e-ISSN; 2528-0325 Tasharruf : Journal Economic Vol. 1 No. 2. Desember 2016 and Business Of Islam THE INFLUENCE ON THE EFFECTIVENESS OF ROLLING EMPLOYEES WORK IN MANADO STATE ISLAMIC INSTITUTE (IAIN) Ridwan Program Studi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Manado Email:
[email protected]
Abstract Influence on the effectiveness of Rolling employees work in Manado State Islamic Institute. This study was conducted to address the effect of rolling on the effectiveness of employees working in Manado IAIN environment, thus the goal of this research is to know how to influence employees rolling on the readiness of the effectiveness of work in the neighborhood IAIN Manado. This research is a quantitative research for the study use a lot of numbers, ranging from data collection to the interpretation of the data. Besides this empirically is an ex post-facto research because the data obtained is data results from the events that have taken place, while the technique of data collection using questionnaires which is conducted by researchers to obtain accurate information. Data analysis technique used is simple regression techniques. The results of this study indicate that Rolling employees has positive and significant impact to the effectiveness of work in IAIN Manado as indicated by the results of the analysis of the correlation coefficient (r ) of 0. 826 and the value coefficient determinant (r ) of 0.682 and t 7.319> t 2.060 or p. (0.000< 0.05 at significant level of 5 per cent, it means rolling variable Rolling employees effecting the effectiveness of work by 68.20%. x,y
hitung
2
x,y
tabel
Keywords: rolling employees, effectiveness of work
Abstrak Pengaruh Rolling Pegawai Terhadap Efektivitas Kerja di Lingkungan Institut Agama Islam Negeri Manado.Penelitian ini dilakukan untuk menjawab Pengaruh Rolling Pegawai Terhadap Efektivitas Kerja di Lingkungan IAIN Manado dengan demikian tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh rolling pegawai terhadap kesiapan efektivitas Kerja di lingkungan IAIN Manado. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif karena penelitian ini banyak menggunakan angka-angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, Selain itu, penelitian ini merupakan penelitian expost-facto karena data yang diperoleh adalah data hasil dari peristiwa yang sudah berlangsung, sedangkan teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner atau angket yang dilakukan peneliti untuk mendapatkan informasi yang akurat. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis regresi sederhana.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Rolling Pegawai berpengaruh positif dan signifikan terhadap Efektivitas Kerja di Lingkungan IAIN Manado yang ditunjukkan hasil analisis dengan koefisien korelasi (rx,y) sebesar 0,826 dan nilai koefisien determinan (r2x,y) sebesar 0,682 serta thitung7,319> ttabel 2,060 atau p (0,000< 0,05) pada taraf signifikansi 5%. Artinya variabel Rolling Pegawai mempengaruhi Efektivitas Kerja sebesar 68,20%. Kata kunci: Rolling Pegawai, Efektivitas Kerja
18
e-ISSN; 2528-0325 Tasharruf : Journal Economic Vol. 1 No. 2. Desember 2016 and Business Of Islam PENDAHULUAN Setiap proses kegiatan dan kelembagaan diarahkan untuk menghasilkan sesuatu benar-benar sesuai dengan kebutuhan melalui pemanfaatan yang sebaik-baiknya dengan berbagai sumber yang tersedia, dalam meningkatkan kualitas pegawai harus ditopang oleh dorongan yang berasal dari dalam diri pegawai, untuk bekerja dan mengeluarkan seluruh potensi yang dimiliki untuk menunjang pelaksanaan tugas-tugas pokok dan fungsinya. Kualitas yang baik merupakan suatu tuntutan kewajiban dan pengabdian yang dianggap sebagai amanah yang harus dijalankan dan diharapkan tuntutan dalam jiwa setiap aparatur dalam menjalankan tugasnya sebagai sosok aparatur dan sebagai sosok yang bertaqwa dalam melayani masyarakat sebagaimana mestinya, kualitas dan profesionalisme yang dibingkai dalam satu paket, maka efektivitas menjadi alternatif jawaban yang harus dikembangkan dan ditingkatkan. Sebagai alat kinerja pegawai dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dalam hal ini, yaitu kemampuan dalam menopang tugas pokok dalam menjalankan tugas. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1999, bahwa yang termasuk pegawai negeri sipil adalah mereka yang setelah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas Negara lainnya yang ditetapkan berdasarkan satu peraturan perundang-undangan dan digaji menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Untuk mewujudkan Pegawai Negeri Sipil yang sempurna sebagaimana diamksudkan di atas, maka pegawai negeri sipil perlu dibina dengan sebaik-baiknya dan diadakan pengembangan. Tujuan pemu binaan dan pengembangan (Fathoni, 2006: 194) tersebut diharapkan agar setiap pegawai yang ada dalam organisasi yang bersangkutan dapat memberikan prestasi kerja yang sebaik-baiknya sehingga benar-benar dapat berfungsi sebagai penghasil kerja yang tepat guna sesuai dengan sasaran organisasi yang hendak dicapai, terwujudnya hubungan yang serasi antara atasan dan bawahan dan terwujudnya pegawaipegawai yang setia dan taat kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara dan Pemerintah, sehingga pegawai hanya mengabdi kepada kepentingan negara dan masyarakat, demi terwujudnya aparatur yang bersih dan berwibawa.
19
e-ISSN; 2528-0325 Tasharruf : Journal Economic Vol. 1 No. 2. Desember 2016 and Business Of Islam Salah satu bentuk dari pengembangan terhadap pegawai negeri sipil adalah mutasi atau rolling sebagai penjelmaan atau perwujudan dari dianamika organisasi yang dijadikan sebagai salah satu cara untuk mencapai tujuan organisasi. Mutasi atau rolling tidak terlepas dari alasan untuk mengurangi rasa bosan pegawai kepada pekerjaan serta meningkatkan motivasi dan semangat kerja pegawai, mutasi atau rolling pegawai juga dapat menurunkan efektivitas kerja apabila pihak atasan tidak memperhatikan kepentingan para bawahan. Indikator dari turunnya efektivitas kerja antara lain rendahnya motivasi, lambannya dalam menyelesaikan tugas, kurangnya fasilitas serta lingkan kerja tidak memadai, dan lalin-lain. Chulsum dan Windymenurut kamus bahasa Indonesia Efektivitas berasal dari kata efektif, yaitu suatu pekerjaan dikatakan efektif jika suatu pekerjaan dapat menghasilkan atau mencapai sasaran dan diselesaikan tepat pada waktunya sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Aksara Tangkilisan, Hessel Nogi S (2005:139) Efektivitas adalah tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai dengan menggunakan alat-alat dan sumber daya secara optimal .Rolling pegawai merupakan faktor yang dianggap mempengaruhi efektivitas kerja pegawai dalam melaksanakan tugasnya khusunya pada lingkungan IAIN Manado, karena efektivitas merupakan hasil pencapaian dari suatu kemampuan pegawai dalam menjalankan tugas yang dimilikinya. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh rolling pegawai terhadap efektivitas kerja di lingkungan IAIN Manado.
KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Mengenai Mutasi/Rolling Pegawai 1. Pengetian Mutasi/Rolling Pegawai Kata mutasi atau pemindahan oleh sebagian masyarakat sudah dikenal, baik dalam lingkungan maupun di luar lingkungan organisasi baik swasta maupun pemerintah. Mutasi/Rollingadalah kegiatan memindahkan tenaga kerja dari satu tempat tenaga kerja ke tempat kerja lain. Akan tetapi mutasi tidak selamanya sama dengan pemindahan. Mutasi meliputi kegiatan memindahkan tenaga kerja, pengoperan tanggung jawab, pemindahan
20
e-ISSN; 2528-0325 Tasharruf : Journal Economic Vol. 1 No. 2. Desember 2016 and Business Of Islam status ketenagakerjaan, dan sejenisnya. Adapun pemindahan hanya terbatas pada mengalihkan tenaga kerja dari satu tempat ke tempat lain. Mutasi merupakan fenomena yang biasa terjadi di sebuah organisasi. Seperti diketahui, mutasi adalah suatu perubahan posisi/jabatan/tempat/pekerjaan yang dilakukan pimpinan puncak organisasi kepada seseorang yaitu pegawai baik secara horizontal maupun vertikal di dalam satu organisasi. Sementara rolling merupakan perpindahan karyawan namun lebih pada perpindahan tempat kerja dengan lingkup dan tugas pekerjaan yang cenderung berbeda agar para karyawan terhindar dari rasa jenuh atau efektivitas yang menurun. Keduanya merupakan bagian dari pengembangan sumberdaya manusia (SDM).
Sedangkan
meningkatkan
tujuannya
kompetensi
menurut
karyawan,
Dahlan,
Alwi(1999:45)
mengembangkan
motivasi,
adalah
untuk
meningkatkan
pengetahuan dan pengalaman kerja, mutu proses pekerjaan dan produktifitas serta efisiensi organisasi. Namun bisa menjadi hal yang tidak biasa kalau kedua kegiatan itu menimbulkan harap-harap cemas di kalangan pegawai. Suatu mutasi yang tidak dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi tidak akan mempunyai arti, bahkan mungkin justru akan merugikan perusahaan. Untuk itu mutasi harus didasarkan pada pertimbangan yang matang. Bila tidak demikian, mutasi yang dilaksanakan bukannya merupakan tindakan yang menguntungkan, bahkan merugikan perusahaan Menurut Alex S Nitisemito(2002:71) pengertian mutasi adalah kegiatan dari pimpinan perusahaan untuk memindahkan karyawan dari suatu pekerjaan ke pekerjaan lain yang dianggap setingkat atau sejajar. Selanjutnya H. Malayu S.P. Hasibuan (2008:102) menyatakan bahwa mutasi adalah suatu perubahan posisi/jabatan/tempat/pekerjaan yang dilakukan baik secara horizontal maupun vertikal di da lam satu organisai. Pada dasarnya mutasi termasuk dalam fungsi pengembangan karyawan, karena tujuannya untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja dalam perusahaan (pemerintahan ) tersebut. Kemudian A.M. Kadarman, S.I., dan Jusuf Daya (1997:126) dalam bukunya “Pengantar Ilmu Manajemen” mengatakan bahwa: “Mutasi atau Transfer adalah memindahkan karyawan dari satu jabatan ke jabatan yang lain dalam satu tingkat
21
e-ISSN; 2528-0325 Tasharruf : Journal Economic Vol. 1 No. 2. Desember 2016 and Business Of Islam organisasi secara horizontal tanpa adanya peningkatan tanggung jawab, kekuasaan maupun gaji. Menurut Gouzali Saydam (2002:97) dalam bukunya “Manajemen Sumber Daya Manusia (Human Resources Management)” bahwa :“Mutasi dalam Manajemen Sumber Daya Manusia dapat mencakup dua pengertian yaitu: a) Kegiatan pemindahan karyawan dari satu tempat kerja ke tempat kerja yang baru yang sering disebut dengan “alih tempat” (tour of area), dan b) Kegiatan pemindahan karyawan dari tugas yang satu ke tugas yang lain dalam 1 unit kerja yang sama, atau dalam perusahaan, yang sering pula disebut dengan istilah “alih tugas” (tour of duty). Sedangkan menurut Sastrohadiwiryo
(2002:247) mutasi adalah kegiatan
ketenagakerjaan yang berhubungan dengan proses pemindahan fungsi, tanggung jawab, dan status ketenagakerjaan tenaga kerja ke situasi tertentu dengan tujuan agar tenaga kerja yang bersangkutan memperoleh kepuasan kerja yang mendalam dan dapat memberikan prestasi kerja yang semaksimal mungkin kepada perusahaan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa mutasi diartikan sebagai perubahan mengenai atau pemindahan kerja/ jabatan lain dengan harapan pada jabatan baru itu dia akan lebih berkembang. Dengan memperhatikan defenisi-defenisi yang telah dikemukakan diatas, maka dapat diketahui bahwa pada dasarnya pengertian mutasi dan perpindahan, yaitu kegiatan memindahkan pegawai sebagai salah satu cara untuk mengembangkan pegawai tersebut terutama dari segi kemampuan, pengetahuan dan keterampilannya,dengan adanya mutasi berarti ada masa transisi. Pegawai yang dipindahkan ke tempat lain harus lebih dahulu mempelajari, dan kemudian menyesuaikan diri. Ini harus dilakukan agar ia dapat mengerjakan tugas paling tidak sama dengan pendahulunya, bahkan kalau dapat lebih baik lagi.Jadi, dapat disimpulkan bahwa mutasi diartikan sebagai perubahan mengenai atau pemindahan kerja/ jabatan lain dengan harapan pada jabatan baru itu dia akan lebih berkembang, sehingga mutasi harus dilakukan untuk meningkatkan efektivitas kerja secara langsung sehingga diharapkan semangat dan kegairahan kerja pegawai semakin meningkat.
2. Landasan Hukum Mutasi
22
e-ISSN; 2528-0325 Tasharruf : Journal Economic Vol. 1 No. 2. Desember 2016 and Business Of Islam Undang-Undang No.43 Tahun 1999 tentang Perubahan No. 7 Tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian bahwa Landasan hukum pelaksanaan mutasi, pengangkatan dan pemberhentian pegawai negeri sipil adalah: 1. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1999, tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaga Negara Tahun 1999 Nomor 16 Tambahan lembaran Negara Nomor 3890). 2. Tentang wewenang pengangkatan, pemindahan, pemberhentian pegawai negeri sipil, diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 96, Tahun 2000. Kedua peraturan perundang-undangan tersebut di atas merupakan pedomanpelaksanaan mutasi kepegawaian di setiap instansi pemerintah umum dan daerah. 3. Tujuan Mutasi Pada dasarnya mutasi termasuk dalam fungsi pengembangan pegawai, karena tujuannya adalah untuk meningkatkan efesiensi kerja dalam perubahan tersebut. Beberapa tujuan mutasi dapat diberikan sebagai berikut: a. Untuk meningkatkan produktifitas kerja karyawan b. Untuk menciptakan keseimbangan antara tenaga kerja dengan komposisi pekerjaan atau jabatan c. Untuk memperluas atau menambah pengetahuan karyawan d. Untuk menghilangkan rasa bosan/jemu terhadap karyawan e. Untuk memberikan perangsang agar karyawan mau berupaya meningkatkan karier yang lebih tinggi e. Untuk
pelaksanaan
hukuman/sanksi
atas
pelanggaran-pelanggaran
yang
dilakukannya. f. Untuk memberikan pengakuan dan imbalan terhadap prestasinya g. Sebagai alat pendorong agar semangat kerja meningkat melalui persaingan terbuka h. Untuk tindakan pengamanan yang lebih baik i. Untuk menyesuaikan pekerjaan dengan kondisi fisik pegawai j. Untuk mengatasi perselisihan antara sesama pegawai Dari tujuan tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa prinsip dari mutasi adalah memutasikan karyawan kepada posisi yang tepat dan pekerjaan yang sesuai, agar efektivitas kerjanya meningkat.
23
e-ISSN; 2528-0325 Tasharruf : Journal Economic Vol. 1 No. 2. Desember 2016 and Business Of Islam 4. Manfaat Mutasi Dari uraian tentang tujuan mutasi tersebut diatas tampak bahwa mutasi atau pemindahan pegawai sangat penting dan perlu dilakukan, baik dilihat dari kepentingan pegawai maupun kepentingan perusahaan. Dengan kata lain, mutasi bermanfaat untuk: a. Memenuhi kebutuhan tenaga di bagian/unit yang kekurangan tenaga tanpa merekrut tanaga dari luar. b. Memenuhi keinginan pegawai sesuai dengan minat dan tugasnya masingmasing. c. Menjamin keyakinan pegawai, bahwa mereka tidak akan diberhentikan karena kekurangmampuan atau kekurangcakapan mereka. d. Memberikan motivasi kepada pegawai. e. Mengatasi rasa bosan pegawai pada pekerjaan, jabatan dan tempat kerja yang sama. 5. Perlunya Mutasi Dilaksanakan Ada beberapa alasan mengapa mutasi pegawai perlu dilaksanakan: a. Bahwa pegawai yang tidak produktif atau tidak dapat berkembang di suatu lingkungan kerja, tidak berarti ia tidak produktif atau tidak dapat berkembang juga di tempat lain. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Clifford E. Jurgensen: “Tidak ada orang yang baik dalam setiap hal, demikian juga tidak ada yang
jelek
dalam
setiap
hal.
Pemanfaatan
pegawai
seperti
yang
diharapkan organisasi adalah dengan cara penempatan dalam suatu tipe pekerjaan yang dapat ia lakukan dengan baik. b. Pegawai sebagai manusia biasa memiliki rasa bosan, terutama untuk jenis pekerjaan yang tetap, monoton dan tidak ada variasi. Apabila rasa bosan, terutama untuk jenis pekerjaan yang tetap akibatnya kualitas pekerjaan yang dilakukan tidak lagi sempurna sesuai dengan standard yang ada. Dan keadaan demikian terasa menyiksa terhadap pegawai yang bersangkutan. Jalan keluar dari keadaan demikian disamping adanya kesempatan istirahat, juga kesempatan untuk pindah ke pekerjaan lain. c. Seorang pegawai ternyata tidak mempunyai kesungguhan atau perhatian di tempat kerja yang sekarang, bukan karena bosan tetapi memang kurang serasi
24
e-ISSN; 2528-0325 Tasharruf : Journal Economic Vol. 1 No. 2. Desember 2016 and Business Of Islam dengan pribadinya. Jika demikian halnya, maka akan membawa akibat buruk terhadap organisasi dan bahkan juga terhadap dirinya sendiri, terutama ditempattempat
kerja
yang
memerlukan ketelitian,
kewaspadaan
dan ketekunan
(konsentrasi). Akibat kurangnya perhatian dapat menimbulkan kecelakaan kerja. Salah satu jalan keluar dari keadaan ini adalah pemindahan pegawai yang bersangkutan ke tempat kerja yang lain yang lebih serasi. d. Adanya perubahan komposisi tenaga kerja yang agak meluas meliputi beberapa Badan atau Organisasi, sehingga menimbulkan kelebihan tenaga disatu pihak dan kekurangan tenaga di pihak lain. Badan atau Organisasi yangkekurangan tenaga dapat menerima pelimpahan dari badan atau organisasi yang kelebihan tenaga, sudah tentu dengan syarat-syarat tertentu, yang jelass yarat ini tidak akan seberat seperti syarat waktu penerimaan pegawai baru. Perpindahan ini disamping sebagai pengembangan juga sangat perlu dari segi pemanfaatan tenaga kerja yang ada, dan dilihat dari beberapa segi memang lebih menguntungkan apabila kekuranga tenaga itu diambil dari dalam. Perpindahan pekerjaan dalam suatu organisasi biasanya dapat diminta oleh pegawai yang bersangkutan, jadi tidak semata-mata merupakan hak mutlak dari pimpinan organisasi, tidak seperti halnya dengan promosi atau demosi. Apabila permintaan pindah kerja datang dari pegawai maka alasan yang paling sering dikemukakan adalah ingin mencari pengalaman baru atau menginginkan situasi kerja yang dirasakannya lebih baik dari tempat kerja lama. Alasan pertama dilatar belakangi biasanya oleh kebosanan dan harapan lain di tempat kerja yang baru yang diperkirakan akan lebih menguntungkan. Alasan yang kedua pegawai yang bersangkutan tidak menemukan situasi yang menggembirakan sehingga gairah kerja berkurang. Hal ini dapat disebabkan oleh hubungan kerja yang kurang baik. 6. Macam-macam Mutasi Mutasi dapat dibedakan menjadi beberapa macam, tergantung dari tinjauan terhadap mutasi tersebut. 1. Ditinjau dari aktivitas tempat pegawai bekerja a. Mutasi antar urusan b. Mutasi antar seksi
25
e-ISSN; 2528-0325 Tasharruf : Journal Economic Vol. 1 No. 2. Desember 2016 and Business Of Islam c. Mutasi antar bagian d. Mutasi antar biro e. Mutasi antara instansi 2. Ditinjau dari tujuan dan maksud mutasi a. Production transfer: mutasi dalam jabatan yang sama karena produksi di tempat terdahulu menurun b. Replacement transfer: mutasi dari jabatan yang sudah lama dipegang ke jabatan yang sama di unit/bagian lain, untuk menggantikan pegawai yang belum lama bekerja atau pegawai yang diberhentikan c. Versatility transfer: mutasi dari jabatan yang satu ke jabatan yang lain untuk menambah pengetahuan pegawai yang bersangkutan d. Shift transfer: mutasi dalam jabatan yang sama, tetapi berbeda shift misalnya dari shift. A (malam) ke shift B (siang) e. Remedial transfer: mutasi pegawai ke bagian mana saja, dengan tujuan untuk
memupuk atau untuk memperbaiki kerja sama antar pegawai
3. Ditinjau dari masa kerja pegawai a. Temporary transfer: mutasi yang bersifat sementara, untuk menggantikan pegawai yang berhalangan b. Permanent transfer: mutasi yang bersifat tetap. Tinjaunan mengenai rolling pegawai dari beberapa penjelasan di atas yang banyak didefinisikan tentang mutasi pegawai sesungguhnya keduanya telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1999, tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaga Negara Tahun 1999 Nomor 16 Tambahan lembaran Negara Nomor 3890). Namun berbagai pemahaman di masyarakat bahwa mutasi dipahami bahwa memindahkan pegawai dari satu jabatan di unit organisasi ke jabatan di unit organisasi yang lain, sedangkan rolling pegawai dipahami bahwa memindahkan pegawai dari satu jabatan ke jabatan yang lain dalam satu tingkat organisasi secara horizontal tanpa adanya peningkatan tanggung jawab, sehinga dalam judul penelitian ini penulis lebih cendrung menggunakan istilah rolling pegawai karena penelitian ini bermaksud hanya mengkaji pegawai di satu unit irganisasi.
26
e-ISSN; 2528-0325 Tasharruf : Journal Economic Vol. 1 No. 2. Desember 2016 and Business Of Islam B. Tinjauan Mengenai Efektivitas Kerja 1. Pengertian Efektivitas Kerja Efektivitas kerja pegawai adalah sesuatu yang sangat menarik untuk dilakukan,dan pasti akan berkaitan dengan banyak faktor.Jika dikatakan bahwa efektivitas kerja pegawai merupakan sikap atau kondisi umum seseorang yang positif terhadap pehidupan organisasionalnya, maka jelaslah bahwa setiap pemimpin perlu mengambil berbagai langkah agar semakin banyak (apabila mungkin semua) bawahannya merasa puas dan selalu bersemangat dalam bekerja, yang pada saatnya nanti akan mencapai tingkat efektivitas kerja pegawai yang bersangkutan sesuai yang diharapkan. Untuk dapat melakukan dengan cepat dantepat, diperlukan pemahaman tekhnik dan cara yang dapat digunakan mengukur tingkat efektivitas kerja para pegawai tersebut. Dalam hubungan ini perlu diperhatikan bahwa seseorang pegawai tidak akan melakukan tugasnya dengan baik dalam suasana kehampaan.Artinya seseorang dalam melaksanakan tugas yang dipercayakan kepadanya tidak membatasi keberadaannnya dalam organisasi hanya pada penyelesaian tugas itu berdasarkan keterampilan dan diskripsi tugas yang sudah jelas. Robbins dalam Chairumam (2002: 10) mendefinisikan efektivitas organisasi sebagai suatu tingkat untuk dapat merealisasikan tujuannya. Sedangkan menurut Handoko dalam Zuliyanti (2003; 6) Efektivitas kerja terdiri dari kata efektivitas dan kerja. Efektivitas merupakan kemampuan untuk memilih tujuan atau peralatan yang tepat untuk pencapaian tujuan yang ditetapkan. Susanto (2004: 41) Efektivitas artinya informasi harus sesuai dengan kebutuhan pemakai dalam mendukung suatu proses bisnis,termasuk di dalam informasi tersebut harus disajikan dalam waktu yang tepat,format yang tepat sehingga dapat dipahami, konsisten dengan format sebelumnya, isinya sesuai dengan kebutuhan saat ini dan lengkap atau sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan. Sedangkan menurut Amsyah Sulkifli (2003: 131) efektivitas kerja didefinisikan bahwa efektifitas adalah kegiatan dengan mulai adanya fakta kegiatan sehingga menjadi data, baik yang berasal dari hubungan dan transaksi internal dan eksternal maupun berasal dari hubungan antar unit dan di dalam unit itu sendiri.
27
e-ISSN; 2528-0325 Tasharruf : Journal Economic Vol. 1 No. 2. Desember 2016 and Business Of Islam Pengertian yang dikemukakan para ahli diatas mengenai efektivitas pada dasarnya hanya mengenai tujuan organisasi/instansi terhadap kinerja pegawai sebagai keberhasilan pencapaian tujuan organisasi dari sudut pandang: pertama dari segi hasil, tujuan atau akibat yang dikehendaki dapat dicapai,dan kedua dari segi usaha yang ditempuh dan dilaksanakan telah tercapai dan keduanya secara maksimal. Menurut Adam Ibrahim Indrawijaya (2000: 73) mengatakan bahwa faktor-faktor yang dapat mendorong efektivitas pegawai adalah: a. Pekerjaan yang sesuai dengan bakat dan keahliannya. b. Pekerjaan yang menyediakan perlengkapan yang baik. c. Pekerjaan yang menyediakan informasi yang lengkap. d. Pengawasan yang tidak terlalu ketat. e. Pekerjaan yang memberikan penghasilan yang memadai. f. Pekerjaan yang memberikan rasa aman dan tenang. g. Harapan yang dikandung pegawai itu sendiri. Kemudian Sondang P. Siagian (1995: 101) menyatakan bahwa faktor-faktor yang menentukan efektivitas kerja pegawai (seseorang) adalah: a. Karakteristik individual b. sikap c. Motif d. Kepentingan e. Minat f. Pengalaman g. Harapan Menurut Stan Kossen (1993: 228) dikatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kerja pegawai adalah: a. Organisasi itu sendiri b. Kegiatan-kegiatan itu sendiri c. Sifat pekerjaan d. Teman-teman sejawat merekaajikan-majikan mereka e. Konsep-konsep mereka sendiri f. Pemenuhan keperluan mereka
28
e-ISSN; 2528-0325 Tasharruf : Journal Economic Vol. 1 No. 2. Desember 2016 and Business Of Islam Dari berbagai pendapat mengenai efektivitas tersebut,penulis dapat menarik suatu kesimpulan bahwa efektivitas kerja pegawai dapat dikatakan sebagai taraf tercapainya suatu tujuan tertentu secara maksimal, baik ditinjau dari segi proses, jumlah format, serta ketepatan waktu sesuai prosedur, kebutuhan, dan ketentuan yang ditetapkan dalam organisasi tersebut. 2. Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Kerja Efektivitas yang diartikan sebagai keberhasilan melakukan program dipengaruhi oleh berbagai faktor-faktor yang dapat menentukan efektivitas kerja pegawai berhasil dilakukan dengan baik atau tidak dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan. Tugas pegawai dapat berjalan dengan baik apabila dilakukan pemberitahuan (komunikasi) tentang pendelegasian tugas/tanggung jawab serta adanya evaluasi kerja dari pimpinan. Menurut Relly (2003: 119) Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kerja dalam organisasi : 1. Waktu Ketepatan waktu dalam menyelesaikan suatu pekerjaan merupakan faktor utama. Semakin lama tugas yang dibebankan itu dikerjakan, maka semakin banyak tugas lain menyusul dan hal ini akan memperkecil tingkat efektivitas kerja karena memakan waktu yang tidak sedikit. 2. Tugas Bawahan harus diberitahukan maksud dan pentingnya tugas-tugas yang didelegasikan kepada pegawainya. 3. Produktivitas Seorang pegawai mempunyai produktivitas kerja yang tinggi dalam bekerja tentunya akan dapat menghasilkan efektivitas kerja yang baik demikian pula sebaliknya. 4. Motivasi Pimpinan dapat mendorong pegawainya melalui perhatian pada kebutuhan dan tujuan mereka yang sensitif. Semakin termotivasi karyawan untuk bekerja secara positif semakin baik pula kinerja yang dihasilkan. 5. Evaluasi Kerja Pimpinan memberikan dorongan, bantuan dan informasi kepada pegawainya, sebaliknya pegawai harus melaksanakan tugas dengan baik dan menyelesaikan untuk dievaluasi tugas terlaksana dengan baik atau tidak.
29
e-ISSN; 2528-0325 Tasharruf : Journal Economic Vol. 1 No. 2. Desember 2016 and Business Of Islam 6. Pengawasan Dengan adanya pengawasan maka kinerja pegawaidapat terusterpantau dan hal ini dapat memperkecil resiko kesalahan dalam pelaksanaan tugas. 7. Lingkungan Kerja Lingkungan kerja adalah menyangkut tata ruang, cahaya alam dan pengaruh suara yang mempengaruhi konsentrasi seseorang pegawai sewaktu bekerja. 8. Perlengkapan dan Fasilitas Adalah suatu sarana dan peralatan yang disediakan oleh pimpinan dalam bekerja. Fasilitas yang kurang lengkap akan mempengaruhi kelancaran pegawai dalam bekerja. Semakin baik sarana yang disediakan oleh pemerintah akan mempengaruhi semakin baiknya kerja seorang dalam mencapai tujuan atau hasil yang diharapkan Menurut Zulianti Sri (2005: 26) faktor yang mempengaruhi tercapainya efektivitas kerja, menurut Zuliyanti, yaitu: 1. Karakteristik Organisasi. Karakteristik organisasi terdiri dari struktur dan teknologi organisasi. Struktur merupakan cara untuk suatu organisasi menyusun orang-orangnya untuk menciptakan sebuah organisasi yang meliputi jumlah spesialisasi pekerjaan, desentralisasi pengendalian untuk penyelesaian pekerjaan. Teknologi merupakan suatu organisasi untuk mengubah masukan mentah menjadi keluaran jadi. 2. Karakteristik Lingkungan. Lingkungan mencakup dua aspek yang berhubungan yaitu lingkungan intern dan ekstern. Lingkungan intern dikenal dengan iklim organisasi yang meliputi atribut lingkungan kerja seperti kepuasan dan prestasi. Lingkungan ekstern menyangkut kekuatan yang timbul diluar batas organisasi yang mempengaruhi tindakan dalam organisasi seperti adanya peraturan pemerintah. 3. Karakteristik Pekerja. Pekerja mempunyai pandangan, tujuan, kebutuhan dan kemampuan yang berbeda-beda sehingga akan menyebabkan perbedaan perilaku antara orang satu dengan orang lain. Prestasi merupakan modal utama di dalam organisasi yang akan berpengaruh besar terhadap efektivitas, sebab meskipun teknologi yang dipergunakan canggih jika tanpa prestasi tidak ada gunanya. 4. Kebijakan dan Praktek Manajemen. Manajer memegang peranan sentral dalam keberhasilan suatu organisasi melalui perencanaan, koordinasi dan memperlancar kegiatan. Sehingga manajer berkewajiban menjamin struktur organisasi. Konsisten dan
30
e-ISSN; 2528-0325 Tasharruf : Journal Economic Vol. 1 No. 2. Desember 2016 and Business Of Islam menguntungkan untuk teknologi dan lingkungan yang ada. Selain itu manajer juga bertanggungjawab untuk menetapkan suatu sistem imbalan yang pantas sehingga dapat memuaskan kebutuhan pekerja dan tujuan pribadinya dalam mengejar sasaran organisasi. 3. Indikator Efektivitas Kerja Indikator untuk mengukur efektivitas kerja menurut Richard dan M. Steers dalam Zuliyanti meliputi. 1. Kemampuan Menyesuaikan Diri. Kemampuan manusia terbatas dalam segala hal, sehingga dengan keterbatasannya itu menyebabkan manusia tidak dapat mencapai pemenuhan kebutuhannya tanpa melalui kerjasama dengan orang lain. Hal ini sesuai pendapat Ricard M. Steers yang menyatakan bahwa kunci keberhasilan organisasi adalah kerjasama dalam pencapaian tujuan. Setiap organisasi yang masuk dalam organisasi dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan orang yang bekerja di dalamnya maupun dengan pekerjaan dalam organisasi tersebut. Jika kemampuan menyesuaikan diri tersebut dapat berjalan maka tujuan organisasi dapat tercapai. 2. Prestasi Kerja. Prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, kesungguhan dan waktu. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi kerja adalah hasil yang dicapai pekerja dalam menyelesaikan pekerjaannya dengan mutu dan sasaran serta batas waktu yang telah
METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif karena penelitian ini banyak menggunakan angka-angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasil penelitian ini pun diwujudkan dalam angka. Selain itu, penelitian ini merupakan penelitian expost-facto karena data yang diperoleh adalah data hasil dari peristiwa yang sudah berlangsung, sehingga peneliti hanya menggungkap fakta berdasarkan pengukuran gejala yang telah ada pada responden. Penelitian ini juga merupakan penelitian kausal komparatif, karena penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemungkinan adanya hubungan sebab akibat dengan cara tertentu berdasar atas
31
e-ISSN; 2528-0325 Tasharruf : Journal Economic Vol. 1 No. 2. Desember 2016 and Business Of Islam pengamatan terhadap akibat yang ada, kemudian mencari kembali faktor yang diduga menjadi penyebabnya, melalui pengumpulan data, Suharsii Arikunto (2010: 27). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Pegawai di IAIN Manado yang berstatus Pegawai Negeri Sipil. Penelitian ini merupakan penelitian populasi karena semua sampel yang terpilih dan memenuhi syarat dan kriteria menjadi populasi yakni pegawai yang pernah dirolling, sebagaimana dikatakan oleh Suharsimi Arikunto bahwa jika jumlah subyeknya lebih kecil atau dengan 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitian merupakan penelitian populasi. Jika jumlah subyeknya lebih dari 100 dapat diambil 10-15 persen atau 20-25 persen dari jumlah populasi, Suharsimi Arikunto (2010: 120). Variabel dalam penelitian ini, yaitu: a. Rolling Pegawai adalah memindahkan karyawan dari satu jabatan ke jabatan yang lain dalam satu tingkat organisasi secara horizontal tanpa adanya peningkatan tanggung jawab, kekuasaan maupun gaji. Pegawai dapat dirolling bila memenuhi syarat: frekuensi rolling, alasan rolling dan ketetapan rolling. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Rolling Pegawai (X). b. Efektivitas Kerjaadalah kemampuan untuk memilih tujuan atau peralatan yang tepat untuk pencapaian tujuan yang ditetapkan, seorang pegawai dikatakan efektif dalam melaksanakan tugas bila tepat waktu dalam melaksanakan tugas, produktif dan termotivasi bekerja, evaluasi dan pengawasan hasil kerja baik, lingkungan dan fasilitas kerja terpenuhi. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Efektivitas Kerja (Y). Teknik pengumpulan data yang digunakana dalam penelitian ini berupa: a. Metode angket (kuisioner) tertutup yaitu setiap pernyataan telah disertai sejumlah pilihan jawaban yang kemudian responden hanya memilih jawaban yang paling sesuai dengan penskoran menggunakan skala likert yang sudah dimodifikasi dengan lima alternatif jawaban b. Metode dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan pada subyek penelitian, namun melalui dokumen. Dokumen yang digunakan bisa berupa buku-buku, majalah, dokumen peraturan-peraturan, laporan, catatan kasus, atau dokumen lainnya. Pada penelitian ini metode dokumentasi digunakan untuk mengungkapkan data berupa daftar nama-nama pegawai.
32
e-ISSN; 2528-0325 Tasharruf : Journal Economic Vol. 1 No. 2. Desember 2016 and Business Of Islam Pengujian Instrumen Pengujian instrumen dengan Uji validitas. Uji validitas digunakan untuk mendapatkan tingkat kevalidan atau kesahihan instrumen untuk mendapatkan ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dapat dikumpulkan peneliti. Rumus yang digunakan untuk menguji validitas instrumen adalah Korelasi Pearson Product Moment, yaitu sebagai berikut, Suharsimi Arikunto:
rxy
n XY ( X )( Y )
{n X 2 ( X ) 2 }{n Y 2 ( Y ) 2 }
Ketarangan: rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y ∑X = Jumlahskorbutir ∑Y = Jumlahskor total ∑XY = Jumlah perkalian antara skor X dan skor Y (∑X)2 = Jumlah kuadrat dari skor butir (∑Y)2 = Jumlah kuadrat dari skor total N = Jumlah responden Setelah rhitung ditemukan kemudian dikonsultasikan dengan rtabel untuk mengetahui butir yang valid dan tidak valid. Apabila rhitung lebihbesar atau sama dengan rtabel pada taraf signifikan 5%, maka butir pernyataan tersebut valid. Namun, jika rhitung lebih kecil dari rtabel , maka butir pernyataan tidak valid. Berdasarkan uji instrumen yang telah dilaksanakan dengan bantuan komputer program SPSS (Statistical Program for Social Science) 15.0 for windows diperoleh hasil uji validitas instrumen penelitian sebagai berikut : a. Uji validitas Alat Ukur Rolling Pegawai (X) Berdasarkan
indikator-indikator
dari
variabel
Rolling
Pegawai
yang
dikembangkan menjadi 15 pernyataan, 4 diantaranya pernyataan yang tidak valid atau gugur, yaitu pernyataan nomor 2, 3, 6, dan 8. b. Uji Validitas Alat Ukur Efektivitas Kerja (Y) Berdasarkan indikator-indikator dari
variabel
Efektivitas
Kerja
yang
dikembangkan menjadi 12 pernyataan, 2 diantaranya yang tidak valid atau gugur, yaitu pernyataan nomor 2 dan 10.
33
e-ISSN; 2528-0325 Tasharruf : Journal Economic Vol. 1 No. 2. Desember 2016 and Business Of Islam Teknik Analisa Data Menurut suharsimi Arikunto (2004: 13) uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel bebas dengan variabel terikat memiliki hubungan linier atau tidak. Uji linieritas dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Freg = Keterangan: Freg
= Nilai bingan F untuk regresi
RKreg = Rerata kuadrat garis regresi RKres = Rerata kuadrat residu Harga F yang diperoleh kemudian dikonsultasikan dengan harga Ftabel pada taraf signifikansi 5%. Kriterianya apabila harga Fhitung lebih kecil atau sama dengan Ftabel pada taraf signifikansi 5% maka hubungan antara variabel bebas dikatakan linier. Sebaliknya, apabila Fhitung lebih besar dari pada Ftabel, maka hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat tidak linier. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan teknik statistik. Data-data yang telah terkumpul kemudian diolah menggunakan teknik statistik. Hasil tersebut dihitung melalui program IBM SPSS versi 15. Sebelum data hasil penelitian diuji, dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas terhadap kuesioner yang disebarkan kepada responden. Riduwan dan Sunarto (2011:348) Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau keshahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid mempunyai validitas tinggi dan sebaliknya bila tingkat validitasnya rendah maka instrumen tersebut kurang valid. Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah dianggap baik. Priyatno, Duwi (2009:9) Analisis korelasi bertujuan untuk mengetahui hubungan dua variabel atau lebih. Alat-alat analisis yang banyak digunakan antara lain yaitu korelasi Product Moment (Pearson Correlation), korelasi Spearman, dan korelasi Parsial. Asumsi yang mendasari pada analisis korelasi Product Moment adalah bahwa distribusi data kedua variabel adalah normal.
34
e-ISSN; 2528-0325 Tasharruf : Journal Economic Vol. 1 No. 2. Desember 2016 and Business Of Islam Sebelum dilakukan analisis korelasi Product Moment maka dilakukan uji asumsi normalitas untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas menggunakan uji Kolmogrov-Smirnov. Priyatno, Duwi(2009:12) Kriteria pengambilan keputusan yaitu jika Signifikansi > 0,05 maka data berdistribusi normal, dan jika Signifikansi < 0,005 maka data tidak berdistribusi normal. Analisis regresi bertujuan untuk meramalkan suatu nilai variabel dependen dengan adanya perubahan dari variabel independen. Analisis regresi yang paling banyak digunakan dalam penelitian adalah regresi linier. Analisis regresi linier merupakan hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen dengan menggunakan persamaan linier. Asumsi yang mendasari pada analisis regresi linier adalah bahwa distribusi data adalah normal dan hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen adalah linier. Persamaannya sebagai berikut: Y =aX+K Keterangan: Y = kriterium a = bilangan koefisien prediktor X = prediktor K = bilangan konstan Harga a dan K dapat dicari dengan persamaan berikut: ∑ XY
= a ∑ X+K∑X
∑Y
= a ∑ X +K+NK
Setelah nilai a dan K ditemukan, maka persamaan regresilinier sederhana dapat disusun. Persamaan regresi yang telahditemukan dapat digunakan untuk melakukan prediksi bagaimana nilai variabel dependen akan terjadi bila nilai dalam variable independen ditetapkan. Priyatno, Duwi (2009: 4) Menghitung koefisien korelasi sederhana antara X dengan Y, dengan rumus sebagai berikut:
RX , y
XY x y 2
2
Keterangan: rxy = koefisien korelasi antara X dan Y 2 Z xx = jumlah kuadrat skor prediktor X Z y2 = jumlah kuadrat kriterium Y
35
e-ISSN; 2528-0325 Tasharruf : Journal Economic Vol. 1 No. 2. Desember 2016 and Business Of Islam Jika rhitung lebih dari nol (0) atau bernilai positif (+) makakorelasinya positif, sebaliknya jika rhitung kurang dari nol (0)maka bernilai negatif (-) maka orelasinya negatif atau tidak berkorelasi. Selanjutnya tingkat korelasitersebut dikategorikan menggunakan pedoman dari Suharsimi Arikunto (2010:319) sebagai berikut: Pedoman untuk Memberikan Interpretasi terhadap Koefisien Korelasi Interval Koefisien 0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000
Interpretasi Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi
Menurut Sugiono (184) Menguji signifikansi dengan uji t Uji t dilakukan untuk menguji signifikansi regresi sederhana rxy, yaitu dengan rumus: t =
√ √
Keterangan: T = nilai thitung r = koefisien korelasi antara variabel X dan Y n = jumlah responden r2 = kuadrat koefisien korelasi antara variabel X dan Y Jika thitung sama atau lebih besar daripada ttabel dengan taraf signifikansi 5% maka pengaruh variabel bebas (prediktor) terhadap variabel terikat (kriterium) signifikan. Sebaliknya jika thitung lebihkecil dari ttabel maka pengaruh variabel bebas (prediktor) terhadapvariabel terikat (kriterium) tidak signifikan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Uji Linearitas Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel bebas dengan variabel terikat memiliki hubungan linier atau tidak. Uji linearitas dapat diketahui dengan menggunakan uji F. Kriterianya apabila harga Fhitung lebih kecil atau sama dengan Ftabel pada taraf signifikansi 5% maka hubungan antara variabel bebas dikatakan linier. Hasil uji linearitas yang dilakukan dengan bantuan SPSS 15.0 for windows adalah sebagai berikut: Tabel 9. Ringkasan Hasil Uji Linearitas 36
e-ISSN; 2528-0325 Tasharruf : Journal Economic Vol. 1 No. 2. Desember 2016 and Business Of Islam Variabel Bebas
Df.
15:10 Rolling Pegawai Sumber: Data promer diolah
F0.05
F 2,053
2,880
P
Keterangan
0,127
Linear
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa variabel Rolling Pegawai dengan variabel Efektivitas Kerja menunjukkan koefisien Fhitung 2,053 lebih kecil dari Ftabel 2,880 pada taraf signifikansi 5% dan nilai p sebesar 0,127 lebih besar dari 0,05, maka hal tersebut dapat disimpulkan bahwa hubungan antara variabel Rolling Pegawai dengan variabel Efektivitas Kerja adalah linear. Uji Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan jawaban
sementara atas suatu permasalahan yang
dirumuskan. Hipotesis ini harus diuji kebenarannya secara empirik. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan analisis regresi sederhana Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah Rolling Pegawai berpengaruh positif terhadap Efektifitas Kerja di lingkungan IAIN Manado. Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan analisis regresi sederhana. Berdasarkan data penelitian yang diolah menggunakan bantuan komputer, program SPSS 15.0 For Windows, maka tabel deskriptif statistik sebagai berikut: Deskriptif Statistik Analisis Regresi Sederhana(X-Y) N0. Keterangan Rolling Pegawai 1 N 27 2 Mean 32,07 3 Median 31,00 4 Mode 30 5 Standar Deviaton 8,805 6 Variance 77,533 7 Range 31 8 Minimum 16 9 Maximum 47 10 Sum 866 Sumber: Data primer telah diolah
Efektivitas kerja 27 34,85 36,00 39 6,614 43,746 26 23 49 491
Hasil deskriptif variabel Rolling Pegawai (X) dalam tabel deskriptif statistik dijelaskan bahwa terdapat jumlah kasus (N) = 27 dengan rata-rata (mean) sebesar 32,07, median sebesar 31,00, mode sebesar 30, dan simapangan baku (std. deviation) = 8,805.
37
e-ISSN; 2528-0325 Tasharruf : Journal Economic Vol. 1 No. 2. Desember 2016 and Business Of Islam Variabel Efektivitas Kerja (Y) dijelaskan bahwa terdapat jumlah kasus (N) = 28 dengan rata-rata (mean) sebesar 34,85, median sebesar 36,00, mode sebesar 39, dan simapangan baku (std. deviation) = 6,614 Selanjutnya hasil analisis pada tabel yang lain dari Rolling Pegawai terhadap efektivitas Kerja dibuatkan dalam ringkasan tabel sebagai berikut: Ringkasan Hasil Analisis Regresi Sederhana (X – Y) Sumber
Koef
R
r2
T
Konstanta 14,958 Motivasi Dunia 0,620 0,826 0,682 7,319 Kerja
to.05 (25) 2,060
P
Keterangan
Positif 0,000 Signifikan
Sumber : Data primer yang diolah 1. Persamaan garis regresi linier sederhana Berdasarkan pembahasan di atas, maka persamaan garis regresi dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut: Y = a + bX (Y = 14,958 + 0,620X) Persamaan tersebut menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi bernilai positif sebesar 0,620 yang berarti jika Rolling Pegawai (X) meningkat satu satuan maka nilai Efektivitas Efektivitas Kerja (Y) akan meningkat 0,620 satuan 2. Koefisien Korelasi ( r ) antara prediktor X dengan Y Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan SPSS 15.0 For Windows menunjukkan bahwa koefisien korelasi X1terhadap Y (rx1,y) sebesar 0,826, karena koefisien korelasi (rx1,y) tersebut bernilai positif maka dapat diketahui bahwa terdapat hubungan yang positif antara Rolling Pegawai dengan Efektivitas Kerja di lingkungan IAIN Manado dengan data populasi (N= 27). Untuk membuktikan hipotesis terdapat hubungan yang positif dapat dilihat pada cara berikut: Cara pertama: Uji signifikasi ditujukan oleh tabel correlations. Dengan hipotesis statistik: Ha : rx1y ≠ 0 atau Ha : rx1y= 0 Hipotesis dalam bentuk kalimat: Ha : Rolling Pegawai mempunyai hubungan secara signifikan dengan Efektivitas Kerja atau Ho : Rolling Pegawai tidak mempunyai hubungan secara signifikan dengan Efektivitas Kerja. Kaidah keputusan:
38
e-ISSN; 2528-0325 Tasharruf : Journal Economic Vol. 1 No. 2. Desember 2016 and Business Of Islam
Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai sig. [0,05≤ sig.], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan.
Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai sig. [0,05≤ sig.], maka Ho ditolakdan Ha diterima, artinya ada hubungan signifikan.
Tabel correlations yang diperoleh dari variabel Rolling Pegawai dan Efektivitas Kerja nilai sig. (2-tailed) sebesar0,000 kemudian dibandingkan dengan 0,05, ternyata nilai probabilitas 0,05 lebih besardari nilai probabilitas sig.(2-tailed) atau [0,05 > 0,000], maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya signifikan(positif),
jadi dapat dikatakan bahwa
hubungan antara Rolling Pegawai dengan efektivitas Kerja tersebut adalah searah dan saling mempengaruhi, bila dikonfirmasi dalam tabel interpretasi menurut Suharsimi Arikunto maka tingkat korelasi (hubungan) tersebut berada dalam kategori tinggi karena berada dalam interval koefisien antara 0,600 sampai 0,799. 3. Koefisien Determinasi ( r2 ) antara prediktor X dengan Y Besarnya koefisien determinasi adalah kuadrat dari koefisien korelasi (r2). Koefisien ini disebut koefisien penentu, karena varians yang terjadi pada variabel dependen dapat dijelaskan melalui varians yang terjadi pada variabel independen. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan SPSS 15.0 For Windows, maka hasil dari tabel model summary menampilkan jumlah r = 0,826 dan jumlah koefisien determinasi X1terhadap Y (r2x,y) atau R square yakni jumlah kuadrat koefisien korelasi = 0,682. Hal ini menunjukan pengertian bahwa variabel Rolling Pegawai memiliki kontribusi pengaruh terhadap Efektivitas Kerja dilingkungan IAIN Manado sebesar 68,20% sedangkan 31,80% ditentukan oleh variabel lain yang tidak diteliti. R square berkisar pada angka 0 sampai 1, dengan catatan semakin kecil angka R square semakin lemah hubungan kedua variabel. 4. Pengujian signifikansi dengan uji t Pengujian Signifikansi bertujuan untuk mengetahui keberartian variabel Rolling Pegawai terhadap Efektivitas Kerja. Hipotesis yang diuji Rolling Pegawai berpengaruh positif terhadap Efektivitas Kerja di Lingkungan IAIN Manado. Uji signifikansi menggunakan uji t, berdasarkan hasil uji t diperoleh thitung sebesar 7,319. Jika dibandingkan dengan ttabel sebesar 2,060 pada taraf signifikansi 5%, maka thitung lebih besar dari ttabel (7,319 > 2,060) atau p (0,000<0,05) sehingga Rolling Pegawai mempunyai pengaruh yang signifikan efektivitas Kerja.
39
e-ISSN; 2528-0325 Tasharruf : Journal Economic Vol. 1 No. 2. Desember 2016 and Business Of Islam
PEMBAHASAN Pengaruh Rolling Pegawai terhadap Efektivitas Kerja di lingkungan IAIN Manado Pengaruh pisitif dan signifikan Rolling Pegawai terhadap Efektivitas Kerja. Berdasarkan hasil analisis regresi sederhana diperoleh nilai rhitung sebesar 0,826 yang bernilai positif berarti Rolling Pegawai memiliki hubungan yang positif terhadap Kesiapan Kerja, serta nilai koefisien korelasi regresisebesar 0,620 juga bernilai bernilai positif, maka dapat diketahui bahwa Rolling Pegawai berpengaruh positif terhadap Efektivitas Kerja. Kemudian data populasi sebanyak 27 (N=27), bila Roling Pegawai semakin meningkat maka Efektivitas Kerja juga mengalami peningkatan dan sebaliknya, jadi dapat dikatakan bahwa hubungan antara Rolling Pegawai Kerja dengan Efektivitas Kerja tersebut adalah searah dan saling mempengaruhi, bila dikonfirmasi dalam tabel interpretasi menurut Suharsimi Arikunto maka tingkat korelasi (hubungan) tersebut berada dalam kategori rendah karena berada dalam interval koefisien antara 0,60 sampai 0,799. Nilai koefisien determinasi X terhadap Y (r2x,y) sebesar 0,682. Hal ini menunjukkan bahwa variabel Rolling Pegawai memiliki kontribusi pengaruh terhadap Efektivitas Kerja di lingkungan IAIN Manado sebesar 68, 20% sedangkan 31, 80% ditentukan oleh variabel lain yang tidak diteliti. Penelitian ini juga dilakukan uji signifikansi menggunakan uji t. berdasarkan hasil uji t diperoleh thitung sebesar 7,319. Jika dibandingkan dengan ttabel sebesar 2,060 pada taraf signifikansi 5%, maka thitung lebih besar dari ttabel (7,319 > 2,060) atau p (0,000 < 0,05) sehingga Rolling Pegawai mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Efektivitas Kerja. Terbuktinya hipotesis tersebut dapat memberikan informasibahwa ternyata Rolling Pegawai perlu diperhatikan agar Efektivitas Kerja yang dimiliki pegawai IAIN Manado semakain tinggi. Hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu frekwesi rolling, alasan rolling dan ketetapan pelaksanaan rolling.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa Rolling Pegawai berpengaruh positif dan signifikan terhadap
40
e-ISSN; 2528-0325 Tasharruf : Journal Economic Vol. 1 No. 2. Desember 2016 and Business Of Islam Efektivitas Kerja di lingkungan IAIN Manado yang dibuktikan hasil analisis dengan koefisien korelasi (rx,y) sebesar 0,826 dan nilai koefisien determinan (r2x,y) sebesar 0,682 artinya variabel Rolling Pegawai mempengaruhi Kerja Kerja sebesar 68,20% serta thitung 7,319 > ttabel 2,060 atau p (0,008 < 0,05) pada taraf signifikansi 5%. SARAN SARAN 1. Pihak Pengambil Kebijakan IAIN Manado Pegawai yang dirolling senantiasa dilakukan evaluasi dan pengawasan atas hasil pekerjaan karena informasi sangat dibutuhkan oleh pegawai. Lingkungan dan fasilitas kerja senantiasa mendapat perhatian khusus dan perioritas untuk lebih meningkatkan efektivitas kerja 2. Pihak Peneliti Selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian yang serupa hendaknya mengkaji lebih dalam atau memperhatikanvariabel lain yang dapat mempengaruhi Efektivitas Kerja, karena Rolling Pegawai berpengaruh 68,20%.
DAFTAR PUSTAKA Aksara Tangkilisan, Hessel Nogi S. 2005. Manajemen Publik. Jakarta: Grasindo, 2005. Amsyah, Zulkifli. Manajemen Sistem Informasi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2003. Armia Chairumam. Pengaruh Budaya Terhadap Efektivitas Organisasi: Dimensi Budaya Hofstede, 2002. Chulsum dan Windy. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Kashiko, 2006. Dahlan, Alwi. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Haji Mas, Agung, 1999. Handoko, Hani, 2003, Manajemen edisi 2. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2003. Hasibuan, Malayu. Pengantar Manajemen. Jakarta: Haji Mas Agung, 2008. Indrawijaya, I. Adam, Perilaku organisasi, Cetakan Keenam, Sinar Biru Algensindo, Bandung, 2000. Kadarman, AM., SJ. Pengantar Ilmu Manajemen, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1997. Nitisemito Alex S., Manajemen Personalia (Sumber Daya Manusia), Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002. Priyatno, Duwi, SPSS untuk Analisis Korelasi, Regresi, dan Multivariate, Ed. 1; Cet. 1; Yogyakarta: Gava Media, 2009.
41
e-ISSN; 2528-0325 Tasharruf : Journal Economic Vol. 1 No. 2. Desember 2016 and Business Of Islam Riduwan dan Sunarto, Pengantar Statistika untuk Penelitian: Pendidikan, Sosial, Komunikasi, Ekonomi, dan Bisnis, Cet. 4; Bandung: Alfabeta, 2011. Saydam Gouzali, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: PT Toko Buku Gunung Agung, 2002 Siagian Sondang P. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta Penerbit Bumi Aksara, 2002 Siagian, Sondang P, Teory Motivasi dan aplikasinya, Cetakan kedua, Rineka Cipta, Jakarta, 2000. Stand Kossen .Aspek Manusia dan Organisasi, penterjemah: Bakri Siregar, Erlangga, Jakarta, 1996. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta, 2011. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian. Jakarta, Rineka Cipta, 2002 Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010. Susanto. Sistem Informasi Manajemen Konsep dan Pengembangan. Bandung Lingga Jaya, 2004. Sutrisno Hadi. Analisis Regresi. Yogyakarta: Andi Offset, 2004. Undang-Undang No.43 Tahun 1999 tentang Perubahan No. 7 Tahun 1974 Tentang PokokPokok Kepegawaian. Jakarta: Sinar Grafika, 2003. Zuliyanti Sri, Pengaruh Pengembangan dan Pengawasan terhadap Efektivitas Kerja Bagian Produksi, PT Tri Cahya Purnama, 2005.
42