ANALISIS WACANA FEMINIS MENGENAI HUMAN TRAFFICKING DALAM FILM JAMILA DAN SANG PRESIDEN Diah Handayani (Staf Pengajar Tetap Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam STAIN Kediri) Email:
[email protected] Abstract: Human trafficking is one of the problems that still cannot be resolved in Indonesia. In general, there are still many problems from patterns of prevention and crime controlling of human trafficking which is currently being implemented. The movie of ‘Jamila and the President’ is a representation of a survey result conducted by a filmmaker who cares about women problems in this country, namely Ratna Sarumpaet. This research was developed from critical discourse analysis models by Sara Mills. The result showed that there was an impartiality of the state's role to a female victim of human trafficking which affects the moral aspect, gender, and the so many cases of human trafficking. The contribution of this study is to give knowledge and awareness of women to fight and or without someone’s help in order to fix their condition to be better. Keywords: critical discourse analysis, human trafficking, film Abstrak: Human trafficking merupakan salah satu permasalahan yang masih belum dapat teratasi di Indonesia. Secara umum, masih terdapat banyak permasalahan dari implementasi pola pencegahan dan penanggulangan tindak pidana perdagangan orang (TPPO) yang saat ini telah dilaksanakan. Film Jamila dan Sang Presiden merupakan representasi dari hasil penelitian survei yang dilakukan oleh seorang sineas yang peduli tentang permasalahan perempuan di negeri ini, yakni Ratna Sarumpaet. Penelitian ini dikembangkan melalui analisis wacana kritis model Sara Mills. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat ketidakberpihakan peran negara kepada seorang perempuan korban human trafficking yang berdampak pada aspek moral, gender, dan makin maraknya kasus human trafficking. Adapun kontribusi dari penelitian ini ialah memberikan pemahaman kepada perempuan akan kesadaran mereka untuk berjuang dan atau tanpa bantuan pihak lain untuk dapat memperbaiki kondisi dirinya menjadi lebih baik. Di mana perempuan diperlakukan tidak adil, tersubordinasi, dieksploitasi, tidak dapat memperoleh haknya, dan dimarjinalkan. Kata kunci : analisis wacana kritis feminis, human trafficking, film.
PENDAHULUAN Perdagangan manusia, khususnya perempuan kejahatan melibatkan
Human Rights) mengeluarkan Fact Sheet
dikategorikan
sebagai
No. 14, Contemporary Forms of Slavery
trans-nasional,
karena
yang ditujukan untuk penanggulangan
jaringan
kejahatan
lintas
perdagangan manusia.
negara. Sedemikian krusialnya masalah
Indonesia
menjadi
salah
satu
perdagangan manusia diperlihatkan oleh
sasaran utama dari para trafficker. Menurut
PBB melalui Kantor Komisi Hak Asasi
IPEC
Manusia (Office of High Commisioner of
International Labor Organization) jumlah
(suatu
organisasi
Analisis Wacana Feminis Mengenai Human Trafficking… (Diah Handayani)
di
bawah
|1
total pekerja seks di Indonesia diperkirakan
Perempuan dan anak Indonesia
mencapai 650.000 orang perempuan dalam
banyak dikirim ke Asia Tenggara, Timur
usia
Tengah, Jepang, Australia, dan Amerika
anak-anak
pekerja
diperkerjakan
seks
komersial.
perempuan
sebagai
Anak-anak
tersebut
Utara
untuk
dijadikan
pekerja
seks,
banyak
pembantu rumah tangga, adopsi illegal dan
diperdagangkan dan diperkerjakan di kota-
bentuk-bentuk kerja paksa lainnya atau
kota besar seperti Jakarta dan Surabaya.
perbudakan yang berkedok pernikahan.
Selain itu, ILO-IPEC juga mencatat tempat
Kasus trafficking terbesar di Indonesia
tujuan
perempuan,
berasal dari Sulawesi Selatan, dan Batam,
Medan.
di mana Sulawesi Selatan dikenal sebagai
juga
daerah jalur transit di mana perdagangan
dilakukan lintas negara seperti Taiwan,
orang ini banyak menggunakan jalur
Singapura, Hongkong, Brunai, dan lain-
Makasar dan Pare-Pare sebagai tempat
lain. Sumber pasokan perdagangan anak
transit sebelum menyeberangi ke negara
perempuan lintas negara ini disinyalir
tetangga seperti Malaysia dan Singapura
banyak berasal dari Indonesia (Suara
(www.gatra.com).
perdagangan
yaitu:Batam,
anak
Bali,
Perdagangan
anak
dan perempuan
Beberapa organisasi internasional
Pembaruan: 30 Mei 2011). Indonesia,
merupakan
negara
dan
organisasi
swadaya
masyarakat
pengirim, transit, dan tujuan industri
mengeluarkan angka yang jauh lebih
perdagangan manusia. Sebagian besar
tinggi. Sekitar 1.846 korban perdagangan
korban,
maupun
anak (trafficking) yang terjadi di dalam
eksternal, adalah perempuan dan anak
maupun luar negeri seperti Malaysia,
yang diperdagangkan untuk bekerja di
Singapura, Hongkong, dan Arab Saudi,
rumah tinggal atau eksploitasi seksual.
sebagian besar berasal dari Indonesia.
Perdagangan manusia di Indonesia yang
Berdasarkan International Organization
merupkan
penduduk
For Migration (IOM), pada April 2007,
terbanyak keempat di dunia semakin
jumlah korban trafficking dari Indonesia
dipandang oleh pemerintah dan komunitas
paling banyak berasal dari Kalimantan
internasional sebagai masalah besar dan
Barat, Jawa Barat, Jawa Timur, Batam,
pelanggaran serius terhadap Hak Asazi
Sumatra Utara, dan Nusa Tenggara Barat.
Manusia
Indonesia menjadi salah satu sumber untuk
baik
yang
negara
Organization
dengan
(HAM) For
internal
(“International
Migration”
(Indonesia Annual Report, 2009,).
(IOM))
kejahatan trafficking internasional. Maraknya
masalah
“human
trafficking” di Indonesia, membuat para 2|
MUWAZAH, Volume 7, Nomor 1, Juni 2015
sineas film Indonesia seperti Gareth Evans
Penelitian
ini
dikembangkan
dan Alyandra tergerak `mengangkat isu
dengan melihat wacana atau “discourse”
human trafficking ke dalam sebuah film.
baik yang tersirat maupun tersurat dalam
Salah satu sineas film yang berhasil
teks
menyuguhkan
mengatakan bahwa para ahli bahasa atau
fakta
mengenai
kasus
film.
Eisenhart
dan
Johnstone
human trafficking di Indonesia adalah
linguistik
Ratna Sarumpaet. Selama tahun 2005,
sebagai
dengan bantuan UNICEF Ratna melakukan
pembicaraan, tulisan, atau komunikasi
penelitian tentang berita human trafficking
linguistik dalam medium yang berbeda”
di Indonesia. Dari hasil penelitian itu, pada
(R. Ida, 2011: 61). Sementara itu, analisis
tahun 2006 Ratna menulis naskah drama
wacana kritis melihat wacana, pemakaian
“Pelacur
dan
bahasa dalam tuturan dan tulisan sebagai
di
bentuk dari politik sosial. Penelitian ini
Ratna
juga melihat bagaimana wacana mengenai
memperjuangkan skenarionya itu dapat
human trafficking dalam film Jamila dan
diwujudkan dalam film layar lebar dan
Sang Presiden diuraikan.
dan
dipentaskan Indonesia.
di
Sang
Presiden”
lima
kota
Tahun
besar
2008-2009
mengartikan contoh
aktual
“Discourse” dari
ujaran,
berhasil. Hasil karya yang berhasil ia sutradarai
ialah
“Jamilah
dan
Sang
Preseiden” (Wikipedia Indonesia:5). “Film sebagaimana media massa
METODE PENELITIAN A. Konsepsi Penelitian Penelitian
ini
dikembangkan
lainnya lahir sebagai hasil reaksi dan
dengan menggunakan pendekatan analisis
persepsi pembuatnya dari peristiwa atau
wacana feminis Sara Mills. Menurut
kenyataan yang terjadi di sekelilingnya,
pendekatan ini bahasa dipandang bukan
lalu di film tersebut akan lahir kenyataan
semata-mata
baru yang merupakan realitas kamera.
kebahasaan, tetapi juga menghubungkan
Pandangan seperti ini menyiratkan bahwa
dengan konteks. Konteks dalam hal ini
realitas yang diekspresikan dalam film
ialah bagaimana bahasa itu dipakai untuk
bukanlah sesuatu yang terjadi begitu saja,
tujuan dan praktik tertentu, termasuk di
melainkan adalah hasil dari suatu cara
dalamnya praktik kekuasaan. Sara Mills
tertentu dalam mengkonstruksikan realitas.
lebih melihat bagaimana posisi-posisi aktor
Film bukan semata-mata memproduksi
ditampilkan dalam teks. Posisi-posisi yang
realitas,
dimaksud adalah siapa yang menjadi
tetapi
juga
mendefinisikan
realitas.” (Sobur Alek, 2006 : Th).
mendeskripsikan
aspek
subjek penceritaan dan siapa yang menjadi
Analisis Wacana Feminis Mengenai Human Trafficking… (Diah Handayani)
|3
objek
penceritaan
akan
menentukan
dalam teks yang ditampilkan kepada
bagaimana struktur teks dan bagaimana
kelompok
makna diperlakukan dalam teks secara
mengidentifikasi dirinya.
manakah
pembaca
keseluruhan. Selain posisi-posisi aktor dalam teks, Sara Mills juga memusatkan perhatian pada posisi pembaca dan penulis ditampilkan dalam teks. Gambar 1 Para Pendemo menuntut Jamila dihukum
B. Subjek Penelitian
mati
karena
dituduh
perusak moral bangsa dan agama.
Subjek dari penelitian ini adalah film Jamila dan Sang Presiden, sementara itu objek penelitian ini ialah wacana human trafficking dalam film ini dengan melihat tokoh-tokoh/aktor-aktor dan dialog yang berkaitan dengan human trafficking.
Gambar 2 Jamila diintimidasi oleh Kepala Sipir Lapas Budi Luhur.
C. Teknik Analisis Data Teknik
analisis
data
yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan pemikiran dari Sara Mills yang memandang wacana melalui dua konsep yaitu posisi subjek-objek, dan
Gambar 3. Perdagangan perempuan dan
posisi penulis-pembaca. Posisi subjek-
anak yang akan dikirim ke Kalimantan.
objek yaitu melihat bagaimana peristiwa
Sumber: (Film: Jamila dan Sang Presiden,
dilihat dari kacamata siapa peristiwa itu
2009).
dilihat. Siapa yang diposisikan sebagai pencerita (subjek) dan siapa objek yang diceritakan. Apakah masing-masing aktor dan kelompok sosial memiliki kesempatan
HASIL PENELITIAN ANALISIS
A. Film Sebagai Komunikasi Massa
menampilkan dirinya sendiri, gagasannya, atau
kehadirannya.
Sedangkan
posisi
DAN
“Film merupakan mass mediated culture
yaitu
penggambaran
budaya
penulis-pembaca yang melihat bagaimana
sebagaimana adanya seperti yang terdapat
posisi pembaca ditampilkan dalam teks.
dalam berbagai media massa kontemporer,
Bagaimana pembaca memposisikan dirinya
baik tentang golongan elit, awam, orang
4|
MUWAZAH, Volume 7, Nomor 1, Juni 2015
terkenal, ataupun budaya asli masyarakat.
“perempuan (dan anak perempuan)” untuk
Film juga mampu menjadi agen sosialisasi
keperluan prostitusi dan kerja paksa,
yang mampu melewati atau melampaui
merupakan
agen-agen sosialisasi tradisional dalam
kriminal internasional yang berkembang
masyarakat. Seperti keluarga, sekolah, atau
sangat cepat.
ajaran agama, dan membangun hubungan langsung
dengan
individual”
(Real
Michael, 1996 : 89).
ia
Makna
satu
dari
“Perdagangan
kegiatan
Manusia”
sebagai pergerakan manusia meninggalkan daerah asalnya secara terpaksa (karena ada
Hal ini ditambahkan oleh Alex Sobur,
salah
mengatakan
bahwa
dari
ancaman) maupun tidak (dengan penipuan melalui iming-iming pekerjaan) untuk
permulaan sejarahnya film dengan lebih
melakukan
mudah dapat menjadi alat komunikasi yang
bersifat
sejati karena ia tidak mengalami unsur-
menindas secara psikologis, fisik, seksual,
unsur teknik, politik, ekonomi, sosial, dan
maupun
demografi yang merintangi kemajuan surat
Pelakunya meraup keuntungan luar biasa
kabar pada masa pertumbuhannya dalam
dari kegiatan ini, sementara korbannya
abad ke-18 dan permulaan abad ke-19
mengalami penderitaan luar biasa dan tak
(Alek Sobur, 2009 : 126).Dilanjutkannya
jarang hidupnya berakhir secara tragis.
kembali bahwa kekuatan dan kemampuan
Secara singkat, “perdagangan perempuan”
film menjangkau banyak segmen sosial,
adalah perdagangan manusia lintas batas di
lantas membuat para ahli mengatakan
dalam maupun di luar negeri, termasuk
bahwa
penyelundupan manusia ke luar lintas batas
film
memiliki
potensi
untuk
mempengaruhi khalayaknya (Alek Sobur,
pekerjaan-pekerjaan eksploitatif,
ekonomi
yang
menekan
di
tempat
dan
tujuan.
negara (Kompas Cybermedia, 2013).
2009 : 127).
Ada beberapa bentuk perdagangan perempuan, antara lain:
B. Human Trafficking dalam Media Massa
1) Buruh Migran
Perdagangan perempuan (dan anak) menurut
Koalisi
Anti
Trafficking,
Buruh migran ini, baik di dalam maupun
di
luar
negeri
yang
tanpa
didefinisikan sebagai pergerakan (manusia)
perlindungan,
lintas
umum bahwa banyak orang termasuk anak
batas,
mengandung
konotasi
sudah
menjadi
rahasia
pemaksaan, penipuan, dan perdagangan
di
manusia.
Luar
sepengetahuan Departemen Tenaga Kerja,
khususnya
melalui jalur informal atau melanggar
Negeri
Menurut AS,
Departemen
Trafficking,
bawah
umur,
bermigrasi
Analisis Wacana Feminis Mengenai Human Trafficking… (Diah Handayani)
tanpa
|5
hukum sehingga meningkatkan jumlah
memalsukan dokumen dan mereka tidak
buruh migran secara signifikan. Buruh
berani
migran dieksploitasi sepanjang proses
berwenang karena takut akan dideportasi
migrasi mulai dari perekrutan hingga
dan sebagainya. Perekrut menggunakan
proses pra-keberangkatan, selama bekerja
kekerasan atau ancaman kekerasan agar
dan setelah kembali.
para perempuan tidak berani melarikan
mengadu
kepada
pihak
yang
diri. Korban juga disekap dan dijaga ketat. Para perempuan yang semula direkrut
2) Pembantu Rumah Tangga (PRT) PRT kerap menghadapi bahaya
untuk dijadikan PRT, pegawai atau untuk
besar karena sifat pekerjaan mereka yang
pekerjaan di sektor hiburan dipaksa untuk
bertempat di rumah pribadi dan tertutup
bekerja dalam industri seks komersial.
dari sorotan masyarakat umum. Sering terdengar laporan mengenai kekerasan
4) Kerja Paksa
seksual yang dilakukan oleh majikan.
Orang yang melakukan kerja yang
Ruang gerak PRT biasanya dibatasi.
bukan
Mereka dibatasi kemana mereka mau
memperoleh imbalan yang layak atau tanpa
pergi, dan biasanya mereka dikurung di
memperoleh imbalan sama sekali.
kehendak
sendiri
dan
tanpa
rumah ketika majikan mereka pergi. Karena PRT masuk dalam sektor informal,
5) Pengantin Pesanan
profesi ini seringkali tidak diatur oleh
Ada kecenderungan yang marak di
pemerintah dan berada di luar jangkauan
kalangan perempuan dari negara industri
Undang-Undang Ketenagakerjaan.
yang
mencari
pengantin
dari
negara
berkembang atau sering disebut dengan 3) Perempuan
atau
Anak
yang
Diperkerjakan Sebagai Pelacur Perekrutan
seperti
Hongkong,
Jepang,
Cina,
Taiwan, Australia,
Amerika Utara, dan Eropa. Perempuan
komersial sering berkedok perekrut untuk
yang dipesan berasal dari Asia Tenggara,
dijadikan buruh migran. Perempuan yang
Eropa Timur, dan Amerika Latin. Banyak
telah menyerahkan sejumlah uang kepada
kasus pengantin pesanan yang sukses dan
perekrut
mereka
bahagia, namun juga banyak terjadi kasus
pekerjaan di luar negeri atau di luar daerah,
penganiayaan dan kekerasan fisik atau
dan
yang
praktik serupa perbudakan. Seorang istri
sebenarnya dari pekerjaan mereka sampai
dibeli semata untuk melakukan pekerjaan
ke tempat tujuan. Pelaku perdagangan
PRT dan memberikan layanan seks.
6|
tidak
industri
pesanan
seks
untuk
untuk
pengantin
mencarikan
mengetahui
bentuk
MUWAZAH, Volume 7, Nomor 1, Juni 2015
perdagangan manusia dan semua hak yang
6) Pedofilia Orientasi seksual yang objeknya
menyakitkan dari mereka. Namun, liputan
anak-anak. Orang dikatakan pedofil bila
media masih lemah dalam beberapa bagian
melakukan
dunia.
hubungan
seksual
seperti
Beberapa
berita
media
masih
sodomi, menyentuh, meraba, memainkan
bingung dengan isu-isu lain seperti migrasi
alat kelamin, berfantasi tentang anak-anak
ilegal dan penyelundupan orang asing.
kecil. Beberapa aktivitas pedofilia yang
Sebenarnya, media memiliki peranan yang
masuk dalam kategori perdagangan anak,
besar untuk mendominasi dukungan publik
biasanya menjauhkan anak-anak dari orang
dan keterlibatan mereka untuk membantu
tua maupun lingkungan keluarga dengan
mencegah dan memerangi perdagangan
tujuan tertentu seperti eksploitasi seksual.
manusia, karena kemampuan untuk meraih pendapat publik, alat yang ampuh untuk melakukan perubahan sosial. Jurnalisme
7) Tenaga Penghibur Orang hiburan
yang malam
bekerja yang
di
tempat
investigatif perdagangan manusia perlu
menemani
dipromosikan. Namun, publisitas media
pengunjung sebagai teman supaya mereka
harus
merasa senang. Banyak kasus terjadi di
terhadap hak dan memastikan bahwa tidak
mana perempuan yang direkrut menjadi
ada pelanggaran hak para korban. Jadi, ada
tenga penghibur mengalami pelecehan
kebutuhan
seksual dan ancaman bila tidak mau
minimum media dalam memberitakan
melayani para pengunjung.
mengenai human trafficking (How The
mempertimbangkan
pendekatan
mengembangkan
standar
Media Reports Human Trafficking, 2006). 8) Pengemis dan Anak Jalanan Banyak
kasus
yang
terjadi
di
C. Analisis Wacana Feminis
Indoenesia di mana anak-anak direkrut,
Menurut Crystal (1987), analisis
diculik untuk dijadikan pengemis dan anak
wacana memfokuskan pada struktur yang
jalanan (anak yang berkerja di jalan).
secara ilmiah terdapat pada bahasa lisan,
Wadah untuk menayangkan kasus-
sebagaimana
banyak
terdapat
dalam
kasus mengenai human trafficking adalah
wacana seperti percakapan, wawancara,
media. Berdasarkan situs resmi milik The
komentar, dan ucapan-ucapan. Dalam studi
United Nations Global Initiative To Fight
linguistik, wacana menunjuk pada kesatuan
Human Trafficking (UN.GIFT), media
bahasa yang lengkap, yang umumnya lebih
selalu memiliki peran dalam mendidik
besar dari kalimat, baik disampaikan
orang-orang tentang banyak manifestasi
secara lisan atau tertulis. Wacana adalah
Analisis Wacana Feminis Mengenai Human Trafficking… (Diah Handayani)
|7
rangkaian
kalimat
yang
serasi,
yang
menghubungkan preposisi satu dengan
dunia; sebuah organisasi atau representasi dari pengalaman.
preposisi lain, kalimat satu dengan kalimat
Sara Mills, merupakan salah satu
lain, membentuk satu kesatuan. Pengertian
penulis yang menitikberatkan perhatiannya
satu kalimat dihubungkan dengan kalimat
pada wacana feminisme: bagaimana wanita
lain dan tidak ditafsirkan satu per satu
ditampilkan dalam teks, baik dalam novel,
kalimat saja. Kesatuan bahasa itu bisa
gambar, film, ataupun dalam berita. Oleh
panjang bisa pendek. Sebagai sebuah teks,
karena itu, titik perhatian dari perspektif
wacana bukan urutan kalimat yang tidak
wacana feminis adalah bagaimana teks bias
mempunyai
dalam
ikatan
sesamanya
bukan
menampilkan
wanita.
Wanita
kalimat-kalimat yang dideretkan begitu
cenderung
saja. Ada sesuatu yang mengikat kalimat-
sehingga pihak yang salah, marginal
kalimat itu menjadi sebuah teks, dan yang
dibandingkan
menyebabkan pendengar atau pembaca
Ketidakadilan dan penggambaran yang
mengetahui bahwa ia berhadapan dengan
buruk
sebuah teks atau wacana dan sebuah
menjadi sasaran utama dari tulisan Mills.
kumpulan kalimat melulu yang dideretkan
Mills dalam hal ini memusatkan perhatian
begitu saja. Studi wacana dalam linguistik,
pada bagaimana teks menempatkan aktor-
merupakan reaksi terhadap studi linguistik
aktor yang ditampilkan. Posisi-posisi ini
yang hanya meneliti aspek kebahasaan dari
dalam arti siapa yang menjadi suatu subjek
kata atau kalimat saja. Kata atau kalimat
penceritaan dan siapa yang menjadi objek
itu dipelajari secara independen, tidak
penceritaan akan menentukan bagaimana
dihubungkan dengan kalimat-kalimat lain.
struktur teks dan makna diperlakukan
Di sini, studi hanya dilekatkan pada frasa
dalam teks secara keseluruhan. Selain
atau kalimat belaka, tidak dihubungkan
posisi aktor dalam teks, Sara Mills juga
dengan relasi antarkalimat sebagai satu
memusatkan perhatian pada pembaca dan
kesatuan yang utuh (Eriyanto, 2009:5).
penulis ditampilkan dalam teks.
Sementara itu, Roger Fouler (1977), menuliskan
bahwa
dengan
mengenai
dalam
pihak
wanita
teks
laki-laki.
itulah
yang
Bagaimana pembaca menempatkan
adalah
dirinya dalam penceritaan teks. Posisi
komunikasi lisan atau tulisan yang dilihat
semacam ini akan menempatkan pembaca
dari titik pandang kepercayaan, nilai, dan
pada salah satu posisi dan mempengaruhi
kategori
dalamnya;
bagaimana teks itu hendak dipahami dan
kepercayaan di sini mewakili pandangan
aktor sosial ini ditempatkan. Pada akhirnya
yang
masuk
wacana
ditampilkan
di
cara 8|
penceritaan
dan
posisi
yang
MUWAZAH, Volume 7, Nomor 1, Juni 2015
ditempatkan dan ditampilkan dalam teks
yang akan hadir kepada khalayak (Eriyanto.
ini membuat satu pihak menjadi legitimate
2009. Analisis Wacana. Hal. 200-201).
dan pihak lain menjadi illegitimate (Sara Mills. 1997). Ada dua hal yang dicermati
2) Posisi Pembaca Sara Mills berpandangan, dalam
oleh Mills saat melihat sebuah teks : suatu
teks
posisi
pembaca
sangatlah
penting dan haruslah diperhitungkan dalam
1) Posisi : Subjek-Objek Mills menempatkan representasi
teks. Mills menolak pandangan banyak ahli
sebagai bagian terpenting dari analisisnya.
yang
Bagaimana satu pihak, kelompok, orang,
konteks semata dari sisi penulis, sementara
gagasan,
dari
atau
peristiwa
ditampilkan
menempatkan
sisi
dan
pembaca
mempelajari
diabaikan.
Teks
dengan cara tertentu dalam wacana berita
dianggap semata sebagai produksi dari sisi
yang mempengaruhi pemaknaan ketika
penulis dan tidak ada hubungannya sama
diterima
sekali dengan pembaca. Pembaca hanya
oleh
khalayak.
Mills
lebih
menekankan pada bagaimana posisi dari
dan
berbagai aktor sosial, posisi, gagasan, atau
konsumen
yang
peristiwa itu ditempatkan dalam teks
pembuatan
suatu
tersebut pada akhirnya menentukan bentuk
diperkenankan
teks yang hadir di tengah khalayak.
sebaliknya.
Misalnya, seorang aktor yang mempunyai
negosiasi antara penulis dan pembaca.
posisi tinggi ditampilkan dalam teks, ia
Oleh karena itu, pembaca di sini tidaklah
akan mempengaruhi bagaimana dirinya
dianggap semata sebagai pihak yang hanya
ditampilkan dan bagaimana pihak lain
menerima teks, tetapi juga ikut melakukan
ditampilkan.
bukanlah
transaksi sebagaimana akan terlihat dalam
cenderung
teks. Bagi Mills, membangun suatu model
menampilakn aktor tertentu sebagai subjek
yang menghubungkan antara teks dan
yang
atau
penulis di satu sisi dengan teks dan
kelompok tertentu. Posisi itulah yang
pembaca di sisi lain, mempunyai sejumlah
menentukan semua bangunan unsur teks,
kelebihan. Pertama, model semacam ini
dalam arti pihak yang mempunyai posisi
akan secara komprehensif melihat teks
tinggi untuk mendefinisikan realitas akan
bukan hanya berhubungan dengan faktor
menampilkan peristiwa atau keompok lain
produksi tetapi juga resepsi. Kedua, posisi
ke dalam bentuk struktur wacana tertentu
pembaca di sini ditempatkan dalam posisi
sarana
yang
Wacana netral,
mendefinisikan
media tetapi
peristiwa
ditempatkan
Teks
sema-mata tidak
mempengaruhi
teks. oleh
sebagai
Model Mills
adalah
suatu
yang justru hasil
yang penting. Hal ini karena teks memang Analisis Wacana Feminis Mengenai Human Trafficking… (Diah Handayani)
|9
ditujukan untuk secara langsung atau tidak
negara yang sudah memiliki dasar teorinya
“berkomunikasi”
sendiri. Negara sebagai representasi dari
dengan
khalayak
(Eriyanto. 2009. Analisis Wacana. Hal. 204).
sebuah “agency” (alat) dari masyarakat yang
mempunyai
mengatur
D. Analisis dan Interpretasi Ratna Sarumpaet yang dikenal
gejala
melakukan
antagonis
terhadap
human
hubungan-hubungan
untuk manusia
dalam masyarakat dan menertibkan gejala-
publik sebagai aktivis perempuan telah survei
kekuasaan
kerjasama,
sekaligus
dan
penuh
suasana
pertentangan
trafficking sebelum film ini dibuat. Dalam
(Budiarjo, 2003:38). Dalam teori ini
surveinya tersebut Ratna menemukan fakta
dijelaskan pula bahwa seharusnya dalam
bahwa korban human trafficking sebagian
film ini, pada saat puluhan bahkan ribuan
besar ialah perempuan. Melalui film ini
orang berdemo menghujat dan mengecam
Ratna hendak mengatakan pada khalayak
Jamila
bahwa human trafficking yang menimpa
pemerintahan yang mampu menghentikan
pada perempuan dan anak masih belum
tindakan anarkis ini, namun dalam film
menemukan
dan
tersebut tidak ditampakkan peranan pihak
memadai sehingga belum teratasi. Human
penegak keadilan dan ketertiban, mereka
trafficking hingga saat ini memakan korban
hanya ditampilkan sekali saja. Dalam film
secara
khususnya
pun dalam adegan para polisi sedang
perempuan baik itu anak maupun dewasa.
menjaga pintu gerbang Lapas Budiluhur
Hal ini dapat dilihat dari epilog film di
saja.
gambar 1.1 dan gambar 1.2., di mana kasus
pendemo
human trafficking pada perempuan tidak
mendemo Jamila bahkan membuat gaduh
hanya berhenti pada kasus Jamila tapi terus
persidangan Jamila dan terus-menerus
berkembang
tampil di layar kaca untuk menghujat
solusi
yang
terus-menerus
pada
nasib
tepat
perempuan-
perempuan lain yang menjadi korban.
ada
Dalam
pihak-pihak
film
dapat
(representasi)
diceritakan
lantang
dan
pihak leluasa
Jamila pada gambar 1.5.
Salah satu korban yang ditampakkan dalam
Bagian akhir film ini diceritakan
film ini adalah Fatimah, adik Jamilah
bahwa Faisal sang koordinator demo forum
beserta para perempuan lain yang bekerja
pemuda berlatar belakang agama tersebut
di rumah bordil Kalimantan seperti melalui
adalah orang yang sengaja dibayar untuk
percakapan antara Jamila dan Ria.
memprovokasi sekelompok orang agar
Ratna
melalui
karya
ini
menampilkan kondisi yang menjadikan
mau
menghujat
Jamila
demi
mempertahankan citra seseorang.
kritik tersendiri pada peranan sebuah 10 |
MUWAZAH, Volume 7, Nomor 1, Juni 2015
Marginalisasi yang mengakibatkan kemiskinan,
banyak
dalam
terhadap kaidah agama berbeda secara
masyarakat di negara berkembang seperti
individual sedangkan sifat kaidah (norma
penggusuran dari kampung halamannya,
statis)
eksploitasi
Namun
seharusnya ada pemahaman yang benar,
pemiskinan atas perempuan maupun aki-
sehingga tidak berdampak negatif karena
laki
jenis
aplikasi sebagian dapat menyesuaikan dan
kelaminnya merupakan salah satu bentuk
sebagian lagi merupakan dogmatis sedang
ketidakadilan yang disebabkan gender.
situasional
dan
yang
terjadi
Karena pemahaman atau penafsiran
sebagainya.
disebabkan
karena
tidak
dapat
berubah,
menunjukkan
maka
penerapan
Ketidakadilan gender terjadi karena
kesetaraan gender tidak bisa dilakukan
adanya keyakinan dan pembenaran yang
sama di semua strata masyarakat. Vandana
ditanamkan sepanjang peradaban manusia
Shiva menyebutnya equility in diversity
dalam berbagai bentuk yang bukan hanya
(persamaan dalam keragaman). Hidup akan
menimpa perempuan saja tetapi juga
memiliki makna bila dilakukan dalam
dialami oleh laki-laki. Meskipun secara
hubungan komplementer yang diwujudkan
agregat
melalui strategi pengarusutamaan gender
ketidakadilan
gender
dalam
berbagai kehidupan lebih banyak dialami oleh perempuan, namun ketidakadilan gender berdampak pula terhadap laki-laki.
(gender mainstreaming). Di fim ini terdapat banyak pihak yang menonjolkan kekuasaannya sejalan
Kesetaraan dan keadilan gender
dengan teori negara yang mengatakan
suatu kondisi dimana porsi dan siklus
bahwa negara bukan sebuah lembaga yang
sosial perempuan dan laki-laki setara,
mandiri. Karena kebijakan yang dihasilkan
serasi, seimbang, dan harmonis. Kondisi
negara ditentukan oelh faktor eksternal
ini
terdapat
atau faktor di luar dirinya sendiri. Negara
perlakuan adil antara perempuan dan laki-
merupakan arena di mana kekuatan-
laki. Penerapan kesetaraan dan keadilan
kekuatan sosial berusaha saling bertanding
gender
masalah
untuk menguasai. Dia hanya semacam
kontekstual dan situasional, bukan pada
tabula rasa, sehelai kertas putih yang siap
perhitungan matematis dan tidak bersifat
ditulisi oleh orang lain. Orang lainlah yang
universal. Pandangan ini membedakan 3
akan menulis di atas kertas tersebut, bukan
konteks
kertas itu sendiri (Budiman, 2002).
dapat
terwujud
harus
apabila
memperhatikan
kehidupan
individu
dalam
keluarga, masyarakat, dan agama. Contoh kontektual dari segi agama : hak waris.
Dalam film ini terlihat negara ini seperti sebuah arena dimana berbagai pihak saling bertanding mempertahankan
Analisis Wacana Feminis Mengenai Human Trafficking… (Diah Handayani)
| 11
kekuasaannya. Pemerintah dan lembaga
manusia
keagamaan yang memiliki kuasa sangat
perlindungan
besar di negara ini terlihat pada gambar 1.5
sebagai manusia. Maka yang kedua, di
dan gambar 1.6, saat mereka berdemo,
balik
bersikeras untuk melumpuhkan Jamila dan
terkandung visi tranformasi relasi sosial
membuat kasus ini menjadi kasus politik
melalui perubahan relasi kekuasaan yang
yang harus segera dituntaskan dengan
berbasis gender (Budiarjo, 2008).
juga
berdampak hak-hak
istilah
Hak
terhadap
dasar
Azasi
mereka
Permepuan
menghukum mati Jamila yang memohon
Hak azasi perempuan di Indonesia
agar grasi dapat diberikan padanya. Tujuan
cukup menonjol karena sudah termasuk
pertandingan adalah mempertahankan citra
dalam UUD 1945 yang secara formal
seorang
memiliki
mengatakan bahwa tidak ada perbedaan
pendamping hidup seorang pelacur. Tapi
antara laki-laki dan perempuan. Sedangkan
akhirnya, pihak minoritaslah yang harus
pasal 27 UUD NRI Tahun 1945 misalnya,
kalah. Kalah dengan kekuatan massa yang
dengan tegas mengatakan bahwa semua
begitu besar dan kalah dengan pemerintah
orang
yang tidak mau mengusut tuntas peristiwa
hukum. Namun, praktiknya perempuan
pembunuhan tersebut.
masih banyak mengalami deskriminasi.
menteri
yang
sama
kedudukannya
di
depan
Film Jamila dan Sang Presiden ini
Bisa dikatakan, kedudukan permepuan di
juga sarat akan penyimpangan terhadap
Indonesia secara formal cukup kuat sebab
Hak Azasi Perempuan. Fokus cerita ini
banyak ketentuan dalam berbagai Undang-
adalah Jamila yaitu seorang perempuan
Undang serta peraturan lain yang memberi
korban human trafficking maka dari itu
perlindungan yuridis padanya. Selain itu,
kisah
danya
Indonesia pun telah meratifikasi dua
Azasi
perjanjian, yaitu perjanjian mengenai Hak
Perempuan (HAP) memiliki dua makna
Politik Perempuan (Convention On The
yang terkandung di dalamnya. Yang
Political Rights Of Women) dan Perjanjian
pertama, Hak Azasi Perempuan hanya
Mengenai
dimaknai sekedar berdasarkan akal sehat.
Terhadap Perempuan (Convention On The
Logika yang dipakai adalah pengakuan
Political Elimination of All Forms of
bahwa
Descrimination
film
ini
penyimpangan
menunjukkan terhadap
perempuan
Hak
adalah
manusia,
sehingga sudah sewajarnya mereka juga
CEDAW).
memiliki
Pemerintah
hak
azasi.
Namun
dalam
Penghapusan
Againts
CEDAW RI
Deskriminasi
Women
atau
diratifikasi
oleh
tahun
1984.
Pada
realitasnya memperlihatkan tidak serta
pertemuan itu dari Indonesia dihadiri oleh
merta pengakuan bahwa perempuan adalah
Menteri Muda UPW. Tahun 1985 di
12 |
MUWAZAH, Volume 7, Nomor 1, Juni 2015
Nairobi, diadakan World Conference on
pembacaan dominan (dominant reading)
Result on Ten Years Women Movement
atas suatu teks. Apakah teks cenderung
yang bertujuan mengkaji ketimpangan
ditujukan untuk pembaca laki-laki ataukah
antara lelaki dan perempuan di berbagai
pembaca perempuan. Kedua, bagaimana
bidang.
konsep
teks itu ditafsirkan pembaca. Meskipun
kesetaraan antara perempuan dan laki-laki
teks itu secara dominan dapat dibaca,
dalam pembangunan dan perdamaian.
ditujukan
Sejak
itu
muncul
Indonesia sendiri, terdapat tiga isu utama
yang
laki-laki,
pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana pembaca perempuan dan laki-laki akan
terhadap
menempatkan dirinya dalam posisi sebagai
perempuan, khususnya kekerasan dalam
laki-laki, ataukah sebaliknya, meskipun
Rumah Tangga, kewarganegaraan, dan
laki-laki menempatkan dirinya di posisi
perdagangan (trafiking) perempuan dan
perempuan sebagai korban, sebaliknya
anak. Meski membutuhkan waktu panjang,
pada perempuan. Secara dominan teks itu
akhirnya DPR dan Pemerintah berhasil
ditujukan untuk perempuan tetapi bisa jadi
mengesahkan Undang-undang No.23 tahun
ia menempatkan dirinya pada posisi laki-
2004 tentang PKDRT Undang-undang No.
laki. Menurut Sara Mills, dalam kebanyakan
12 tahun 2006 tentang Kewarganegaraan
teks
RI; dan Undang-Undang No 21. Tahun
pembaca sebagai laki-laki. Dalam banyak
2007
novel
Pidana
yaitu
tentang
dengan
pembaca
hak
perempuan,
berkaitan
kepada
kekerasan
Pemberantasan
Perdagangan
Orang
Tindak (PTPPO)
film
di
atas
bila
dikaitkan dengan isu hak perempuan di Indonesia
maka
tampak
deskriminasi
terhadap perempuan dalam film. Dari berbagai posisi yang ditempatkan kepada pembaca, Mills memusatkan perhatian pada gender dan posisi pembaca. Dalam banyak kasus, bagaimana laki-laki dan perempuan
atau
kali
mempunyai
persepsi
yang
berbeda ketika membaca suatu teks. Di sini ada dua persoalan yang menarik untuk dibahas lebih lanjut. Pertama, bagaimana
memposisikan
kosakata,
khalayk
pembaca
sering
diasosiasikan sebagai laki-laki. Ketika menulis, wartawan
(Budiarjo, 2008). Pembacaan
sering
mengandaikan
khalayak
pembacanya adalah laki-laki.
Tokoh Jamila dalam film ini dipilih Ratna Sarumpaet sebagai objek yang diceritakan
mampu
pemberontakan
melakukan
sebagai
wujud
dari
kesadaran dan ekspresi diri melawan keputusasaan dan menentang ketidakadilan gender
tersebut
serta
mampu
untuk
menentang tekanan dalam hidup yang sudah
ia
alami
semasa
hidupnya.
Perlawanan terhadap ketidakadilan gender dan
kekuatannnya
untuk
Analisis Wacana Feminis Mengenai Human Trafficking… (Diah Handayani)
menentang
| 13
tekanan hidup tersebut bisa terlihat dari
berkaitan dengan feminisme, gender, dan
keberaniannya untuk membela sesamanya
pertarungan
para korban human trafficking dengan
berjuang melawan ketidakadilan gender
bekerja di suatu LSM yang menangani
dan haknya sebagai seorang manusia.
hak,
dimana
perempuan
kasus perdagangan manusia dan akhirnya ia berani menyamar menjadi pelacur untuk
DAFTAR PUSTAKA
menyelamatkan adiknya dan perempuan
Badara, A. 2012. Analisis Wacana : Teori,
lain
korban
human
trafficking
di
Metode, dan Penerapannya Pada
Kalimantan seperti pada gambar 1.7.
Wacana Media. Jakarta : Kencana
Bentuk pemberontakan dan perjuangan
Prenada Media Group.
Jamila yang lain adalah saat ia tak segan
Budiman, A. 2002. Teori Negara : Negara,
membunuh Nurdin yang telah melakukan
Kekuasaan, dan Ideologi. Jakarta
kekerasan padanya dan mencampakkannya
: PT. Gramedia Pustaka Utama
di gambar 1.4 dan gambar 1.3. Hal ini
Budiarjo, M. 2008. Dasar-Dasar Ilmu
menunjukkan bahwa Jamila sebagai wanita
Politik (Ed. Revisi). Jakarta : PT.
yang selama ini telah mendapatkan tekanan
Gramedia Pustaka Utama.
dalam hidupnya, berani berjuang dan
Eriyanto.
2001.
Analisis
Wacana
:
melakukan pemberontakan agar jangan
Pengantar Analisis Teks Media.
sampai ada lagi wanita yang bernasib sama
Yogyakarta : LKIS Yogya.
seperti dirinya.
PENUTUP
Farrel, C. 2011. Human Trafficking. USA : Library of Congress Cataloging. In Publication Data.
Penelitian ini menemukan bahwa
Ida, R. 2011. Metode Penelitian : Kajian
sebenarnya di Indonesia sendiri posisi
Media dan Budaya. Surabaya :
perempuan khususnya seorang korban
Pusat Penerbitan dan Percetakan
human trafficking masih menjadi hal yang
Unair (AUP).
dipersalahkan dan dimarginalkan oleh
Indonesia Annual Report : Kementrian
pihak-pihak tertentu. Hal ini berkaitan
Koordinator
dengan peran negara yang lemah dalam
Kesejahteraan
menanggulangi kasus human trafficking.
Penghapusan
Selain itu, pihak yang berkuasa masih
Orang di Indonesia. Jakarta.
Bidang Rakyat.
2009.
Perdagangan
mendominasi dan melakukan apapun untuk memarginalkan posisi perempuan korban human trafficking. Posisi semacam ini 14 |
MUWAZAH, Volume 7, Nomor 1, Juni 2015
Mills, S. 1997. Discourse : The New
Sobur, A. 2006. Analisis Teks Media :
Critical Idiom. New York :
Suatu Pengantar Untuk Analisis
Routledge.
Wacana, Analisis Semiotik, dan
Real, M. 1996. Exploring Media Culture.
Analisis Framing. Bandung : PT.
USA : Sage Publications.
Remaja Rosdakarya.
Sarumpaet, R. (Producer). 2009. Jamila
Sobur, A. 2009. Semiotika Komunikasi.
dan Sang Presiden. (Videotape).
Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Jakarta : Satu Merah Panggung dan MVP Pictures. Eriyanto. 2009. Analisis Wacana. LKIS. Yogyakarta
Koran Suara Pembaruan. 30 Mei 2011. Kompas Cyber Media. Kamis. 7 Februari
Jurnal
2013. Trafficking Kegiatan
Oktaviani, Rosa. 2010. Wacana Mengenai
Kriminal. Download. 7 Januari
Human Trafficking Dalam Film.
2013. Pukul. 15.05 WIB
E:journal : Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Kristen Petra Surabaya. .
Analisis Wacana Feminis Mengenai Human Trafficking… (Diah Handayani)
| 15