SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 | DISKURSUS
Analisis VGA: Sebuah Pendekatan untuk Membaca Nilai Integrasi Ruang pada Bangunan Ndalem Joyokusuman Yogyakarta Sidhi Pramudito(1), Gerarda Orbita Ida Cahyandari(1), Vincentia Reni Vita Surya(2)
[email protected] (1)
Laboratorium Perencanaan dan Perancangan Bangunan Arsitektural, Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Atma Jaya Yogyakarta. (2) Laboratorium Perencanaan dan Perancangan Lingkungan dan Kawasan, Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Abstrak Tulisan ini memaparkan bagaimana nilai integrasi ruang sebuah bangunan tradisional ndalem dapat dilihat melalui analisis VGA untuk mendukung kelestarian bangunan ndalem sebagaisebagai bagian dari keiistimewaan Yogyakarta. Nilai integrasi ruang merupakan aspek penting dalam sebuah ruang untuk mengetahui seberapa menyatu dan terpisahnya ruang dari tatanan secara keseluruhan yang akan mepengaruhi tingkat aksesibilitas ruang tersebut. Bangunan ndalem sendiri merupakan tipe bangunan rumah tinggal tradisional bagi para bangsawan yang memiliki kedekatan hubungan keluarga dengan Sri Sultan. Keistimewaan bangunan ini dapat dilihat dari tata ruangnya yang lengkap serta tatanan kompleks berdinding dan halaman yang luas jika dibandingkan tata ruang rumah tradisional Jawa yang lain. Namun seiring berjalannya waktu eksistensi bangunan ndalem semakin pudar bahkan ada pula yang hilang. Mahalnya perawatan ataupun pertimbangan kepengurusan ahli waris membuat beberapa bangunan ini ditinggalkan, non fungsional, tidak terawat, bahkan rusak. Beberapa usaha telah dilakukan pemiliki salah satunya dengan alih fungsi bangunan tersebut, dari fungsi hunian yang privat menjadi fungsi publik. Berpijak pada pemahaman nilai integrasi ruang, tulisan ini hendak memaparkan mengenai nilai integrasi dari tata ruang bangunan ndalem yang telah mengalami modifikasi. Nilai integrasi ruang dilihat dengan menggunakan analisis VGA yang berdasarkan tingkat permeabilitas dan visibilitas ruangnya. Hal-hal yang menjadi amatan ialah ada tidaknya pelingkup ruang, bukaan, dan komposisi penataan ruangnya. Analisis pada tulisan ini dilakukan dengan studi kasus ndalem Joyokusuman. Ndalem Joyokusuman dipilih karena merupakan ndalem yang sudah mengalami beberapa modifikasi penataan ruangnya sebagai bangunan komersial publik. Penataan ruang pada ndalem Joyokusuman kemudian disusun sang pemilik untuk mengefisiensikan pergerakan pengunjung dalam memanfaatkan ruang. Pendekatan menggunakan analisis VGA ini merupakan jenis pendekatan untuk membaca aspek fisik sebuah ruang. Dengan pendekatan ini diharapkan mampu membantu perancang untuk memprediksi maupun mengevaluasi sebuah rancangan ruang. Pada bangunan tradisional ndalem hasil hasil analisis VGA ini dapat dikaitkan dengan aspek imaterialnya untuk memperoleh hasil yang lebih lengkap sehingga esensi bangunan tradisonal ndalem tetap terjaga di dalam tatanan ruang yang baru. Kata-kunci : analisis VGA, ndalem Joyokusuman, tata ruang, nilai integrasi
Pendahuluan Prosiding Seminar Heritage IPLBI 2017 | 185
Analisis VGA: Sebuah Pendekatan untuk Membaca Nilai Integrasi Ruang pada Bangunan Ndalem Joyokusuman Yogyakarta
Bangunan tradisional Jawa berupa ndalem adalah karya arsitektur Jawa dengan hirarki tinggi yang dimiliki oleh bangsawan keturunan sultan pada masanya. Pelestarian ndalem mendapat dukungan dari pemerintah melalui Surat Keputusan tentang bangunan cagar budaya. Pemeliharaan bangunan ndalem membutuhkan dana yang mahal, menyebabkan bangunan-bangunan penting ini seperti menunggu kepunahan. Ada yang tetap dihuni oleh pewarisnya, contoh ndalem Kanoman, dan ada pula yang ditinggalkan kosong tanpa perawatan yang berarti. Gebyar pelestarian bangunan tradisional seolah menjadi slogan yang sulit dipenuhi dalam kenyataannya. Situasi ini membutuhkan langkah masa depan yang berkelanjutan berdasarkan kenyataan di lapangan dengan pertimbangan nilai arsitektur, pengelolaan, fungsi, dan kelayakan bangunan.
Ndalem Joyokusuman merupakan salah satu bangunan ndalem yang secara fungsi sudah mengalami perubahan. Ndalem ini terletak di Jl. Rotowijayan no. 5, Yogyakarta. Keluarga GBPH Joyokusumo melakukan beberapa perubahan fungsi bangunan terkait usaha untuk melestarikan bangunan ndalem ini, diantaranya galeri dan museum, Restoran Gadri atau Resto Prince Joyokusumo House (1988), catering, penjualan alat-alat kantor, komputer mebel, minimarket, alat-alat kedokteran (1993), usaha Restoran Gadri diperlebar ke pendopo (1995), penambahan toko Joy Rumah Teh & Roti (2005), Catering Ayu Joyo, Ethnic (Digital Photography), Mini Market, Warnet, Wartel, Taman Pendidikan Al-Qur’an Dalem Joyokusuman Yogyakarta (1995-2007) (Widayatsari, 2002). Secara fisik sebagai bangunan tradisional, kompleks tata ruang ndalem tentunya disusun berdasarkan konsep material dan imaterial. Setiap ruang yang ada disusun berdasarkan sumbu ndalem yang membentuk hirarki privasi ruang yang semikin tinggi ke arah dalam. Beberapa ruang juga disusun berdasarkan aspek imaterial, seperti pada bagian ruang senthong dan lainnya. Konsekuensi perubahan fungsi ndalem sebagai bangunan publik adalah dengan melakukan modifikasi pada tata ruangnya, baik itu letak maupun pelingkup ruangnya. Ruang-ruang kemudian disusun untuk memudahkan sirkulasi, keterhubungan antar ruang, dan kenyamanan visual pengunjung agar efisiensi pergerakan pengunjung dapat tercapai. Dalam ilmu perancangan arsitektur, hubungan antar ruang memiliki peran yang penting untuk mengatur aksesibilitas penggunanya. Dapat dikatakan pula bahwa ruang pasti selalu berhubungan dengan ruang yang lain, keberadaannya tidak bisa lepas dari ruang di sekitarnya. Mengubah salah satu unsur berarti juga akan mengubah tatanan secara keseluruhan. Perubahan kecil yang terjadi pada bagian-bagian sistem ruang akan berdampak pada sifat struktur secara keseluruhan (Hillier, 1996). Berkaitan dengan hal tersebut, pendekatan dengan menggunakan analisis VGA dirasa sesuai untuk melihat aspek tersebut. Analisis VGA ini berfungsi untuk melihat nilai integrasi ruang. Nilai integrasi ruang merupakan aspek penting dalam sebuah ruang, untuk mengetahui seberapa menyatu dan terpisahnya ruang dari tatanan secara keseluruhan yang akan mepengaruhi tingkat aksesibilitas ruang tersebut. Tulisan ini merupakan bagian dari penelitian mengenai “Strategi Perkuatan Peran Ndalem sebagai Bagian Dari Keistimewaan Yogyakarta dalam Merespon Perkembangan Jaman”. Tujuan dari penelitian tersebut adalah menentukan langkah-langkah pelestarian ndalem berdasarkan lingkup mikro, meso, dan makro. Fokus bagian yang terdapat dalam tulisan ini adalah aspek material yaitu aspek spasial/keruangan bangunan ndalem. Aspek yang diamati adalah tata ruang, sirkulasi, aksesibilitas, hubungan antar ruang, dan pelingkup dan bukaan ruang. Pentingnya kajian mengenai aspek fisik melalui analisis VGA terhadap pelestarian bangunan ndalem adalah untuk menemukan model modifikasi tatanan ruang yang efisien pada bangunan ndalem sehingga dapat diterapkan dalam fungsi dan simbol dalam lingkup yang sesuai. Nantinya hasil analisis VGA ini dapat dikaitkan 186 | Prosiding Seminar Heritage IPLBI 2017
Sidhi Pramudito
dengan aspek imaterialnya untuk memperoleh hasil yang lebih lengkap sehingga esensi bangunan tradisonal ndalem tetap terjaga di dalam tatanan ruang yang baru. Bangunan Ndalem Seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya bahwa bangunan ndalem sendiri merupakan tipe bangunan rumah tinggal bagi para bangsawan yang memiliki kedekatan hubungan keluarga dengan Sri Sultan. Biasanya bangunan ndalem ini berhalaman luas dan terletak pada lahan seluas antara 2.000-10.000 m2. Letak bangunan ndalem sendiri berada di lingkungan kraton, bisa di dalam maupun di luar benteng. Ndalem merupakan tingkatan terbesar dan terlengkap dalam arsitektur tradisional Jawa. Bangunan ndalem ini mudah dikenali karena struktur, bentuk atap, bentuk bangunan, dan luas lahan berbeda dengan rumah penduduk di sekitarnya. Bangunan ini dikelilingi dinding setinggi ± 3 m yang disebut cepuri. Jalan masuk ke arah ndalem disebut gledegan yang berupa akses dari pintu masuk atau regol ke jalan, panjang ata pendeknya tergantung jarak dengan jalan terdekatnya.
Ndalem dapat dikategorikan dalam rumah joglo yang paling besar dan lengkap. Joglo, dalam hal ini diartikan sebagai keseluruhan atau kompleks rumah, termasuk dinding keliling, halaman, regol dan semua bagian di dalamnya (Widayatsari, 2002). Secara skematik berikut disajikan gambar denah rumah joglo (H.J. Wibowo, 1998). Legenda: 1.Regol. 2.Rana. 3.Sumur. 4.Langgar. 5.Kuncung. 6.Kandang kuda. 7.Pendapa. 8.Longkonan. 9.Seketheng. 10.Pringgitan. 11.Dalem. 12.Senthong kiwa (kiri). 13.Sentong tengah (kanan). 14.Sentong kanan. 15.Ganchok. 16.Dapur dan lain-lain. A.Halaman luar. B.Halaman dalam. Gambar 1. Denah Skematik Kompleks Rumah Joglo yang Lengkap
Nilai Filosifis Tata Ruang Bangunan Ndalem Joyokusuman Sebuah ndalem, termasuk ndalem Joyokusuman, dirancang dengan memperhatikan dua pusat yang berbeda pada diri manusia Jawa, yakni pusat imaterial dan material. Pusat imaterial mengacu pada pengertian Tri Purusa atau disebut Trinity, mengandung anggapan bahwa dalam diri manusia terdapat bentuk sistem konsentris, yang terdiri dari unsur suksma kawekas, suksma sejati dan roh suci, sedangkan pusat material di dalamnya mencakup pengertian angen-angen, nepsu dan rasa. Manusia hidup mempunyai kepentingan untuk mengungkapkan angen-angen (pengertian, penalaran dan daya cipta) dengan sesama lingkungan hidupnya. Manusia mempunyai nepsu, yang dapat diuraikan menjadi nepsu keimanan, amarah, kasih sayang, dan kebendaan. Sedangkan rasa pada Prosiding Seminar Heritage IPLBI 2017 | 187
Analisis VGA: Sebuah Pendekatan untuk Membaca Nilai Integrasi Ruang pada Bangunan Ndalem Joyokusuman Yogyakarta
diri manusia didasarkan pada bisikan hati nurani, yang nantinya akan menguraikan berbagai pengalaman dan peristiwa sebagai bentuk keselarasan dan koordinasi dalam kesatuan kehidupan, yang selanjutnya melahirkan pendirian, yakni kebijaksaaan, ketahanan, ketanggu ketangguhan, dan pengendalian (Ronald, 2005) dalam (Wardani, 2007) Secara fisik, ruang-ruang pada bangunan ndalem pada awalnya disusun berdasarkan nilai gaib menurut susunan dunia. Dalam pandangan Hindu, diarahkan menurut tata Vasthu-Purusha-Mandala. Ruang ditata secara hirarkis, ada bagian penting sebagai pusat orientasi yakni dalem sebagai wilayah energi, bentuk konkret akibat pengaruh medan daya dunia. Medan daya ini akan semakin kuat apabila terhubung dengan dunia atas/dewa/Tuhan. Ndalem sebagai pusat merupakan gambaran dunia sebagai alam triloka yakni jagad nginggil, jagad tengahan, jagad ngandhap. Susunan ruang ndalem di bagian tengah dibagi menjadi beberapa kamar, yakni senthong kiwa, senthong tengah dan senthong tengen. Untuk golongan bangsawan, senthong tengah berisi bermacam-macam benda lambang (perlengkapan) yang mempunyai kesatuan arti yang sakral, melambangkan kesuburan, kebahagian rumah tangga berikut perlengkapan pasren seperti genuk, kendhi, juplak, lampu robyong, paidon, loro blonyo, dan model burung garuda (H.J. Wibowo, 1998) dalam (Wardani, 2007). Adanya tata ruang seperti yang disebutkan di atas menandakan bahwa rumah tradisional Jawa memiliki nilai yang tak terlihat (intangible) selain sebagai fungsinya sebagai rumah tinggal. Konsep tersebut kemudian berkembang seiring dengan peningkatan kebutuhan fungsi masa kini. Nilai-nilai yang tak terlihat (intangible) pada bangunan ndalem Joyokusuman mengalami beberapa perubahan karena tergeser oleh nilai terlihat (tangible) yaitu aspek fungsional. Beragamnya usaha yang dikerjakan GBPH Joyokusumo (pemilik ndalem Joyokusuman) dan keluarga merupakan suatu kenyataan bahwa untuk menunjang eksistensi fungsi bangunan ndalem diperlukan alternatif fungsi ruang sesuai kebutuhan masa kini. Hal ini menjadi menarik untuk diteliti lebih lanjut bagaimana pengaruh perubahan tata ruang terhadap kualitas hubungan antar jika dibandingkan dengan fungsi ndalem dahulu sebagai rumah tinggal. Konsep Konfigurasi, Nilai Integrasi Ruang dan Analisis VGA Konsep konfigurasi ruang merupakan suatu hubungan atau keterikatan yang ditimbulkan oleh adanya kehadiran bersama secara simultan dari unsur ketiga atau ditimbulkan oleh unsur yang lain yang saling berhubungan. Mengubah satu unsur dalam sebuah konfigurasi tidak hanya mengakibatkan perubahan karakter unsur-unsur konfigurasi yang lain, bahkan seluruh unsur yang membentuk kesatuan. Perubahan sat unsur tidak membatalkan hubungan antar unsur namun justru menghadirkan karakter unsur konfigurasi yang beragam. Teknik analisis konfigurasi ruang dinamakan space syntax (B. Darjosanjoto, 2005) disarikan dari (Hanson, 1984), dan (S.T. Iconoclast, 1997). Space syntax merupakan program penelitian dalam kerangka berpikir morfologi dari penelitian lingkungan terbangun. Tujuan dari program ini adalah mengembangkan pemahaman teori mengenai bagaimana ruang bekerja dengan strategi memadukan deskripsi berbasis komputer yang mendasarkan pada aturan mengenai pola ruang dengan pengamatan empiris menganai bagaimana pola ruang digunakan. Selanjutnya keduanya dikaitkan dengan statistik sederhana untuk kemudian dibaca dari berbagai perspektif arsitektur. Hal yang menjadi perhatian utama dalam pengamatan terhadap lingkungan binaan/kota menurut Hillier adalah gerak langkah yang alami. Lebih jauh bahwa gerak langkah alami berkaitan dengan gerak langkah pejalan kaki berdasarkan bentuk tata letak ( layout) sebuah lingkungan binaan. Selain layout ruang, gerak langkah juga muncul karena adanya daya tarik (attractors), misalnya untuk skala kota berupa pertokoan, pengembangan perkantoran, dan sebagainya. Daya tarik ini selanjutnya 188 | Prosiding Seminar Heritage IPLBI 2017
Sidhi Pramudito
dilihat sebagai sesuatu yang menentukan gerak langkah para pejalan kaki (pedestrian movement) (B. Darjosanjoto, 2005). Sementara dalam kaitannya dengan integrasi, perlu dicatat bahwa integrasi yang dimiliki satu area bergantung kepada bagaimana menyatunya keadaan struktur yang dimiliki dengan struktur yang lebih luas dalam kerangka garis kota secara keseluruhan. Nilai integrasi ini pada sebuah lingkungan binaan berkaitan dengan hubungan antara struktur ruang dan kondisi pergerakan. Melalui nilai ini dapat dilihat ruang yang terintegrasi dan terpisah secara sistem, ditunjukan dengan gradasi warna merah ke biru. Dalam arsitektur, Visual Graph Analysis (VGA) merupakan sebuah alat untuk mengeksplorasi visibilitas dan permeabilitas ruang dalam hubungannya dengan sistem ruang secara keseluruhan. Kedua aspek tersebut merupakan komponen vital dari sebuah bangunan, bagaimana bangunan dapat bekerja berdasarkan tata ruangnya dan berdasarkan pengalaman pengguna. VGA juga dapat digunakan untuk mengeksplorasi konfigurasi ruang dalam sebuah bangunan sehingga dapat diketahui ruang mana yang terintegrasi dan tidak. Hasil dari analisis VGA ini dapat dijadikan dasar untuk mendeskripsikan kondisi eksisting dan prediksi desain di masa depan. Proses Pengukuran dan Analisa Hal yang dilihat untuk mengetahui konfigurasi ruang adalah nilai integrasi ruang. Nilai integrasi ruang adalah kedalaman yang dimiliki setiap ruang dari ruang-ruang yang lain dimungkinkan untuk dihitung. Perbedaan kedalaman antara satu kedalaman ruang dan yang lain, menurut Hillier mengatur adanya pengaruh dari kerangka/layout ruang di dalam sebuah sistem. Kurang dalamnya kedudukan ruang dari ruang-ruang yang lain menunjukkan gerak atau aliran yang lebih banyak. Sebaliknya, kedalaman yang lebih akan menurunkan gerak/aliran. Dalam peta hasil proses komputer menggunakan software depthmap, keadaan ini ditampilkan sebagai garis-garis dalam spektrum warna dari merah sampai biru atau untuk tampilan hitam-putih dari warna hitam berangsur-angsur berubah kewarna yang lebih terang. Perubahan warna berbanding lurus dengan kondisi dan peranan jalan dalam menerima gerak. Warna merah atau tergelap dalam tampilan peta hitam-putih mengindikasikan ruang yang menerima gerak terbanyak dan banyak berpotongan dengan ruang yang lain (integrated lines). Sebaliknya tampilan warna biru atau yang tipis dalam peta hitam-putih memberikan petunjuk bahwa ruang yang bersangkutan mempunyai kedudukan yang dalam di dalam sistem secara menyeluruh (segregated lines) dan mendapat gerak sedikit. Dalam konteks makro dan messo, space syntax digunakan untuk menganalisis konfigurasi ruang kota atau kawasan, sedangkan konteks mikro dapat digunakan untuk menganalisis konfigurasi ruang arsitektural (B. Darjosanjoto, 2005). Dalam arsitektur, konfigurasi ruang dalam sebuah bangunan dapat dilihat dari nilai integrasi visual. Hal yang diukur dalam nilai integrasi visual adalah hubungan antar ruang atau ketertembusan (permeabilitas). Integrasi visual merupakan komponen yang penting bagaimana suatu bangunan bekerja dilihat dari aspek fisik keruangan dan pengalaman ruang penggunanya.
Prosiding Seminar Heritage IPLBI 2017 | 189
Analisis VGA: Sebuah Pendekatan untuk Membaca Nilai Integrasi Ruang pada Bangunan Ndalem Joyokusuman Yogyakarta
Gambar 2. Hasil Analisis Integrasi Visual dengan Teknik Analisis Space Syntax pada Rancangan Museum (Sumber: (Rohloff, 2009))
Pembahasan Perubahan Tata Ruang pada Ndalem Joyokusuman Nilai fungsi ruang-ruang di ndalem Joyokusuman mengalami pergeseran, yakni dari rumah tinggal berubah menjadi ruang yang sangat fungsional untuk tujuan bisnis. Rumah tinggal yang disusun berdasarkan nilai ritual berubah menjadi ruang-ruang yang terhubung untuk memudahkan pergerakan penggunanya. Tidak terdapat batas yang jelas antara aktivitas usaha dan domestik. Selain itu, bangunan yang didirikan dengan memikirkan vegetasi alam atau konsep ruang terbuka, berubah menjadi sempit dan tampak padat karena penambahan ruang untuk aktivitas usaha. Ruang belakang yang awalnya berfungsi sebagai ruang keluarga berubah menjadi restoran dan museum. Diperkenankannya masyarakat sosial masuk dalam lingkungan pribadi merupakan upaya penghuni dalam memanfaatkan ruang untuk peningkatan ekonomi dan kesejahteraan hidup. Sedangkan penambahan mushola di belakang sebagai tempat sembahyang keluarga, menunjukkan pengaruh Islam terhadap pola pikir penghuni (Wardani, 2007). Secara keseluruhan, perubahan tata ruang pada ndalem Joyokusuman dipengaruhi oleh pemikiran fungsional. Hal ini ditunjukkan dengan semakin banyak disediakan ruang untuk mewadahi kegiatan publik dan komersial/bisnis. Konsep nilai yang tak terlihat (intangible) pada bangunan ndalem yang pada awalnya diterapkan sudah semakin tergerus oleh adanya fungsi-fungsi baru. Nilai Integrasi Visual Ruang pada Ndalem Joyokusuman Nilai integrasi visual diamati untuk membaca hubungan satu ruang dengan ruang yang lainnya pada ndalem Joyokusuman. Aspek yang dilihat adalah pola/layout/tata ruang dan visibilitas ruangnya. visibilitas menjadi penting karena aspek tersebut yang merangsang pengguna untuk mengeksporasi ruang kemudian menggunakannya. Perubahan tata ruang pada ndalem Joyokusuman coba untuk diukur, apakah perubahan tersebut sudah cukup efisien dalam merangsang pergerakan dan penggunaan ruang oleh pengunjung. Tahap pertama yang dilakukan adalah membuat model planar 2D sebagai peta dasar. Peta dasar ini digambar berupa blok-blok ruang dan bukaan untuk kemudian dianalisis.
190 | Prosiding Seminar Heritage IPLBI 2017
Sidhi Pramudito Gambar 4. Representasi Peta Dasar Denah direpresentasikan berupa blok-blok ruang, bukaan, dan kolom tanpa memperhitungkan ketinggian lantai. Hal ini dikarenakan aspek yang digunakan adalah pandangan mata, sehingga elemen yang digambarkan adalah yang menghalangi maupun meneruskan pandangan
Hasil Analisis Nilai Integrasi Visual Berdasarkan peta integrasi visual di samping, terlihat beberapa area yang secara visual memiliki nilai integrasi tinggi yaitu pada area A, B, C, dan d A (ditunjukkan dengan warna merah-oranye). AREA A: Merupakan regol (pintu masuk). Sebagai pintu masuk didesain tanpa sekat dan pembatas fisik, sehingga mampu membantu pengunjung untuk mengeksplorasi ruang-ruang berikutnya B AREA B: Merupakan bagian dari ruang pendopo dan Gadri Resto. Area ini merupakan titik transisi antara ruang luar dan ruang dalam ndalem. Penempatan bukaan sebanyak 3 buah dapat merangsang C pengunjung untuk semakin masuk ke dalam bangunan AREA C: Merupakan ruang keluarga dan ruang gamelan. Desain ruang yang terbuka tanpa pembatas menyebabkan pengunjung memiliki pandangan yang luas setelah keluar dari ruang dalam. Area ini juga D merupakan kemenerusan dari akses sentong tengah AREA D Merupakan taman belakang. Area ini memiliki potensi yang cukup besar untuk dikembangkan dengan layout dan atau atraktor tertentu Gambar 4. Peta Dasar agar ruang pojok belakang ini menjadi ruang positif sebagaiDasar untuk Hasil Analisis Konektivitas Ruang Menganalisis Pada bangunan ndalem Joyokusuman ini, nilai konektivitas tinggi ditunjukkan dengan gradasi warna merah-oranye-kuning (terletak pada area tngah bangunan ndalem. Nilai yang cukup tinggi terletak di bagian tengah. Secara linear dapat menembus seluruh bagian ndalem mulai dari bagian depan hingga belakang ndalem. Tata ruang yang diubah pada sentong tengah yang difungsikan sebagai ruang sirkulasi sangat menunjang efisiensi pergerakan pengunjung.
Prosiding Seminar Heritage IPLBI 2017 | 191
Analisis VGA: Sebuah Pendekatan untuk Membaca Nilai Integrasi Ruang pada Bangunan Ndalem Joyokusuman Yogyakarta
Kesimpulan Temuan hasil analisis pada kasus ndalem Joyokusuman ini dapat dipaparkan sebagai berikut: (1), perubahan fungsi sentong tengah sebagai ruang sirkulasi semakin memperkuat nilai integrasi visual dan konektivitas ruang. Hasil analisis nilai integrasi visual dan kontektivitas ruang dapat disusun dalam grafik hubungan integrasi visual dan konektivitas, yaitu berbanding lurus pada ndalem Joyokusuman.
Ko ne kti vit as
Connectivity
4200
Integrasi visual
23 2.75588
Visual Integration [HH]
12.6234
Gambar 5. Grafik Hubungan Nilai Integrasi Visual dengan Konektivitas Ruang
Penelitian lanjutan dapat diteruskan dengan melengkapi dengan aspek sejarah dan filosofi perancangan rumah tradisional Jawa, peran pemilik, partisipasi masyarakat serta kedudukan di lingkunan sekitar. Daftar Pustaka B. Darjosanjoto, E.T. (2005). Kembang Jepun: Jalan Dominan Kota Surabaya. Dimensi Teknik Arsitektur Vol. 33 No. 1, 143-152. H.J. Wibowo, G.M. (1998). Arsitektur Tradisional Daerah Istimewa Yogyakarta. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. Hanson, B.H. (1984). The Social Logic of Space. UK: Canbridge University Press. Hillier, B. (1996). Space is The Machine. Cambridge.: Cambridge University Press. Rohloff, I.K. (2009). Experiencing Museum Gallery Layputs through Local and Global Visibility Properties in Morphology an Inquiry on the YCBA, the MoMA and the HMA. The 7th International Space Syntax Symposium. Stockholm. Ronald, A. (2005). Nilai-nilai Arsitektur Rumah Tradisional Jawa. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. S.T. Iconoclast, B.H. (1997). An Advanced Tutorial in Axman (ed.Vaughan, L). UK: Space Syntax Laboratory, the Bartlett School of Graduate Studies, University College London (UCL). Wardani, L.K. (2007). Perubahan Desain Rumah Tinggal Jawa menjadi Ruang Publik Terbatas (Dari Rumah Bangsawan ke Hunian Publik). Dimensi Interior Vol. 5 No. 2, 98-108. Widayatsari, S. (2002). Tata Ruang Rumah Bangsawan Yogyakarta. Dimensi Teknik Arsitektur, 122-132.
192 | Prosiding Seminar Heritage IPLBI 2017