Wacana Didaktika
ANALISIS WACANA KRITIS TERHADAP CITRA ABURIZAL BAKRIE SEBAGAI CALON PRESIDEN DALAM MEDIA ONLINE VIVA NEWS DAN TEMPO.CO Oleh Agus Nasihin
ABSTRAK Teknologi internet telah menghasilkan jurnalisme dalam bentuk media daring (online) yang memiliki kelebihan dalam kecepatan menyebarkan informasi atau berita.Berita adalah sesuatu yang nyata (news is real), bagian dari realitas sosial. Akan tetapi, dalam kenyataannya berita adalah realitas yang sudah diseleksi dan disusun menurut pertimbangan-pertimbangan redaksi (second-hand reality).Paradigma kritis melihat bagaimana media dijadikan sebagai alat bagi kelompok dominan untuk melegitimasikan kekuasaannya. Media Online Viva News merupakan perusahaan yang berada di bawah PT Visi Media Asia Tbk. dimiliki oleh keluarga Bakrie.Salah satu anggota keluarga Bakrie, yaitu Aburizal Bakrie telah memproklamasikan dirinya untuk maju dalam bursa pemilihan calon presiden RI pada tahun 2014.Oleh karena itu, ketiga media di atas dapat diduga menjadi corong bagi pemberitaan-pemberitaan mengenai Aburizal Bakrie yang dapat menguntungkan dirinya.Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan pencitraan Aburizal Bakrie sebagai calon presiden dalam pemberitaan media online Viva News dan Tempo.Co berdasarkan paradigma kritis. Teori yang digunakan untuk menganalisis wacana pemberitaan Aburizal Bakrie seperti yang dimaksud di atas adalah analisis wacana kritis model Teun A. van Dijk.
1. PENDAHULUAN Jurnalistik dalam pengertian sempit disebut juga dengan publikasi cetak. Dewasa ini pengertian tersebut tidak hanya sebatas media cetak, tetapi meluas menjadi media elektronik, bahkan akhir-akhir ini telah berkembang jurnalistik secara tersambung (online journalism). Salah satu kelebihan media daring (online) ini dibandingkan dengan media cetak adalah dalam kecepatan menyebarkan informasi atau berita. Dapat dikatakan berita sudah
2
dapat disebarkan dalam beberapa menit setelah peristiwa terjadi. Berita adalah sesuatu yang nyata (news is real). Berita adalah juga peristiwa yang segar, yang baru saja terjadi. Dalam berita tersirat pesan yang ingin disampaikan wartawan kepada pembacanya. Dalam berita terdapat karakteristik intrinsik yang dikenal sebagai nilai berita (news value). Nilai berita ini menjadi ukuran yang biasa diterapkan untuk menentukan kelayakan berita (Ishwara, 2005:52-53).
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Vol. III No. 16 - Mei 2014 Meskipun berita adalah bagian dari realitas sosial yang dimuat media karena memiliki nilai yang layak untuk disebarkan kepada masyarakat (Bungin, 2003:153), dalam pandangan lain berita bukanlah realitas sebenarnya. Berita adalah realitas yang sudah diseleksi dan disusun menurut pertimbangan-pertimbangan redaksi (second-hand reality). Di dalam berita terdapat faktor-faktor subjektivitas awak media dalam proses produksi berita. Oleh karena itu, fakta atau peristiwa adalah hasil konstruksi awak media. Jika mengikuti pendapat di atas, esensi berita bertentangan dengan definisi jurnalistik dalam Kamus Istilah Jurnalistik (2003) yang mendefinisikan jurnalistik sebagai suatu seni kejujuran yang bersangkutan dengan pemberitaan dan persuratkabaran. Jurnalisme pada dasarnya menginformasikan fakta sosial dengan jujur. Akan tetapi, fakta yang direpresentasikan media (berita) sering berbeda dengan realitas sesungguhnya. Realitas yang dapat dihadirkan mediasecara simbolik sering menjadi juru bicara jurnalis, pemilik, atau penguasa. Pada akhirnya, publik tidak lagi memperoleh informasi yang akurat sesuai dengan realita. Paradigma kritis melihat bagaimana media dijadikan sebagai alat bagi kelompok dominan untuk melegitimasikan kekuasaannya. Oleh karena itu, wacana tidak hanya dipahami sebagai studi bahasa, tetapi harus dikaitkan dengan konteks yang berada disekitarnya ketika wacana itu dibentuk. Paradigma ini memandang bagaimana media, dan pada akhirnya berita harus dipahami dalam keseluruhan proses produksi dan struktur sosial (Eriyanto, 2001:21). Universitas Wiralodra Indramayu
Beberapa perusahaan yang bergerak dalam bidang media di Indonesia, baik media cetak maupun media elektronik dikuasai oleh orang-orang tertentu yang memiliki afiliasi pada partai politik tertentu. Ada yang berasal dari pengusaha non-media yang merambah usaha dalam bidang media, kemudian berafiliasi pada partai politik. Ada pula yang awalnya pengusaha dalam bidang media cetak kemudian merambah ke media elektronik dan akhirnya berlabuh di partai politik. Keadaan tersebut telah mengubah media menjadi alat “perjuangan” bagi pemilikinya untuk menduduki kekuasaan di pemerintahan atau di bidang politik. Seperti diketahui khalayak, media elektronik (televisi) AN TV dan TV One serta Media Online Viva News merupakan perusahaan yang berada di bawah PT Visi Media Asia Tbk. Perusahaan tersebut dimiliki oleh keluarga Bakrie. Salah satu anggota keluarga Bakrie, yaitu Aburizal Bakrie telah memproklamasikan dirinya untuk maju dalam bursa pemilihan calon presiden RI pada tahun 2014. Oleh karena itu, ketiga media di atas dapat diduga menjadi corong bagi pemberitaan-pemberitaan mengenai Aburizal Bakrie yang dapat menguntungkan dirinya. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan pencitraan Aburizal Bakrie sebagai calon presiden dalam pemberitaan media online Viva News dan Tempo.Co berdasarkan paradigma kritis. Media OnlineViva News diduga akan dengan jelas menempatkan keberpihakannya kepada Aburizal. Sementara itu, Media OnlineTempo.Co diduga akan bersikap netral dan memberi porsi yang seimbang kepada Aburizal Bakrie.
3
Wacana Didaktika Teori yang digunakan untuk menganalisis wacana pemberitaan Aburizal Bakrie seperti yang dimaksud di atas adalah analisis wacana kritis model Teun A. van Dijk. Model ini yang dipilih karena van Dijk mengelaborasi elemen-elemen wacana sehingga bisa didayagunakan dan dipakai secara praktis (Eriyanto, 2001: 221). Model analisis van Dijk dikenal dengan “kognisi sosial”. Pada dasarnya metode kerangka analisisnya menyangkut tiga struktur, yaitu teks, kognisi sosial, dan analisis sosial. Analisis dalam makalah ini lebih difokuskan pada analisis teks. Data yang dianalisis diambil dari media onlineViva News dan media onlineTempo.Co. Berdasarkan penelusuran ditemukan data yang berkaitan dengan pemberitaan Aburizal Bakrie sebagai berikut.
2. PENCITRAAN, MEDIA, DAN ANALISIS WACANA MODEL TEUN VAN DIJK a.
Pencitraan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) kata “citra” diartikan sebagai gambaran yang dimiliki orang banyak mengenai pribadi, perusahaan, atau produk. Sedangkan istilah “citra politik” diartikan sebagai gambaran diri yang ingin diciptakan oleh seorang tokoh masyarakat. Kata “pencitraan” berkaitan dengan hal yang abstrak. Walaupun demikian, pencitraandapat dirasakan, baik positif maupunnegatifyang datangdari khalayak sasaran pada khususnya dan masyarakat luas pada umumnya. Citra terbentuk dari akumulasi ucapan, tindakan, maupun perilaku.
Aburizal Bakrie dan Golkar
4
Viva News
Tempo.Co
Ulama Bantul Dukung Aburizal Jadi Capres 2014 Maju sebagai capres, Aburizal mengaku tak ingin mencari kekayaan. (Jum’at, 15 Maret 2013)
Aburizal Bakrie Capres Paling ‘Juara’ di Twitter (Rabu, 16 Januari 2013)
ARB Jawab Pertanyaan Siswa Soal Lumpur Sidoarjo “Sudah sekitar Rp9 triliun dana digelontorkan untuk membantu korban.” (Sabtu, 16 Maret 2013)
Aburizal Bakrie Didemo Mahasiswa Malang (Jum’at, 05 April 2013)
Aburizal Tak Risau dengan Lumpur Sidoarjo Ia mengakui persoalan lumpur Sidoarjo itu memang belum tuntas. (Senin, 29 April 2013)
Ridwan Hisyam Kecewa Tak Didukung Aburizal Bakrie (Senin, 25 Maret 2013)
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Vol. III No. 16 - Mei 2014 Pencitraan seseorang terbentuk ada yang sengaja diolah dengan harapan mendapat citra positif di mata publik atau masyarakat luas. Akan tetapi, pencitraan tersebut tidak selalu menghasilkan opini publik yang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pelaku pencitraan. Keberagaman latar belakang, status sosial dan ekonomi, perbedaan pengalaman, serta aspek-aspek lain dapat memengaruhi pemaknaan akan pencitraan yang dibangun. Citra dapat dibentuk melalui penyelenggaraan suatu kegiatan, penyebaran informasi melalui media, maupun penampilan diri di tengah publik. Suatu kegiatan khusus diadakan sebagai ajang publikasi dan sarana pencitraan. Citra tersebut dapat terbentuk berdasarkan pemikiran, pengetahuan, pengalaman, dan latar belakang publik. Pencitraan pribadi, terkait dengan pembentukan pencitraan diri pada sosok pemimpin merupakan hal penting yang menjadi program kampanye pada kegiatan politik pada umumnya. Dalam upaya pengenalan, pembentukan, maupun penguatan citra diri pada publik perlu adanya suatu eksistensi diri sebagai politisi yang baik. Tokoh populer tidak otomatis akan dipilih maupun disukai khalayak atau publik karena popularitas tidak selalu berbanding lurus dengan elektabilitas. Oleh karena itu, pencitraan dalam hal ini sangatlah dibutuhkan. Melalui pencitraan dapat didistribusikan informasi-informasi mengenai diri tokoh tersebut. Pencitraan tidak selalu berjalan sesuai dengan harapan. Pencitraan negatif pun
Universitas Wiralodra Indramayu
dapat muncul sebagai akibat dari perbedaan latar belakang, pengalaman, maupun pengetahuan masyarakat yang berbedabeda. Selain itu, pencitraan negatif pun dapat muncul dari lawan politik. Lawan politik membentuk suatu taktik politik yang sering disebut sebagai black campaign. Ruang-ruang publik, seperti media menjadiruang ekspresi yang tidak lepas dari berbagai manuver, taktik, dan strategi politik yang dilakukan oleh elit politik. Teknik pemasaran politik dengan mengemas citra sosok personal kerap digunakan dalam praktik politik pencitraan (politics of image) untuk menciptakan opini publik. Politik citra mendistorsi hubungan-hubungan langsung penguasa dan rakyat. Para elit politik akan terus membangun citra dan tujuannya hanya satu, yaitu mendapatkan kekuasaan (Sudrijanta, 2009:234). Penciptaan opini publik dalam dunia politik pencitraan mengarah padanarasi yang dikonstruksikan melalui bahasa. Dengan demikian, bahasa digunakan untuk memberikan akses tertentu terhadap suatu peristiwa atau tindakan, misalnya dengan menekankan, mempertajam, memperlembut, mengagungkan, melecehkan, membelokkan, mengaburkan peristiwa atau tindakan. Bagi suatu kekuatan politik, sikap sebuah media menentukan pencitraan dan opini publik sebab komunikasi politik bergantung pada cara media mengkonstruksi kekuatan politik itu. Media massa mempunyai kekuatan yang signifikan dalam komunikasi politik untuk memengaruhi khalayak (Hamad, 2004:30).
5
Wacana Didaktika b. Media Media massa tidak berada di ruang vakum, media sesungguhnya berada di tengah realitas sosial yang sarat dengan berbagai kepentingan (Sobur, 2004: 29). Dengan demikian, media dapat dijadikan sebagai ruang tempat berbagai ideologi direpresentasikan. Media bisa menjadi alat hegemoni, penyebaran ideologi penguasa, alat legitimasi, merekonstruksi realitas, dan kontrol atas wacana publik (Dosi, 2012:17). Lebih ekstrem lagi ada yang berpendapat bahwa media massa tidak pernah dan tidak akan lebih banyak memberikan kebenaran atau kenyataan. Media massa lebih banyak menjanjikan mimpi dan fiksi. Media massa tidak lagi menunggu peristiwa, tetapi menciptakan peristiwa, menafsirkan dan mengarahkan terbentuknya “kebenaran”. Meski semua media mengandung bias, derajatnya berbeda-beda. Media yang derajat biasnya rendah cenderung objektif. Sebaliknya, media yang derajat biasnya tinggi akan semakin jauh dengan fakta. Derajat bias ini menurut Al-Zastrouw, seperti dikutip Sobur (2004: 25) setidaknya dipengaruhi oleh tiga hal, yaitu (1) kapasitas dan kualitas pengelola media; (2) kuatnya kepentingan yang sedang bermain dalam realitas sosial; (3) taraf kekritisan masyarakat. c.
Analisis Wacana Model Teun Van Dijk
Teks merupakan bagian dari wacana. Dalam hal ini, analisis teks bertujuan untuk mengungkap suatu teks. Van Dijk membagi
6
elemen wacana ini dalam tiga tingkatan, yaitu struktur makro, superstruktur, dan struktur mikro. Akan tetapi, semua elemen tersebut merupakan suatu kesatuan yang saling terkait, berhubungan, dan mendukung satu sama lainnya. Struktur makro merupakan makna global atau umum dari suatu teks yang dapat diamati dengan melihat topik atau tema yang dikedepankan dalam suatu teks. Superstruktur merupakan struktur wacana yang berhubungan dengan kerangka suatu teks, bagaimana bagian-bagian tersusun secara utuh. Struktur mikro adalah makna wacana yang dapat diamati dari bagian kecil suatu teks, seperti kata, kalimat, proposisi, anak kalimat, parafrase, dan gambar (van Dijk dalam Eriyanto, 2009: 226). Dalam tiap struktur yang dikemukakan van Dijk tersebut terdapat beberapa hal yang diamati secara terinci pada unit analisisnya masing-masing. Pada elemen tematik, unit analisisnya meliputi tema atau topik yang dikedepankandalam suatu teks. Pada elemen skematik, unit analisisnya meliputi teks, mengenai bagaimana bagian dan urutan berita diskemakan dalam teks berita utuh. Semantik memiliki unit analisis paragraf, mengamati makna yang ingin ditekankan dalam teks. Sintaksis unit analisisnya menggali lebih dalam pada kalimat proposisi mengenai bagaimana kalimat (bentuk dan susunan) yang dipilih, koherensi, dan kata ganti. Dalam elemen stilistik, unit analisisnya merupakan teks, yang diamati adalah bagaimana pilihan kata yang dipakai dalam teks tersebut (leksikon). Sedangkan pada elemen retoris, unit analisisnya merupakan kalimat
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Vol. III No. 16 - Mei 2014 proposisi, hal-hal yang diamati adalah bagaimana cara penekanan yang dilakukan dalam grafis, metafora, ekspresi. Semua elemen di atas memiliki keterkaitan antara elemen satu dengan elemen lainnya dan saling mendukung. Skema ini mempelajari suatu teks dengantujuan untuk memahami isi dari suatu teks dan elemen yang membentuknya, kata, kalimat, paragraf, dan proposisi. Melalui skema ini pula, pemahaman akan bagaimana penulis mengungkapkan teks tersebut ke dalam pilihan bahasa tertentuserta bagaimana retorika yang digunakan. Analisis teks merupakan suatu proses analisis data teks, objek yang diteliti merupakan struktur dari teks mengenai kosakata, kalimat, proposisi, maupun paragraf untuk menjelaskan dan memaknai suatu teks. Dalam suatu teks terdapat unsur-unsur yang membentuk teks tersebut secara global dan koheren sehingga menimbulkan suatu pemaknaan tertentu. Analisis teks berhubungan dengan studi mengenai bahasa maupun penggunaannya. Dalam hal ini, Van Dijk membagi tingkatan teks dalam tigaelemen, yaitu struktur makro, superstruktur, dan struktur mikro.
3. CITRA ABURIZAL BAKRIE SEBAGAI CALON PRESIDEN a.
Tematik
Tematik merupakan unsur global atau menyeluruh dari suatu wacana.Tema wacana-wacana beritayang dianalisis memberikan suatu gambaran umum mengenai pendapat yang ingin disampaikan. Berdasarkan analisis jelas sekali perbedaan antara Viva News dengan Tempo.Co dalam mengangkat dan memilih tema pemberitaan walaupun semua berkaitan dengan sosok Aburizal Bakrie. Viva News mengangkat tema tentang dukungan ulama Bantul terhadap pencalonan Aburizal Bakrie sebagai presiden peroide 2014–2019. Kemudian menurunkan berita juga mengenai kasus lumpur Lapindo yang dipolitisasi garagara Aburizal Bakrie maju sebagai calon presiden 2014.Tema yang ketiga berkaitan dengan berita elektabilitas Aburizal Bakrie yang tidak terpengaruh oleh masalah lumpur Lapindo. Ketiga tema tersebut memberikan gambaran mengenai sisi positif Aburizal Bakrie.
Struktur Teks Model Van Dijk Struktur Makro Makna global dari suatu teks yang dapat diamati dari topik atau tema yang diangkat oleh suatu teks. Superstruktur Kerangka suatu teks, seperti bagian pendahuluan, isi, penutup, dan kesimpulan. Struktur Mikro Makna lokal dari suatu teks yang dapat diamati dari pilihan kata, kalimat dan gaya yang dipakai oleh suatu teks.
Universitas Wiralodra Indramayu
7
Wacana Didaktika
Sebaliknya, Tempo.Co menggambarkan sisi negatif atau sisi yang kurang menguntungkan bagi Aburizal Bakrie. Pada judul berita yang pertama terdapat kata “juara”, tetapi ditulis menggunakan tanda petik yang mengandung konotasi. Hal tersebut mendapatkan penjelasan pada badan berita bahwaAburizal juara dalam jumlahkomentar di dunia jejaring sosial, tetapi isinya lebih banyak bernada negatif. Pada berita kedua yang dibicara-
8
kan adalah masalah demo mahasiswa Universitas Brawijaya menolak kedatangan Aburizal Bakrie.Berita seperti ini tentu saja akan sangat merugikan Aburizal Bakrie. Bahkan pada berita ketiga, masalah yang diangkat muncul dari kader Golkar sendiri, yaitu kekecewaan Ridwan Hisjam, Wakil Bendahara Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar,yang tidak direkomendasikan Aburizal Bakrie sebagai calon gubernur/wakil gubernur Jawa Timur.
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Vol. III No. 16 - Mei 2014
Tematik
Viva News
Tempo.Co
Ulama Bantul mendukung pencalonan Aburizal Bakrie sebagai presiden peroide 2014 – 2019
Aburizal Bakrie menempati posisi “juara” jumlah komentar di sosial media (komentar negatif)
Kasus lumpur Lapindo dipolitisasi karena Aburizal Bakrie maju sebagai calon presiden 2014
Mahasiswa Unibraw Malang Mendemo Aburizal Bakrie
Aburizal Bakrie tidak resah dengan adanya kasus lumpur Lapindo karena tidak memengaruhi elektabilitasnya
Kekecewaan Ridwan Hisjam, Wakil Bendahara DPP Partai Golkar Jawa Timur, terhadap Aburizal Bakrie
b. Skematik Dalam konteks penyajian wacana, meskipun bentuk dan skema teks yang beragam, namun informasi yang disampaikan secara hipotetik pada umumnya mempunyai dua kategori skema besar. Pertama, summary yang umumnya ditandai dengan dua elemen yakni judul dan lead (teras). Kedua elemen skema ini merupakan elemen yang dianggap paling penting. Kedua, story atau isi wacanasecara keseluruhan. Lead dapat dilihat pada paragraf awal dari suatu teks yangsecara ringkas bisa memberikan gambaran mengenai apa yang hendak dijelaskan dalam tulisan tersebut. Secara skematik model penulisan judul dalam Viva News selalu disertai dengan subjudul yang ikut menjelaskan judul secara langsung atau menggambarkan sebagian topik, seperti judul “Ulama Bantul Dukung Aburizal Jadi Capres 2014”. Sedangkan subjudulnya adalah “Maju sebagai capres, Aburizal mengaku tak ingin mencari kekayaan”. Ketiga berita yang diaUniversitas Wiralodra Indramayu
nalisis menunjukkan bahwa teras berita menjelaskan secara langsung judul berita sehingga pembaca akan mendapatkan gambaran yang cukup mengenai isi berita. Sementara itu, dalam badan berita pernyataan-pernyataan yang dikutip terfokus pada segala sesuatu yang diucapkan atau yang disampaikan oleh Aburizal Bakrie. Sebagian kecil ada juga pernyataan yang dikutip dari orang-orang yang mendukung Aburizal Bakrie, misalnya mengutip pendapat salah satu ulama yang mendukung pencapresan Aburizal. Skema yang digunakan oleh Tempo.Co dalam menuliskan judul pendek-pendek. Isinya menukik langsung pada inti pemberitaan, seperti “Aburizal Bakrie Didemo Mahasiswa Malang”. Teras berita sebagaimana tugasnya, dalam ketiga pemberitaan ini merupakan penjelasan judul dan sekaligus menjadi ikhtisar isi berita. Pernyataan-pernyataan yang dikutip diambil dari orang-orang yang tidak memiliki kepentingan langsung bahkan berseberangan
9
Wacana Didaktika Unit Analisis
Skematik
Viva News Judul dan subjudul
Judul
Lead berupa penjelasan judul dan ikhtisar isi
Lead berupa penjelasan judul dan ikhtisar isi
Kutipan komentar Aburizal Bakrie dan para pendukungnya
Kutipan komentar orang yang netral atau penentang Aburizal Bakrie
dengan Aburizal Bakrie, misalnya pernyataan Direktur Politicawave atau komentar juru bicara aksi mahasiswa. c.
Tempo.Co
Semantik
Semantik dalam skema Van Djik dikategorikan sebagai makna lokalyang muncul sebagai hasil dari hubungan antarkalimat dan antarproposisi yang membangun makna tertentu dalam suatu bangunan teks.Analisis semantik ini berkaitan dengan latar, detail, maksud, dan praanggapan. 1) Latar: Berita tentang Aburizal Bakrie dalam Viva News diberi latar yang akan meng-
angkat citra Aburizal. Latar-latar yang dimaksud, seperti memiliki pengalaman sebagai menteri, orang yang kaya dan populer, memiliki visi-misi, keputusan MA menyatakan bukan kesalahan Lapindo, dan bertanggung jawab telah mengucurkan dana. Sementara itu, Tempo.Co memberitakan yang sebaliknya. Aburizal Bakrie bahkan dikesankan memiliki banyak persoalan. Aburizal Bakrie menduduki peringkat pertama dalam jumlah komentar di jejaring sosial, tetapi komentar buruk; kasus lumpur Lapindo sebagai batu sandungan; kekecewaan kader Golkar yang tidak diusung Aburizal Bakrie, dan sebagainya.
Unit Analisis
Viva News
Tempo.Co
Latar
Aburizal orang yang memiliki pengalaman sebagai mantan Menkoperekonomian, Menkokesra, Ketua Kadin dan berbagai organisasi yang lainnya.
penelitian @politicawave yang dilakukan dengan cara menangkap ribuan percakapan di sosial media--Twitter, Facebook, blog, forum diskusi, dan YouTube--pada periode 1 Oktober sampai 31 Oktober 2012
Aburizal Bakrie adalah orang yang sudah kaya dan populer
kedatangan Aburizal sebagai pembicara pada kuliah tamu di Universitas Brawijaya
10
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Vol. III No. 16 - Mei 2014 sehingga dirinya menjamin tidak akan terjadi korupsi. Aburizal adalah seorang pemimpin ditegaskan melalui latar acara yang bertajuk “Rakyat Bertanya, Pemimpin Menjawab”.
kasus lumpur Lapindo sebagai batu sandungan bagi Aburizal di berbagai tempat
Secara hukum kasus lumpur Lapindo telah sampai ke tingkat MA dan dinyatakan tidak bersalah.
kekecewaan Ridwan Hisyam sebagai kader Golkar
Bantuan yang telah diberikan Keluarga Bakrie sebesar 9 triliun rupiah.
rapat kerja daerah pada Januari 2013 memutuskan namanama untuk mendampingi Soekarwo, di antaranya Ridwan Hisjam, Sambari Halim, Gatot Sudjito, dan Rendra Kresna
Aburizal memiliki visi-misi, ditunjukkan melalui acara pemaparan visi-misi capres dalam forum Kuliah Umum Kandidat Capres 2014 di Jakarta.
2) Detail Berita yang mengedepankan detail pun memperlihatkan bahwa Viva News menggunakan detail berupa penjelasan tentang Aburizal Bakrie, kegiatan serta ucapan-ucapannya. Detail juga dipilih pada hal-hal yang menunjukkan dukungan terhadap Aburizal. Pada pemberitaan Tempo.
Universitas Wiralodra Indramayu
Co terlihat sebaliknya, tidak ada penjelasan dan kutipan ucapan Aburizal Bakrie sebagai detail. Penulis berita lebihmemilih detail orang-orang yang berseberangan dengan Aburizal, misalnya mahasiswa yang mendemo Aburizal atau kader Golkar yang merasa dikhianati oleh Aburizal.
11
Wacana Didaktika Unit Analisis
Viva News
Tempo.Co
Penyebutan jumlah kecamatan asal ulama yang mendukung Aburizal Bakrie.
Angka-angka raihan setiap tokoh politik yang berpotensi untuk mencalonkan diri menjadi presiden dengan menyebutkan nama-nama tokoh tersebut satu per satu.
Penyebutan nama-nama pejabat Golkar yang hadir pada saat pernyataan dukungan.
Aburizal Bakrie menduduki posisi pertama, tetapi banyak komentar bernada negatif karena selalu dikaitkan dengan kasus lumpur Lapindo dan Golkar masa Orba
Penyebutan jabatan-jabatan yang pernah disandang Aburizal sebelumnya.
aksi mahasiswa: tempat aksi dan peristiwa aksi
Detail
Pernyataan Aburizal Bakrie bahwa banyak korban tanpa surat tanah tetap mendapat bantuan, mereka cukup diminta bersumpah dan diberi bantuan dengan harga yang sangat tinggi. Keluarga besar Bakrie telah mengeluarkan uang Rp9 triliun untuk warga yang menjadi korban bencana itu. Kasus program tayangan Indonesia Super League yang sempat diacak oleh stasiun televisi miliknya.
12
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Vol. III No. 16 - Mei 2014 3) Maksud Maksud-maksud yang ingin disampaikan dalam berita di Viva News begitu eksplisit. Hal ini mengindikasikan bahwa penulis berita ingin mengedepankan sisi positif Aburizal. Aburizal digambarkan seViva News
Tempo.Co
Sosok Aburizal digambarkan sebagai orang kaya, memiliki keluarga yang harmonis, tokoh yang populer, berpengalaman di pemerintahan.
penolakan mahasiswa Universitas Brawijaya terhadap Aburizal Bakrie karena masih memiliki masalah dengan kasus lumpur Lapindo
Sosok Aburizal digambarkan sebagai orang yang tidak bersalah, perhatian, suka membantu, dan orang yang dizalimi.
merugikan salah satu pihak (Aburizal Bakrie) dan menguntungkan pihak lain (Prabowo dan Makhfud Md)
Sosok Aburizal digambarkan sebagai orang yang tidak risau, dermawan, bertanggung jawab, pemilik stasiun televisi yang telah berjasa memberi hiburan tayangan sepak bola.
adanya masalah di tubuh pengurus Golkar, khususnya Golkar Jawa Timur, yaitu terjadinya inkonsistensi atau pengkhianatan terhadap kader Golkar yang lain
Unit Analisis
Maksud
jadi menteri sehingga akan mampu juga menjadi pemimpin di pemerintahan; keluarga Bakrie sudah membayar Rp9 triliun berarti dapat dipastikan sisanya juga akan dibayar; kasus lumpur Lapindo tidak berpengaruh terbukti dari elektabilitas yang
bagai sosok orang kaya, populer, memiliki keluarga harmonis, suka membantu, orang yang dizalimi, dan sebagainya. Sementara itu Tempo.Co bermaksud menginformasikan penolakan mahasiswa dan munculnya kekecewaan pada kader Golkar. 4) Praanggapan Praanggapan dalam Viva News jelas sekali terlihat pada tuturan Aburizal yang dikutip wartawan bahwa Aburizal orang kaya sehingga tidak akan melakukan korupsi; Aburizal memiliki pengalaman menUniversitas Wiralodra Indramayu
semakin hari semakin meningkat, dan sebagainya. Praanggapan dalam Tempo.Co menempatkan Aburizal Bakrie sebagai sosok yang negatif. Aburizal menjadi “juara” karena banyak disebut dalam jejaring sosial, tetapi komentar negatif. Aburizal Bakrie berdosa karena masih banyak korban Lapindo yang belum dibayar; Aburizal datang ke kampus-kampus hanya untuk pencitraan dan cuci tangan dari kasus Lapindo.
13
Wacana Didaktika Unit Analisis
Praanggapan
Viva News
Tempo.Co
Aburizal orang yang kaya dan telah populer sehingga tidak akan korupsi;
pernyataan Direktur Politicawave: Aburizal paling banyak disebut di Twitter dan Facebook, bukan jaminan bakal menang karena banyak disebut dengan nada negatif
pengalamannya menjadi menteri dan ketua Ikadin merupakan modal yang sangat berharga jika terpilih menjadi presiden;
pernyataan juru bicara aksi:Aburizal Bakrie berdosa. Banyak korban Lapindo belum dibayar
keterlambatan pembayaran disebabkan kondisi perusahaan;
pernyataan juru bicara aksi: kedatangan Aburizal Bakrie ke kampus hanya untuk melakukan pencitraan dan mencoba cuci tangan dari kasus lumpur Lapindo
keluarga Aburizal telah membayar Rp9 triliun dan sisanya Rp800 miliar dipastikan akan dibayar; politisasi biasa terjadi dalam politik digunakan untuk menyerang lawan; elektabilitasnya yang tinggi sebagai bukti kecilnya pengaruh kasus lumpur Lapindo; persoalan lumpur Lapindo belum tuntas, tetapi ia (Aburizal) tetap akan bertanggung jawab.
d.
Sintaksis Cara maupun strategi dalam menampilkan sosok sebagai suatu citra yangpositif maupun negatif dilakukan dengan me-
14
manipulasi politik menggunakansintaksis (kalimat). Dalam memanupulasi kalimat dilakukan seperti denganpemakaian kata ganti, aturan tata kata, kategori sintaksis Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Vol. III No. 16 - Mei 2014 yang spesifik, pemakaiankalimat aktif atau pasif, peletakan anak kalimat, pemakaian kalimat yangkompleks, dan sebagainya. Kalimat-kalimat aktif yang digunakan dalam Viva News mengarah pada aktivitas subjek (Aburizal Bakrie) yang sepenuhnya sudut pandang pemberitaannya diambil dari sosok Aburizal. Sedangkan dalam Tempo.Co yang dijadikan sebagai sudut pandang (angle) adalah orang-orang yang berseberangan dengan Aburizal, bahkan penggunaan kalimat-kalimat pasif mengesankan sudut pandang keberpihakan peViva News
Tempo.Co
Penggunaan kalimat aktif pada berita pertama sangat penting karena kata kuncinya adalah, “memberikan dukungan”.
yang menjadi subjek dalam berita ini adalah Aburizal Bakrie, tetapi cenderung merugikan Aburizal
pada berita kedua kalimatkalimat aktif yang digunakan mengesankan bahwa Aburizal sudah sangat proaktif dalam memberi bantuan kepada korban lumpur Lapindo.
yang dikedepankan dalam judul adalah sosok Aburizal Bakrie sedangkan kalimat yang digunakan adalah kalimat pasif sehingga terkesan lebih berpihak pada aksi mahasiswa
Aburizal Bakrie sebagai subjek berita, semua pernyataannya dikutip oleh si penulis
kalimat-kalimat aktif digunakan di dalam tubuh berita berkaitan dengan aksi mahasiswa
kata hubung “namun demikian” merupakan penegasan dari koherensi kondisional yang mengajak pembaca secara logis menghubungkan dengan kondisi Aburizal kini dan implikasinya pada masa yang akan datang.
penggunaan kata hubung “meskipun” menegaskan adanya negasi terhadap terpilihnya Aburizal sebagai presiden
Unit Analisis
Bentuk Kalimat
Koherensi
nulis pada “lawan” Aburizal. Demikian pula dengan pemanfaatan kata hubung (koherensi) digunakan oleh Viva News untuk mengkonstruksi logika pembaca. Sebaliknya, Tempo.Co menggunakan koherensi untuk menggambarkan sisi kekurangan-kekurangan Aburizal. Penggunaan kata ganti dalam pemberitaan Viva News berkaitan dengan usaha mempopulerkan Aburizal dengan penggunaan panggilan Ical atau ARB, sedangkan dalam Tempo.Co tidak ditemukan sebutan-sebutan yang akan menguntungkan Aburizal.
Universitas Wiralodra Indramayu
15
Wacana Didaktika penggunaan kata hubung “meski” merupakan penegasan dari koherensi kondisional yang berusaha memengaruhi pembaca agar berempati.
penggunaan kata hubung “bandingkan” meminta pembaca untuk membandingkan dengan yang lebih baik sehingga Aburizal berada di bawah
penggunaan kata hubung “bahkan” mengesankan Aburizal sebagai sosok yang dermawan
penggunaan kata hubung “meski demikian” menegaskan bahwa keputusan pusatlah yang wajib diikuti, tetapi pernyataan itu disusul dengan kekecewaan
Penggunaan kata hubung “tetapi” merupakan penegasan tidak terjadi sesuatu yang mengganggu pencapresannya.
16
Sosok yang ditonjolkan adalah Aburizal Bakrie sehingga lebih banyak menggunakan kata ganti “saya”.
Aburizal yang menjadi pusat pemberitaan, tetapi tidak mendapatkan penguatan dengan penggunaan kata ganti Ical atau ARB, hanya mendapatkan penjelasan sebagai Ketua Umum Partai Golkar.
Penulisan nama Aburizal Bakrie yang diselingi oleh singkatan ARB atau panggilan Ical juga digunakan
penyebutan nama juru bicara aksi menunjukkan bahwa berita ini dapat dipertanggungjawabkan atau aksi mahasiswa tersebut dapat dipertanggungjawabkan.
Nama ARB yang dipopulerkan untuk mengusung pencapresannya digunakan dalam judul.
Ridwan Hisyam sebagai Wakil Bendahara Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar dan sebagai mantan Ketua Golkar Jawa Timur tidak didukung Aburizal Bakrie
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Vol. III No. 16 - Mei 2014 e.
Stilistik -Leksikon Stilistik lebih mencermati padacara yang digunakan penulis untuk menyatakan maksudnya dengan menggunakan bahasa sebagai sarananya. Dengan kata lain, style dapat diterjemahkan sebagai gaya bahasa. Gaya bahasa sendiri adalah cara menggunakan bahasa dalam kontekstertentu oleh orang tertentu dan dengan tujuan tertentu pula. Dalam hal ini yang unit analisis yang dilihat adalah penggunaan leksikon atau pilihan kosakata.
f.
Retoris Retoris pada dasarnya adalah gaya atau cara penekanan yang dilakukan dalam bentuk tulisan. Elemen-elemen yang diteliti sendiri meliputi grafis,metafora, dan ekspresi. Elemen ini merupakan bagian untuk memeriksa apa yang ditekankan atau ditonjolkan oleh penulis yang dapat
Viva News
Unit Analisis
Leksikon
seperti “juara paling buncit”, “aksi”, “unjuk rasa”, “dosa”, “korban lumour Lapindo”.
Tempo.Co
presiden, calon presiden, dukungan, mendukung, Tuhan
presiden, calon presiden, pesan, paling juara, dan juara paling buncit.
bantuan bagi korban, bersedia membantu korban, tetap mendapat bantuan, dana digelontorkan, diberi bantuan dengan harga yang sangat tinggi, pasti dibayar, berempati dan memilih membantu korban
aksi unjuk rasa, menggelar aksi, menolak kehadiran, pencitraan, dosa, korban, lumpur Lapindo.
tidak akan lari dari tanggung jawab, elektabilitas dan popularitas tinggi
kecewa, rekomendasi, dukungan,aspirasi
Kosakata yang dipilih oleh Viva News terlihat berorientasi pada upaya mengangkat citra Aburizal yang akan maju menjadi calon preside. Kosakata “dukungan”, “mendukung”, “membantu”, “bantuan”, “tanggung jawab” menunjukkan kaitan dengan pencalonan Aburizal sebagai presiden dan kasus lumpur Lapindo. Kosakata yang dipilih Tempo.Co berkaitan dengan citra yang tidak menguntungkan bagi Aburizal, Universitas Wiralodra Indramayu
diamati dari teks. Dalamwacana teks, grafis biasanya muncul melalui bagian tulisan yang dibuat laindibandingkan dengan tulisan yang lain. Misalnya, pemakaian huruf tebal, hurufmiring, garis bawah, maupun huruf yang dibuat dengan ukuran yang lebih besar. Secara grafis, foto yang dipilih oleh Viva News menggambarkan sosok Aburizal yang ramah, dekat dan diterima masyara-
17
Wacana Didaktika kat. Banyaknya penggunaan tanda petik sebagai tanda kutipan-kutipan terhadap ujaran langsung Aburizal mendominasi isi berita. Sebaliknya, tanda petik yang digunakan dalam mengapit suatu kata dalam pemberitaan Tempo.Co karena bermuatan konotatif dan ironi. Kutipan-kutipan ujaran dalam isi berita pun muncul dari Unit Analisis
Grafis
pihak-pihak yang berseberangan dengan Aburizal. Dari sudut penggunaan metafora, baik dalam Viva News maupun dalam Tempo.Co tidak banyak ditemukan. Dalam Viva News penggunaan metafora “digelontorkan” sebagai ganti kata “dibayarkan” berkesan bahwa uang yang diberikan begitu banyak.
Viva News
Tempo.Co
tanda petik karena lebih didominasi oleh pengutipan pernyataan atau ujaran Aburizal Bakrie
Kata “juara” pada judul yang diberi tanda petik berkonotasi negatif
adalah foto Aburizal Bakrie yang sedang diapit oleh puluhan orang, yang di antaranya ada beberapa orang mengenakan kopiah dan selendang kuning, sebagai warna Golkar
kata “juara” pada penutup disandingkan dengan kata “buncit”, yang menunjukkan nada ironi
foto Aburizal Bakrie yang sedang memberikan kuliah dengan pose mengangkat tangan dilatarbelakangi oleh warna kekuning-kuningan.
Foto Aburizal Bakrie close up tanpa ekspresi; foto Aburizal Bakrie dengan latar Partai Golkar; foto Ridwan Hisjam secara close up penggunaan tanda petik sebagai kutipan ujaran atau pendapat Ridwan Hisjam yang kecewa tidak direkomendasi oleh partainya. penggunaan tanda petik sebagai kutipan ujaran atau pendapat juru bicara aksi.
Metafora
18
“sekitar Rp9 triliun dana digelontorkan” bermakna sudah begitu banyak
“juara paling buncit” sebenarnya bermakna ironi.
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Vol. III No. 16 - Mei 2014 “kami sumpah pocong dan dibayar”, dapat diartikan
“menggelar aksi” dapat diartikan penghalusan makna
sindiran sekaligus menunjukkan sebagai seorang dermawan
“pinangan sebagai calon wakil gubernur”dapat diartikan sebagai orang yang penting “posisi saya tetap stand by” dapat diartikan menunggu dansiap bekerja sama dengan siapa saja.
4. PENUTUP Dari hasil analisis dan pembahasan terhadap wacana-wacana berita tentang Aburizal Bakrie dalam media Online Viva News dan Tempo.Co dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut. 1) Pencitraan terhadap sosok Aburizal Bakrie yang dilakukan oleh Viva News sangat eksplisit. Hal ini menunjukkan bahwa hegemoni atau konstruksi pencitraan telah berhasil dilakukan oleh pemilik media. 2) Pencitraan terhadap sosok Aburizal Bakrie, baik sengaja ataupun tidak, dilakukan juga oleh Tempo.Co secara imlpisit. Pencitraan yang terbangun terhadap sosok Aburizal Bakrie adalah pencitraan yang cenderung negatif. 3) Viva News mencitrakan sosok Aburizal Bakrie sebagai orang kaya, populer, keluarganya harmonis, suka menolong, perhatian, tidak bersalah, orang yang dizalimi. 4) Tempo.Co mencitrakan sosok Aburizal Bakrie sebagai orang yang berdosa, ti-
Universitas Wiralodra Indramayu
dak bertanggung jawab, inkonsisten, orang yang berkaitan dengan Lapindo dan Orde Baru. 5) Upaya membangun citra yang positif dilakukan oleh Viva News dengan mengangkat tema, kegiatan, dan peristiwa yang berkaitan dengan aktivitas Aburizal Bakrie yang menguntungkan. Berita tentang demo mahasiswa atau kekecewaan kader Golkar tidak diangkat menjadi berita oleh Viva News. Dalam penggunaan dan pemilihan bahasa pun sangat tampak. Kata “dukungan”, “elektabilitas yang meningkat”, “bantuan”, “tanggung jawab” adalah kosakata yang sering muncul. Penggunaan kata ganti “Ical”, terutama slogan “ARB” sering dimunculkan untuk mendukung slogan kampanyenya. 6) Bias pemberitaan terhadap Aburizal Bakrie dalam Tempo.Co sangat mungkin terjadi, tetapi tingkat biasnya tidak setinggi Viva News. Baik secara langsung maupun tidak, baik secara eksplisit maupun implisit, Tempo.Co telah membangun citra Aburizal yang berseberangan dengan Viva News.
19
Wacana Didaktika Sudut pandang yang dipilih dalam pemberitaan adalah orang-orang yang berseberangan dengan Aburizal Bakrie sehingga pemilihan kata maupun isi berita menjadi latar terhadap penilaian sosok Aburizal Bakrie.
DAFTAR PUSTAKA Aliah Darma, Yoce. 2009. Analisis Wacana Kritis. Bandung: CV. Yrama Widya. Bungin, Burhan (Eds.). (2003). Analisa Data Penelitian Kualitatif, Pemaknaan Filosofis dan Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi (Cetakan Kedua). Jakarta: Penerbit PT RajaGrafi ndo Persada. Brown, Gillian and Yule. 1983. Discourse Analysis. Cambridge: Cambride University Press. Dosi, Eduardus. 2012. Media Massa dalam Jaring Kekuasaan. Flores: Ladalero. Eriyanto. 2009. Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta: PT.LkiS. Fairclough, Norman. 1995. Critical Discourse Analysis. NewYork: Longman Publishing Fowler, Roger. 1991. Language in the News: Discourse and Ideology in the Press London: Routledge. Halliday, M.A.K, and Hassan, R.1985. Language, Context and Text. Geolong Vic-
20
toria: Deakin University Press. Hamad,Ibnu. 2004. Konstruksi Realitas Politik dalam Media Massa: SebuahStudi Critical Discourse Analysis terhadap Berita-berita Politik. Jakarta:Granit Ishwara, 2005 Jorgensen, Marianne W. dan Louise J. Phillips. 2007. Analisis Wacana; Teori danMetode. Yogyakarta: pustaka Pelajar. Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia. Leech, Geoffrey. 1993. Prinsip-Prinsip Pragmatik. Jakarta: UI Press. Van Dijk, Teun A (ed), 1985.“Structures of News in the Press” Discourse and Communication New Approachs to theAnalysis of Mass Media Discourse and Communication.New York: Walter de Gruyter Sobur, Alex. 2004. Analisis Teks Media. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sudrijanta, 2009. Revolusi Batin adalah Revolusi Sosial. Yogyakarta: Kanisius. Syamsuddin, A.R. 2011. Studi Wacana Teori-Analisis-Pengajaran. Bandung:Geger Sunten. Wahab, Abdul. Isu Lingtuistik dan Pengajaran bahasa dan Sastra. Surabaya: Airlangga UniversityPress. ***
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan