ANALISIS WACANA TEKS LAGU I’M SORRY GOODBYE KARYA MELLY GOESLAW SEBAGAI WACANA NARATIF TINJAUAN INTERNAL DAN EKSTERNAL
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia Program Studi Sastra Indonesia
Oleh Elisabeth Dyah Primaningsih NIM : 034114028
PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2009
i
ii
iii
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini untuk keluargaku, kekasihku, dan sahabat-sahabat yang mencintaiku.
iv
... I Believe I can fly I believe I can touch the sky I think about it every night and day Spread my wings and fly away I believe I can soar I see me running through that open door I believe I can fly....
From I Believe I Can Fly Sung By R Kelly
Jangan biarkan hidupmu berada dalam kenangan tapi biarlah kenangan itu yang hidup di dalam dirimu. Oleh Dyah Prima
v
vi
ABSTRAK
Primaningsih, E. Dyah. 2009. Analisis Wacana Teks Lagu I’m Sorry Goodbye Karya Melly Goeslaw sebagai Wacana Naratif Tinjauan Internal dan Eksternal. Skripsi S-1. Yogyakarta: Sastra Indonesia. Jurusan Sastra Indonesia. Fakultas Sastra. Universitas Sanata Dharma. Bahasa mempunyai peran yang sangat penting dalam komunikasi. Penyampaian maksud seseorang juga dapat melalui lagu. Dalam skripsi ini lagu yang dianalisis adalah I’m Sorry Goodbye (ISGB) ciptaan Melly Goeslaw. Lagu ini mengisahkan tentang ketegaran hati seorang wanita yang dikecewakan kekasihnya. Dalam teks ISGB terdapat penggunaan bahasa Inggris yang menarik untuk diteliti. Penulis juga melihat hubungan bentuk dan makna antarbagian sebagai unsur internal. Teks ini bersifat naratif. Permasalahan yang terumus dalam penelitian ini adalah bagaimana struktur, kohesi, dan koherensi serta bagaimana latar belakang pencipta, topik, praanggapan, dan inferensi dalam ISGB sebagai wacana naratif. Tujuan penelitian ini umtuk mendeskripsikan unsur internal dan eksternal ISGB sebagai wacana naratif. Data penelitian diperoleh melalui teknik sadap, teknik simak bebas libat cakap, dan teknik catat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode agih. Teknik yang digunakan dalam analisis adalah teknik ganti, teknik perluas, teknik sisip, dan teknik ubah ujud. Hasil penelitian mencakup dua garis besar yaitu unsur internal dan unsur eksternal. Unsur internal meliputi struktur, koherensi, dan kohesi. Struktur wacana naratif terbagi menjadi abstrak, orientasi dan koda atau awal, tengah, akhir. Koherensi ISGB adalah koherensi temporal dan kausalitas. Kohesi meliputi kohesi gramatikal (pengacuan, penggantian, dan penghilangan) dan leksikal (pengulangan, meronem, sinonimi, dan kolokasi). Unsur eksternal meliputi latar belakang Melly Goeslaw (kehidupan pribadi, proses penciptaan karya, dan seputar pekerjaannya), topik wacana (yaitu ‘aku’ atau tokoh utama).
vii
ABSTRACT
Primaningsih, E. Dyah. 2009. Analisis Wacana Teks Lagu I’m Sorry Goodbye Karya Melly Goeslaw sebagai Wacana Naratif Tinjauan Internal dan Eksternal. First degree of Sarjana Sastra’s thesis. Yogyakarta: Indonesian Letters. Department of Indonesian Letters. Faculty of Letters. Sanata Dharma University. Language has important role in communication. Someone’s attention or point of view can be presented through song. In this thesis, song that is analyzed is I’m Sorry Goodbye (ISGB) by Melly Goeslaw. This song tells about the toughness of a girl which was disappointed by her lover. In the text, there is an interesting using of English to be analyzed further. The writer also sees the correlation between the form and the meaning of inter-parts of this song as the intrinsic element. In addition, this text analyzed is narrative. The problem formulation of this research is to find how the structure, the cohesion and the coherence, and also how the background of the author, the topic, the prejudice and the inference in ISGB as narrative text. The aim of this thesis is to describe the intrinsic and extrinsic elements of ISGB as narrative text. The method used is the method of ‘agih’. The technics used in the analysis are the changing technic, the broadening technic, the insertion technic, and the form-changing technic. While the datas were gotten from the tapping technic, the free scrutinizing of involved conversation technic, and the noting technic. The result consists of two general ideas, the intrinsic element and extrinsic element. The intrinsic element comprises the structure, the cohesion and the coherence. The structure of narrative text is devided into abstract, the orientation and the begining, middle and ending codas. The cohesion is included the grammatical cohesion (the hint, the subtitute and the deletion) and the lexical cohesion(the repetition, the ‘meronem’, the synonomy and the kolocation). The coherence of ISGB is the temporal coherence and the causality of coherence. The external elements consists of Melly Goeslaw’s background (the personal life, the process of creation, and the works related), the topic of the text (who is “I” or the main character).
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya sehingga penelitian ini dapat selesai dengan baik. Laporan penelitian dengan judul Analisis Wacana Teks Lagu I’m Sorry Goodbye Karya Melly Goeslaw Tinjauan Internal dan Eksternal ini ditulis sebagai tugas akhir untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, di Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Dalam proses analisis, pembuatan maupun penyelesaian laporan ini penulis mendapat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karenanya penulis mengucapkan terima kasih kepada 1. Bapak Drs. Hery Antono. M. Hum. selaku dosen pembimbing I yang telah memberi bimbingan, ilmu, saran, kritik, dan dukungannya selama proses penelitian ini. 2. Bapak Dr. I. Praptomo Baryadi. M. Hum. selaku dosen pembimbing II yang turut memberi bimbingan, saran, dan ilmu selama penelitian. 3. Bapak Drs. P. Ary Subagyo, M. Hum atas ide topik skripsi yang diberikan. 4. Seluruh dosen program studi Sastra Indonesia, Bapak Drs. B. Rahmanto, M. Hum., Ibu Dra. F. Tjandrasih Adji, M. Hum., Bapak Drs. F.X. Santosa, M. S., Bapak Drs. Yoseph Yapi Taum, M. Hum., Ibu S.E. Peni Adji, S.S., M. Hum., atas segala ilmu pengetahuan dan bimbingan selama penulis menjalani studi di Universitas Sanata Dharma.
ix
5. Staf Sekretariat Fakultas Sastra USD atas info dan pelayanannya yang sangat membantu penulis untuk menyelesaikan urusan administrasi. 6. Staf Perpustakaan USD atas pelayanan dan penyediaan buku yang diperlukan selama masa studi sampai penelitian tugas akhir. 7. Bapak P. Nugroho N.A., S. Pd., Ibu Th. Suprihatiningsih, dan adik M. Jalu Vianugrah atas cinta, kasih, dan dukungan baik moril maupun materil. 8. Keluarga besar PSM Cantus Firmus yang telah memberi warna dalam kehidupan penulis. Terima kasih untuk segala canda, tawa, tangis dan duka serta semangat untuk terus bernyanyi. 9. Mas Benn atas segala dukungan, semangat, cinta, dan kasih. 10. Sahabat-sahabatku, Mas Pancasona Adji, Mas Koko, Ratri, Mbak Niken, Mbak Asti, Bekti, Firla, Titin, dan Ibu Cicilia atas doa, keceriaan, dukungan, penghiburan, kenangan, dan kasih yang membuat hidup penulis lebih berarti. 11. Teman-teman Sastra Indonesia terkhusus angkatan 2003. Biarlah kenangan tentang kita semua selalu hidup dalam hati penulis. 12. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini. Tuhan memberkati. Penulis sungguh menyadari bahwa laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan dan memiliki banyak kekurangan. Oleh karenanya penulis dengan senang hati menerima segenap saran dan kritik. Sekian dan terima kasih.
Penulis
x
xi
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL .................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .........................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ..................................................
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................
iv
ABSTRAK .................................................................................................
vii
ABSTRACT.................................................................................................
viii
KATA PENGANTAR ...............................................................................
ix
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................
ix
DAFTAR ISI .............................................................................................
x
DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................
xi
BAB I
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ........................................................
1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................
5
1.3. Tujuan Penelitian ...................................................................
6
1.4. Manfaat Hasil Penelitian .......................................................
6
1.5. Tinjauan Pustaka ...................................................................
6
1.6. Landasan teori ........................................................................
9
xii
BAB II
1.6.1. Hakikat Wacana ............................................................
9
1.6.2. Hakikat Analisis Wacana ..............................................
10
1.6.3. Struktur Wacana .............................................................
11
1.6.4. Jenis Wacana .................................................................
12
1.6.5. Kohesi dan Koherensi ...................................................
13
1.6.6. Hubungan Wacana dengan Konteksnya ......................
14
1.6.7. Teori Wacana Naratif ..................................................
16
1.7. Metode Penelitian .................................................................
17
1.7.1. Metode Pengumpulan data ..........................................
17
1.7.2. Analisis Data dengan Metode Agih .............................
18
1.8. Sistematika Penyajian ...........................................................
20
ANALISIS UNSUR INTERNAL TEKS LAGU I’M SORRY GOODBYE SEBAGAI WACANA NARATIF .........................
22
2.1. Pengantar .............................................................................
22
2.2. Struktur Wacana ..................................................................
22
2.2.1. Abstrak ......................................................................
23
2.2.2. Orientasi .....................................................................
25
2.2.3. Koda ...........................................................................
26
2.4. Koherensi ............................................................................
28
2.4.1. Koherensi Temporal .................................................
28
2.4.2. Koherensi Kausalitas ................................................
29
2.3. Kohesi ..................................................................................
30
2.3.1. Kohesi Gramatikal .....................................................
30
xiii
2.3.1.1. Pengacuan .....................................................
30
2.3.1.1.1. Pengacuan Anaforis dan Kataforis .......................................
31
2.3.1.1.2. Pengacuan Persona .......................
32
2.3.1.2. Penggantian ..................................................
37
2.3.1.3. Penghilangan ................................................
38
2.3.2. Kohesi Leksikal .........................................................
39
2.3.2.1. Pengulangan .................................................
39
2.3.2.1.1. Pengulangan Anafora ...................
39
2.3.2.1.2. Pengulangan Epistrofa .................
40
2.3.2.1.3. Pengulangan Mesodiplosis ..........
41
2.3.2.1.4. Pengulangan Kata ........................
41
2.3.2.2. Meronim ......................................................
42
2.3.2.3. Sinonimi .......................................................
43
2.3.2.4. Kolokasi .......................................................
44
BAB III ANALISIS UNSUR EKSTERNAL TEKS LAGU I’M SORRY GOODBYE SEBAGAI WACANA NARATIF ........................
47
3.1. Pengantar .............................................................................
47
3.2. ISGB dan Hal-hal di Sekitarnya ..........................................
47
3.2.1. Latar Belakang Melly Goeslaw sebagai Pencipta ISGB ...........................................................
47
3.2.2. ISGB dan Karya Melly yang Lain .............................
48
3.2.3. Proses Kreatif ISGB ..................................................
49
xiv
BAB IV
3.2.4. Melly dan Penyanyi Lagu-lagunya ............................
51
3.2.5. Pemakaian Bahasa dalam Karya-karya Melly ............
52
3.3. Topik Wacana .......................................................................
55
3.3.1. Pelaku dalam Teks ISGB ............................................
55
3.3.2. Kesinambungan Topik dalam Teks ISGB ..................
56
3.3.3. Kaitan Topik dengan Judul .........................................
57
3.3.4. Kaitan Topik dengan Isi Cerita ISGB ........................
58
PENUTUP ................................................................................
59
4.1. Kesimpulan Hasil Penelitian ...............................................
59
4.2. Saran ....................................................................................
62
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................
64
LAMPIRAN ...............................................................................................
66
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman A. Teks Ada Apa dengan Cinta ..........................................................
66
B. Teks Bukan Bintang Biasa .............................................................
67
C. Teks Butterfly ................................................................................
68
D. Teks Cinta .......................................................................................
69
E. Teks I’m Falling in Love ................................................................
70
F. Teks Kupu-kupu .............................................................................
71
G. Teks Menghitung Hari ....................................................................
72
H. Teks My Heart ...............................................................................
73
I. Teks Pudar .....................................................................................
74
J. Teks Pujaanku ................................................................................
75
K. Teks Tegar ......................................................................................
76
L. Teks Tentang Dia ...........................................................................
77
M. Teks Terbujuk ................................................................................
78
N. Teks Notasi ISGB ..........................................................................
79
BIOGRAFI PENULIS ..........................................................................
80
xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Bahasa mempunyai peran yang sangat penting dalam komunikasi seharihari. Orang menjadi saling mengerti dalam menyampaikan maksud atau keinginannya. Penyampaian maksud seseorang tidak hanya terbatas pada kalimat percakapan secara langsung tetapi dapat juga melalui cara lain. Misalnya melalui lagu. Pencipta lagu menyampaikan pesan atau isi hatinya melalui teks lagu dengan tujuan agar lebih mengena di hati penggemarnya. Salah satu lagu yang pernah populer berjudul I’m Sorry Goodbye (ISGB) karya Melly Goeslaw, seorang pencipta lagu ternama. Lagu tersebut dilantunkan oleh Krisdayanti atau yang akrab dipanggil KD. Lagu ISGB merupakan single hits dalam album KD. Album ini dirilis pada tahun 2007. Respon masyarakat sangat bagus terbukti dengan cukup seringnya lagu ini dinyanyikan baik dalam acara televisi maupun acara pribadi, misalnya saat pesta pernikahan. Lagu ini bercerita tentang kisah asmara seorang wanita bersama kekasihnya. Awalnya semua terasa indah dan manis bagi wanita itu. Pada akhirnya ia tahu bahwa kekasihnya ternyata bukan orang yang baik, dia penuh dusta. Wanita itu pun memutuskan untuk meninggalkan sang kekasih dengan penuh ketegaran.
1
2
Penulis menangkap pesan bahwa di dalam teks ISGB mengandung kisah tentang ketegaran hati seorang wanita yang merasa telah dikecewakan oleh kekasihnya. Ia tidak terpuruk dalam kesedihan. Dari isi lagu tersebut penulis menjadi tertarik untuk memilih lagu ini sebagai obyek penelitian skripsi ini. Selain itu lagu ISGB cukup fenomenal di kalangan masyarakat. Hal tersebut menandakan bahwa masyarakat menyukainya. Sang penyanyi Krisdayanti, seorang diva pop profesional tidak disangkal sangat membantu memopulerkan lagu indah itu. Nama besarnya seakan menjadi jaminan mutu akan penampilan dan lagu-lagunya. Alasan lain penulis memilih teks ini sebagai bahan penelitian tugas akhir adalah adanya penggunaan kata-kata bahasa Inggris sebagai judul dan bagian lagu yang diulang-ulang. Dalam pembahasan dapat dilihat latar belakang pencipta ISGB untuk melengkapi analisis eksternalnya. Latar belakang seorang pencipta dapat mempengaruhi proses penciptaan dan hasil karyanya (dalam hal ini ISGB). Berikut teks ISGB.
I’m Sorry Goodbye Sebelum bertemu denganmu hidupku bahagia (I.1) Semenjak bertemu denganmu ku makin bahagia (I.2) Semakin lama aku smakin tahu tentang engkau (I.3) Sedikit kecewa ternyata engkau tak baik (I.4) Pertama-tama semua manis yang engkau berikan (II.1) Membuat aku merasakan cinta sebenarnya (II.2) Semakin hari semakin terungkap yang sesungguhnya (II.3) Ku makin kecewa ternyata kau penuh dusta (II.4) Maafkan ku harus pergi ku tak suka dengan ini (III.1) Aku tak bodoh seperti kekasihmu yang lain (III.2)
3
Terima kasih oh Tuhan Kau tunjukkan siapa dia (III.3) Maaf kita putus so thank you so much I’m sorry goodbye (III.4) Seribu cara kau membuaiku dengan puitis (IV.1) Maybe kau lupa bahwa aku juga manusia (IV.2) Yang punya mata telinga hati dan perasaan (IV.3) Maaf aku pergi dan takkan untukmu lagi (IV.4) Menurut Kridalaksana (1984 : 208) wacana adalah satuan bahasa terlengkap dan merupakan satuan gramatikal terbesar. Wacana ini direalisasikan dalam bentuk karangan yang utuh, paragraf, kalimat, atau kata yang membawa amanat lengkap. Teks lagu dapat disebut juga sebuah wacana sebab baik dalam bentuk lagu yang dinyanyikan maupun teks yang tertulis, teks tersebut tetap berupa wacana yang membawa amanat lengkap yang utuh. Analisis wacana merupakan cabang linguistik yang mengkaji satuan lingual yang berada di atas tataran kalimat. Analisis wacana mengkaji wacana dari segi internal dan eksternalnya (Baryadi, 2002 : 3). Sebagai salah satu bentuk wacana teks lagu –dalam hal ini ISGB- dapat dianalisis. Sebagai TA kuliah, penulis tertarik menganalisis teks ISGB. Penulis juga melihat adanya hubungan bentuk dan makna antarbagian sebagai unsur internalnya. Salah satu hubungan bentuk adalah pengacuan persona aku, -ku, -mu, ku- . Berikut contohnya. (1) Sebelum bertemu denganmu hidupku bahagia (I.1) Semenjak bertemu denganmu ku makin bahagia (I.2) Selain itu ada pula pengulangan beberapa kata antara lain maaf dan bahagia sebagai hubungan makna, seperti pada contoh (2) dan (3) berikut.
4
(2) Sebelum bertemu denganmu hidupku bahagia (I.1) Semenjak bertemu denganmu kumakin bahagia (I.2) (3) Maafkan kuharus pergi kutak suka dengan ini (III.1) Maaf aku pergi dan takkan untukmu lagi (IV.4) Lagu ini bersifat naratif atau bergaya penceritaan. Ciri tersebut dapat terlihat dari adanya unsur cerita yang penting yaitu unsur waktu, pelaku, dan peristiwa. Misalnya pada bait pertama terdapat unsur waktu, pelaku, dan peristiwa. Penceritaan dalam ISGB memiliki tahap-tahap yang jelas. Alurnya pun dapat dengan mudah dipahami. Alur dan tahap penceritaan yang jelas tersebut menjadi daya tarik untuk menganalisis ISGB. Unsur waktu ditandai dengan adanya kata sebelum dan semenjak (contoh (4)). Unsur pelaku ditunjukkan dengan kata aku (contoh (5)). Unsur peristiwa tampak pada frase bertemu denganmu (contoh (6)). (4) Sebelum bertemu denganmu hidupku bahagia (I.1) Semenjak bertemu denganmu kumakin bahagia (I.2) (5) Semakin lama aku smakin tahu tentang engkau (I.3) (6) Sebelum bertemu denganmu hidupku bahagia (I.1) Semenjak bertemu denganmu ku makin bahagia (I.2) Dalam wacana narasi harus ada unsur waktu, bahkan unsur pergeseran waktu itu sangat penting. Unsur pelaku atau tokoh merupakan pokok yang dibicarakan, sedang unsur peristiwa adalah hal-hal yang dialami oleh sang pelaku. Wacana narasi pada umumnya ditujukan untuk menggerakkan aspek emosi.
5
Dengan narasi, penerima dapat membentuk citra atau imajinasi (Rani dkk., 2006 : 45). Teks ISGB dapat dianalisis karena memiliki keutuhan sebagai wacana. Keutuhan tersebut terlihat dari keterkaitan pada setiap bagiannya. Keterkaitan wacana teks ISGB ditunjukkan dengan koherensi dan kohesi di dalamnya. Selain itu wacana lagu juga mempunyai unsur eksternal yang menarik untuk diteliti. Topik dan materi yang menarik akan mudah dinikmati dan lebih berkesan bagi pendengar. Unsur eksternal dalam sebuah lagu dapat membantu menguatkan eksistensi lagu tersebut di dunia musik yang saat ini berkembang pesat dan penuh persaingan. Skripsi ini akan mengemukakan tentang hasil analisis wacana lagu yang akan ditinjau dari aspek internal dan eksternal.
1.2. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya maka rumusan masalah dalam skripsi ini adalah 1.2.1. Bagaimana unsur internal teks lagu I’m Sorry Goodbye sebagai sebuah wacana naratif? 1.2.2. Bagaimana unsur eksternal teks lagu I’m Sorry Goodbye sebagai sebuah wacana naratif?
6
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Mendeskripsikan unsur internal teks lagu I’m Sorry Goodbye sebagai sebuah wacana naratif. 1.3.2. Mendeskripsikan unsur eksternal teks lagu I’m Sorry Goodbye sebagai sebuah wacana naratif.
1.4. Manfaat Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini berupa deskripsi keutuhan wacana ISGB yang ditinjau internal dan deskripsi penggunaan konteks wacana ISGB yang ditinjau dari sudut eksternal. Penulis berharap hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk menambah bahan pembelajaran analisis wacana bagi mahasiswa program studi Sastra Indonesia. Selain itu hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi contoh analisis wacana teks lagu bagi siapa pun yang ingin menganalisis teks lagu yang lain.
1.5. Tinjauan Pustaka
Dalam buku kumpulan Analisis Wacana Iklan Lagu Puisi Cerpen Novel Drama terbitan Pakar Karya yang diedit oleh Sumarlam dkk terdapat dua analisis yang menarik bagi penulis dan memang sangat membantu proses penelitian ini. Salah satu analisis tersebut berjudul “Yogyakarta” dan “Tak Bisa ke Lain Hati”
7
Kla Project Analisis Wacana Lagu Ditinjau dari Segi Internal dan Eksternal karya Agnes Adhani. Wacana lagu Yogyakarta dan Tak Bisa ke Lain Hati merupakan dua di antara lagu-lagu terkenal KLa Project. Kedua lagu ini diciptakan oleh Katon Bagaskara karena terinspirasi oleh kota Yogyakarta yang memiliki nilai magis dan menimbulkan berbagai pengalaman estetis yang mendukung proses kreatif penciptaan lagunya. Wacana lagu dapat dikategorikan sebagai wacana puisi berdasarkan genre sastra dan bersifat rekreatif. Analisis internal lagu Yogyakarta dalam aspek gramatikal ditemukan pengacuan (referensi), pelesapan (elipsis), dan perangkaian (konjungsi). Pengacuan (referensi) meliputi pengacuan persona, demonstratif, dan komparatif. Dalam aspek leksikal terdapat tiga macam penanda koherensi, yaitu repetisi (pengulangan), sinonimi (padan kata), dan kolokasi (sanding kata). Dalam analisis internal Tak Bisa ke Lain Hati, pada aspek gramatikal ditemukan pengacuan (referensi) dan pelesapan (elipsis). Pengacuan (referensi) meliputi pengacuan persona dan demonstratif. Dalam aspek leksikal terdapat dua penanda koherensi, yaitu repetisi (pengulangan) dan kolokasi (sanding kata). Analisis eksternal menunjukkan peran, perjalanan karir, dan proses kreatif Katon Bagaskara. Ia menciptakan lagu-lagu yang dikemas dalam bahasa puisi yang memiliki kadar dan makna mendalam dan filosofis. Berdasarkan prinsip penafsiran lokasional, lagu Yogyakarta dan Tak Bisa ke Lain Hati berlatarkan Kota Yogyakarta dan berdasarkan prinsip penafsiran temporal, kisah dalam kedua lagu tersebut terjadi pada malam hari. Selain itu ditemukan juga bahasa kiasan
8
(figurative language) yang terdiri atas metafora dan personifikasi dalam wacana lagu Yogyakarta dan Tak Bisa ke Lain Hati. Analisis yang lain adalah karya Mutia Naily yang berjudul Analisis Wacana Puisi “Kembang Sepasang” Karya Joko Pinurbo (Analisis Konteks, Aspek Gramatikal, dan Leksikal). Joko Pinurbo adalah penyair yang karyanya dianggap membawa keunikan dan kesegaran tersendiri dalam dunia sastra Indonesia. Puisinya mudah dibaca karena bahasanya yang terang dan lancar. Puisi Kembang Setaman yang diciptakan Joko Pinurbo ini dimuat dalam buku kumpulan puisi Tonggak 4, Antologi Puisi Modern Indonesia, menceritakan tentang pengalaman pribadi sang penyair, yang merasa rindu akan kehadiran ibu yang selama ini berada jauh darinya. Analisis konteks puisi ini mencakup analisis konteks sosial budaya yang menggunakan perumpamaan kembang sepasang untuk menggambarkan hubungan anak dan ibu, serta lelaki dan perempuan yang sangat manusiawi dan hakiki, juga mencakup analisis konteks situasi, yang difokuskan pada konteks fisik yang meliputi (a) tempat, yakni di pojok taman, (b) waktu, yakni dari kembang sepasang mekar hingga menjadi layu, dan (c) objek atau topik yang dibicarakan adalah kembang sepasang. Analisis wacana puisi ini mencakup analisis aspek gramatikal wacana dan analisis aspek leksikal wacana. Analisis aspek gramatikalnya, meliputi pengacuan atau referensi (pengacuan persona, pengacuan demonstratif: pronomina demonstratif tempat dan pronomina demonstratif waktu), pelesapan atau ellipsis, dan perangkaian atau konjungsi.
9
Analisis aspek leksikalnya, meliputi repetisi atau perulangan (repetisi anafora, repetisi mesodiplosis, dan repetisi penuh), antonimi atau lawan kata (oposisi kutub, oposisi hubungan, oposisi hirarkial), kolokasi atau sanding kata, dan hiponomi atau hubungan atas-bawah. Teks lagu yang akan dibahas dalam skripsi ini memang bukan lirik yang sama dengan tinjauan pustaka diatas. Akan tetapi penulis melihat adanya beberapa kesamaan pada lagu dan puisi tersebut antara lain mempunyai nilai puitis yang baik, bersifat romantis, adanya bait-bait yang jelas, memiliki makna yang mendalam, dan diciptakan oleh pencipta lagu dan penyair yang berkualitas. Dari segi internal ada beberapa pokok bahasan yang sama seperti kohesi dan koherensi, tentu saja dengan hasil yang berbeda. Dari segi eksternal penulis akan menyoroti topik dan tema yang dapat ditemukan dalam teks ISGB. Latar belakang pengarang beserta hubungannya dengan beberapa hal di sekitarnya dibahas secara lebih mendetil. Dengan meneliti bagian tersebut memungkinkan hasil penelitian yang baru dan berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Agnes Adhani dan Mutia Naily.
1.6. Landasan Teori 1.6.1 Hakikat Wacana
Kata wacana berasal dari kata vacana ‘bacaan’ dalam bahasa Sanskerta. Kata vacana itu kemudian masuk ke dalam bahasa Jawa Kuna dan bahasa Jawa Baru wacana atau wacana ‘bicara, kata, ucapan’. Kata wacana dalam bahasa
10
Jawa Baru tersebut kemudian diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi wacana ‘ucapan, percakapan, kuliah’ (Poerwadarminto, 1976 : 1144). Kata wacana dalam bahasa Indonesia dipakai sebagai padanan (atau terjemahan) kata discourse dalam bahasa Inggris. Secara etimologis kata discourse berasal dari bahasa Latin discursus ‘lari kian ke mari’. Kata discursus itu diturunkan dari bentuk discurrere. Bentuk discurrere itu merupakan gabungan dari dis dan currere ‘lari, berjalan kencang’ (Webster 1983 : 522). Menurut Kridalaksana dalam Tarigan (1987 : 25) wacana adalah satuan bahasa terlengkap, dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar. Wacana ini direalisasikan dalam bentuk karangan yang utuh (novel, buku, seri ensiklopedia, dan sebagainya), paragraf, kalimat atau kata yang membawa amanat yang lengkap.
1.6.2. Hakikat Analisis Wacana
Analisis wacana merupakan salah satu cabang linguistik yang mengkaji satuan lingual yang berada di atas kalimat. Objek kajian wacana mencakup kalimat, gugus kalimat, alinea atau paragraf, penggalan wacana (pasal, subbab, bab, atau episode), dan wacana utuh. Analisis wacana mengkaji wacana, baik dari segi internal maupun eksternalnya. Dari segi internal, wacana dikaji dari jenis, struktur, dan hubungan bagian-bagiannya. Dari segi eksternal, wacana dikaji dari keterkaitan wacana itu dengan pembicara, hal yang dibicarakan, dan mitra bicara. Dengan demikian, tujuan pengkajian wacana adalah untuk mengungkapkan
11
kaidah kebahasaan yang mengkonstruksi wacana, pemproduksian wacana, pemahaman wacana, dan pelambangan suatu hal dalam wacana. Dengan kata lain, tujuan analisis wacana adalah untuk memerikan wacana (sebagai salah satu eksponen bahasa) dalam fungsinya sebagai alat komunikasi (Baryadi, 2002 : 3-4).
1.6.3. Struktur Wacana
Menurut Luxemburg (1984 : 100) wacana memiliki tiga bagian, yaitu bagian awal wacana (exordium), bagian tubuh wacana (narratio, confirmatio, atau argumentatio), dan bagian penutup (perroratio). Bagian awal berfungsi sebagai pembuka wacana, bagian tubuh wacana berfungsi sebagai pemapar isi wacana, dan bagian penutup berfungsi sebagai penanda akhir wacana. Dari ketiga bagian itu, bagian yang wajib ada adalah tubuh wacana. Tarigan (1987 : 31) menyatakan bahwa dari pengalaman membaca narasi, kita dapat merasakan atau menjumpai bahwa sering kali sang pengarang atau penutur memulai dengan beberapa klausa yang merangkumkan seluruh cerita, jadi dia membuat abstrak. Kemudian kerap kali terdapat sejumlah klausa, baik pada permulaan maupun sesudah abstrak, kalau hanya ada satu, yang bertindak untuk memperkenalkan para tokoh, waktu/kala, tempat, dan kegiatan sekelilingnya; jadi di sini diadakan suatu orientasi. Selanjutnya, walaupun tidak selalu, narasi juga sering kali ditutup dengan suatu koda, yang merupakan suatu tanda bahwa cerita itu berakhir atau berhenti. Narasi mempunyai daya kohesi yang sangat besar
12
dalam suatu interaksi. Narasi menuntut suatu penyelesaian. Tanpa penyelesaian, suatu narasi tidak utuh.
1.6.4. Jenis Wacana
Baryadi membagi jenis wacana menjadi tujuh golongan. Pengklasifikasian tersebut berdasarkan media yang dipakai untuk mewujudkannya, keaktifan partisipan komunikasi, tujuan pembuatan wacana, bentuk wacana, langsung tidaknya pengungkapan, genre sastra, dan isi wacana. Jenis-jenis wacana tersebut digambarkan dalam tabel berikut.
Tabel 1 : Jenis-jenis Wacana No. 1.
DASAR MEDIA
2.
KEAKTIFAN PARTISIPAN
3.
TUJUAN
4.
BENTUK
5.
KELANGSUNGAN
6.
GENRE SASTRA
JENIS WACANA a. Wacana lisan b. Wacana tertulis a. Wacana monolog b. Wacana dialog a. Wacana naratif b. Wacana deskriptif c. Wacana eksposisi d. Wacana argumentatif e. Wacana persuasif f. Wacana informatif g. Wacana prosedural h. Wacana hortatori i. Wacana regulatif j. Wacana humor k. Wacana jurnalistik a. Wacana epistolari b. Wacana kartun c. Wacana komik d. Wacana mantra a. Wacana langsung b. Wacana tidak langsung a. Wacana prosa b. Wacana puisi
13
7.
ISI
c. Wacana drama a. Wacana politik b. Wacana olah raga c. Wacana ekonomi d. Wacana ilmiah e. Wacana pendidikan dsb.
Sumber : Dasar-dasar Analisis Wacana dalam Ilmu Bahasa (Baryadi, 2002 : 10)
1.6.5. Kohesi dan Koherensi
Hubungan antarbagian wacana dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu hubungan bentuk yang disebut kohesi (cohesion) dan hubungan makna atau hubungan semantik yang disebut koherensi (coherence) (Baryadi, 2002 : 17). Halliday dan Hasan dalam Baryadi (2002 : 17-18) membedakan dua jenis kohesi, yaitu kohesi gramatikal (grammatical cohesion) dan kohesi leksikal (lexical cohesion). Kohesi gramatikal adalah keterikatan gramatikal antara bagianbagian wacana. Kohesi leksikal adalah keterikatan leksikal antara bagian-bagian wacana. Kohesi gramatikal dibagi lebih lanjut menjadi penunjukan (reference), penggantian (substitution), pelesapan (ellipsis), dan perangkaian (conjunction). Kohesi leksikal dibagi lebih lanjut menjadi pengulangan (repetition), hiponimi (hyponimi), sinonimi (synonimi), antonimi (antonymi), dan kolokasi (collocation). Koherensi adalah keterkaitan semantis antara bagian-bagian wacana. Terdapat perbedaan corak koherensi antara jenis wacana satu dengan yang lain. Jenis koherensi dalam wacana eksposisi didominasi oleh koherensi logis, misalnya kausalitas, kontras, aditif, rincian, dan temporal. Wacana narasi
14
didominasi konjungsi yang menyatakan hubungan temporal (lalu, kemudian, sesudah itu), penanda kala (dulu, sekarang), dan penanda aspek (akan, belum, sudah). Bagian-bagian wacana deskripsi didominasi oleh koherensi perian, rincian, atau posesif dan wacana prosedural didominasi oleh koherensi pertahapan, yaitu tahap-tahap terjadinya peristiwa (Baryadi, 2002 : 29-33).
1.6.6. Hubungan Wacana dengan Konteksnya
Sudaryanto via Baryadi (2002 : 40) mengungkapkan ada tiga konteks mendasar dalam wacana yaitu pembicara (speaker/addresser/writer), isi bicara (topic/information), dan mitra bicara (listener/hearer/reader/addressee). Samsuri dalam Rani dkk. (2006 : 15) menguraikan beberapa aspek yang berkaitan dengan wacana. Aspek-aspek tersebut adalah (a) konteks wacana, (b) topik, tema, dan judul wacana, (c) kohesi dan koherensi wacana, dan (d) referensi dan inferensi kewacanaan. Konteks wacana yang membantu memberikan penafsiran tentang makna ujaran adalah situasi wacana. Situasi mungkin dinyatakan secara eksplisit dalam wacana, tetapi dapat pula disarankan oleh berbagai unsur wacana seperti pembicara, pendengar, waktu, tempat, topik, bentuk amanat, peristiwa, saluran, dan kode. Hubungan
wacana
dengan
pembicara
berkenaan
dengan
prinsip
pemproduksian wacana. Grice dalam Baryadi (2002 : 41) mengajukan prinsip kerja sama (cooperative maxim) yang berisi maksim kuantitas, maksim kualitas, maksim relevansi, dan maksim cara. Sedangkan Leech (1993 : 20-218)
15
mengajukan prinsip kesopanan yang berisi maksim kebijaksanaan, maksim kemurahan, maksim penerimaan, maksim kerendahan hati, maksim kecocokan, dan maksim kesimpatian. Selain itu Leech mengajukan empat prinsip retorika tekstual yaitu prinsip prosesibilitas, prinsip kejelasan, prinsip kejelasan, prinsip ekonomi, dan prinsip ekspresivitas. Hubungan wacana dengan isi bicara berkenaan dengan penataan isi wacana, yaitu topik dan informasi. Poedjasoedarmo via Baryadi (2002 : 44-54) menyatakan topik atau hal yang dibicarakan berkaitan dengan kesinambungan topik dan penonjolan topik. Informasi atau keseluruhan isi yang dibicarakan berkaitan dengan status informasi dan urgensi informasi. Topik menjiwai seluruh baguan wacana. Topiklah yang menyebabkan lahirnya wacana dan berfungsinya wacana dalam proses komunikasi verbal karena suatu wacana akan lahir jika ada yang dibicarakan dan dapat digunakan sebagai alat komunikasi jika mengandung sesuatu yang dibicarakan. Hubungan wacana dengan mitra bicara bersangkutan dengan strategi pemahaman wacana. Dalam proses pemahaman wacana juga terkait dengan pembuatan inferensi atau kesimpulan. Inferensi ini sering harus dibuat sendiri oleh mitra bicara karena tidak mengetahui apa makna yang sebenarnya yang dimaksudkan oleh pembicara (Baryadi, 2002 : 46). Gumperz dalam Rani dkk. menyatakan bahwa inferensi atau penarikan simpulan adalah proses interpretasi yang ditentukan oleh situasi dan konteks percakapan. Dengan inferensi, pendengar menduga kemauan penutur dan, dengan itu pula, pendengar meresponsnya.
16
Dengan begitu, inferensi percakapan tidak hanya ditentukan oleh kata-kata pendukung ujaran, melainkan juga didukung oleh konteks dan situasi. Stalnaker via Baryadi (2002 : 35) koherensi bagian-bagian wacana ditentukan oleh adanya praanggapan (presupposition), yaitu pengetahuan bersama yang dimiliki pembicara dan mitra bicara. Praanggapan yang tepat dapat mempertinggi nilai komunikatif sebuah ujaran yang diungkapkan (Rani dkk, 2006 : 168). Menurut Leech dalam Rani dkk (2006 : 168), praanggapan haruslah dianggap sebagi dasar kelancaran wacana yang komunikatif. Apabila dua orang terlibat dalam suatu percakapan, mereka saling mengisi latar belakang pengetahuan yang bukan hanya pengetahuan terhadap situasi pada waktu itu, tetapi pengetahuan terhadap dunia pada umumnya.
1.6.7. Teori Wacana Naratif
Wacana narasi merupakan satu jenis wacana yang berisi cerita. Dalam wacana narasi harus ada unsur waktu, bahkan unsur pergeseran waktu itu sangat penting. Unsur pelaku atau tokoh merupakan pokok yang dibicarakan, sedang unsur peristiwa adalah hal-hal yang dialami oleh sang pelaku. Wacana narasi pada umumnya ditujukan untuk menggerakkan aspek emosi. Dengan narasi, penerima dapat membentuk citra atau imajinasi (Rani dkk., 2006 : 45). Tarigan (1987 : 31) menyatakan bahwa dari pengalaman membaca narasi, kita dapat merasakan atau menjumpai bahwa sering kali sang pengarang atau penutur memulai dengan beberapa klausa yang merangkumkan seluruh cerita, jadi
17
dia membuat abstrak. Kemudian kerap kali terdapat sejumlah klausa, baik pada permulaan maupun sesudah abstrak, kalau hanya ada satu, yang bertindak untuk memperkenalkan para tokoh, waktu/kala, tempat, dan kegiatan sekelilingnya; jadi di sini diadakan suatu orientasi. Selanjutnya, walaupun tidak selalu, narasi juga sering kali ditutup dengan suatu koda, yang merupakan suatu tanda bahwa cerita itu berakhir atau berhenti. Narasi mempunyai daya kohesi yang sangat besar dalam suatu interaksi. Narasi menuntut suatu penyelesaian. Tanpa penyelesaian, suatu narasi tidak utuh. Faktor-faktor temporal atau kekalaan suatu narasi kerap kali sangat penting dalam struktur wacana, karena dalam beberapa bahasa, termasuk bahasa Indonesia, urutan atau susunan linguistik kata-kata dan urutan historis peristiwaperistiwa haruslah paralel (Tarigan, 1987 : 47).
1.7. Metode Penelitian 1.7.1. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode simak dengan teknik dasarnya yaitu teknik sadap dan teknik lanjutan yang meliputi teknik simak bebas libat cakap dan teknik catat. Teknik sadap adalah pelaksanaan metode simak dengan menyadap penggunaan bahasa seseorang atau beberapa orang. Penggunaan bahasa yang disadap dapat berbentsuk lisan maupun tulisan (Kesuma, 2007 : 43). Teknik simak bebas libat cakap dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa tanpa ikut berpartisipasi dalam proses pembicaraan. Teknik
18
catat adalah teknik pengumpulan data dengan mencatat hasil penyimakan dalam kartu data (Sudaryanto, 1988 : 3-5).
1.7.2. Analisis Data dengan Metode Agih
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode agih, yaitu metode analisis data yang alat penentunya terdapat di dalam dan merupakan bagian dari bahasa yang diteliti (Sudaryanto via Kesuma, 2007 : 54). Teknik ganti (contoh (a)) dilaksanakan dengan menggantikan unsur tertentu satuan lingual yang bersangkutan dengan “unsur” tertentu yang lain di luar satuan lingual yang bersangkutan; dan teknik perluas (contoh (b)) dilaksanakan dengan memperluas satuan lingual yang bersangkutan ke kanan atau ke kiri, dan perluasan itu menggunakan “unsur” tertentu. Adapun teknik sisip (contoh (c)) dilaksanakan dengan menyisipkan unsur tertentu di antara unsur - unsur lingual yang ada. Dalam hal ini, kelihatan bahwa pada hakikatnya teknik sisip sama dengan teknik perluas, yaitu sama-sama menggunakan “unsur” tambahan; jadi, menambahi satuan lingual yang bersangkutan dengan unsur baru. Hanya, bedanya adalah penambahan dalam rangka teknik perluas ada di luar satuan lingual yang bersangkutan, penambahan dalam rangka pelaksanaan teknik sisip berada di dalam satuan lingual yang bersangkutan. Teknik
ubah ujud
dilaksanakan dengan
mengubah wujud
atau
memparafrasekan satuan lingual yang ada ke dalam bentuk yang lain (Sudaryanto,
19
1993 : 15-38). Teknik ubah ujud digunakan untuk memparafrasekan teks ISGB yang berbait – bait menjadi sinopsis atau rangkuman cerita dalam satu paragraf. (a) Maaf aku pergi dan takkan untukmu lagi (IV.4) + Aku tak ingin bersamamu + Aku takkan kembali Pada contoh (a) di atas kalimat pertama dapat digantikan dengan dua kalimat di bawahnya. Penggantian tersebut dapat dilakukan karena dua kalimat penggantinya mempunyai makna yang hampir sama. Kalimat aku tak ingin bersamamu dapat menggantikan kalimat maaf aku pergi. Sedangkan kalimat aku takkan kembali dapat menggantikan pernyataan takkan untukmu lagi. Masing-masing kalimat pengganti memiliki bobot yang sama walaupun diambil di luar unsur yang sudah ada. b) Ø Seribu cara kau membuaiku dengan Ø puitis (III.1) Dengan seribu cara kau membuaiku dengan bahasa puitis Contoh (b) pada kalimat pertama ada bagian yang dilesapkan. Lalu dilakukan perluasan ke kanan dan ke kiri yaitu dengan penambahan kata dengan dan bahasa. Perluasan ini melengkapi bagian kalimat yang hilang sehingga maknanya menjadi lebih jelas seperti tampak pada kalimat kedua. Contoh (c) adalah contoh teknik sisip. c) Yang Ø punya Ø mata telinga hati dan perasaan (IV.3) Yang mempunyai mata telinga hati dan perasaan
20
Selain metode dan teknik di atas penulis juga menggunakan metode deskriptif dan teknik studi pustaka. Metode deskriptif adalah prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan subyek atau obyek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang ada (Nawawi, 1985 : 63-64). Sudaryanto (1987 : 62-63) mengungkapkan metode deskriptif adalah penelitian yang dilakukan semata-mata hanya berdasarkan pada fakta yang ada atau fenomen yang secara empiris hidup pada penutur-penuturnya, sehingga yang dihasilkan atau yang dicatat berupa perian bahasa yang biasa dikatakan sifatnya seperti potret: paparan seperti adanya. Teknik studi pustaka bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan berbagai material yang ada seperti buku-buku, dokumen, dan lain-lain (Mardalis, 1990 : 28). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kajian wacana. Penulis akan menggunakan sumber data dari teks lagu itu sendiri, buku-buku, berita media cetak serta elektronik, dan lain-lain. Analisis dibantu dengan teori-teori yang sudah ada sehingga penulis akan menemukan unsur internal dan eksternal lagu tersebut.
1.7.3. Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data
Hasil analisis data dalam penelitian ini disajikan dengan menggunakan metode informal. Metode informal adalah metode penyajian atau perumusan hasil analisis data dengan kata-kata biasa. Maksudnya hasil analisis data tidak dirumuskan dalam tabel dan grafik.
21
1.8. Sistematika Penyajian
Penelitian ini menggunakan sistematika penyajian sebagai berikut: BAB I berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, dan sistematika penyajian. Kemudian BAB II adalah pembahasan hasil analisis wacana ditinjau dari segi internal yaitu struktur, kohesi, dan koherensi. BAB III merupakan hasil analisis wacana ditinjau dari segi eksternal yaitu hubunngan wacana dengan penyanyi, pencipta, topik, inferensi dan praanggapan pendengar. BAB IV berisi kesimpulan hasil penelitian dan saran.
BAB II ANALISIS UNSUR INTERNAL TEKS LAGU I’M SORRY GOODBYE SEBAGAI WACANA NARATIF
2.1. Pengantar
Bab ini akan mengemukakan tentang unsur internal dalam teks ISGB yang meliputi struktur, koherensi, dan kohesi sesuai dengan hasil penelitian penulis. Secara keseluruhan teks ISGB terdiri dari enam bait namun yang akan dianalisis secara utuh hanya bait pertama sampai keempat dan bait keenam karena bait kelima merupakan bagian pengulangan bait ketiga atau bagian refren.
2.2. Struktur Wacana
Sesuai dengan tahapan proses komunikasi verbal, wacana memiliki bagian-bagian yaitu awal wacana, bagian tubuh wacana, dan bagian penutup wacana (Luxemburg, 1984 : 100). Bagian-bagian wacana tesebut memiliki fungsinya masing-masing yaitu sebagai pembuka wacana, pemapar isi wacana, dan penanda akhir wacana (Baryadi, 2002 : 14). Teks ISGB berkisah tentang kisah asmara seorang wanita dengan kekasihnya. Pada awalnya segala sesuatu terasa indah dan manis. Semakin lama ia
22
23
tahu bahwa kekasihnya ternyata bukan orang yang baik dan penuh dusta. Lalu ia pun memutuskan untuk meninggalkan sang kekasih dengan penuh ketegaran. (7) Sebelum bertemu denganmu hidupku bahagia (I.1) Semenjak bertemu denganmu ku makin bahagia (I.2) Semakin lama aku smakin tahu tentang engkau (I.3) Sedikit kecewa ternyata engkau tak baik (I.4) Pertama-tama semua manis yang engkau berikan (II.1) Membuat aku merasakan cinta sebenarnya (II.2) Semakin hari semakin terungkap yang sesungguhnya (II.3) Ku makin kecewa ternyata kau penuh dusta (II.4) Maafkan ku harus pergi ku tak suka dengan ini (III.1) Aku tak bodoh seperti kekasihmu yang lain (III.2) Terima kasih oh Tuhan Kau tunjukkan siapa dia (III.3) Maaf kita putus so thank you so much I’m sorry good bye (III.4) Seribu cara kau membuaiku dengan puitis (IV.1) Maybe kau lupa bahwa aku juga manusia (IV.2) Yang punya mata telinga hati dan perasaan (IV.3) Maaf aku pergi dan takkan untukmu lagi (IV.4) Sebuah wacana narasi mempunyai beberapa bagian utama yaitu abstrak, orientasi, dan koda yang dapat disejajarkan dengan urutan kata awal, tengah, dan penutup.
2.2.1. Abstrak
Bagian abstrak adalah bagian yang merangkum seluruh cerita. Ciri tersebut tampak pada bait pertama yang sudah cukup memberi informasi kepada pendengar bahwa ada sebuah kisah atau ungkapan hati pelaku tentang peristiwa yang telah dialaminya.
24
(8) Sebelum bertemu denganmu hidupku bahagia (I.1) Semenjak bertemu denganmu kumakin bahagia (I.2) Semakin lama aku smakin tahu tentang engkau (I.3) Sedikit kecewa ternyata engkau tak baik (I.4) Dapat dikatakan sebagai abstrak, bait pertama sangat membantu pendengar untuk memahami kisah lanjutannya. Bait I kalimat ke-1 sampai ke-3 memiliki kaitan dengan bait II kalimat ke-1 sampai ke-3, seperti yang tampak pada contoh berikut. (9) a. Sebelum bertemu denganmu hidupku bahagia (I.1) Semenjak bertemu denganmu ku makin bahagia (I.2) Semakin lama aku smakin tahu tentang engkau (I.3) b. Pertama-tama semua manis yang engkau berikan (II.1) Membuat aku merasakan cinta sebenarnya (II.2) Semakin hari semakin terungkap yang sesungguhnya (II.3) Bagian a dan b di atas memiliki inti cerita yang sama. Cerita tentang bagaimana si ‘aku’ merasa bahagia pada awal hubungan dengan sang kekasih sampai dia mengetahui hal lain mengenai kekasihnya. Kalimat ke-4 bait I mengacu pada cerita selanjutnya yaitu pada bagian kalimat ke-4 bait II dan seluruh bait III. Berikut ini penjelasannya. (10) a. Sedikit kecewa ternyata engkau tak baik (I.4) b. Ku makin kecewa ternyata kau penuh dusta (II.4) c. Maafkan ku harus pergi ku tak suka dengan ini (III.1) Aku tak bodoh seperti kekasihmu yang lain (III.2) Terima kasih oh Tuhan Kau tunjukkan siapa dia (III.3) Maaf kita putus so thank you so mush I’m sorry goodbye (III.4) d. Seribu cara kau membuaiku dengan puitis (IV.1) Maybe kau lupa bahwa aku juga manusia (IV.2) Yang punya mata telinga hati dan perasaan (IV.3) Maaf aku pergi dan takkan untukmu lagi (IV.4)
25
Bagian a dan b menunjukkan perasaan lain yang mulai dialami pelaku. Hal ini membuat pelaku menyadari apa yang sebenarnya terjadi bahwa sebenarnya dia hanya dipermainkan. Kesadaran itulah yang membuatnya mengambil keputusan untuk pergi (bagian c atau bait III). Bagian a juga masih memiliki kaitan dengan bait IV atau bagian d. Pernyataan bagian a dipertegas oleh isi bait IV tersebut. Sang kekasih ternyata tak baik dijelaskan dengan ungkapan sang kekasih hanya membuai dan melupakan bahwa ‘aku’ masih punya hati nurani. ‘aku’ mengambil keputusan untuk tetap meninggalkan kekasihnya.
2.2.2. Orientasi
Bagian tengah atau orientasi adalah bagian yang bertindak untuk memperkenalkan para tokoh, waktu/kala, dan peristiwa (unsur utama dalam wacana naratif). Unsur tersebut dapat ditemukan tersebar dalam seluruh bait teks ISGB. Tokoh atau pelaku ditandai dengan penyebutan ‘aku’ dan ‘kau’ yang merata di tiap-tiap bait seperti contoh di bawah ini. (11) Sebelum bertemu denganmu hidupku bahagia (II.1) Semenjak bertemu denganmu kumakin bahagia (II.2) Semakin lama aku semakin tahu tentang engkau (II.3) Membuat aku merasakan cinta sebenarnya (II.4) Kumakin kecewa ternyata kau penuh dusta (III.1) Maafkan kuharus pergi kutak suka dengan ini (III.2) Maaf kita putus so thank you so much I’m sorry goodbye (III.4) Seribu cara kau membuaiku dengan puitis (IV.1) Maybe kau lupa bahwa aku juga manusia (IV.2) Maaf aku pergi dan takkan untukmu lagi (IV.4)
26
Kata sebelum dan semenjak menandai adanya hubungan waktu terjadinya peristiwa (contoh (12)). Beberapa pernyataan seperti aku kecewa, aku tahu tentang engkau, aku pergi, kita putus, dan sebagainya mewakili peristiwaperistiwa yang dialami ‘aku’ (contoh (13)). (12) Sebelum bertemu denganmu hidupku bahagia (I.1) Semenjak bertemu denganmu ku makin bahagia (I.2) (13) Sebelum bertemu denganmu hidupku bahagia (I.1) Semenjak bertemu denganmu ku makin bahagia (I.2) Sedikit kecewa ternyata engkau tak baik (I.4) Membuat aku merasakan cinta sebenarnya (II.2) Ku makin kecewa ternyata kau penuh dusta (II.4) Maafkan ku harus pergi ku tak suka dengan ini (III.1) Maaf kita putus so thank you so much I’m sorry goodbye (III.4) Seribu cara kau membuaiku dengan puitis (IV.1) Maaf aku pergi dan takkan untukmu lagi (IV.4)
2.2.3. Koda
Bagian akhir dalam wacana naratif yang berfungsi sebagai penutup disebut koda. Dalam bahasa musik koda (coda) adalah bagian akhir lagu yang dinyanyikan, pada umumnya diambil dari kalimat terakhir lagu tersebut. Refren (refrain) adalah bagian lagu yang dinyanyikan berulang-ulang (dalam ISGB adalah bait III). Ketika dinyanyikan, ISGB diakhiri dengan pengulangan kalimat terakhir bagian refrennya yang disebut koda (dicetak tebal pada contoh (1)). (14) Maaf kita putus so thank you so much I’m sorry goodbye Maaf kita putus so thank you so much I’m sorry goodbye I’m sorry goodbye
27
Koda dalam ISGB memiliki arti yang sangat penting. Penyebutannya diulang-ulang dan diberi sedikit tekanan terutama pada akhir lagu. Benar-benar menandakan bahwa kisah tersebut berakhir seperti yang diungkapkan yaitu bahwa si ‘aku’ setelah mengalami kekecewaan memutuskan untuk pergi dan mengucapkan selamat tinggal. Singkat kata lengkap sudah persyaratan teks ISGB sebagai sebuah wacana naratif yaitu memiliki abstrak/awal, tengah/orientasi, dan akhir/koda. Secara skematis struktur teks ISGB dapat dilihat sebagai berikut. Sebelum bertemu denganmu hidupku bahagia (I.1) Semenjak bertemu denganmu ku makin bahagia (I.2) Semakin lama aku smakin tahu tentang engkau (I.3) Sedikit kecewa ternyata engkau tak baik (I.4)
abstrak
Pertama-tama semua manis yang engkau berikan (II.1) Membuat aku merasakan cinta sebenarnya (II.2) Semakin hari semakin terungkap yang sesungguhnya (II.3) Ku makin kecewa ternyata kau penuh dusta (II.4) Maafkan ku harus pergi ku tak suka dengan ini (III.1) Aku tak bodoh seperti kekasihmu yang lain (III.2) Terima kasih oh Tuhan Kau tunjukkan siapa dia (III.3) Maaf kita putus so thank you so much I’m sorry good bye (III.4) Seribu cara kau membuaiku dengan puitis (IV.1) Maybe kau lupa bahwa aku juga manusia (IV.2) Yang punya mata telinga hati dan perasaan (IV.3) Maaf aku pergi dan takkan untukmu lagi (IV.4)
orientasi
(refrain/perulangan) Maafkan kuharus pergi kutak suka dengan ini Aku tak bodoh seperti kekasihmu yang lain Terima kasih oh Tuhan Kau tunjukkan siapa dia Maaf kita putus so thank you so much I’m sorry goodbye Maafkan kuharus pergi Tak seperti kekasihmu yang lain Terima kasih oh Tuhan Kau tunjukkan siapa dia Maaf kita putus so thank you so much I’m sorry goodbye Maaf kita putus so thank you so much I’m sorry goodbye I’m sorry goodbye
koda
28
2.3. Koherensi
Koherensi adalah hubungan makna atau hubungan semantis dalam suatu wacana. Koherensi dalam teks ISGB dapat dilihat dalam pembahasan berikut.
2.3.1. Koherensi Temporal
Sebagai wacana naratif, teks ISGB memiliki penanda kronologis yang menyatakan hubungan temporal. Pada contoh berikut akan tampak lebih jelas. (15) Sebelum bertemu denganmu hidupku bahagia (I.1) Kata sebelum, dan semenjak menandai adanya hubungan temporal atau urutan kronologis peristiwa yang dinarasikan dalam ISGB. Kata sebelum merupakan konjungsi temporal yang mewakili waktu yang lampau di mana terjadi peristiwa pelaku merasa bahagia walaupun belum bertemu dengan kekasihnya. (16) Semenjak bertemu denganmu kumakin bahagia (I.2) Kata semenjak mewakili waktu lampau tetapi terjadi sesudah kejadian pertama. Dalam peristiwa tersebut pelaku bertemu kekasihnya dan ia semakin bahagia. (17) Pertama-tama semua manis yang engkau berikan (II.1) Kata pertama-tama menunjukkan adanya rangkaian peristiwa yang diungkapkan secara kronologis melalui penahapan.
29
(18) Semakin hari aku smakin tahu tentang engkau (I.3) (19) Semakin lama semakin terungkap yang sesungguhnya (II.3) Kata semakin yang diikuti kata hari dan lama pada kedua contoh di atas menunjukkan adanya jangka waktu atau periode antara peristiwa yang satu dengan peristiwa yang lainnya.
2.3.2. Koherensi Kausalitas
Koherensi kausalitas atau sebab akibat dalam teks ISGB tidak ditandai secara eksplisit melalui penggunaan konjungsi. Akan tetapi dapat dilihat dalam hubungan makna antar kalimat seperti di bawah ini. (19) Semakin lama aku smakin tahu tentang engkau (I.3) Sedikit kecewa ternyata engkau tak baik (I.4) Semakin lama semakin terungkap yang sesungguhnya (II.3) Kumakin kecewa ternyata kau penuh dusta (II.4) Seribu cara kau membuaiku dengan puitis (IV.1) Maybe kau lupa bahwa aku juga manusia (IV.2) (20) Maafkan kuharus pergi kutak suka dengan ini (III.1) Aku tak bodoh seperti kekasihmu yang lain (III.2) Maaf kita putus so thank you so much I’m sorry goodbye (III.4) Maaf aku pergi dan takkan untukmu lagi (IV.4) Kumpulan kalimat dalam contoh (19) berisikan hal-hal yang tidak baik, mengecewakan, dan tidak menyenangkan. Pelaku mengetahui kebenaran tentang kekasihnya. Kenyataan bahwa sang kekasih tidaklah baik (pendusta, perayu karena suka membuai dengan hal-hal puitis, dan melupakan perasaan pelaku) mengakibatkan kejadian pada kelompok kalimat (20). Pelaku menjadi tidak suka,
30
ia merasa dibodohi oleh karena itu pelaku meminta putus, pergi dan tidak akan kembali menemui kekasihnya. Singkat kata fakta cerita yang terkandung dalam kumpulan kalimat pada contoh (19) merupakan sebab yang mengakibatkan adanya peristiwa pada contoh (20). Hal ini menunjukkan bahwa koherensi kausalitas dalam teks ini cukup jelas terbaca dan terpahami. Koherensi dalam ISGB menunjukkan adanya keutuhan wacana. Hal ini didukung pula oleh kohesi yang akan dibahas lebih lanjut berikut ini.
2.4. Kohesi
Kohesi adalah hubungan bentuk dalam suatu wacana. Kohesi dibagi menjadi dua jenis yaitu kohesi gramatikal dan kohesi leksikal. Kohesi gramatikal adalah keterikatan gramatikal antara bagian-bagian wacana. Kohesi gramatikal dalam teks ISGB meliputi pengacuan, penggantian, dan penghilangan. Kohesi leksikal adalah keterikatan leksikal antara bagian-bagian wacana. Kohesi leksikalnya meliputi pengulangan, hiponimi, sinonimi, dan kolokasi.
2.4.1. Kohesi Gramatikal 2.4.1.1. Pengacuan
Pengacuan adalah salah satu jenis kohesi gramatikal yang berupa satuan lingual tertentu yang mengacu pada satuan lingual lainnya.
31
2.4.1.1.1. Pengacuan Anaforis dan Kataforis
Pengacuan ini berdasarkan arah penunjukkannya. Pengacuan anaforis menunjuk konstituen sebelah kiri dan pengacuan kataforis menunjuk konstituen di sebelah kanan. Dalam teks ISGB hanya terdapat satu konstituen yang berupa kata ini, seperti pada contoh berikut. (21) Sebelum bertemu denganmu hidupku bahagia (I.1) Semenjak bertemu denganmu kumakin bahagia (I.2) Semakin lama aku smakin tahu tentang engkau (I.3) Sedikit kecewa ternyata engkau tak baik (II.4) Pertama-tama semua manis yang engkau berikan (II.1) Membuat aku merasakan cinta sebenarnya (II.2) Semakin lama semakin terungkap yang sesungguhnya (II.3) Kumakin kecewa ternyata kau penuh dusta (II.4) Maafkan ku harus pergi kutak suka dengan ini (III.1) Aku tak bodoh seperti kekasihmu yang lain (III.2) Terima kasih oh Tuhan Kau tunjukkan siapa dia (III.3) Maaf kita putus so thank you so much I’m sorry goodbye (III.4) Seribu cara kau membuaiku dengan puitis (IV.1) Maybe kau lupa bahwa aku juga manusia (IV.2) Yang punya mata telinga hati dan perasaan (IV.3) Maaf aku pergi dan takkan untukmu lagi (IV.4) Kata ini menandai dua pengacuan sekaligus yaitu pengacuan anaforis dan kataforis. Hal tersebut dikarenakan kata ini pada contoh di atas dapat digunakan untuk menunjuk peristiwa yang terjadi dan terangkai dalam bait sebelum maupun sesudahnya. Pada bait 1 dan 2 diceritakan mengenai perasaan pelaku yang semula sangat bahagia kemudian berubah menjadi kecewa karena kekasihnya tidak baik dan penuh dusta. Kalimat-kalimat berikutnya menceritakan sikap kekasih yang
32
mencoba membodohi dan membuai atau merayu pelaku. Peristiwa-peristiwa itulah yang membuat pelaku tidak suka dan memilih untuk meninggalkan kekasihnya. Keterkaitan antarbait dalam teks di atas cukup dihubungkan oleh konstituen ini yang menandai pengacuan anaforis sekaligus kataforis sebab peristiwa-peristiwanya saling mendukung. Dengan kata lain keterikatan antarkalimat maupun antarbaitnya sebagai bagian dari sebuah wacana sudah tampak pada tahap ini.
2.4.1.1.2. Pengacuan Persona
Dalam teks ISGB ditemukan tiga pengacuan persona yaitu pengacuan persona pertama tunggal, pengacuan kedua tunggal, dan pengacuan pertama jamak.
2.4.1.1.2.1. Pengacuan Persona Pertama Tunggal 2.4.1.1.2.1.a. Pengacuan Persona Pertama Tunggal Bentuk Bebas aku
Pengacuan persona pertama tunggal bentuk bebas aku terdapat pada contoh berikut. (22) Semakin lama aku smakin tahu tentang engkau (I.3) (23) Membuat aku merasakan cinta sebenarnya (II.2)
33
Kata aku dalam contoh di atas mengacu kepada pelaku yang diceritakan dalam teks tersebut. Kata aku pada contoh (22) dan kata aku pada contoh (23) menunjuk kepada pelaku yang sama. Pelaku tersebut adalah Melly Goeslaw yang tidak hanya menciptakan teks ISGB tetapi juga memposisikan diri sebagai pelaku yang mengalami peristiwa di atas. Kata aku juga ditemukan dalam kalimatkalimat lain berikut. (24) Aku tak bodoh seperti kekasihmu yang lain (III.2) (25) Maybe kau lupa bahwa aku juga manusia (IV.2) (26) Maaf aku pergi dan takkan untukmu lagi (IV.4) Kata aku masih mengacu kepada pelaku walaupun ditemukan dalam bait yang berbeda. Pengacuan ini terdapat dalam setiap bait.
2.4.1.1.2.1.b. Pengacuan Persona Pertama Tunggal Bentuk Terikat Lekat Kanan -ku
Pengacuan persona pertama tunggal bentuk terikat lekat kanan –ku tampak pada contoh berikut. (27) Sebelum bertemu denganmu hidupku bahagia (I.1) (28) Seribu cara kau membuaiku dengan puitis (III.1) Bentuk –ku dalam contoh (27) dan (28) masih mengacu kepada pelaku yang sama seperti pada bentuk bebas aku hanya bentuknya yang berbeda. Pemakaian bentuk –ku merupakan variasi untuk mengacu kepada pelaku yang sama. Selain itu membuat kalimat menjadi lebih efektif karena apabila dinyanyikan sesuai dengan notasinya (teks beserta notasi terlampir).
34
2.4.1.1.2.1.c. Pengacuan Persona Pertama Tunggal Bentuk Terikat Lekat Kiri ku-
Berikut adalah contoh pengacuan persona pertama bentuk terikat lekat kiri ku-. (29) Semenjak bertemu denganmu kumakin bahagia (I.2) (30) Kumakin kecewa ternyata kau penuh dusta (II.4) Pengacuan dalam kedua contoh di atas menunjuk pada pelaku yang sama. Begitu juga pada contoh (31) yang memiliki dua pengacuan ku- dalam satu kalimat. Efektivitas kalimat kembali mempengaruhi penggunaan bentuk ini. (31) Maafkan kuharus pergi kutak suka dengan ini (III.1)
Banyaknya penggunaan pengacuan pertama tunggal dalam berbagai bentuk menekankan peran pelaku yang sangat penting dalam keseluruhan wacana ISGB.
2.4.1.1.2.2. Pengacuan Persona Kedua Tunggal 2.4.1.1.2.2.a. Pengacuan Persona Kedua Tunggal Bentuk Bebas engkau dan kau
Pengacuan persona kedua tunggal bentuk bebas yang ditemukan dalam teks ISGB ada dua macam, yaitu engkau dan kau. Kata engkau terdapat dalam contoh berikut:
35
(32) Semakin lama aku smakin tahu tentang engkau (I.3) (33) Sedikit kecewa ternyata engkau tak baik (I.4) Kedua contoh di atas merupakan kalimat-kalimat yang berada dalam bait yang sama sehingga kata engkau mengacu kepada orang yang sama. Orang atau tokoh tersebut adalah kekasih pelaku. Dengan kata lain engkau adalah lawan bicara pelaku. Selain kata engkau yang ditemukan dalam contoh (32) dan (33) ada juga kata engkau yang ditemukan dalam bait yang lain. Orang yang diacu masih sama dengan contoh sebelumnya yaitu sang kekasih meskipun sudah berganti bait. Berikut contohnya. (34) Pertama-tama semua manis yang engkau berikan (II.1) Selain engkau bentuk pengacuan persona kedua tunggal bentuk bebas kau juga ditemukan dalam beberapa kalimat berikut. (35) Seribu cara kau membuaiku dengan puitis (IV.1) (36) Maybe kau lupa bahwa aku juga manusia (IV.2) Kata kau yang muncul dalam contoh (35) dan (36) masih mengacu pada tokoh yang sama. Tetapi pada contoh (37) dan (38) berikut ada perubahan yang terjadi. Kata kau dalam contoh di bawah memiliki dua arti pengacuan. Kata kau pada contoh (37) mengacu pada hal yang sama dengan contoh-contoh sebelumnya, artinya belum ada perubahan. Perubahan terjadi pada contoh (38). Kata kau ditulis menggunakan huruf kapital. Kau di sini mengacu kepada Tuhan bukan kepada kekasih. Sehingga dapat dikatakan kata kau pada contoh (38) tidak
36
memiliki hubungan dengan kata kau yang lain karena tidak mengacu kepada obyek yang sama. Pada bagian ini pelaku beralih lawan bicara kepada Tuhan bukan kepada kekasihnya. (37) Kumakin kecewa ternyata kau penuh dusta (II.4) (38) Terima kasih oh Tuhan Kau tunjukkan siapa dia (III.3)
2.4.1.1.2.2.b. Pengacuan Persona Kedua Tunggal Bentuk Terikat Lekat Kanan –mu
Pengacuan ini ditemukan di beberapa kalimat dalam bait yang berbedabeda. Pada contoh (39) dan (40) masing-masing terdapat bentuk –mu. Keduanya mengacu pada obyek yang sama yaitu kekasih pelaku. Demikian pula pada contoh (41) dan (42) tiap bentuk –mu yang ditemukan masih mengacu kepada sang kekasih sebagai orang kedua yang diceritakan dalam ISGB. (39) Sebelum bertemu denganmu hidupku bahagia (I.1) (40) Semenjak bertemu denganmu kumakin bahagia (I.2) (41) Aku tak bodoh seperti kekasihmu yang lain (III.2) (42) Maaf aku pergi dan takkan untukmu lagi (IV.4) Melalui pembahasan di atas tampak bahwa kemunculan persona kedua tunggal dengan berbagai bentuk yang menyertainya memberi keterikatan yang menunjukkan keterkaitan yang diperlukan dalam sebuah wacana.
37
2.4.1.1.2.3. Pengacuan Persona Pertama Jamak Bentuk Bebas kita
Pengacuan persona pertama jamak bentuk bebas yang disebutkan hanya satu kali dalam contoh (43) yaitu kita. (43) Maaf kita putus so thank you so much I’m sorry goodbye (III.4) Kata kita mengacu kepada aku dan kau (persona pertama tunggal dan kedua tunggal) di dalam keseluruhan teks ISGB. Pengacuan aku dan kau merupakan pengacuan eksoforis. Hal itu dikarenakan aku mengacu pada Melly Goeslaw sebagai pencipta lagu dan kau mengacu pada kekasihnya dan Tuhan (khusus contoh (38)). Keduanya berada di luar teks. Sedangkan pengacuan kita mengacu pada aku dan kau yang berada di dalam teks sehingga kita merupakan pengacuan endoforis.
2.4.1.2. Penggantian
Penggantian hanya ditemukan satu wujud saja berupa kata dia dalam teks ISGB seperti pada contoh (44) berikut ini. (44) Kumakin kecewa ternyata kau penuh dusta (II.4) ………. Terima kasih oh Tuhan Kau tunjukkan siapa dia (III.3) ………. Seribu cara kau membuaiku dengan puitis (IV.1) Maybe kau lupa bahwa aku juga manusia (IV.2)
38
Kata dia menggantikan kekasih ‘aku’. Kata Kau (dengan huruf kapital) digunakan untuk menyebut Tuhan kemudian kata dia menggantikan sang kekasih karena sebelum dan sesudah kalimat tersebut kata kau hanya ditujukan untuk kekasih saja. Akan tetapi di bagian ini sang kekasih menjadi orang ketiga sehingga disubstitusikan dengan kata pengganti dia.
2.4.1.3. Penghilangan
Penghilangan dalam ISGB tidak banyak ditemukan. Hanya terdapat tiga contoh saja, seperti berikut. Pada contoh (45) penghilangan dilakukan untuk membentuk bunyi yang sesuai dengan estetika bunyi. Kata semakin harus dipotong menjadi kata makin. (45) Semakin hari semakin terungkap yang sesungguhnya (II.3) Ku Æmakin kecewa ternyata kau penuh dusta (II.4) Kalimat pada contoh (46a) sebenarnya memiliki unsur yang dapat membuat kalimat tersebut lebih
mudah dipahami. Akan tetapi karena harus
disesuaikan dengan panjang notasi maka unsur tersebut dapat dihilangkan tanpa merusak makna yang ingin ditampilkan. Unsur yang hilang tersebut adalah kata dengan dan bahasa. Frase seribu cara seharusnya memilki kata yang mendahuluinya. Kata yang sesuai adalah dengan. Kata bahasa dapat dimasukkan karena orang dapat memahami bahwa sesuatu yang bisa dikatakan puitis adalah bahasa. Apabila unsur tersebut dimasukkan kembali maka kalimat (46a) dapat berubah menjadi (46b).
39
(46a) ÆSeribu cara kau membuaiku dengan Æpuitis (IV.1) (46b) Dengan seribu cara kau membuaiku dengan bahasa puitis Pada contoh berikut (contoh (47a)) tampak bahwa kata punya seharusnya memiliki bentuk baku. Bentuk tersebut tidak digunakan karena pertimbangan estetika puitis dan kesesuaian notasi. Penghilangan bentuk baku ini tidak mengurangi nilai atau pesan yang terkandung dalam kalimat itu. Imbuhan yang dapat digunakan sesuai kebutuhan klalimatnya adalah me-i. Setelah diberi imbuhan kalimatnya menjadi seoerti contoh (47b). (47a) Yang ÆpunyaÆ mata telinga hati dan perasaan (IV.3) (47b) Yang mempunyai mata telinga hati dan perasaan
2.4.2. Kohesi Leksikal 2.4.2.1. Pengulangan
Pengulangan dalam teks ISGB terjadi pada beberapa bagian. Pengulangan tersebut meliputi pengulangan anafora, epistrofa, dan beberapa pengulangan frase dan kata.
2.4.2.1.1. Pengulangan Anafora
Pengulangan atau repetisi anafora adalah pengulangan bagian awal kalimat. Pengulangan yang diletakkan pada bagian awal tersebut berfungsi untuk menekankan bahwa bagian yang diulang merupakan bagian yang cukup penting.
40
(48) Semakin lama aku smakin tahu tentang engkau (I.3) Semakin hari semakin terungkap yang sesungguhnya (II.3) (49) Maaf kita putus so thank you so much I’m sorry goodbye (III.4) Maaf aku pergi dan takkan untukmu lagi (IV.4) Pada contoh (48) kata semakin diulang untuk menunjukkan bahwa waktu (diungkapkan dengan kata lama dan hari) merupakan unsur yang mendukung suatu peristiwa. Dalam kedua kalimat contoh (48) diperlihatkan bahwa lamanya waktu menentukan seberapa jauh kita bisa mengenal seseorang atau mengetahui tentang suatu peristiwa. Semakin lama kita mengenal sesuatu atau seseorang semakin kita mengetahui sifat, kebiasaan, sisi baik, sisi buruk, dari dia. Contoh (49) mengulang kata maaf di bagian depan. Hal ini menunjukkan bahwa unsur permintaan maaf sangat ditekankan. Ketidaksanggupan pelaku untuk melanjutkan hubungan dengan sang kekasih diungkapkan melalui permintaan maafnya. Perbuatan meminta maaf tersebut
merupakan peristiwa yang
dipentingkan dalam kedua kalimat yang berbeda bait tersebut.
2.4.2.1.2. Pengulangan Epistrofa
Repetisi epistrofa adalah pengulangan pada bagian akhir kalimat. Dalam lirik ini hanya ditemukan satu pengulangan epistrofa, berikut ini contohnya. (50) Sebelum bertemu denganmu hidupku bahagia (I.1) Semenjak bertemu denganmu kumakin bahagia (I.2) Pengulangan bagian akhir kalimat yang berupa kata bahagia di atas berfungsi untuk mempertahankan gambaran perasaan pelaku. Pelaku diceritakan
41
sebagai orang yang selalu bahagia. Selain itu pengulangan dilakukan dalam dua kalimat
berturut-turut
dalam
satu
bait.
Hal tersebut
dilakukan
untuk
mempertahankan kohesi antarkalimatnya.
2.4.2.1.3. Pengulangan Mesodiplosis
Pengulangan mesodiplosis adalah pengulangan di tengah baris-baris atau beberapa kalimat berurutan. Pengulangan dalam contoh berikut merupakan penggambaran peristiwa yang dianggap cukup menentukan kebahagiaan pelaku. Frase bertemu denganmu menunjukkan bahwa pelaku menjadi lebih bahagia ketika mengalami perjumpaan atau pertemuan dengan kekasihnya. Kejadian pertemuan tersebut membawa pelaku mengalami hal yang lebih indah dari sebelumnya. Pertemuan pelaku dengan kekasihnya menjadi peristiwa yang sangat penting dengan adanya pengulangan tersebut. (51) Sebelum bertemu denganmu hidupku bahagia (I.1) Semenjak bertemu denganmu kumakin bahagia (I.2)
2.4.2.1.5. Pengulangan Kata
Selain pengulangan yang terdapat dalam pembahasan di atas ditemukan pula pengulangan kata yang tidak mengikuti pola atau ciri tertentu tetapi tetap menunjukkan adanya kohesi antarkalimat dan antarbait. (52) Sedikit kecewa ternyata engkau tak baik (I.3) Kumakin kecewa ternyata kau penuh dusta (II.4)
42
Kata kecewa diulang untuk menekankan perasaan pelaku. Diungkapkan dalam kalimat kedua bahwa rasa kecewa tersebut semakin besar. (53) Semakin lama aku smakin tahu tentang engkau (I.3) Membuat aku merasakan cinta sebenarnya (II.2) Kata aku diulang pada kalimat dalam bait yang berbeda. Kata aku yang disebutkan (dalam kalimat pertama dan kedua) menunjukkan adanya pelaku yang sama. (54) Sedikit kecewa ternyata engkau tak baik (I.3) Pertama-tama semua manis yang engkau berikan (II.1) Pada contoh (54) di atas kata engkau diulang untuk menunjukkan siapa lawan bicara pelaku utama. Dalam teks ISGB hanya terdapat dua tokoh yang diceritakan yaitu aku dan engkau (dengan segala bentuk variasi pronominanya, misal : -ku, kau, -mu, ku- ). Penyebutannya yang berulang membuat adanya keterkaitan kalimat walaupun ditemukan dalam bait yang berbeda. . 2.4.2.2. Meronim
Meronim adalah istilah yang maujud (entity) yang ditunjuknya merupakan bagian dari maujud lain yang menyeluruh. Meronim yang ditemukan dalam teks ISGB hanya satu contoh yaitu (55) Maybe kau lupa bahwa aku juga manusia (IV.2) Yang punya mata telinga hati dan perasaan (IV.3)
43
Kata manusia pada contoh (55) memiliki relasi kemeroniman dengan kata mata, telinga, hati, dan perasaan. Manusia adalah keseluruhan yang terjadi dari keutuhan bagiannya yaitu mata, telinga, hati, dan perasaan. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan tentunya memiliki ciri khas sebagai makhluk hidup diantaranya mempunyai mata, telinga, hati, dan yang terpenting adalah perasaan sebagai bagian dari cipta, rasa, dan karsa. Hal itu yang membuatnya berbeda dan menjadi ciri utama manusia.
2.4.2.3. Sinonimi
Kohesi sinonimi adalah kohesi leksikal yang berupa relasi makna leksikal yang mirip antara konstituen satu dengan yang lain. Sinonimi berfungsi untuk menjalin hubungan makna yang sepadan antara satuan lingual yang satu dengan yang lain. Dalam teks ISGB ditemukan satu jenis sinonimi yaitu sinonimi klausa. Pada contoh (56) dan (57) menyatakan suatu kebenaran tentang ‘kau’ yang semakin terungkap. Dua kalimat tersebut menjadi berkaitan atau berkoherensi karena memiliki makna yang sepadan yaitu sama-sama berisikan terungkapnya kebenaran tentang kekasih pelaku. (56) Semakin lama aku smakin tahu tentang engkau (I.3) (57) Semakin hari semakin terungkap yang sesungguhnya (II.3) Sedangkan contoh (58) dan (59) mengungkapkan ‘aku’ (pelaku) kecewa karena ‘kau’ (sang kekasih) bukan orang baik-baik. Kesepadanan dua kalimat di
44
bawah ini tampak pada kekecewaan pelaku karena kekasihnya melakukan hal yang tidak baik yaitu berdusta. (58) Sedikit kecewa ternyata engkau tak baik (I.4) (59) Kumakin kecewa ternyata kau penuh dusta (II.4) Contoh (60) – (61) menyatakan permintaan maaf pelaku karena harus meninggalkan kekasihnya. Isi kedua kalimat ini yang sepadan adalah pelaku meminta maaf dan pergi. (60) Maafkan kuharus pergi kutak suka dengan ini (III.1) (61) Maaf kita putus so thank you so much I’m sorry goodbye (III.4) Selain dua kalimat di atas ada sebuah kalimat lagi yang bersinonim dengan contoh sebelumnya yaitu contoh (62). Kalimat (62) berikut memiliki keterkaitan sinonim dengan kalimat pada contoh di atas karena memiliki inti kalimat yang sama. (62) Maaf aku pergi dan takkan untukmu lagi (IV.4)
2.4.2.4. Kolokasi
Kolokasi atau sanding kata adalah kohesi leksikal yang berupa relasi makna yang saling berdekatan antara konstituen satu dengan yang lain. Biasanya menimbulkan asosiasi tertentu.
45
Perasaan atau keadaan yang menyenangkan dapat dilihat dalam contoh (63) yang meliputi kata bahagia, manis, puitis, dan cinta. Orang yang sedang jatuh cinta biasanya merasa bahagia dan ingin mengungkapkan hal-hal yang manis dengan puitis. (63) Semenjak bertemu denganmu kumakin bahagia (I.2) Pertama-tama semua manis yang engkau berikan (II.1) Seribu cara kau membuaiku dengan puitis (IV.1) Membuat aku merasakan cinta sebenarnya (II.2) Pada contoh (64) frase tak baik dan penuh dusta menggambarkan sifat atau perbuatan yang negatif atau buruk. Berdusta adalah perbuatan yang tidak baik. (64) Sedikit kecewa ternyata engkau tak baik (I.4) Kumakin kecewa ternyata kau penuh dusta (II.4) Kata kecewa, pergi, tak suka, dan putus pada contoh (65) mengekspresikan hal-hal yang tidak mengenakkan atau tidak menyenangkan. Pelaku merasa kecewa dan tidak suka kemudian meminta putus dan pergi dari kekasihnya. (65) Sedikit kecewa ternyata engkau tak baik (I.4) Maafkan kuharus pergi kutak suka dengan ini (III.1) Maaf kita putus so thank you so much I’m sorry goodbye (III.4) Melalui analisis yang telah dilakukan tampak bahwa teks ISGB memiliki unsur-unsur internal yang koheren. Struktur, koherensi, dan kohesi dalam teks ini saling mendukung. Koherensi temporal yang terdapat dalam teks ini merupakan
46
kekhasan sebuah wacana naratif. Dengan demikian deskripsi keutuhan teks ISGB sebagai wacana naratif telah dikemukakan secara lengkap dalam bab ini.
BAB III ANALISIS UNSUR EKSTERNAL TEKS LAGU I’M SORRY GOODBYE SEBAGAI WACANA NARATIF
3.1. Pengantar
Unsur eksternal juga berperanan penting dalam mewujudkan keutuhan wacana. Berikut ini akan dipaparkan hasil analisis eksternal teks lagu ISGB yang meliputi latar belakang Melly Goeslaw dan topik wacana. Analisis tersebut berdasarkan hubungan wacana dengan konteksnya yaitu hubungan wacana dengan pembicara dan isi bicara.
3.2. ISGB dan Hal-hal Di Sekitarnya 3.2.1. Latar Belakang Melly Goeslaw sebagai Pencipta ISGB
Terlahir dengan nama Mellyana Goeslaw di Bandung, 7 Januari 1974 perempuan berdarah Ambon-Sunda ini adalah putri pertama pasangan almarhum Melky Goeslaw dan Ersy Sulessy. Bakatnya dalam bidang musik tentu saja tidak lepas dari darah seni ayahnya, Melky Goeslaw yang juga seorang penyanyi hebat. Melky Goeslaw pernah menciptakan lagu berjudul Pergi untuk Kembali yang sangat populer di awal tahun 90-an. Melly menikah dengan seorang musisi bernama Anto Hoed yang secara tidak langsung juga membantunya menapaki
47
48
jenjang karir di dunia musik yang lebih tinggi. Melly selalu dibantu suaminya saat menciptakan lagu sebab dia tidak dapat membaca not balok sehingga pada saat membuat lagu Melly yang mencari atau menciptakan nadanya kemudian Anto Hoedlah yang membuatkan notasi baloknya. Bantuan dari suami tercintanya ini sangat mempermudah pekerjaannya sebagai pencipta lagu.
3.2.2. ISGB dan Karya Melly yang Lain
Tidak terasa sebelas tahun sudah Melly berada di jalur musik. Sejak tahun 1996 ia tergabung sebagai vokalis dalam grup musik Potret yang berpersonil 3 orang termasuk suaminya sendiri, Anto Hoed yang memainkan gitar. Pada waktu itu grup ini merilis album bertajuk Terbujuk yang cukup sukses di pasaran. Selain Terbujuk, masih banyak single hits lain yang Melly populerkan sepanjang karirnya antara lain Salah, Kupu-kupu, dan Bunda. Berikut adalah teks Bunda yang sangat populer dan sampai kini masih dinyanyikan di berbagai acara dan pementasan (contoh teks yang lain dapat dilihat dalam lampiran).
Bunda Kubuka album biru penuh debu dan usang Kupandangi semua gambar diri Kecil bersih belum ternoda Pikirku pun melayang dahulu penuh kasih Teringat semua cerita orang tentang riwayatku Kata mereka diriku slalu dimanja Kata mereka diriku slalu ditimang Nada-nada yang indah slalu terurai darinya Tangisan nakal dari bibirku takkan jadi deritanya Tangan halus dan suci tlah mengangkat tubuh ini
49
Jiwa raga dan seluruh hidup rela dia berikan Kata mereka diriku slalu dimanja Kata mereka diriku slalu ditimang Oh Bunda ada dan tiada dirimu Kau selalu ada di dalam hatiku Sejak meroket sebagai pengisi album soundtrack terlaris lewat album Ada Apa Dengan Cinta, Melly memang lebih banyak menjadi kreator album soundtrack film. Sampai saat ini, kepiawaiannya sebagai pencipta lagu-lagu soundtrack film memang belum ada yang menandingi. Setidaknya kesuksesan album Ada Apa Dengan Cinta, Hearts, Tentang Dia, Eiffel I’m In Love, Bukan Bintang Biasa, dan Butterfly cukup menggambarkan betapa seorang Melly Goeslaw tak pernah kehabisan ide dalam berkarya.
3.2.3. Proses Kreatif ISGB
Perempuan berputra dua ini mengaku harus berada di tempat yang sangat khusus saat menciptakan lagu. Di tempat yang membuatnya tenang yaitu di tempat tidurnya sendiri. Di sanalah dia merasa nyaman, tidak terganggu oleh apapun dan dapat berkonsentrasi penuh saat menciptakan sebuah lagu. Adapun tentang ide yang diperolehnya bisa dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain. Ia pun terkadang mengamati kejadian di sekitarnya untuk mendapatkan idenya.
50
Pengalaman Pribadi
Tenang
Nyaman Pengalaman Orang Lain
Konsentrasi
Pengamatan Di Sekitarnya
Tidak Terganggu
Ide Kreatif
Tempat Tidur
ISGB Bagan 1. Proses Kreatif ISGB
Ada kejadian unik tentang bagaimana lagu ISGB bisa sampai ke tangan Krisdayanti yang kemudian menyanyikannya. Pada waktu itu KD yang sudah biasa bertandang ke kediaman Melly meminta ijin untuk membongkar tumpukan koleksi lagu-lagu Melly. KD sudah cukup sering bekerja sama dengan Melly di beberapa albumnya baik sebagai pencipta lagu maupun pasangan duet dalam lagu Cinta. Melly memang memiliki banyak lagu yang digunakan sebagai persediaan bila sewaktu-waktu dibutuhkan. Lalu KD mengambil beberapa lagu yang dirasa bagus dinyanyikan olehnya. Salah satu lagu tersebut adalah ISGB yang dimasukkan dalam album terbaru KD yang bertajuk KD. Lagu tersebut kemudian
51
dijadikan single hits atau andalan dalam album KD. Tak disangka respon masyarakat cukup bagus. Ketika ditanya mengapa Melly menjadi pencipta lagu yang sangat produktif ia hanya berkata karena karya-karyanya banyak disukai sehingga permintaan lagu pun mengalir dengan derasnya. Hal ini terbukti dengan suksesnya beberapa album Potret dan album soundtrack film di pasaran. Dan hampir bisa dipastikan film–film yang diisi olehnya juga ikut terdongkrak popularitasnya.
3.2.4. Melly dan Penyanyi Lagu-lagunya
Pada saat menciptakan lagu, Melly selalu menyesuaikannya dengan sang penyanyi yang akan membawakan lagu tersebut. Biasanya bila dia membuatkan lagu untuk penyanyi baru atau belum dikenalnya maka terlebih dahulu ia akan mendengarkan suaranya untuk menentukan jenis lagu yang sesuai. Lalu ia akan bertemu calon penyanyinya secara langsung untuk melihat penampilan orang tersebut yang akan disesuaikan dengan lagu ciptaannya. Melly memang tidak sembarangan dalam menciptakan lagu, ia ingin lagu ciptaannya benar-benar sesuai dengan tipe suara dan karakter penyanyinya. Menurut Melly, penyanyi yang dirasanya paling cocok menyanyikan lagulagu ciptaannya adalah Krisdayanti dan Rossa. Oleh karenanya sangat mudah mencarikan lagu Melly yang sesuai dengan karakter dua penyanyi tersohor itu. Hal itu juga terbukti dengan suksesnya lagu-lagu yang mereka nyanyikan di kancah musik antara lain Menghitung Hari dan I’m Sorry Goodbye (Krisdayanti)
52
serta Tegar dan Pudar (Rossa). ISGB yang secara tidak sengaja diketemukan KD dalam tumpukan koleksi lagunya langsung cocok dinyanyikan KD. Selain menciptakan lagu untuk penyanyi-penyanyi yang sudah termahsyur Melly sering kali mengajak artis-artis muda nan berparas menawan untuk berkolaborasi. Erick, Evan Sanders, Irwansyah, Andhika Pratama, dan grup BBB (yang beranggotakan artis-artis ternama seperti Laudya Chintya Bella, Raffi Ahmad, Dimas Beck, dll) pernah digandengnya untuk bernyanyi bersama. Hal ini digunakan Melly untuk menjangkau peminat muda yang biasanya suka dengan penampilan penyanyi yang tampan atau cantik. Lagu-lagunya pun dibuat tidak berat, mudah diingat dan dinyanyikan.
3.2.5. Pemakaian Bahasa dalam Karya-karya Melly
Kepribadian unik wanita berbintang Copricorn ini turut mempengaruhi beberapa karyanya. Beberapa karyanya menggunakan bahasa yang cukup unik tapi sangat puitis. Keindahan syair yang ia ciptakan tak melulu menggunakan bahasa puitis yang mendayu-dayu atau berlebihan. Melly menggunakan kalimat yang sederhana tapi indah. Lagu Bunda, Tegar dan album Ada Apa Dengan Cinta diantaranya. Selain itu seorang Melly tampaknya gemar menyisipkan atau mencampurkan kata-kata berbahasa Inggris ke dalam lagu-lagunya. Misalnya lagu My Heart, I’m Falling In Love, I’m Sorry Goodbye, dan Butterfly (teks dapat dilihat dalam lampiran).
53
Penikmat lagu-lagu Melly rata-rata adalah anak muda, walaupun dari berbagai tingkatan usia juga banyak yang menyukai karyanya. Boleh dikatakan bagi anak muda lagu-lagunya memang ‘asyik’ dan keren. ISGB dapat dimasukkan dalam kategori tersebut. Kalimat-kalimat dalam ISGB sederhana dan mudah dimengerti, cukup lugas dalam menyampaikan makna. Nilai keren tentu saja didapat dari penggunaan bahasa Inggris di dalamnya. Penulis sering mendengar beberapa orang menggunakan ISGB untuk mengungkapkan maksud hatinya. Contohnya, seorang teman sedang jengkel karena karena merasa tidak dihargai pekerjaannya dalam sebuah kepanitiaan. Lalu di mengatakan,” Kalo gini terus mending I’m sorry, goodbye..”. Maksudnya kalau dia masih tidak dihargai lebih baik dia mundur dari kepanitiaan tersebut. Melly tampaknya mengerti betul keinginan dan trend penggemarnya dalam industri musik. Lagu-lagunya easy listening tetapi tetap terbungkus kualitas yang baik. Easy listening di sini berarti mudah didengarkan, tidak perlu berpikir berat saat mendengarnya, mudah diingat, dan mudah ditirukan atau dinyanyikan oleh pendengarnya. Sebagai pendengar, cukup beberapa kali mendengarkan ISGB penulis sudah bisa menirukan bahkan ikut menyanyikannya. Ada beberapa lagu juga yang mempunyai tingkat kesulitan yang tinggi untuk dinyanyikan yaitu Kupu-kupu dan Cinta (duet dengan Krisdayanti), tetapi hal tersebut tidak menghalangi para pendengarnya untuk menikmati. Melly pun mencoba menyisipkan kata-kata berbahasa Inggris dalam ciptaannya yang sepertinya menjadi daya magnet tersendiri bagi penikmatnya. Lagu tersebut menjadi lebih hidup dan lebih ekspresif karena tak dapat dipungkiri
54
bahwa gaya bahasa dalam pergaulan anak muda masa kini telah bercampur dengan bahasa Inggris. Hal itu dirasa lebih mendalam bagi pendengar sehingga penyampaianya pun jauh lebih mengena. Terkadang isi atau peristiwa yang diungkapkan memang membutuhkan pengekspresian yang lebih. Dalam arti, mungkin beberapa kata atau kalimat yang ingin diucapkan tidak selalu tepat bila dikatakan dengan bahasa Indonesia. Sebagai contoh, kalimat so thank you so much I’m sorry goodbye yang dimaksudkan untuk meminta maaf dan mengucapkan selamat tinggal akan menjadi aneh bila disampaikan dalam bahasa Indonesia yaitu menjadi ‘terima kasih banyak, maafkan aku, selamat tinggal’. Selain terlalu panjang, pengungkapannya pun menjadi tidak puitis atau wagu (tidak sesuai, aneh). Demikianlah, kepiawaian Melly dalam menciptakan lagu-lagunya. Ia selalu menyesuaikan karakter penyanyinya, tidak sembarangan menciptakan lagu, menggunakan bahasa yang puitis namun sederhana dan tepat, easy listening dan tetap digarap apik, dengan memperhatikan minat pasar tetapi tidak meniru atau ikut-ikutan. Alhasil nilai kualitas dan komersil pun ia dapatkan dengan mudah. ISGB sendiri memiliki nilai kualitas dan komersil di atas. Lagu ini pas dinyanyikan oleh seorang penyanyi yang berkarakter seperti KD. Bahasa yang digunakan meskipun sederhana dan lugas namun puitis untuk menggambarkan perasaan seorang wanita yang kecewa. Tidak berlebihan dalam pengungkapannya. Secara keseluruhan ISGB memang pantas dijadikan single hits dalam album KD.
55
3.3. Topik Wacana
Topik dalam sebuah wacana memiliki kedudukan yang sangat penting. Topik tidak hanya sebagai pusat pembicaraan tetapi juga sebagai penghubung seluruh isi wacana. Dalam penjelasan berikut ini akan tampak bagaimana topik mempengaruhi isi wacana secara keseluruhan.
3.3.1. Pelaku dalam Teks ISGB
Teks ISGB berkisah tentang seorang perempuan yang merasa kecewa terhadap kekasihnya. Meski mulanya ia merasa bahagia bersama sang kekasih tetapi kemudian ia meninggalkan sang kekasih kerena ia tahu ternyata kekasihnya bukan orang yang baik. Hal tersebut dapat dilihat dalam contoh berikut (65) Sebelum bertemu denganmu hidupku bahagia (I.1) Semenjak bertemu denganmu kumakin bahagia (I.2) Semakin lama aku smakin tahu tentang engkau (I.3) Sedikit kecewa ternyata engkau tak baik (I.4) (66) Pertama-tama semua manis yang engkau berikan (II.1) Membuat aku merasakan cinta sebenarnya (II.2) Semakin hari semakin terungkap yang sesungguhnya (II.3) Kumakin kecewa ternyata kau penuh dusta (II.4) (67) Maafkan kuharus pergi kutak suka dengan ini (III.1) Aku tak bodoh seperti kekasihmu yang lain (III.2) Terima kasih oh Tuhan Kau tunjukkan siapa dia (III.3) Maaf kita putus so thank you so much I’m sorry Goodbye (III.4) (68) Seribu cara kau membuaiku dengan puitis (IV.1) Maybe kau lupa bahwa aku juga manusia (IV.2) Yang punya mata telinga hati dan perasaan (IV.3) Maaf aku pergi dan takkan untukmu lagi (IV.4)
56
Kata aku atau ku dan I dalam bahasa Inggris (pronomina pertama tunggal) sering disebutkan dalam lirik di atas bahkan hampir di setiap kalimatnya. Hal tersebut menandakan bahwa ‘aku’ adalah pelaku yang sangat penting atau pelaku utama. Selain itu, setiap peristiwa yang diungkapkan selalu kembali kepada si ‘aku’ sedangkan ‘kau’ atau ‘engkau’ merupakan penyebab masalah bagi si ‘aku’. Orang kedua ‘kau’ memang cukup banyak disebutkan tetapi tidak sebanyak ‘aku’. Seluruh penceritaan berpusat pada ‘aku’ dimulai dari contoh (65) bagaimana ‘aku’ merasa bahagia kemudian menjadi kecewa. Selanjutnya pada contoh (66) ‘aku’ bisa merasakan cinta yang manis pada awalnya tetapi ia lalu mengetahui bahwa ‘kau’ penuh dusta. Dalam contoh (67) ‘aku’ memutuskan untuk pergi meninggalkan kekasihnya dan pada contoh (68) menunjukkan cara ‘kau’ membuai ‘aku’ yang menjadi salah satu alasan mengapa ‘aku’ pergi. Jadi dapat dilihat bahwa pelaku utama yang dinarasikan dalam wacana ini adalah si ‘aku’. Dengan kata lain ‘aku’ adalah topik utama teks ISGB.
3.3.2. Kesinambungan Topik dalam Teks ISGB
Kesinambungan topik dalam teks ISGB terlihat dalam tiap-tiap baitnya yaitu adanya beberapa pengulangan. Antara lain penyebutan kata aku sebagai pelaku utama seperti yang telah dijelaskan dalam contoh (65) – (68). Selain itu, kadar kesinambungan topik juga dapat dilihat dari jarak penyebutan topik yang dekat. Jarak penyebutan terjauh hanya selisih satu klausa ke kiri seperti pada contoh (67). Hanya kalimat terakhir yang tidak menyebutkan kata aku.
57
Selain jarak penyebutan yang dekat, teks ISGB memiliki kebertahanan topik yang tinggi. Penyebutan topik sering muncul bahkan dalam dua buah klausa berturut-turut. Jelas sekali wacana ini mempertahankan penyebutan topik. Di samping itu, hanya ditemukan satu interferensi dalam ISGB yaitu ‘aku’ yang merupakan topik utama. Semua penceritaan berpusat pada ‘aku’.
3.3.3. Kaitan Topik dengan Judul
Topik dan judul dalam sebuah wacana memiliki kaitan yang sangat erat. Judul lagu ini adalah I’m Sorry Goodbye yang dapat diartikan ‘maafkan aku, selamat tinggal’. Sekali lagi kata aku menjadi bagian yang penting di dalamnya. Kata aku amat sering disebutkan dalam keseluruhan lagu seperti yang telah dijelaskan pada contoh sebelumnya. Sebagai pusat penceritaan, peran ‘aku’ menjadi yang utama. Hal ini membuktikan bahwa topik mempengaruhi dan menggerakkan seluruh isi wacana. Keterkaitan topik dengan judul juga dapat dibuktikan dengan pertanyaan siapa, apa, dan mengapa? Maksudnya untuk mengetahui keseluruhan isi lagu, informasi dalam judul sudah dapat menjawab ketiga pertanyaan penting tersebut. Siapa yang melakukan atau siapa yang diceritakan? ‘aku’. Apa yang dilakukan ‘aku’? ‘aku’ meminta maaf (I’m sorry). Mengapa ‘aku’ harus meminta maaf? Karena ‘aku’ harus pergi meninggalkan ‘kau’ yang ditandai dengan kata goodbye (selamat tinggal).
58
3.3.4. Kaitan Topik dengan Isi Cerita ISGB
Topik yang dibicarakan dalam teks ISGB adalah ‘aku’. Kisah asmara ‘aku’ bersama sang kekasih berawal bahagia. Tetapi semakin lama ‘aku’ mengetahui yang sebenarnya tentang kekasih bahwa ia tidak baik. ‘aku’ menjadi semakin kecewa karena ternyata sang kekasih penuh dengan dusta. Kekecewaannya itulah yang membuat ‘aku’ memutuskan untuk pergi meninggalkan kekasihnya. ’aku’ mengakhiri hubungan percintaan dengan sang kekasih. ‘aku’ meminta maaf karena harus pergi dan tidak akan kembali lagi kepada sang kekasih. Dengan kata lain isi cerita wacana ini adalah ‘aku’ merasa kecewa dan memutuskan untuk pergi. Dilihat dari parafrase di atas ‘aku’ sebagai topik mampu menggerakkan cerita dalam ISGB. Dalam setiap peristiwa yang diceritakan, ‘aku’ selalu terlibat di dalamnya. ‘aku’ sering disebutkan dalam teks ini sehingga kesinambungan tiaptiap bagiannya menjadi erat.
BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan Hasil Penelitian
Teks lagu I’m Sorry Goodbye merupakan salah satu karya anak negeri yang populer bagi penikmat musik Indonesia. Lagu ini diciptakan oleh Melly Goeslaw dan dilantunkan oleh diva pop Krisdayanti. Lagu ini berkisah tentang kisah asmara seorang wanita bersama kekasihnya. Mulanya semua terasa indah dan manis. Kemudian ia tahu bahwa kekasihnya tidak baik dan penuh dusta. Ia pun memutuskan untuk meninggalkan kekasihnya dengan penuh ketegaran. Teks ini termasuk wacana naratif. Hal itu tampak dari adanya unsur cerita yang penting yaitu waktu, pelaku, dan peristiwa. Analisis internal ISGB meliputi struktur, koherensi, dan kohesi. Teks ISGB memiliki tiga bagian utama yang terdapat dalam wacana naratif yaitu abstrak, orientasi, dan koda yang dapat disejajarkan dengan urutan awal, tengah, dan penutup. Bagian abstrak adalah bagian yang merangkum cerita. Ciri tersebut tampak pada bait I yang memberi informasi cukup lengkap bagi pendengar untuk memahami bait-bait berikutnya. Bagian tengah atau orientasi bertindak untuk memperkenalkan para tokoh, waktu/kala, dan peristiwa. Unsur tersebut dapat ditemukan tersebar dalam bait-bait teks ISGB. Orientasi dalam teks ini sangat kuat. Hampir di setiap bait ditemukan unsur utama wacana naratif. Bagian
59
60
penutup yang berfungsi sebagai koda adalah klausa ‘so thank you so much I’m sorry goodbye’. Selain penyebutannya berulang-ulang klausa ini juga dinyanyikan dengan tekanan. Koherensi temporal dan kausalitas adalah koherensi yang dapat diketahui dalam wacana naratif ini. Koherensi temporal sebagai penanda hubungan kronologis terwujud dalam kata sebelum, semenjak, pertama-tama, dan semakin. Koherensi kausalitas tidak ditampakkan melalui penggunaan konjungsi tetapi dapat diketahui melalui hubungan makna antar kalimatnya. Kohesi dalam wacana ini meliputi kohesi gramatikal dan kohesi leksikal. Kohesi gramatikalnya terdiri dari pengacuan, penggantian, dan penghilangan. Pengacuan yang dapat ditemukan adalah pengacuan anaforis sekaligus kataforis ini. Kemudian pengacuan persona yaitu pronomina persona pertama tunggal bentuk bebas aku dan pronomina persona pertama tunggal bentuk terikat lekat kanan –ku dan lekat kiri ku-. Setelah itu pronomina persona kedua tunggal bentuk bebas kau dan engkau, pronomina persona kedua tunggal bentuk terikat lekat kanan –mu, dan pronomina persona pertama jamak kita. Pronomina aku dan kau merupakan pengacuan eksoforis sedangkan kita merupakan pengacuan endoforis. Hanya ditemukan satu penggantian melalui kata dia untuk menggantikan kekasih. Penghilangan prefiks, bunyi vokal, dan kata dilakukan untuk membentuk keindahan bunyi dan estetika puitis. Audiens atau mitra bicara dianggap telah memahami pesan yang disampaikan. Kohesi leksikal dalam ISGB terdiri dari pengulangan, meronem, sinonimi, dan kolokasi. Pengulangan atau repetisi yang ditemukan adalah anafora, katafora,
61
dan mesodiplosis. Pengulangan frase dan kata juga cukup banyak ditemukan. Lalu ada pula pengulangan pronomina persona pertama tunggal dan kedua tunggal. Hanya satu meronim yang dapat dilihat dalam teks ini yaitu kata manusia yang memiliki relasi kemeroniman dengan kata mata, telinga, hati, dan perasaan. Terdapat satu macam sinonimi yaitu sinonimi klausa. Terdapat beberapa asosiasi dalam kolokasi teks ISGB yaitu keadaan menyenangkan, sifat kurang baik, dan hal yang tidak menyenangkan. Analisis eksternal teks ISGB meliputi latar belakang Melly Goeslaw dan topik wacana. Mellyana Goeslaw adalah putri penyanyi senior Melky Goeslaw. Dalam berkarya sebagai penyanyi dan pencipta lagu Melly selalu didampingi dan dibantu oleh suaminya yang juga seorang musisi, Anto Hoed. Wanita ini telah berkarir selama 11 tahun di dunia musik. Ia mengawali karir musiknya bersama band Potret yang menghasilkan banyak lagu hits diantaranya Salah dan Terbujuk. Lalu Melly memulai debut barunya sebagai pencipta soundtrack film dalam Ada Apa Dengan Cinta yang melambungkan namanya sebagai pencipta lagu-lagu film. Kepiawaiannya sebagai pencipta soundtrack film nampaknya belum tertandingi. Ia menjadi pencipta lagu yang sangat produktif karena karyanya banyak disukai. Melly dikenal sering berkolaborasi dengan banyak penyanyi baru dan belia. Salah satu ciri khas Melly adalah ia suka menyisipkan kata-kata berbahasa Inggris dalam beberapa karyanya termasuk lagu I’m Sorry Goodbye. Hal itu membuat lagu-lagunya makin mengena bagi penggemarnya dan membuat lagu tersebut lebih ekspresif. Pada judul I’m Sorry Goodbye (yang juga bagian dari refren atau pengulangan). Bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia
62
menjadi ‘maafkan aku, selamat tinggal’. Sekilas mungkin tidak bermasalah, namun bila dirasakan dengan benar menjadi kurang ekspresif. Terlebih masyarakat pada saat ini sudah cukup terbiasa dengan ungkapan dalam bahasa Inggris sehingga hal tersebut menjadi daya tarik tersendiri dalam ISGB. Pelaku atau tokoh utama dalam teks ISGB adalah ‘aku’. Hal ini dilihat dari seringnya ‘aku’ disebutkan di tiap-tiap bait ISGB. Oleh karena itu ‘aku’ pun menjadi topik utama wacana ini. Tampak dari jarak penyebutan topik yang dekat menunjukkan bahwa kesinambungan topik teks ISGB sangat tinggi. Kebertahanan topik wacana ini pun tinggi dikarenakan seringnya penyebutan topik dan hanya ada satu interferensi yaitu ‘aku’. Kaitan topik dengan judul sangat erat terbukti dengan disebutkannya topik dalam judul yaitu I’m atau ‘aku’. Dapat disadari bahwa topik menggerakkan seluruh wacana. Di dalam judul pun sudah terkandung informasi yang cukup bagi mitra bicara untuk mengetahui garis besar cerita dalam ISGB. Isi cerita dalam ISGB dapat terangkum dalam kalimat ‘aku’ merasa kecewa dan memutuskan untuk pergi.
4.2. Saran
Selain analisis dan penelitian di atas, teks ISGB masih berpeluang untuk dijadikan
objek
penelitian
berikutnya.
Analisis
ini
belum
sepenuhnya
mengungkap atau memecahkan unsur wacana secara keseluruhan. Topik penelitian yang dapat dikemukakan dalam penelitian yang lain adalah mengenai
63
prinsip kerjasama, prinsip kesopanan, dan prinsip retorika tekstual. Selain itu dapat juga dibuka penelitian tentang status informasi dan urgensi informasi dalam wacana. Penelitian-penelitian tersebut tentu saja akan membedah teks ISGB lebih mendalam. Tidak menutup kemungkinan pula teks ISGB diteliti dari sudut pandang sintaksis, semantik, dan tinjauan linguistik yang lain.
64
DAFTAR PUSTAKA
Adcross. 2007. ‘ Melly dan Kreator Musik’. http://krosceknews.com/?s=artist. . download Februari 2008. _______. 2007. ‘Lagu I’m Sorry Goodbye Sempat Dikritik Penggemar’. http://krosceknews.com/?s=artist. Download Februari 2008. Aranda, Cosa. 2007. Http://liriklaguindonesia.net/category/m/melly-gouslaw/. download Februari 2008. Baryadi, I. Praptomo. 2002. Dasar-dasar Analisis Wacana dalam Ilmu Bahasa. Yogyakarta : Pustaka Gondho Suli. Media, Doneeh Tri. 2007. Http://www.ilirik.com/melly_goeslaw.html. download Februari 2008. Keraf, Gorys. 1987. Diksi dan Gaya Bahasa Komposisi Lanjutan I. Jakarta : PT. Gramedia. Kesuma, Tri Mastoyo Jati. 2007. Pengantar (Metode) Penelitian Bahasa. Yogyakarta : Penerbit Carasvatibooks. Leech, Geofrey. 1993. Prinsip-prinsip Pragmatik. Diterjemahkan oleh M.D.D. Oka. Jakarta : Universitas Indonesia. Luxemburg, Jan van dkk. 1984. Pengantar Ilmu Sastra. Diterjemahkan oleh Dick Hartoko. Jakarta : PT Gramedia. Mahsun. 2006. Metode Penelitian Bahasa Tahapan Strategi, Metode, dan Tekniknya. Jakarta : PT. RajaGrafindo Perkasa.
65
Mardalis. 1990. Metode Penelitian : Suatu Pendekatan Proposal. Yogyakarta : Bumi Aksara. Nawawi, Hadari. 1985. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. Poerwadarminta, W.J.S. 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : PN Balai Pustaka. Pusat Bahasa. 2007. Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Jakarta : Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Tarigan, H.G. 1987. Pengajaran Wacana. Bandung : Penerbit Angkasa. Rani, Abdul dkk. 2006. Analisis Wacana, Sebuah Kajian Bahasa dalam Pemakaian. Jawa Timur : Bayumedia Publishing. Sudaryanto. 1987. Metode Linguistik, Bagian Pertama, ke Arah Memahami Metode Linguistik. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. _______. 1988. Metode Linguistik, Bagian Kedua, Metode dan Aneka Teknik Pengumpulan Data. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. Sumarlam dkk. 2004. Analisis Wacana Iklan Lagu Puisi Cerpen Novel Drama. Bandung : Pakar Raya. Waluyo, Herman J. 2002. Apresiasi Puisi. Jakarta : Gramedia Pustaka Prima. Zein. 2007. ‘Profil, Biografi, Foto, Berita, Gosip, dan Info Artis Ternama’. http//www.infoartis.com/. download Februari 2008.
66
LAMPIRAN
A. Teks Ada Apa Dengan Cinta Dipopulerkan oleh Melly G. dan Eric Satu masa telah terlewati Benci dan rindu merasuk di kalbu Ada apa dengan cintaku Sulit untuk aku ungkap semua Jangan pernah bibir tertutup Bicarakan semua yang kau rasakan Cinta itu kita yang rasa Biar sengsara hati kan merana Chorus: Wahai pujangga cinta biar membelai indah Teladani kalbuku Jujurlah pada hatimu Ada apa dengan cinta Perbedaan aku dan engkau Biar menjadi bait Dalam puisi cinta terindah Andai bumi terbelah dua Biar kita tetap saling berpeluk Chorus
67
B. Teks Bukan Bintang Biasa Dipopulerkan oleh Melly G. dan BBB once upon a time ada sebuah bintang yang bersinar terang di hatimu ku akan datang lagi menjemputmu dengan cinta kan kubagikan semua bintangku kumiliki bintang bukan bintang biasa ku bisa hapuskan semua dukamu ku tak akan menghilang slalu ada di hatimu memberi bintang hanya untuk cinta dan yang terbaik selamanya bersama akan kubagikan bintangku demi cintamu and when you keep on believing thousand ones can be sees by running the miracles can do things though can't do kumiliki bintang bukan bintang biasa ku bisa hapuskan semua dukamu ku tak akan menghilang slalu ada di hatimu memberi bintang hanya untuk cinta dan yang terbaik selamanya bersama akan kubagikan bintangku demi cintamu and when you keep on believing thousand ones can be sees by running the miracles can do things though can do dan yang terbaik selamanya bersama akan kubagikan bintangku demi cintamu and when you keep on believing thousand ones can be sees by running the miracles can do things though can't do the miracles can do things though can't do
68
C. Teks Butterfly Dipopulerkan oleh Melly G. dan Ketika waktu mendatangkan cinta Aku putuskan memilih dirimu Setitik rasa itu menetes Dan semakin parah Bisa ku rasa getar jantungmu Mencintaiku apa lagi aku Jadikanlah diriku Pilihan terakhir hatimu Butterfly terbanglah tinggi Setinggi anganku untuk meraihmu Memeluk batinmu yang sama kacau Karena merindu Butterfly fly away so high As high as hopes I pray To come and reach for you Rescuing your soul The precious messed up thoughts of me and you Jalan ini jauh Namun kita tempuh Bagai bumi ini Hanya milik berdua Biar ku berlebihan Mendekatimu Namun ku tunggu
69
D. Teks Cinta Dipopulerkan oleh Melly G. dan Krisdayanti Menatap jalan yang menjauh Tentukan arah yangg ku mau Tempatkan aku pada satu Peristiwa yang membuat hati lara Di dekat engkau aku tenang Sendu matamu penuh tanya Misteri hidup akan kah menghilang Dan bahagia di akhir cerita Cinta tegarkan hatiku Tak mau sesuatu merenggut engkau Naluriku berkata Tak ingin terulang lagi Kehilangan cinta hati Bagai raga tak bernyawa Aku junjung petuamu Cintai dia yang mencintaiku Hati yang dulu belayar Kini telah menepi Bukankah hidup kita Akhirnya harus bahagia Cinta Biar saja ada Yang terjadi biar saja terjadi Bagai manapun hidup Memang hanya cerita Cerita tentang meninggalkan dengan ditinggalkan Cinta...
70
E. Teks I'm Falling In Love Dipopulerkan oleh Melly Goeslaw Kekasihku mendekat padaku Saat ini ku ingin secara kita berdua Telah lama disini Andai saja aku pengantinmu, bahagia pasti di hati Rengkuh aku bersamamu, malam ini milik kita berdua Chorus: Dan ku t'lah jatuh cinta Ku wanita dan engkau lelaki Perasaanku berkata, I'm fallin in love Sang cinta mendekatlah, malam menyanggupi jadi saksi Hati kecilku berkata, I'm fallin in love, I'm fallin in love
Chorus Jatuh cinta ternyata memang indah, apalagi bersamamu Walau aku tak pasti bisa, mendapatkan cintaku Dan ku t'lah jatuh cinta Ku wanita dan engkau lelaki Perasaanku berkata, I'm fallin in love Sang cinta mendekatlah, malam menyanggupi jadi saksi Hati kecilku berkata, I'm fallin in love
I'm fallin in love I'm fallin in love
71
F. Teks Kupu-Kupu Dipopulerkan oleh Melly Goeslaw Kecil mungil bewarna Warna-warni terangi alam Sentuhan karya indah Jika tergambar baik Mmatahati melihat kau sangat istimewa Terbang melayang-layang menari hinggapi bunga-bunga Kupu-kupu jangan pergi Terbang dan tetaplah di sini Bunga-bunga menantimu Rindu warna indah dunia Anak kecil tersenyum manis, pandang tarianmu indah Bahagia dalam nyanyian Kupu-kupu jangan pergi
72
G. Teks Menghitung Hari Dipopulerkan oleh Krisdayanti Menghitung hari, detik demi detik Masa kunanti apakah ada Jalan cerita kisah yang panjang Menghitung hari Padamkan saja kobar asmaramu Cinta putih itu akan ada Yang aku minta tulus hatimu Bukan puitis Pergi saja cintamu pergi Bila saja pada semua Biar semua tahu adanya Diriku kini sendiri
73
H. Teks My Heart Dipopulerkan oleh Acha dan Irwansyah Disini kau dan aku terbiasa bersama menjalani kasih sayang bahagia kudenganmu pernahkah kau menguntai hari paling indah ku ukir nama kita berdua disini surga kita bila kita mencintai yg lain mungkin kah hati ini akan tegar sebisa mungkin tak akan pernah sayang ku akan hilang if u love somebody could we be this strong i will fight to win our love will conquer all wouldn’t risk my love even just one night our love will stay in my heart my heart pernahkah kau menguntai hari paling indah ku ukir nama kita berdua disini surga kita bila kita mencintai yg lain mungkin kah hati ini akan tegar sebisa mungkin tak akan pernah sayang ku akan hilang bila kita mencintai yg lain mungkin kah hati ini akan tegar sebisa mungkin tak akan pernah sayang ku akan hilang
74
I. Teks Pudar Dipopulerkan oleh Rossa Kurasakan pudar dalam hatiku Rasa cinta yang ada untuk dirimu Kulelah ingin semua yang ada Ingin ku lepas semua Setan dalam hati ikut bicara Bagaimana kalo ku selingkuh saja Ku punya banyak temen lelaki Seperti ku kan bahagia Semestinya kau cari pengganti diriku saja Karena kita sudah tak saling bicara Pastikan cerita tentang kita yang tlah lalu Hanya ada dalam ingatan hatimu Maaf aku jika kau kecewa Cintamu bukanlah untuk diriku Jika memang semuakan jadi cerita Kutahu kau semakin terluka
75
J. Teks Pujaanku (Ost. Eiffel I’m in Love) Dipopulerkan oleh Melly G. dan Gimmo
Andaikan malam tiada pernahkan berakhir Setiapku bersamamu mungkin tak berujung Betapa rindu ini tak pernah mati Kekasih hatiku hanyalah engkau Saat mulut manismu memanggil namaku Hatiku pun bergetar bagai terserang rindu Bertapa aku menyanjungimu Buta mata dan hati untuk yang lain Korus: Memetik gitar menyanyi syair yang tulus Persembahan kalbuku Nantikan dikau ditidur lelapku Pujaanku Burung berkicau tanda setia pada pagi Ku dengan engkau tak bisa dipisahkan lagi Jantungku kau mintapun kan ku berikan Betapa dalamnya cinta untukmu Ulang korus
76
K. Teks Tegar Dipopulerkan oleh Rossa
Tergoda aku 'tuk berfikir Dia yang tercinta Mengapa t'lah lama tak nampak Dirimu di sini Jangankan ingin ku tersenyum Tak ada gairah Kuingin s'lalu bersamamu Kini ku resah Diriku lemah tanpamu Oh... Gapai semua jemariku Rangkul aku dalam bahagiamu Ku ingin bersama berdua selamanya Jika kubuka mata ini Ku ingin s'lalu ada dirimu Dalam kelemahan hati ini Bersamamu Aku tegar... Aku tegar....
77
L. Teks Tentang Dia Dipopulerkan oleh Melly G. dan Evan Sehitam langit di angkasa Yang mendung memurungkan bumi Takut ku ke masa yang lalu Menorehkan luka dalam hati Kekasih yakini cintaku Disinilah cintaku berlabuh Perjalanan mencari jawaban Berakhir karam dihatimu Cerita cinta anak remaja Menggauli kidung kasih Punahkah takut di hati Terkutuklah bila kita berpisah Selamanya harus bersama Buktikan kita bahagia Tentang dia tak perlu kau risau Lagu cinta hanya untuk kita Dan kini tidurku tersenyum Oh gadis aku cinta padamu Kekasih yakini cintaku Disinilah cintaku berlabuh Perjalanan mencari jawaban Berakhir karam dihatimu Cerita cinta anak remaja Menggauli kidung kasih Punahkah takut di hati Terkutuklah bila kita berpisah Selamanya harus bersama Buktikan kita bahagia Tentang dia jangan pernah terlupa Biar menjadi cerita Dibalik cerita kita Tentang dia tak perlu kau risau Lagu cinta hanya untuk kita Dan kini tidurku tersenyum Oh gadis aku cinta padamu Oh gadis aku cinta padamu
78
M. Teks Terbujuk Dipopulerkan oleh Melly Goeslaw Tak ada cinta di hati Untuk dirimu Kudekati kamu hanya Untuk membujuk Agar terwujud semua Keinginan hatiku Kalau kamu sadari Kalau kamu pahami Bujuk rayuku, menggoda angan Mungkin saat ini kamu Tak bersamaku lagi Kalau kamu sadari Kalau kamu pahami Siapa aku, apa maksudku Sedikit pun ku tak peduli Karna ku tak cinta... Kurayu dirimu Kupikat hatimu Kubuai anganmu Kamupun terbujuk Ha...aaaaaaa
79 I’M SORRY GOODBYE Do = G ; 4 0 3 4 Sebe Perta Seri
By: Melly Goeslaw
4
:5 5 5 4 4 3 3 21 ..1 7 5 5 6 .5 5 0 3 5 7 7 7 ..6 6 5 4 ..5 -lumbertemu denganmu hi-dupku bahagia Semenjak berte -mu denganmu ku ma-tama semua manis yg engkau beri-kan membuat aku me -ra-sakan cin -bu cara kau membuai ku dengan pui-tis maybe kau lupa bahwa aku ju I
5 6 4 .3 .4 4 makin ba-ha -gia -ta sebenar -nya -ga manu-si -a
0 4 4 5444 .44 3 7 7 ..3 3 22 .1.1 1 002 6 6 6 .2 2 2 .222 1 1 1 .2.2 2 . 2.. Sema -kin lama aku smakin ta-hu tentang engkau se-dikit ke -cewa ter nyata engkau tak ba -ik Sema -kin hari semakin terungkap yg sesung-guhnya ku makin ke-cewa ter nyata kau penuh dusta Yg punya mata te-linga ha -ti dan pera -sa -an II 006 1 1 1 .6 6 . .6 6 1 1 1 1 2 2 . 2 . Ma -af aku pergi dan takkan untukmu lagi Reff: 0 0 1 1 2 4 4 4 3 .5 5 .3 3 2 2 3 1 .7.1 1 0 Maafkan ku harus pergi ku tak su-ka dengan i-ni
1 1 1 .4 4 4 .4 6 7 1 7 1 7 1 2 .2 Aku tak bodoh seperti kekasihmu yg la -in
0 0 1 1 2 4 4 4 3 .5 5 .3 3 2 2 3 1 .7.1 1 006 1 1 1 .4 .4 . . 4 6 7 Terima kasih oh Tuhan Kau tunjukkan siapa di-a Ma -af kita pu-tus so thank you 1 2.2 2.1 1 7 .1 .1 1.0 So much I’m sorry goodbye Coda: 006 1 1 1 .4 .4 . . 4 6 7 Ma -af kita pu-tus so thank you
ke bait 3 lalu kembali ke Reff.
1 2.2 2.1 1 7 .1 .1 1... so much I’m sorry goodbye
2
· 0001 1 7 .1 .1 1... I’m sorry goodbye
80
BIOGRAFI PENULIS
Penulis bernama lengkap Elisabeth Dyah Primaningsih, lahir di Yogyakarta pada tanggal 14 Juli 1985. Putri pasangan Bpk. Petrus Nugroho NA dan Ibu Theresia Suprihatiningsih ini menghabiskan masa kecil hingga dewasa di kota Yogyakarta. Penulis memiliki seorang adik laki-laki bernama Markus Jalu Vianugrah yang masih duduk di bangku SMP. Penulis bersekolah di SDK Demangan Baru yang lokasinya dekat dengan USD. Setelah tamat SD penulis meneruskan sekolah di SLTPN I Depok. Tiga tahun kemudian penulis yang hobi menyanyi dan membaca buku ini bersekolah di SMUN I Depok. Pada tahun 2003 penulis memulai studi di Universitas Sanata Dharma. Selama
menjadi mahasiswa USD penulis
aktif dalam kegiatan
kemahasiswaan dan tergabung dalam Paduan Suara Mahasiswa Cantus Firmus. Penulis sempat merasakan perjuangan PSM CF dalam meraih prestasi di bidang kmpetisi paduan suara. Antara lain lomba paduan suara tingkat nasional di Bandung (KPS Unika Parahyangan 2007), Jakarta (Golden Voices Competition MNC/RCTI 2007), dan Salatiga (PESPARAWI Mahasiswa 2008). Selain aktif dalam berpaduan suara baik di lingkungan studi maupun gereja penulis cukup aktif mengikuti kegiatan di lingkup Fakultas Sastra. Salah satunya menjadi tim musik dalam pementasan baik Sastra Indonesia maupun Sastra Inggris. Saat ini
81
penulis mengisi waktu luangnya dengan bergabung menjadi Mitra Perpustakaan USD sebagai pekerja paruh waktu. Tidak hanya dalam paduan suara saja penulis menyalurkan hobi menyanyi tetapi juga denagn menyanyi tunggal. Sejak usia 5 tahun penulis sudah meraih prestasi. Sampai kini penulis masih mengembangkan potensi menyanyi dan masih cukup aktif
berpartisipasi dalam lomba menyanyi. Beberapa tahun terakhir
penulis pernah meraih kejuaraan. Antara lain Juara II Menyanyi Seriosa Selekda PEKSIMINAS 2006, Juara Harapan I Menyanyi Seriosa Selekda PEKSIMINAS 2008, dan Juara III Bintang Radio Yogyakarta 2008 Kategori Seriosa. Penulis yang ingin menjadi guru ini tetap ingin bernyanyi sampai akhir hayat. Penulis bersyukur kepada Tuhan atas talenta yang diberikanNya. Salah satunya dengan cara menyanyi dengan bentuk membutuhkan.
pelayanan di gereja dan di mana pun Tuhan