Strategi Pembelajaran dalam Pendidikan Luar Sekolah, Bandung 13.Folah Production ……………...(2000).PengantarManagemenPendidikanLuarSekolah
.Bandung
Folah
Production Arif, Z. (1993). Andragogi. Bandung: Angkasa Depdiknas. (2008) Pembelajarean Orang Dewasa, Jakarta: Ditjen PLS. Ingals, J. D. (1972) Trainer Guide to Andragogy, Its Councepts, Experience, and Aplication. (Revised Edition). New Yprk U.S.: Health and wallfone Dept. Kamil, M. (2007) Teori Andragogi dalam Ilmu dan aplikasi Pendidikan. Bandung: Pedagogiana Press. Hakelock, R.G. & Zlotokw, S. (1995) The Change Agents Guide (Second Edition) New Jersey: Educational Technology Publication Englewoo Cliffs. Havelock, R.G. & (1988). Solving of Education Problem. Theory and Reality of Inovation in Developing Countries. Paris: UNESCO. Suwarno, N. (2008) Model Pembelajaran Andragogi pada Lembaga Kursus sebagai Satuan Pendidikan Nonformal. (Disertasi), Bandung: PPs UPI. Tidak Diterbitkan. Sekretariat Negara RI (2003) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tenatng Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Sinar Grafika [Type text]
Sudjana, D. (2005) Strategi Pembelajaran dalam Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: Nusantara Press Sugiyono. (2009). Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitataif dan KBD. Bandung: Alfabeta. Trisnamansyah, S. (2007). Pendidikan Orang Dewasa dan Usia Lanjut. Bandung: (Hand out Kuliah PLS SPs UPI). Kamil.M.(2010).Model Pendidikan dan Pelatihan Konsep (Konsep dan Aplikasi). Bandug, Alfabeta http///www.fppm.org/Pojok/SPKN/BAB%20V%2029-5-2004.pdf *) Nia Sri Ramania ; Sekolah Farmasi – ITB
[Type text]