1.
Judul Analisis Upaya Pelayanan Perbankan Mengatasi Permodalan Pedagang
Kecil dalam Menghadapi Rentenir (Studi Kasus di Pasar Tradisional Lemabang, Palembang). 2.
Latar Belakang Krisis ekonomi global yang melanda di beberapa negara memberikan
dampak terhadap Indonesia. Sebagai negara berkembang, pertumbuhan ekonomi di Indonesia tidak dapat terpisahkan oleh peran Usaha Kecil dan Menengah (UKM) diantaranya sebagai pembuka lapangan kerja baru dan sektor produksi dalam memenuhi kebutuhan. Menurut Keputusan Presiden RI Nomor 99 tahun 1998 mengenai pengertian usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat. Pedagang sebagai pelaku sektor usaha kecil seringkali mengalami hambatan dalam perekonomian. Dalam penelitian ini, saya memilih lokasi di pasar tradisional Lemabang, Palembang, Sumatera Selatan. Permasalahan mendasar adalah terbatasnya modal kerja yang dimiliki untuk mengembangkan usaha. Melihat kondisi ini, peran rentenir muncul seolah-olah sebagai pemecahan masalah. Dana yang cepat dicairkan menjadi salah satu penarik minat pedagang untuk meminjam modal kerja kepada rentenir. Para pedagang tidak meminjam modal kerja kepada bank karena dianggap sulit harus melalui prosedur persyaratan dan dana tidak cepat cair. Namun, peminjaman dana tersebut kepada
rentenir memiliki dampak negatif yaitu tingkat bunga peminjaman yang cukup tinggi. Margin keuntungan yang diperoleh oleh pedagang berbalik lagi ke rentenir untuk membayar bunga. Jika hal tersebut terus terjadi, dampak jangka panjang bagi pedagang di pasar Lemabang adalah sulit mengembangkan usaha dan terus berjalan di tempat. Oleh karena itu, bagi lembaga perbankan hal ini dapat menjadi peluang dalam menyediakan modal kerja dengan tingkat bunga bersaing dan penawaran menarik lainnya seperti pencairan modal yang cepat dan mudah. Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis bermaksud melakukan penelitian tentang “Analisis Peran Lembaga Perbankan Mengatasi Permodalan Pedagang Kecil dalam Menghadapi Rentenir (Studi Kasus di Pasar Tradisional Lemabang, Palembang)”. 3.
Perumusan Masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana upaya
pelayanan perbankan mengatasi permodalan pedagang kecil dalam menghadapi rentenir?”. 4.
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana upaya
perbankan dalam mengatasi modal kerja pedagang kecil terhadap rentenir. 5.
Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah :
1.
Bagi penulis, manfaat penulisan ini dapat dijadikan tinjauan pustaka
mengenai peran lembaga perbankan mengatasi permodalan perdagang kecil dalam menghadapi rentenir. 2.
Bagi masyarakat, dapat menambah wawasan pengetahuan mengenai
lembaga perbankan mengatasi permodalan pedagang kecil. 3.
Bagi lembaga perbankan, diharapan dapat menjadi gagasan baru dan
peluang pasar dalam menyediakan modal kerja juga membuka lapangan kerja bagi masyarakat. 6.
Hipotesis Penelitian Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
H0
: Perbankan memiliki upaya dalam mengatasi permodalan pedagang kecil
dalam menghadapi rentenir di pasar tradisional Lemabang, Palembang. 7.
Kerangka Pemikiran
7.1
Landasan Teori
7.1.1
Pedagang Kecil Dalam
esuai dengan Undang- Undang Nomor 20
Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) adalah : Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini. 7.1.2
Lembaga Perbankan Dalam Undang-Undang RI Nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November
1998 tentang perbankan adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Kasmir, 2012). 7.1.3
Kredit Dalam bahasa sehari-hari kata kredit sering diartikan memperoleh barang
dengan membayar cicilan atau angsuran di kemudian hari. Kata kredit berasal dari kata credere yang artinya adalah kepercayaan. Pengertian kredit menurut UndangUndang Perbankan Nomor 10 tahun 1998 adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertenu dengan pemberian bunga (Kasmir, 2012). Menurut Kasmir (2012), unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian kredit adalah kepercayaan, kesepakatan, jangka waktu, risiko dan balas jasa. Prinsip pemberian kredit dapat dilakukan dengan analisis 5C, yaitu : a.
Character, yaitu sifat atau watak seseorang dalam hal ini debitur.
b.
Capacity (Capabality), yaitu kemampuan calon debitur dalam membayar
kredit yang dihubungkan dengan kemampuannya mengelola bisnis serta kemampuannya mencari laba. c.
Capital, yaitu untuk mengetahui sumber-sumber pembiayaan yang
dimiliki debitur terhadap usaha yang akan dibiayai oleh bank. d.
Collateral, yaitu jaminan yang diberikan calon debitur yang bersifat fisik
dan non fisik. e.
Condition, yaitu kondisi ekonomi sekarang dan untuk di masa yang akan
datang sesuai sektor masing-masing. Sekitaran kawasan pasar tradisional Lemabang terdapat beberapa bank yang menyediakan jasa kredit bagi para pedagang diantaranya Bank BCA, Bank BRI, Bank BTPN, Bank BII, dan Bank Mega Syariah. Setiap bank memiliki standar tersendiri dalam penentuan tingkat suku bunga. Namun apabila diambil rata-rata, maka didapati angka 1,713 % tingkat suku bunga selama 1 tahun yang diberikan oleh lembaga perbankan. 7.1.4
Rentenir Pengertian rentenir dalam www.kbbi.web.id adalah orang yang mencari
nafkah dengan membungakan uang; tukang riba; pelepas uang; lintah darat. Berikut adalah beberapa contoh kasus praktek pedagang Lemabang yang meminjam modal kerja kepada rentenir : a.
Kasus Ibu Nani, pedagang ikan, pernah meminjam modal kerja dengan
rentenir. Jumlah yang dipinjam sebesar Rp 1.200.000. Angsuran dilakukan selama 40 hari dan memberlakukan sistem cicilan per hari oleh rentenir. Ibu Nani
mencontohkan apabila beliau meminjam uang Rp 100.000 maka pengembalian kepada rentenir sejumlah Rp 120.000. Alasan Ibu Nani meminjam ke rentenir karena beliau pada waktu itu belum mempunyai modal kerja untuk memulai usaha baru dan tidak meminjam ke bank karena ribet dan menurut ibu Nani jumlah pinjaman di bank harusnya nilainya besar. b.
Kasus Ibu Maria, pedagang sayur, yang meminjam modal kerja dengan
rentenir selama 3 tahun. Tetapi ibu Maria meminjam modal tidak terus melainkan saat ada kebutuhan saja. Jumlah pinjaman yang dipinjam senilai Rp 500.000 dan pengembalian Rp 600.000 kepada rentenir dengan angsuran 40 hari, dan pihak rentenir memberlakukan sistem cicilan per hari. Alasan ibu Maria meminjam modal kepada rentenir adalah kebutuhan mendesak, modal yang cepat di dapat, tidak ada jaminan, hanya bermodalkan kepercayaan. Jika mengambil contoh kasus ibu Maria dengan angsuran 30 hari maka didapat tingkat suku bunga sebesar 20% per bulan dan 240% untuk 1 tahun tingkat bunga yang diberikan oleh rentenir. 7.1.5 Market Nichers Dalam menghadapi persaingan terdapat beberapa strategi yang dapat digunakan salah satunya adalah strategi pengisi relung pasar (market nichers). Relung pasar ini sangat menguntungkan karena penceruk pasar mengetahui kelompok pelanggan sasaran dengan begitu baik sehingga penceruk dapat memenuhi kebutuhan mereka secara lebih baik daripada perusahaan lain (Kotler & Amstrong, 2006). Pengisi relung pasar memiliki tiga tugas : menciptakan relung, mengembangkan relung dan melindungi relung pasar (Kotler, 2007).
7.1.6 Anshoff’s Matrix Menurut Kotler (2007) strategi diversifikasi produk bisa dijelaskan dengan menggunakan framework product market matrix oleh Anshoff. Matrix Anshoff ini membantu pengambilan keputusan strategis dalam perkembangan bisnis dengan mempertimbangkan pengembangan bisnis melalui produk lama atau baru di dalam pasar yang lama atau baru. Empat pilihan strategi kombinasi produk atau pasar dalam matrix Ansoff yaitu : Produk yang Ada
Produk Baru
Pasar yang Ada
Pasar Baru
Gambar 1. Anshoff’s Matrix (Kotler, 2007) Pedagang di pasar tradisional Lemabang merupakan pasar yang telah tersedia. Bagi lembaga perbankan, strategi pengembangan produk dimana menciptakan produk baru untuk pasar yang sudah tersedia dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk mengatasi permodalan. 7.2
Penelitian Sebelumnya
1.
Dalam penelitian yang berjudul “Eksistensi Bank Thitil dalam Kegiatan
Pasar Tradisional (Studi Kasus di Pasar Kota Batu)” yang ditulis oleh Aldrin dan Tyas (2012) mengatakan bahwa pemberian kredit oleh bank thitil ditekankan pada analisis karakter dan kapasitas. Kapasitas nasabah didasarkan pada profesi atau mata pencaharian sebagai pedagang. Eksistensi bank thitil ditunjang oleh preferensi seseorang dalam memaksimalkan profit, adanya nasabah yang masih mengakses dana dari bank thitil, interaksi antar pedagang yang berlangsung terus, akses yang lebih mudah dijangkau dan waktu beroperasinya bank thitil yang lebih fleksibel dari lembaga keuangan formal. 2.
“Implementasi Program Bantuan Pemberian Kredit dalam Upaya
Meningkatkan Produktivitas Kerja Pedagang Sayur (Studi pada Pedagang Sayur Desa Ruwet Krajan, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang)” yang ditulis oleh Viana, Irwan dan Lely (2013) mengatakan bahwa pemberian kredit oleh pemerintah tidak hanya sebatas peminjaman modal, tetapi juga membina dari dasar, memfasilitasi dan memonitoring turun ke lapangan agar pemberian kredit berjalan dengan baik. Faktor yang berpengaruh terhadap program bantuan pemberian kredit dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja pedagang sayur meliputi struktur organisasi pemerintah yang terintegrasi, tersedianya data yang akurat. Sedangkan faktor penghambat internal adalah pendidikan pedagang sayur dan faktor eksternalnya adalah ketersediaan modal usaha yang ada. Maka dari itu program pemberian kredit perlu ditingkatkan lagi. 3.
Drajat Tri Kartono (2004) tentang “Pasar Modal Tradisional (Analisis
Sosiologi Ekonomi terhadap Rentenir) mengatakan bahwa elemen struktur dan
hubungan sosial telah memberi ciri kehidupan dan dinamika rentenir di pasar. Institusi pemerintah dalam pemberian kredit memiliki posisi sebagai alternatif terakhir apabila terjadi konflik yang tidak bisa mereka selesaikan. Rentenir dalam praktiknya tidak menuntut adanya agunan. Terdapat seleksi terhadap peminjam dan kontrol kepatuhan terhadap komitmen untuk membayar kembali pinjaman. 4.
Boudreaux, Karol; Cowen, Tyler (2008) dalam “The Micromagic of
Microcredit” mengatakan bahwa rentenir menawarkan keuntungan terutama di daerah pedesaan. Mereka memberikan kemudahan yaitu modal yang cepat. 5.
Ruddle, Kenneth (2011) dalam “”Informal” Credit Systems in Fishing
Communities : Issues and Examples from Vietnam” mengatakan rentenir tidak menjadi sumber peminjaman yang populer karena tingginya tingkat bunga yang diberikan dan waktu peminjaman yang terbatas. 7.3
Kerangka Konseptual Penelitian Berdasarkan tinjauan pustaka dan konsep - konsep dasar penelitian
terdahulu, maka disusun sebuah kerangka pemikiran teoritis yang merupakan kombinasi dari teori dan hasil penelitian yang berkaitan dengan kepuasan pelanggan, kerangka pemikiran penelitian ini adalah : X1
Kemudahan
X2
Lokasi
X3
Produk yang ditawarkan
Gambar 2. Kerangka Konseptual Penelitian
Y Permodalan
8.
Metode Penelitian
8.1
Ruang Lingkup Penelitian Lokasi penelitian ini adalah pasar tradisional Lemabang, Palembang.
Sedangkan objek penelitian ini adalah pedagang kecil di pasar tradisional Lemabang, Palembang. 8.2
Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan secara studi kasus
menggunakan desain deskriptif, yaitu dengan menggambarkan suatu kasus peran lembaga perbankan mengatasi permodalan pedagang kecil dalam menghadapi rentenir (studi kasus di pasar tradisional Lemabang, Palembang). Selanjutnya data yang diperoleh dianalisis secara kualitatif, yaitu pengolahan data yang tidak berbentuk angka-angka, sebagai gambaran fakta dan karakteristik pedagang kecil di pasar tradisional Lemabang, Palembang. 8.3
Sumber Data
1.
Sumber data primer, yaitu informasi yang bersumber dari pengamatan
langsung ke lokasi penelitian, hasil wawancara dan diskusi dengan pedagang kecil dan lembaga perbankan di kawasan pasar tradisional Lemabang, Palembang. 2.
Sumber data sekunder, yaitu informasi yang bersumber dari buku-buku
teori, jurnal ilmiah yang terkait dengan masalah penelitian. 8.4
Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dari penelitian ini adalah pedagang kecil di pasar tradisional
Lemabang, Palembang. Besarnya sampel yang digunakan dalam penelitian ini
ditentukan dengan metode deskriptif dari Gay, yaitu minimal 10% dari populasi. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan sampling acak sederhana. 8.5
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Judul penelitian ini adalah Peran Lembaga Perbankan Mengatasi
Permodalan Pedagang Kecil dalam Menghadapi Rentenir (Studi Kasus di Pasar Tradisional Lemabang, Palembang). Pengertian operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Lembaga perbankan, yaitu badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dlam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Kasmir, 2012). 2. Kredit, yaitu penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertenu dengan pemberian bunga (Kasmir, 2012) 3. Pedagang kecil, yaitu usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam UndangUndang ini (
4. Rentenir, yaitu orang yang mencari nafkah dengan membungakan uang; tukang riba; pelepas uang; lintah darat (www.kbbi.web.id 5. Pasar tradisional Lemabang, Palembang yaitu lokasi transaksi jual beli yang menjadi objek penelitian ini. Variabel penelitian ini adalah : a.
Variabel Terikat (Dependent) yaitu variabel yang menjadi perhatian utama
dalam sebuah pengamatan. Variabel ini dijelaskan atau diperngaruhi oleh variabel independen (Puspowarsito, 2008). Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah : • b.
Permodalan (Y) Variabel Bebas (Independent) yaitu variabel yang dapat mempengaruhi
perubahan dalam variabel dependen dan mempunyai hubungan yang positif maupun negatif bagi variabel dependen lainnya (Puspowarsito, 2008). Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
8.6
•
Kemudahan (X1)
•
Lokasi (X2)
•
Produk yang ditawarkan (X3) Teknik Pengumpulan Data
a) Observasi (pengamatan) adalah pemilihan, pengubahan, pencatatan dan pengodean serangkaian perilaku dan suasana yang berkenaan dengan organisme in situ, sesuai dengan tujuan-tujuan empiris (Iqbal Hasan, 2002)
Pengamatan dalam penelitian ini dilakukan di kawasan pasar tradisional Lemabang, Palembang. b) Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan langsung oleh pewawancara kepada responden, dan jawabanjawaban responden dicatat atau direkam (Iqbal Hasan, 2002). Dalam hal ini wawancara dilakukan dengan pedagang kecil dan lembaga perbankan di kawasan pasar tradisional Lemabang, Palembang.
9.
DAFTAR PUSTAKA
Ali Hamka, Aldrin; Danarti, Tyas. 2012. Eksistensi Bank Thitil dalam Kegiatan Pasar Tradisional (Studi Kasus di Pasar Kota Batu) Diambil pada 18 Agustus 2013 dari http://jiae.ub.ac.id/index.php/jiae/article/view/119/94
Ardian L. 2012. Melaksanakan Strategi Pemasaran melalui Strategi Diversifikasi Produk dalam Menghadapi Persaingan di Era Globalisasi. http://ardianlauren.wordpress.com/2012/01/15/melaksanakan-strategipemasaran-melalui-strategi-diversifikasi-produk-dalam-menghadapipersaingan-di-era-globalisasi/ [18 Agustus 2013]. Bodreaux, Karol; Cowen, Tyler. 2008. The Wilson Quarterly. The Micromagic of Microcredit. Proquest Research Library, pg27. Dr. Kasmir, S.E, M.M. 2012. Manajemen Perbankan. Edisi Revisi. Jakarta : Rajawali Pers. Gary Amstrong, Philip Kotler. 2006. Prinsip-prinsip Pemasaran. Edisi ke-12. Jakarta : Penerbit Erlangga. H. A.H. Puspowarsito, MBA, Ph.D. 2008. Metode Penelitian Organisasi Dengan Aplikasi Program SPSS. Penerbit : Buku Pendidikan – Anggota Ikapi. Ir. M. Iqbal Hasan, M.M. 2002. Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian & Aplikasinya. Penerbit : Ghalia Indonesia. Kartono, Drajat Tri. 2004. Pasar Modal Tradisioanl (Analisis Sosiologi Ekonomi terhadap Rentenir. Diambil pada 18 Agustus 2012 di
Kevin Lane, Philip Kotler. 2007. Manajemen Pemasaran. Edisi ke-12. Jakarta : PT INDEKS. Ruddle, Kenneth. 2011. Human Organization. “Informal” Credit Systems in Fishing Communities : Issues and Examples from Vietnam. Proquest, pg 224. Yantie, Viana Dhama, Irwan Noor, Lely Indah Mindarti. 2013. Implementasi Program Bantuan Pemberian Kredit dalam Upaya Meningkatkan Produktivitas Kerja Pedagang Sayur (Studi pada Pedagang Sayur Desa Duwet Krajan, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang). Diambil pada 28 Agustus 2013 di http://administrasipublik.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jap/article/view/73
http://www.depkop.go.id/attachments/article/129/259_KRITERIA_UU_UMKM_N omor_20_Tahun_2008.pdf diambil pada 20 Agustus 2013. http://www.ukmkecil.com/ukm/definisi-ukm diambil pada 20 Agustus 2013. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/33818/4/Chapter%20II.pdf diambil pada 18 Agustus 2013. www.kbbi.web.id diambil pada 29 Agustus 2013.
10.
LAMPIRAN
1. Denah lokasi pasar tradisional Lemabang, Palembang
2. Keadaan pasar tradisional Lemabang, Palembang.
3. Jenis-jenis Penawaran Kredit dari Lembaga Perbankan
4. Perhitungan Tingkat Suku Bunga Nama Bank
Tingkat Suku Bunga per 12 bulan (dalam %)
Bank BCA
1
Bank BRI
1,025
Bank BII
1,49
Bank BTPN
2,75
Bank Mega Syariah
2,3
Jumlah
8,565
Rata-rata suku bunga per 12 bulan = 8,565 % = 1,713 % 5 Contoh kasus Ibu Maria yang meminjam modal pada rentenir : Peminjaman = Rp 500.000 Pengembalian = Rp 600.000 Selisih = Rp 100.000 Angsuran selama 40 hari (dipersamakan dengan 30 hari) Tingkat suku bunga per bulan
= Rp 100.000 Rp 500.000
x 100 %
Tingkat suku bunga per 12 bulan
= 20% x 12 bulan
= 20%
= 240%