Media Teknik Sipil, Volume XI, Januari 2011 ISSN 1412-0976
ANALISIS TINGKAT KETELITIAN PENGUKURAN POLIGON DENGAN POWERSET SERI SET1010 Suryoto1) 1)Laboratorium
Ilmu Ukur Tanah, Fakultas Teknik Jurusan T. Sipil Universitas Sebelas Maret Jl. Ir. Sutami No. 36 A Surakarta, 57126. Email :
[email protected].
Abstrak
Poligon adalah rangkaian garis berurutan yang panjang, diukur sudut, jarak dan arahnya sehingga dapat dihitung koordinatnya. Poligon merupakan salah satu kegiatan yang harus dilakukan dalam pembuatan peta situasi, dan di lapangan ditandai dengan patok permanen untuk digunakan sebagai acuan pengukuran titik detail. Untuk menentukan posisi titik poligon di lapangan dan mengitung koordinatnya, ada beberapa tahapan kegiatan yang harus dilakukan, diantaranya : persiapan, orientasi lapangan, pengukuran, pengecekan data ukur dan perhitungan koordinat. Pengukuran data dilakukan dengan menggunakan alat ukur powerset seri SET1010, sedangkan pengecekan datanya didasarkan pada rumus matematis yang digunakan dalam perhitungan koordinat poligon tertutup. Dengan mencermati setiap tahapan hasil perhitungan seperti salah penutup sudut, ukuran jarak, proyeksi jarak pada arah sumbu x dan sumbu y, maka dapat dilakukan analisis tingkat ketelitian pengukuran poligon berupa : Analisis tingkat ketelititian ukuran sudut, ukuran jarak, salah penutup sudut dan salah penutup lenear jarak. Kata kunci : poligon, ketelitian, powerset, salah penutup lenear.
Abstract Polygon is series of lines that are measured by angel, distance and direction so that the point of coordinate of this polygon can be computed. It is one of activities done in situation mapping. In the field, the point of polygon is marked by wood or concrete sign used as the reference point for measuring the detail’s point of situation mapping. There are some activities that are needed in order to define the location of polygon’s point in the field and to compute the coordinate point such as preparation, field orientation, data measurement, data checking and calculation of data. Next, the data (angel, distance and direction) are measured by powerset seri SET1010 while the data checking is done by using matematic formula used in the closed polygon. Moreover, by paying more attention on the stages of the data prosessing, such as accuracy of angel measurement, distance, distance projection of axis x and axis y, an engineer can obtaine an accurate polygon measurement analysis such as analisys of angel measurement accuracy, distance, absis error, ordinate error and a lenear clossed error.
Keyword : Polygon, accuracy, powerset, lenear closed error
poligon (sudut dalam) dan semua jarak antar titik poligon dengan menggunakan powerset seri SET1010 dengan interval bacaan sudut : ± 2 “ dan jarak : ± 1 ( 5 + 5 ppm x D ) mm [5].
1. PENDAHULUAN Untuk melakukan pemetaan suatu daerah, salah satu pekerjaan yang tidak dapat ditinggalkan adalah pengukuran kerangka peta horizontal. Metode pengukuran kerangka horisontal dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya : Triangulasi, Trilaterasi, pemotongan kemuka, poligon dan GPS (Global Positioning system). Masing-masing metode mempunyai kelebihan dan kekurangan, tergantung dari luas areal survey, kondisi topografi dan kepadatan bangunan yang ada. Dalam penelitian ini metode yang dipilih adalah poligon tertutup dan datanya diukur dengan menggunakan Powerset seri SET1010 [5].
Dengan menerapkan metode pengukuran poligon tertutup dan menggunakan alat ukur powerset seri SET1010 diatas, maka analisis tingkat ketelitian yang dapat dilakukan meliputi : a. Kesalahan pengukuran sudut pada masingmasing titik poligon dan jarak antar titik poligon b. Salah penutup sudut dalam poligon tertutup c. Kesalahan jarak pada arah sumbu x dan sumbu y d. Kesalahan penutup koordinat pada poligon tertutup. 2. TINJAUAN PUSTAKA
Metode poligon tertutup diterapkan dengan alasan dapat digunakan untuk semua kondisi lapangan dan hasil ukurannya langsung dapat dikontrol di lapangan (sebaiknya diusahakan jumlah titik poligon dalam rangkaian tertutup dapat diukur dalam satu hari selesai). Jika rangkaian poligonnya banyak, dapat dibuat beberapa loop sehingga masing-masing dapat dikontrol hasilnya. Dalam pelaksanaan data ukur yang diambil meliputi : sudut jurusan awal, semua sudut
2.1. Umum Poligon dapat diartikan sebagai rangkaian garis berurutan yang panjang dan arahnya telah ditentukan dari pengukuran lapangan. Pengukuran yang dimaksud adalah pengukuran sudut pada masingmasing titik poligon dan semua jarak antar titik poligon (sisi poligon) dan satu sudut jurusan (asimut) 55
Suryoto, 2011. Analisis Tingkat Ketelitian Pengukuran Poligon… Media Teknik Sipil, Vol. XI, No. 1, Hal. 55 - 60
S harus ≤ 1 : 10000 (tergantung kondisi medan dan peralatan ukur yang digunakan)[6].
dari salah satu sisi poligon, sehingga poligon yang dimaksud dapat dihitung koordinatnya. Menurut Soetomo W. [1], polygon dilihat dari bentuk geometrisnya dapat dibagi menjadi 4 yaitu: a. Poligon terbuka b. Poligon tertutup c. Poligon bercabang d. Poligon kombinasi (tertutup, tertutup dan bercabang) Dalam penelitian ini, bentuk poligon yang dipakai adalah poligon tertutup dan secara grafis dapat dilihat pada Gambar 1.
2.3. Prosedur pengukuran dan perhitungan koordinat titik poligon Secara umum prosedur pengukuran dan perhitungan koordinat titik poligon dapat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : a. Persiapan Dalam hal ini persiapan yang dimaksud adalah persiapan administrasi dan teknis. Persiapan administrasi meliputi pembuatan surat ijin survey, pengadaan data sekunder (peta dan informasi yang diperlukan) dan penyusunan rencana kerja, sedangkan persiapan teknis meliputi pengadaan peralatan (kaliberasi alat) dan SDM (pengujian kemampuan surveyor) termasuk pengarahan pola pengukuran yang akan diterapkan.
2.2. Persyaratan Pengukuran Poligon Secara matematis hasil pengukuran poligon dapat di control dengan rumus matematis terutama pada poligon tertutup dan poligon terbuka terikat sempurna. Oleh karena itu jika melakukan pemetaan dengan kerangka peta horizontal menggunakan cara poligon, pada daerah yang belum ada titik kontrolnya, sebaiknya menggunakan poligon tertutup dengan tujuan hasil ukurannya dapat dikontrol benar salahnya berdasarkan peralatan yang digunakan dan persyaratan matematis yang harus dipenuhi.
b. Orientasi lapangan dan pematokan Orientasi lapangan dimaksudkan untuk melihat lapangan secara langsung dan dibantu dengan petapeta yang ada, sehingga diperoleh kecocokan antara kondisi fisik dan administratif. Jika batas lokasi telah diperoleh dan kondisi medan secara umum telah dipahami, langkah berikutnya adalah pemasangan patok poligon dengan pertimbangan 2 patok poligon yang berurutan ( belakang dan depan ) dapat saling dilihat dan representatif untuk pengambilan titik detail.
Secara umum persyaratan hasil pengukuran poligon harus memenuhi rumus sebagai berikut : 1. Σ β = (n-2) x 180o ± f (α) (1) 2. Σ D sin α = 0 ± f (x) (2) 3. Σ D cos α = 0 ± f (y) (3) f x2 + f y2 (4) 4. S = D Keterangan : Σβ = Jumlah sudut dalam poligon n = Jumlah titik poligon f(α) =Kesalahan pengukuran sudut (harus memenuhi angka toleransi) Σ D sin α = Jumlah proyeksi jarak pada arah sumbu x f (x) = kesalahan jarak pada sumbu x Σ sin α = jumlah proyeksi jarak pada arah sumbu y F (y) = jumlah proyeksi jarak pada arah sumbu y S = salah penutup koordinat f (x) = kesalahan pada arah sumbu x f (y) = kesalahan pada arah sumbu y D = jumlah jarak poligon 1
α
Pada tahap pekerjaan ini, hasil yang diperoleh adalah jaringan titik poligon yang ditandai dengan patok kayu ( selanjutnya diganti dengan patok permanen ) dapat berupa patok besi atau patok beton, yang dilengkapi dengan nomer kode untuk masing-masing patok permanen tersebut. Posisi patok poligon ini dicatat dan dibuat sketnya baik setiap posisi patok maupun secara keseluruhan ( jaringan poligon ) pada kertas yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Untuk memudahkan pekerjaan selanjutnya ( tahap pemetaan berikutnya ), sebaiknya masing-masing posisi patok dilengkapi dengan deskripsi dan cara menjangkaunya.
2
D 2
D3
D
P
3
D
D5
D
4 5 Gambar 1. Bentuk poligon tertutup dan data yang harus diukur. 56
Suryoto, 2011. Analisis Tingkat Ketelitian Pengukuran Poligon… Media Teknik Sipil, Vol. XI, No. 1, Hal. 55 - 60
c.
diketahui. Rumus yang digunakan dalam perhitungan sbb : Perhitungan sudut jurusan masing-masing sisi poligon α 23 = α 12 + 180 o - β 2 α 34 = α 23 + 180 o - β 3 dan seterusnya Keterangan : Sudut yang diukur adalah sudut dalam poligon
Pengukuran Sudut dan Jarak
Setelah jaringan poligon di lapangan dianggap sudah memenuhi persyaratan (mantap dan representatif), tahapan pekerjaan selanjutnya adalah pengukuran sudut dan jarak. Apabila peralatan yang digunakan belum menyatu ( satu kesatuan ), maka pengukuran dilakukan secara terpisah yaitu sudut diukur dengan teodolit, jarak diukur dengan pita ukur baja dan dikontrol dengan jarak optis. Untuk peralatan ukur yang sudah menyatu ( satu kesatun, seperti Total Station ), pengukuran sudut dan jarak dilakukan sekaligus dalam satu kali kedudukan untuk masingmasing titik poligon.
b. Perhitungan proyeksi jarak pada arah sumbu x ( absis ). x2 = x1 + d12 sin α12 x3 = x2 + d23 sin α23 dst. Keterangan : X 1 dapat koordinat local atau nasional
Pengukuran sudut dilakukan minimal 2x yaitu pada kedudukan biasa dan luar biasa, sedangkan jarak dilakukan minimal 3x (dengan menekan tombol 3x) sehingga diperoleh 3 hasil ukuran. Masing-masing hasil ukuran dimasukkan ke dalam formulir ukur yang telah dipersiapkan. Untuk mendapatkan arah poligon yang dikehendaki (dalam sistem kartesian yaitu sumbu x dan sumbu y yang saling tegak lurus) serta sesuai dengan keadaan di lapangan, maka salah satu sisi poligon diukur sudut jurusannya (asimut). Pengukuran dapat dilakukan dengan bantuan kompas, pengamatan astronomi atau pengikatan pada 2 titik tetap yang sudah diketahui koordinatnya.
c. Menghitung koreksi jarak pada arah sumbu x Σ D sin α = 0 ± f (x) f (x) = besarnya koreksi jarak pada arah sumbu x d. Pemberian koreksi pada masing-masing titik poligon pada arah sumbu x ∆ x1 =
d1 ∑d d2
x f (x)
d. Pengecekan Hasil ukuran
∆ x2 =
Pengecekan dilakukan pada hasil pengukuran sudut dan jarak dengan mengacu pada tingkat ketelitian alat ukur yang digunakan, terutama pada kesalahan besar ( blunder ) dengan membandingkan hasil ukuran pertama dan berikutnya. Jika sudah yakin dengan hasil kuran yang diperoleh, selanjutnya masing-masing hasil ukuran (sudut dan jarak) dimasukkan ke dalam tabel dan dilakukan pengecekan dengan tahapan sebagai berikut :
Dst sampai titik akhir poligon
f.
Perhitungan proyeksi jarak pada arah sumbu y (ordinat) y2 = y1 + d12 cos α12 y3 = y2 + d23 cos α23 dst Ket. y1 dapat koordinat lokal atau nasional.
g. Menghitung koreksi jarak pada arah sumbu y Σ D cos α = 0 ± f (y) f (y) = besaran koreksi pada arah y
Perhitungan data ukur dan analisis tingkat ketelitian.
h. Pemberian koreksi pada masing-masing titik poligon pada arah sumbu y.
Setelah hasil ukuran rata-rata dimasukkan ke dalam tabel, langkah berikutnya adalah perhitungan koordinat titik poligon. Perhitungan dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : a.
x f (x)
e. Perhitungan absis difinitif (harga x) pada masingmasing titik poligon ( rumus 5.1 ) : x2 = x1 + d12 sin α12 + ∆ x1 x2 = x1 + dx1 + ∆ x1 x3 = x2 + dx2 + ∆ x2 x3 = x3 + dx3 + ∆ x3
i. Menghitung hasil rata-rata nya (sudut dan jarak) ii. Menghitung kesalahan penutup sudut dan koreksinya iii. Memasukkan hasil hitungan kedalam formulir hitungan poligon iv. Pengecekan hasil ukuran ( dapat secara manual atau dengan bantuan komputer ), tergantung peralatan yang tersedia. e.
∑d
∆ y1 = ∆ y2 =
Perhitungan sudut jurusan untuk masing-masing sisi poligon, dilakukan dengan mengacu pada salah satu sudut jurusan sisi poligon yang sudah
d1 ∑d d2 ∑d
x f (y) x f (y)
Dst sampai titik akhir poligon 57
Suryoto, 2011. Analisis Tingkat Ketelitian Pengukuran Poligon… Media Teknik Sipil, Vol. XI, No. 1, Hal. 55 - 60
i.
Perhitungan ordinat definitif (harga y) pada masing-masing titik poligon ( rumus 5.2 ) : y2 = y1 + d12 cos α12 + ∆ y1 y2 = y1 + dy1 + ∆ y1 y3 = y2 + dy2 + ∆ y2 y4 = y3 + dy3 + ∆ y3 dst Ket : dy1 = d12 cos α12
j.
Perhitungan koordinat definitif masing-masing titik poligon. Koordinat definitif masing-masing titik poligon diperoleh dengan cara mengambil harga absis (x) dari perhitungan rumus 5.1. dan ordinat y dari perhitungan rumus 5.2. sehingga diperoleh hasil sebagai berikut : P/1 (x1 , y1 ) P/2 (x2 , y2 ) P/3 (x3 , y3 ) Dst.
k. Analisis tingkat ketelitian Setelah dilakukan perhitungan pada masingmasing data ukur dan mencermati hasilnya, maka analisis tingkat ketelitian yang dapat dilakukan antara lain : i. Tingkat ketelitian hasil ukuran sudut dan jarak ii. Salah penutup sudut iii. Kesalahan jarak pada arah sumbu x dan sumbu y iv. kesalahan penutup koordinat pada seluruh rangkaian poligon( salah penutup lenear koordinat ). Secara umum prosedur pengukuran dan perhitungan koordinat titik poligon dapat dilihat pada Gambar 2 berikut.
Persiapan
Orientasi Lapangan dan Pematokan Pembentukan Jaringan Poligon Pengukuran (β, d, α)
Pengukuran Sudut
Pengukuran Jarak
β d ∑β Perhitungan koordinat semestara
∑ D sin
∑ D cos
Koreksi
Koreksi
Analisis Ketelitian
Koordinat Difinitif
Gambar 2. Prosedur pengukuran dan perhitungan koordinat titik poligon 58
Suryoto, 2011. Analisis Tingkat Ketelitian Pengukuran Poligon… Media Teknik Sipil, Vol. XI, No. 1, Hal. 55 - 60
c. Kecepatan bacaan : 0,5 detik : 5 ppm = V/100.000
3. PELAKSANAAN PENELITIAN 3.1. Pengukuran Jarak dan Sudut
d. Alat Bantu yang digunakan : difinitif reflector dan reflector tongkat.
Dalam penelitian ini bentuk poligon yang digunakan adalah poligon tertutup yang terdiri 10 titik dan dilapangan ditandai dengan patok beton yang bagian atasnya diberi tanda sebagai acuan pengukuran(kepala skrup yang diberi garis silang). Pengukuran yang dilakukan meliputi pengukuran sudut, jarak dan satu sudut jurusan awal pada sisi BM/11 – BM/10, dan diukur dengan menggunakan powerset seri SET1010 dengan spesifikasi teknis sbb : ( 5 ) a.
Pengukuran dilakukan pada setiap titik poligon dan sudut diukur 2x, yaitu dalam keadaan biasa dan luar biasa. Sedangkan jarak diukur 3x pergi/pulang sehingga data jarak diperoleh 6x dan masing-masing diambil rata-ratanya. Data pengukuran yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 2 , sedangkan hasil perhitungan koordinat titik poligon dapat dilihat pada Tabel 3.
Ketelitian ukuran sudut 2”
b. Ketelitian ukuran jarak : ± (5 + 5 ppm x D) mm Tabel 2. Hasil ukuran sudut dan jarak BM/11
Β1 220 3 50
Bacaan Sudut Β2 3 46
2
BM/10
203 43 40
43 32
3
BM/9
245 17 20
17 16
4
BM8
214 38 58
39 06
5
BM/6
153 01 16
01 12
6
BM/5
280 28 13
28 15
7
BM/4
175 23 38
23 40
8
BM/3
258 55 10
55 02
9
BM/2
183 57 10
57 16
10
BM/1
224 30 29
30 23
11
BM/11
220 3 52
220 3 44
No
Kode
1
β 220 3
48 97 203 43 36 81 245 17 18 88 214 39 03 60 153 1 14 44 280 28 14 93 175 23 39 71 258 55 6 86 183 57 13 74 224 30 26 18 220 3 48
Bacaan jarak d3
d1
d2
d¯
626
625
97
625
620
615
81
618
270
268
88
269
238
235
60
237
773
775
44
774
014
018
93
016
699
703
71
701
839
831
86
835
123
123
74
123
940
936
18
938
Tabel 3. Hasil perhitungan koordinat titik poligon. Nomor Titik BM/11
Sudut Ukuran
Sudut Hitungan
220 2 48
220.0633333
BM/10
203 43 36
203.7266667
BM/9
245 17 18
245.2883333
BM/8
214 39 3
214.6508333
BM/6
153 1 14
153.0205556
BM/5
280 28 14
280.4705556
BM/4
175 23 39
175.3941667
BM/3
258 55 6
258.9183333
BM/2
183 57 11
224.5072222
BM/1
224 30 26
224.5072222
BM/11 Koreksi
202 3 48 2159 59 37
220.0508333 2159.993611
Azimut (a)
Jarak (D)
Dx = D Sin a
DY = D Cos a
94.69777778
97.625
97.29703507
-7.995473236
118.4244444
81.618
71.77858889
-38.85012356
183.7127778
88.269
-5.715846392
-88.08374118
218.3636111
60.237
-37.38608963
-47.23109644
191.3841667
44.774
-8.837780508
-43.89310551
291.8547222
93.016
-86.33100671
34.62561964
287.2488889
71.701
-68.47629736
21.26099954
6.167222222
86.835
9.328736502
86.33244987
10.12083333
74.123
13.02524119
72.96959792
54.62805556
18.938
15.44226014
10.96286667
717.136
0.124841192
0.097993709
59
Koordinat X
Y
1000
1000
1097.297035
9920045268
1169.075624
953.1544032
1163.359778
865.070662
1125.973688
817.8395656
1117.135907
773.9464601
1030.804901
808.5720797
962.3286034
829.8330792
971.6573399
916.1655291
984.682581
989.135127
1000.124841
1000.097994
Suryoto, 2011. Analisis Tingkat Ketelitian Pengukuran Poligon… Media Teknik Sipil, Vol. XI, No. 1, Hal. 55 - 60
4. SIMPULAN
5. DAFTAR PUSTAKA
Dengan melihat dan mencermati hasil ukuran sudut dan jarak serta hasil perhitungan koordinat poligon, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat ketelitian pengukuran poligon dengan menggunakan Powerset type 1020 dapat dinyatakan sebagai berikut :
[1] Soetomo Wongsotjitro, 1990, Ilmu Ukur Tanah, Kanisius, Yogyakarta.
a.
[2] Suyono S Dan M Takasaki, 1983, Pengukuran Topografi dan Teknik Pemetaan, Pradnya Paramita, Jakarta.
Tingkat ketelitian hasil ukuran sudut pada masing-masing titik poligon antara 3” s/d 8”
[3] Jacub Rais, 1976, Ilmu Ukur Tanah I, Cipta Sari, Semarang.
b. Tingkat ketelitian pengukuran jarak antar titik poligon sekitar 1:31.000 c.
[4] Barry F Kavanagh, 1992, Surveying with Construction Application, Prentice Hall. Inc, Upper Saddle River, New Jersey, USA.
Salah penutup sudut dalam rangkaian poligon yang terdiri 10 titik sebesar 23” atau memenuhi persyaratan 7”√n, dimana n = jumlah titik poligon
[5] Sokkia Co, Ltd, 1998, Basic Operation Manual For Powerset Series, Tokyo, Japan. [6] Http://Engineersblogs. Blogspot.com/2008/07/ kerangka dasar-pemetaan. html.
d. Salah penutup linear koordinat 1:4800, dalam hal ini panjang jarak poligon: 77,109 m ada kesalahan jarak sekitar 0,1485 m
60