JT-IBSI,Volume 01, Nomor 01, Oktober 2016
ANALISIS TINGKAT BEBAN KERJA OPERATOR PACKING DENGAN METODE NASA-TLX (TASK LOAD INDEX) DI PT GEMBIRA M. Ansyar Bora, S.T., M.T. Dosen Program Studi Teknik Industri STT IBNU SINA Batam Email :
[email protected] ABSTRAK
Salah satu alat ukur dalam produktivitas karyawan adalah faktor kelelahan. Faktor kelelahan ini bisa saja terjadi karena adanya beban kerja yang diberikan kepada karyawan. Kelelahan ini juga terjadi pada operator packing di PT.Gembira. Operator packing di PT. Gembira terdiri dari 5 orang.Kelima orang operator packing melakukan aktivitas dan pekerjaan yang sama dan analisa terhadap beban kerja operator packing belum pernah dilakukan sebelumnya.Kelelahan yang dirasakan oleh operator packing termasuk kelelahan fisik dan mental.Tujuan dalam penelitian ini adalah melakukan analisa tingkat beban kerja operator packing dengan metode NASA-TLX (Task Load Index) di PT.Gembira Batam. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan kuisioner NASA-TLX, kemudian uji kecukupan data, pembobotan, pemberian rating dan menghitung nilai WWL (Weighted Workload). Dari hasil penelitian,dapat disimpulkan beban kerja masing-masing operator packing di PT. Gembira menggunakan metode NASA-TLX adalah nilai WWL operator 1 sebesar 62,67, operator 2 sebesar 64,33, operator 3 sebesar 62, operator 4 sebesar 69 dan operator 5 sebesar 66,67 dan kelima operator berada dalam kategori beban kerja sedang. 1. PENDAHULUAN
cost dari pencapaian suatu target kegiatan.
Produktivitas karyawan menjadi salah satu
Setiap beban kerja yang diterima seseorang
hal penting yang perlu diperhatikan oleh
harus
suatu
untuk
kemampuan fisik maupun mental pekerja
perusahaan manufaktur yang sebagian besar
yang menerima beban kerja tersebut agar tidak
proses produksinya dilakukan oleh manusia.
terjadi kelelahan (Hart dalam Ramadhan, dkk,
Salah satu alat ukur dalam produktivitas
TT).
karyawan adalah faktor kelelahan. Faktor
Sedangkankelelahan adalah proses yang
kelelahan ini bisa saja terjadi karena adanya
mengakibatkan penurunan kesejahteraan,
beban
kepada
kapasitas atau kinerja sebagai akibat dari
karyawan. Beban kerja adalah suatu istilah
aktivitas kerja. Kelelahan adalah suatu
yang digunakan untuk menyebut harga atau
keadaan ketika seseorang merasa lelah
perusahaan,
kerja
yang
terutama
diberikan
66
sesuai
dan
seimbang
terhadap
JT-IBSI,Volume 01, Nomor 01, Oktober 2016
secara fisik dan mental. Menurut Workplace
operator packing belum pernah dilakukan
Safety & Health Council (WSHCouncil
sebelumnya.
dalam Ramadhan) (TT), secara garis besar
Dari hasil wawancara dengan operator
tipe
packing
kelelahan
dibagi
dua
yaitu
tipe
mereka
terkadang
merasakan
kelelahan dibagi menjadi kelelahan fisik
kelelahan. Salah satunya disebabkan karena
(berkurangnya kemampuan untuk bekerja
beban kerja yang diberikan kepada operator
manual) dan kelelahan mental (penurunan
packing. Jika kelelahan ini dibiarkan terus
tingkat
menerus
konsentrasi
kewaspadaan).Meskipun
dan
tidak
dapat
akan
berdampak
terhadap
produktifitas perusahaan, dimana semakin
dipisahkan, namun masih dapat dibedakan
lelah
pekerjaan
dan
perusahaan
pekerjaan dengan dominasi aktivitas mental.
sebaliknya.
Aktifitas fisik dan mental pada masinis
Kelelahan yang dirasakan setiap operator
menimbulkan konsekuensi, yaitu munculnya
packing merupakan bentuk dari kelelahan
kelelahan mental dan beban kerja. Aktifitas
fisik dimana setiap operator merasa lelah
fisik dan mental yang tidak baik, apabila
yang
tidak dilakukan pemulihan, maka akan
berisikan puluhan parfum yang disusun
berdampak
mudah
diatas fallet yang disusun setinggi 8 kotak,
emosi, malas bekerja, dan sulit tidur.
operator packing harus mengangkat kotak
Kelelahan
disebabkan
dari fallet menuju meja packing disini
terlalu banyak berpikir, luasnya lingkup dan
operator packing merasa kelelahan yang
bobot aspek permasalahan yang dihadapi,
berlebihan yang harus mengangkat kotak
dan ketahanan emosi yang lemah serta
berisikan puluhan parfum tersebut dengan
kurang relaksasi (Astuti, 2013)
jarak 1,5 m.Setelah operator packing cek
Kelelahan ini juga terjadi pada operator
lalu merapikan dan menutup kembali kotak
packing di PT. Gembira. Operator packing
dengan megisikan airbag supaya aman dan
di PT. Gembira terdiri dari 5 orang. Kelima
benar-benar rapi operator harus mengecek
orang operator packing melakukan aktivitas
list dan menyesuaikan dengan permintaan
dan pekerjaan yang sama dan analisa
coustumer
terhadap beban kerja yang dirasakan oleh
operator harus mengangkat kembali kotak
dengan
dominasi
penurunan
mental
fisik
stamina,
biasanya
operator,maka juga
harus
akan
mengangkat
setelah
sesuai
produktifitas menurun
kotak
dan
dan
yang
selesai
tersebut ke fallet baru dan disusun rapi dan 67
JT-IBSI,Volume 01, Nomor 01, Oktober 2016
aman begitu seterusnya yang dilakukan
Nilai 1-5 ini
mengindikasikan tingkat
operator packing.
kepentingan dari masing-masing indikator yang dapat dilihat dari Tabel 3.1
2. METODOLOGI PENELITIAN
Tabel 3.1 Skala Penilaian Tingkat Kepentingan Tingkat Definisi 1 Kedua elemen sangat penting Elemen yang satu sedikit lebih 2 penting dibanding elemen lainnya Elemen yang satu esensial atau 3 sangat penting dibanding elemen lainnya Elemen yang satu benar-benar 4 lebih penting dari elemen lainnya Elemen yang satu mutlak lebih 5 penting dibanding elemen lainnya
Pengolahan data dilakukan terhadap hasil kuesioner yang disebarkan kepada 5 (lima) orang operator packing di PT. Gembira. Tahapan pengolahan data yang dilakukan untuk kuesioner NASA-TLX adalah sebagai berikut : a. Perhitungan uji kecukupan data untuk mengetahui apakah jumlah sampel yang sudah diambil sudah cukup mewakili atau belum. b. Penjelasan indikator beban mental yang akan diukur seperti dalam Tabel 2.1 yang terdiri
dari
Mental
Demand,
Pemberian
Physical
Rating,
pada
bagian
ini
Demand, Temporal Demand, Performance,
responden diminta memberi rating terhadap
Frustation Level, dan Effort.
keenam indikator beban mental. Rating yang
c. Pembobotan, pada bagian ini responden
yang diberikan adalah subjektif tergantung
diminta untuk melingkari salah satu dari dua
pada beban mental yang dirasakan oleh
indikator yang dirasakan lebih dominan
responden tersebut. Langkah pemberian
menimbulkan beban kerja mental terhadap
rating adalah sebagai berikut :
pekerjaan tertentu. Kuisioner NASA- TLX
a. Menghitung Produk, produk diperoleh
yang diberikan berbentuk perbandingan
dengan cara mengalikan rating dengan
berpasangan
bobot
yang
terdiri
dari
15
faktor
untuk
masing-masing
perbandingan berpasangan. Dari kuesioner
deskriptor. Dengan demikian dihasilkan 6
ini dihitung jumlah tally dari setiap indikator
nilai produk untuk 6 indikator (MD, PD,
yang dirasakan paling berpengaruh. Jumlah
TD, OP, FR dan EF)
tally ini kemudian akan menjadi bobot untuk
Produk = Rating x bobot faktor (3.1)
setiap
indikator
beban
mental.
Nilai
pembobotan ini berkisar dari nilai 1 – 5. 68
JT-IBSI,Volume 01, Nomor 01, Oktober 2016
b. Menghitung Weighted Workload (WWL),
yaitu operator packing di PT. Gembira.
WWL diperoleh dengan cara menjumlahkan
Pengolahan data dilakukan menggunakan
keenam nilai produk
kuesiner NASA-TLX untuk mengetahui
WWL= Σ produk
(3.2)
beban kerja masing-masing operator.
c. Menghitung Rata-rata WWL, rata-rata
Perhitungan Uji Kecukupan Data
WWL diperoleh dengan cara membagi
Uji
WWL dengan bobot total
mengetahui apakah data yang diambil sudah
Skor =Σ( bobot x rating) (3.3) 15 Untuk melakukan analisa terhadap data yang
cukup mewakili atau tidak. Dari hasil
sudah
didapatkan,
adalah
bagian
yaitu
nilai
>
nilai
50-80
menyatakan
untuk
cukup. Contoh perhitungan uji kecukupan data untuk faktor H. N’ = √40 N ∑ xj2 – (∑ xj) 2
80
∑ xj
menyatakan beban pekerjaan yang agak berat,
dilakukan
data cukup. Jika nilai N’ > N, maka data
melalui
skor beban kerja yang didapatkan terbagi tiga
data
pengujian kecukupan data, diperoleh semua
interprestasi hasil nilai skor, dengan cara
dalam
kecukupan
N’ = √40 x 5 x 10225 – (225) 2 = 5,3
beban
106
pekerjaan sedang dan nilai < 50 menyatakan beban pekerjaan agak ringan.
Hasil perhitungan uji kecukupan data dapat
Tahapan perancangan yang dilakukan dalam
dilihat dari Tabel 4.1. Tabel 4.1 Hasil Uji Kecukupan Data
penelitian ini adalah : 1. Menyiapkan kuesioner NASA-TLX.
Faktor RWL MD PD TD OP MD PD
2. Membagikan kuesioenr NASA –TLX kepada 5 orang responden yaitu operator packing. 3. Melakukan perhitungan terhadap hasil kuesioner NASA-TLX untuk mendapatkan
N 5 5 5 5 5 5
N' 5,3 5,2 5,4 6,7 4,5 9,1
Kesimpulan Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
kesimpulan akhir penelitian tentang beban kerja yang dirasakan oleh masing-masing
Pembobotan Hasil Kuesioner
operator packing di PT. Gembira.
Data beban kerja mental diukur dengan
3. ANALISA DAN PEMBAHASAN
menggunakan
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini
menggunakan enam indikator yang diukur
adalah data hasil jawaban 5 orang responden
untuk mengetahui seberapa besar beban 69
metode
NASA-TLX
JT-IBSI,Volume 01, Nomor 01, Oktober 2016
kerja mental yang dialami oleh perawat. Indikator tersebut adalah Mental demand (MD), Physical demand (PD), Temporal demand
(TD),
Performance
(OP),
Perhitungan
Nilai
WWL
(Weighted
Frustation level (FR) dan Effort (EF).
Workload)
Sedangkan pembobotan merupakan tahap
Menghitung Weighted Workload (WWL)
pemberian bobot
bertujuan untuk mendapatkan nilai dari
yang menyajikan 15
pasangan indikator kemudian diisi oleh
beban
responden dengan cara melingkari salah satu
Perhitungan ini dilakukan untuk semua
pasangan indikator yang mana menurut
operator packing di PT. Gembira Berikut
mereka
rekapitulasi dari perhitungan nilai WWL
lebih
dominan.
Bobot
yang
diberikan responden berkisar dari nilai 1-5
kerja
mental
Tabel 4.4 Perhitungan Nilai WWL (Weighted Workload)
3.1. Hasil pembobotan dapat dilihat pada Tabel 4.2
Responden
Tabel 4.2 Data Pembobotan Kuesioner Responden Operator 1 Operator 2 Operator 3 Operator 4 Operator 5
MD 2 1 3 2 2
PD 3 3 3 3 3
OP 3 3 3 3 4
EF 2 1 2 2 2
FR 3 4 2 2 2
indikator.
dapat dilihat dari Tabel 4.4.
dengan penjelasan dapat dilihat dari Tabel
Indikator TD 2 3 2 3 2
tiap
Operator 1 Operator 2 Operator 3 Operator 4 Operator 5
Total 15 15 15 15 15
MD 90 50 120 100 70
PD 210 240 165 210 240
Indikator TD OP 100 180 180 150 100 225 195 240 140 240
EF 120 65 160 120 140
Total
FR 240 280 160 170 100
940 965 930 1035 930
Nilai WWL 62,67 64,33 62,00 69,00 62,00
Perhitungan Nilai WWL Untuk Keenam
Pemberian Rating
Indikator
Peringkat (rating) merupakan tahap lanjutan
Untuk mengetahui indikator yang paling
setelah dilakukannya tahap pembobotan.
mempengaruhi
Pada tahap ini peringkat atau rating pada
packing juga dapat dihitung dengan cara
skala 1-100 diberikan untuk setiap indikator
yang sama dengan perhitungan WWL
sesuai dengan keadaan yang dialami oleh
keseluruhan. Contoh perhitungan WWL
operator packing. Hasil dari pemberian
untuk indikator MD operator 1 :
rating dapat dilihat pada Tabel 4.3.
WWL MD
Responden Operator 1 Operator 2 Operator 3 Operator 4 Operator 5
MD 45 50 40 50 35
PD 70 80 55 70 80
OP 60 50 75 80 60
dari
operator
= (2 x 45) = 6 15
Tabel 4.3 Data Pemberian Rating Indikator TD 50 60 50 65 70
kelelahan
Perhitungan dilakukan untuk semua indikaor EF 60 65 80 60 70
FR 80 70 80 85 50
untuk 70
kelima
responden.
Untuk
hasil
JT-IBSI,Volume 01, Nomor 01, Oktober 2016
perhitungan WWL untuk keenam indikator
Masing-masing
dapat dilihat dari Tabel 4.5
bobot untuk keenam indikator yang ada dalam
Tabel 4.5
Operator 1 Operator 2 Operator 3 Operator 4 Operator 5
MD 6,0 3,3 8,0 6,7 4,7
Indikator TD OP 6,7 12,0 12,0 10,0 6,7 15,0 13,0 16,0 9,3 16,0
PD 14,0 16,0 11,0 14,0 16,0
EF 8,0 4,3 10,7 8,0 9,3
NASA-TLX.
Keenam
(MD), Physical demand (PD), Temporal
Nilai WWL 62,67 64,33 62,00 69,00 62,00
FR 16,0 18,7 10,7 11,3 6,7
memberikan
indikator tersebut adalah Mental demand
Perhitungan Nilai WWL Indikator Responden
kuesioner
responden
demand
(TD),
Performance
(OP),
Frustation level (FR) dan Effort (EF). Bobot yang diberikan berkisar antara 1-5. Operator
Interpretasi Penilaian Beban Kerja
1 memberikan bobot 2 untuk indikator MD,
Skor beban kerja (WWL) yang didapatkan
bobot 3 untuk indikator PD, bobot 2 untuk
terbagi dalam tiga bagian yaitu nilai > 80
indikator TD, bobot 3 untuk indikator OP,
menyatakan beban pekerjaan yang agak
bobot 2 untuk indikator EF dan bobot 3
berat,
beban
untuk indikator FR. Operator 2 memberikan
pekerjaan sedang dan nilai < 50 menyatakan
bobot 1 untuk indikator MD, bobot 3 untuk
beban pekerjaan agak ringan. (Hart dan
indikator PD, bobot 3 untuk indikator TD,
Staveland, 1981).
bobot 3 untuk indikator OP, bobot 1 untuk
nilai
50-80
menyatakan
Tabel 4.6
indikator EF dan bobot 4 untuk indikator
Kategori Penilaian Beban Kerja
FR. Operator 3 memberikan bobot 3 untuk
Responden
Nilai WWL
Kategori
Operator 1 Operator 2 Operator 3 Operator 4 Operator 5
62,67 64,33 62,00 69,00 62,00
Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang
indikator MD, bobot 3 untuk indikator PD, bobot 2 untuk indikator TD, bobot 3 untuk indikator OP, bobot 2 untuk indikator EF dan bobot 2 untuk indikator FR. Operator 4
Setelah diperoleh nilai WWL dan kategori
memberikan bobot 2 untuk indikator MD,
beban
bobot 3 untuk indikator PD, bobot 3 untuk
kerja
masing-masing
operator
dilakukan analisa.
indikator TD, bobot 3 untuk indikator OP,
Dari hasil perhitungan uji kecukupan data,
bobot 2 untuk indikator EF dan bobot 2
jumlah data yang diambil sudah mencukupi
untuk indikator FR. Operator 5 memberikan
dalam
bisa
bobot 2 untuk indikator MD, bobot 3 untuk
perhitungan
indikator PD, bobot 2 untuk indikator TD,
penelitian
dilanjutkan
pada
ini
sehingga
tahapan
berikutnya.
bobot 4 untuk indikator OP, bobot 2 untuk
Analisa Pembobotan Hasil Kuesioner 71
JT-IBSI,Volume 01, Nomor 01, Oktober 2016
indikator EF dan bobot 2 untuk indikator
untuk
FR.
indikator EF dan bobot 50 untuk indikator
Analisa Rating
FR.
Responden memberikan bobot rating untuk
Analisa Beban Kerja Operator
masing-masing
Beban kerja untuk masing-masing operator
indikator.
Nilai
rating
indikator
OP,
bobot
70
untuk
berkisar dari nilai 0 – 100. Masing-masing
diperoleh
responden memberikan nilai yang berbeda-
Workload). Beban kerja berdasarkan nilai
beda.
WWL dikategorikan dalam tiga kategori
Operator 1 memberikan bobot 45 untuk
ringan, sedang dan berat. Berikut ini akan
indikator MD, bobot 70 untuk indikator PD,
disampaikan analisa untuk masing-masing
bobot 50 untuk indikator TD, bobot 60
operator packing PT. Gembira.
untuk
A. Beban Kerja Operator 1, berdasarkan
indikator
OP,
bobot
60
untuk
dari
nilai
perhitungan
FR. Operator 2 memberikan bobot 50 untuk
dilakukan, beban kerja mental pada operator
indikator MD, bobot 80 untuk indikator PD,
1 sebesar 62,67. Maka berdasarkan nilai
bobot 60 untuk indikator TD, bobot 50
tersebut, beban kerja mental yang dialami
untuk
untuk
oleh operator 1 termasuk dalam beban kerja
indikator EF dan bobot 70 untuk indikator
sedang. Frustation (FR) yang menjadi faktor
FR. Operator 3 memberikan bobot 40 untuk
dominan dalam penentuan beban kerja
indikator MD, bobot 55 untuk indikator PD,
operator 1. Dari hasil pengamatan, dapat
bobot 50 untuk indikator TD, bobot 75
dilihat salah satu aktivitas yang membuat
untuk
untuk
operator 1 terbebani dalam hal frustasi (FR)
indikator EF dan bobot 80 untuk indikator
yaitu operator 1 bertanggung jawab untuk
FR. Operator 4 memberikan bobot 50 untuk
menghasilkan barang yang dikemas dalam
indikator MD, bobot 70 untuk indikator PD,
keadaan baik dan rapi dalam jumlah dan
bobot 65 untuk indikator TD, bobot 80
waktu yang sudah ditentukan, sehingga
untuk
operator 1 dituntut untuk bekerja secara
indikator
indikator
OP,
OP,
OP,
bobot
bobot
bobot
65
80
60
untuk
kerja
(Weighted
indikator EF dan bobot 60 untuk indikator
indikator
beban
WWL
yang
telah
indikator EF dan bobot 85 untuk indikator
cepat dan tepat.
FR. Operator 5 memberikan bobot 35 untuk
B. Beban Kerja Operator 2, berdasarkan
indikator MD, bobot 80 untuk indikator PD,
perhitungan
bobot 70 untuk indikator TD, bobot 60
dilakukan, beban kerja mental pada operator 72
beban
kerja
yang
telah
JT-IBSI,Volume 01, Nomor 01, Oktober 2016
2 sebesar 64,33. Maka berdasarkan nilai
D. Beban Kerja Operator 4, berdasarkan
tersebut, beban kerja mental yang dialami
perhitungan
oleh operator 2 termasuk dalam beban kerja
dilakukan, beban kerja mental pada operator
sedang. Sama halnya dengan operator 1,
4 sebesar 69. Maka berdasarkan nilai
Frustation
faktor
tersebut, beban kerja mental yang dialami
dominan dalam penentuan beban kerja
oleh operator 4 termasuk dalam beban kerja
operator 2. Dari hasil pengamatan, dapat
sedang. Own Performance (OP)
dilihat salah satu aktivitas yang membuat
menjadi faktor dominan dalam penentuan
operator 2 terbebani dalam hal frustasi (FR)
beban kerja operator 4. Untuk pekerjaan
yaitu operator 2 bertanggung jawab untuk
packing,
menghasilkan barang yang dikemas dalam
menghasilkan output sesuai dengan target
keadaan baik dan rapi dalam jumlah dan
dalam waktu yang sudah ditetapkan.
waktu yang sudah ditentukan, sehingga
E. Beban Kerja Operator 5, berdasarkan
operator 2 dituntut untuk bekerja secara
perhitungan
cepat dan tepat.
dilakukan, beban kerja mental pada operator
C. Beban Kerja Operator 3, berdasarkan
5 sebesar 62. Maka berdasarkan nilai
perhitungan
telah
tersebut, beban kerja mental yang dialami
dilakukan, beban kerja mental pada operator
oleh operator 5 termasuk dalam beban kerja
3 sebesar 62. Maka berdasarkan nilai
sedang. Physical Demand (PD) dan Own
tersebut, beban kerja mental yang dialami
Performance (OP) yang menjadi faktor
oleh operator 3 termasuk dalam beban kerja
dominan dalam penentuan beban kerja
sedang. Own Performance (OP)
yang
operator 5. Dari hasil pengamatan, dapat
menjadi faktor dominan dalam penentuan
dilihat salah satu aktivitas yang membuat
beban
(FR)
kerja
yang
beban
menjadi
kerja
operator
merasa
dituntut
kerja
telah
yang
untuk
yang
terbebani
telah
operator
salah
satu
kebutuhan fisik yang memang dibutuhkan
aktivitas yang membuat operator 3 terbebani
dalam kegiatan packing serta operator 5
dalam hal performansi (OP) yaitu operator 3
dituntut untuk memberikan performansi
dituntut untuk menghasilkan sesuai dengan
yang baik dalam kegiatan packing dimana
target yang sudah ditetapkan dalam waktu
operator 5 harus menghasilkan barang sesuai
tertentu.
target perusahaan dalam waktu tertentu.
dilihat
5
beban
yang
hasil
dapat
3.
kerja
Dari
pengamatan,
operator
yang
beban
Beban Kerja Keseluruhan 73
dengan
JT-IBSI,Volume 01, Nomor 01, Oktober 2016
Secara keseluruhan, beban kerja yang
NASA-TLX adalah nilai WWL operator 1
dirasakan oleh kelima operator packing di
sebesar 62,67, operator 2 sebesar 64,33,
PT. Gembira adalah sama, masing-masing
operator 3 sebesar 62, operator 4 sebesar 69
operator berada dalam kategori beban kerja
dan operator 5 sebesar 66,67 dan kelima
yang sedang, artinya operator tidak terlalu
operator berada dalam kategori beban kerja
terbebani dengan pekerjaan yang mereka
sedang.
lakukan. Salah satu penyebabnya adalah
Saran yang dapat diberikan dalam penelitian
kelima operator sudah terbiasa dan terlatih
ini adalah :
mengerjakan pekerjaan mereka.
1.
Beban
kerja
terendah
dirasakan
oleh
Walaupun saat ini beban kerja operator masih berada dalam kategori sedang,
operator 3 dan operator 5 yaitu sebesar 62,
perusahaan
sedangkan beban kerja terberat dirasakan
mempertimbangkan untuk melakukan
oleh operator 4 yaitu sebesar 69. Sedangkan
rotasi terhadap operator packing karena
untuk ketiga operator lainnya operator 1
ditakutkan
sebesar 62,67 dan operator 2 sebesar 64,33.
kebosanan
Namun, nilai WWL yang dirasakan kelima operator packing
masih
berada
2.
Penelitian
hendaknya
dapat
bisa
menimbulkan
selanjutnya
untuk
dalam
perhitungan beban kerja operator dapat
kategori sedang. Untuk lebih jelasnya nilai
dihitung dengan metode lain sehingga
WWL masing-masing operator dapat dilihat
dapat memperkuat hasil penelitian ini.
dari Gambar 4.1.
DAFTAR PUSTAKA Astuty, dkk. (Juni 2013). Tingkat Beban Kerja Masinis Berdasarkan NASATLX (Task Load Index) di PT. KAI Daop. II Bandung. Jurnal Reka Integra –ISSN : 2338-5081
Gambar 4.1 Nilai WWL Operator Packing
Hidayat, dkk. (Mei 2013). Pengukuran Beban Kerja Perawat Menggunakan Metode NASA-TLX di Rumah Sakit XYZ. E-Jurnal Teknik Industri FT. USU Vol 2. No. 1 pp 42-47
4. KESIMPULAN Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan
Hestya, dkk. (2012). Hubungan Kerja Shift Terhadap Kelelahan Perawat Di Instalasi Rawat Inap Rsud Dr.
beban kerja masing-masing operator packing di PT. Gembira menggunakan metode 74
JT-IBSI,Volume 01, Nomor 01, Oktober 2016
Sayidiman Magetan Tahun 2012. Kesehatan Lingkungan Kampus Magetan Nurmianto, E. 1(996). Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Surabaya : ITS Ramadhan, dkk. (TT). Analisa Beban Kerja dengan Menggunakan Work Sampling dan NASA-TLX untuk Menentukan Jumlah Operator (Studi Kasus : PT. XYZ). Jurnal Teknik Industri, Universitas Brawijaya Riduwan. (2004). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung : Alfabeta Sanjaya (2013). Kelelahan Kerja. E-book. Sutalaksana, dkk. (1979). Teknik Tata Cara Kerja. Bandung : ITB
75