ANCAMAN Lasioderma serricorne PADA GUDANG TEMBAKAU Annisrien Nadiah, SP POPT Ahli Pertama Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya
Gangguan
OPT
masih
menjadi
topik
yang
layak
dan
patut
untuk
diperbincangkan, terutama karena OPT sangat mempengaruhi produktivitas suatu tanaman ataupun produk pertanian. Selain di lapang, ternyata gangguan OPT dapat terjadi setelah produk tanaman keluar dari lahan. Istilah untuk OPT tersebut adalah OPT pasca panen atau dapat disebut juga sebagai hama/ penyakit gudang. Mengapa disebut demikian? Karena OPT tersebut merusak produk pertanian saat berada di dalam gudang atau pada masa penyimpanan dan menimbulkan kehilangan serta kerugian hasil selama produk tersebut disimpan. Tidak hanya menyerang hasil panen yang berupa biji-bijian yang disimpan, hama gudang juga dapat menyerang tembakau kering yang disimpan. Hama gudang tembakau menjadi ancaman yang serius bagi para pengusaha tembakau karena hama tersebut dapat menurunkan kualitas dan kuantitas daun tembakau sehingga tidak lagi memiliki nilai ekonomis. Tembakau dalam gudang yang telah terserang hama akan berlubang dan menyebabkan tidak laku untuk dijual, terutama pada tembakau yang digunakan sebagai bahan cerutu. Pada umumnya, hama gudang yang sering dijumpai adalah dari Ordo Coleoptera. Jadi, siapakah yang menjadi ancaman pada gudang tembakau?. Tembakau Tembakau
(Nicotiana
tabacum)
adalah
salah satu tanaman yang memiliki peranan sosial ekonomi yang cukup penting di Indonesia. Sekitar
6
juta
rakyat
hidup
dan
perikehidupannya bergantung pada tembakau dengan segala industri yang yang terkait, belum ada tanaman alternatif tembakau, terutama di lahan-lahan kering, sumber pendapatan negara dari cukai. Daun-daun tembakau yang telah dipanen masih perlu pengolahan sebelum sampai pada konsumen akhir ataupun disimpan dalam gudang/ tempat penyimpanan. Proses yang berlangsung sejak dari daun basah sampai daun kering (krosok/rajangan) hingga menjadi bahan atau produk akhir merupakan bagian dari pasca panen. Untuk mendapatkan hasil akhir yang baik, kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan pada penanganan daun tembakau setelah di panen antara
lain: Pengumpulan (memisah-misahkan hasil berdasarkan varietas ,kemasakan daun, ukuran daun, dan kecacatan daun), Penyortiran dan penggolongan daun (didasarkan pada kualitas yaitu berdasarkan warna daun), Curing (melepaskan kadar air dari daun tembakau basah yang dipanen dalam keadaan hidup). Mengapa ada hama di dalam gudang? Timbulnya masalah hama gudang adalah
karena
penyimpanan.
adanya Secara
sifat
struktur
umum
gudang/
tempat penympanan memiliki kondisinya yang
stabil
dibandingkan
dengan
lingkungan alami (lahan) dan ketersediaan pangan
yang
melimpah. Karakter
penyimpanan inilah yang menguntungkan hama untuk berkembangbiak, walaupun adakalanya terjadi kelangkaan sumber makanan. Serangga hama di penyimpanan, terutama hama-hama penting adalah serangga yang telah teradaptasi pada lingkungan penyimpanan dengan baik, karena: Habitat penyimpanan merupakan reservoir alaminya; Toleransinya yang tinggi terhadap faktor fisik di penyimpanan; Keragaman perilaku makan pada berbagai bahan simpan; Laju reproduksi yang tinggi; Kemampuan yang tinggi dalam menemukan lokasi sumber makanan; Kemampuan bertahan hidup dalam kondisi tanpa pangan; Adaptasi morfologi (ukuran kecil, bentuk pipih, gerakan cepat. Hama gudang mempunyai sifat yang khusus yang berlainan dengan hama-hama yang menyerang dilapangan, hal ini sangat berkaitan dengan ruang lingkup hidupnya yang terbatas yang tentunya memberikan pengaruh faktor luar yang terbatas pula. Walaupun hama gudang (produk dalam simpanan) ini hidupnya dalam ruang lingkup yang terbatas, karena ternyata tidak sedikit pula jenisnya, yang masing-masing memiliki sifat sendiri.
Lasioderma serricorne, hama gudang tembakau Cigarette beetles itulah nama keren dari kumbang tembakau
atau
dalam bahasa
ilmiahnya Lasioderma
serricorne. Serangga kecil penyebab utama kerusakan daun tembakau
di
dalam
tempat
penyimpanan.
Panjang
tubuhnya sekitar 2 sampai 3 milimeter (mm), berwarna
coklat kemerahan. Kumbang dewasa dapat hidup 23 sampai 28 hari. Bentuk tubuh bulat agak oval dan kepala sering ditutupi pronotum apabila dilihat dari atas. Sayap depan ditutupi oleh bulu-bulu halus dan ketika diganggu kumbang ini sering menarik tungkainya dan membengkokkan kepalanya. Imago menyukai tempat gelap atau kurang cahaya. L. serricorne aktif menjelang sore hari dan akan terus aktif sampai malam hari. Imago tidak makan akan tetapi menghisap cairan saja. L. serricorne hampir identik dengan Stegobium paniceum, tapi dapat dibedakan dengan dua karakter setelah diidentifikasi. Kumbang L. serricorne meletakkan telurnya secara tertutup pada daun tembakau yang sudah kering di dalam gudang. Telur diletakkan satu persatu secara terpisah dan akan menetas setelah 4 sampai 6 hari menjadi larva dan aktif membentuk liang-liang gerek. Larva yang sudah tua berwarna putih, tipe Scrarabeiform, dan berambut, terdiri dari 4 sampai 6 instar. Bentuk larva semakin membesar ke arah ujung (belakang). Terdapat juga arolium dan melebihi panjang kuku dari setiap tarsusnya. Menjelang masa kepompong, larva akan membuat kokon dari sisa-sisa gerekan serta kotorannya dengan diperkuat air atau benang liurnya,bentuk kepompong lonjong. Fase kepompong berlangsung antara 4 sampai 5 hari, tetapi kumbang akan keluar dari kokon setelah 5 hari.
Kerusakan dan kerugian akibat serangan kumbang tembakau Serangan kumbang pada daun tembakau sering mengakibatkan daun
akan
berlubanglubang dan hal ini sangat tidak diinginkan untuk tembakau sebagai bahan cerutu. Kerugian yang banyak di gudang ditimbulkan oleh kumbang tembakau adalah pada instar larva, karena pada fase inilah kumbang sangat aktif untuk mencari makan. Larva akan merusak daun-daun tembakau yang telah kering dan siap untuk dikirim dengan membuat lubang gerekan. Kerusakan inilah yang menyebabkan tembakau
tidak laku untuk dijual ataupun dipasarkan. Daun tembakau yang telah terserang L. serricorne tidak lagi memiliki nilai ekonomi karena itulah bila gudang tembakau telah terkontaminasi atau telah terserang L. serricorne maka kerugian tidak dapat dihindari lagi. Ancaman L. serricorne pada gudang tembakau menjadi momok bagi petani ataupun pengusaha tembakau.
Pengendalian L. serricorne yang sering dilakukan L. serricorne adalah hama penting tembakau simpan daerah tropis dan subtropis, begitu pula di Indonesia. Daun tembakau yang disimpan selama bertahuntahun dapat menjadi tempat berkembangnya kumbang tembakau. Pengendalian yang selama ini banyak dilakukan oleh petani ataupun pengusaha tembakau yaitu: 1) Aplikasi pestisida dengan metode fumigasi pada gudang, bahan yang digunakan adlah Fosfin. Namun, kumbang masih dapat bertahan sehingga metode fumigasi dianggap kurang efisien. 2) Aplikasi biopestisida yang lebih ramah lingkungan yaitu menggunakan bakteri Bacillus thuringiensis untuk mengendalikan hama produk simpan seperti ngengat ataupun kumbang. 3) Aplikasi pestisida nabati dapat digunakan sari bawang putih (Sirinol) untuk menolak datangnya kumbang L. serricorne pada produk simpanan. Alternatif tersebut digunakan untuk mengontrol hama gudang karena lebih aman, ekonomis, mudah digunakan dan ramah lingkungan. Sari bawang putih digunakan untuk menolak datangnya kumbang tembakau L. serricorne dan kumbang tepung merah Tribolium castaneum yang merupakan hama produk simpan penting di dunia. 4) Alternatif pengendalian dapat dilakukan aplikasi perangkap warna berperekat yang dibuat dari lampu lampu petromak atau lentera (juga boleh ditambah plastik yang telah dilumuri dengan minyak makan atau lem) yang di letakkan dalam areal gudang. Metode ini memanfaatkan sifat-sifat serangga yang tertarik terhadap cahaya, warna, aroma makanan, atau bau tetentu. Caranya adalah dengan merangsang serangga untuk berkumpul dan hinggap pada perangkap. Pada akhirnya serangga yang terperangkap tersebut tidak dapat terbang dan akan mati. Pengendalian hama dengan metode ini cukup efektif bila digunakan secara meluas dan tepat waktu sebelum terjadi ledakan hama serangga. Pengendalian lain yang dapat dilakukan adalah dengan memanfaatkan berbagai jenis rempah sebagai atraktan sehingga kumbang tertarik dan terperangkap. Contoh rempah yang dapat digunakan adalah 1) Ketumbar memiliki aroma yang khas, aromanya disebabkan oleh komponen kimia yang terdapat dalam minyak atsiri. Ketumbar mempunyai kandungan minyak atsiri berkisar antara 0,4-1,1%, komponen
utama ketumbar adalah linalool sekitar 60-70%. Senyawa linalool merupakan komponen yang menentukan intensitas aroma harum. Linalool banyak digunakan sebagai pestisida hama gudang maupun insektisida untuk mengendalikan kecoa dan nyamuk. 2) Lada hitam. Kandungan kimia dalam lada hitam adalah saponin, flavonoida, minyak atsiri, kavisin, resin, zat putih telur, amilum, piperine, piperiline, piperoleine, poperanine, piperonal, dihdrokarveol, kanyo-fillene oksida, kariptone, tran piocarrol. Sifat kimiawi lada adalah pedas dan beraroma sangat khas.
Penutup Gangguan OPT tidak hanya terjadi di lapang, namun dapat pula menyerang pada produk atau hasil pertanian yang disimpan di gudang. Salah satu hama gudang yang menjadi momok dan ancaman bagi petani ataupun pengusaha tembakau adalah kumbang tembakau (L. serricorne). Daun tembakau yang telah terserang L. serricorne tidak lagi memiliki nilai ekonomi karena itulah bila gudang tembakau telah terkontaminasi atau telah terserang L. serricorne maka kerugian tidak dapat dihindari lagi. Namun demikian, masih ada berbagai cara pengendalian untuk mengurangi populasi L. serricorne di gudang tembakau.
Referensi Anonimus. 2013. Lasioderma serricorne — Cigarette Beetle. Available at: http://dilex.com.ua/eng/about_us. diakses 23 Desember 2014. Anonimus. 2014. Cigarette bettles (Lasioderma serricorne). Available at: http://ephytia.inra.fr/en/C/11071/Tobacco-Pests-of-stored-leavesLasioderma-serricorne-cigarette-beetle-and-Ephestia-elutella-tobacco-moth#. diakses 23 Desember 2014. Anonimus. 2014. Cigarette beetles: Facts identificatian & control. Available at: http://www.orkin.com/about/. diakses 23 Desember 2014. Cabrera, B.J. 2014. Common name: cigarette beetle; scientific name: Lasioderma serricorne (F.) (Insecta: Coleoptera: Anobiidae). University of Florida. Available at: http://entnemdept.ufl.edu/. diakses 23 Desember 2014.