Seminar Nasional Teknologi 2007 (SNT 2007) Yogyakarta, 24 November 2007
ISSN : 1978 – 9777
ANALISIS TRAFIK CDMA2000 1X F.X. Hendra Prasetya , Dian Rachmawati Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Unika Soegijapranata Jl. Pawiyatan Luhur IV/1 Bendan Duwur, Semarang 50234 e-mail :
[email protected]
ABSTRAKSI Sistem komunikasi seluler adalah sistem komunikasi wireless dimana subscriber bisa bergerak dalam suatu coverage jaringan yang luas, sehingga subscriber yang melakukan komunikasi tidak mengalami dropcall karena di daerah blankspot. CDMA (code division multiple access) adalah teknologi akses multiuser dimana masing-masing user menggunakan code yang unik dalam mengakses kanal yang terdapat dalam sistem. Dimana sistem CDMA memiliki lebar frekuensi yang cukup lebar dan tahan terhadap gangguan. Analisis arus pembicaraan (traffic) pada sistem wireless dapat diketahui dengan menganalisa semua parameter-parameter yang ada seperti analisa call attempt, call success, call completion, block call, drop call. Dengan analisis ini akan didapatkan berbagai peningkatan guna mengoptimalkan jaringannya secara efisien apakah perlu adanya penambahan sirkit atau komponen penunjang lainnya. Dengan adanya analisa tentang arus pembicaraan tersebut akan memberi beberapa keuntungan seperti sinyal yang dihasilkan semakin bagus, kemungkinan terjadinya dropcall kecil, kecilnya interferensi antar BTS dll sehingga pelayanan yang dihasilkan semakin memuaskan karena pelanggan telepon tanpa kabel yang berbasis CDMA semakin banyak.
1. PENDAHULUAN Seiring dengan berkembangnya jaman, sekarang ini kebutuhan manusia akan bidang telekomunikasi juga semakin meningkat. Khususnya untuk kota-kota besar teknologi komunikasi merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Dengan kemajuan jaman seperti saat ini komunikasi dapat dilakukan dengan berbagai macam diantaranya yaitu dengan menggunakan gelombang bunyi yang memanfaatkan media udara. Untuk dapat melakukan suatu komunikasi diberbagai daerah khususnya daerah kota dan pinggiran kota dengan kepadatan 10 - 10.000 pelanggan per kilometer persegi yang belum ada jaringan tembaganya dapat dilakukan dengan menggunakan jaringan akses radio yang dinamakan telepon tanpa kabel (WLL). Teknologi tanpa kabel sekarang ini menggunakan teknologi CDMA (Code Division Multiple Access). Teknologi tersebut mempunyai beberapa kelebihan yaitu memiliki kapasitansi yang lebih besar dengan sistem penggandaan kanal melalui pembagian waktu pada frekuensi yang sama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepadatan arus pembicaraan (traffic) sehingga sehingga subscriber yang melakukan komunikasi tidak mengalami kegagalan dalam berkomunikasi (dropcall). Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini ialah bagaimana cara mengatasi trafik pembicaraan khususnya dalam mengatasi masalah dropcall yang diakibatkan karena coverage area yang kurang optimal pada telepon tanpa kabel yang berbasis CDMA dan hanya dibatasi diwilayah kota semarang.
D ‐ 1
Seminar Nasional Teknologi 2007 (SNT 2007) Yogyakarta, 24 November 2007
ISSN : 1978 – 9777
2. CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS Aplikasi teknologi ini awalnya hanya untuk keperluan militer tetapi karena adanya perkembangan dalam sistem teknologi telekomunikasi dan karena ada beberapa kelebihan yang ada pada teknik CDMA maka teknologi ini diterapkan secara komersial. Teknologi CDMA menggunakan lebar pita 1,25 MHz kanal trafik. Pada sistem ini dibedakan dengan cara memberikan setiap pengguna satu kode yang berbeda satu sama lain dan menyebarkan setiap kode tersebut keseluruh pita frekuensi sehingga tidak ada bagian waktu dan setiap pengguna menggunakan semua pita frekuensi pada satu waktu oleh karena itu pengguna bertumpukan antara satu dengan yang lain namun masing – masing mempunyai pita yang berbeda yang dapat memisahkan antara pengguna satu dengan pengguna yang lainnya. Beberapa keunggulan Sistem CDMA (Code Division Multiple Access): 1. Pembangkitan kode sinyal sangat mudah 2. Tidak ada sinkronisasi antar pengguna 3. Meningkatkan kualitas suara dan kapasitas sel 4. Tahan terhadap interferensi frekuensi lain 5. Tidak dapat disadap sehingga keamanan dalam berkomunikasi terjaga Kelemahan akses multiganda pembagi kode (CDMA): a. Untuk penerimaan yang benar, kesalahan sinkronisasi dari urutan kode yang dibangkitkan dan urutan kode yang diterima sangat kecil. b. Daya yang diterima oleh stasiun utama dari pengguna dekat lebih tinggi dibandingkan dengan daya yang diterima dari pengguna yang lokasinya jauh c. Pengguna yang dekat dengan stasiun utama akan membangkitkan interferensi yang besar bagi pengguna yang jauh dari stasiun utama sehingga menyulitkan penerimaan sinyal. Efek jauh dekat ini dapat dicegah dengan menerapkan algoritma pengontrolan daya sehingga daya rata – rata sinyal pengguna diterima oleh stasiun utama dengan daya rata – rata yang sama, tetapi pengontrolan daya sulit dilakukan kerena adanya waktu tunda arus balik, estimasi daya yang kurang sempurna pada stasiun bergerak dan kesalahan kanal bias mundur.
2.1 Gambaran Umum SCBS-408L SCBS-408L, Base Transceiver Station (BTS) di jaringan, berfungsi menghubungkan CDMA 2000 1X dengan Mobile Station (MS) di bawah kendali Base Station Controller ( BSC). SCBS-408L menghubungkan mobile station melalui udara, dan mendukung IS-2000 dengan Common Air Interface (CAI). Dengan kata lain, SCBS-408L menyediakan suatu layanan dengan standar IS-2000. SCBS-408L menggunakan teknologi ATM untuk berkomunikasi dengan BSC. Protokol komunikasi ATM menambahkan addressed overhead bit pada setiap pesan agar penggunaan link terbatas dapat secara efisien. Selain itu, SCBS-408L menggunakan link E1/T1 dengan BSC, dengan demikian semua sinyal kendali dan sinyal traffic diproses dengan stabil dan cepat, maka SCBS-408L dapat menyediakan jaringan yang lebih dapat diandalkan.
Konfigurasi Jaringan SCBS-408L dikendalikan oleh BSC via kabel dan terhubung dengan mobile stations via radio untuk melaksanakan fungsinya menghubungkan panggilan CDMA2000 1X. Jaringan terdiri dari : D ‐ 2
Seminar Nasional Teknologi 2007 (SNT 2007) Yogyakarta, 24 November 2007
ISSN : 1978 – 9777
1. Mobile Switching Center ( MSC) 2. Home Location Register (HLR) 3. Data Core Network (DCN) 4. Inter Working Function (IWF) 5. Base Station Manager (BSM) 6. Base Station Controller (BSC) 7. Base Station Transceiver System (BTS)
3. DASAR PENGUKURAN TRAFIK DAN PERFORMANSI JARINGAN TELKOM FLEXI SEMARANG 3.1
Dasar Pengukuran Trafik
Pada dasarnya unjuk kerja atau performansi sistem seluler baik berbasis sistem CDMA maupun GSM dapat diukur dengan melihat beberapa parameter Quality of Service (QoS) jaringan. Parameter-parameter yang dipakai sebagai dasar pengukuran trafik adalah : Call Attempt, Call Success, Call Completion, Block Call, dan Drop Call. Batasan yang dipakai oleh Telkom yang menunjukkan performansi yang bagus dalam sistem ini adalah sebagai berikut : 1. Call answered > 98% 2. Call success > 96% 3. Call completion > 98% 4. Drop call rate < 2%
3.2
Penentuan Radius Coverage BTS
Untuk menentukan radius coverage dipakai persamaan Okumura Hata. Model ini merupakan salah satu model yang terkenal dan paling banyak digunakan untuk melakukan prediksi sinyal di daerah urban. Model ini sangat cocok bila diterapkan pada daerash urban dan suburban. Persamaan model Okumura Hatta adalah :
LH = C1 + C2 log ( f ) −13,82 log hb − a(hm ) + [44,9 − 6,55 log(hm )] log(RKM ) + Cm + K
a(hm ) = [1,1 log( f ) − 0,7]hm − [1,56 log( f ) − 0,8] dimana : f = frekuensi (MHz) hb = tinggi antena BTS (m) hm = tinggi antena mobile station (m) RKM = jarak antara MS dan BTS (km) C1 = 69,55 untuk 400 ≤ f ≤ 1500 (MHz) 46,30 untuk 1500 ≤ f ≤ 2000 (MHz)C2 = 26,16 untuk 400 ≤ f ≤ 1500 (MHz) 33,90 untuk 1500 ≤ f ≤ 2000 (MHz) untuk LH = LM , maka :
D ‐ 3
Seminar Nasional Teknologi 2007 (SNT 2007) Yogyakarta, 24 November 2007
ISSN : 1978 – 9777
Daerah Urban : ⎡ L − C1 − C 2 log ( f ) + 13,82 log (hb ) + a (hm ) ⎤ R KM = log −1 ⎢ M ⎥ 44,9 − 6,55 log (hb ) ⎣ ⎦
Daerah Sub Urban : ⎡ L − C 1 − C 2 log ( f ) + 13,82 log (hb ) + a (h m ) − C m − K ⎤ R KM = log −1 ⎢ M ⎥ 44 ,9 − 6,55 log (hb ) ⎣ ⎦ 2
f ⎤ ⎡ K = −2 ⎢log ⎥ − 5,4 28 ⎦ ⎣
dengan C m = 0 Daerah Rural :
⎡ L − C1 − C 2 log ( f ) + 13,82 log (hb ) + a (hm ) − C m − K ⎤ R KM = log −1 ⎢ M ⎥ 44,9 − 6,55 log (hb ) ⎣ ⎦
dengan Cm = 0
K = −4,78[log( f )] + 18,33 log( f ) − 35,94 2
4. ANALISIS TRAFIK PADA TELEPON SCBS_408L BERBASIS CDMA
TANPA
KABEL
(WLL)
Jenis-jenis analisis meliputi : 1. Call Attempt Call Attempt atau total call menunjukkan banyaknya panggilan yang datang dalam rentang waktu selama 1 jam. 2. Call Success Call Success adalah panggilan yang telah berhasil masuk sampai dengan nada panggil (Ring Back Tone). Dari data yang ada nilai Call Success rata-rata adalah cukup bagus yaitu 96%. 3. Call Completion Call Completion adalah jumlah panggilan yang telah terhubung atau tersambung. Dari data yang diperoleh nilai Call Completion dari tiap-tiap jaringan BTS adalah sudah baik yaitu 98%. Analisa Call Completion Rate dapat diperoleh dari perhitungan rumus berikut :
Call Completion Rate =
Jml Panggilan Completion × 100% Jumlah Panggilan Success
Tabel 1. Tabel Call Completion Rate No.
Nama BTS
Call Success
Call Completion
%
1. 2. 3. 4. 5.
24-Simpang Lima 24-Johar 24-Majapahit 24-Gombel 24-Tugu
636754 80451 314247 458422 193660
623636 831453 308433 440589 91243
97,94 96,63 98,15 96,11 97,42
D ‐ 4
Seminar Nasional Teknologi 2007 (SNT 2007) Yogyakarta, 24 November 2007 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18.
24-Genuk 24-Grand Candi 24-Banyumanik 24-Tambakaji 24-Sampangan 24-Gunung Pati 24-Sindang Mulyo 24-Mijen 24-Kalipancur 24-Madukoro 24-Pudak Payung 24-Tlogosari 24-Unnes
259788 425982 312776 134234 165147 48897 326499 90765 155214 604740 163295 358304 171280
ISSN : 1978 – 9777
252851 405875 301922 128542 160473 46637 319348 87651 151752 576256 159294 345727 165850
97,33 95,28 96,53 95,76 97,17 95,38 97,81 96,57 97,77 95,29 97,55 96,49 96,83
Dari tabel diatas maka masih ada beberapa BTS yang memiliki prosentase Call Completion yang rendah. Hal ini diakibatkan beberapa hal yaitu diantaranya : lemahnya kuat sinyal yang diterima oleh MS, nilai Ec atau level daya minimum dimana MS masih bisa melakukan panggilan Io
dan komunikasi (threshold). 4. Block Call Analisa ini dilakukan untuk mencari apakah block call terjadi karena tidak tersedianya saluran pada BTS (Occupancy). Persentase occupancy dapat dihitung dengan rumus sbb : % Occupancy =
DE Terpakai × 100% DE Tersedia
Tabel 2. Tabel Occupancy Block Call No
Nama BTS
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18.
24-Simpang Lima 24-Johar 24-Majapahit 24-Gombel 24-Tugu 24-Genuk 24-Grand Candi 24-Banyumanik 24-Tambakaji 24-Sampangan 24-Gunung Pati 24-Sindang Mulyo 24-Mijen 24-Kalipancur 24-Madukoro 24-Pudak Payung 24-Tlogosari 24-Unnes
Waktu 11/07/05-10:00AM 11/07/05-10:00AM 11/07/05-10:00AM 11/07/05-10:00AM 11/07/05-10:00AM 11/07/05-10:00AM 11/07/05-10:00AM 11/07/05-10:00AM 11/07/05-10:00AM 11/07/05-10:00AM 11/07/05-10:00AM 11/07/05-10:00AM 11/07/05-10:00AM 29/07/05-02:00PM 11/07/05-10:00AM 11/07/05-10:00AM 11/07/05-10:00AM 11/07/05-10:00AM D ‐ 5
DE Terpak Tersed ai ia 200,34 234 235,49 234 97,55 234 131,66 234 55,25 234 90,51 234 135,93 234 78,87 234 51,27 234 60,71 234 14,66 234 91,6 234 24,53 234 46,42 234 201,67 234 51,17 234 109,09 234 53,79 234
% 85,62 100,64 41,69 56,26 23,61 38,68 58,09 33,71 21,91 25,94 6,26 39,15 10,48 19,84 86,18 21,87 46,62 22,99
Seminar Nasional Teknologi 2007 (SNT 2007) Yogyakarta, 24 November 2007
ISSN : 1978 – 9777
5. Drop Call Dari data yang di dapat dihitung dengan menggunakan rumus sbb:
% Drop Call =
Jml Panggilan Gagal × 100% Jumlah Panggilan Answer
Tabel .3 Tabel Drop Call Rate No.
Nama BTS
1.
24-Simpang Lima 24-Johar 24-Majapahit 24-Gombel 24-Tugu 24-Genuk 24-Grand Candi 24-Banyumanik 24-Tambakaji 24-Sampangan 24-Gunung Pati 24-Sindang Mulyo 24-Mijen 24-Kalipancur 24-Madukoro 24-Pudak Payung 24-Tlogosari 24-Unnes
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18.
Call Answer 797507
Drop Call
%
8678
1,09
1100650 397285 57553 246699 327056 542843
12982 4706 14684 1307 3905 11996
1,18 1,18 2,55 0,53 1,19 2,21
415780 173288 220633 62259 408367
1678 1005 962 488 8412
0,4 0,58 0,44 0,78 2,06
108565 202905 780475 208667
632 1251 4855 1819
0,58 0,62 0,62 0,87
459510 222551
5180 5808
1,13 2,61
Dari tabel 3 diatas dapat dilihat ada beberapa BTS yang memiliki prosentase drop call yang cukup tinggi yaitu lebih dari 2%. Tinggi drop call tersebut diakibatkan oleh beberapa faktor. Akan tetapi hal yang paling mempengaruhi tingkat kenaikan prosentase drop call adalah daya cakupan sel.
6. Coverage Area Dengan melihat tingginya tingkat kenaikan drop call yang diakibatkan karena faktor kualitas sinyal, maka perlu dilakukan analisa untuk meningkatkan performansi dari jaringan tersebut dengan melakukan optimasi BTS yaitu perbaikan luas cakupan area.
Perhitungan Radius Sel Di dalam menghitung radius sel perlu diketahui area dimana BTS itu berada. Di area Semarang terdapat 3 daerah BTS yaitu daerah urban, sub urban, dan rural. Perhitungan radius sel dilakukan per BTS dimana di area Semarang terdapat 18 BTS. Dengan menggunakan rumus Okumura-Hata didapatkan jarak pancar maksimal untuk masing-masing BTS. D ‐ 6
Seminar Nasional Teknologi 2007 (SNT 2007) Yogyakarta, 24 November 2007
ISSN : 1978 – 9777
Tabel 4. Tabel Jarak Pancar Maksimal No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18.
Nama BTS 24-Simpang Lima 24-Johar 24-Majapahit 24-Gombel 24-Tugu 24-Genuk 24-Grand Candi 24-Banyumanik 24-Tambakaji 24-Sampangan 24-Gunung Pati 24-Sindang Mulyo 24-Mijen 24-Kalipancur 24-Madukoro 24-Pudak Payung 24-Tlogosari 24-Unnes
Morfologi Urban Urban Suburban Suburban Suburban Suburban Suburban Suburban Rural Suburban Rural Rural Rural Suburban Suburban Suburban Suburban Suburban
LH 137,4 137,4 137,4 137,4 137,4 137,4 137,4 137,4 137,4 137,4 137,4 137,4 137,4 137,4 137,4 137,4 137,4 137,4
RKM 2,18 2,06 3,43 3,43 3,29 3,26 3,35 3,98 6,66 3,32 7,90 7,46 8,29 3,56 3,68 3,63 3,68 3,68
PT 33,4 33,4 33,4 33,4 33,4 33,4 33,4 33,4 33,4 33,4 33,4 33,4 33,4 33,4 33,4 33,4 33,4 33,4
Setelah mendapatkan radius dari masing-masing BTS yang ada pada area semarang. ternyata terdapat overlap yang sangat besar dan hampir semuanya terhadap site tetangga. Hal ini dikarenakan BTS memancarkan dayanya secara maksimal. Maka pada studi kasus ini akan berusaha untuk memperbaiki jaringan agar tidak terjadi overlap yang tidak terlalu besar. Karena dengan overlap dapat menyebabkan meningkatnya tingkat interferensi. Overlap dapat diperkecil dengan menurunkan daya pancar pada Base Station. Menurunkan Daya Pancar Menurunkan daya pancar adalah cara yang biasa dilakukan karena paling mudah. Hal pertama yang harus ditentukan adalah menentukan radius sel yang baru yang diinginkan tetapi melalui asumsi yang nyata yaitu dengan melihat jarak antar BTS terdekat. Dengan menentukan jarak pancar yang baru (RKM) dapat ditentukan redaman maksimal Redaman Maksimal L H = 69,55 + 26,16 log( f ) − 13,82 log(hb ) − a (hm )
+ (44,9 − 6,55 log(hb )) log(Rkm ) + C m + K
Daya Pancar
LH = EIRP − RSL + G R − LR + G softHO − L penetration dimana : EIRP = PT + GT − LT
(parameter lihat spec antena)
Dari persamaan di atas maka dapat kita hitung penurunan daya yang dipakai untuk memperpaiki kualitas jaringan.
D ‐ 7
Seminar Nasional Teknologi 2007 (SNT 2007) Yogyakarta, 24 November 2007
ISSN : 1978 – 9777
Tabel 5. Tabel Pemurunan Daya Pancar No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18.
Nama BTS 24-Simpang Lima 24-Johar 24-Majapahit 24-Gombel 24-Tugu 24-Genuk 24-Grand Candi 24-Banyumanik 24-Tambakaji 24-Sampangan 24-Gunung Pati 24-Sindang Mulyo 24-Mijen 24-Kalipancur 24-Madukoro 24-Pudak Payung 24-Tlogosari 24-Unnes
Morfologi Urban Urban Suburban Suburban Suburban Suburban Suburban Suburban Rural Suburban Rural Rural Rural Suburban Suburban Suburban Suburban Suburban
LH 137,4 137,4 137,4 129,8 137,4 137,4 134,0 137,4 132,7 137,4 131,4 134,5 133,9 137,4 137,4 137,4 137,4 134,1
RKM 2,18 2,06 3,43 2,30 3,29 3,26 2,80 3,98 5,20 3,32 5,00 6,40 6,90 3,56 3,68 3,63 3,68 3,10
PT 33,4 33,4 33,4 25,8 33,4 33,4 30,0 33,4 28,7 33,4 27,4 30,5 29,9 33,4 33,4 33,4 33,4 30,1
Dari data teknis perangkat BTS dapat diketahui bahwa hampir semua pemakaian daya menggunakan daya maksimal. Yang mungkin dengan tujuan coverage area yang dicakup bisa semakin luas tetapi pada kenyataannya masalah interferensi menjadi masalah utama dalam teknologi ini. Oleh karena itu dapat dianalisa dengan cara menentukan jarak pancar BTS baru sehingga pemakaian daya untuk masing-masing BTS mencapai daya yang ideal dimana dapat meminimal interferensi yang terjadi.
Analisa Estimasi Drop Call Di dalam tabel 3 terdapat 4 BTS yang mempunyai tingkat drop call tinggi yaitu BTS Gombel, BTS Grand Candi, BTS Sindang Mulyo, dan BTS Unnes. Dengan mengurangi jarak pancar sehingga daya yang digunakan tidak terlalu maksimal dan dapat diperkirakan terjadinya drop call kecil. Dengan menghitung perbandingan luas irisan jarak pancar sebelum dan sesudah dapat diketahui kemungkinan prosentase drop call akan turun tidak melebihi batas yang sudah ditentukan yaitu 2%.
Tabel 6. Tabel Estimasi Drop Call Drop Call Rate (%) No
Nama BTS Sebelum
Sesudah
1.
24-Gombel
2,55
0,15
2.
24-Grand Candi
2,21
0,45
3.
24-Unnes
2,61
1,4
4.
24-Sindang Mulyo
2,06
0,19
Dari tabel dapat dilihat bahwa terbukti terjadi penurunan prosentase drop call yang disebabkan oleh interferensi yang dikarenakan oleh transmisi daya overhead yang berlebihan dari base station D ‐ 8
…. Z_in Y_in = V =W + δ_in = ∑ δ + ∑ Z X W V W
Bidang ground Elemen peradiasi Plat hubung singkat Gambar 1. Tampak m k=1 E x te r n a l Ym Y1 Yk 1 Z1 Zj Zp X1 Xi Xn n i=1 p j=1 εr = 1.05 W0k W0m Wj1 Wjm W11 W1k W1m Wp1 Wpm Wjk Wpk W01 V1p Vip V0p V1j Vn1 V11 Vi1 Vnj V0j Vij Vnp V01 j k b u0j 0k s in eks s samping antena susun 1j e n v iro n m e n t Vi dengan bahan dielektrika styrofoam, jk ji ijjkI n te r n a l b u s in e s s ε2r = 1.05 e n v iro n m M e nis t
3
Seminar Nasional Teknologi 2007 (SNT 2007) Yogyakarta, 24 November 2007
ISSN : 1978 – 9777
tetangga (neighbour BTS). Jadi terbukti bahwa pengurangan sinyal overhead dengan pengaturan kembali daya pancar akan menyebabkan penurunan prosentase drop call
3 2.5 2 Sesudah
1.5
Sebelum
1 0.5 0 24-Gombel
24-Grand Candi
24-Unnes
24-Sindang Mulyo
Gambar 1. Grafik Drop Call Rate
5. KESIMPULAN Dari hasil analisa dan perhitungan arus pembicaraan dengan aksesmultiganda pembagi kode (CDMA) pada SCBS_408L, maka dapat disimpulkan bahwa : 1.
Dalam analisa ini tingkat dropcall tinggi hal ini diakibatkan karena masalah area cakupan. Bila semua BTS bekerja dengan daya maksimal, maka akan terjadi overlap yang sangat besar antar sitenya sehingga diperlukan adanya pengurangan radius cakupan untuk masing-masing BTS.
2.
Pengurangan radius cakupan ini dilakukan dengan melakukan penurunan daya pancar untuk masing-masing BTS.
6. DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Hazim, “Analisis Performansi Jaringan CDMA”, PT. Telekomunikasi Indonesia, 2003. ---------, “Outdoor Propagation”, Hatta htm. Gauzaly, Saydam, “ Sistem Telekomunikasi “, Djambatan, 1993 Martin J. Feverstein, Theodore S. Rapppaport, “ Wireless Personal Communication “, Boston Kluever Academic Publishers, 1993 Santoso, Gatot, “Sistem Seluler CDMA”, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2004. Samsung, “Performance Parameter for CDMA 2000 1X”, PT. Telekomunikasi Indonesia, 2003 Samsung, “CDMA 2000 1X BTS(SCBS_408L) System Description”, PT. Telekomunikasi Indonesia”, 2002
D ‐ 9