Makalah Seminar Kerja Praktek ANALISIS TRAFIK TRUNK GATEWAY MEDAN CENTRUM PADA BULAN AGUSTUS 2013 DI PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA Dwi Anasthasia Pasaribu (21060110141070), Ajub Ajulian Z., ST. MT (197107191998022001) Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Jalan Prof. H. Soedarto, S.H., Tembalang, Semarang Kode Pos 50275 Telp. (024) 7460053, 7460055 Fax. (024) 746055
[email protected] Abstrak—Permintaan akan sarana telekomunikasi di era modern ini merupakan kebutuhan mendasar yang bukan hanya sajian layanan dengan harga bersaing, namun juga berkualitas. Bertambahnya permintaan konsumen terhadap layanan yang ditawarkan haruslah berbanding lurus dengan peningkatan kualitas insfratruktur yang disediakan. PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk, sebagai salah satu perusahaan telekomunikasi nasional Indonesia selalu berusaha untuk menjaga kualitas dengan melakukan analisis terhadap trafik layanan untuk menjaga agar QoS (Quality of Service) pada level yang memuaskan. Pada makalah ini, dibahas a nalisis trafik jaringan softswitch dengan parameter ASR(Answer Seizure Ratio), MHTS(Mean Holding Time per Hour), SCH(Seizure per Circuit per Hour), dan GOS ( Grade of Service) untuk mengetahui tingkat keberhasilan, lamanya pendudukan, kepadatan sirkit, da n beban trafik. Sehingga dari data yang diolah dapat diperoleh nilai yang menjadi tolok ukur penentuan peanganan masalah dalam meminimalisasi kegagalan dan meningkatkan performansi layanan. Kata kunci—trafik,softswitch, ASR, MHTS, SCH,GOS
NGN harus mampu mengelola dan membawa berbagai macam trafik sesuai kebutuhan customer yang terus berkembang. Jaringan tidak lagi diharapkan bersifat TDM seperti PSTN sekarang, melainkan sudah dalam bentuk paket-paket yang efisien, namun dengan keandalan dan kualitas (QoS) terjaga. Jika PSTN meletakkan kecerdasan pada network, dan Internet meletakkannya pada host, maka NGN menyebarkan kecerdasan pada network dan host. Feature layanan lintas media menjadi dimungkinkan. Sudut pandang utama konsep NGN adalah layanan, yang meliputi voice, data, multimedia dan internet. Fenomena layanan menunjukkan bahwa walaupun volume trafik data telah melebihi trafik voice, akan tetapi layanan voice masih merupakan penyumbang pendapatan terbesar dalam bisnis telekomunikasi. Dua hal yang penting adalah semakin berkembangnya jaringan data dan tetap pentingnya layanan voice. Oleh karena itu pengembangan layanan voice pada jaringan data juga menjadi hal yang penting juga. Pengembangan VoIP merupakan langkah penting dalam mewujudkan layanan voice pada jaringan data tersebut. Akan tetapi perlu diingat bahwa layanan ke depan tidak
I. PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Sejak berkembangnya telepon internet (VoIP) maka layanan komunikasi suara bukan hanya bisa dilewatkan oleh jaringan sirkit namun juga oleh jaringan paket yang berbasis IP (Internet Protokol). Dan lagi dengan teknik packet voice, dimana suara akan dikonversi menjadi bentuk digital, kemudian dimampatkan (compress) dan akhirnya dibagi manjadi beberapa paket suara untuk kemudian dikirim ke penerima via jaringan paket, ternyata memberikan kualitas bagus. Ini membuka peluang untuk mengirimkan informasi suara lewat jaringan paket, dalam bentuk packet voice. Jaringan data paket dengan kemampuan manajemen bandwidthnya telah membuktikan dirinya sebagai jaringan yang mampu membawa trafik informasi secara efisien. Dengan didukung oleh protokol IP, jaringan ini semakin fleksibel dalam memenuhi tuntutan kebutuhan layanan-layanan baru di masa depan. Dengan melihat fakta dan aspek teknis di atas, tampaknya Jaringan Komunikasi Masa Depan (Next Generation Network , atau yang disingkat NGN). memang akan berbasis paket.
1
hanya voice, sehingga solusi VoIP masih merupakan solusi parsial. Diperlukan suatu sistem komunikasi yang dapat mewadahi seluruh layanan sehingga pemanfaatan jaringan, organisasi, dan pengoperasioannya menjadi lebih efisien. Softswitch merupakan konsep komunikasi masa depan yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Disamping mampu memberikan layanan VoIP, data, dan multimedia, softswitch juga diharapkan mampu memenuhi kebutuhan migrasi bagi PSTN menuju jaringan data. Sebagai konsep yang baru, softswitch juga diharapkan dapat memberikan solusi yang lebih baik bagi berbagai permasalahan yang timbul pada PSTN, baik secara teknis maupun non teknis.
2.2 Besaran dan Satuan Trafik Volume trafik dapat ditentukan dengan mengalikan jumlah panggilan dengan rata-rata waktu pendudukan. … (1) V = Volume Trafik n = jumlah panggilan h = Rata-rata waktu pendudukan (mean holding time) (menit/call) Intensitas Trafik adalah jumlah waktu pendudukan persatuan waktu atau volume trafik (V) dibagi dengan periode waktu pengamatan (T) … (2)
1.2
Tujuan A = Intensitas trafik (call)
Tujuan makalah ini adalah : a. Membahas beberapa parameter jaringan meliputi SCH (Seizure per Circuit per Hour), MHTS (Mean Holding Time per Seizure), ASR (Answer Seizure Ratio), dan GOS (Grade of Service). b. Dengan menggunakan parameter tersebut maka dapat menganalisis dan membandingkan performa trafik. 1.3
Persamaan lain dari intensitas trafik dapat diperoleh dengan mengalikan jumlah panggilan per waktu pengamatan dengan rata-rata waktu pendudukan atau : … (3) A = Intensitas trafik y = jumlah panggilan per satuan waktu pengamatan h = mean holding time (Erlang)
Batasan Masalah 1. Hanya membahas teori umum pada trafik. 2. Hanya mengenalkan dasar kinerja Next Generation Network khususnya pada teknologi Softswicth. 3. Hanya membahas parameter jaringan yaitu SCH, MHTS, ASR, GOS untuk menganalisis dan membandingkan performa trafik selama 8 hari.
2.3 Macam Trafik a. Trafik yang ditawarkan atau yang mau masuk ke sistem jaringan (offered traffic) Ao. b. Trafik yang dimuat atau yang mendapat saluran (carried traffic) Ac. c. Trafik yang ditolak oleh sistem atau tdak mendapatkan saluran (lost traffic) Ar.
II. DASAR TEORI 2.1 Definisi Trafik
Ao
Trafik merupakan perpindahan informasi (pulsa, frekuensi, percakapan, dsb.) dari suatu tempat ke tempat lain melalui media telekomunikasi. Trafik membutuhkan pengubung antara 2 buah sentral yang disebut juga sirkit transmisi atau trunk.
Jaringan telekomunikasi Ar
Gambar 1 Macam trafik telekomunikasi
2
Ac
yang dihitung berdasarkan hasil pengukuran pada saluran one-way sama dengan dari setengah SCH yang dihitung berdasarkan hasil pengukuran pada saluran both-way.
2.4 Parameter Jaringan Untuk memperoleh kondisi jaringan secara menyeluruh, ada beberapa indikator yang dapat ianalisa yaitu:
...(5)
ASR (Seizure per Circuit per Hour) SCH (Answer Seizure Ratio) MHTS (Mean Holding Time per Seizure)
Berikut masing- masing penjelasannya:
ASR ASR merupakan parameter jaringan untuk mengetahui tingkat keberhasilan suatu panggilan. Parameter ini sekaligus sebagai ukuran efektifitas aliran trafik yang dilayani pada titik tempat pengukuran. ASR menunjukan perbandingan jumlah pendudukan yang memperoleh jawaban terhadap jumlah pendudukan total. Perhitungan parameter ASR dilakukan berdasarkan pada rute atau tujuan aliran trafik, biasanya dihitung dalam persen.
..(6) 2.5 Grade of Service(GOS)
…(4)
MHTS MHTS adalah indikator jaringan untuk mengetahui rata-rata lamanya pendudukan sirkit setiap panggilan/call. Parameter ini bila dikaitkan dengan parameter SCH dapat memberikan gambaran tentang efektifitas dan kualitas pelayanan yang sedang diberikan. Perhitungan MHTS dilakukan berdasarkan lamanya sebuah group sirkit atau lamanya peralatan penyambungan diduduki.
GOS adalah angka dalam percent yang menyatakan probability sebuah call akan hilang / dibuang. Istilah lain dari GOS adalah faktor blocking. Secara sederhana pengertiannya adalah sebagai berikut, untuk GoS sebesar 2% berarti dalam 100 panggilan akan terdapat 2 panggilan yang tidak mendapatkan saluran atau di blok oleh sistem.
SCH SCH adalah indikator jaringan untuk mengetahui kepadatan call disetiap sirkit dalam satu jam dan digunakan untuk menganalisa kondisi jaringan lawan. Parameter SCH dipakai sebagai ukuran kemampuan untuk menduduki sebuah sirkit yang bebas pada sebuah rute. Nilai SCH yang melebihi tolok ukur mengindikasikan beban sirkit yang padat, hal ini mengakibatkan beban sentral yang dituju menjadi besar. Nilai SCH yang jauh lebih rendah dari tolok ukur mengindikasikan kondisi sirkit yang tidak efisien karena trafik yang dialirkan jauh dibawah kemampuan sirkit. Analisis dengan menggunakan parameter SCH biasanya dikaitkan dengan parameter MHTS. Untuk menentukan nilai SCH, tidak perlu mengumpulkan data selama satu jam karena data-data yang diukur kurang dari satu jam dapat dianggap sebagai data selama satu jam dengan mengalikan suatu faktor pengali. Sebagai contoh jumlah seizure akan menjadi dua kali lipat jika hanya menggunakan data yang diukur hanya selama setengah jam. Selain itu SCH
…(7)
III. PEMBAHASAN 3.1 Pengambilan data Data trafik yang digunakan merupakan data dari trunk gateway Medan Centrum pada tanggal 9 Agustus- 16 Agsutus 2013 yang diperoleh selama melakukan kerja praktik di PT Telkom, Divisi Telkom Barat Witel Sumut Barat Area Network Medan dengan menggunakan aplikasi Performance Management System yang digunakan oleh PT Telkom. Data yang diambil diharapkan menjadi sample dari trafik yang terjadi pada bulan Agustus
3
2013 pada jam tersibuknya yaitu 10.00- 11.00 WIB. Data yang diambil kemudian dianalisis untuk menentukan nilai ASR, SCH, MHHTS, dan GOS pada bulan tersebut.
Berdasarkan gambar 4.11 pada runk Medan Gateway yang memiliki nilai ASR yang tinggi adalah pada tanggal 15 Agustus 2013 sebesar 46,65095249 % dan yang terendah adalah tanggal 9 Agsutus 2013 sebesar 32,22252235%. Hal ini disebabkan oleh selisih jumlah pendudukan yang terjawab dan jumlah pendudukan total tidak terlalu jauh, artinya kondisi sirkit yang baik sehingga jumlah pendudukan tidak banyak mengalami kegagalan.
3.2 ASR Tabel 1 Nilai ASR pada Trunk Gateway Medan pada tanggal 9- 16 gustus 2013
3.3 SCH
TANGGAL 8/9/2013
CALL CONNECT ED (TIMES )
ANSWER (TIMES )
299871
96626
ASR(% ) 32.22252235
8/10/2013
326775
109690
33.56743937
8/11/2013
306027
100638
32.88533365
8/12/2013
468374
200405
42.78738786
8/13/2013
465502
203643
43.74696564
8/14/2013
467049
212210
45.43634608
8/15/2013
456488
212956
46.65095249
8/16/2013
467213
217346
46.5196816
Nilai ASR (%)
Tabel 2 Nilai SCH pada Trunk Gateway Medan pada tanggal 9- 16 gustus 2013
TANGGAL
50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0
Tanggal
Gambar 2 Nilai ASR pada tanggal 9- 16 Agustus 2013
4
SEIZUR E TIMES (call)
MAINTENANCE CIRCUIT NUM (sirkit)
SCH( call/ sirkit)
8/9/2013
323384
40516
7.981636884
8/10/2013
352203
40464
8.704107355
8/11/2013
331513
40956
8.094369567
8/12/2013
512969
41333
12.41064041
8/13/2013
511429
41299
12.38356861
8/14/2013
511807
41761
12.25562127
8/15/2013
503158
41594
12.09688897
8/16/2013
511129
42591
12.00086873
NIlai SCH (call/Sirkit)
14 12
8/12/2013
46265.87
512969
5.411539879
10
8/13/2013
49852.17
511429
5.848573702
8
8/14/2013
52888.83
511807
6.200246968
6
8/15/2013
53543.12
503158
6.384847702
8/16/2013
53925.47
511129
6.330159705
4 2
NIlai MHTS (menit/call)
0
Tanggal
Gambar 3 Nilai SCH pada tanggal 9- 16 Agustus 2013 Berdasarkan gambar 4.12, terlihat nilai ratarata SCH yang tertinggi terjadi pada tanggal Senin 12 Agustus 2013 sebesar 12.41064041 call/ sirkit dan yang terendah adalah tanggal 9 Agustus 2013 yaitu sebesar 7,98163884 call/sirkit SCH dapat menggambarkan kepadatan call disetiap sirkit yang terjadi dalam 1 jam. Hal ini menyimpulkan tingginya tingkat koneksi pada pukul 10.00-11.00 pada hari kerj yaitu Senin- Jumat. Dengan nilai SCH tinggi artinya kondisi sirkit efisien karena trafik yang dialirkan sesuai dengan kemampuan sirkit. Namun nilai SCH yang terlalu tinggi juga menunjukkan bahwa perlunya penambahan sirkit untuk memper lancar koneksi.
Tanggal
Gambar 4 Nilai MHTS pada tanggal 9- 16 Agustus 2013 Berdasarkan gambar 4.13 menunjukkan bahwa adanya nilai rata-rata MHTS paling panjang terjadi di tanggal 15 Agustus 2013 pukul 10.0011.00 yaitu selama 6.384847702, dan terendah terjadi pada 11 Agustus 2013 dengan rata-rata waktu pendudukan selama 3.143536453. Pada trunk yang mempunyai nilai MHTS yang cukup tinggi artinya tingkat efektifitas sirkit setiap call atau ratarata lamanya pendudukan sirkit tiap call panjang. Hal ini dikarenakan jumlah pendudukannya cukup rendah sehingga sirkit akan melayani dengan waktu yang cukup panjang.
3.4 MHTS Tabel 3 Nilai MHTS pada Trunk Gateway Medan pada tanggal 9- 16 gustus 2013
TANGGAL
ANSWER TRAFFIC (ERL)
SEIZU RE TIMES (ti mes)
MHTS (menit/call)
8/9/2013
18312.46
323384
3.397656037
8/10/2013
20031.93
352203
3.412565481
8/11/2013
17368.72
331513
3.143536453
7 6 5 4 3 2 1 0
5
3.5 GOS
IV. PENUTUP
Tabel 4 Nilai GOS pada Trunk Gateway Medan pada tanggal 9- 16 gustus 2013
4.1 Kesimpulan
TANGGAL
8/9/2013
SEIZUR E TIMES (ti mes) 323384
8/10/2013
LOS T CALL (ti mes)
1. Konsep NGN (Next Generation Network) adalah layanan yang mengakomodasi pengiriman suara, data, dan multimedia di dalam jaringan berbasis paket data. 2. Nilai ASR yang tinggi adalah pada tanggal 16 Agustus 2013 sebesar 46,5196816 % dan yang terendah adalah tanggal 9 Agsutus 2013 sebesar 32, 2225 % . 3. Nilai rata- rata SCH yang tertinggi terjadi pada Senin 12 Agustus 2013 12.41064041 call/ sirkit dan dan yang terendah adalah tanggal 11 Agustus 2013 yaitu sebesar 8.094369567 call/sirkit. 4. Nilai rata-rata MHTS paling panjang terjadi di tanggal 15 Agustus 2013 yaitu selama 6.384847702 menit/call, dan terendah terjadi pada 11 Agustus 2013 dengan ratarata waktu pendudukan selama 3.143536453 menit/call. 5. Nilai GOS (Grade of Service) yang tertinggi didapatkan pada tanggal 16 Agustus 2013 sebesar 0.101931215%. dan yang terendah terjadi pada tanggal 9 Agustus 2013 yaitu sebesar 0.012059966%.
GOS (% )
39
0.012059966
352203
53
0.01504814
8/11/2013
331513
48
0.01447907
8/12/2013
512969
128
0.024952775
8/13/2013
511429
176
0.034413379
8/14/2013
511807
129
0.025204814
8/15/2013
503158
135
0.026830538
8/16/2013
511129
521
0.101931215
0.12
Nilai GOS (%)
0.1 0.08 0.06 0.04 0.02
4.2 Saran
0
1. Analisis parameter telekomunikasi dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas dan performansi telekomunikasi. 2. Peningkatan pengguna harus seiring dengan peningkatan kapasitas dari jaringan.
Tanggal
DAFTAR PUSTAKA
Gambar 5 Nilai GOS pada tanggal 9- 16 Agustus 2013
[1]
Dari grafik di atas, persentasi nilai GOS (Grade of Service) yang tertinggi didapatkan pada tanggal 16 Agustus 2013 sebesar 0.101931215%. dan yang terendah terjadi pada tanggal 9 Agustus 2013 yaitu sebesar 0.012059966%. Nilai GOS yang diperoleh dapat menyimpulkan besarnya kegagalan dalam melakukan usaha panggilan.
[2]
6
Arisandi, Melly, Analisis dan Perbandingan Trafik Jaringan Softswitch Trunk pada Bulan Januari dan Februari di STO Majapahit, Laporan Kerja Praktek Teknik Elektro Undip, 2012 Jatmiko, Heri Setio, Penggolahan Data dan Analisi Call Setup sucsses Rate (CSSR) Performance PT Indosat, TBK. Semarang, Laporan Kerja Praktek Teknik Elektro Undip, 2012
[3]
[4]
[5]
Socaningrum, JoannaFrancisca, Analisis Kegagalan Panggilan dan GOS(Grade of Service) Sentral Telepon Digital PT Telekomunikasi Indonesia, TBK DIvisi Regional IV Provinsi Jawa Tengah dan DIY, Laporan Kerja Praktek Teknik Elektro Undip, 2012 Haryadi, Sigit. Catatan Kuliah: Rekayasa Trafik Telekomunikasi. Teknik Telekomunikasi Institut Teknologi Bandung.2011 Dari: http://telecom.ee.itb.ac.id/~sigit/Ver_April20 11_%20Catatan%20Kuliah%20ET%203084 %20Rekayasa%20Trafik%20Telekomunikasi. pdf Unjani. Rekayasa Trafik Telekomunikasi:BAB I Dari: http://www.web4profit.com/download/lain_la in/Bab01_Rekayasa%20Trafik_a.pdf
BIODATA MAHASISWA Dwi Anasthasia Pasaribu (21060110141070) dilahirkan di Gunung Sitoli, 2 Mei 1992. Dia telah menempuh pendidikan di SD Mardi Yuana 2 Sukabumi, SMP Santo Thomas 1 Medan, SMA Methodist 2 Medan dan sampai sekarang masih menyelesaikan studi S1 di Jurusan Teknik Elektro Konsentrasi Telekomunikasi, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Semarang.
Menyetujui, Dosen Pembimbing
Ajub Ajulian Z., ST. MT NIP 197107191998022001
7