Analisis Zat Padat (TDS,TSS,FDS,VDS,VSS,FSS)
Padatan (solid) merupakan segala sesuatu
bahan selain air itu sendiri. Zat padat dalam air ditemui 2 kelompok zat yaitu zat terlarut seperti garam dan molekul organis dan zat padat tersuspensi dan koloidal seperti tanah liat dan kwarts. (Metoda Penelitian Air, 1984)
Zat padat total adalah semua zat – zat yang
tersisa sebagai residu dalam suatu bejana, bila sampel air dalam bejana tersebut dikeringkan pada suhu tertentu. Zat padat total terdiri dari zat padat terlarut dan zat padat tersuspensi yang dapat bersifat organik dan anorganik.
Metoda gravimetri adalah metode analisa zat padat yaitu isolasi dan pengukuran berat suatu unsur atau senyawa tertentu. Bagian terbesar dari penentuan secara analisis gravimetri meliputi transformasi, unsur, atau radikal ke senyawa murni stabil yang dapat segera diubah bentuk yang dapat ditimbang secara teliti. Berat unsur dihitung berdasarkan rumus senyawa dan berat atom unsur-unsur yang menyusunnya. Pemisahan unsur – unsur atau senyawa yang dikandung dilakukan dengan beberapa cara, seperti metoda pengendapan, metoda penguapan, metoda elektroanalisis,dan metoda lainnya. Namun dalam pelaksaannya, metoda yang sering digunakan adalah dua metoda pertama. Metoda gravimetri memakan waktu yang lama ada pengotor pada konstituen dapat diuji dan jika perlu faktorfaktor koreksi dapat digunakan.
Pada metoda pengendapan terjadi larutan menjadi keruh karena terjadi pengendapan (presipitasi) yang merupakan keadaan kejenuhan dari suatu senyawa kimia. Partikelpartikel tersuspensi biasa, mempunyai ukuran lebih besar dari partikel koloid dan dapat menghalangi sinar yang akan menembus suspensi; sehingga suspensi tidak dapat dikatakan keruh, karena sebenarnya air di antara partikelpertikel tersuspensi tidak keruh dan sinar tidak menyimpang. Pada analisis gravimetri, penentuan jumlah zat didasarkan pada penimbangan. Dalam hal ini penimbangan hasil reaksi setelah bahan yang di analisis direaksikan. Hasil dari reaksi ini terdapat sisa bahan, atau suatu gas yang terjadi, atau suatu endapan.
Penentuan kadar air sangat diperlukan, karena zat yang dianalisis sering mengandung air yang jumlahnya tidak menentu. Contohnya bahan-bahan berasal dari hewan dan tumbuh-tumbuhan, bahanbahan higroskopis, dan sebagainya. Jumlah air yang terkandung sering tergantung dari perlakuan yang telah dialami bahan, kelembaban udara tempat disimpannya dan lain sebagainya. Bila kandungan air setiap kali ditentukan, maka berat kering bahan yang bersangkutan secara nyata akan diketahui dan berat kering itu tetap. Dari jumlah dan macam pekerjaan yang perlu dilakukan dan waktu tunggu untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu, jelas bahwa analisis secara gravimetri memerlukan banyak waktu. Setiap tahap pekerjaan memungkinkan terjadinya kesalahan, misalnya zat tercecer atau kemasukan zat-at yang mengotori, maka sumber kesalahan juga banyak. Baik untuk penyelesaian agar tidak semakin lama, maupun untuk mengurangi besarnya kesalahan, maka setiap tahap perlu dilakukan dengan cepat tetapi betul.(Anonim, 2009)
TS (Total Solids) adalah zat padat total/residu total setelah sampel limbah cair
dikeringkan pada suhu 105oC yang bertujuan untuk mengetahui parameter mutu air. · TSS (Total Suspended Solids) adalah zat padat tersuspensi dimana sampel disaring dengan kertas filter, filter yang mengandung zat tersuspensi dikeringkan pada suhu 105oC selama 2 jam. · FSS (Fixed Suspended Solids) merupakan residu yang tertinggal setelah TSS dibakar pada suhu 500 ± 50oC. · VSS (Volatil Suspended Solids) merupakan zat padat yang hilang sewaktu TSS dibakar pada suhu 500 ± 50oC. · TDS (Total Dissolved Solids) adalah zat padat terlarut/residu terlarut dimana sampel disaring dengan kertas filter, cairan yang lolos dikeringkan pada suhu 105oC hingga garam akan mengendap lebih dulu. · FDS (Fixed Dissolved Solids) adalah residu yang tertinggal setelah TDS dibakar pada suhu 500 ± 50oC. · VDS (Volatil Dissolved Solids) adalah zat padat yang hilang sewaktu TDS dibakar pada suhu 500 ± 50oC. (Metoda Penelitian air, 1984)
Zat padat tersuspensi sendiri dapat diklasifikasikan menjadi zat padat terapung yang selalu bersifat organis dan zat padat terendap yang dapat bersifat organis dan inorganis. Zat padat terendap adalah zat padat dalam suspensi yang dalam keadaan tenang dapat mengendap setelah waktu tertentu karena pengaruh gaya beratnya. Penentuan zat padat ini dapat melalui volumenya, disebut analisis volume lumpur (sludge volume). (Metoda Penelitian Air, 1984)
Analisis zat padat dalam air sangat penting bagi penentuan komponen – komponen air secara lengkap, juga untuk perencanaan serta pengawasan proses – proses pengolahan dalam bidang air minum maupun dalam bidang air buangan. Dimensi zat padat tersebut adalah mg/l atau g/l, namun sering pula ditemui % volume yaitu dm3 zat padat/liter larutan. (Metoda Penelitian Air, 1984)
Dampak dari limbah yang tidak diolah yang mengandung solid yang tinggi adalah: Limbah cair dipastikan mengandung bahan organik berupa pati atau serat baik terlarut maupun partikel tersuspensi. Tingginya kandungan bahan organik bergantung pada efisiensi proses pemisahan pati dari air. Bila limbah cair industri ini dibuang ke lingkungan tanpa pengolahan terlebih dahulu maka air limbah akan berubah warna jadi coklat kehitaman dan berbau busuk. Air limbah dapat meresap ke dalam sumur maupun mengalir ke badan air (sungai) di sekitar tempat tersebut. Akibatnya sumur dan sungai tersebut akan mengalami penurunan kualitas dan tidak layak digunakan sebagai sumber air bersih. Karna itu limbah memerlukan perhatian dan penanganan yang lebih baik agar limbah yang dihasilkan mampu mempunyai nilai tambah dan tidak mencemari lingkungan. (Jurnal Infrastruktur dan Lingkungan Binaan, 2005)
Untuk itu diperlukan penelitian terhadap limbah yang mengandung solid dengan mengambil sampel yang ada di lokasi dekat limbah tersebut. Sampel yang diambil harus representatif dengan cara pengambilannya yang benar, sampel harus dikocok, sehingga zat – zat yang terkandung di dalamnya tersebar merata dan homogen. Sampel dapat diawetkan beberapa hari tanpa mempengaruhi hasil analisis, namun sebaiknya sampel tersebut disimpan dalam kulkas. Juga harus diperhatikan bahwa setelah beberapa hari zat padat organik dapat terlarut sedangkan zat padat koloidal dapat membentuk partikel yang lebih besar. (Metoda Penelitian Air,1984)
Prosedur/cara untuk memisahkan zat tersuspensi dari larutannya seperti cara pengendapan, cara menggunakan mesin pusing dan dengan menggunakan filter. Dalam cara pemisahan tersuspensi dari larutannya dengan menggunakan filter, jenis filter harus dipilih sesuai dengan pemegang filter (filter holder) atau corongnya. Sebelum analisis perlu penimbangan beratnya filter kering, yang telah dikeringkan pada suhu 105 oC, lalu didinginkan selama 15 menit dalam desikator sesudah analisis, beker/filter yang menandung zat padat yang telah dikeringkan 105 oC atau 550oC, harus didinginkan selama 15 menit (setelah pengeringan 105 oC) dan selama 30 menit (setelah pembakaran 550oC dan dipindahkan ke oven 105 oC) dalam desikator supaya filter serta lapisan lumpur kering tidak kena kelembaban udara, dan penimbangan dilakukan dengan cepat. (Metoda Penelitian Air,1984)