1
Analysis of Oil Palm Farmers Income in Rural Sidomukti Pelalawan (Farmers Case Study Members and Non Members KUD) Dewi Yuniati Fakultas Ekonomi Universitas Riau Email :
[email protected] Rahmita Budiartiningsih,SE.M.Hum & Hendro Ekwarso, M.Si Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Riau
ABSTRACT This study aims to determine the differences in income levels of farmers and farmer cooperatives members Non KUD. And to find out the cause of the difference in income levels of farmers cooperatives members and non members in the village Sidomukti. Assisted with the collection or analysis of data using the questioner is, data retrieval is done by making a list of questions first, and then presented to the respondents intention to facilitate the interview. Observation ie, data collection techniques means direct observation of the object, and then proceed with the research, documentation ie, retrieval of data on the documents relating to studies such as those in the village office and KUD Sidomukti Sidomukti village. By using proportional random sampling sampling, a method that is done by simple random from each peasant farmers who have become more than 4 years and has been a member of KUD for 2 years, to be sampled or approximately 10% of the total population was then sampled is the data of 2011 to as many as 27 people KUD members and non KUD 14 people, the results of this study showed that the difference between the income of farmers and non-members of KUD KUD significantly in the Village Sidomukti Pelalawan net income of farmers are members of the one-year average gain The average Rp. 83 million whereas non farmer cooperatives gain net income of Rp. 37 million. Keywords: Oil Palm Farmers Income
2
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi selalu ditunjukan untuk mempertinggi kesejahtraan masyarakat. Kegiatan pembangunan ekonomi selalu dipandang sebagai bagian dari keseluruhan usaha pembangunan yang dijalankan oleh suatu masyarakat, meliputi usaha masyarakat untuk mengembangkan kegiatan ekonomi mempertinggi tingkat pendapatan masyarakat. Sejalan dengan tujuan pembangunan dimana masyarakat memiliki kebutuhan yang sifatnya tidak terbatas, dengan sasaran yang lebih diarahkan kepada peningkatan kesejahtraan rakyat salah satunya yaitu dengan dikembangkannya perkebunan rakyat dalam sektor pertanian. Pembangunan sektor pertanian di Kabupaten Pelalawan perlu mendapat perhatian dari pemerintah karena dapat memberikan manfaat bagi masyarakat. Sektor pertanian diharapkan membuka kesempatan kerja bagi petani dan masyarakat pedesaan yang serba terbatas terutama tentang ilmu pengetahuan, teknologi, keterampilan, dan meningkatkan pendapatan petani dan masyarakat, menyediakan beragam komoditas yang dapat dikonsumsi dengan mutu yang lebih bagus dan baik serta harga yang bersaing, dan mampu meningkatkan devisa serta memberikan konstribusi pada peningkatan PDRB Kabupaten Pelalawan. Disini Koperasi Unit Desa (KUD) memiliki peran dalam pemasaran serta kelancaran dalam penjualan hasil kelapa sawit hal ini terbukti terdapat petani yang beranggota KUD pada tahun 2011 yang berjumlah 265 orang, KUD merupakan salah satu lembaga yang bergerak dalam perekonomian baik di Desa ataupun di Kota, sebagai badan yang bekerja dalam bidang pemasaran hasil kelapa sawit serta penggerak perekonomian dalam bidang jasa ataupun modal serta saranasarana yang dibutuhkan dalam pertanian di Desa Sidomukti Kecamatan Pangkalan Kuras Kabupaten Pelalawan tersebut. Dalam memproduksi tanaman Kelapa Sawit, petani di Desa Sidomukti dapat melakukan pemanenan satu minggu atau dua minggu sekali dalam satu bulan, musim panen ditentukan melalui KUD dimana KUD memberikan jadwal dalam sistem pemanenan yang berguna untuk kelancaran dalam pengangkutan serta pemasaran pada hasil pertanian. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat petani untuk menjadi anggota koperasi yaitu: a. Sistem pemasaran tandan buah segar (TBS) lebih lancar. b. Harga penjualan lebih tinggi dibanding dengan toke sawit. c. Adanya subsidi untuk perawatan kebun kelapa sawit seperti, perawatan jalan, pupuk, dan lain sebagainya. d. Mendapatkan bantuan modal lebih mudah melalui koperasi untuk perawatan serta perkembangan kebun kelapa sawit.
3
e. Petani mempunyai pengalaman lebih dalam mengembangkan kebun kelapa sawit yang dibantu dalam bimbingan dan penyuluhan oleh PPL maupun dinas pertanian setempat yang dilaksanakan melalui koperasi. Adapun faktor lain yang dapat mempengaruhi minat petani untuk tidak masuk menjadi anggota KUD yaitu kebutuhan masyarakat yang berbedabeda menyebabkan minat dan keinginan petani menjadi berbeda atau tidak sama, oleh karena itu KUD bukanlah salah satu faktor pendukung terbaik dalam bidang pertanian di Desa. Faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan pendapatan petani anggota KUD dan non KUD yaitu: a. Dari segi perawatan kebun kelapa sawitnya b. Cara pemanenan yang sesuai dengan keadaan kebun kelapa sawit c. Luas areal yang dimiliki oleh masing-masing petani baik plasma ataupun non plasma d. Segi tahun tanam e. Jenis bibit tanaman kelapa sawit itu sendiri B. Tinjauan Teori 1. Pertanian Peranan sektor pertanian dalam pembangunan di Indonesia tidak perlu diragukan lagi. UUD pun telah memberikan amanat bahwa prioritas pembangunan diletakkan pada pembangunan dibidang ekonomi yang dititik beratkan pada sektor pertanian. Pembangunan pertanian diarahkan untuk meningkatkan produksi pertanian guna memenuhi kebutuhan pangan dan kebutuhan industri. Selain itu juga bertujuan untuk memperluas lapangan kerja serta mendorong pemerataan kesempatan berusaha (Soekartawi, 2001 : 10). Selanjutnya agar terciptanya pertanian yang moderen maka ada lima unsur pokok dalam pertanian yaitu: 1. 2. 3. 4. 5.
Adanya pasar untuk hasil-hasil pertanian Teknologi yang selalu berubah Tersedianya saranan produksi Adanya insentif bagi petani Tersedianya transportasi (Arsyad, 2002 : 343), sebagaimana kita ketahui, sebagaian besar masyarakat pedesaan adalah petani dan berada dalam keadaan ekonomi yang lemah, tingkat pendidikan yang rendah, keterampilan yang dikuasai dan terutama modal yang dimiliki sangat terbatas. Keterbatasan inilah yang menyebabkan kecilnya pendapatan para petani. (Fachri, 2001 : 130), sektor pertanian dalam pembangunan ekonomi Indonesia mempunyai 4 (empat) peranan yang dapat dirincikan sebagai berikut: 1. Menyediakan bahan pangan, sandang dan papan untuk memenuhi kebutuhan penduduk. 2. Menyediakan bahan baku dari produk pertanian guna memenuhi permintaan pasar dari kegiatan industri.
4
3. Menyediakan lapangan kerja yang berkaitan langsung dan tidak langsung dengan kegiatan pertanian. 4. Menghasilkan devisa negara yang diperoleh dari hasil ekspor produk pertanian. Agar terciptanya pertanian yang modern, maka ada 5 unsur pokok dalam pertanian (Sri, 2008 : 12) yaitu: 1. Adanya pasar untuk hasil pertanian 2. Teknologi yang selalu berubah 3. Tersedianya sarana produksi di tempat dan jumlah dan waktunya yang tepat 4. Adanya inisiatif dari petani 5. Tersedianya transportasi Adanya tujuan umum dari kebijakan pertanian kita ini adalah memajukan pertanian, mengusahakan agar pertanian kita ini menjadi produktif, dan efesiensi produksi naik akibat tingkat penghidupan petani lebih tinggi dan lebih sejahtra. Menurut Sastraadmaja, sistem yang ada dalam satu komoditi pertanian adalah sebagai berikut: Distribusi sarana produksi-produksi di lahan pertanian-penyimpanganpengelolahan-pemasaran dari produk yang terbuat dari padanya, untuk diteruskan pada konsumen dalam realisasinya, sistem ini harus ditangani secara terpadu dan terintegrasi satu sama lainnya. Sebab tanpa koordinasi yang baik, tentu akan menyebabkan kemacetan disemua sistem, (Sastraadmaja, 2000 : 37) Salah satu gambaran pokok pertanian terbelakang adalah banyak didapatinya usaha pertanian berskala kecil yang digarap oleh keluarga. Masukan produksi yang terutama adalah lahan dan tenaga kerja keluarga, hasil panen ratarata perluasan lahan dipertanian yang latar belakang pada umumnya sangat rendah bila dibandingkan dengan hasil pertanian yang sudah maju. Hasil yang rendah disebabkan oleh produktivitas sumberdaya yang pada umumnya rendah yang digunakan dalam peranian. Selain rendahnya sumberdaya yang digunakan dalam pertanian, penggunaan teknologi moderen dalam pertanian, yang terbelakang juga sangat rendah. Menurut Norman (2002:493) rendahnya penggunaan teknologi disebabkan oleh: 1. Ketidaktahuan petani akan metode pengusaha dan moderen sebagai akibat ketunaaksaraan dan penyebaran informasi yang tidak memadai. 2. Tidak adanya metode produksi alternatif tepat guna untuk kondisi setempat. 3. Resiko dan hasil yang relatif dari penggunaan teknologi baru 4. Sistem transportasi yang buruk di daerah pedesaan 5. Kemiskinan dan pendapatan yang rendah oleh sebagian besar petani di daerah pedesaan dan dibarengi dengan ketidakadaannya kredit yang cukup, fasilitas pemasaran dan asuransi. 6. Sejumlah faktor politik dan kelembagaan penting dapat mengabadikan kemacetan petani. 2. Pendapatan Pendapatan adalah upah yang dihasilkan oleh seseorang dalam melakukan aktifitas penjualan, usaha atau jasa.
5
Ada beberapa istilah dalam Pendapatan di antaranya yaitu: 1. Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product) Produk Domestik Bruto (PDB) dapat diartikan barang dan jasa yang diproduksikan bukan saja oleh perusahaan milik penduduk Negara tersebut tetapi oleh penduduk Negara lain.Selalu didapati produksi nasional diciptakan oleh faktor – faktor produksi yang berasal dari luar negeri. 2.Produk National Bruto (Net National Product) Apabila PNB dikurangi dengan depresiasi akan diperoleh Produk National Neto (PNN).Apabila PNN dihitung pada harga faktor,nilainya dinamakan Pendapatan Nasional. 3.Pendapatan Nasional (National Income) Pendapatan Nasional (PN) merupakan balas jasa atas seluruh faktor produksi yang digunakan. PN = PNN-PTL+S, dimana PTL (Pajak Tidak Langsung), S (Subsidi) 4.Pendapatan Personal (Personal Income) Pendapatan Personal (PP) adalah bagian dari pendapatan nasional yang merupakan hak individu – individu dalam perekonomian, sebagai balas jasa atas keikutsertaan mereka dalam proses produksi. Pendapatan Personal Disposabel (Disposable Personal Income) Merupakan pendapatan personal yang dapat dipakai individu, baik untuk membiayai hidupnya atau ditabung.Besarnya pendapatan personal dikurangi pajak atas pendapatan personal (PAP). Besar kecilnya pendapatan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: (Rayetno, 2001 : 34) 1.
Efesiensi biaya produksi, produksi yang efesien akan meningkatkan pendapatan bersih, karena proses produksi akan menyababkan biaya produksi akan semakin rendah. 2. Efesiensi pengadaan barang 3. Efesiensi pemasaran meliputi, biaya pemasaran akan menentukan tingkat harga produsen khususnya kecil yang posisinya lemah, pendapatan sebesar harga yang dibayar konsumen dikurangi besarnya biaya pemasaran. Dengan demikian tingkat pendapatan bukanlah satu-satunya faktor yang mempengaruhi konsumsi, faktor-faktor lain misalnya jumlah keluarga, komposisi umur, jenis kelamin, letak geografis, asal usul, agama dan adat istiadat serta aktiva lancar yang dipegang, juga harga dari barang-barang. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan tingkat pendapatan yang diterima antara lain yaitu: 1. 2. 3. 4. 5.
Tingkat pendidikan Pengalaman kerja Keahlian yang dimiliki Sektor usaha Jenis usaha dan lokasi
6
Menurut Miller (2000 : 585-587) perbedaan pendapatan yang diperoleh disebabkan oleh: 1. Faktor usia, dimana sampai batas tertentu pendapatan meningkat seiring dengan bertambahnya usia dan masa kerja seseorang lewat dari batas itu pertambahan usia akan diiringi dengan penurunan pendapatan. 2. Karaktristik bawaan sejak lahir, seseorang yang dianugrahi paras rupawan, suara yang merdu, dan IQ yang tinggi asalkan ia tidak berlaku aneh-aneh pasti lebih mudah memperoleh pendapatan. 3. Keberanian mengambil resiko, siapa yang berani mempertaruhkan kesehatan dan nyawanya dibidang kerja yang berbahaya akan menerima imbalan yang lebih besar. 4. Bobot latihan, latihan akan memperbesar pendapatan karena latihan itu meningkatkan keterampilan seseorang sehingga mampu menghasilkan produk fisik marginal yang lebih tinggi. 5. Kekayaan dan warisan 6. Ketidakseimbangan pasar, mereka yang diuntungkan oleh ketidakseimbangan pasar akan menerima pendapatan yang lebih tinggi 7. Diskriminasi, baik itu suku bangsa, agama, jenis kelamin, maupun ikatan kekeluargaan. Menurut (Soeharjo, 2002 : 34) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan petani adalah: 1. 2. 3. 4. 5.
Luas lahan dan uasaha tani Tingkat produksi yang diukur dengen produktifitas Tingkat kombinasi usaha tani Mutu, hasil dan harga Efesiensi tenaga kerja dan kemampuan petani dalam mengelola penerimaan maupun pengeluaran usaha tani.
3. Biaya Adapun biaya usaha tani biasanya diklasifikasikan menjadi dua yaitu: (Soekartawi, 2001 : 56) yaitu: a. Biaya tetap (fixed cost) Biaya tetap ini biasanya didefinisikan sebagai biaya yang relatif tetap jumlahnya dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. b. Biaya tidak tetap (variable cost) Biasanya didefinisikan sebagai biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh. Contohnya biaya untuk sarana produksi. Biaya yang harus ditanggung petani menjadi lebih besar dikarenakan adanya kenaikan BBM atau Cuaca yang tidak bagus yang menyebabkan hasil produksi menurun serta pengiriman bahan pertanian seperti pupuk, pestisida dan keperluan lainnya menjadi terkendala.
7
4. Konsep harga Harga suatu barang adalah tingkat pertukaran barang itu dengan barang lain. Suatu barang adalah penjelasan tentang corak permintaan dan penawaran yang umumnya adalah dalam suatu pasar dan interaksi diantara keduanya. Dalam menentukan tingkat dan jumlah barang yang diperdagangkan umumnya pengalaman mengatakan bahwa ada hubungan terbalik antara jumlah dengan harga suatu barang. Apabila harga naik maka jumlah barang yang diminta akan menurun, dan apabila harga turun maka barang yang diminta akan meningkat. Disini harga adalah variabel dan berdiri sendiri serta menentukan, sedangkan jumlah yang akan dibeli adalah variabel yang ditentukan (Sukirno, 2005 : 34) 5. Koperasi Kata koperasi berasal dari kata co dan operation yang berarti kerja sama atau yang bersifat kerja sama, kerja sama ini terjalan antara anggota koperasi untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan. “Koperasi adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama berdasarkan atas azas kekeluargaan” (Pasal 3 UU No.12 Tahun 1967) jadi di dalam koperasi setiap anggota mempunyai kedudukan yang sama. Oleh karena itu, di dalam koperasi rapat anggota mempunyai kekuasaan tertinggi yang menentukan jalannya kegiatan suatu koperasi. Dalam undang-undang No. 12 Tahun 1967, bagian 2 pasal 4 tentang fungsi koperasi Indonesia adalah sebagai berikut: Koperasi anggota berfungsi sebagai alat perjuangan ekonomi untuk mempertinggi kesejahtraan rakyat. 1.
Koperasi Indonesia berfungsi sebagai alat pendemokrasian ekonomi nasional. 2. Koperasi Indonesia berfungsi sebagai salah satu urat nadi perekonomian bangsa Indonesia. 3. Koperasi Indonesia berfungsi sebagai alat pembina insan masyarakat untuk memperkokoh kedudukan insan ekonomi. Bangsa Indonesia serta merta bersatu dalam mengatur tata laksana perekonomian rakyat. Dimana ada banyak pengertian tentang koperasi itu sendiri yaitu: 1. Menurut Dr.Fray (1908) menyatakan bahwa koperasi adalah suatu perserikatan dengan tujuan berusaha bersama yang terdiri atas mereka yang lemah dan di usahakan selalu dengan semangat tidak memikirkan diri sendiri sedemikian rupa, sehingga masing-masing dapat menjalankan kewajibannya sebagai anggota dan mendapatkan imbalan sebanding dengan pemanfaatan mereka terhadap organisasi. 2. Prof.R.S. Soeriaatmadja memberi definisi koperasi sebagai berikut: “Koperasi ialah suatu kumpulan dari orang-orang yang atas dasar persamaan derajatnya sebagai manusia, dengan tidak memandang haluan agama dan politik secara suka rela masuk, untuk sekedar memenuhi kebutuhan bersama yang bersifat kebendaan atas tanggungan bersama. Koperasi yang ada di Indonesia terbagi atas dua bagian yaitu:
8
1. Koperasi yang ada di pedesaan seperti koperasi Unit Desa dan 2. Koperasi yang ada di perkotaan seperti Koperasi Karyawan, Koperasi Pegawai Negri, dan lain-lain. Adapun peranan KUD tidak terlepas dari arah pembangunan yang dilaksanakan secara integral dan menyeluruh: 1. 2. 3. 4. 5.
Membantu para petani untuk meningkatkan produksi pertanian Membantu proses hasil produksi pertanian dan pemasaran Menyediakan sarana dalam menunjang peningkatan produksi pertanian Meningkatkan keterampilan pengurus Menyediakan kios sarana produksi pertanian perkreditan dan lain-lain.
Perjuangan Koperasi Unit Desa ternyata telah menimbulkan semangat dan kegairahan para petani untuk meningkatklan hasil buminya, sehingga produksi pertaniannya meningkat dan pihak KUD membeli hasil KUD tersebut dengan harga yang cukup baik maka usaha untuk meningkatkan hasil pertanian pun semakin nyata. Semakin banyak hasil yang dipasarkan oleh KUD, maka semakin besar keuntungan yang diterima oleh anggota KUD, sehingga kesejahtraan angotanya juga dapat meningkat. C. Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah di atas penelitian yang telah di uraikan, maka permasalahan yang akan penulis rumuskan yaitu: 1. Sejauh mana perbedaan pendapatan petani anggota dan non anggota KUD di Desa Sidomukti Kabupaten Pelalawan? 2. Faktor-faktor apa yang menyebabkan perbedaan pendapatan petani anggota KUD dan Non KUD? D. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui perbedaan tingkat pendapatan petani anggota KUD dan petani Non KUD. 2. Untuk mengetahui penyebab perbedaan dari tingkat pendapatan petani anggota dan Non anggota KUD di Desa Sidomukti tersebut. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Sidomukti, Kecamatan Pangkalan Kuras Kabupaten Pelalawan lokasi ini dipilih karena desa Sidomukti merupakan salah satu desa yang mempunyai lahan perkebunan kelapa sawit yang luas menurut data tahun 2009 luas perkebunan kelapa sawit di Desa Sidomukti yaitu 630 Ha dengan rata-rata produksi 44.259 per ton dengan jumlah petani pada tahun 2011 sebanyak 405 petani. Agar mempermudah penulis dalam memperoleh data dari Dinas perkebunan, Kantor Desa Sidomukti dan KUD Desa Sidomukti dan lembagalembaga lain yang mendukung penelitian tentang analisa pendapatan petani kelapa sawit dengan petani anggota KUD dan Non KUD serta implikasinya
9
terhadap peningkatan pendapatan petani kelapa sawit yang ada. Dengan harapan petani dapat hidup sejahtera setara dengan usaha mereka dalam mengembangkan perkebunan kelapa sawit yang ada. B. Teknik Pengumpulan Data Mengingat bahwa data yang dikumpulkan dalam penulisan skripsi ini adalah data skunder dan primer, maka pengumpulan data dilakukan dengan cara mendatangi instansi-instansi yang terkait dengan objek penelitian di antaranya : 1. Quisioner yaitu, pengambilan data yang dilakukan dengan cara membuat daftar pertanyaan terlebih dahulu, kemudian diajukan kepada responden yang maksudnya untuk mempermudah interview. 2. Observasi yaitu, teknik pengumpulan data yang cara pengamatannya langsung terhadap objek penelitian. 3. Dokumentasi yaitu, pengambilan data pada dokumen-dokumen yang berkenaan dengan penelitian seperti yang ada di kantor Desa Sidomukti dan KUD di Desa Sidomukti. C. Alat analisa data 1. Uji Validitas Uji validitas dilakukan berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Menurut Sugiyono (2004) menjelaskan bahwa validitas adalah suatu alat ukur yang menunjukkan tingkat keandalan dan kesahihan suatu alat ukur. Alat ukur yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah. 2. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dilakukan untuk mendapatkan tingkat ketepatan (keterandalan atau keajengan) alat pengumpul data (instrument) yang digunakan. Untuk mengetahui koefisien korelasinya signifikan atau tidak digunakan distribusi ( Tabel-r) untuk α = 0.05 atau α = 0.01 dengan derajat kebebasan (dk = n-2). Kemudian membuat keputusan membandingkan r11 dengan r tabel. Adapun kaidah keputusan : jika r11 > r tabel berarti Reliabel r11 < r tabel berarti Tidak Reliabel 1. Uji secara Parsial (uji T) Uji T digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh atau tingkat signifikansi secara parsial konstanta dan setiap variabel bebas yang ada. Hipotesis: Ho = koefesien regresi tidak signifikan H1 = koefesien regresi signifikan Pengambilan keputusan: Jika probabilitas > 0,05, maka Ho diterima Jika probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak
10
Nilai probabilitas dapat di ketahui langsung dengan menggunakan program SPSS versi 17. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Produksi, Harga, dan Pendapatan Kotor Anggota KUD dan Non Anggota KUD di Desa Sidomukti Kabupaten Pelalawan Pada Tahun 2011
Produksi (Ton) Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 Jumlah Ϫ
KUD 54.824 58.288 40.200 48.900 52.800 46.880 50.728 48.900 53.200 55.877 43.200 49.640 51.274 55.098 54.630 58.800 52.300 60.230 55.800 56.890 58.900 50.122 51.450 57.900 51.990 58.280 50.270 1.427.371 52.865.592
Non KUD 30.124 19.207 25.890 25.900 28.700 26.400 18.900 27.550 24.911 24.280 26.400 23.455 25.122 22.098
348.937 24.924.071
Harga (Rp) Non KUD KUD 1.800 1.780 1.800 1.780 1.800 1.780 1.800 1.780 1.800 1.780 1.800 1.780 1.800 1.780 1.800 1.780 1.800 1.780 1.800 1.780 1.800 1.780 1.800 1.780 1.800 1.780 1.800 1.780 1.800 1.800 1.800 1.800 1.800 1.800 1.800 1.800 1.800 1.800 1.800 1.800 1.800 -
-
Pendapatan Kotor (Rp) KUD 98.683.200 104.918.400 72.360.000 88.020.000 95.040.000 84.384.000 91.310.400 88.020.000 95.760.000 100.578.600 77.760.000 89.352.000 92.293.200 99.176.400 98.334.000 105.840.000 94.140.000 108.414.000 100.440.000 102.402.000 106.020.000 90.219.600 92.610.000 104.220.000 93.582.000 104.904.000 90.486.000 2.569.267.800 7.929.838
Non KUD 53.620.720 34.188.460 46.084.200 46.102.000 51.086.000 46.992.000 33.642.000 49.039.000 44.341.580 43.218.400 46.992.000 41.749.900 44.717.160 39.334.440
621.107.860 3.697.070
Sumber : Data Olahan 2011 Pada tabel 1. Diketahui pendapatan kotor anggota KUD dengan rata-rata Rp. 95.000.000 yang dikarenakan perkalian harga perkilo sawit sama dengan Rp. 1.800.- dan hasil produksi rata-rata 53 ton. Sementara non KUD pendapatan kotor dengan rata-rata Rp. 44.000.000 yang dikarenakan perkalian harga perkilo sawit sama dengan Rp. 1.780.- dan hasil produksi rata-rata 25 ton. Artinya bahwa pendapatan kotor anggota KUD jauh lebih besar dari pada non KUD.
11
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 Total
Tabel 2. Biaya-biaya Produksi yang dikeluarkan Petani Anggota KUD Pada Tahun 2011 Tenaga Total Total Alat Pupuk Pestisida Total Cost Kerja Variable Cost Fixed (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) Cost (Rp) 3.669.000 10.801.000 668.000 3.171.000 18.309.000 217.200 18.526.200 3.730.000 13.190.000 832.000 7.868.000 25.620.000 230.000 25.850.000 3.420.000 10.651.000 898.980 3.059.000 18.028.980 215.500 18.244.480 4.703.000 10.720.000 1.010.000 3.469.840 19.902.840 221.000 20.123.840 3.181.700 4.321.100 1.994.000 846.600 10.343.400 111.000 10.454.400 1.002.000 6.911.000 531.000 732.940 9.176.940 105.300 9.282.240 1.100.000 6.100.000 1.560.000 1.180.144 9.940.144 104.000 10.044.144 1.225.000 6.750.112 822.000 779.088 9.576.200 106.000 9.682.200 1.931.000 6.231.000 1.601.000 669.600 10.432.600 101.000 10.533.600 2.761.777 6.103.000 891.000 1.205.869 10.961.646 102.000 11.063.646 1.031.000 5.430.000 870.000 1.120.100 8.451.100 102.500 8.553.600 1.256.000 7.011.000 856.000 602.920 9.725.920 102.800 9.828.720 1.201.000 6.334.211 1.250.421 1.263.620 10.049.252 103.000 10.152.252 1.400.000 6.895.000 1.090.000 1.409.404 10.794.404 115.000 10.909.404 2.054.700 6.005.000 1.450.000 1.192.840 10.702.540 114.200 10.816.740 2.333.000 7.738.400 901.000 549.900 11.522.300 120.100 11.642.400 1.630.000 6.230.000 1.609.000 784.000 10.253.000 102.400 10.355.400 1.200.000 7.650.070 1.650.000 1.306.970 11.807.040 118.500 11.925.540 1.555.000 6.210.000 1.662.100 1.500.800 10.927.900 120.500 11.048.400 1.630.000 5.720.000 1.785.021 2.008.999 11.144.020 120.200 11.264.220 2.442.000 7.455.400 783.000 861.600 11.542.000 120.200 11.662.200 1.244.000 6.722.000 1.002.300 854.656 9.822.956 101.200 9.924.156 1.102.000 5.321.000 1.360.000 2.299.600 10.082.600 104.500 10.187.100 1.920.000 7.011.000 987.000 1.421.000 11.339.000 125.200 11.464.200 1.403.000 6.251.021 1.741.000 793.999 10.189.020 105.000 10.294.020 2.009.000 7.540.000 723.000 1.157.000 11.429.000 110.440 11.539.440 1.241.000 6.881.000 920.110 812.150 9.854.260 99.200 9.953.460 53.375.177 194.183.314 31.447.932 42.921.639 321.928.062 3.397.940 325.326.002
Sumber : Data Olahan 2011 Dari tabel di atas dapat diketahui berapakah biaya produksi yang dikeluarkan oleh petani anggota KUD dalam memproduksi kelapa sawit untuk biaya alat, pestisida, pupuk dan tenaga kerja dibutuhkan biaya Rp. 321.928.062 dengan total fixed cost sebesar Rp. 3.397.940 dan total cost Rp. 325.326.002
12
Tabel 3. Pendapatan Bersih Anggota KUD dan Non Anggota KUD di Desa Sidomukti Kabupaten Pelalawan Pada Tahun 2011 Pendapatan Kotor (Rp) Pengeluaran (Rp) Pendapatan Bersih (Rp) Responden KUD Non KUD KUD Non KUD KUD Non KUD 98.683.200 53.620.720 18.526.200 20.437.300 80.157.000 33.183.420 1 104.918.400 34.188.460 25.850.000 15.945.255 79.068.400 18.243.205 2 72.360.000 46.084.200 18.244.480 8.923.240 54.115.520 37.160.960 3 88.020.000 46.102.000 20.123.840 12.093.490 67.896.160 34.008.510 4 95.040.000 51.086.000 10.454.400 5.619.460 84.585.600 45.466.540 5 84.384.000 46.992.000 9.282.240 5.169.120 75.101.760 41.822.880 6 91.310.400 33.642.000 10.044.144 3.700.620 81.266.256 29.941.380 7 88.020.000 49.039.000 9.682.200 5.394.290 78.337.800 43.644.710 8 95.760.000 44.341.580 10.533.600 4.877.574 85.226.400 39.464.006 9 100.578.600 43.218.400 11.063.646 4.754.024 89.514.954 38.464.376 10 77.760.000 46.992.000 8.553.600 5.169.120 69.206.400 41.822.880 11 89.352.000 41.749.900 9.828.720 4.592.489 79.523.280 37.157.411 12 92.293.200 44.717.160 10152252 4.918.888 82.140.948 39.798.272 13 99.176.400 39.334.440 10.909.404 4.326.788 88.266.996 35.007.652 14 98.334.000 10.816.740 87.517.260 15 105.840.000 11.642.400 94.197.600 16 94.140.000 10.355.400 83.784.600 17 108.414.000 11.925.540 96.488.460 18 100.440.000 11.048.400 89.391.600 19 102.402.000 11.264.220 91.137.780 20 106.020.000 11.662.200 94.357.800 21 90.219.600 9.924.156 80.295.444 22 92.610.000 10.187.100 82.422.900 23 104.220.000 11.464.200 92.755.800 24 93.582.000 10.294.020 83.287.980 25 104.904.000 11.539.440 93.364.560 26 90.486.000 9.953.460 80.532.540 27 Jumlah 2.569.267.800 621.107.860 325.326.002 105.921.658 2.243.941.798 515.186.202 Sumber : Data Olahan 2011 Pada tabel 3. Diketahui bahwa pendapatan kotor anggota KUD dengan rata-rata Rp. 95.000.000 dengan jumlah pengeluaran rata-rata Rp.12.000.000 sehingga pendapatan bersih dengan rata-rata Rp. 83.000.000. Sementara non KUD pendapatan kotor dengan rata-rata Rp. 44.000.000 dengan jumlah pengeluaran rata-rata Rp. 8.000.000. Sehingga pendapatan bersih dengan rata-rata Rp. 37.000.000. Artinya bahwa pendapatan bersih anggota KUD jauh lebih tinggi dari pada non KUD. Dengan jumlah pendapatan bersih anggota KUD yang jumlahnya lebih besar dari non KUD, jelas bahwa pendapatan tersebut dapat mensejahtrakan masyarakat ataupun petani sawit KUD.
13
Tabel 4. Pendapatan Bersih Anggota KUD Per Tahun No
Range (Rp)
Anggota KUD (Orang)
1.
54.115.520 – 64.708.755
1
2.
64.708.755 – 75.301.990
3
3.
75.301.990 – 85.895.225
13
4.
85.895.225 – 96.488.460
10
Jumlah
27
Sumber : Data Olahan 2011 Dari tabel di atas, pendapatan bersih petani KUD yang dihitung berdasarkan pendapatan bersih per tahun, dimana untuk kelompok pendapatan paling sedikit Rp. 54.115.520 – Rp. 64.708.775 dimiliki oleh 1 orang petani, dan untuk kelompok pendapatan sedang dimiliki oleh 3 orang petani dan pendapatan paling dominan yaitu dimiliki oleh 13 orang petani dengan kelompok Rp. 75.301.990 – Rp. 85.895.225 sedangkan untuk pendapatan paling banyak berjumlah 10 orang petani Tabel 5. Pendapatan Bersih Non Anggota KUD Per Tahun No.
Range (Rp)
Non KUD (Orang)
1.
18.243.205 – 25.049.038,75
1
2.
25.049.038,75 – 31.854.872,5
1
3.
31.854.872,5 – 38.660.706,25
5
4.
38.660.706,25 – 45.466.540
7
Jumlah
14
Sumber : Data Olahan 2011
Berdasarkan tabel 5, dapat di ketahui pendapatan bersih non anggota KUD berdasarkan pengelompokannya untuk Rp. 18.234.205 – Rp. 25.049.038,75 dimiliki oleh 1 orang petani non anggota KUD dan pengelompokan selanjutnya terdapat Rp. 25.049.038,75 – Rp. 31.854.872,5 dimiliki oleh 1 petani non anggota KUD, dan untuk kelompok yang lebih dominan dimiliki oleh 5 orang petani selanjutnya untuk pengelompokan paling banyak dimiliki oleh 7 orang petani non anggota KUD dengan pendapatan sebesar Rp. 38.660.706,25 – Rp. 45.466.540.
14
Kesimpulan 1. Terdapat perbedaan rata-rata pendapatan petani anggota KUD dan non KUD secara signifikan di Desa Sidomukti Kabupaten Pelalawan yaitu pendapatan besih petani anggota pada satu tahun memperoleh rata-rata Rp. 83.000.000 sedangkan petani non KUD mendapatkan pendapatan bersih sebesar Rp. 37.000.000. 2. Terjadinya perbedaan rata-rata pendapatan petani anggota KUD dan Non KUD pada kasus di atas dikarenakan adanya tingkat produksi,harga Jual, tingkat biaya produksi, status pekerjaan dan lain-lain. Saran-saran 1. Hasil yang sudah didapatkan kalau bisa dipertahan dan ditingkatkan lagi untuk masa yang akan datang. 2. Baik anggota KUD mau tidak anggota KUD janganlah ada perbedaan dalam segala bidang, agar tetap terjaga kebersamaan dan keselarasan dalam mengembangkan Koperasi Unit Desa ini. 3. Penciptaan persaiangan adalah hal yang wajar-wajar saja asalkan dalam pelaksanaannya selalu menganut etikad baik dan tidak dengan cara yang tidak sportif. 4. Perlu ditingkatkan kerja sama yang lebih erat lagi antara petani dan instansi/lembaga terkait sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani di masa yang akan dating. 5. Penyuluhan pertanian sebaiknya lebih sering dilakukan baik di kalangan anggota KUD maupun di kalangan non anggota KUD. Karena penyuluhan tersebut banyak memberikan manfaat kepada para petani. Dan disarankan kepada para petani yang belum menjadi anggota KUD supaya dapat menjadi anggota KUD, agar petani tersebut dapat ditingkatkan hal ini sesuai dengan tujuan KUD.
15
DAFTAR PUSTAKA Soekartawi, 2001, Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian, Teori dan
Aplikasi,
Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Arsyad,
Lincolin,
2002,
Ekonomi
Pembangunan,
Penerbit
STIE
YKPN,Yogjakarta. Almasdi Syahza, 2002, Potensi Pembangunan Industri Hilir Kelapa Sawit di Daerah Riau, dalam Usahawan Indonesia, No. 04/TH XXXI April, 2002, Lembaga Manajemen FE UI, Jakarta. Fahri Yasin, 2007, Agribisnis Riau Dalam Kemelut, Universitas Islam Riau. Widia Sri, 2008, Analisa Perbandingan Pendapatan Petani Padi di kecamatan Kuantan Tengah Kabupaten Kuantan Singingi, Skripsi, Pekanbaru; Universitas Riau. Norman, 2002, Ekonomi pembangunan, Edisi Kelima, Penerbit . BPFE, Yogjakarta. http://pelalawankab.bps.go.id/index.php/site-map/kependudukan/80-
penduduk
akhir 2011 Pendapatan-nasional-macam-pendapatan, 2011 , Rayetno, 2001, Ekonomi 2, Penerbit PT Pabelan, Surakarta Miller, Roger, Leroy Dan Roger E.Meiners, 2000, Teori Mikro Ekonomi Intermediate, Raja GrafindoPersada, Jakarta. Soeharjo, 2002, Sendi-sendi Pokok Ilmu Usaha Tani, Penerbit Ilmu Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian IPB, Bandung. Soekartawi, 2001, Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian, Teori dan Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Aplikasi,
16