ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN ATRIBUT KERTAS SENI DARI PELEPAH NIPAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE KONJOIN Analysis Of Importance Attribute Of Art Paper From Nypa Using Conjoint Methods Stefanus Rizky Mahendra1; Panji Deoranto2; Ika Atsari Dewi3 Alumni Jurusan Teknologi Industri Pertanian - Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 2). Staf Pengajar Jurusan Teknologi Industri Pertanian - Fak. Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya Jl. Veteran No. 1 Malang 65145
[email protected] 1).
ABSTRACT Nypa is a type of Palm plant that grows in various parts in Indonesia. This plant grows in low-lying watery land like swamps, rivers, reservoirs and along the shoreline. Nypa plants in Indonesia is only used as a plant conservation, not toward become a raw material in industry. In order to maximize economic value of nipah, diversity is needed to make a transformation become a economic high-value products, such as Palm fibers forart paper. In Indonesia, the production and consumption of paper continues to increase every year. The height of the paper needs is not being balanced with the availability of raw materials, the necessary of new alternative raw material is needed to replace the old raw materials, for example is making art paper by fiber plant. At this time the business of art paper very popular for people who live in urban areas, one of which is the city of Surabaya, with high consumer in art papermake this business very promising to be developed it cause the advantages and prospects of nipah is going forward very fast. The usual range of products produced is greeting cards, wall hangings, pencils, envelopes, photo frame, and so on. Conjoint method is one of the techniques of multivariate analysis was used to determine the importance of the attributes of a good product in the form of goods or services. Software used for research in methods of Conjoint is SPSS 17, obtained as a result of the combination products using randomization 6 attributes including, attraction, power absorption, water color paper, in sight of the fiber, and surface texture of paper. Product quality attributes are divided into three levels, namely, charms, and power absorption of water. Quality of organoleptic attributes are divided into three levels, namely, color, appearance and texture of the surface of the fiber. Of two variables the attribute generated 9 stimuli as a combination of the characteristics of paper art from the stem of a Palm. The highest value is the attribute value by 5 to 128 with torn power levels and in sight of the fibers of the paper. The respondent paper fibers appear rough and torn paper, art paper made from stem of Nypa is suitable is used as a cover, place the eggs, lunch box of paper, cardboard, souvenirs in the form of invitations, paper frames in a bottle. Keywords: Art Paper, importance of Attributes, Conjoint Method, Nypa ABSTRAK Pada saat ini bisnis kertas seni sangat digemari masyarakat yang tinggal di perkotaan salah satunya adalah kota Surabaya, dengan tingginya konsumen akan kebutuhan kertas seni ini maka bisnis kertas seni ini sangat menjanjikan keuntungan dan prospek kedepannya. Berbagai produk yang biasa diproduksi antara lain kartu-kartu ucapan, hiasan dinding, tempat pensil, amplop, pigura foto, dan lain sebagainya. Metode Konjoin adalah salah satu teknik analisis multivariat yang digunakan untuk mengetahui tingkat kepentingan atribut terhadap suatu produk baik berupa barang atau jasa. Software yang digunakan untuk penelitian dengan Metode Konjoin ini adalah SPSS 17, didapatkan hasil pengacakan kombinasi produk menggunakan 6 atribut yang meliputi, daya tarik, daya sobek, daya serap air, warna kertas, kenampakan serat, dan tekstur permukaan kertas. Atribut kualitas produk dibagi menjadi 3 level yaitu, daya tarik, daya sobek, dan daya serap air. Atribut kualitas organoleptik dibagi menjadi 3 level yaitu, warna, kenampakan serat, dan tekstur permukaan. Dari 2 variabel atribut tersebut dihasilkan 9 stimuli sebagai kombinasi karakteristik kertas seni dari pelepah nipah. Nilai tertinggi adalah atribut ke 5 yaitu dengan nilai 128 dengan level daya sobek dan kenampakan serat kertas. Responden berpendapat kenampakan serat kertas yang kasar dan daya sobek kertasnya, kertas seni berbahan pelepah nipah ini cocok digunakan sebagai cover undangan, tempat telur, kotak makan kertas, kardus, souvenir berupa undangan, bingkai kertas dalam botol. Kata kunci : Kertas Seni, Metode Konjoin, Nipah, Tingkat Kepentingan Atribut
PENDAHULUAN Nipah adalah jenis tanaman palma yang banyak tumbuh diberbagai wilayah Indonesia. Tanaman tersebut banyak tumbuh di dataran rendah berair seperti di rawa-rawa, sekitar sungai, dan sepanjang garis pantai pasang surut. Hingga kini sebagian besar tanaman nipah tumbuh secara alami atau belum dibudidayakan secara intensif. Tanaman nipah yang ada di Indonesia hanya digunakan sebagai tanaman konservasi, belum ke arah tanaman industri (Setyawan, 2011). Luas tanaman nipah di seluruh Indonesia diperkirakan mencapai 700.000 ha atau 10% dari luas lahan pasang surut yang mencapai 7 juta ha, dengan rata-rata populasi pohon 8.000/ha diperkirakan total populasi nipah di Indonesia mencapai 5.600 juta pohon. Di wilayah Provinsi Jawa Timur, daerah tanaman nipah adalah Pulau Bawean, di wilayah tersebut saat sekarang terdapat 280 ha tanaman nipah yang tersebar di kawasan pantai (Alrasyid, 2002), Tanaman nipah juga dapat ditemukan di pinggiran pantai Malang Selatan serta sangat mudah ditemui di pesisir pantai contohnya di sekitar pesisir pantai Tamban, Bajol Mati, dan lain sebagainya. Dalam rangka memaksimalkan peningkatan nilai ekonomis tanaman nipah, diperlukan diversifikasi produk yang nilai ekonominya tinggi, diantaranya adalah pelepah nipah untuk kertas seni. Pada umumnya kertas dibuat dengan pembuatan pulp sebagai awal dan kemudian diikuti dengan proses pencetakan. Metode Konjoin adalah salah satu teknik analisis multivariat yang digunakan untuk mengetahui tingkat kepentingan atribut atau penentuan prioritas terhadap suatu produk baik berupa barang atau jasa dan Metode Konjoin penting karena ada banyak faktor yang mempengaruhi penilaian konsumen dalam menentukan pilihan suatu produk. Jika dibandingkan
dengan metode IPA (Importance Performance Analysis) menampilkan informasi yang berkaitan dengan faktor-faktor pelayanan yang menurut konsumen sangat mempengaruhi kepuasan konsumen, evaluasi kinerja, dan penyusunan strategi peningkatan pelayanan. Metode Kano digunakan dalam aktivitas seperti identifikasi kebutuhan konsumen saja. Oleh karena itu, pemilihan dengan menggunakan Metode Konjoin ini sangat bermanfaat dalam pemasaran untuk mengetahui tingkat kepentingan atribut terhadap suatu produk tertentu yang akan diluncurkan di pasar. Sebagai contoh, konsumen ingin membeli produk telepon selular atau handphone mungkin dipengaruhi oleh harganya, merek handphone, atau jaminan garansi. Dengan Metode Konjoin kita dapat mengetahui tingkat kepentingan atribut dalam membeli handphone apakah harga menjadi pertimbangan utama ataukah mereknya. Penelitian ini termasuk dalam proyek besar pengembangan teknologi diversifikasi komoditas nipah menjadi inovasi teknologi pengembangan tanaman nipah menjadi bahan pangan dan kertas seni. Rumusan Masalah Bagaimana tingkat kepentingan atribut kertas seni dari pelepah nipah dengan menggunakan metode konjoin. Tujuan Penelitian Mengetahui tingkat kepentingan atribut kertas seni dari pelepah nipah dengan menggunakan metode konjoin. Manfaat Penelitian Penggunaan pelepah nipah sebagai kertas seni diharapkan dapat mendukung percepatan pengembangan agroindustri yang berbasis pada tanaman nipah di wilayah perkotaan khususnya Surabaya, sehingga dapat memberikan
inovasi pada masyarakat tentang bahan baru sebagai bahan baku industri maupun percetakan kertas seni. BAHAN DAN METODE Metode Konjoin adalah memperoleh skor kegunaan yang mewakili kepentingan sikap aspek produk. Skor kegunaan dihitung dari rangking atau penilaian subyek dari suatu himpunan kartu. Setiap kartu menjelaskan satu kemungkinan konfigurasi dari kombinasi atribut-atribut produk. Perbedaan yang penting adalah untuk atribut, peneliti menentukan atribut beserta dengan levelnya. Informasi yang diberikan oleh responden hanya berupa pengukuran nilai atribut. Level yang ditetapkan oleh peneliti, dalam analisis Konjoin digunakan untuk menyusun tingkat kepentingan responden pada tiap-tiap atribut, dimana pada umumnya pengukuran nilai atribut menggunakan metode Konjoin (Alhusein, 2003). Langkah - langkah yang harus dilalui dalam Metode Konjoin adalah: 1. Merumuskan Masalah. Perumusan masalah mencakup kegiatan mengenali / mengidentifikasikan atribut-atribut yang penting dan tingkatan/levelnya. Atribut dan tingkatan (level) dipergunakan untuk membentuk stimuli yang akan dipergunakan dalam Metode Konjoin (Supranto, 2004). Atribut yang dipilih adalah variabel dependen dan disebut sebagai faktor. Nilai-nilai yang mungkin untuk atribut disebut level faktor. Atribut dan level dipergunakan sebagai input untuk menyusun stimuli sebagai kombinasi level atribut. Merumuskan masalah dalam metode Konjoin berarti penentuan atribut dantarafnya. 2. Membuat Kombinasi Produk (Stimuli). Setelah mengetahui atribut dan taraf yang diinginkan maka selanjutnyayang dilakukan adalah merancang kombinasi taraf atribut.
Untuk merancang kombinasi taraf atribut, terdapat dua pendekatan yang sering digunakan, yaitu kombinasi berpasangan (pairwise combination) dan kombinasi lengkap (fullprofile). Sebagai contoh akan digunakan perancangan stimuli dengan menggunakan kombinasi lengkap. 3. Intrepretasi Hasil. Menjabarkan seluruh hasil atribut kertas seni dari pelepah nipahdari keseluruhan data kuesioner yang dikumpulkan. Kebenaran yang sebenarnya dapat dievaluasi melalui pengamatan perilaku responden dalam pasar yang nyata (Muhidin, 2007), HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik responden pada penelitian ini diklasifikasikan berdasarkan lama bekerja, jumlah pegawai, produksi kertas seni, bentuk kertas seni, bahan baku, mendapatkan bahan baku, dan mengenal nipah. Berdasarkan hasil yang didapatkan dari segi lama bekerja bahwa 20 responden atau 66,67% yang bekerja selama 6 tahun atau lebih, dan 9 responden atau 30% yang bekerja selama 1 sampai 5 tahun, serta 1 responden atau 3,33% yang bekerja selama kurang dari1 tahun. Lama bekerja juga sangat mempengaruhi ketrampilan di dalam membuat kualitas dan kuantitas kertas seni tersebut. Untuk jumlah pegawai terlihat bahwa 21 atau 70% percetakan atau kertas senimempunyai 6 sampai 10 karyawan, dan 9 atau 30% percetakan kertas seni mempunyai 1 sampai 5 karyawan, serta 0 atau 0% percetakan kertas seni mempunyai lebih dari 10 karyawan. Hal ini dapat dibuktikan bahwa percetakan kertas seni di Surabaya sebagian besar mempunyai 6 sampai 10 karyawan. Membuat / mengolah kertas seni terlihat bahwa 21 atau 70% percetakan kertas seni sudah mengolah kertas seni sejumlah 101 sampai 500 lembar, dan 9 atau 30% percetakan kertas seni mengolah sejumlah 500 lembar ke atas, serta belum ada yang mengolah kertas
seni tersebut dibawah 100 lembar. Hal ini berarti sebagian besar olahan kertas seni di Surabaya berkisar antara 101 sampai 500 lembar kertas seni perhari. Berdasarkan hasil yang didapatkan dari segi bentuk kertas seni sebesar 24 atau 80% percetakan kertas seni memproduksi olahan kertas seni berupa kartu ucapan, amplop, kartu undangan, souvenir, dan lainnya. Sebesar 6 atau 20% memilih memproduksi dalam bentuk kartu undangan saja, Hal ini dapat disimpulkan bahwa sebagian besar percetakan kertas seni di Surabaya menghasilkan berbagai macam bentuk yang meliputi kartu ucapan, amplop, kartu undangan, sovenir, dan lain sebagainya. Bahan baku kertas seni terlihat bahwa 21 atau 70% percetakan kertas seni di Surabaya menggunakan bahan baku kertas daur ulang sebagai bahan baku utama didalam membuat kertas seni tersebut, dan sisanya 9 atau 30% percetakan kertas seni di Surabaya menggunakan bahan baku serat tanaman sebagai bahan baku utama didalam membuat kertas seni tersebut. Perolehan bahan baku terlihat bahwa 14 atau 48,66% percetakan kertas seni di Surabaya memperoleh pasokan bahan baku dari luar kota, Sedangkan sebesar 7 atau 23,33% percetakan kertas seni di Surabaya memperoleh pasokan bahan baku dari dalam kota dan ada juga sebesar 9 atau 30% memperoleh bahan baku dari kedua pilihan tersebut luar kota dan dalam kota. Hal ini dapat terlihat dari banyaknya pasokan bahan baku dari luar kota karena diperkotaan terutama Surabaya sudah sulit mendapatkan bahan baku kertas seni tersebut. Pengenalan tanaman nipah ini didasarkan pada tanggapan masyarakat terhadap tanaman nipah tersebut sehingga hasil survei yang dilakukan mengatakan bahwa 63,33% percetakan kertas seni di Surabaya belum mengenal tanaman nipah sebagai bahan baku pembuatan kertas seni dan 36,66% percetakan kertas seni
di Surabaya sudah mengenal tanaman nipah. Atribut yang diteliti diambil dari atribut atau karakteristik dasar yang melekat pada kertas seni. Secara umum penerimaan konsumen terhadap kertas seni berbahan pelepah nipah ini responden lebih mementingkan daya sobek dan kenampakan serat kertas, gambar kertas seni berbahan pelepah nipah dapat dilihat pada. Responden berpendapat kenampakan serat kertas yang kasar dan daya sobek kertasnya, kertas seni berbahan pelepah nipah ini cocok digunakan sebagai cover undangan, tempat telur, kotak makan kertas, kardus, souvenir berupa undangan/bingkai kertas dalam botol. Nilai terbesar menunjukkan tingkat kepentingan utama responden terhadap atribut produk tersebut, diikuti oleh nilai yang lebih kecil.Hasil tingkat kepentingan masing-masing atribut untuk seluruh responden dapat ditunjukkan pada Gambar 1.
Gambar 1. Grafik Tingkat Kepentingan Atribut Kertas Seni Berbahan Pelepah Nipah. Pengolahan data yang telah dilakukan menunjukkan bahwa secara rata-rata atribut kualitas organoleptik memiliki tingkat kepentingan lebih tinggi yaitu 54,163%, dibandingkan dengan atribut kualitas fisik.Tingkat kepentingan kedua berada pada atribut kualitas fisik yang hanya terpaut 9% dengan nilai 45,837%.Keunikan kertas seni berbahan pelepah nipah yang menjadi salah satu produk yang kini disukai oleh banyak responden.
Dari atribut organoleptik yang menjadikan kertas seni ini memiliki nilai seni yang tinggi dengan warna, tekstur, dan kenampakan seratnya yang mempunyai seni tersendiri. Serat berasal dari tumbuh - tumbuhan seperti batang, tangkai buah, kulit, bulu biji, dan jika digunakan dalam bahan baku pembuatan kertas akan menjadi kertas seni/artpaper dengan karakteristik tersendiri dengan nilai seni yang tinggi (Harsono, 2000). KESIMPULAN Berdasarkan data yang diolah responden lebih mementingkan faktor atribut daya sobek dan kenampakan serap kertas dan atribut kualitas organoleptik memiliki tingkat kepentingan lebih tinggi yaitu 54,163%, dibandingkan dengan atribut kualitas fisik yaitu 45,837%. Karena responden lebih mementingkan dari sisi organoleptiknya yang membuat kertas seni ini mempunyai art paper/nilai seni yang tinggi. Dan Kertas seni berbahan pelepah nipah ini cocok digunakan sebagai cover undangan, tempat telur, kotak makan kertas, kardus, sovenir berupa undangan / bingkai kertas dalam botol.
DAFTAR PUSTAKA Alhusin, S. 2003. Aplikasi Statistik Praktis dengan SPSS.10 for Windows. Graha Ilmu. Yogyakarta. Harsono, 2000. Pengembangan Peralatan Proses Pembuatan Art Paper dari Limbah Pertanian. Semarang. . Muhidin, S.A. 2007. Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur dalam penelitian. Pustaka Setia. Bandung. Setyawan, HY. dan S. Wijana, 2011. Identifikasi Potensi Tanaman Nipah (Nipa fructican) Sebagai Sumber Gula Alternatif Di Jawa Timur. Proceeding Seminar Nasional APTA, November 2011. Supranto, J. 2004. Analisis Multivariat Arti dan Interprestasi. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.