ANALISIS WACANA DAKWAH DALAM FILM KARTUN SYAMIL DAN DODO
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh: PUTRI RIZKY HANDAYANI NIM: 1111051000144
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H / 2016 M
ABSTRAK Putri Rizky Handayani 1111051000144 Analisis Wacana Dakwah dalam Film Kartun Syamil dan Dodo Dibawah bimbingan Siti Nurbaya, M.Si Perkembangan film kartun di Indonesia terus meningkat, unsur edukasi yang sulit ditemukan dalam film menjadi alasan NCR Production membuat film kartun animasi Syamil dan Dodo. Di satu sisi film-film kartun yang minim edukasi dan nilainilai Islam kian meningkatkan kualitas tampilan menjadi 3D, di sisi lain film kartun Syamil dan Dodo yang mengandung edukasi di dalamnya tetap dengan tujuannya menjadi film 2D terbesar. Berdasarkan konteks di atas, maka pertanyaannya adalah. Bagaimana wacana pesan dakwah dalam film kartun Syamil dan Dodo? Bagaimana wacana seputar pesan dakwah dikonstruksi dalam film kartun Syamil dan Dodo dilihat dari level teks, level kognisi sosial, dan level konteks sosial? Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui wacana dakwah dalam film kartun Syamil dan Dodo pada level teks, kognisi sosial dan konteks sosial serta manfaat penelitian diharapkan dapat memberikan referensi dalam mengupas wacana dakwah dalam film. Menjadi referensi atau alternatif pembelajaran untuk anak-anak. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis wacana Teun A Van Dijk. Van Dijk membagi analisis wacana menjadi tiga bagian yaitu level teks, kognisi sosial, dan konteks sosial. Level teks terbagi menjadi tiga, pertama struktur makro, kedua superstruktur dan ketiga struktur mikro. Level kognisi sosial melihat permasalahan dari kognisi/mental penulis naskah/skenario. Level konteks sosial melihat bagaimana wacana tersebut berkembang di masyarakat. Tema besar dalam film ini adalah pesan dakwah yang berhubungan dengan pesan aqidah dan syariah. Dari segi kognisi sosial NCR Production selaku rumah produksi film kartun Syamil dan Dodo melihat perkembangan film kartun di Indonesia yang kian banyak namun film kartun yang mengandung edukasi sangat minim. Dari segi konteks sosial film kartun Syamil dan Dodo dapat diterima baik oleh masyarakat dapat dilihat dari penjualan VCD film tersebut setiap bulan dan rating dari tayangan film tersebut yang cukup memuaskan. Pesan dakwah yang terdapat dalam film kartun Syamil dan Dodo pada episode Bersuci lebih menekankan pesan aqidah dan akhlak. Dan hasil dari analisis 3 unsur elemen Van Dijk ditemukan sebuah pesan dakwah bahwa segala sesuatu terutama ibadah walau terlambat waktunya untuk mengerjakan, ibadah menjadi hal yang penting dan wajib untuk dilakukan. Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan pesan dakwah mengajarkan bahwa agama Islam mempermudah segala sesuatu agar ibadah wajib dapat terlaksana. Dari hal dasar itulah diharapkan menjadi landasan agar anak lebih mengenal dan memahami ajaran-ajaran agama Islam.
Kata Kunci: Film kartun, dakwah, edukasi, dan wacana. i
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Alhamdulillah, puji syukur yang tidak terhingga penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala nikmat yang diberikan, kemudahan, kelancaran dan cinta kasih sayang-Nya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Analisis Wacana Dakwah Dalam Film Kartun Syamil dan Dodo. Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW dan seluruh keluarga, para sahabat, dan para pengikutnya. Walaupun hambatan dan kendala yang penulis hadapi selama penyelesaian skripsi cukup banyak, dengan usaha dan semangat yang kuat serta atas izin dari Allah SWT semua hambatan dan ujian yang penulis hadapi dapat diatasi dan terselesaikan skripsi ini. Namun, penulis menyadari terdapat banyak kesalahan, kekurangan yang perlu diperbaiki, mengingat kemampuan dan pengetahuan ilmu penulis yang terbatas. Sebuah anugerah terindah yang penulis rasakan karena skripsi ini dapat diselesaikan. Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang telah membantu, baik selama perkuliahan hingga penulisan skripsi ini selesai. Dengan penuh rasa hormat, penulis ucapkan terimakasih kepada: 1. Bapak Dr. Arief Subhan M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Dr. Suparto, M.Ed, MA, selaku Wakil Dekan I, Dr. Roudhonah, M.Ag, selaku Wakil Dekan II, dan Dr. Suhaimi, M.Si, selaku Wakil Dekan III. 2. Drs. Masran, MA., selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) dan Fita Fathurokhmah, M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI).
ii
3. Rachmat Baihaky, MA, selaku dosen pembimbing akademik penulis yang telah memberikan bimbingan dan arahan praskripsi. 4. Dosen pembimbing penulis, Ibu Siti Nurbaya, M.Si., yang telah banyak membantu penulis dan berkenan meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis dalam proses penulisan skripsi. Terima kasih atas segala ilmu, perhatian, kesabaran, bimbingan dan masukan bagi penulis dalam menulis skripsi. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan keberkahan kepada beliau. 5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang selama ini telah memberikan ilmu pengetahuan. Semoga ilmu yang diberikan bermanfaat. 6. Staff Tata Usaha, Perpustakaan dan Karyawan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu penulis dalam informasi, administrasi dan membantu penulis dalam peminjaman buku-buku dan literatur yang penulis butuhkan selama penyusunan skripsi ini. 7. Kedua orangtua tercinta, Bapak Subahir Bakir dan Ibu Maryani, atas segala doa kasih sayang, perhatian, dorongan, baik dalam bentuk moril maupun materi dan tak pernah lelah berdoa demi kelancaran penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 8. Serta kakak, Siska Rizki Yanti dan adik Muhammad Dimas Nur Ihsan. Kakak sepupu Ritta Rahma yang bersedia membantu penulis dalam mencari bahan materi skripsi. Keponakan Rizhan Azka Pratama dan keluarga besar H. Saenan Banan. 9. Kepada Ade Putra Maulana, terima kasih telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, telah berkenan meluangkan waktunya, memberikan
iii
motivasi, semangat dan menjadi tempat berbagi kesedihan dan kebahagiaan penulis selama proses menyelesaikan skripsi ini. 10. Manager Produksi film kartun Syamil dan Dodo, Eko Sucianto yang berkenan meluangkan waktunya dalam membantu penulis mengumpulkan data-data yang dibutuhkan dalam skripsi ini. Terimakasih NCR Production yang mengizinkan penulis meneliti film kartun Syamil dan Dodo. 11. Sahabat seperjuangan KPI E angkatan 2011, terimakasih atas banyaknya kenangan, motivasi, dan inspirasi yang telah diberikan kepada penulis selama masa kuliah hingga masa penulisan skripsi, Ita Baitsatul, Ratna Ayu, Wulantari, Rifka Oktavia, Widya Ramadhani, Putri Aulia Nurbani, dan Fatma Hidayani. 12. Serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Jakarta, 28 Juni 2016
Putri Rizky Handayani
iv
DAFTAR ISI ABSTRAK ................................................................................................................i KATA PENGANTAR .............................................................................................ii DAFTAR ISI ............................................................................................................v DAFTAR TABEL ...................................................................................................vii DAFTAR GAMBAR ...............................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .........................................................................................1 B. Identifikasi, Batasan dan Perumusan Masalah .........................................5 C. Tujuan Penelitian ......................................................................................7 D. Manfaat Penelitian ...................................................................................7 E. Metodologi Penelitian ..............................................................................8 F. Teknik Analisis Data ................................................................................10 G. Tinjauan Pustaka ......................................................................................13 H. Sistematika Penulisan ..............................................................................14
BAB II LANDASAN TEORI A. KARTUN DAN FILM 1. Sekilas Kartun dan Film ......................................................................16 2. Jenis-jenis Kartun ................................................................................19 3. Sejarah Film Animasi Di Indonesia ....................................................20 B. DAKWAH 1. Materi Dakwah ....................................................................................23 2. Media Dakwah ....................................................................................28 3. Film Sebagai Media Dakwah ..............................................................29 C. ANALISIS WACANA 1. Konsep Analisis Wacana .....................................................................31 2. Analisis Wacana Teun A Van Dijk .....................................................32 a. Teks ...............................................................................................33 b. Kognisi Sosial ...............................................................................41 c. Konteks Sosial ...............................................................................42
v
BAB III GAMBARAN UMUM A.Latar Belakang Pembuatan Film Kartun Syamil dan Dodo ......................43 B.Sinopsis Film Kartun Syamil dan Dodo ....................................................45 C.Karakter Pemeran Film Kartun Syamil dan Dodo ....................................47 D.Proses Produksi .........................................................................................49 E.NCR Production ........................................................................................50 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Wacana Pesan Dakwah Dalam Film Kartun Syamil dan Dodo Dilihat dari Level Teks ...........................................................................53 B. Wacana Pesan Dakwah Dalam Film Kartun Syamil dan Dodo Dilihat dari Level Kognisi Sosial ............................................................84 C. Wacana Pesan Dakwah Dalam Film Kartun Syamil dan Dodo Dilihat dari Level Konteks Sosial ...........................................................89 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ..............................................................................................93 B. Saran .........................................................................................................97 DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................99 LAMPIRAN-LAMPIRAN ......................................................................................102
vi
DAFTAR TABEL 1. Tabel 1.1 Struktur Wacana 2. Tabel 4.1 Tentang Pesan Dakwah Wudhu 3. Tabel 4.2 Tentang Pesan Dakwah Tayamum 4. Tabel 4.3 Tentang Pesan Dakwah Rukun Shalat 5. Tabel 4.4 Opening Billboard 6. Tabel 4.5 Opening Scene 7. Tabel 4.6 Conflict Scene (Klimaks) 8. Tabel 4.7 Anti Klimaks (Solusi) 9. Tabel 4.8 Ending (Akhir Cerita) 10. Tabel 4.9 Stilistik (Gaya Bahasa) 11. Tabel 4.10 Metafora 12. Tabel 4.11 Ekspresi
vii
DAFTAR GAMBAR 1. Gambar 4.1 Potongan Adegan; Wudhu 2. Gambar 4.2 Potongan Adegan; Wudhu 3. Gambar 4.3 Potongan Adegan; Wudhu 4. Gambar 4.4 Potongan Adegan; Wudhu 5. Gambar 4.5 Potongan Adegan; Wudhu 6. Gambar 4.6 Potongan Adegan; Tayamum 7. Gambar 4.7 Potongan Adegan; Tayamum 8. Gambar 4.8 Potongan Adegan; Tayamum 9. Gambar 4.9 Potongan Adegan; Tayamum 10. Gambar 4.10 Potongan Adegan; Tayamum 11. Gambar 4.11 Potongan Adegan; Tayamum 12. Gambar 4.12 Potongan Adegan; Tayamum 13. Gambar 4.13 Potongan Adegan; Rukun Shalat 14. Gambar 4.14 Potongan Adegan; Rukun Shalat 15. Gambar 4.15 Potongan Adegan; Rukun Shalat 16. Gambar 4.16 Potongan Adegan; Rukun Shalat 17. Gambar 4.17 Potongan Adegan; Rukun Shalat 18. Gambar 4.18 Potongan Adegan; Rukun Shalat 19. Gambar 4.19 Potongan Adegan; Rukun Shalat 20. Gambar 4.20 Opening Billboard 21. Gambar 4.21 Opening Scene 22. Gambar 4.22 Conflict Scene 23. Gambar 4.23 Anti Klimaks (Solusi) 24. Gambar 4.24 Anti Klimaks (Solusi) 25. Gambar 4.25 Ending (Akhir Cerita) 26. Gambar 4.26 Ending (Akhir Cerita) 27. Gambar 4.27 Ending (Akhir Cerita) 28. Gambar 4.28 Potongan Adegan; Stilistik (Gaya Bahasa) 29. Gambar 4.29 Potongan Adegan; Metafora
viii
30. Gambar 4.30 Ekspresi 31. Gambar 4.31 Ekspresi 32. Gambar 4.32 Ekspresi 33. Gambar 4.33 Ekspresi
ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Jalaluddin Rakhmat dalam bukunya Psikologi Komunikasi Film memberikan pengaruh yang besar terhadap jiwa manusia. Hal ini berhubungan dengan ilmu jiwa sosial tentang gejala “identifikasi psikologi” yaitu orang merasa terlibat dengan tokoh yang ditampilkan sehingga ia ikut merasa apa yang dirasakan tokoh tersebut.1 Film bersifat audio visual yaitu gambar dan suara, film mampu menceritakan banyak hal dalam waktu singkat. Ketika penonton menonton film tersebut seakan-akan menembus ruang dan waktu yang dapat menceritakan kehidupan dan bahkan dapat memengaruhi audiens. Semakin banyak film-film layar lebar yang ditayangkan di bioskop, televisi, bahkan berbentuk VCD sayangnya kebanyakan film-film tersebut hanya menceritakan dunia glamour saja dan sangat minim akan nilai-nilai moral. Film hiburan baru ini cenderung menciptakan mimpi-mimpi dan memanjakan imajinasi penonton. Kebanyakan film-film sekarang diproduksi hanya untuk bisnis belaka yang lebih mengutamakan keuntungan dari pada pendidikan. Hal ini adalah pembodohan secara tidak langsung kepada generasi penerus bangsa. Film tidak hanya diminati oleh remaja atau dewasa, bahkan
1
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Edisi Revisi, (Bandung; Remaja Rosda
Karya, 2005), h. 236.
1
2
saat ini banyak film kartun atau animasi yang disuguhkan khusus untuk anakanak. Film kartun adalah film yang mengandung gambar-gambar yang dilukis dan disusun secara berangkai, sehingga apabila proyeksi kepada media akan menimbulkan citra hidup dan membentuk sebuah kisah cerita atau film yang dibuat dengan menggambar setiap frame, merupakan gambar dengan posisi yang berbeda, sehingga kalau diserikan akan menimbulkan kesan bergerak.2 Bukan saja untuk hiburan, tetapi juga untuk penerangan dan pendidikan. Dalam ceramah-ceramah penerangan atau pendidikan kini banyak digunakan film sebagai alat pembantu untuk memberikan penjelasan.3 Film juga merupakan salah satu media komunikasi dan sarana yang dinilai efektif dalam menyampaikan informasi atau pesan-pesan. Menurut Wawan Kuswandi dalam bukunya Komunikasi Massa Sebuah Analisis Isi Media Televisi persoalan yang saat ini ditakuti beberapa kalangan dan tokoh masyarakat mengenai film anak yang dinilai antisosial, anak akan mencitrakan diri seperti tokoh dalam film tersebut, misalnya tokoh Ksatria Baja Hitam yang mewabah ke dalam kepribadian anak. Tokoh dalam
2
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafah Komunikasi, (Bandung: Citra Aditya
Bhakti, 2000), h. 215-217. 3
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, h. 209.
3
film anak tersebut membela kebenaran dan melawan kejahatan dengan cara tidak nalar bahkan terkesan sadis.4 Dari sekian banyak film kartun yang masuk dan tayang di Indonesia, hanya beberapa film yang mengandung edukasi dan pengetahuan mengenai Agama. Misalnya stasiun televisi swasta, yaitu RCTI, program unggulan pada jenis kartun animasi: Crayon Shinchan, Doraemon, Larva dan Kiko. Kebanyakan malah kartun yang mengandung unsru hiburan, namun film kiko mengandung edukasi tetapi tidak ada pengetahuan agama didalamnya. Selain itu di MNC TV terdapat film kartun Sopo Jarwo dan Upin dan Ipin dalam film tersebut lebih banyak memberikan pengetahuan moral, begitu juga dengan film kartun Keluarga Somad di Indosiar. Miskinnya film-film kartun animasi yang bertemakan pendidikan Islam membuat orang tua muslim bingung. Ingin melarang anak nonton film, namun orang tua tidak memiliki alternatif tayangan yang positif. Film kartun Syamil dan Dodo merupakan film kartun anak-anak yang didalamnya mengajarkan pengetahuan mengenai Agama Islam. Tokoh utama dalam film tersebut adalah Syamil yang dikenal sebagai anak yang baik dan Dodo (sahabat Syamil) yang sedikit nakal. Kisah dalam serial Syamil dan Dodo sederhana, diangkat berdasarkan kisah sehari-hari tapi dikemas menarik dengan adegan dan cerita
4
Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa Sebuah Analisis Isi Media Televisi, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1996), h. 63.
4
lucu yang membuat anak-anak tertawa. Hal yang lebih penting adalah membantu anak-anak memahami Islam lebih mudah dan indah.5 Kehadiran keberagaman media komunikasi adalah salah satu yang dapat dimanfaatkan oleh umat Islam sebagai sarana peningkatan iman dan takwa. Media komunikasi juga dapat digunakan untuk penyampaian pesan moral yang terkandung dalam Islam. Rajawali Televisi atau disingkat RTV sebelumnya bernama BChannel, adalah sebuah stasiun televisi swasta nasional asal Jakarta, Indonesia yang dimilik perusahaan oleh Rajawali Corpora. RTV resmi mengudara pada tanggal 1 November 2009 di Jakarta dengan nama B-Channel. Saat ini, program RTV lebih difokuskan pada acara hiburan, soft news, dan variety show untuk keluarga. Pada tanggal 3 Mei 2014, B-Channel berganti nama menjadi “RTV (Rajawali Televisi)” pada saat acara Grand Launching Langit Rajawali. Dengan visi ingin berbagi nilai positif melalui produksi hiburan dan informasi untuk memajukan masyarakat Indonesia dan misi menjadi media televisi nasional yang menayangkan program berkualitas yang kreatif, menghibur sekaligus mencerdaskan pemirsa Indonesia.6 Film Kartun Syamil dan Dodo menyajikan tayangan yang mencerdaskan dan menghibur, Kartun Syamil dan Dodo ini ditayangkan di RTV sepanjang bulan ramadhan sejak tahun 2013 sampai dengan ramadhan
5
Sinopsis Syamil dan Dodo, artikel diakses pada 26 Juni 2015 pukul 11.07 WIB dari
http://www.rtv.co.id/program/detail/124syamil-dan-dodo 6
About Us, artikel diakses pada 25 Juni 2016 pukul 21:15 WIB dari http://www.rtv.co.id/info/aboutus
5
tahun 2016 ini. Dan pada tahun 2014, Film Kartun Syamil dan Dodo berhasil menjadi nominasi pada kategori Program Anak dalam Anugerah KPI 2014 yang ditayangkan di Indosiar.7 Maka di sini sangat menggembirakan bagi para orangtua dengan adanya tayangan anak yang bernuansa Islami yang dikemas dalam bentuk film kartun atau animasi, tentu saja akan mempermudah proses penyampaian mengenai pengetahuan keagamaan. Apalagi mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam. Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk meneliti dalam bentuk skripsi yang berjudul “Analisis Wacana Dakwah dalam Film Kartun Syamil dan Dodo.”
B. Identifikasi, Batasan dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah Tahap awal pada penelitian ini adalah mencari permasalahan yang menjadi titik tolak sebuah penelitian. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana dakwah yang disampaikan melalui media film kartun, film kartun yang diangkat pada penelitian ini adalah film kartun Syamil dan Dodo.
7
Nominasi Program Televisi Terbaik Versi Anugerah KPI 2014, artikel diakses pada 27 Oktober 2015, pukul 18:00 WIB dari http://www.tribunnews.com/lifestyle/2014/11/14/nominasiprogram-televisi-terbaik-versi-anugerah-kpi-2014
6
2. Batasan Masalah Untuk menghindari semakin luas dan melebarnya batasan masalah, maka penelitian ini dibuat suatu batasan. Ruang lingkup dibatasi hanya tentang wacana pesan dakwah dalam film kartun Syamil dan Dodo episode Bersuci, yang di dalamnya terdapat tiga tema, yaitu Tata Cara Berwudhu, Tayamum, dan Rukun Shalat. Pada episode ini, edukasi atau nilai-nilai Islam yang disampaikan adalah hal yang merupakan wajib untuk dilaksanakan oleh umat Islam, serta didalamnya terdapat tema Tayamum yang merupakan pengenalan bagi anak-anak untuk mengetahui apa itu Tayamum, yang mungkin anakanak belum mendapatkan pelajaran mengenai tayamum di sekolah. Selain itu, tema Rukun Shalat dalam episode ini terpilih sebagai nominasi program anak pada Anugerah KPI tahun 2014 yang diselenggarakan oleh Komisi Penyiaran Indonesia. Penulis juga hanya dibatasi dengan model analisis wacana Teun A Van Dijk. Dalam modelnya, Van Dijk membahas tentang tiga struktur dalam suatu teks, yaitu struktur makro, superstruktur, dan struktur mikro, serta dilihat dari level kognisi dan konteks sosial.8
8
Alex Sobur, Analisis Teks Media Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, Analisis Framing, (Bandung; Remaja Rosda Karya, 2001), h . 68.
7
3. Rumusan Masalah Berdasarkan masalah yang telah dipaparkan maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut: a. Bagaimana wacana dakwah dikonstruksi dalam film kartun Syamil dan Dodo pada level teks (struktur makro, superstruktur, dan struktur mikro)? b. Bagaimana wacana dakwah dikonstruksi dalam film kartun Syamil dan Dodo pada level kognisi sosial? c. Bagaimana wacana dakwah dikonstruksi dalam film kartun Syamil dan Dodo pada level konteks sosial? C. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui wacana dakwah dalam film kartun Syamil dan Dodo pada level teks (struktur makro, superstruktur, dan struktur mikro). b. Untuk mengetahui wacana dakwah dalam film kartun Syamil dan Dodo pada level kognisi sosial. c. Untuk mengetahui wacana dakwah dalam film kartun Syamil dan Dodo pada level konteks sosial.
8
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Akademis Penelitian ini diharapkan mampu memberikan referensi dalam mengupas wacana dakwah pada sebuah film yang dilihat dari level teks (struktur makro, superstruktur, dan struktur mikro), konteks sosial dan kognisi sosial, melalui kajian wacana model Teun A. Van Dijk.9 Sebagai referensi pengetahuan dan informasi tambahan untuk khalayak yang kiranya dapat menjadi masukan dan ide yang baik. 2. Manfaat Praktis Menumbuhkan pemahaman tentang arti penting sebuah film, tidak hanya dari pesannya saja melainkan makna yang tersirat dibalik pesan film. Terutama pesan dakwah dalam film. Dapat menjadi referensi atau alternatif pembelajaran untuk anak-anak mengenai nilai-nilai agama Islam melalui media film kartun. Memberikan masukan baik bagi pihak stasiun televisi yang saat ini telah menjadi televisi yang menayangkan film kartun Syamil dan Dodo maupun pihak rumah produksi yang memproduksi film kartun Syamil dan Dodo.
9
Alex Sobur, Analisis Teks Media Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, Analisis Framing, (Bandung; Remaja Rosda Karya, 2001), h . 68.
9
E. Metodologi Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian analisis wacana yang dikembangkan oleh Teun A. Van Dijk. Tipe penelitian ini adalah deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan hasil temuan penelitian secara sistematis, faktual, dan akurat yang disertai dengan petikan hasil wawancara. Analisis deskriptif adalah melaporkan data dengan cara memberi gambaran, menerangkan, dan mengualifikasikan serta menginterpretasikan data yang sudah terkumpul apa adanya untuk selanjutnya baru disimpulkan. 2. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dari penelitian ini adalah Film Kartun Syamil dan Dodo, sedangkan yang menjadi objek penelitian ini adalah potongan gambar atau visual yang berupa pesan dakwah pada episode Bersuci dalam film kartun Syamil dan Dodo. 3. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yaitu: a. Observasi teks dengan melakukan pengamatan secara langsung dan tidak terikat terhadap objek penelitian dan unit analisis dengan cara
10
menonton dan mengamati teliti dialog-dialog, serta adegan-adegan dalam film kartun Syamil dan Dodo. Kemudian mencatat, memilih dan menganalisanya sesuai dengan model penelitian yang digunakan. Data yang diperoleh dari rekaman video original VCD Film Kartun Syamil dan Dodo. Kemudian dipilih visual atau gambar dari potonganpotongan adegan (scene) yang diperlukan untuk penelitian. b. Dokumentasi (document research), adalah berbentuk buku, arsip, internet, surat kabar yang penulis kumpulkan data-datanya melalui telaah dan mengkaji berbagai literatur yang relevansinya dengan materi penelitian yang berhubungan dengan film kartun Syamil dan Dodo. c. Wawancara. Atau dalam riset kualitatif disebut wawancara mendalam (depth interview) yang bertujuan untuk mendapatkan data yang lebih mendalam. Wawancara merupakan metode pengambilan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Dalam penelitian ini penulis akan melakukan wawancara secara langsung dengan Eko Sucianto, manager dari NCR Production selaku rumah produksi film kartun Syamil dan Dodo. Beliau juga berperan sebagai salah satu tim kreatif pada film kartun Syamil dan Dodo. F. Teknik Analisis Data Analisis data dimulai dari analisis berbagai data yang berhasil dikumpulkan oleh periset dilapangan, baik melalui observasi, wawancara
11
mendalam atau dokumen-dokumen.10 Setelah data dan informasi yang berkaitan dengan penelitan telah terkumpul, selanjutnya penulis akan menganalisisnya dengan menggunakan metode deskriptif, analisis wacana model Teun A. Van Dijk untuk menjawab rumusan masalah dari penelitian ini. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan analisis wacana Teun A. Van Dijk. Analisis wacana (Discourse Analysis) yaitu studi tentang struktur pesan atau mengenai aneka fungsi bahasa (pragmatic)11 Wacana oleh van Dijk digambarkan mempunyai tiga dimensi/bangunan: teks, kognisi sosial, dan konteks sosial. Inti analisis van Dijk adalah menggabungkan ketiga dimensi wacana tersebut ke dalam satu kesatuan analisis. Dalam dimensi teks, yang diteliti adalah bagaiman struktur teks dan strategi wacana yang dipakai untuk menegaskan suatu tema tertentu. Pada level kognisi sosial dipelajari proses produksi teks berita yang melibatkan kognisi individu dari wartawan. Sedangkan aspek ketiga mempelajari bangunan wacana yang berkembang dalam masyarakat akan suatu masalah.12 Van
Dijk
melihat
suatu
teks
terdiri
dari
atas
beberapa
struktur/tingkatan yang masing-masing bagian saling mendukung. Ia
10
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: Citra Aditya Bhakti,2003), h. 196. 11 Alex Sobur, Analisis Teks Media Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, Analisis Framing, (Bandung; Remaja Rosda Karya, 2001), h . 68. 12
h. 221.
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKiS, 2011),
12
membaginya ke dalam tiga tingkatan. Pertama, struktur makro. Ini merupakan makna global/umum dari suatu teks yang dapat diamati dengan melihat topik atau tema yang dikedepankan dalam suatu berita. kedua, superstruktur. Ini merupakan struktur wacana yang berhubungan dengan kerangka suatu teks, bagaimana bagian-bagian teks tersusun ke dalam berita secara utuh. Ketiga, struktur mikro adalah makna wacana yang dapat diamati dari bagian kecil dari suatu teks yakni kata, proposisi, anak kalimat, paraphrase, dan gambar.13
Tabel 1.1 Struktur Wacana Van Dijk Sumber: Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h. 228. Struktur Wacana
Hal Yang Diamati
Struktur Makro
TEMANTIK “Tema/topik dikedepankan berita.”
Superstruktur
dalam
Elemen Topik yang suatu
SKEMATIK
Skema
“Bagaimana bagian dan urutan berita diskemakan dalam teks berita utuh.” Struktur Mikro
SEMANTIK “Makna yang ditekankan dalam film.”
13
Ibid., h. 225.
Latar, Detil, Maksud, Praanggapan, ingin Nominalisasi
13
SINTAKSIS “Bagaimana bagian dan urutan film dikemas dalam teks atau naskah film yang utuh.” STILISTIK
Bentuk Kalimat, Koherensi, Kata Ganti
Leksikon
“Bagaimana pilihan kata yang dipakai dalam film kartun Syamil dan Dodo.” Grafis, Metafora, Ekspresi. RETORIS Bagaimana dan dengan cara penekanan dilakukan.
Pada level lain dalam analisis wacana Teun A. Van Dijk yaitu kognisi sosial dan konteks sosial. Kogini sosial bagaimana kondisi saat proses produksi teks atau narasi yang melibatkan penulis skenario. Sedangkan konteks sosial merupakan nilai-nilai atau berita yang berkembang dan menyebar di masyarakat seputar film tersebut.14
14
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKiS,
2011), h. 221.
14
G. Tinjauan Pustaka Adapun skripsi lain yang menjadi acuan dan bahan dalam mengkaji penelitian ini, yaitu skripsi yang berjudul: 1. “Analisis Wacana Percintaan Beda Agama Dalam Film Cinta Tapi Beda” yang ditulis oleh Zakiyah Al-Wahdah, mahasiswa jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) 2014 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Persamaan dama penelitian ini adalah media yang digunakan, yaitu film. Perbedaannya pada skripsi ini mengupas mengenai percintaan beda agama dan toleransi antar umat yang berbeda agama, sedangkan saya mengenai pesan dakwah dalam film. 2.
“Analisis Wacana Pesan Dakwah Dalam Novel Rumah Tanpa Jendela Karya Asma Nadia” yang ditulis oleh Suci Gusti Gunarsih, mahasiswa jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) 2014 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Persamaannya pada latar belakang yaitu membahas pesan dakwah melalu film, penelitian yang dilakukan oleh Suci Gusti Gunarsih melalui media novel sedangkan saya melalui media film. Dari beberapa tinjauan terdahulu memiliki perbedaan dengan
penelitian ini, ada yang berbeda dari segi objek penelitian dan juga subjek penelitian pun berbeda, karena penelitian ini membahas tentang analisis wacana dakwah dalam film dimana yang diteliti adalah film kartun untuk anak-anak.
15
H. Sistematika Penulisan Untuk membahas penelitian ini, penulis membagi penulisan ini menjadi lima Bab. Untuk mendapat gambaran yang lebih jelas, yaitu: Bab I, merupakan Bab Pendahuluan yang menjelaskan tentang Latar Belakang Masalah, Identifikasi, Batasan dan Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian, Teknik Analisis Data, Tinjauan Pustaka, dan Sistematika Penulisan. Bab II, dalam Bab ini penulis akan menguraikan mengenai Kartun dan Film, Jenis-jenis Film, Sekilas Film Animasi di Indonesia; Dakwah terdiri dari Materi Dakwah, Media Dakwah, Film Sebagai Media Dakwah; Analisis Wacana terdiri dari, Konsep Analisis Wacana, Analisis Wacana Model Teun A. Van Dijk. Bab III, dalam bab ini penulis akan memaparkan mengenai Latar Belakang Pembuatan Film Kartun Syamil dan Dodo, Sinopsis Film Kartun Syamil dan Dodo, Karakter Pemeran Film Kartun Syamil dan Dodo, Proses Produksi, Profile NCR Production. Bab IV, dalam bab ini penulis, penulis membahas tentang analisis wacana pada episode Bersuci dalam Film Kartun Syamil dan Dodo kajian wacana Teun A. Van Dijk.
16
Bab V, dalam Bab ini merupakan kesimpulan dari penelitian yang dilakukan berdasarkan permasalahan yang dipaparkan. Penulis memberikan kesimpulan dan saran terhadap apa yang telah diangkat dan diteliti oleh penulis.
BAB II LANDASAN TEORI A. KARTUN DAN FILM 1. Sekilas Kartun dan Film Media di Indonesia banyak yang memanfaatkan kartun baik sebagai hiburan khususnya kartun untuk anak maupun kartun yang bersifat kritik sosial yang ditunjukkan dalam kehidupan politik. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kartun adalah film yang dapat menciptakan sebuah khayalan menjadi gerak seperti hidup dari hasil pemotretan rangkaian gambar-gambar yang terlukis dan dapat berubah posisinya, kartun juga merupakan gambar yang mempunyai penampilan lucu dan berkaitan dengan keadaan.1 Kata kartun berasal dari bahasa Italia, yaitu cartone yang berarti “kertas”. Menurut I Dewa Putu Wijana, kartun merupakan sebuah permainan bahasa. Pemilihan kata-kata pada teks kartun sangatlah memengaruhi nilai humor kartun tersebut.2 Kartun merupakan suatu gambar yang menggunakan simbol-simbol untuk menyampaikan suatu
1
Kartun, artikel diakses pada 16 Juli 2016, pukul 13:30 WIB dari http://www.kbbi.web.id/kartun. 2
I Dewa Putu Wijaya, Kartun: Studi Tentang Permainan Bahasa, (Yogyakarta: Ombak, 2004), h. 6.
16
17
pesan secara cepat dan ringkas, atau sesuatu sikap terhadap orang, situasi, atau kejadian-kejadian tertentu. Secara sederhana
“kartun bisa dibedakan menjadi dua jenis,
yaitu kartun verbal dan nonverbal. Kartun verbal adalah kartun yang memanfaatkan unsur verbal seperti kata, frasa, kalimat, wacana di samping gambar-gambar jenaka yang digunakan untuk memancing tawa para pembacanya.”3 Sementara itu, “kartun nonverbal adalah kartun yang sematamata memanfaatkan gambar-gambar atau visualisasi jenaka untuk menjalankan tugas itu. Adapun gambar yang disajikan pada jenis kartun yang kedua ini adalah gambar-gambar yang memutar balikkan logika.”4 Kata kartun pun mulai mengalami perluasan makna saat media massa baik elektronik maupun media cetak hadir di tengah-tengah masyarakat. Pada media cetak, kartun kartun lebih dikenal dengan istilah kartun modern yang terdiri dari kartun politik, kartun opini, kartun humor, dan komik. Sedangkan pada media elektronik seperti televisi, kartun lebih dikenal sebagai kartun animasi yang sering ditayangkan ditelevisi yang
3
I Dewa Putu Wijaya, Kartun: Studi Tentang Permainan Bahasa, (Yogyakarta: Ombak, 2004), h. 8. 4
Ibid., h. 8.
18
pada umumnya disenangi oleh anak-anak.5 Salah satu jenis kartun animasi adalah film kartun anak Syamil dan Dodo. Banyaknya minat menonton anak terhadap film-film kartun membuat hampir setiap stasiun televisi mempunyai film kartun yang dapat dijadikan salah satu program unggulan bahkan film kartun ditayangkan setiap hari, menurut Morissan, salah satu produk dari komunikasi massa yang sangat berpengaruh adalah film. Film cara kerjanya dapat diibaratkan seperti jarum hipodermik atau sebuah peluru, yaitu prosesnya kegiatan mengirimkan pesan sama seperti kegiatan menyuntikkan obat yang dapat langsung merasuk ke dalam jiwa menerima pesan.6 Menurut Onong Uchjana Effendy dalam bukunya Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, “Film kartun timbul karena adanya gagasan dari para seniman pelukis untuk menciptakan film kartun ini.” Bagi dia, ditemukannya cinematography telah menimbulkan gagasan kepada mereka untuk menghidupkan gambar-gambar yang mereka lukis. Dan lukisan-lukisan itu bisa menimbulkan hal yang lucu dan menarik. Serta menghibur karena inti dari tujuan film kartun adalah menghibur.7 Bahkan
5
I Dewa Putu Wijaya, Kartun: Studi Tentang Permainan Bahasa, (Yogyakarta: Ombak, 2004), h. 11. 6
Morrisan, Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi, (Tangerang;
Ramdina Prakarsa, 2005) h. 12. 7
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: PT. Citra
Aditya Bakti, 2003) h. 211-215.
19
saat ini film kartun juga mengandung edukasi baik dari segi moral atau agama.
2. Jenis-Jenis Kartun Terdapat lima jenis kartun yang biasanya digunakan dalam media cetak, yaitu:8 1) Kartun murni (gags cartoon), Kartun yang dimaksud adalah gambar lucu untuk mengolokolok namun tidak bermaksud untuk membahas sebuah permasalahan atau peristiwa. 2) Kartun animasi Kartun yang seperti hidup, kartun ini terdiri atas susunan gambar yang direkam dan ditayangkan di televisi atau layar film, disebut juga film kartun. 3) Kartun komik Kartun yang berbentuk persegi atau kotak-kotak yang didalamnya terdapat sebuah jalan cerita.
8
I Dewa Putu Wijaya, Kartun: Studi Tentang Permainan Bahasa (Yogyakarta: Ombak, 2004), h. 11.
20
4) Kartun editorial (editorial cartoon) Kartun yang mengarah pada kritik dan yang merupakan visualisasi editorial/ tajuk rencana sebuah media cetak, kartun editorial merupkan bagian dari opini media yang dituangkan dalam gambar-gambar khusus. 5) Kartun politik (political cartoon) Kartun yang lebih memfokuskan pada masalah-maslaah yang berhubungan dengan politik. Dari kelima jenis kartun di atas, penulis menyimpulkan bahwa film kartun Syamil dan Dodo adalah salah satu jenis kartun animasi. Lewat kartun animasi, film kartun Syamil dan Dodo ingin menyampaikan pesan dakwah melalui media kartun animasi. 3. Sejarah Film Animasi di Indonesia Sejak tahun 1933, Indonesia menjadi pasar film animasi. Saat itu koran-koran lokal telah memuat iklan-klan film animasi produksi Walt Disney. Tahun 1955, Bung Karno pernah mengirim seorang seniman, yakni Dukut Hendronoto atau dipanggil Pak Ooq untuk mempelajari ilmu animasi di studio Disney. Pada tahun 1995, lahirlah “Si Doel Memilih”
21
sebagai film animasi pertama di Indonesia yang masih dalam format hitam-putih.9 Era tahun 1970an Orang asal Amerika mendirikan sebuah studio animasi di Jakarta yaitu Anima Indah. Anima Indah turut sebagai studio yang memelopori berkembangnya animasi di Indonesia. Darinya munculah nama Dwi Koen atau Dwi Koendoro pada era ini. Dwi Koen bersama I Santosa dan kartunis Pramono membuat animasi dengan judul “Baru Setahun” pada tahun 1974. Pada tahun yang bersamaan muncul nama Suyadi atau dikenal sebagai Pak Raden (seorang animator Indonesia sejak tahun 1974 bekerja full time sebagai animator). Beliau menjadi sutradara animasi dengan judul “Timun Mas” yang
berdurasi 15 menit, diproduksi oleh PPFN
(Pusat Produksi Film Negara).10 Era tahun 1980-1990an Pusat Produksi Film Negara atau disingkat PPFN memproduksi film animasi 2D berdurasi 11 menit, dengan judul “Si Huma”. Setelah itu lahirlah studio-studio animasi seperti Asiana Wang Animation (bekerja sama dengan Wang Film Animation, Taiwan), Evergreen, Marsa Juwita
9
Selayang Pandang PT. NCR Production, h. 4-5.
10
Ibid., h.4-5.
22
Indah, Red Rocket Animation Studio di Bandung, Bening Studio di Yogyakarta, dan Tegal Kartun yang berbasis di Tegal.11 TV Swasta di tahun 1990an lahirnya stasiun TV Swasta, membuat prduksi animasi lokal menjadi terdorong, walapun hanya untuk kebutuhan iklan. Film animasi 3D pertama yaitu serial film “Hela Heli Halo” yang ditayangkan oleh TPI. Tahun 1997 Departeman Kebudayaan & Pariwisata menggelar event Pekan Komik dan Animasi Nasional atau PKAN. Untuk yang kedua kalinya ajang ini digelar di Jakarta pada bulan Februari 1998 dan menunjukkan karya-karya animasi dari beberapa studio animasi seperti Red Rocket Animation, Animagic Studio, Denny Animation, Dwi Koen Studio, dan Studio MOCA. Pada era 90an banyak juga dari beberapa animator lokal yang menggarap animasi terkenal dari Jepang seperti Doraemon.12 Era tahun 2000an Semakin banyak berguguran studio animasi era 90an, yang diimbangi dengan lahirnya studio animasi baru. Baik 2D maupun 3D. Disisi lain perkembangan industri animasi disokong kurikulum di sekolah menengah kejuruan. Dan pada era ini NCR Production lahir sebagai studio
11
Selayang Pandang PT.NCR Production, h.4-5.
12
Ibid., h. 4.5.
23
yang paling kontinue dan konsisten dalam memproduksi film-film animasi 2D. Bahkan mampu semakin eksisi sejak tahun 2003.13 Animasi dibentuk melalui simulasi gerakan yang dibuat dengan memutar serangkaian gambar atau frame. Kartun-kartun ditelevisi merupakan salah satu jenis animasi.14 Film kartun Syamil dan Dodo termasuk dalam jenis kartun animasi 2D.
B. DAKWAH 1. Materi Dakwah Menurut Hafi Anshari yang dikutip oleh Samsul Munir Amin dalam bukunya yang berjudul Ilmu Dakwah, , materi dakwah (Maddah Ad-Da’wah) adalah suatu pesan dakwah yang disampaikan dari subjek ke objek dakwah yang sesuai dengan ajaran Islam yang terkandung dalam Kitabullah maupun Sunnah Rasul-nya. Dalam istilah komunikasi, materi dakwah disebut juga massage (pesan).15 Dakwah dibedakan dalam beberapa kata yaitu, ta’lim, tadzkir dan tashwir. Ta’lim yang artinya mengajar, tujuannya adalah untuk menambah pengetahuan orang yang diajar. Tadzkir artinya mengingatkan, tujuannya 13
Selayang Pandang PT.NCR Production, h. 4-5.
14
International Design School, Memahami Definisi Animasi, artikel diakses pada 25 Juni 2016 pukul 14:57 WIB dari http://www.idseducation.com/articles/memahami-definisi-animasi/ 15
Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009), Cet. Ke-1, h. 88.
24
adalah lebih kepada untuk mengingatkan kepada orang yang lupa akan sesuatu yang harus selalu diingat. Sedangkan Tashwir artinya melukiskan sesuatu pada alam pikirian orang, tujuannya untuk membangkitkan pengertian akan sesuatu yang dilukisan.16 Dakwah Islam adalah tugas suci yang dibebankan kepada setiap muslim dimana saja ia berada, sebagaimana termaktub dalam al-Qur’an dan as-Sunnah Rasulullah SAW., kewajiban dakwah menyerukan, dan menyampaikan agama Islam kepada masyarakat.17 Seperti firman Allah SWT dalam Surat An-Nahl/16:125, sebagai berikut:
ك ه َُو أَعْ ََ ُم َ ِي أَحْ َسنُ إِنَّ َر َّب َ ك ِب ْالح ِْك َم ِة َو ْال َم ْوعِ َظ ِة ْال َح َس َن ِة َو َجاد ِْل ُه ْم ِبالَّتِي ه َ يل َر ِّب ِ ْادعُ إِلَى َس ِب ]521 :ِين [النحل َ ض َّل َعنْ َس ِبيَِ ِه َوه َُو أَعْ ََ ُم ِب ْال ُم ْه َتد َ ِْب َمن Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”
16
H. Hasanuddin, Hukum Dakwah Tinjauan Aspek Hukum dalam Berdakwah di
Indonesia, (Jakarta; Pedoman Ilmu Jaya, 1996), h. 27. 17
Harjani Hefni dkk, Metode Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2006), Cet. Ke-2, h. 5.
25
Dengan demikian dapat dipahami bahwa dakwah sebagai proses penyampaian yang pada dasarnya mengajak atau membimbing manusia agar berbuat sesuai dengan ajaran Islam tanpa adanya paksaan merubah kehidupan manusia ke arah yang lebih baik, mencegah kemungkaran agar memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Hadist tentang dakwah :
َ َّ َل ُب ةيِّة َع َل ةْ ةمَِّ ةس َةو ةا وُةَِّ بَل ةينَع ةْوةلَ ً ةَي ُ ةي َن ٍبُ ََم و َّة َن َّونَبَ َن ة َ َ ةي َب َعي َةم Artinya: “Dari ‘Abdullah bin ‘Umar ra dituturkan, bahwasanya Rasulullah saw bersabda, “Sampaikanlah dariku walaupun satu ayat.” (HR. Bukhari). Dari hadist diatas, Nabi Muhammad SAW memerintahkan untuk segera menyampaikan perkara agama dari beliau walaupun sedikit, agar segera tersampaikan seluruhnya. Kepada yang hadir menyampaikan perkara agama dari Nabi SAW walaupun sedikit kepada yang tidak hadir. Secara garis besar materi dakwah dapat dikelompokkan sebagai berikut: a. Aqidah Secara terminologi terdapat pengertian aqidah secara umum dan khusus, secara umum yaitu pemahaman yang benar seperti ketauhidan dan keimanan kepada Allah, iman kepada malaikat, Rasul, kitab-kitab Allah, qadha dan qadhar serta hari akhir. Secara khusus aqidah bersifat bathiniyah yang mencakup rukun iman, tapi
26
pembahasannya tidak hanya tertuju pada masalah yang wajib diimani tetapi juga masalah yang dilarang dalam Islam.18 b. Syariah Syariah Islam juga mengembangkan hukum yang meliputi kehidupan manusia. Kelengkapan ini mengalir dari konsep Islam mengenai kehidupan manusia. Meteri dakwah yang menyajikan unsur syari’ah Islam harus menggambarkan atau dapat memberikan informasi yang jelas di bidang hukum dalam bentuk status hukum yang bersifat wajib, mubah (di bolehkan), mandub (dianjurkan), makruh (di anjurkan supaya tidak dilakukan) dan haram (dilarang).19 Masalah yang berhubungan dengan syariah tidak hanya terbatas pada ibadah kepada Allah, akan tetapi masalah yang berhubungan dengan kehidupan antar sesama manusia. Misalnya dalam hukum jual-beli, berumah tangga, bertetangga, warisan, kepemimpinan dan amal saleh lainnya. Selain itu larangan-larangan dari Allah yaitu, meminum minuman keras, mencuri, berzina, dan membunuh, serta masalah-masalah yang menjadi materi dakwah Islam.20
18
Indriansyah Syukir, Akhlak Islamiyah, (Jakarta: Parameter, 1998), h. 5.
19
Muhammad Munir, Wahyu Ilaihi, S.Ag, M.A., Manajemen Dakwah, (Jakarta:
Kencana, 2006), h. 26-27. 20
Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009) Cet. Ke-1, h. 91.
27
c. Akhlak Akhlak secara etimologis berasal dari bahasa Arab berasal dari kata khuluq yang artinya budi pekerti, perangai, tingkah laku, sikap. Menurut M Alib Aziz mengutip pendapat Al-Ghozali mengartikan akhlak sebagai suatu sifat yang tetap pada seseorang yang mendorong
untuk
melakukan
perbuatan
yang
mudah
tanpa
membutuhkan sebuah pemikiran.21 Akhlak juga meliputi akhlak terpuji (mahmudah) dan akhlak tercela (mazmumah). Materi mengenai akhlak mencakup akhlak terhadap Allah, pengakuan dan kesadaran bahwa tiada Tuhan selain Allah. Akhlak terhadap sesama manusia, terhadap diri sendiri, tetangga dan masyarakat lainnya. Dan akhlak terhadap lingkungan, terhadap flora dan fauna.22
2. Media Dakwah Wardi Bachtiar mengatakan, “media sebagai teknologi yang dapat digunakan untuk pengajaran.”23 Media dakwah adalah hal, keadaan, benda, yang dapat digunakan sebagai perantara untuk melaksanakan
21
M Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2004), h. 118.
22
Wahyu Ilaihi, Komunikasi Dakwah, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2010),
23
Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta: Logos, 1997), h. 35.
h. 102.
28
dakwah yang digunakan oleh juru dakwah untuk menyampaikan pesan dakwahnya kepada mad’u.24 Media juga dapat dikatakan sebagai perantara, wadah atau tempat yang menghubungkan antara Da’I sebagai penyampai pesan dan mad’u sebagai penerima pesan. Media yaitu segala sesuatu yang dapat membantu juru dakwah dalam menyampaikan dakwahnya secara efektif dan efisien. Menurut Slamet Muhaemin Abda yang dikutip oleh Hasanuddin dalam bukunya Hukum Dakwah Tinjauan Aspek Hukum dalam Berdakwah di Indonesia, media dakwah dilihat dari instrumennya, maka dapat dilihat dari empat sifat, yaitu yang bersifat visual, auditif, audio visual dan cetak.25 a. Media visual yaitu media yang dioperasikan untuk menyampaikan dakwah dengan melalui indera penglihat seperti film, slide, transparansi, overhead projector, gambar, foto dan lain-lain. b. Media auditif yaitu media yang dioperasikan sebagai sarana penunjang dakwah yang dapat ditangkap melalui indera pendengaran, seperti radio, tape recorder, telepon, telegram dan sebagainya c. Media audio visual yaitu media dakwah yang dapat didengar juga sekaligus dapat dilihat, seperti movie film, televisi, video dan sebagainya. 24
Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983),
25
Hasanuddin, Hukum Dakwah Tinjauan Aspek Hukum dalam Berdakwah di Indonesia,
h. 163.
(Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), h. 42-44.
29
d. Media cetak yaitu cetakan dalam bentuk tulisan dan gambar sebagai pelengkap informasi tulis, seperti buku, surat kabar, majalah, bulletin, booklet, leaflet dan sebagainya. 3. Film sebagai Media Dakwah Sebagai komunikasi massa, film dapat memainkan perannya sebagai saluran menarik yang dapat menyampaikan pesan-pesan tertentu dari dan untuk manusia, termasuk pesan-pesan keagamaan yang lazimnya disebut dengan dakwah.26 Dengan begitu film juga dapat berfungsi sebagai media dakwah yang efektif. “Film mempunyai kelebihan pada sisi emosional, film memiliki pengaruh yang kuat tanpa memerlukan daya fikir aktif. Hal ini dikarenakan film adalah sajian siap untuk dinikmati sehingga penonton film cukup bersifat pasif. Film menjadi penting sebagai media yang dapat menyampaikan gambaran mengenai budaya muslim.”27 Dikarenakan dampak yang ditimbulkan lewat acara-acara film begitu besar maka sungguh pas dan tepat jika proses dakwah pun dilakukan melalui film-film yang bertemakan dakwah. Film sebagai media dakwah tentunya dengan kelebihan-kelebihan tersendiri dibandingkan dengan media lainnya. 26
Miftah Faridl, Dakwah Kontemporer Pola Alternatif Dakwah Melalui Televisi,
(Bandung; Pusdai Press, 2000), Cet. Ke-1, h. 93. 27
h. 96.
Aep Kusnawan, Komunikasi Penyiaran Islam, (Bandung; Benang Merah Press, 2004),
30
Dengan kelebihan itulah, film dapat dikatakan menjadi media yang efektif, dimana pesan dakwah melalui film disampaikan dengan halus dan menyentuh sehingga tanpa sadar orang yang melihat film tidak merasa digurui. Sesuai dengan ajaran Allah SWT, bahwa untuk mengkomunikasikan pesan, hendaknya dilakukan secara qawlan sadidan, yaitu pesan yang mengkomunikasikan dengan benar, menyentuh, dan membekas dalam hati.28 Film merupakan adegan dan dialog yang direkayasa, tetapi dibuat seperti realita kehidupan yang dapat menyentuh hati penonton. Pada zaman modern saat ini, dakwah tidak cukup hanya melalui lisan atau dari mimbar ke mimbar saja. Diikuti dengan kecanggihan teknologi, penyampaian dakwah saat ini kian berkembang, dengan kecanggihan teknologi saat ini berbagai kalangan berlomba-lomba memanfaatkan teknologi canggih untuk dijadikan media komunikasi massa salah satunya sebagai media penyampaian dakwah. Tidak hanya menjadi fungsi komunikasi, hiburan dan pendidikan, kini film juga berfungsi sebagai media penyampaian pesan dakwah.
28
h. 79.
Widjaja, Ilmu Komunikasi dan Pengantar Studi, (Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2000),
31
C. ANALISIS WACANA 1. Konsep Analisis Wacana Analisis wacana adalah ilmu baru yang muncul beberapa puluh tahun belakangan ini. Aliran-aliran linguistik selama ini membatasi penganalisaannya hanya kepada soal kalimat dan barulah belakangan ini sebagai ahli bahasa mengalihkan perhatiannya kepada penganalisisan wacana. Analisis wacana merupakan studi tentang struktur pesan dalam komunikasi. Lebih tepatnya lagi, analisis wacana adalah telaah mengenai aneka fungsi (pragmatik) bahasa. Analisis wacana lahir karena adanya persoalan dalam komunikasi, bukan hanya terbatas pada penggunaan kalimat atau bagian kalimat, serta fungsi ucapan, tetapi juga mencakup struktur pesan yang lebih kompleks dan inheren yang disebut wacana.29 Wacana merupakan praktik sosial (mengkonstruksi realitas) yang menyebabkan
sebuah
hubungan
dialektis
antara
peristiwa
yang
diwacanakan dengan konteks sosial, budaya, ideologi tertentu. Di sini
29
Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis
Semiotik, dan Analisis Framing, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), h. 47-48.
32
bahasa dipandang sebagai faktor penting untuk merepresentasikan maksud si pembuat wacana.30 2. Analisis Wacana Teun A. Van Dijk Model yang dipakai oleh van Dijk ini sering disebut sebagai “kognisi sosial”. Menurut van Dijk, penelitian atas wacana tidak cukup hanya didasarkan pada analisis atas teks semata, karena teks hanya hasil dari suatu praktik produksi yang harus juga diamati. Di sini harus dilihat juga bagaimana suatu teks diproduksi, sehingga kita memperoleh suatu pengetahuan kenapa teks bisa semacam itu. Kalau ada teks yang memarjinalkan wanita, dibutuhkan suatu penelitian yang melihat bagaimana produksi teks itu bekerja, kenapa teks tersebut memarjinalkan wanita. Proses produksi itu, dan pendekatan ini sangat khas van Dijk, melibatkan suatu proses yang disebut sebagai kognisi sosial.31 Wacana
oleh
van
Dijk
digambarkan
mempunyai
tiga
dimensi/bangunan: teks, kognisi sosial, dan konteks sosial. Inti analisis van Dijk adalah menggabungkan ketiga dimensi wacana tersebut ke dalam satu kesatuan analisis. Dalam dimensi teks, yang diteliti adalah bagaiman struktur teks dan strategi wacana yang dipakai untuk menegaskan suatu tema tertentu. Pada level kognisi sosial dipelajari proses produksi teks 30
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai Contoh Praktis Riset
Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi, dan Komunikasi Pemasaran, Edisi Pertama Cet.ke-2, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007) h. 258. 31
h. 221.
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKiS, 2011)
33
berita yang melibatkan kognisi individu dari wartawan. Sedangkan aspek ketiga mempelajari bangunan wacana yang berkembang dalam masyarakat akan suatu masalah. Van Dijk melihat suatu teks terdiri beberapa struktur atau tingkatan yang berhubungan dan saling mendukung dan dibagi kedalam tiga tingkatan, yaitu struktur makro, superstruktur, dan struktur mikro. Dalam pandangan Van Dijk segala teks bisa dianalisis dengan menggunakan elemen-elemen seperti tematik, skematik, semantik, sintaksis, stilistik, dan retoris. Meski terdiri dari beberapa elemen, semua elemen itu merupakan suatu kesatuan, saling berhubungan, dan mendukung satu sama lainnya, berikut adalah penjelasan singkat mengenai elemen-elemen tersebut: a. Teks 1) Struktur Makro a) Tematik Elemen tematik merupakan gambaran umum dari suatu teks. Disebut juga sebagai gagasan inti, ringkasan, atau yang paling utama dari sebuah teks. Topik menunjukkan informasi yang paling penting atau inti pesan yang ingin disampaikan oleh komunikator. Dari topik ini kita bisa mengetahui masalah
dan tindakan
yang diambil
oleh
komunikator dalam mengatasi suatu masalah. Tindakan,
34
keputusan, atau pendapat dapat diamati pada struktur makro dari suatu masalah.32 Tema
sebuah
wacana
pengembangan
wacana.
Temapun
akan
tampak
akan
memandu
dalam alur
pengembangan sebuah wacana lisan maupun tulisan.33 Intinya, tematik merupakan struktur yang menjelaskan tentang tema yang diambil dari sebuah film. 2) Superstruktur a) Skematik Teks atau wacana umumnya mempunyai skema atau alur pendahuluan sampai akhir. Alur tersebut menunjukkan bagaimana bagian-bagian dalam teks disusun dan diurutkan sehingga
membentuk
kesatuan
arti.
Jadi,
jika
topik
menunjukkan makna umum dari suatu wacana, maka struktur skematik atau suprastruktur menggambarkan bentuk umum dari suatu teks.34 Alur memberikan tekanan dalam suatu teks, bagian mana yang berada di awal, dan bagian mana yang berada di akhir, hal itu juga bisa sebagai strategi untuk menyembunyikan 32
Eriyanto., Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKis,2000),
33
JD Parera., Teori Semantik, (Jakarta: Erlangga, 2004), h.233
34
Eriyanto., Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKis,2000),
h. 230.
h. 230.
35
informasi yang penting. Intinya skematik merupakan bentuk umum dari sebuah teks yang berkaitan dengan judul. Skematik mempelajari tentang bagaimana atau alur suasana teks dibuat.35 3) Struktur Mikro a) Semantik Pengertian umum semantik adalah disiplin ilmu bahasa yang menelaah makna suatu bahasa. Semantik dalam skema Van Dijk dikategorikan sebagai makna lokal, yakni makna yang muncul dari hubungan antar kalimat, hubungan antar proposisi yang membangun makna tertentu dalam suatu bangunan teks. Semantic tidak hany mendefinisikan bagian mana yang terpenting dari struktur wacana, tetapi juga yang mengiringi kearah sisi tertentu dari suatu peristiwa. Pada intinya, semantik membahas tentang makna yang ditekankan dalam sebuah teks dan membahas hubungan antar kalimat yang mempunyai
makna
tertentu
dalam
sebuah
teks
yang
mempunyai makna tersirat. Terdapat beberapa strategi semantik yaitu pertama; latar. Latar merupakan bagian cerita atau cerita yang mempengaruhi semantik (arti) yang ditampilkan. Latar yang dipilih menentukan kemana arah pandangan khalayak dibawa. 35
Alex Sobur., Analisis Teks Media, Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis
Semiotik, dan Analisis Framing, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), h. 78.
36
Tujuan dari latar teks ini adalah membongkar apa maksud yang ingin disampaikan oleh pembuat teks. Kedua; detail. Elemen wacana detail berhubungan dengan kontrol informasi yang ditampilkan
seseorang
(komunikator/penulis
skenario).
Komunikator menampilkan informasi yang menguntungkan dirinya dan citra baik secara berlebihan dan digambarkan secara mendetail. Dalam hal ini penulis skenario secara sengaja membuat sesuatu secara mendetail dengan tujuan menciptakan citra tertentu kepada khalayak. Ketiga; maksud. Elemen ini hampir sama dengan detail. Elemen maksud melihat informasi yang menguntungkan komunikator dan akan dirugikan secara eksplisit dan jelas. Sebaliknya informasi yang merugikan akan disampaikan secara tersamar, implicit dan tersembunyi. Tujuan akhir dari maksud adalah memberikan informasi
yang
peranggapan.
menguntungkan
Elemen
ini
komunikator.
merupakan
Keempat;
pernyataan
yang
digunakan untuk mendukung makna suatu teks, dan biasanya pernyataan tersebut dipandang terpercaya sehingga tidak perlu dipertanyakan
kembali.
Disebut
peranggapan
karena
37
pernyataan tersebut merupakan kenyataan yang belum terjadi, namun didasarkan pada anggapan yang masuk akal.36 b) Sintaksis Secara terminologi, kata sintaksis berasal dari bahasa Yunani ( sun = dengan + tattei = menempatkan), berarti menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat. Dapat dikatakan bahwa sintaksis adalah bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacanam kalimat, kalusa, dan frase. Inti dari sintaksis adalah mengelompokkan kata-kata menjadi sebuah kalimat.37 Dalam sintaksis ada beberapa strategi elemen yang mendukung, pertama; koheren. Koheren adalah pengaturan secara rapi kenyataan dan gagasan, fakta, ide yang menjadi suatu untaian yang logis sehingga mudah memahami pesan yang dikandungnya. Koherensi dalam analisis wacana adalah pertalian atau jalinan antar kata, proposisi atau kalimat. Dua buah kalimat atau proposisi yang menggambarkan fakta berbeda dapat dihubungkan dengan memakai koheren.
36
Alex Sobur., Analisis Teks Media, Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis
Semiotik, dan Analisis Framing, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), h.78-79. 37
Alex Sobur., Analisis Teks Media, Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis
Semiotik, dan Analisis Framing, h. 80.
38
Sehingga fakta yang tidak berhubungan sekalipun dapat
menjadi
berhubungan
ketika
komunikator
menghubungkannya. Koherensi dapat ditampilkan melalui sebab akibat, bisa juga sebagai penjelas dan mudah untuk diamati. Di antaranya kata hubung yang dipakai (dan, akibat, tetapi, lalu, karena, meskipun) menyebabkan makna berlainan ketika hendak menghubungkan proposisi.38 Kedua; bentuk kalimat. Bentuk kalimat adalah bentuk sintaksis yang berhubungan dengan cara berpikir logis, yaitu prinsip kausalitas, logika kausalitas, akan diterjemahkan dalam bahasa menjadi susunan subjek (yang menerangkan) dan predikat (yang diterangkan). Bentuk kalimat bukan hanya persoalan teknis kebenaran tata bahasa, tetapi menentukan makna yang dibentuk oleh susunan kalimat. Dalam kalimat yang berstruktur aktif, seseorang yang menjadi subjek dari pernyataan, sedangkan dari struktur pasif seorang menjadi objek dari pernyataan. Penempatan itu dapat mempengaruhi makna timbul karena akan menunjukkan bagian mana yang lebih ditonjolkan kepada khalayak.39
38
Alex Sobur., Analisis Teks Media, Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis
Semiotik, dan Analisis Framing, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), h. 81. 39
Alex Sobur., Analisis Teks Media, Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis
Semiotik, dan Analisis Framing, h. 81.
39
Ketiga; kata ganti. Kata ganti merupakan elemen untuk memanipulasi bahasa dengan menciptakan suatu komunitas imajinatif. Kata ganti timbul untuk menghindari pengulangan kata dalam kalimat-kalimat berikutnya dan menghindari segi-segi yang negatif. Dalam analisis wacana, kata ganti merupakan alat yang dipakai oleh komunikator untuk menunjukkan dimana posisi seseorang dalam wacana. Dalam mengungkapkan sikapnya, seseorang dapat menguraikan kata ganti “saya” atau “kami” yang menggambarkan bahwa sikap tersebut adalah sikap resmi komunikator semata-mata. Tetapi ketika memakai kata ganti “kita” menjadi sikap tersebut sebagai representasi dari sikap bersama dari suatu komunitas tertentu.40 c) Stilistik Pusat perhatian stilistika adalah stye, yaitu cara yang digunakan seorang pembicara atau penulis untuk menyatakan maksud dengan menggunakan bahasa sebagai sarana. Apa yang disebut gaya bahasa itu sesungguhnya terdapat dalam segala ragam bahasa: ragam lisan dan tulisan, ragam sastra dan ragam non sastra, karena gaya bahasa adalah cara menggunakan bahasa dalam konteks tertentu oleh orang tertentu untuk 40
Alex Sobur., Analisis Teks Media, Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis
Semiotik, dan Analisis Framing, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), h. 82-83.
40
maksud tertentu. Akan tetapi secara tradisional gaya bahasa selalu ditautkan dengan teks sastra, khususnya teks secara tertulis. Intinya, stilistik merupakan kata yang digunakan untuk mengkonstruksi wacana, atau gaya bahasa yang digunakan oleh penulis.41 d) Retoris Strategi dalam level retoris merupakan gaya yang diungkapkan
ketika
seseorang
berbicara
atau
menulis.
Misalnya dengan pemakaian kata yang berlebihan (hiperbolik) atau bertele-tele. Retoris mempunyai fungsi persuasif, dan berhubungan
erat
dengan
bagaimana
pesan
itu
ingin
disampaikan kepada khalayak.42 Van Dijk membagi elemen retoris menjadi tiga bagian, pertama; grafis. Grafis merupakan bagian untuk memeriksa apa yang ditekankan atau ditonjolkan (yang berarti dianggap penting) oleh seseorang yang dapat diamati dari teks. Dalam wacana scenario, grafis biasanya muncul lewat bagian tulisan yang dibuat lain dibandingkan tulisan lain (pemakaian huruf tebal, miring, garis bawah, dan huruf yang dibuat dengan
41
Alex Sobur., Analisis Teks Media, Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis
Semiotik, dan Analisis Framing, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), h. 82. 42
Alex Sobur., Analisis Teks Media, Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis
Semiotik, dan Analisis Framing, h. 83-84.
41
ukuran besar). Bagian yang ditulis berbeda adalah bagian yang dipandang penting oleh komunikator, di mana ia menginginkan khalayak menaruh perhatian lebih pada bagian tersebut.43 Ketiga;
ekspresi.
Ekspresi
dimaksudkan
untuk
membantu menonjolkan atau menghilangkan bagian tertentu dari teks yang disampaikan. Elemen ini merupakan bagian untuk memeriksa apa yang ditekankan atau ditonjolkan (yang berarti dianggap penting) oleh seseorang yang dapat diamati dari teks. Dalam teks tertulis, ekspresi ini muncul misalnya dalam bentuk grafis, gambar atau foto, sedangkan dalam film, ekspresi biasanya muncul dari wajah pemain atau biasanya kalimat yang dilontarkan yang berasal dari teks skenario.44 b. Kognisi Sosial Kognisi sosial adalah titik kunci dalam memahami sebuah produksi teks atau cerita, maksudnya adalah selain meneliti teks, penulis juga meneliti proses terbentuknya teks. Kognisi sosial menggambarkan bagaimana kesadaran mental penulis skenario
43
Eriyanto., Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKiS,
2000), h. 259. 44
Eriyanto., Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKiS,
2000), h. 259.
42
membentuk teks. Untuk mengetahui hal tersebut, maka diperlukan wawancara mendalam kepada penulis skenario.45 c. Konteks Sosial Menurut Van Dijk, wacana yang terdapat dalam sebuah teks adalah bagian dari wacana yang berkembang dalam masyarakat, sehingga untuk meneliti suatu teks perlu dilakukan wawancara seputar bagaimana wacana tentang suatu hal diproduksi dan dikonstruksi dalam masyarakat. Pada intinya, konteks sosial itu berhubungan dengan pengetahuan yang berkembang dalam masyarakat atas suatu wacana.46
45
Eriyanto., Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKis,
2000), h. 259-260. 46
Ibid., h. 271.
BAB III GAMBARAN UMUM FILM KARTUN SYAMIL DAN DODO
A. Latar Belakang Pembuatan Film Kartun Syamil dan Dodo Film kartun yang hanya menceritakan kehidupan sehari-hari saja dirasa tidak cukup, maka NCR Production menggabungkan dari cerita kehidupan sehari-hari dengan penyampaian pesan dakwah, sehingga nilai dakwah Islam bisa melekat dan menyentuh pada anak-anak. Karena dirasa penting menenamkan edukasi nilai-nilai agama pada anak sejak dini. “Tahun 2004 NCR Production memproduksi film kartun 2D yaitu Syamil dan Dodo, saat itu serbuan film kartun animasi begitu deras, banyaknya kartun buatan luar yang mulai masuk di Indonesia menjadikan alasan pihak NCR Production membuat film kartun Syamil dan Dodo. Selain itu juga, film kartun yang ditujukan untuk anak-anak banyak yang hanya mengandung hiburan. Alur cerita yang mengangkat kehidupan sehari-hari namun tidak ada sisi edukasi apalagi edukasi mengenai nilai-nilai ke-Islaman.”1 Sejak peluncurannya melalui pemasaran ritel berupa VCD, film kartun Syamil dan Dodo mendapat respon positif dari masyarakat, orangtua saat ini tidak perlu khawatir dengan tayangan anak yang minim unsur edukasi khususnya edukasi mengenai agama, film kartun Syamil dan Dodo hadir dengan tema-tema pendidikan didalamnya, khususnya tema dakwah Islam.
1
Hasil Wawancara dengan Eko Sucianto, Tgl. 9 Februari 2016, pukul 14.00 WIB di Kantor NCR Production
43
44
Berita yang dilansir oleh Tribunnews.com, Film kartun Syamil dan Dodo yang ditayangkan oleh RTV, masuk sebagai nominasi program anak dalam perhelatan Anugerah KPI 2014 yang diselenggarakan oleh Komisi Penyiaran Indonesia dengan mengambil tema “Terbaik untuk Indonesia, Persembahan dari Hati”. Ini merupakan wujud apresiasi KPI terhadap usaha yang dilakukan lembaga penyiaran dalam menghadirkan siaran yang terbaik dan mencerdaskan ke tengah masyarakat.2 Peniliaian terhadap kategori-kategori tersebut dilakukan oleh komisioner KPI Pusat serta dewan juri independen yang diketuai oleh Kak Seto Mulyadi dengan anggota antara lain, Anjasmara (artis), Arie Junaedi (Pengamat
Komunikasi),
Kasandra
Putranto
(Psikolog),
dan
Imam
Prihandiyoko (Jurnalis). KPI menerima 150 program yang dilombakan, terdiri atas 106 tayangan dari televisi dan 44 program dari radio. Dari seleksi yang dilakukan oleh KPI atas program-program siaran yang diajukan lembaga penyiaran untuk ikut dilombakan dalam Anugerah KPI 2014 kali ini menghasilkan tiga nominasi untuk masing-masing kategori. Pada kategori program anak terpilih tiga nominasi yaitu, Hafidz Episode #25 (RCTI), Si
2
Nominasi Program Televisi Terbaik Versi Anugerah KPI 2014, artikel diakses pada 27 Oktober 2015, pukul 18:00 WIB dari http://www.tribunnews.com/lifestyle/2014/11/14/nominasiprogram-televisi-terbaik-versi-anugerah-kpi-2014
45
Bolang "Cerita dari Sasak Bayan” (Trans 7) dan film kartun Syamil dan Dodo “Rukun Shalat” (RTV).3 B. Sinopsis Film Kartun Syamil dan Dodo Film Syamil dan Dodo merupakan film kartun atau animasi yang bergenre drama informasi mengenai pengetahuan Islam dengan durasi 6-10 menit setiap judul cerita yang diproduksi oleh PT. Nada Cipta Raya (NCR Production). Syamil dan Dodo adalah program kartun anak-anak yang mengajarkan tentang agama Islam dengan tokoh utamanya Syamil dan Dodo. Dodo digambarkan sebagai anak yang sedikit nakal, sementara Syamil sebaliknya. Walaupun begitu, mereka berdua bersahabat. Kisah dalam serial Syamil & Dodo sederhana, diangkat berdasarkan kisah sehari-hari tapi dikemas menarik dengan adegan dan cerita lucu yang membuat anak-anak tertawa. Hal yang lebih penting adalah membantu anak-anak memahami Islam lebih mudah dan Indah.4 “Dalam Film Kartun Syamil dan Dodo selain menyampaikan pesan dakwah melalui dialog, lagu juga menjadi media untuk menyampaikan informasi atau pesan dakwah, agar anak tidak menjadi bosan dan secara tidak langsung anak menghafal dan memahami karena menyanyikan lagu.”5
3
Nominasi Program Televisi Terbaik Versi Anugerah KPI 2014, artikel diakses pada 27
Oktober 2015, pukul 18:00 WIB dari http://www.tribunnews.com/lifestyle/2014/11/14/nominasiprogram-televisi-terbaik-versi-anugerah-kpi-2014 4
Sinopsis Episode Syamil dan Dodo, artikel diakses pada 27 Oktober 2015, pukul 17:20
WIB dari http://www.rtv.co.id/program/episode/124/35/syamil-dodo-eps-synopsis 5
Hasil Wawancara dengan Bapak Eko Sucianto Tgl.09 Februari 2016 Pukul 14.00 WIB
di Kantor NCR Production.
46
Soundtrack opening dan closing dari film kartun Syamil dan Dodo juga mengandung unsur penyampaian pesan dakwah didalamnya. Konsep cerita dari Film Kartun Syamil dan Dodo bermula dari peristiwa yang menggambarkan kelalaian atau kesalahpahaman yang dilakukan oleh Dodo. Kemudian dicoba diluruskan oleh Syamil, namun tidak mendapat penyelesaian karena keterbatasan ilmu dan pemahaman. Dari sini datanglah Nadia atau tokoh lain yang berperan memberikan penjelasan dan pencerahan.6 Pada episode Bersuci yang berperan untuk memberikan penjelasan adalah Nadya yaitu kakak Syamil dan Pak Guru, secara keseluruhan episode Film Kartun Syamil dan Dodo, baik orangtua dari Syamil maupun Dodo juga berperan memberi penjelasan, dari situlah penyampaian pesan dakwah diungkap. Setelah diberikan penjelasan konflik atau ke salahpahaman antara Syamil dan Dodo selesai. Konsep penyampaian dalam film ini, sumber konten diambil dari literatur pendidikan agama Islam yang bersumber Al-Qur’an, Hadist, dan Sejarah Islam. Ditambah sumber lain yang relevan. Konten yang disampaikan dapat diterima dan disukai melalui keunikan karakter dalam berperilaku dan memahami ilmu pengetahuan Islam. Konten pada tiap-tiap episodenya, merupakan ensiklopedi anak muslim yang lengkap dan saling melengkapi. 7
6
Konsep Cerita Film Kartun Syamil dan Dodo, artikel diakses pada 20 Januari 2016,
pukul 09:40 WIB dari http://www.ncrproduction.com/sat/ 7
Konsep Penyampaian Film Kartun Syamil dan Dodo, artikel diakses pada 20 Januari
2016, pukul 09:42 WIB dari http://www.ncrproduction.com/sat/
47
C. Karakter Pemeran Film Kartun Syamil dan Dodo Syamil dan Dodo adalah pemeran utama dalam film kartun ini, dimana kedua pemeran ini memiliki karakter yang berbeda,
Syamil
“Seorang anak laki-laki berpawakan sedang. Memiliki rambut yang keriting, dalam filmnya, Syamil setia kawan, jujur, dan amanah. Namun Syamil agak cengeng saat berdebat atau membela diri.”8 Dalam film kartun ini Syamil adalah karakter utama. Berbeda dengan sahabatnya yaitu Dodo, karakter Syamil lebih memahami ilmu agama, walaupun ilmu agama yang dimilikinya masih terbatas.
8
Desain Karakter Film Kartun Syamil dan Dodo, artikel diakses pada 20 Januari 2016, pukul 09:50 WIB dari http://www.ncrproduction.com/sat/index.php/desainkarakter
48
Dodo
”Seorang anak laki-laki berperawakan gembul. Memiliki kepala yang botak, dan rambut yang sedikit. Dodo dikenal Periang, lucu, namun sembrono. Dodo adalah karakter utama yang mendampingi Syamil. Dodo suka iseng dan menjahili binatang, kepercayaan diri yang tinggi membuat Dodo menjadi sombong bahkan dalam memahami ilmu agama, seringkali sikap percaya dirinya yang dianggapnya tindakan benar, cenderung asal dan sebenarnya salah kaprah.”9 Walaupun memiliki karakter yang berbeda dengan Syamil, kehadiran Dodo dalam film ini membuat jalan cerita menjadi menarik karena lugu dan minimnya ilmu pengatahuan agama Dodo membuat tingkah lakunya menjadi salah.
9
Desain Karakter Film Kartun Syamil dan Dodo, artikel diakses pada 20 Januari 2016,
pukul 09:50 WIB dari http://www.ncrproduction.com/sat/index.php/desainkarakter
49
D. Proses Produksi Film kartun Syamil dan Dodo dalam proses produksi 2D meliputi: 1. Pra Produksi a. Pembuatan Desain Produksi: Konsep, pewarnaan, tampilan, desain karakter, design lingkungan. b. Pembuatan Cerita: Ide cerita, naskah cerita, naskah scenario, naskah pengisi suara. c. Proses QC (Pengawasan Kualitas) 2. Produksi Audio a. Pembuatan lagu b. Pembuatan Ilustrasi c. Pengisian suara d. Proses QC (pengawasan kualitas) dan revisi hasil produksi audio. 3. Produksi Visual a. Pembuatan Papan Cerita (Storyboard) b. Pembuatan animatic (Penentuan durasi dan proses revisi) c. Proses Pembuatan lay out, key dan IB. d. Clean up, scanning, dan coloring.
50
e. Proses Pembuatan background f. Proses compossing (menyatukan gambar gerakan) g. Proses QC (pengawasan kualitas) dan revisi hasil 4. Pasca Produksi a. Editing b. Proses QC c. Mastering (rendering hasil editing) d. Pengiriman atau serah terima hasil master final. E. PT. Nada Cipta Raya, NCR Production NCR Production adalah brand utama dari PT. Nada Cipta Raya, perusahaan yang bergerak di bidang produk animasi ini berskala nasional. NCR memiliki dua perusahaan terintergasi, yaitu
PT. Rumah Animasi
Indonesia sebagai perusahaan kreatif animasi, dengan brand Rais Pictures, dan PT. Cipta Makmur Sejahtera, dengan brand CMS Distribusi sebagai perusahaan yang bergerak di bidang distribusi dan pemasaran. Hadir sebagai perusahaan yang mendukung pembangunan serta pengembangan industri bidang animasi di Indonesia. Sesuai dengan visi dan misi NCR Production, yaitu menjadi perusahaan produksi karya film animasi 2D terbesar di Indonesia dan mendukung pencerdasan bangsa Indonesia khususnya melalui film animasi,
51
membangun kemitraan yang strategis bersama dengan penyedia SDM profesional dan lini produksi film animasi di Indonesia, memproduksi karya film animasi berbasis hiburan serta edukasi. Pada tahun 2001, NCR Production hadir sebagai perusahaan yang memproduksi film yang mengandung hiburan serta edukasi didalamnya. NCR Production awalnya memproduksi karya film dokumenter berlisensi internasional (Turki); Seri Harun Yahya. Barulah NCR Production memproduksi film animasi 2D mix dokumenter untuk anak-anak yang berbasis Seri Harun Yahya, bertajuk Seri Petualangan Tupi dan PingPing ditahun 2013, dan di 2014 kembali memproduksi film animasi musikal bertajuk Cinta Allah Cinta Islam dan menembus angka satu juta lebih pemirsa. NCR
Production
semakin
berkembang
dengan
mendirikan
perusahaan distribusi PT. Cipta Makmur Sejahtera (CMS Distribusi), untuk memperkokoh jaringan produksi dan pemasaran film pad tahun 2005, setahun kemudian NCR Production mendirikan perusahaan kreatif animasi 2D, dan perusahaan inilah yang menjadi ujung tombak penyedia jasa dan produksi film animasi, konten, dan produk-produk multimedia yaitu, PT. Rumah Animasi Indonesia (Rais Pictures). NCR
Production menjalin
kemitraan berskala animasi
dan
multimedia dengan perusahaan dan lembaga antara lain Kementerian Pertanian, PT. Toyota Astra Motor,
Institut Pertanian Bogor, dll. NCR
52
Production juga menjalin kerjasama dengan perusaahan broadcasting antara lain Astro TV, Trans TV, Global TV, dan Rajawali Televisi (RTV).
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS A. Wacana Pesan Dakwah dalam Film Kartun Syamil dan Dodo Dilihat dari Level Teks
Sesuai dengan model analisis Teun A. Van Dijk, wacana teks terdiri dari tiga struktur atau tingkatan, yaitu struktur makro, superstruktur, struktur mikro, yang masing-masing saling mendukung. 1. Struktur Makro a. Tematik Tema atau topik menggambarkan apa gagasan inti atau pesan inti, yang menunjukkan informasi penting yang ingin diperkenalkan atau diungkapkan dalam film kartun Syamil dan Dodo. Tema besar dalam film ini sebagai media dakwah yang ringan dan 53
54
mudah dipahami oleh anak-anak. Seperti yang terdapat dalam film kartun Syamil dan Dodo, cerita yang diangkat seperti layaknya kehidupan sehari-hari yang dikemas menarik dan lucu. Setiap episode film ini awalnya menampilkan kesalahan yang dibuat oleh Dodo, kemudian Kak Nadya (Kakak Syamil) datang untuk menjelaskan yang seharusnya sehingga Dodo dan Syamil mengerti. Dari penjelasan itulah adanya dakwah dalam film ini. Dalam film kartun Syamil dan Dodo topik utama atau tema umum yang diangkat yaitu pengetahuan agama Islam mengenai Bersuci: 1) Wudhu Menurut Moh.Rifa’I dalam buku Risalah Tuntunan Shalat Lengkap, wudhu menurut bahasa adalah bersih dan indah, sedangkan menurut syara’ artinya membersihkan anggota tubuh tertentu untuk menghilangkan hadats kecil. Orang yang akan melaksanakan shalat, diwajibkan untuk berwudhu, karena wudhu adalah syarat sahnya shalat.1 Pada tema ini menceritakan Syamil, Dodo, dan Anto yang berkeringat karena dikejar oleh Paman Adul, Kak Nadya meminta agar mereka segera berwudhu karena akan memasuki waktu ashar,
Moh Rifa’I, Risalah Tuntunan Shalat Lengkap, (Semarang: PT. Karya Toha Putra, 2016), h. 16. 1
55
namun Dodo yang merasa haus karena kelelahan, malah rebahan di teras masjid. Kak Nadya meminta agar Dodo segera berwudhu dan menjanjikan akan membelikan es, akhirnnya Dodo pergi mengambil air wudhu. Syamil dan Anto heran sekali karena Dodo wudhu dengan cepat dan hanya membasuh wajah, rambut, tangan dan kaki. Syamil dan Anto kemudian bertanya dengan Kak Nadya mengenai wudhu Dodo termasuk sah atau tidak. Dan bagian mana saja yang sunah dan wajib dalam berwudhu. Pada tema ini, pesan yang disampaikan adalah pesan syariah mengenai tata cara berwudhu.
Tabel 4.1 Tentang Pesan Dakwah Syariah Wudhu dalam Film Kartun Syamil dan Dodo SCENE 10
WUDHU Gambar 4.1 Potongan Adegan; Wudhu;
Skenario dan Keterangan Nadya: Baiklah kakak akan jelaskan. Kita duduk dulu yuk. Nah dengarkan ya. Gerakan wudhu itu ada yang wajib dan ada yang sunah. Ket: Nadya mengajak Syamil, Dodo dan Anto untuk duduk mendengarkan penjelasan mengenai wudhu.
56
SCENE 11
WUDHU Gambar 4.2 Potongan Adegan; Wudhu;
Skenario dan Keterangan Nadya: Pertama, berniat. Kedua, meletakkan air keseluruh muka. Ket: Pada scene ini seorang Bapak yang berwudhu sebagai contoh, yang diawali dengan berniat lalu membasuh muka.
11
Gambar 4.3 Potongan Adegan; Wudhu;
Nadya: Kedua, meletakkan air ke seluruh muka, ketiga membasuh lengan hingga siku, ke-empat membasuh rambut, boleh sebagian, boleh seluruhnya, kelima membasuh dua kaki hingga melewati mata kaki dan yang terakhir tertib. Artinya melakukan secara berurutan. Ket: Bapak yang berwudhu selanjutnya membasuh lengan, rambut kemudian kedua kaki.
11
Gambar 4.4 Potongan Adegan; Wudhu;
Syamil, Dodo, Ooh..Begitu.
Anto:
Nadya: Sedangkan yang sunah itu adalah pertama membasuh kedua telapak tangan, kedua berkumurkumur, ketiga memasukan air kedalam hidung yang terakhir mengusap kedua telinga. Ket: Syamil, Dodo dan Anto menganggukan kepala setelah Nadya memberikan penjelasan. Dan ternyata-
57
SCENE
WUDHU
Skenario dan Keterangan bagian yang tidak dilakukan Dodo adalah gerakan wudhu yang sunah.
12
Gambar 4.5 Potongan Adegan; Wudhu;
Anto: Tapi Kak Nadya, bukannya setiap gerakan sunahnya memang harus diulang tiga kali. Nadya: Betul bahwa setiap gerakan sunahnya memang harus diulang tiga kali. Namun andaikan satu kali saja juga tetap sah. Syamil: Oh jadi karena itu wudhunya Dodo juga sah Dodo: Yaiyalaaah... Nadya: Iya betul sih betul tapi tidak sempurna dan itu tidak baik kalau dilakukan secara sengaja untuk mencari mudahnya saja. Dodo: Iya sih kak. Ket: Nadya menjelaskan bahwa yang dilakukan oleh Dodo dalam berwudhu itu tidak baik untuk dilakukan secara sengaja.
2. Tayamum Tayamum adalah pengganti wudhu yang seharusnya menggunakan air, dan dapat digantikan dengan menggunakan tanah atau debu yang bersih dengan mengusap muka dan kedua belah
tangan
dengan
debu
yang
suci.
Tayamum
dapat
58
menggantikan wudhu dan mandi dengan syarat-syarat tertentu.2 Saat hendak shalat berjamaah, Syamil dan Dodo kehabisan air di Mushollah, Syamil mempunyai ide untuk mengambil wudhu di sungai. Setelah mereka ke sungai ternyata air di sungai kering. Pak Guru kemudian menghampiri mereka dan mengajak untuk bertayamum. Pada tema ini terdapat dua macam pesan dakwah, yaitu pesan dakwah Aqidah dan pesan dakwah Syariah.
Pesan Dakwah Aqidah, tema Tayamum Pada scene ini menyampaikan pesan aqidah melalui Syamil yang merasa bingung ketika ingin berwudhu air di mushollah dan sungai habis, walaupun Dodo mengatakan bahwa tidak ada air adalah tanda di izinkan untuk tidak shalat, namun Syamil tetap mencari cara agar dapat bersuci. Pak Guru juga menjelaskan ada banyak cara agar dapat melaksanakan shalat, karena tidak ada alasan untuk tidak mengerjakan shalat.
Moh Rifa’I, Risalah Tuntunan Shalat Lengkap, (Semarang: PT. Karya Toha Putra, 2016) h. 23. 2
59
Tabel 4.2 Tentang Pesan Dakwah Aqidah Tayamum dalam Film Kartun Syamil dan Dodo SCENE 16
TAYAMUM Gambar 4.6 Potongan Adegan; Tayamum;
Skenario dan Keterangan Syamil: Takdir apa? Dodo: Ya takdir yang sudah kubilang tadi, kalau kita boleh tidak solat saat ini Syamil: Ah ngawur kamu, Do! Nggak ada takdir seperti itu! Ket: Syamil tetap ingin melaksanakan shalat dan mencari cara agar bisa bersuci. Walaupun Dodo berfikir bahwa hal itu merupakan tanda di takdirkan untuk sementara tidak mengerjakan shalat.
17
Gambar 4.7 Potongan Adegan; Tayamum;
Syamil: Air di mushollah habis, Pak. Eh ternyata di sungai kering juga Dodo: Apa kita libur dulu shalatnya, Pak? Pak Guru: Dodo, tidak ada libur dalam shalat dan kita tidak boleh meninggalkan shalat dalam kondisi apapun Dodo: Lalu bagaimana, Pak? Pak Guru: Hmm.. Ya sudah kita tayamum saja. Ket: Pak Guru mengajak Syamil dan Dodo untuk bertayamum pengganti wudhu karena tidak ada air.
60
Pesan Dakwah Syariah, tema Tayamum. Pada scene ini menjelaskan pesan dakwah yang mengandung pesan dakwah syariah, yaitu kapan saja tayamum dapat dilakukan, bagaimana cara bertayamum dan dicontohkan oleh Pak Guru, kemudian apa saja yang membatalkan tayamum serta bagian tubuh mana saja yang dibersihkan saat tayamum. Tabel 4.3
Tentang Pesan Dakwah Syariah Tayamum dalam Film Kartun Syamil dan Dodo SCENE 17
TAYAMUM Gambar 4.8 Potongan Adegan; Tayamum;
Skenario dan Keterangan Pak Guru: Tayamum itu adalah cara berwudhu apabila kita tidak menemukan air. Syamil: Selain karena tidak ada air, apalagi Pak yang membuat kita harus bertayamum? Pak Guru: Wah pertanyaan yang bagus Syamil. Selain karena tidak ada air kita diperbolehkan tayamum apabila air tidak mencukupi untuk wudhu, sakit yang berbahaya jika terkena air. Ket: Pak Guru menghampiri Syamil dan Dodo yang tengah mencari air untuk berwudhu, karena tidak ditemukan air. Pak Guru mengajak untuk bertayamum.
61
SCENE 18
TAYAMUM Gambar 4.9 Potongan Adegan; Tayamum;
Skenario dan Keterangan Dodo: Oh begitu. Lalu kalau tidak ada air dengan apa, Pak? Pak Guru: Dengan debu yang suci. Syamil: Caranya, Pak? Pak Guru: Caranya begini. Ikuti Pak Guru yah. Pertama-tama kita berniat untuk bertayamum diawali dengan membaca Basmallah. Ket: Pak Guru memberikan contoh cara bertayamum didepan Syamil dan Dodo.
19
19
Gambar 4.10 Potongan Adegan; Tayamum;
Gambar 4.11 Potongan Adegan; Tayamum;
Pak Guru: Kita letakkan kedua telapak tangan kita ke permukaan tanah yang suci lalu Tepukkan kedua telapak tangan kita agar debu menempel rata di telapak tangan kita. Ket: Pak Guru meletakkan kedua tangannya ketanah yang suci untuk mengambil debu lalu menepukkan kedua tangannya. Pak Guru: Lalu kita sapukan ke wajah kita. Setelah itu kita ambil lagi, kita ratakan lagi seperti tadi lalu kita sapukan lengan tangan kanan dengan telapak tangan yang kiri. Kita sapukan lengan tangan kiri dengan telapak tangan yang kanan. Selesai sudah tayamum kita. Ket: Pak Guru kembali meletakkan kedua tangannya lalu mengusap kedua lengan tangannya dengan telapak tangan, dan tayamum pun selesai.
62
SCENE 23
TAYAMUM Gambar 4.12 Potongan Adegan; Tayamum;
Skenario dan Keterangan Pak Guru: Yang membatalkan tayamum adalah sama seperti yang membatalkan wudhu. Pertama, membuang angin atau kentut,kedua buang air besar atau buang air kecil. Ket: Di scene ini adalah contoh yang membatalkan tayamum, contoh gambar yang pertama seorang laki-laki sedang memegang perut dan membuang angin, lalu temannya menutup hidung. Dan yang kedua seorang bapak yang memegang perut lalu masuk ke toilet.
Gambar 4.13 Potongan Adegan; Tayamum;
23
Pak Guru: Ketiga gila atau hilang akal, tertidur pulas hingga tidak sadar. Ket: Contoh gambar pertama adalah seorang laki-laki tua yang gila atau hilang akal dengan memakai baju yang tidak layak, dan gambar kedua seorang lakilaki yang tidur.
3. Rukun Shalat “Shalat mempunyai beberapa unsur fardhu (rukun) yang harus dipenuhi. Jika tidak, shalatnya tidak lengkap dan hancur menurut syara”.3
3
Abdul Manan bin H. Muhammad Sobari, Jangan Asal Shalat: Rahasia Shalat Khusyuk dari Tuntunan Bersuci, Fiqih Shalat, Macam-macam Shalat hingga Amalan-amalan Sunnat, (Bandung: Pustaka Hidayah, 2004), h. 71.
63
Jika dalam rukun shalat salah satunya tidak dilakukan maka shalatnya dianggap tidak sah. Pada tema ini, ketika Syamil dan Dodo belajar bersama di rumah Syamil, Dodo lupa belum mengerjakan shalat ashar. Syamil menyuruh Dodo untuk segera mengerjakan, namun Dodo ingin menggabungkan shalat ashar dengan shalat maghrib. Syamil menjelaskan bahwa tidak boleh menggabungkan sembarangan, kemudian Dodo shalat ashar dalam waktu kurang dari 1 menit dengan alasan Dodo sudah lihai dan terlatih dalam shalatnya. Syamil heran dan bertanya dengan Kak Nadya apakah shalat Dodo betul atau tidak. Terdapat dua pesan dakwah dalam tema Rukun Shalat ini, yakni pesan Aqidah dan pesan Syariah.
Pesan Dakwah Aqidah, tema Rukun Shalat Pesan aqidah pada tema ini disampaikan oleh Syamil, saat itu Dodo yang sedang belajar bersama di rumah Syamil, lupa mengerjakan shalat ashar, Dodo yang malas mengerjakan shalat beralasan perutnya sangat lapar, namun Syamil tidak terpengaruh oleh alasan Dodo dan tetap menyuruh Dodo mengerjakan shalat.
64
Tabel 4.4 Tentang Pesan Dakwah Aqidah Rukun Shalat dalam Film Kartun Syamil dan Dodo SCENE 28
RUKUN SHALAT Gambar 4.14 Potongan Adegan; Rukun Shalat;
Skenario dan Keterangan Syamil: Eh! Kamu nih, Do. Kita tidak boleh meninggalkan shalat begitu saja. Ket: Syamil menegur Dodo yang tidak ingin shalat ashar
Pesan Dakwah Syariah, tema Rukun Shalat Pesan syariah pada tema ini menjelaskan mengenai hukum dari shalat. Kak Nadya juga menjelaskan bagian dari rukun-rukun shalat dan bacaan yang wajib dan sunah dalam rukun shalat. Tabel 4.5
Tentang Pesan Dakwah Syariah Rukun Shalat dalam Film Kartun Syamil dan Dodo SCENE 28
RUKUN SHALAT Gambar 4.15 Potongan Adegan; Rukun Shalat;
Skenario dan Keterangan Syamil: Shalat itu hukumnya fardhu a’in artinya wajib bagi setiap muslim. Menggabunggabungkan shalat itu tidak boleh sembarangan, harus ada dasar yan jelas, apalagi meninggalkan shalat. Ket: Syamil meminjamkan sarungnya kepada Dodo agar-
65
SCENE
RUKUN SHALAT
Skenario dan Keterangan Dodo shalat, karena saat Dodo belajar kelompok di rumah Syamil, Dodo lupa shalat ashar sampai waktu ashar akan habis dan ingin menggabungkan shalat ashar dan maghrib.
31
Gambar 4.16 Potongan Adegan; Rukun Shalat;
Nadya: Rukun-rukun shalat itu diantaranya, pertama niat, kedua berdiri bagi yang mampu, ketiga takbiratul ihram, keempat membaca alfatihah. Ket: Pada contoh gambar yang pertama adalah seorang bapak berdiri tegak kemudian takbiratul ihram dan bersedekap, membaca AlFatihah dan ayat suci alqur’an.
31
Gambar 4.17 Potongan Adegan; Rukun Shalat;
Nadya: Kelima rukuk, keenam i’tidal setelah rukuk. Ket: Gerakan pada gambar yang pertama adalah rukuk yaitu membungkukan badan kemudian berdiri tegak kembali yaitu i’tidal.
31
Gambar 4.18 Potongan Adegan; Rukun Shalat;
Nadya: Ketuju sujud dua kali dalam setiap rakaat, seraya membaca subhaana rabbiyal a’laa wa bihamdih sebanyak tiga kali, kedelapan duduk diantara dua sujud atau disebut iftirasy. Ket: Contoh pada gambar
66
SCENE
RUKUN SHALAT
Skenario dan Keterangan pertama adalah sujud yaitu menundukkan kepala dan kedua tangan serta lutut sebagai penyangga, gambar kedua adalah duduk diantara dua sujud dengan telapak kaki kiri.
31
Gambar 4.19 Potongan Adegan; Rukun Shalat;
Nadya: Kesembilan duduk tasyahud akhir, kesepuluh membaca tasyahud akhir, kesebelas bershalawat atas Nabi Muhammad SAW, ke duabelas salam. Dan terakhir tertib diantara rukunrukunnya. Ket: Contoh gambar pertama adalah duduk tasyahud akhir dengan telapak kaki kiri melipat dan kaki kanan menyangga tubuh kemudian telunjuk tangan kananmenunjuk selanjutnya salam dengan menolehkan kepala kekanan dan kekiri.
33
Gambar 4.20 Potongan Adegan; Rukun Shalat;
Nadya: Yang perlu kita perhatikan juga adalah bacaan yang wajib dan sunah didalam shalat. Dodo: Oh ya? Apa saja tuh? Nadya: Bacaan yang wajib dalam shalat yaitu berniat boleh didalam hati, takbiratul ihram, membaca al-fatihah, membaca tasyahud akhir, salam. Ket: Kak Nadya menjelaskan kepada Dodo mengenai bacaan yang wajib dalam shalat.
67
SCENE 34
RUKUN SHALAT Gambar 4.21 Potongan Adegan; Rukun Shalat;
Skenario dan Keterangan Syamil: Kalau yang sunah? Nadya: Ada juga, sunah shalat diantaranya adalah membaca doa iftitah, membaca istiazah sebelum surat al-fatihah, membaca amin setelah surat al-fatihah, dilanjutkan dengan membaca ayat al-qur’an lainnya, membaca doa pada saat rukuk, pada saat sujud, pada saat duduk iftiraj, juga membaca shalawat nabi saat tasyahud akhir yang terakhir membaca salam yang kedua. Ket: Kak Nadya menjelaskan kepada Syamil mengenai sunah bacaan dalam shalat.
2. Superstruktur b. Skematik Skematik merupakan strategi penulis dalam mengemas pesannya dengan memberikan tekanan bagian mana yang didahulukan, dan bagian mana yang diakhirkan. Pada film kartun Syamil dan Dodo ini penulis skenario mengemas pesannya dalam lima tahap. Pertama:
Opening
Billboard.
Menampilkan
beberapa
potongan atau adegan dalam film diiringi lagu original soundtrack film kartun Syamil dan Dodo yang berjudul “Aku Ingin Tahu”.
68
Tabel 4.6 Opening Billboard Scene 2
Opening Billboard Gambar 4.22 Opening Billboard
Keterangan Pada opening billboard ini, salah satu adegan adalah Syamil dan kawan-kawan sedang mengaji.
Kedua: Opening Scene. Adegan pada scene ini menampilkan judul tema sebagai pembuka cerita, yang berlatar awal scene dari film kartun Syamil dan Dodo, hampir di setiap tema, scene pembuka adalah pemeran utama film ini, Syamil atau Dodo. Tabel 4.7 Opening Scene Scene 3
Opening Scene Gambar 4.23 Opening Scene
Keterangan Pada Opening scene menampilkan judul tema yang terdapat dalam masing-masing episode diikuti munculnya pemeran utama film ini yaitu Syamil atau Dodo.
69
Ketiga: Conflict Scene (klimaks). Pada bagian ini munculah klimaks yakni benturan dari para tokoh pemain yang berujung konflik. Dalam film ini konflik datang dari Syamil, Dodo dan Anto. Syamil dan Anto yang melihat perbuatan Dodo ada yang salah kemudian memberitahu, namun Dodo sangat merasa percaya diri merasa dirinya sudah melakukan hal yang benar. Tabel 4.8 Conflict Scene (Klimaks) Scene 9
Conflict Scene (Klimaks) Gambar 4.24 Conflict Scene
Skenario dan Keterangan Nadya: Syamil, Anto. Benar Dodo sudah wudhu? Syamil: Kalau cuci muka, tangan, rambut, sama kaki sih sudah. Anto: Iya benar. Itu juga cuma sekali doang Dodo: Itu wudhu juga tau Anto: Tapi kan kamu gak kumur-kumur. Syamil: Iya, kamu juga tidak memasukkan air ke hidung dan tidak membersihkan kuping. Dodo: Ah gak apa-apa lagi, itu kan wudhu juga. Anto: Gak apa-apa bagaimana. Sok tau kamu, Do! Ket: Syamil dan Anto memberitahu Kak Nadya bahwa Dodo hanya sekedar membersihkan saja bukan berwudhu.
70
Keempat: Anti Klimaks (solusi). Setelah konflik terjadi, scene selanjutnya menampilkan solusi atau jalan keluar dari permasalahanpermasalahan yang terjadi. Dalam film kartun Syamil dan Dodo, pada episode ini masing-masing tema memiliki solusi. Yang berperan sebagai anti klimaks dalam film ini adalah Nadya (Kakak Syamil) dan Pak Guru. Tabel 4.9 Anti Klimaks (Solusi) Scene 9
Anti Klimaks (Solusi) Gambar 4.25 Anti Klimaks (Solusi)
Skenario dan Keterangan Nadya: Hmm.. Dodo benar juga sih, wudhunya sudah sah. Dodo: Tuh kan! Syamil&Anto: Huuuh.. Nadya: Tapi kalian juga benar. Baiklah kakak akan jelaskan. Ket: Kak Nadya menjadi penengah dengan menjelaskan bahwa wudhu Dodo yang dianggap Syamil dan Anto tidak sah, namun Syamil dan Anto juga tidak salah.
19
Gambar 4.26 Anti Klimaks (Solusi)
Dodo: Sudah selesai, Pak? Syamil: Wah cepat dan mudah ya, Pak. Pak Guru: Iya, itulah kemudahan yang Allah berikan untuk kita. Sehingga dalam keadaan tidak ada air pun kita dapat
71
Scene
Anti Klimaks (Solusi)
Skenario dan Keterangan bersuci dan tetap dapat melaksanakan shalat. Ket: Syamil dan Dodo heran dan saling memandang setelah Pak Guru memberikan contoh gerakan tayamum. Pak Guru juga menjelaskan bahwa Allah selalu memberikan kemudahan dan tidak ada alasan untuk tidak mengerjakan shalat.
Kelima: Ending (akhir cerita). Akhir dari cerita film ini setiap temanya, baik Syamil maupun Dodo menjadi mengerti setelah dijelaskan oleh Kak Nadya dan Pak Guru. Pada tema Berwudhu, Dodo yang mengambil air wudhu hanya sekedar membasahi menjadi mengerti bahwa wudhunya sah namun tidak sempurna dan tidak baik jika dilakukan dengan sengaja. Sedangkan pada tema Tayamum, Syamil dan Dodo menjadi tahu bahwa tayamum adalah pengganti air wudhu jika tidak tersedia air disekitar kita saat hendak berwudhu, dan tayamum menjadi batal jika kita menemukan air. Dan pada tema Rukun Shalat, Dodo yang mengerjakan shalat dalam waktu kurang dari 1 menit menjadi paham bahwa shalat Dodo sah namun belum tentu dapat diterima.
72
Tabel 4.8 Ending (Akhir Cerita) Scene 13
Ending (Akhir Cerita) Gambar 4.27 Ending
Keterangan Syamil: Oh jadi karena itu wudhunya Dodo juga sah. Dodo: Yaiyalah... Nadya: Iya betul sih betul, tapi tidak sempurna dan itu tidak baik kalau dilakukan secara sengaja untuk mencari mudahnya saja. Dodo: Mmm iya sih kak hehehe. Syamil, Dodo, Anto, Kak Nadya: Ha..ha..ha.. Ket: Nadya menjelaskan gerakan wudhu yang sunah dan yang wajib, karena Dodo wudhu tidak melakukan secara tertib dan hanya ingin mudahnya saja, mendengar penjelasan dari Kak Nadya, Dodo menjadi malu, Syamil, Anto, juga Kak Nadya tertawa.
22
Gambar 4.26 Ending
Pak Guru: Sudah-sudah karena airnya sudah mengalir, ayo kita berwudhu kesana Dodo: Loh Pak, kan Dodo sudah tayamum. Masa Dodo harus wudhu lagi Pak Guru: Oh iya haru wudhu lagi, Do. Karena tayamum menjadi batal jika kita melihat air untuk berwudhu, begitu Do.
73
Scene
Ending (Akhir Cerita)
Keterangan Ket: Dodo yang sudah tayamum harus kembali mengambil air wudhu karena tayamum Dodo menjadi batal karena sudah ada air.
35
Gambar 4.27 Ending
Syamil: Oh begitu ya kak, lalu kalau shalatnya Dodo seperti tadi bagaimana kak? Dodo: Ya sah dong, Mil. Syamil: Iya sah tapi belum tentu diterima kan. Dodo: Hah? Belum tentu diterima? Benar Kak Nadya? Nadya: Tau deh.. Dodo: Waduuuh... Syamil&Nadya: Ha..Ha..Ha.. Ket: Mendengar penjelasan dari Kak Nadya, Dodo menjadi takut tidak diterima shalatnya karena shalat terlalu cepat dan tidak khusyuk.
74
3. Struktur Mikro a. Semantik 1) Latar “Latar
merupakan
peristiwa
yang
dipakai
dalam
menyajikan teks atau cerita. Latar peristiwa yang dipilih akan menentukan kearah mana pandangan khalayak akan dibawa. Pada intinya latar membantu seseorang dalam memberi pemaknaan atas suatu peristiwa.”4 Skema atau alur yang terdapat dalam film kartun Syamil dan Dodo dikemas sebagai berikut: Latar pada film kartun Syamil dan Dodo mengarahkan penonton pada dakwah melalui film. Ada banyak tema yang diangkat dalam film ini mengenai pengetahuan tentang Agama Islam, namun penulis membatasi hanya pada seputar episode Bersuci. Dimana pada episode ini, Syamil dan Anto yang melihat ada kesalahan Dodo dalam berwudhu, ingin meluruskan namun malah terjadi konflik, Dodo juga yang mengerjakan shalat dengan cepat membuat Syamil kaget, apakah Dodo benar berniat untuk mengerjakan shalat atau hanya mengerjakan gerakan tanpa membaca bacaan shalat.
4
h. 235.
Eriyanto., Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKiS, 2000),
75
Dodo yang sering melakukan kesalahan dengan percaya diri yang tinggi merasa yang dilakukannya adalah benar, keluguan dari Syamil dan Dodo ini menjadi jalan cerita yang lucu dan menarik. Film kartun Syamil dan Dodo dikemas menarik agar penyampaian pesan dakwah dapat diterima dan mudah dipahami oleh anak-anak, namun tidak menimbulkan kesan membosankan saat menyaksikan film ini. Cerita yang diangkat dalam film ini seperti kehidupan sehari-hari pada umumnya, dengan tingkah polos dan lugu anak-anak serta lucu yang membuat tertawa saat menonton film ini. Nilai edukasi serta hiburan terkandung dalam film kartun Syamil dan Dodo. 2) Detail Dalam film kartun Syamil dan Dodo, pihak yang digambarkan secara detail adalah Syamil, Dodo dan Nadya. Cerita atau tema yang diangkat dalam film ini merupakan tentang pengetahuan Agama Islam, namun berlatar kehidupan seharisehari. Dalam film ini Syamil dan Dodo bersahabat, namun karakter Syamil berbeda dengan Dodo. Dodo adalah anak yang jahil dan nakal sedangkan Syamil sebaliknya, terkadang mereka berdua bertengkar karena Syamil kesal melihat Dodo yang mengerjakan baik wudhu atau shalat dengan terburu-buru dan tidak tertib. Sampai akhirnya datang Nadya (Kakak Syamil) atau Pak Guru yang menyampaikan pesan dakwah.
76
Dapat disimpulkan bahwa dalam film kartun Syamil dan Dodo ingin menyebarkan dakwah melalui media film yang dikemas khusus untuk tayangan bagi anak-anak. Pesan-pesan dakwah dalam film ini diperlihatkan oleh tokoh Nadya dan Pak Guru yang berperan sebagai memberi penjelasan atau pemahaman mengenai pengetahuan Islam. 3) Maksud Dalam film kartun Syamil dan Dodo, elemen maksud dapat dilihat pada tema Tayamum dan Rukun Shalat. Pada tema Tayamum scene 19, setelah Pak Guru selesai memberi contoh cara tayamum dan dianggap Syamil dan Dodo mudah untuk dikerjakan. Pak Guru: Iya, itulah kemudahan yang Allah berikan untuk kita. Sehingga dalam keadaan tidak ada air pun kita dapat bersuci dan tetap dapat melaksanakan shalat. Dalam dialog tersebut, bahwa dalam keadaan apapun shalat tidak dapat ditinggalkan, dan Allah selalu memberi petunjuk dari setiap permasalahan, agar dapat mengerjakan shalat. Misalnya dalam keadaan tidak ada air, dalam agama Islam mengajarkan untuk bersuci dengan menggunakan tanah atau debu yang suci yang disebut tayamum selain itu cara bertayamum juga sangatlah mudah, kemudian Pak Guru memberikan contoh cara bertayamum kepada Syamil dan Dodo.
77
Elemen maksud juga terdapat pada tema Rukun Shalat scene 35, saat Syamil dan Dodo dijelaskan oleh Nadya mengenai Rukun Shalat. Syamil: “Iya sah, Do. Tapi belum tentu diterima kan.” Dalam dialog tersebut, Dodo yang mengerjakan shalat dengan cepat dianggap Syamil tidak sah, setelah mendengar penjelasan oleh Nadya, Syamil dan Dodo mengerti namun walaupun sah, shalat Dodo belum tentu diterima oleh Allah karena rukun shalatnya belum sempurna. 4) Peranggapan Elemen
peranggapan
merupakan
pernyataan
yang
digunakan untuk mendukung suatu teks, dan biasanya pernyataan tersebut dipandang terpercaya sehingga tidak perlu dipertanyakan. Disebut peranggapan karena pernyataan tersebut merupakan kenyataan yang belum terjadi, namun didasarkan pada anggapan yang masuk akal dan logis. Peranggapan ini dapat dilihat pada tema Tayamum scene 15, saat Syamil dan Dodo antri akan mengambil air wudhu di mushollah, tiba giliran Syamil dan Dodo, air keran di tempat wudhu mushollah habis.
78
Syamil: Yah.. air nya habis deh. Dodo: Waduh kita belum wudhu lagi. Syamil: Bagaimana kita shalat ya kalau belum wudhu? Dodo: Hey Syamil! Mungkin ini petunjuk Allah kalau kita boleh gak shalat kali ini. b. Sintaksis 1) Koherensi Koherensi merupakan pertalian atau jalinan antar kata atau kalimat dalam sebuah teks. Dua buah kalimat yang menggambarkan fakta yang berbeda dapat dihubungkan sehingga tampak koheren. Koherensi juga merupakan pertalian antar kata atau kalimat yang dapat diamati dengan memakai kata penghubung (konjungsi) : dan, atau, tetapi, namun, seperti, karena, meskipun, demikian pula, dan sebagainya. Koherensi dapat dilihat dalam film kartun Syamil dan Dodo tema Wudhu scene 13. Nadya: Iya, betul sih betul, tapi tidak sempurna dan itu tidak baik kalau dilakukan secara sengaja untuk mencari mudahnya saja.
Dalam scene tersebut menceritakan ketika Dodo selesai mengambil wudhu. Syamil dan Anto yang mengambil air wudhu
79
lebih dahulu ketimbang Dodo, tetapi Dodo selesai lebih dulu. Syamil dan Anto melihat bahwa Dodo mengambil air wudhu hanya membasahi wajah, tangan, rambut dan kaki saja, bahkan tidak membaca doa setelah berwudhu. Koherensi juga terdapat pada tema Rukun shalat scene 26: Dodo: Dodo juga sudah sering berdoa, tetapi angka ini ngikutin Dodo terus
Scene tersebut menceritakan ketika Syamil dan Dodo pulang sekolah bersama, saat berjalan Dodo bertanya dengan Syamil bagaimana cara mendapat nilai bagus, karena nilai Dodo selalu mendapat angka 5 kemudian Syamil menyarankan Dodo agar harus belajar serius dan jangan lupa berdoa. 2) Bentuk Kalimat Bentuk kalimat adalah segi sintaksis yang berhubungan dengan cara berpikir logis, yaitu prinsip kausalitas, dimana ia menanyakan apakah A yang menjelaskan B, ataukah yang menjelaskan A.5 Dalam film kartun Syamil dan Dodo terdapat pada tema Tayamum pada scene 16 dan 17, saat itu Syamil dan Dodo ke
5
Eriyanto., Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKiS,
2000), h. 236.
80
tepi sungai untuk mengambil air wudhu karena air di mushollah habis, kemudian Pak Guru melihat dan menghampiri Syamil dan Dodo di tepi sungai untuk mengetahui apa yang terjadi. Pak Guru menghampiri Syamil dan Dodo di tepi sungai. Subjek
Predikat
Objek
Keterangan
3) Kata Ganti Kata ganti merupakan alat yang dipakai oleh penulis skenario untuk menunjukkan di mana seseorang ditempatkan dalam wacana. Berbagai kata ganti yang berlainan digunakan secara strategi sesuai dengan kondisi yang ada.6 Dalam film kartun Syamil dan Dodo, kata ganti yang digunakan terdapat dalam tema Rukun Shalat scene 28. Dalam scene tersebut Dodo yang lupa mengerjakan shalat ashar sampai waktu ashar akan habis, ingin menggabungkan shalat ashar dengan maghrib, namun Syamil menasehati
bahwa
menggabungkan
shalat
tidak
sembarangan. Dodo: Kamu nih seperti Pak Ustadz aja, mil.
6
Eriyanto., Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKiS,
2000), h. 253.
boleh
81
c. Stilistik Stilistik atau style dapat diterjemahkan sebagai gaya bahasa.7 Gaya bahasa digunakan oleh orang tertentu untuk maksud tertentu. Gaya bahasa dalam film Syamil dan Dodo yang digunakan oleh penulis yang bertujuan untuk menyampaikan maksudnya. Pada film kartun Syamil dan Dodo ini, gaya bahasa yang dipilih adalah yang paling dekat dengan ungkapan bahasa sehari-hari. Gaya bahasa dalam film kartun Syamil dan Dodo sebagian besar menggunakan bahasa Indonesia, namun dengan bahasa sehari-hari yang mudah dipahami oleh penontonnya, pada tema Wudhu, terdapat bahasa Cina yang dikatakan oleh Anto, yaitu cincai yang dalam arti bahasa Cina nya adalah bias diatur. Namun, arti dalam film ini adalah tidak mau. Tabel 4.9 Stilistik (Gaya Bahasa) Scene 5
Potongan Adegan Gambar 4.28 Potongan Adegan; Stilistik
Stilistik (Gaya Bahasa) Syamil: Apa sih yang tidak enak di lidah kamu, Do. Dodo: Kalian mau ya? Hihihi.. Anto: Huuh sorry Do bekas kamu gitu, cincailah ya. Syamil&Anto: Hahaha...
7
Alex Sobur., Analisis Teks Media, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), h. 81.
82
d. Retoris 1) Grafis Elemen pertama dalam retoris adalah grafis. Grafis menampilkan bagian yang menonjol dari sebuah film yang dilihat dari pengambilan gambar. Dalam film kartun Syamil dan Dodo penulis mendapat beberapa istilah pengambilan gambar yaitu, close up, medium close up, establish shot, zoom in, dan lain sebagainya. Tetapi di dalam skenario film kartun Syamil dan Dodo istilah pengambilan gambar itu sendiri tidak tercantum. 2) Metafora Metafora merupakan kiasan atau ungkapan yang dapat dijadikan sebagai landasan berfikir, alasan pembenar atau pendapat kepada publik. Beberapa ungkapan metafora yang terdapat dalam film kartun Syamil dan Dodo.
Scene 5
Tabel 4.10 Metafora Potongan Adegan Gambar 4.29 Potongan Adegan; Metafora
Metafora Dodo: Wah.. enak ya es nya. Syamil: Apa sih yang tidak enak di lidah kamu, Do. Ket: Syamil mengatakan bahwa semua makanan menurut Dodo enak, karena Dodo tukang makan.
83
3) Ekspresi Elemen ekspresi merupakan bagian untuk memeriksa apa yang ditekankan atau ditonjolkan oleh seseorang yang diamati dari teks. Misalnya ekspresi wajah marah, sedih, menangis, tersenyum, gembira, tertawa, dan sinis. Tabel 4.11 Ekspresi Scene 4
5
Ekspresi Gambar 4.30 Ekspresi;
Gambar 4.31 Ekspresi;
Skenario dan Keterangan Anto: Huh, dasar si Dodo! Ket: Anto kesal karena Dodo membeli minuma es lagi dengan meminjam uang Syamil dan berjanji akan menggantinya, padahal Dodo sudah membeli minuman es sebelumnya. Syamil, Dodo & Anto: Hwaaa! Kabuuur...!! Ket: Sepulang membeli minuman es, saat dijalan Syamil, Dodo dan Anto bertemu dengan Paman Adul, Paman Adul seperti orang yang kurang berakal atau gila.
16
Gambar 4.32 Ekspresi;
Syamil: Takdir apa? Dodo: Ya takdir yang sudah kubilang tadi, kalau kita boleh tidak shalat saat ini. Syamil: Ah ngawur kamu, Do! Nggak ada takdir seperti itu!
84
Scene
Ekspresi
20
Gambar 4.33 Ekspresi;
Skenario dan Keterangan Ket: Syamil kesal dengan Dodo, karena Dodo menganggap bahwa tidak air untuk berwudhu adalah takdir bahwa di bolehkan untuk tidak shalat. Syamil&Pak Guru: Hahaha.. Dodo: Loh kenapa? Ada yang salah? Ket: Syamil dan Pak Guru tertawa melihat Dodo yang wajahnya penuh debu setelah tayamum karena tidak tipis-tipis dan lupa menepuk debu dikedua tangannya.
B. Wacana Seputar Pesan Dakwah dalam Film Kartun Syamil dan Dodo Dilihat dari Level Kognisi Sosial Dalam kerangka analisis wacana Teun A van Dijk, perlu adanya penelitian mengenai kognisi sosial, yaitu kesadaran mental penulis skenario yang membentuk teks tersebut.8 Selain menganalisis mengenai teks dalam film kartun Syamil dan Dodo, perlu untuk dilakukan penelitian atas kesadaran mental penulis skenario dalam memandang pesan dakwah yang terdapat dalam film kartun Syamil dan Dodo.
8
h. 260.
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LkiS, 2000),
85
Dalam pandangan Van Dijk, analisis wacana tidak dibatasi hanya pada struktur teks, karena struktur wacana itu sendiri menunjukkan atau menandakan sejumlah makna, pendapat dan ideologi. Untuk membongkar bagaimana makna yang tersembunyi dari sebuah teks, kita membutuhkan suatu analisis kognisi sosial pendekatan kognitif didasarkan pada asumsi bahwa teks tidak mempunyai makna, tetapi makna itu diberikan oleh pemakai bahasa, atau lebih tepatnya oleh kesadara mental pemakai bahasa. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu penelitian atas representasi kognisi dan strategi penulis skenario dalam memproduksi skenario. Karena setiap teks pada dasarnya dihasilkan lewat kesadaran, pengetahuan, prasangka tertentu terhadap suatu peristiwa.9 Dalam hal ini penulis melakukan wawancara dengan manager produksi PT.NCR Production, yaitu Eko Sucianto. NCR Production adalah perusahaan yang memproduksi film kartun Syamil dan Dodo. Film kartun Syamil dan Dodo merupakan salah satu kartun 2D di Indonesia yang lahir pada tahun 2004, serbuan film kartun atau animasi yang begitu deras dan masih kurangnya media yang menyajikan film kartun untuk anak yang bertema kan dakwah Islam membuat pihak NCR Production memproduksi film kartun yang bertema kan dakwah Islam. Serta pentingnya pendidikan dan dakwah Islam sejak dini, menurut Eko film kartun yang menayangkan cerita kehidupan sehari-hari saja tidak cukup, namun dapat
9
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h. 260.
86
menjadi penghubung dengan nilai nilai dakwah Islam, sehingga nilai dakwah Islam bisa lebih melekat dan berkesan pada anak-anak.10 Film kartun Syamil dan Dodo ini adalah film kartun yang dikemas dengan pesan dakwah Islam yang menghibur untuk anak-anak, meng-edukasi ke Islaman, penyampaian dakwah yang tidak terlalu berat agar anak-anak mudah menangkap cerita dan pesan dakwah yang ada didalam film ini. Banyak film-film kartun buatan luar yang justru malah mengandung unsur kekerasan, percintaan, dan bahasa yang dinilai tidak pantas untuk anak-anak. Tujuan dari NCR Production melalui film Syamil dan Dodo agar penyampaian nilai-nilai ke Islam-an lebih mudah diterima dan dipahami oleh anak. Dengan pendekatan karakter Syamil dan Dodo penyampaian dakwah Islam untuk anak-anak dinilai lebih mengesankan, tidak merasa digurui dan menghibur karena jalan cerita yang mengangkat kehidupan sehari-hari. “Karena dakwah Islam khususnya untuk anak-anak melalui media film animasi 2D sangat kurang di Indonesia/Asia Tenggara. Serbuan media film animasi untuk anak-anak begitu deras dan beragam dan tidak berimbang jika dibandingkan media sejenis yang bertema dakwah Islam. Dari sisi metode dakwah Islam sendiri masih kurang yang menggunakan media film animasi dalam menyampaikan dakwah Islam agar lebih menghibur, akrab dengan keseharian, dan berkesan di dalam diri anakanak. Melalui pendekatan karakter, Syamil dan Dodo tanpa terasa menggurui, lebih menghibur, lekat dengan keseharian anak-anak. Film bertema keseharian saja tidak cukup, namun thema tersebut bisa menjadi
10
Wawancara Pribadi dengan Eko Sucianto, NCR Production, Selasa, 9 Februari 2016.
87
triger bagi masuknya nilai-nilai dakwah Islam, sehingga dakwah Islam bisa lebih lekat dan berkesan di dalam diri anak-anak.” 11 Sampai saat ini film kartun Syamil dan Dodo sudah mengumpulkan sebanyak 23 episode dengan masing-masing episode terdapat 3-6 tema yang berbeda. Setiap tema dalam film kartun Syamil dan Dodo berdurasi ±4-8 menit, karena target dari pihak production adalah anak-anak yang berumur 510 tahun yang dapat menangkap cerita dengan fokus pada waktu yang kurang dari 15 menit. Selain itu agar anak tidak cepat bosan dengan 1 tema tertentu maka dari itu penulis skenario membuat agar dalam 1 episode terdapat beberapa tema yang berbeda didalamnya. Dengan menggunakan lagu pada beberapa episode sebagai media penyampaian dakwahnya juga adalah strategi agar anak tidak cepat bosan. “Targeting under kelas 4 SD kisaran umur 5-10 tahun jadi agar anak lebih terarah dan lebih konsentrasi, karena kalau terlalu lama malah jadinya anak tidak fokus dengan cerita. Kemudian agar tidak bosan juga ada beberapa lagu yang diselipkan. Secara tidak langsung anak jadi menyanyikan terus lama kelamaan hafal dan jadi memahami isi lagunya. Tidak hanya dalam episode saja penyampaian dakwah melalui lagu, setiap opening dan closing dari film ini juga kita buat lagu yang mengandung nilai-nilai dakwah Islam juga.”12 Dalam pembuatan film kartun Syamil dan Dodo, hambatannya adalah dana produksi. NCR Production tidak hanya memproduksi film kartun animasi Syamil dan Dodo saja, namun ada serial film animasi lainnya yang 11
Wawancara Pribadi dengan Eko Sucianto, NCR Production, Selasa 9 Februari 2016.
12
Wawancara Pribadi dengan Eko Sucianto, NCR Production, Selasa, 9 Februari 2016.
88
bersamaan waktu produksinya: Seri Kisah Nabi dan Rosul, Seri Kisah Teladan, Seri Tupi dan Pingping, dll. Film tersebut dipasarkan melalui ritel, maka tergantung dari pasang surutnya hasil penjualan ritel, hasil penjualan akan digunakan kembali untuk membiayai produksi film-film animasi berikutnya. Dibutuhkan lebih dari 65 juta untuk pembuatan satu episode atau judul film kartun Syamil dan Dodo, dan dalam setahun harus ada 10 judul film. Jumlah total dana produksinya lebih dari 650 juta. Dalam sebulan maksimal film kartun Syamil dan Dodo 2 kali produksi. “Dana pembuatan/produksi satu episode/judul film animasi Syamil dan Dodo lebih dari 65 juta, dalam setahun setidaknya harus ada 10 judul film animasi Syamil dan Dodo, maka jumlah total dana produksinya lebih dari 650 juta. NCR Production tidak hanya memproduksi film animasi serial Syamil dan Dodo saja, namun ada serial film animasi lainnya yang bersamaan waktu produksinya: Seri Kisah Nabi dan Rosul, Seri Kisah Teladan, Seri Tupi dan Pingping, dll. Hasil produksi film tersebut dipasarkan melalui ritel, maka akan sangat tergantung pada pasang atau surutnya hasil penjualan ritel, yang akan digunakan kembali untuk membiayai produksi film-film animasi berikutnya. Oleh karena itu NCR Production (PT Nada Cipta Raya) membuka kerjasama strategis yang seluasnya kepada siapa saja yang berniat untuk membiayai produksi serial film-film animasi yang telah direncanakan.”13
Saat ini PT. Nada Cipta Raya bekerja sama dengan Rajawali Televisi (RTV) dalam film kartun Syamil dan Dodo yang ditayangkan setiap bulan ramadhan. RTV juga membantu dalam biaya produksi pembuatan film
13
Wawancara Pribadi dengan Eko Sucianto, NCR Production, Selasa 9 Februari 2016.
89
tersebut. NCR Production juga terus memproduksi film kartun Syamil dan Dodo dengan format VCD, sejak dipasarkan, film kartun Syamil dan Dodo sudah mengumpulkan 23 episode. C. Wacana Seputar Pesan Dakwah dalam Film Kartun Syamil dan Dodo Dilihat dari Level Konteks Sosial Analisis sosial melihat bagaimana teks itu dihubungkan lebih jauh dengan struktur sosial dan pengetahuan yang berkembang dalam masyarakat atas satu wacana.14 Oleh karena itu, konteks sosial dalam hal ini adalah menjawab pertanyaan bagaimana wacana yang berkembang di masyarakat mengenai pesan dakwah dalam film kartun. Analisis konteks sosial dimaksudkan untuk melihat konteks atau latar belakang terbentuknya teks tersebut. Jadi ini berkaitan pula dengan keadaan situasional yang terjadi pada tulisan atau sebuah teks dibuat. Salah satu karya film dari NCR Production yaitu film kartun Syamil dan Dodo adalah film kartun yang ditujukan untuk anak-anak yang berisi kan mengenai ensiklopedia atau pengetahuan mengenai ajaran agama Islam yang bersumber dari al-Qur’an dan hadis. Hal tersebut dapat dibuktikan bahwa dalam film ini sebagian besar adalah berisi mengenai ajaran atau penyampaian pesan nilai-nilai dakwah Islam.
14
h. 225.
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LkiS, 2000),
90
Pihak NCR Prodcution juga mendirikan PT. Cipta Makmur Sejahtera atau CMS Distribusi sebagai perusaahan yang memasarkan produk, melalui CMS Distribusi, NCR Production semakin lama semakin dikenal sebagai perusahaan yang paling banyak memproduksi film-film kartun animasi 2D paling di Indonesia. “Lebih karena penyebaran produk melalui jaringan nasional pasar ritel yang dimiliki distributor dibawah bendera CMS Distribusi (PT Cipta Makmur Sejahtera) sehingga makin lama makin dikenal. NCR Production adalah produsen film yang paling konsisten dan paling banyak memproduksi film-film animasi 2D di Indonesia, sehingga merupakan produsen film animasi 2D terbesar di Indonesia. Beberapa kali tayang di stasiun televisi yang berbeda, utamanya di setiap bulan ramadhan, hal ini tentu memperluas jangkauan untuk lebih di kenal lagi.”15 Penonton atau masyarakat memberikan respon yang positif terhadap kehadiran film ini, karena saat ini sulit ditemukan film kartun anak atau tayangan yang banyak mengandung nilai edukasi bahkan pengetahuan agama. Film kartun Syamil dan Dodo juga menjadi program unggulan saat ramadhan, sejak tahun 2013 film kartun ini tayang di stasiun televisi RTV sampai sekarang, sebelumnya film kartun Syamil dan Dodo juga tayang di stasiun televisi Trans TV, Global TV, dan stasiun televisi kabel Astro tv. Hasil rating selama film kartun ini ditayangkan di RTV tidak buruk dan tidak mengecewakan, alhasil RTV masih tetap menayangkan film kartun Syamil dan Dodo sebagai program anak.
15
Wawancara Pribadi dengan Eko Sucianto, NCR Production, Selasa 9 Februari 2016.
91
“Film kartun Syamil dan Dodo juga ditayangkan di televisi, awalnya di Astro TV, kemudian Trans TV, Global TV dan saat 2013 sampai sekarang tayangnya di RTV. Film kartun ini tayangnya hanya di bulan ramadhan saja, karena pihak televisi kekurangan program acara untuk tayangan ramadhan, setelah ditayangkan alhamdulillah hasil ratingnya cukup memuaskan dan tidak buruk, tidak mengecewakan hasilnya.”16
Tidak hanya respon positif dari masyarakat, lembaga pengawas pertelevisian di Indonesia, Komisi Penyiaran Indonesia. Mengapresiasi kan film kartun Syamil dan Dodo, terbukti film kartun Syamil dan Dodo menjadi nominasi pada Anugerah KPI 2014 sebagai program acara anak unggulan pada tema Rukun Shalat bersaing dengan program anak di stasiun televisi lain. “Alhamdulillah juga film kartun Syamil dan Dodo berhasil masuk nominasi Komisi Penyiaran Indonesia tahun 2014 sebagai program anak, itu tema yang terpilih temanya Rukun Shalat pada episode Bersuci kalau di VCD nya.”17 Respon dari masyarakat juga terbukti dari hasil penjualan VCD film kartun Syamil dan Dodo setiap bulannya, pihak CMS Store, lembaga yang bertugas distribusi film kartun Syamil dan Dodo setiap bulannya penjualan VCD film kartun Syamil dan Dodo mencapai 20.000 per-keping di seluruh Indonesia.
16
Wawancara Pribadi dengan Eko Sucianto, NCR Production, Selasa, 9 Februari 2016.
17
Wawancara Pribadi dengan Eko Sucianto, NCR Production, Selasa, 9 Februari 2016.
92
“Respon dari masyarakat baik ya, karena sekarang penjualan perbulannya itu mencapai Rp.500.000,000,-. Jadi sekitar 20.000 per-keping VCD film kartun Syamil dan Dodo yang terjual seluruh wilayah Indonesia.”18 Film kartun Syamil dan Dodo dapat menjadi bagi para pembuat film kartun atau media di Indonesia bahwa saat ini dibutuhkan film yang tidak hanya sekedar menghibur tetapi meng-edukasi. Ditambah mayoritas penduduk Indonesia adalah beragama Islam, selain itu film kartun Syamil dan Dodo dapat menjadi media pembelajaran alternatif bagi anak-anak di rumah maupun di sekolah.
18
Wawancara Pribadi dengan Eko Sucianto, NCR Production, Selasa 9 Februari 2016.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian atau riset yang penulis lakukan terhadap analisis wacana Teun A Van Djik yang dilihat dari segi teks, konteks sosial dan kognisi sosial tentang pesan dakwah dalam film kartun Syamil dan Dodo, maka hasil dari penelitian atau riset yang dilakukan oleh penulis menghasilkan kesimpulan sebagai berikut: 1. Dari Segi Teks Naskah/Skenario Dilihat dari segi teks naskah/skenario, penulis menyimpulkan bahwa: a. Struktur Makro. Struktur makro merupakan tematik/tema dari skenario/naskah film kartun Syamil dan Dodo. Tema besar yang terdapat dalam film kartun Syamil dan Dodo adalah mengenai pesan dakwah yang mencakup pesan aqidah, syariah dan akhlak. Namun dari hasil penelitian analisis dalam film kartun Syamil dan Dodo pada episode Bersuci, pesan dakwah yang lebih menonjol adalah pesan aqidah dan pesan syariah. Kedua pesan tersebut terlihat pada tema Tayamum, walaupun Syamil dan Dodo kehabisan air saat sedang berwudhu, mereka tetap harus mengerjakan shalat, kemudian mereka ber-tayamum sebagai pengganti wudhu untuk mengerjakan shalat. Kemudian pada tema Rukun Shalat, saat Dodo belajar bersama di rumah Syamil, Dodo yang lupa mengerjakan shalat ashar tetap harus 93
94
mengerjakan shalat ashar dan tidak boleh digabung dengan shalat maghrib, walaupun waktu ashar sudah hampir habis. Dan pada tema Tata cara berwudhu lebih kepada pesan syariah. b. Superstruktur. Superstruktur merupakan skematik/skema atau alur. Skema dalam film kartun Syamil dan Dodo adalah membahas alur cerita dari pendahuluan sampai akhir. Diawali dari opening billboard yang menampilkan beberapa potongan atau adegan dalam film diiringi original soundtrack film kartun Syamil dan Dodo yang berjudul “Aku Ingin Tahu”. Kemudian opening scene yang menampilkan judul tema pada film sebagai pembuka, dengan latar gambar scene awal film kartun Syamil dan Dodo. Setelah itu barulah masuk pada conflict scene atau klimaks, pada episode Bersuci konflik dating dari Syamil, Dodo dan Anto. Syamil dan Anto yang melihat Dodo salam dalam berwudhu memberitahukan kepada Dodo dan Kak Nadya, namun Dodo merasa dirinya benar dan tidak salah. Kemudian tahap selanjutnya anti klimaks atau solusi dari permasalahan-permasalahan yang terjadi. Pada episode ini yang berperan sebagai pemberi solusi adalah Kak Nadya dan Pak Guru. Kak Nadya menjadi penengah konflik Syamil, Anto dan Dodo yang bertengkar karena Dodo berwuhu hanya sekedar membasahi muka, tangan, rambut dan kaki saja. Kak Nadya juga sebagai solusi konflik antara Syamil dan Dodo yang bertengkar karena Dodo shalat sangat cepat kemudian Syamil menegurnya. Namun Dodo merasa apa yang dilakukannya itu sudah benar. Sedangkan Pak Guru menjadi
95
solusi Syamil dan Dodo yang kehabisan air saat ingin berwudhu, kemudian Pak Guru mengajak untuk ber-tayamum. Setelah itu barulah masuk kepada Ending atau akhir cerita, yang pada setiap tema dari episode Bersuci ini akhirnya Dodo malu karena salah dalam berwudhu dan mengerjakan shalat dengan cepat, pada tema tayamum, Pak Guru mengajak Syamil dan Dodo untuk bertayamum, namun setelah Dodo bertayamum keran air di musollah menyala, Pak Guru menjelaskan bahwa tayamum batal setelah ada air dan Dodo kembali mengambil air wudhu dengan air. Setelah tema Tayamum, episode Bersuci berakhir, dan barulah masuk credit title yang menayangkan tim produksi film diiringi lagu penutup pada episode ini yaitu “Sekarang Aku Tahu”. c. Struktur Mikro. Struktur mikro terdiri dari semantik, sintaksis, stilistik, dan retoris. Semantik terbagi menjadi empat, yaitu latar, detail, maksud, dan peranggapan. Sintaksis terdiri menjadi tiga, yaitu koherensi, bentuk kalimat, dan kata ganti. Kata-kata yang dipakai merupakan gaya bahasa yang dipakai oleh penulis skenario dan terdapat dalam skenario. Stilistik atau gaya bahasa yang digunakan dalam film kartun Syamil dan Dodo yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Cina, namun dijadikan bahasa sehari-hari, pada tema wudhu. Anto mengatakan cincailah ya, yang dalam bahasa Cina bisa diatur, namun menurut Anto itu berarti tidak mau. Retoris terbagi menjadi tiga, yaitu grafis, metafora, dan ekspresi. Grafis dapat dilihat dari pengambilan gambar dalam Film Kartun Syamil dan Dodo yaitu, close up, medium
96
close up, zoom in, zoom out, dan lain sebagainya. Tetapi di dalam skenario film kartun Syamil dan Dodo itu sendiri istilah pengambilan gambar tesebut tidak tercantum. 2. Dari Segi Kognisi Sosial Dalam pembuatan film kartun Syamil dan Dodo, penulis menyadari bahwa film kartun ini diperuntukkan untuk anak-anak, maka film kartun Syamil dan Dodo dari segi bahasanya ringan dan mudah dipahami oleh anak-anak, jalan cerita yang sederhana dengan tema yang mengangkat kehidupan sehari-hari. Film ini lahir pada tahun 2004, karena pada saat itu banyaknya film-film kartun animasi untuk anak buatan luar negeri yang masuk ke pasar Indonesia. Sayangnya, film kartun anak-anak yang beragam, tidak ada yang mengandung dakwah Islam, maka dari itu NCR Production memproduksi film kartun Syamil dan Dodo. Selain itu, dari sisi metode dakwah, dirasa kurang yang menggunakan media film animasi sebagai cara menyampaikan pesan dakwah, khususnya film kartun yang mengandung edukasi Islam untuk anak-anak. 3. Dari Segi Konteks Sosial Dalam konteks yang berkembang di masyarakat, film kartun Syamil dan Dodo mendapat respon yang positif dari masyarakat, terbukti dari penjualan VCD yang mencapai 20.000/per-keping setiap bulannya. Sejak ditayangkan pada tahun 2013 setiap bulan ramadhan, film kartun Syamil dan Dodo mendapat rating yang cukup memuaskan dan film ini masih
97
dapat disaksikan di RTV tahun 2016 ini. Film kartun Syamil dan Dodo juga dapat menjadi media pembelajaran alternatif selain metode belajar dan mengajar pada umumnya di beberapa sekolah dan Taman Pendidikan Al-Qur’an. B. Saran Berdasarkan hasil pengamatan dan penelitian penulis terhadap pesan dakwah yang disampaikan melalu Film Kartun Syamil dan Dodo, penulis ingin memberikan saran , diantaranya: 1.
Bagi pihak rumah produksi, film kartun Syamil dan Dodo dapat meningkatkan kualitas dan memperluas lagi tema-tema yang mengandung unsur edukasi Islam, film ini dapat dijadikan contoh sebagai film yang tidak hanya menghibur tetapi meng-edukasi, mengingat saat ini begitu minimnya film untuk anak-anak yang mengandung edukasi, apalagi nilainilai ke-Islaman di dalamnya. Serta dapat meningkatkan kualitas gambar agar dapat bersaing dengan animasi buatan luar negeri.
2. Bagi orangtua atau pengajar, film kartun Syamil dan Dodo dapat menjadi alternatif media pembelajaran di rumah maupun di sekolah selain kegiatan belajar dan mengajar pada umumnya, melalui pengemasan dalam film kartun, anak lebih mudah menangkap cerita dan lebih menyentuh karena dihubungkan dengan jalan cerita kehidupan sehari-hari. 3. Dengan adanya film buatan anak negeri ini, semoga sineas muda menjadi ter-inspirasi dalam membuat film kartun yang mengandung edukasi dan
98
kian berkembang siap bersaing dengan derasnya kartun buatan luar negeri yang masuk ke Indonesia, menjadi inspirasi bagi para Da’I (Juru Dakwah) untuk menyampaikan pesan-pesan dakwahnya melalui sebuah film. 4. Semoga penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi khalayak untuk terus membongkar dan mengkaji setiap pesan dakwah dalam sebuah film.
DAFTAR PUSTAKA Amin, Samsul Munir, Drs, M.A. Ilmu Dakwah. Jakarta: Amzah, 2009. Ardianto, Elvinaro, dan Erdinaya, Lukati Komala. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007. Azhar, Arsyad. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003). Aziz, Ali. Ilmu Dakwah. Jakarta: Kencana, 2004. Bachtiar, Wardi, Dr. Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah. Jakarta: Logos, 1997. Biagi, Shirley. Media/Impact Pengantar Media Massa. Jakarta: Salemba Humanika, 2010. Bride, Sean Mc. Komunikasi dan Masyarakat Sekarang dan Masa Depan: Aneka Suara dan Satu Dimensi. Jakarta: PN Balai Pustaka, UNESCO 1983. Effendy, Onong Uchjana. Ilmu, Teori dan Filsafah Komunikasi. Bandung: Citra Aditya Bhakti, 2000. Effendy, Onong Uchjana. Ilmu, Teori dan Filsafah Komunikasi------2003. Eriyant o. Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta: LKiS, 2011. Faridl, Miftah. Dakwah Kontemporer Pola Alternatif Dakwah Melalui Televisi. Bandung: Pusdai Press, 2000) Cet.1. Hasanuddin. Hukum Dakwah Tinjauan Aspek Hukum dalam Berdakwah di Indonesia. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996. Hefni, Harjani dkk. Metode Dakwah. Jakarta: Kencana, 2006. Cet.2. Ilaihi, Wahyu. Komunikasi Dakwah. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2010. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta: Balai Pustaka, 2002. Kusnawan, Aep. Komunikasi Penyiaran Islam. Bandung: Benang Merah Press, 2004. 99
100
Kuswandi, Wawan. Komunikasi Massa Sebuah Analisis Isi Media Televisi. Jakarta: PT.Rineka Cipta, 1996. Kriyantono, Rachmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai Contoh Praktis Riset Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi, dan Komunikasi Pemasaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007. Cet.2. Manan , Abdul, Bin Muhammad Sobari. Jangan Asal Shalat: Rahasia Shalat Khusyuk dari Tuntunan Bersuci, Fiqih Shalat, Macam-macam Shalat hingga Amalan-amalan Sunnat. Bandung: Pustaka Hidayah, 2004. Munir, Muhammad, Wahyu, Ilaihi, Wahyu. Manajemen Dakwah. Jakarta: Kencana, 2006. Morrisan. Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi. Tangerang; Ramdina Prakarsa, 2005. Prakoso, Gatot. Film Pinggiran – Ontologi Film Pendek, Eksperimental dan Dokumenter. FFTV – IKJ dengan YLP. Jakarta: Fatma Press. Pranajaya, Adi. Film dan Masyarakat Sebuah Pengantar. Jakarta: BPSDM Citra Pusat Perfilman, 2000. Rakhmat, Jalaluddin. Psikologi Komunikasi, Edisi Revisi. Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005. Rifa’I, Moh. Risalah Tuntunan Shalat Lengkap. Semarang: PT.Karya Toha, 2016. Shadily, Hasan. Ensiklopedi Indonesia. Jakarta: Ikhtisar Baru – Van Hoeve, 1980. Sobur, Alex. Analisis Teks Media Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, Analisis Framing. Bandung: Remaja Rosda Karya, 2001. Sobur, Alex. Analisis Teks Media, Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009. Sumarno, Marseli. Dasar-dasar Apresiasi Film. Jakarta: Grasindo, 1996.
101
Syukir, Asmuni. Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam. Surabaya: Al-Ikhlas, 1983. Syukir, Indriansyah. Akhlak Islamiyah. Jakarta: Parameter, 1998. Widjaja, Ilmu Komunikasi dan Pengantar Studi. Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2000. Wijaya, I Dewa Putu. Kartun: Studi Tentang Permainan Bahasa. Yogyakarta: Ombak, 2004. Website: http://www.kbbi.web.id/kartun http://www.idseducation.com/articles/memahami-definisi-animasi/ http://www.ncrproduction.com/sat/ http://www.rtv.co.id/info/aboutus http://www.rtv.co.id/program/episode/124/35/syamil-dodo-eps-synopsis http://www.tribunnews.com/lifestyle/2014/11/14/nominasi-program-televisi-terbaikversi-anugerah-kpi-2014
Dokumen Pribadi: Selayang Pandang PT.Nada Cipta Raya, dari Bapak Eko Sucianto, Manager produksi film kartun Syamil dan Dodo.
LAMPIRAN
Hasil Wawancara Pribadi dengan Eko Sucianto Manager Produksi Film Kartun Syamil dan Dodo
Hari: Selasa, 9 Februari 2016 Pukul: 14.00-15.15 WIB Lokasi: PT. Nada Cipta Raya, NCR Production. Jalan Ciputat Raya No.6, Pondok Pinang, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan 12310.
1. Apa latar belakang dibuatnya film kartun Syamil dan Dodo? Dakwah Islam khususnya untuk anak-anak melalui media film animasi 2D sangat kurang di Indonesia/Asia Tenggara. Serbuan media film animasi untuk anakanak begitu deras dan beragam dan tidak berimbang jika dibandingkan media sejenis yang berthema dakwah Islam. Dari sisi metode dakwah Islam sendiri masih kurang yang menggunakan media film animasi dalam menyampaikan dakwah Islam agar lebih menghibur, akrab dengan keseharian, dan berkesan di dalam diri anak-anak.
2. Tujuan dibuatnya film kartun Syamil dan Dodo? Agar dakwah Islam untuk anak-anak dapat sampai dengan lebih mengesankan (melalui pendekatan karakter Syamil dan Dodo), tanpa terasa menggurui, lebih menghibur, lekat dengan keseharian anak-anak. Serta mampu menyampaikan nilainilai ke-Islam-an (Al Qur'an dan Hadis - dalam terminologi ensiklopedia) yang terkadung dalam materi/konten film animasi dengan baik, sehingga dapat diterima dan mudah untuk dipahami oleh anak-anak.
3. Mengapa NCR Production membuat film kartun yang berisi pesan dakwah terhadap anak? (Masalah mengapa mengangkat tema seperti pesan dakwah dan tidak cerita kehidupan sehari-hari saja atau tanpa dakwah). Dilandasi oleh pentingnya pendidikan dan dakwah Islam sejak usia dini. Film berthema keseharian saja tidak cukup, namun thema tersebut bisa menjadi triger bagi masuknya nilai-nilai dakwah Islam, sehingga dakwah Islam bisa lebih lekat dan berkesan di dalam diri anak-anak.
4. Selama pembuatan film kartun Syamil dan Dodo, apa saja hambatannya? Dana pembuatan/produksi satu episode/judul film animasi Syamil dan Dodo lebih dari 65 juta, dalam setahun setidaknya harus ada 10 judul film animasi Syamil dan Dodo, maka jumlah total dana produksinya lebih dari 650 juta. NCR Production tidak hanya memproduksi film animasi serial Syamil dan Dodo saja, namun ada serial film animasi lainnya yang bersamaan waktu produksinya: Seri Kisah Nabi dan Rosul, Seri Kisah Teladan, Seri Tupi dan Pingping, dll. Hasil produksi film tersebut dipasarkan melalui ritel, maka akan sangat tergantung pada pasang atau surutnya hasil penjualan ritel, yang akan digunakan kembali untuk membiayai produksi film-film animasi berikutnya Oleh karena itu NCR Production (PT Nada Cipta Raya) membuka kerjasama strategis yang seluasnya kepada siapa saja yang berniat untuk membiayai produksi serial film-film animasi yang telah direncanakan.
5. Bagaimana cara NCR Production memperkenalkan atau memasarkan film kartun Syamil dan Dodo hingga menjadi program unggulan sampai saat ini? Lebih karena penyebaran produk melalui jaringan nasional pasar ritel yang dimiliki distributor dibawah bendera CMS Distribusi (PT Cipta Makmur Sejahtera)
sehingga makin lama makin dikenal. NCR Production adalah produsen film yang paling konsisten dan paling banyak memperoduksi film-film animasi 2D di Indonesia, sehingga merupakan produsen film animasi 2D terbesar di Indonesia. Beberapa kali tanyang di stasiun televisi yang berbeda, utamanya di setiap bulan ramadhan, hal ini tentu memperluas jangkauan untuk lebih di kenal lagi.
7. Mengapa dalam film kartun Syamil dan Dodo, dibagi beberapa tema setiap episode dan hanya berdurasi ±4-8 menit? Karena kita targetingnya under kelas 4 SD kisaran umur 5-10 tahun jadi agar anak lebih terarah dan lebih konsentrasi terhadap apa yang disampaikan dalam film, karena kalau terlalu lama malah jadinya anak tidak fokus dengan cerita dan menjadi bosan.
8. Selain menyampaikan pesan dakwah melalui dialog cerita, mengapa menyelipkan lagu sebagai media penyampain dakwahnya? Agar tidak bosan juga, jadi ada beberapa lagu yang memang diselipkan. Bahkan satu tema penyampaian nilai-nilai dakwahnya itu melalu lagu. Secara tidak langsung kan anak jadi menyanyikan terus lama kelamaan hafal dan jadi memahami isi lagunya. 9. Bagaimana awal film kartun Syamil dan Dodo saat dirilis atau mulai dipasarkan hingga saat ini? (Respon masyarakat) Sangat baik, sebelumnya kita survei dari 20 orang, dari penjualan VCD nya juga baik, setiap bulannya penjualan VCD bias sampai 500 juta, harga per-keping
VCD nya yaitu 25 ribu rupiah. Hasil rating dari film ini yang ditayangkan di RTV juga memuaskan, sampai saat ini film kartun Syamil dan Dodo ditayangkan selama bulan ramadhan di RTV. 10. Selain RTV, apakah film kartun Syamil dan Dodo pernah ditayangkan di televisi? Pernah, pertama kali film ini ditayangkan oleh Astro TV, itu dari tv kabel. Kemudian Trans TV, Global TV, dan pada tahun 2013 sampai sekarang kita bekerja sama dengan RTV, tapi khusus di bulan ramadhan saja, karena pihak RTV kekurangan program untuk ramadhan dan RTV juga berani mendanai produksi.
Narasumber,
Eko Sucianto (Manager Produksi NCR Production)
FOTO DOKUMENTASI SAAT WAWANCARA PRIBADI DENGAN EKO SUCIANTO, MANAGER NCR PRODUCTION.
POSTER FILM KARTUN SYAMIL DAN DODO Episode. Bersuci