ANALISIS TINDAK TUTUR PERFORMATIF DALAM WACANA NARATIF BAHASA INGGGRIS (Studi pada Novel The Beautiful and the Damned oleh F.S. Fitzgerald)
OLEH: MOHAMMAD MUHASSIN
ABSTRAK
Berdasarkan pengalaman peneliti dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, pemahaman wacana bahasa Inggris mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris IAIN Raden Intan Lampung masih kurang. Hal ini terlihat banyak mahasiswa yang masih mengalami kesulitan dalam menganalisis sebuah wacana bahasa Inggris terutama dalam kajian tindak tutur. Sebagai respon dari kekurangan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui dan mendeskripsikan jenis ujaran dan situasinya dalam novel The Beautiful and the Damned karya F.S. Fitzgerald, 2) mengetahui dan mendeskripsikan jenis tindak tutur dan situasinya dalam novel tersebut.
Jenis penelitian ini deskriptif kualiatif. Penelitian berusaha mendeskripsikan fenomena kebahasaan tindak tutur performatif dari data alami yang diambil dari novel bahasa Inggris. Analisis dilakukan dengan memberikan interpretasi secara verbal tentang fenomena tersebut. Data penelitian berupa 391 ujaran performatif yang ditemukan dalam dialog-dialog dalam novel tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 4 jenis ujaran yang ditemukan dalam novel tersebut yaitu: deklaratif, interogatif, imperatif, dan eksklamatif. Ujaran deklaratif dinyatakan dalam 17 situasi: 1) pleasure, 2) assert, 3) inform, 4) confirm, 5) promise, 6) predict, 7) describe, 8) accept, 9) refuse, 10) like, 11) dislike, 12) hope, 13) part, 14) greet, 15) apologize, 16) threaten, 17) thank, sedangkan untuk ujaran interogatif, terdapat 7 situasi: 1) question, 2) suggest, 3) request, 4) like, 5) confirm, 6) permissive, 7) dislike. Selanjutnya ujaran imperatif mempunyai 5 situasi: 1) command, 2) prohibit, 3) request, 4) permissive, 5) invite, sementara itu ujaran eksklamatif mempunyai 4 situasi: 1) refuse, 2) pleasure, 3) dislike, 4) sorrow. Terdapat 4
macam tindak tutur performatif yaitu representative, ekspresif, direktif, dan komisif. Tindak tutur representatif mempunyai 13 situasi: 1) assert, 2) inform, 3) confirm, 4) assent, 5) predict, 6) conclude, 7) suppose, 8) hope, 9) describe, 10) dissent, 11) remind, 12) exclaim, dan 13) offer. Tindak tutur ekspresif dinyatakan dalam 11 situasi: 1) pleasure, 2) greet 3) accept, 4) praise, 5) like, 6) dislike, 7) apologize, 8) part, 9) thank, 10) sorrow, dan 11) refuse. Selanjutnya, tindak tutur direktif mengandung 7 situasi: 1) question, 2) command, 3) suggest, 4) prohibit, 5) request, 6) permissive, 7) invite, sedangkan tindak tutur komisif mempunyai 2 situasi: 1) promise, dan 2) threaten.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Di masa lalu, sastra lisan digunakan untuk mengungkapkan isi karya seni dengan cara mendramatisir keadaan semenarik mungkin dalam sebuah pertunjukan. Namun, saat ini banyak orang tidak suka dengan metode lama dalam menikmati sastra. Mereka tidak bisa menghabiskan banyak waktu menonton pertunjukan. Sekarang orang lebih suka menikmati sastra dalam bentuk tulisan karena mereka dapat membacanya kapanpun dan dimanapun mereka inginkan. Karya tulis dapat berupa prosa, novel, cerpen, dan komik yang biasanya terdiri dari karakter, kejadian, dialog, episode, dan setting yang harus dipahami oleh pembaca. Dialog tertulis atau ujaran-ujaran dalam sebuah cerita agak sulit dimengerti. Dengan kata lain, perlu keterampilan untuk memahaminya. Dalam hal ini, pemahaman tentang teori tindak tutur (speech act theory) ini sangat penting karena teori ini menyangkut bagaimana cara mengetahui arti bahasa, peran konteks yang yang berkaitan erat dengan
maksud
pembicara, dan fungsi ujaran. Sebenarnya, banyak siswa yang suka membaca novel yang ditulis dalam bahasa Inggris, tetapi terkadang mereka kurang memahami dengan baik pesan di balik cerita tersebut. Hal ini disebabkan oleh pengetahuan bahasa para pembaca yang masih minim, terutama dari sudut pandang pragmatis. Yule (1996: 47) menyatakan bahwa orang tidak hanya menghasilkan ujaran-ujaran yang mengandung struktur tata bahasa dan kata-kata, tetapi juga melakukan tindakan melalui ujaran- ujaran. Jadi jelaslah bahwa dalam pemahaman bahasa, yang diperlukan tidak hanya untuk memahami tata bahasa, tetapi juga memahami tindakan yang dilakukan oleh pembicara dengan berbicara tersebut. Setelah melakukan observasi pada proses perkuliahan mata kuliah Introduction to Lingusitics di Prodi Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Intan Lampung, peneliti mendapat beberapa informasi penting. Pertama, banyak mahasiswa yang menyatakan bahwa kajian linguistik seperti semantik, pragmatik, dan analisis wacana terutama yang menyangkut konsep tindak tutur sulit untuk dipahami. Kedua, buku teks
referensi yang digunakan sebagai acuan utama masih terbatas jumlahnya dan juga sulit untuk dipahami. Dari penjelasan di atas, jelaslah bahwa pemahaman terhadap ujaran-ujaran dan tindak tutur dalam wacana naratif bahasa Inggris sangat penting karena akan membantu pembaca yang membaca materi teks/wacana bahasa Inggris. Oleh karena itu peneliti sangat tertarik untuk melakukan penelitian tentang fenomena kebahasaan tersebut dengan judul "Analisis Tindak Tutur Performatif dalam Wacana Naratif Bahasa Inggris” (Studi pada Novel The Beautiful and the Damned karya F.S. Fitzgerald)
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apa jenis ujaran dan situasinya yang digunakan dalam novel The Beautiful and Damned oleh F. Scott Fitzgerald"? 2. Apa jenis tindak tutur performatif dan situasinya yang digunakan dalam novel tersebut? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan jenis ujaran dan situasinya yang digunakan dalam novel, The Beautiful and Damned oleh F. Scott Fitzgerald. 2. Untuk mendeskripsikan jenis tindak tutur performatif dan situasinya yang digunakan dalam novel tersebut.
D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi sebagai berikut: 1. Untuk membantu siswa dalam memahami ujaran-ujaran dan tindak tutur dengan lebih mudah. 2. Untuk memberikan kontribusi bagi para siswa untuk belajar dan mengeksplorasi ujaranujaran dan tindak tutur.
3. Sebagai masukan bagi mahasiswa program Pendidikan Bahasa Inggris yang mengambil Mata Kuliah Semantik, Pragmatik, dan Analisis Wacana sebagai salah satu sumber informasi. 4. Untuk memberikan pemahaman bagi siswa bahasa Inggris bahwa Semantik dan Pragmatik adalah materi yang menarik untuk dipelajari, tidak serumit yang mereka pikir.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Dalam proses komunikasi, sangatlah penting untuk mencoba membuat orang lain mengerti tentang ujaran-ujaran yang mengekspresikan maksus pembicara, dan begitu juga dengan tindakan pembicara dalam memproduksi suatu ujaran. Dua hal di atas adalah aspek yang sangat penting untuk meningkatkan pemahaman khususnya ujaran-ujaran dalam bentuk teks. Dalam bab ini, dijelaskan beberapa poin yang berhubungan dengan topik penelitian meliputi ujaran, tindak tutur, dan novel. Poin-poin tersebut akan dibahas di bawah ini: A. Ujaran Ketika kalimat diucapkan dalam konteks tertentu oleh seorang pembicara dan diarahkan untuk pendengar, maka kalimat disebut ujaran-ujaran (Adisutrisno, 2008: 63). Makna ujaran-ujaran juga disebut makna pragmatik yang berarti makna kalimat bila digunakan dalam komunikasi oleh pembicara dan pendengar. Menurut Hornby (1995: 476), ujaran- ujaran adalah kata-kata yang diucapkan. Ini berarti bahwa semua kata yang diucapkan oleh seseorang dimasukkan ke dalam ujaranujaran. Sebuah ujaran digunakan oleh pembicara pada kesempatan tertentu seperti urutan kalimat, atau frase tunggal, atau bahkan satu kata. Adisutrisno (2008: 67) menyatakan bahwa ada beberapa macam ujaran, antara lain: a. Ujaran Deklaratif Ujaran deklaratif adalah ujaran-ujaran yang berfungsi untuk membuat pernyataan untuk memberikan informasi. Lihat contoh di bawah ini: Gerry : “On Monday next week I will fly to Honolulu.” Alice : “That is a good news. ”
b. Ujaran Interogatif Ujaran interogatif adalah ujaran- ujaran untuk membuat pertanyaan. Untuk pemahaman lebih lanjut, lihat contoh di bawah ini: Lewis : “Did your brother pass his examination?”
Astrid : “Yes, he did. He pass with a scoring grade” c. Ujaran Imperatif Ujaran imperatif adalah ujaran- ujaran untuk membuat perintah atau permintaan. Lihat contoh berikut ini: Gerry : “Would you be so kind as to help me? I am carrying a heavy box.” Methew : “ It is may pleasure” d. Ujaran Eksklamatif Ujaran ekslamatif adalah ujaran-ujaran untuk berseru,
membuat kejutan atau
menyenangkan. Sebagai contoh: Pamela : “What a brilliant idea you have!” Nancy : “Thank you.” Selain itu, Adisutrisno (2008: 68) menyatakan bahwa di samping empat jenis ujaran-ujaran di atas, ada juga ujaran-ujaran yang mewakili tindak tutur. Lihat contoh di bawah ini: a. Ujaran yang menyatakan tindak perintah Sebagai contoh: Seorang guru kepada murid- muridnya: : “On Monday next week I will give you a structure test.” b. Ujaran yang menyatakan tindak mengingatkan Sebagai contoh: Seorang teman mengatakan: “Tomorrow is March 31st.” Dengan mengacu pada topik perpajakan, ujaran di atas merupakan suatu tindakan mengingatkan untuk menyerahkan laporan pajak paling lambat besok di kantor pajak. c. Ujaran yang menyatakan tindak meminta Sebagai contoh: Seorang mahasiswa mengatakan kepada temannya di kelas: “The teacher is angry.”
Ujaran di atas merupakan suatu tindakan meminta teman-temannya untuk berhenti berbicara. d. Ujaran yang menyatakan tindak memesan Sebagai contoh: Seorang majikan berkata kepada pembantunya: “We run out of sugar.” Ujaran di atas merupakan suatu tindakan memerintahkan pembantu untuk membeli gula. Berdasarkan penjelasan di atas, ada empat jenis ujaran, yaitu deklaratif, interogatif, imperatif, dan exclamatif. Kemudian, ada juga beberapa jenis ujaran yang menyatakan tindak tutur. Semua teori di atas akan digunakan sebagai teori dasar dalam penelitian ini untuk menganalisis data.
B. Tindak Tutur Dalam usaha untuk mengekspresikan diri sendiri, orang tidak hanya menghasilkan ujaran-ujaran yang mengandung struktur tata bahasa dan kata-kata, tetapi mereka juga melakukan tindakan melalui ujaran-ujaran yang mereka ucapkan. Dalam hal ini, Yule (1996: 47) menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan yang dilakukan oleh pembicara melalui ujaran, dan dalam bahasa Inggris tindak ujar diberikan label yang lebih spesifik seperti: permintaan maaf, keluhan, undangan, janji, atau permintaan. Hal ini berarti bahwa pembicara selalu berusaha untuk memberikan informasi melalui
komunikatif intensif dalam
memproduksi suatu ujaran. Pengetahuan tentang teori tindak tutur berfokus pada penemuan makna bahasa. Dalam sistem tindak tutur, ujaran dianalisis pada bagian arti proporsional dan tujuan dalam peristiwa tutur. Di dalam bukunya How to Do Things with Words, Austin (1962:1-11) membedakan tuturan yang kalimatnya bermodus deklaratif menjadi dua yaitu konstatif dan performatif. Tindak tutur konstatif adalah tindak tutur yang menyatakan sesuatu yang kebenarannya dapat diuji –benar atau salah—dengan menggunakan pengetahuan tentang dunia. Sedangkan tindak tutur performatif adalah tindak tutur yang pengutaraannya digunakan untuk melakukan sesuatu, pemakai bahasa tidak dapat mengatakan bahwa tuturan itu salah atau benar, tetapi sahih atau tidak. Selanjutnya menurut Austin semua tuturan adalah performatif dalam arti bahwa semua tuturan merupakan sebuah bentuk tindakan dan tidak sekadar mengatakan sesuatu.
Dengan demikian jelaslah bahwa performatif sangat banyak jumlahnya dalam bahasa. Namun, salah satu dari tiga dimensi, yang paling dibahas adalah kekuatan ilokusi/daya pengaruh ujaran tersebut. Menurut Yule (1996: 53) ada lima fungsi umum yang dilakukan oleh tindak tutur, yaiu: deklaratif, representatif, ekspresif, direktif, dan komisif. 1.
Deklaratif Deklaratif adalah tindak tutur yang mempunyai kekuatan pengaruh dan
membawa dampak perubahan segera bagi pendengar (atau membawa perubahan atau negara baru menjadi). Lihat contoh di bawah ini: a. Referee
: You’re out!
b. Priest
: I now pronounce you husband and wife.
c. Jury Foreman
: We find the defendant guilty.
Contoh di atas mengilustrasikan bahwa pembicara harus memiliki peran intuitif khusus, dalam konteks tertentu, untuk melakukan deklarasi tepat. Dalam menggunakan deklarasi, pembicara mengubah dunia melalui kata-kata. Kemudian, tindak tutur deklaratif dapat berupa memberhentikan, menyatakan perang, pembaptisan, memecat seseorang dari pekerjaan. Contoh ujaran deklaratif seperti berikut: "I fired you" Ujaran "I fired you" adalah pernyataan yang memiliki dampak perubahan. Jelas bahwa, kalimat ini diucapkan dengan jelas dan singkat dan membuat perubahan bagi penerima dalam status sosial.
2.
Representatif Representatif adalah tindak tutur yang kondisi yang sebenarnya. Representatif
dapat berupa pernyataan tentang fakta, kesimpulan, prediksi, penegasan, anggapan, dan informasi. Untuk lebih jelasnya, lihat contoh di bawah ini: a. The earth is flat. (Statement of fact) b. The sky is blue. (Statement of fact) c. Chomsky didn’t write about peanuts. (Assertion) d. It was a warm sunny day. (Description)
Ilustrasi di atas adalah contoh pembicara yang merepresentaikan dunia karena pembicara percaya akan hal itu. 3.
Ekspresif Ekspresif adalah tindak tutur yang menyatakan apa yang pembicara
rasakan. Tindak tutur ini mengekspresikan keadaan psikologis yang dapat berupa kesenangan, suka, tidak suka, berterima kasih, meminta maaf, bela sungkawa, selamat, ujaran, tawaran, menerima, rasa sakit dan atau penderitaan. Untuk ilustrasi yang lebih jelas, lihat contoh di bawah ini: a. I’m really sorry! b. Sure! c. Oh, yes, great, mmmm, sshahh!
Dari contoh di atas, jelas bahwa ujaran tersebut dapat disebabkan oleh sesuatu yang dilakukan oleh pembicara atau pendengar. Dalam menggunakan ekspresif, ipembicara menyatakan ujaran yang sesuai dengan perasaan. 4.
Direktif Direktif adalah jenis tindak tutur yang menggunakan pembicara untuk
menyuruh orang lain untuk melakukan sesuatu. Direktif mengungkapkan apa yang pembicara inginkan berupa perintah, permintaan, pertanyaan, persyaratan, larangan, permisif, dan saran Dalam hal ini, dapat membuat seseorang akan melakukan atau berhenti melakukan sesuatu. Sebagai contoh: a. Give me a cup of coffee. Make it black. b. Could you lend me a pen, please? c. Don’t touch them. Dalam menggunakan direktif, pembicara mencoba untuk membuat dunia sesuai dengan kata-kata (melalui si pendengar). Dalam contoh di atas, pembicara permintaan penerima untuk melakukan perintah sebagai instruksi pembicara meskipun pendengar mengikuti dan melakukan instruksi atau tidak.
5.
Komisif
Tindak tutur komisif adalah tindak tutur yang mengikat penuturnya untuk melaksanakan segala hal yang disebutkan dalam ujarannya, misalnya bersumpah, berjanji, mengancam, menyatakan kesanggupan, berkaul. Contoh tindak tutur komisif kesanggupan adalah “Saya sanggup melaksanakan amanah ini dengan baik”. Tuturan itu mengikat penuturnya
untuk melaksanakan amanah dengan sebaik-baiknya. Hal ini membawa
konsekuensi bagi dirinya untuk memenuhi apa yang telah dituturkannya. Contoh tuturan yang lain adalah “Besok saya akan datang ke pameran lukisan Anda”, “Jika sore nanti hujan, aku tidak jadi berangkat ke Solo”. Berdasarkan penjelasan di atas, jelaslah bahwa tindak tutur memiliki lima fungsi umum, yaitu deklaratif, representatif, ekspresif, direktif, dan komisif. Selanjutnya, teori-teori tersebut akan dijadikan sebagai acuan utama dalam menganalisis ujaran- ujaran yang terdapat dalam novel The Beautiful and the Damned dalam penelitian ini.
C. Novel Novel mungkin merupakan bentuk sastra yang paling populer di masa kini karena jenis prosa ini banyak digemai oleh para pembaca. Novelis biasanya menceritakan peristiwa yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Menurut Putra dan Hardiwidjaja (2007: 21) Novel adalah prosa panjang yang berisi serangkaian cerita tentang hidup seseorang dengan masyarakat sekitarnya dengan menunjukkan karakter tertentu dari aktor. Menurut Jassin dalam Ningsih (2004: 6) Novel bercerita tentang sebuah peristiwa yang menakjubkan dari kehidupan masyarakat. Hal ini disebut luar biasa karena peristiwa diproduksi oleh konflik yang terjadi di antara tokoh dalam alur ceritanya. Dalam sebuah novel, pembaca dapat menemukan sesuatu dengan bebas, memberikan sesuatu
yang lebih detail, dan
melibatkan berbagai masalah yang
rumit. Dikatakan juga bahwa novel adalah suatu totalitas artistic yang emiliki elemen yang berhubungan satu sama lain. Unsur yang paling penting adalah bahasa yang membangun plot. Berdasarkan pendapat Dunamel dan Hudges (1965: 449) novel terbentuk karena setiap penulis memiliki wawasan invidual tersendiri. Penulis novel harus mengembangkan teknik individu untuk mewujudkan wawasan tersebut. Dengan kata lain, apa yang cocok untuk seorang penulis tidak cocok untuk penulis lain.
D. Penelitian Sebelumnya Ada sejumlah penelitian yang mencoba menganalisis ujaran-ujaran dan tindak tutur yang digunakan sebagai media aplikasinya. Salah satunya adalah Kusmawardani (2003). Dia melakukan penelitian yang berjudul, "Analisis Performatif dari ujaran-ujaran dari Cerita Pendek Meet Me di Istanbul oleh Richard Chilsholm". Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk constantive dalam analisis performatif digolongkan oleh tindakan ilokusi representatif. Sebaliknya, bentuk performatif sangat jarang digunakan dalam cerita pendek. Ilokusi- ilokusi tindakan dalam performatif dapat dikategorikan dalam direktif, ekspresif, comissive, dan deklaratif, sedangkan direktif diklasifikasikan sebagai tindakan paling memiliki daya ilokusi dalam performatif. Selanjutnya penggunaan bentuk performatif dalam tindak tutur ditentukan oleh konteks situasi ujaran apakah ujaran tersebut diucapkan sebagai deskripsi tindakan secara bersamaan dengan ekspresi. Kondisi performatif yang digunakan dalam cerita tersebut hadir dengan subjek orang pertama tunggal, jamak atau subjek kedua dan ketiga. Peneliti lain adalah Latifah (2003). Dia melakukan penelitiannya berjudul"Studi Tindak Tutur yang Digunakan Surat Pembaca
majalah 'C n S'." Hasil penelitian
menunjukkan bahwa direktif adalah tindakan yang paling sering digunakan dalam suratsurat. Tindak tutur di kategori terdiri dari menyarankan yang terjadi 11 kali (26,19%) dan meminta 7 kali (16,67%). Direktif berikut adalah tindakan tegas, yang terdiri dari menyatakan, yang terjadi 8 kali (19,06%), dan mengeluh 6 kali (14,28%). Tindakan peringkat ketiga sering harganya mahal terdiri dari berkat yang terjadi 5 kali (11, 90%), ujaran selamat sekali (2,38%), silahkan sekali (2,38%). Berikutnya adalah tindakan deklaratif yang terjadi 3 kali (7, 14%). Kategori tindakan komisif tidak terjadi dalam data. Dari penelitian sebelumnya di atas, penelitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian di atas karena mereka berbicara tentang tindak tutur, tetapi teori tutur tindakan yang digunakan sedikit berbeda. Kusmawardani (2003)
mengklasifikasikan
fungsi
performatif dalam empat kategori (arahan, ekspresif, comissive, dan deklaratif). Teori ini diusulkan oleh Austin (1962). Di sisi lain, dalam penelitian ini mengadopsi teori diusulkan oleh Yule (1996) bahwa fungsi performatif diklasifikasikan menjadi lima kategori (pernyataan, perwakilan, ekspresif, direktif, dan comissive). Kemudian, penelitian ini tidak
hanya mengklasifikasikan tindak tutur tetapi juga mengklasifikasikan jenis-jenis ujaran dalam novel tersebut.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian Analisis jenis ujaran- ujaran dan tindak tutur performatif yang digunakan dalam novel The Beautiful and the Damned oleh F. Scott Fitzgerald menggunakan metode deskriptif kualitatif. Metode deskriptif adalah penelitian yang menggambarkan fenomena untuk menjawab pertanyaan tentang status subjek atau topik penelitian (Gay, 2000: 11). Peneliti menggunakan metode ini untuk menggambarkan jenis-jenis ujaran-ujaran dan tindak tutur yang digunakan dalam novel tersebut. B. Data Penelitian Data peneltian berupa semua dialog (ujaran) yang termasuk dalam novel The Beautiful and the Damned oleh F. Scott Fitzgerald berjumlah 391 ujaran. Pemilihan data berdasarkan teori Austin (1962), yang menyatakan bahwa semua ujaran adalah termasuk tindak tutur performatif. Dari dasar inilah peneliti mengambil semua ujaran untuk dijadikan sebagai data penelitian.
C. Analisis Data Dalam penelitian ini, ada beberapa prosedur dalam menganalisis data yaitu: a. Peneliti membaca novel ini secara rinci untuk memahami ujaran- ujaran berdasarkan petunjuk leksikal dan gramatikal ujaran sebagai data utama dalam analisis ini. b. Menulis sinopsis c. Identifikasi ujaran-ujaran d. Mengidentifikasi tindak tutur e. Mengklasifikasikan ujaran- ujaran ke dalam jenis mereka f. Mengklasifikasikan tindak tutur dalam jenisnya g. Menganalisis situasi jenis ujaran yang digunakan h. Menganalisis situasi jenis tindak tutur yang digunakan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil 1. Jenis Ujaran dalam Novel The Beautiful and Damned Berdasarkan data yang terkumpul dari novel yaitu 391 dialog percakapan, terdapat 258 ujaran deklaratif (66%), 78 ujaran interogatif (20%), 47 ujaran imperatif (12%), dan 8 ujaran eksklamatif (2%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada empat jenis ujaran yang digunakan dalam novel The Beautiful dan Damned oleh Fitzgerald yaitu ujaran deklaratif, interogatif, imperatif, dan eksklamatif. 2. Situasi Ujaran Berdasarkan analisis data, terdapat beberapa verba yang digunakan untuk menggambarkan situasi yang melatarbelakangi produksi ujaran. Untuk lebih rinci, lihat tabel di bawah ini:
Tabel 1 Situasi Ujaran
No Jenis Ujaran
Situasi Ujaran
1.
Deklaratif
1) pleasure, 2) assert, 3) inform, 4) confirm, 5) promise, 6) predict, 7) describe, 8) accept, 9) refuse, 10) like, 11) dislike, 12) hope, 13) part, 14) greet, 15) apologize, 16) threaten, 17) thank
2.
Interogatif
3.
Imperatif
1) question, 2) suggest, 3) request, 4) like, 5) confirm, 6) permissive, 7) dislike
1) command, 2) prohibit, 3) request, 4) permissive, 5) invite
1) refuse, 2) pleasure, 3) dislike, 4) sorrow.
4.
Eksklamatif
Dari table di atas, diperoleh informasi bahwa setiap jenis ujaran menggunakan beragam situasi yang dinyatakan dalam verba tertentu. Ujaran deklaratif
dinyatakan
dalam 17 situasi: 1) pleasure, 2) assert, 3) inform, 4) confirm, 5) promise, 6) predict, 7) describe, 8) accept, 9) refuse, 10) like, 11) dislike, 12) hope, 13) part, 14) greet, 15) apologize, 16) threaten, 17) thank, sedangkan untuk ujaran interogatif, terdapat 7 situasi: 1) question, 2) suggest, 3) request, 4) like, 5) confirm, 6) permissive, 7) dislike. Selanjutnya ujaran imperatif mempunyai 5 situasi: 1) command, 2) prohibit, 3) request, 4) permissive, 5) invite, sementara itu ujaran eksklamatif mempunyai 4 situasi: 1) refuse, 2) pleasure, 3) dislike, 4) sorrow
3. Jenis Tindak Tutur dalam The Beautiful and Damned Dengan memperhatikan teori dari Austin (1962: 1-11) bahwa setiap ujaran bersifat performatif, maka dapat disimpulkan bahwa 391 ujaran yang digunakan sebagai data dalam riset ini dapat diklasifikasikan sebagai tindak tutur performatif. Dengan kata lain, 100% dari ujaran tersebut berupa tindak tutur performatif. Dari 391 ujaran performatif tersebut, terdapat 203 tindak tutur representatif (52%), 47 tindak tutur ekspresif (12%), 125 tindak tutur direktif (32%), dan 16 tindak tutur komisif (4%). Ini berarti bahwa ada empat jenis tindak tutur yang digunakan dalam novel The Beautiful dan Damned oleh Fitzgerald yaitu representatif, ekspresif, direktif, dan komisif . 4. Situasi dalam Tindak Tutur Ujaran-ujaran performatif yang digunakan oleh karakter dalam novel The Beautiful dan Damned oleh Fitzgerald dapat dieksplorasi dalam beberapa jenis situasi seperti terlihat dalam tabel berikut.
Tabel 2 Situasi dalam Tindak Tutur No Jenis Tindak Tutur
Situasi Tindak Tutur
1.
1) assert, 2) inform, 3) confirm, 4) assent, 5) predict, 6) conclude, 7) suppose, 8) hope, 9) describe, 10) dissent, 11) remind, 12) exclaim, 13) offer
2.
Representatif
Ekspresif
1) pleasure, 2) greet 3) accept, 4) praise, 5) like, 6) dislike, 7) apologize, 8) part, 9) thank, 10) sorrow, 11) refuse
1) question, 2) command, 3) suggest, 4) prohibit, 5) request, 6) permissive, 7) invite 3.
Direktif
4.
Komisif
1) promise, 2) threaten
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa keempat jenis tindak tutur tersebut dinyatakan dalam beragam situasi oleh verba-veba seperti tertera dalam tabel. Tindak tutur representatif mempunyai 13 situasi: 1) assert, 2) inform, 3) confirm, 4) assent, 5) predict, 6) conclude, 7) suppose, 8) hope, 9) describe, 10) dissent, 11) remind, 12) exclaim, dan 13) offer. Tindak tutur ekspresif dinyatakan dalam 11 situasi:
1)
pleasure, 2) greet 3) accept, 4) praise, 5) like, 6) dislike, 7) apologize, 8) part,
9)
thank, 10) sorrow, dan 11) refuse. Selanjutnya, tindak tutur direktif mengandung
7
situasi: 1) question, 2) command, 3) suggest, 4) prohibit, 5) request, 6) permissive, 7) invite, sedangkan tindak tutur komisif mempunyai 2 situasi: 1) promise, dan
2)
threaten.
B. Pembahasan 1. Jenis Ujaran dan Situasinya Ketika kalimat diucapkan dalam konteks tertentu oleh seorang pembicara secara langsung kepada pendengar, maka kalimat itu disebut sebagai ujaran (Adisutrisno, 2008: 50). Makna ujaran juga disebut sebagai makna pragmatis yaitu makna kalimat ketika digunakan dalam komunikasi oleh pembicara dan pendengar. Dalam novel The Beautiful dan Damned oleh Fitzgerald, berbagai jenis ujaran dalam beragam situasi dapat membuat cerita lebih berwarna dan menarik. Semuanya menggambarkan peristiwa yang terjadi di antara para tokoh dalam cerita tersebut sehingga membuat pembaca seolah-olah melihat, mendengarkan dan merasakan apa yang ditulis oleh pengarang. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, dapat ditemukan menggunakan empat jenis ujaran, yaitu:
bahwa novel ini
deklaratif, interogatif, imperatif, dan
eksklamatif. Berikut penjelasan tentang keempat ujaran tersebut.
a. Ujaran Deklaratif Ujaran deklaratif adalah ujaran yang berfungsi untuk membuat pernyataan dan memberikan informasi (Adisutrisno, 2008: 67). Dalam novel ini, ujaran deklaratif paling dominan digunakan dalam beragam situasi sebagai berikut. 1) Pleasure ‘kesenangan’ Ekspresi kesenangan dapat ditemukan beberapa kali dalam novel ini, seperti:
I’m pleased to hear you’re better, grandfather. (Fitzgerald, 2003:7)
Ujaran di atas digunakan untuk menunjukkan perasaan bahagia Anthony karena kakeknya masih dalam kondisi baik. 2) Assert ‘menegaskan’ Ungkapan ini dapat ditemukan dalam situasi di bawah ini:
I want lots and lots of men to fall in love with me. (Fitzgerald, 2003: 14) Dalam pernyataan ini, Gloria menegaskan keinginannya bahwa dia adalah gadis yang menarik sehingga banyak pria yang akan jatuh cinta padanya. 3) Inform ‘menginformasikan’ Menginformasikan dapat menjadi situasi yang dominan dalam novel ini. Sebagai contoh: She’s dancing somewhere. (Fitzgerald, 2003: 11) Dalam kalimat di atas, Gloria menginformasikan kepada Dick dan Anthony bahwa putrinya melakukan sesuatu di tempat tertentu di luar. 4) Confirm ‘konfirmasi “Yes, of course I’m interested,” Anthony said. (Fitzgerald, 2003: 46)
Ketika Anthony mengatakan, “Yes, of course I’m interested.”, itu berarti bahwa dia menegaskan kepada temannya bahwa dia akan menerima penawaran teman. 5) Promise ‘janji’ Dalam novel ini, pernyataan janji dapat ditampilkan dalam ujaran berikut.
“You are right, grandfather. I have got a lot of things to do. I’ll come back again in a few days’ time.” (Fitzgerald, 2003: 9)
Kalimat yang tercetak tebal mengungkapkan janji Anthony kepada kakeknya bahwa dia akan bertemu lagi setelah mendapatkan kesuksesan.
6) Predict ‘prediksi’ Prediksi adalah salah satu situasi yang ditemukan dalam ujaran deklaratif, yang mengungkapkan perkiraan pembicara terhadap suatu hal.
“How old are you?” Anthony asked “twenty-two.” Gloria replied. “How old did you think?” “About eighteen.’ (Fitzgerald, 2003: 13)
Ungkapan tercetak tebal digunakan dalam memprediksi situasi. Dalam kasus ini, Anthony mencoba untuk memprediksi berapa umur Gloria. 7) Describe ‘menggambarkan’ Dalam novel ini, beberapa karakter sering mencoba untuk menjelaskan suatu hal dalam situasi tertentu seperti tertera di bawah ini.
‘You look very sweet tonight. Gloria,’ he said. ‘No, not sweet. You’re beautiful.” (Fitzgerald, 2003: 15) ‘And I think you’re charming,’ Gloria answered. (Fitzgerald, 2003: 16)
Dari kutipan di atas, jelaslah bahwa Anthony memuji Gloria dengan menggambarkan penampilan wajah dan kemudian Gloria juga mencoba memuji Anthony dengan menggambarkan penampilan fisiknya. 8) Accept ‘menerima’ Menerima adalah situasi di mana seseorang menerima atau meminta pendapat orang lain. Situasi ini dapat ditemukan dalam dialog di bawah ini:
‘Where are we going? Anthony asked his friend ‘Shall we walk up to the plaza and have a drink? ‘The plaza? That’s a great idea,’ Dick answered. (Fitzgerald, 2003: 10)
Dalam situasi di atas, penerimaan terhadap sebuah tawaran dari Anthony dinyatakan oleh Dick dengan cara menyetujui pergi ke suatu tempat (plaza). 9) Refuse ‘menolak’ Penolakan adalah kebalikan dari menerima yaitu ketika seseorang menolak sesuatu yang ditawarkan kepadanya. Situasi ini dapat diamati dalam ujaran berikut.
“The theatre!” Anthony repeated “Perhaps I’ll write a play.” (Fitzgerald, 2003: 9)
Ungkapan tercetak tebal di atas mengungkapkan bahwa Anthony menolak sebuah tawaran. 10) Like ‘suka’ Situasi seperti ini juga digunakan oleh pengarang dalam dialog berikut
‘I haven’t found anything that interests me. Perhaps I’m lazy. Anthony replied with a laugh. ‘I like lazy man,’ Gloria said. I like men who are lazy and handsome. (Fitzgerald, 2003: 13) 11) Dislike ‘tidak suka’ Tidak suka adalah situasi yang menyatakan seorang tokoh dalam cerita tidak berminat terhadap sesuatu. ‘I don’t like clever people’ (Fitzgerald, 2003: 13)
Pernyataan ini menegaskan bahwa Gloria tidak menyukai orang-orang pintar. 12) Hope ’berharap’ Dalam ujaran deklaratif, juga ditemukan pernyataan yang mengungkapkan harapan. Situasi ini dapat ditemukan dalam dialog di bawah ini:
‘Why not? I’m not ashamed of anything I do. Anyway why must we talk about Bloeckman? ‘I suppose you want to talk about yourself, as usual.’ (Fitzgerald, 2003: 20)
Dalam kalimat di atas, Anthony berharap Gloria ingin memaafkan Bloeckman dan memperlakukannya sebagaimana biasanya. 13) Part ‘berpisah’ Perpisahan adalah salah satu situasi yang ditemukan dalam novel ini. Good bye, Anthony-idiot. (Fitzgerald, 2003: 21) Ujaran ini berarti bahwa Gloria ingin meninggalkan Anthony tidak hanya di dalam ruangan, tetapi juga dalam hidupnya untuk selamanya. 14) Greet ‘salam’ Ungkapan salam juga menjadi salah satu situasi yang ditemukan dalam novel ini yang termasuk ujaran-ujaran deklaratif. Ungkapan ini ditemukan beberapa kali dalam novel. Salah satunya di bawah ini.
‘Hello, Mr. Patch. Do you come here much? ‘No, not much.’ (Fitzgerald, 2003: 22)
Kata hello merupakan ekspresi salam yang biasanya digunakan untuk memulai percakapan. 15) Apologize ‘minta maaf’’ Meminta maaf termasuk ujaran deklaratif yang diungkapkan ketika seseorang merasa bahwa tidak bisa memenuhi sesuatu atau melakukan sesuatu yang salah. Beberapa ekspresi dalam novel ini menggunakan situasi ini. Misalnya ‘Hello. What? Who? Sorry, I can’t help you. What did you say.’ (Fitzgerald, 2003: 42) Ungkapan di atas menunjukkan bahwa pembicara tidak dapat memenuhi suatu permintaan. Oleh karena itu dia meminta maaf atas ketidakmampuannya tersebut. 16) Threaten ‘mengancam’
Mengancam adalah situasi di mana seseorang memberi pernyataan niat untuk menghukum atau menyakiti seseorang. ‘Well, I’ll tell you one thing,’ Anthony replied. ‘If you go into movies, I’ll go to Europe.’ (Fitzgerald, 2003: 41)
Ungkapan di atas menyatakan bahwa Anthony mencoba mengancam istrinya untuk tidak memulai karirnya sebagai bintang film. Jika tetap demikian, dia akan meninggalkannya dan pergi ke negara lain. 17) Thank ‘terima kasih’ Situasi ini juga ditemukan dalam ujaran-ujaran deklaratif. Seseorang biasanya mengatakan terima kasih kepada orang lain yang membantu dia, peduli dengannya, atau ketika mendapatkan informasi yang baik dari seseorang, misalnya: ‘Oh, that’s very strange. Are you sure? Well, thanks …. Yes, I see.’ (Fitzgerald, 2003: 46)
Dalam kalimat ini, Anthony mengatakan terima kasih karena seseorang telah melakukan sesuatu yang dia inginkan.
b. Ujaran-ujaran interogatif Dalam percakapan, mengajukan pertanyaan adalah ekspresi paling dominan untuk berbagai tujuan. Dalam hal ini, bentuk ujaran interogatif digunakan. Tuturan interogatif adalah ujaran untuk membuat pertanyaan (Adisutrisno, 2008: 68). Dalam novel The Beautiful dan the Damned oleh Fitzgerald pernyataan ujaran interogatif cukup sering ditemukan. Pembicara mengungkapkannya dalam beberapa jenis situasi. Untuk lebih detailnya, lihat penjelasan di bawah ini:
1) Question ‘Pertanyaan’ Dalam novel ini, pertanyaan adalah situasi yang paling dominan ditemukan dalam tuturan interogatif. Hal tersebut dapat berupa pertanyaan ya / tidak atau pertanyaan informasi. Situasi ini dapat dilihat di bawah ini:
‘How old is Adam’s grandson?’ ‘Are all the girls still chasing you? (Fitzgerald, 2003: 9)
Kalimat pertama di atas meminta informasi tentang usia cucu Adam. Kemudian, yang kedua menanyakan tentang kondisi atau situasi. Keduanya membutuhkan jawaban ya/tidak.. 2) Suggest ’saran’ Saran juga ditemukan dalam ujaran interogatif. Lihat pernyataan berikut: ‘What about dancing? Or going to the theatre? (Fitzgerald, 2003: 9) Dalam pernyataan di atas, itu menunjukkan bahwa Anthony menyarankan Dick untuk pergi menari dengannya dan memberinya pilihan - akan menari atau pergi ke teater. 3) Request ‘permintaan’ Permintaan adalah tindakan sopan meminta sesuatu. Hal ini dapat diamati dalam situasi berikut. ‘Shall we walk up to the plaza and have a drink?’ Dalam kalimat di atas, Anthony meminta Dick dengan sopan untuk pergi ke plaza. Situasi ini beberapa kali dinyatakan dalam novel ini. 4) Like ‘suka’ Mengekspresikan rasa suka juga ditemukan dalam novel ini. Hal ini berbeda dari situasi dalam ujaran deklaratif. Lihat contoh berikut: ‘We really like each other, don’t we?´ (Fitzgerald, 2003: 16) 5) Confirm ‘konfirmasi’ Konfirmasi adalah situasi di mana seseorang dengan tegas menyatakan sebuah kebenaran. Dalam kasus ini, penegasan dalam bentuk pertanyaan. Sebagai contoh: ‘Yes, pretty, isn’t it? (Fitzgerald, 2003: 27) 6) Permissive ‘permisif’
Permisif adalah situasi yang memungkinkan kebebasan berperilaku oleh seorang tokoh. Dalam novel ini, permisif dapat ditemukan dalam situasi di mana Gloria meminta izin Anthony untuk bergabung kembali ke film. Pernyataan di bawah: ‘You don’t mind if I have a film-test Anthony? (Fitzgerald, 2003: 20) 7) Dislike ‘tidak suka’ Situasi ini dapat ditemukan di halaman 56 dengan pernyataan yang ditunjukkan di bawah ini: ‘Terrible, wasn’t it? (Fitzgerald, 2003: 56) Pernyataan ini menunjukkan bahwa dia tidak suka tentang kondisi sekelilingnya dan begitu juga penampilannya.
c. Ujaran Impe ratif Dalam novel The Beautiful and the Damned oleh Fitzgerald, ujaran imperative cukup sering. Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa menurut Adisutrisno (2008: 57) ujaran imperatif adalah ujaran untuk membuat perintah atau permintaan. Selain itu, menurut Azar (1992: 114) kalimat imperatif digunakan untuk memberikan perintah, membuat permintaan sopan, dan memberikan arahan. Kemudian, perbedaan antara perintah
dan
permintaan
terletak
pada
nada
pembicara
suara
dan
penggunaan silahkan. Ini berarti bahwa ujaran-ujaran tersebut termasuk dalam lingkup kesopanan. Karakter dalam novel ini menggunakan ujaran- ujaran tersebut dalam beberapa situasi. Untuk penjelasan rinci, lihat situasi berikut: 1) Command ‘perintah’ Perintah biasanya diucapkan oleh seseorang dalam bentuk instruksi. Hal ini biasanya digunakan oleh seseorang yang memiliki tingkat yang lebih tinggi ke yang lebih rendah. Sebagai contoh: bos bagi karyawan, dan seorang inspektur polisi kepada bawahannya. Dalam novel ini, ditemukan beberapa kali ujaran perintah seperti terlihat di bawah ini: “Sit down, sit down, he said (Fitzgerald, 2003: 7)
Perintah di atas menunjukkan bahwa perintah kakek dengan nada marah pada cucunya untuk duduk karena cucunya selalu terlihat begitu sibuk dan tidak punya waktu untuk acara makan pagi bersama keluarganya. 2) Prohibit ‘melarang’ Larangan adalah situasi di mana seseorang meminta orang lain untuk tidak melakukan sesuatu. Untuk situasi ini dapat ditemukan dalam dialog di bawah ini: ‘I wanted to talk to you. I have something important to say’, Anthony says ‘What do you mean? Don’t be serious today, please,’ said Gloria (Fitzgerald, 2003: 19) Kalimat yang tercetak tebal menunjukkan situasi yang bersifat larangan. Gloria meminta Anthony tidak membuat situasi menjadi serius. 3) Permissive ‘permisif’ Situasi permisif juga ditemukan dalam ujaran-ujaran imperatif, tetapi berbeda dari permisif di ujaran interogatif. Untuk lebih detail , lihat contoh di bawah ini: Then Anthony would say ‘Now-Gloria-Please let me explain…’ (Fitzgerald, 2003: 26)
Ujaran-ujaran di atas menunjukkan situasi yang permisif. Anthony meminta Gloria memberinya waktu untuk menjelaskan apa yang telah terjadi. 4) Request ‘ permintaan’ Situasi permintaan juga ditemukan dalam ujaran-ujaran penting, tetapi berbeda dari ujaran- ujaran lainnya. Untuk detail lebih lanjut, lihat contoh di bawah ini: “Wait for me!” (Fitzgerald, 2003: 20) Situasi di atas menunjukkan bahwa permintaan Gloria kepada Anthony untuk menunggu dirinya. 5) Invite ‘mengundang’ Situasi ini dapat ditemukan dalam dialog ini: ‘Sure, as long as I’m young and beautiful.’
They look into each other’s eyes ‘Let’s dance, ‘Gloria whispered’ (Fitzgerald, 2003: 13)
Dialog di atas menunjukkan bahwa Gloria mengajak Anthony untuk menari. Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa ada 5 macam situasi yang digunakan dalam ujaran- ujaran imperatif. Situasinya berupa command, prohibit, permissive, request dan invite.
d. Ujaran Eksklamatif Dalam percakapan sehari-hari, ungkapan eksklamatif/seru cukup sering digunakan untuk
mengekspresikan perasaan
mereka
yang kuat. Hal tersebut
diekspresikan secara tiba-tiba atau dengan keras. Seperti penjelasan Adisutrisno (2008: 67), ujaran seru adalah ujaran untuk berseru, gembira, atau terkejut. 1) Refuse ‘menolak’ Adalah situasi di mana seseorang menolak tawaran lain satu atau permintaan. Untuk situasi ini, lihat dialog berikut: ‘Hello, Dick. Where are we going tonight? ‘What about dancing? Or going to the theatre?’ ‘The theatre!’ Anthony replied. (Fitzgerald, 2003: 9)
Ungkapan 'teater' di atas adalah tanda seru. Hal ini menunjukkan bahwa pergi ke teater adalah sesuatu yang aneh untuk Anthony. Ujaran ini berarti bahwa Anthony menolak penawaran Dick untuk pergi teater. 2) Pleasure ‘kesenangan’ Kesenangan identik dengan kebahagiaan atau kenikmatan yang biasanya diugkapkan ketika seseorang merasa bahagia. Dalam novel ini, kesenangan dalam bentuk ujaran seru dapat ditemukan di halaman 16. Lihat ujaran di bawah ini: ‘Oh, Gloria! Oh, Gloria!
Ekspresi di atas menunjukkan kebahagiaan Anthony yang menghabiskan waktu dengan baik bersama Gloria. 3) Dislike ‘tidak suka’ Situasi ini dapat ditemukan di halaman 37. pernyataan yang menunjukkan di bawah ini: “O, I hate you! I hate you!” (Fitzgerald, 2003: 37) 4) Sorrow ‘kesedihan’ Situasi ini dapat ditemukan di halaman 52. pernyataan yang menunjukkan di bawah ini: "O my .... Gloria ....!" (Fitzgerald, 2003: 52) Dari penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa ada empat macam situasi yang digunakan dalam ujaran seru, yaitu: refuse, pleasure, dislike, dan sorrow.
2. Jenis Tindak Tutur dan Situasinya Dalam penelitian ini, dapat dilihat dengan jelas bahwa hanya tindak tutur performatif yang ditemukan dalam novel The Beautiful and the Damned. Hal ini berarti bahwa ujaran tersebut bukan hanya pernytaan tetapi juga melakukan beberapa tindakan dan sekaligus menggambarkan tindakan itu. Dalam mengucapkan ujaran, karakter dalam novel tersebut mempelihatkan daya komunikasi dalam ujaran. Untuk menganalisis situasi yang digunakan dalam mengaplikasikan tindak tutur dalam novel, penting untuk mengklasifikasikan mereka ke dalam empat fungsi tindak tutur. Situasi rinci dapat dijelaskan di bawah ini: a.
Representatif Representatif adalah jenis tindak tutur yang menyatakan apa yang pembicara
percaya untuk menucapkannya. Dengan kata lain, pembeicara harus bertanggung jawab atas kebenaran pernytaannya tersebut.
1. Menegaskan Untuk situasi ini dapat ditemukan dalam kutipan ini: ‘Don’t be angry,’ Anthony said. ‘We’ve got nothing now except our love for each other.’ (Fitzgerald, 2003: 45)
Dalam kasus ini, Anthony mencoba untuk memberitahu sesuatu dan menegaskan cintanya untuk Gloria. 2. Memberitahu Situasi ini merupakan salah satu yang paling dominan dalam novel ini. Situasi ini dapat ditemukan di halaman 49 dalam dialog di bawah ini: ‘What made you think of that again?’ ‘Bloeckman was here. He said he could get me a job in films.’ (Fitzgerald 2003: 49)
Situasi di atas menunjukkan bahwa Anthony memberikan informasi kepada Gloria bahwa Bloeckman sudah dekat dan dia berjanji ingin memberinya pekerjaan di film. 3.
Confirm
Situasi ini dapat ditemukan di halaman 46. Lihat dialog di bawah ini: ‘Six hundred dollars.’ ‘yes, of course I’m interesting’ (Fitzgerald 2003: 46)
4.
Persetujuan
Jenis situasi dapat ditunjukkan di bawah ini: ‘My God,’ she cried. ‘oh, my God!’ ‘faint!’ shouted the director. ‘All right. That’s enough. Thank you (Fitzgerald, 2003: 56) Ujaran-ujaran 'Baiklah' dan 'itu sudah cukup' yang mengindikasikan bahwa sutradara yang setuju dengan Gloria dilakukan. 5.
Meramalkan
Situasi ini bisa dilihat di bawah ini: ’We’ll hear something next month, perhaps’ (Fitzgerald, 2003: 53)
Ini berarti bahwa Anthony mencoba memprediksi bahwa sesuatu akan terjadi waktu berikutnya. 6.
Menyimpulkan
Situasi ini dapat ditemukan di halaman 13. Dialog di bawah: ‘I don’t want to grow old. I don’t want to get married. I don’t want to have responsibilities. But that’s all about me. (Fitzgerald 2003: 13) Kalimat miring di atas menunjukkan bahwa pembicara menyimpulkan tentang dirinya sendiri. 7.
Mengira
Untuk situasi ini, dapat ditemukan di halaman 14 sebagai berikut: ‘Perhaps I will go into films one day’ (Fitzgerald 2003: 14) Dalam situasi ini, Gloria berpikir bahwa ia ingin bergabung di industri film lagi.
8.
Berharap
Harapan dapat ditemukan di halaman 23 sebagai berikut: ‘Gloria, dear, I wish I could see you’ (Fitzgerald 2003: 23) Dalam situasi
ini,
Anthony benar-benar berharap
untuk
bertemu
Gloria. Itulah mengapa itu termasuk situasi / harapan memprediksi. 9.
Menggambarkan Menggambarkan dapat ditemukan di halaman 65 sebagai berikut
“She dyes her hair and she looks unclean” (Fitzgerald 2003: 65) 10.
Perbedaan pendapat Untuk situasi ini, dapat ditemukan di halaman 22 sebagai berikut:
“No, no much” (Fitzgerald 2003: 22) Situasi ini menunjukkan bahwa perbedaan pendapat Anthony Mr pertanyaan Bloeckman. 11.
Mengingatkan Lihatlah contoh di bawah ini:
“You’ve said that before” (Fitzgerald 2003: 21)
12.
Berseru Lihatlah contoh di bawah ini:
“Your work! Your work!” (Fitzgerald 2003: 40) 13.
Menawarkan Untuk situasi ini, dapat ditemukan di halaman 53 sebagai berikut:
“you can have one if you want” (Fitzgerald 2003: 53) Dari penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa ada dua belas macam situasi yang digunakan dalam ujaran-ujaran penting. Mereka menegaskan, menginformasikan, konfirmasi, persetujuan, perbedaan pendapat, memprediksi, menyimpulkan, misalkan, menggambarkan, mengingatkan, berseru, tawaran, dan harapan.
b.
Ekspresif Dalam
berkomunikasi,
banyak
pembicara
menyatakan
perasaan
mereka. . Dalam hal ini pembicara membuat kata-kata sesuai dengan perasaan mereka. Ekspresif sebagai salah satu fungsi tindak tutur juga ditemukan dalam novel, The Beautiful and the Damned oleh Fitzgerald. Hal ini tesebut tergambar dalam beberapa situasi berikut. 1.
Kesenangan
Situasi ini dapat ditemukan di halaman 40 sebagai berikut: ‘ I’m glad you come’ (Fitzgerald 2003: 40) Kalimat di atas menunjukkan penebangan kebahagiaan Gloria ketika dia melihat Bloeckman datang karena ia ingin menyatakan dirinya berniat untuk menjadi bintang film. 2.
Menyapa Salam adalah situasi di mana seseorang melihat seseorang. Hal ini sebagai
kata pertama untuk memulai percakapan. Dalam novel ini, situasi ini dapat ditemukan beberapa kali. Salah satunya adalah di bawah ini: ‘Hello, Mr. Patch. Do you come here much?
‘No, Mr. Patch.’ (Fitzgerald, 2003: 22) Kata 'halo' di atas menunjukkan ujaran. Dalam situasi ini Bloeckman menyapa Mr Patch. 3.
Menerima Menerima adalah situasi di mana pembicara setuju untuk mengambil
tawaran. Situasi ini dapat ditemukan di halaman 45 sebagai berikut: ‘Could you give me a film-test?’ ‘That’s a great idea.’ (Fitzgerald 2003: 10) Ujaran mengungkapkan suatu menerima untuk penawaran.
4.
Pujian Memuji adalah mengatakan sesuatu yang salah menyetujui dan mengagumi
seseorang atau sesuatu. Lihat dialog berikut: ‘I’ll speak to Gloria about it,’ Anthony said. I’ll see what her family wants. But it’s very kind of you, Sir.’ (Fitzgerald, 2003: 27) Dalam dialog di atas Anthony memuji kakeknya. Dia mencoba untuk mengekspos kebaikan kakeknya. 5.
Suka Seperti adalah situasi di mana seseorang menyenangi sesuatu. Untuk lebih
jelasnya lihat contoh berikut: ‘I like men who are lazy and handsome.’ (Fitzgerald. 2003: 13) Pernyataan di atas menunjukkan bahwa Gloria sangat menyukai orang malas yang tampan. 6.
Tidak suka/membenci Rasa tidak suka adalah kebalikan dari suka. Situasi ini dapat ditemukan di
halaman 49. ‘I don’t like the idea,’ said Anthony (Fitzgerald 2003: 49)
Kalimat di atas menunjukkan bahwa Anthony tidak suk jika Gloria mulai bekerja sebagai bintang film. 7.
Minta maaf Situasi ini digunakan untuk seseorang yang telah membuat kesalahan
sehingga membuatnya harus meminta maaf. Situasi ini dapat ditemukan di halaman 31. Anthony opened the drawer and said, ‘Have you got any clean handkerchiefs, Gloria?’ ‘Sorry, I haven’t. I’m using one of yours.’ (Fitzgerald 2003: 31) Ungkapan miring menunjukkan bahwa Gloria meminta maaf karena dia lupa dalam menyiapkan sapu tangan untuk suaminya.
8. Berpisah Situasi ini dinyatakan ketika pembicara ingin memisahkan diri dengan orang lain. Situasi ini dapat ditemukan di halaman 21 dalam novel ini. ‘Good by, Anthony-You idiot) (Fitzgerald 2003: 21) Ini adalah ekspresi Gloria untuk melupakan Anthony dengan menyatakan ekspresi perpisahan. 9.
Terima kasih Dalam situasi ini seseorang
mengungkapkan terima kasih kepada
lainnya. Untuk lebih jelasnya lihat situasi berikut: ‘My God,’ She cried. ‘Oh, my God!’ ‘Faint!’ shouted the director Gloria fell on her knees and lay on the floor without breathing. ‘Well Thanks.’ (Fitzgerald, 2003: 46) 10.
Kesedihan
Situasi ini mengungkapkan penderitaan dalam tubuh atau pikiran, penyebab kesedihan dan penyesalan. Untuk situasi ini dapat ditemukan di halaman 40 sebagai berikut: ‘But it’s silly, ‘Anthony replied. ‘You don’t want to sit around a studio all day!’ ‘Oh, my Gloria..!. (Fitzgerald 2003: 52) Ekspresi miring di atas menunjukkan kondisi Anthony sedang mengalami kesedihanpenyesalan atas sikap Gloria yang menghabiskan waktu sepanjang hari di studio. 11.
Menolak Lihatlah contoh:
“Theater!” (Fitzgerald 2003: 9) Contoh ini menunjukkan bahwa Anthony menolak undangan Dick ke teater. Dari penjelasan di atas, dapat dketahui bahwa ada sebelas macam situasi yang digunakan dalam ujaran-ujaran penting. Mereka adalah kesenangan, menyambut, menerima, memuji, seperti, tidak suka, meminta maaf, berpisah, terima kasih, kesedihan, dan menolak.
c.
Direktif Berdasarkan tinjauan teori, direktif adalah jenis tindak tutur yang digunakan
pembicara untuk menyebabkan orang lain untuk melakukan sesuatu (Yule, 1996: 54). Fungsi tindak tutur ini mengungkapkan apa yang pembicara inginkan. Dengan kata lain, mereka dapat membuat seseorang akan melakukan atau berhenti melakukan sesuatu. Dalam novel ini, tindak tutur direktif digunakan dalam beberapa situasi. Pertanyaan Pertanyaan adalah kalimat yang meminta informasi atau jawaban. Dalam percakapan sehari- hari, itu selalu digunakan. Dalam novel ini, ditemukan sangat sering. Mereka adalah di bawah ini: ‘But who’s going to take me out if you work all day? Gloria said. ‘And how do we find a place?’ (Fitzgerald, 2003: 33)
Dua pertanyaan di atas menanyakan informasi tentang orang dan cara untuk mengetahui sesuatu.
2.
Perintah Perintah adalah situasi di mana seseorang meminta lain untuk melakukan
sesuatu dalam bentuk suruhan. Untuk situasi ini, lihat halaman baru 40 di bawah ini: ‘Sit down, sit down.’ (Fitzgerald, 2003: 7) 3.
Menyarankan Saran adalah situasi yang membuat seseorang memikirkan sesuatu, terutama
untuk hal yang semestinya dilakukan. Contoh dari situasi ini dapat ditemukan di halaman 27 di bawah ini: ‘I am an old man,’ Adam patch went on. I think a lot about the past. And the future. You should think about the future, too.’ (Fitzgerald, 2003: 27) Ekspresi miring di atas menunjukkan bahwa kakek menyarankan Anthony untuk berpikir tentang masa depan dan mencari pekerjaan serta bekerja lebih keras, tidak hanya menulis di rumah. 4.
Melarang Prohibit adalah situasi di mana seseorang melarang lain untuk melakukan
sesuatu. Situasi ini dapat dilihat di halaman 45 dialog sebagai berikut: ‘I’m so glad to go,’ Gloria cried. ‘My God, how I hate this house!’ ‘Don’t be angry,’ Anthony said. We’ve got nothing not except our love for each other.’ (Fitzgerald, 2003: 45) Ungkapan miring menyatakan bahwa Anthony meminta Gloria untuk tidak marah dan berpikir lebih lanjut tentang apa yang telah terjadi. 5.
Permintaan Permintaan adalah situasi di mana pembicara bertindak dengan sopan
meminta sesuatu. Situasi ini dapat ditemukan di bawah: ‘Where are we going? Anthony asked his friend ‘Shall we walk up to the plaza and have a drink?’ (Fitzgerald, 2003: 10)
Pernyataan miring di atas menunjukkan bahwa Anthony meminta sesuatu kepada temannya sopan. 6.
Permisif Permisif adalah situasi di mana pembicara memberikan kebebasan kepada
pendengar untuk melakukan sesuatu. Situasi ini digunakan di halaman 26 di bawah ini: ‘Now Gloria – please let me explain ...’ (Fitzgerald, 2003: 26) 7.
Mengundang Undangan adalah situasi untuk meminta seseorang untuk pergi ke suatu
tempat atau melakukan sesuatu. Situasi ini dapat ditemukan di halaman 16 sebagai berikut: ‘Let’s get into a taxi and ride around a little,’ Anthony said, without look at Gloria. (Fitzgerald, 2003: 16) Dalam situasi ini, Anthony mengajak Gloria untuk naik taksi berkeliling kota. Dari penjelasan di atas, dapat diketahui ada tujuh macam situasi yang digunakan dalam tindak tutur diektif yaitu pertanyaan, perintah, menyarankan, melarang, permintaan, permisif, dan mengundang.
d.
Komisif Jenis terakhir dari fungsi tindak tutur adalah komisif. Yule ( menjelaskan
bahwa komisif adalah jenis tindak tutur yang digunakan penutur berkomitmen untuk melakukan sesuatu. Dengan kata lain, pembicara memerlukan seseorang untuk melakukan sesuatu atau tidak (menerima atau menolak tindakan). Dalam novel ini, ada beberapa dialog menggunakan komisif dalam berbagai situasi. Situasi di bawah:
1.
Janji Janji adalah pernyataan untuk membuat kesepakatan. Situasi ini bisa dilihat
di bawah ini: ‘What are you talking about? I can’t understand you,’ Dick said ‘Well, I’m not saying it all again,’ Anthony shouted (Fitzgerald, 2003: 58)
Kalimat miring menunjukkan janji. Dalam kasus ini, Anthony berjanji tidak akan membahas masalah Dick lagi.
Ancaman
2.
Ancaman adalah pernyataan dari niat untuk menghukum atau menyakiti seseorang. Situasi ini sering dalam novel The Beautiful and the Damned oleh Fitzgerald. ‘If you go into movie, I’ll go to Europe! (Fitzgerald, 2003: 41) Dari penjelasan di atas, dapat dikethui bahwa ada dua macam situasi yang digunakan dalam tindak tutur komisif yaitu janji dan mengancam.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan Berdasarkan analisis sebelumnya, simpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. a. Ada empat jenis ujaran yang ditemukan dalam novel The Beautiful and Damned yaitu deklaratif, interogatif, imperatif dan eksklamatif. Distribusi ujaran yaitu 258 ujaran deklaratif (66%), 78 ujaran interogatif (20.%) , 47 ujaran imperatif ( (12 %), dan 8 ujaran eksklamatif (2%). b. Ujaran deklaratif dinyatakan dalam 17 situasi: 1) pleasure, 2) assert, 3) inform, 4) confirm, 5) promise, 6) predict, 7) describe, 8) accept, 9) refuse, 10) like, 11) dislike, 12) hope, 13) part, 14) greet, 15) apologize, 16) threaten, 17) thank, sedangkan untuk ujaran interogatif, terdapat 7 situasi:
1) question, 2) suggest, 3) request, 4) like, 5) confirm, 6)
permissive, 7) dislike. Selanjutnya ujaran imperatif mempunyai 5 situasi: 1) command, 2) prohibit, 3) request, 4) permissive, 5) invite, sementara itu ujaran eksklamatif mempunyai 4 situasi: 1) refuse, 2) pleasure, 3) dislike, 4) sorrow
2. a. Dari 391 ujaran performatif tersebut, terdapat 203 tindak tutur representatif (52%), 47 tindak tutur ekspresif (12%), 125 tindak tutur direktif (32%), dan 16 tindak tutur komisif (4%). Ini berarti bahwa ada empat jenis tindak tutur yang digunakan dalam novel The Beautiful dan Damned oleh Fitzgerald yaitu representatif, ekspresif, direktif, dan komisif . b. Tindak tutur representatif mempunyai 13 situasi: 1) assert, 2) inform, 3) confirm, 4) assent, 5) predict, 6) conclude, 7) suppose, 8) hope, 9) describe, 10) dissent, 11) remind, 12) exclaim, dan 13) offer. Tindak tutur ekspresif dinyatakan dalam 11 situasi: 1) pleasure, 2) greet 3) accept, 4) praise, 5) like, 6) dislike, 7) apologize, 8) part,
9)
thank, 10) sorrow, dan 11) refuse. Selanjutnya, tindak tutur direktif mengandung 7 situasi: 1) question, 2) command, 3) suggest, 4) prohibit, 5) request, 6) permissive, 7) invite, sedangkan tindak tutur komisif mempunyai 2 situasi: 1) promise, dan 2) threaten.
B. Saran Setelah melakukan riset ini, peneliti ingin memebrikan beberapa saran antara lain: 1. Para mahasiswa perlu terus meningkatkan kemampuan pemahaman wacana Bahasa inggris mereka dengan mengetahui dan menganalisis tindak tutur dalam wacana tersebut. 2. Pembahasan tentang tindak tutur performatif sebaiknya terus dikembangkan pada beragam teks bahasa Inggris untuk memperkaya pengetahuan mahasiswa dalam bidang analisis wacana. 3. Penelitian lebih lanjut perlu diupayakan terutama untuk menggali lebih dalam tentang jenis-jenis tindak tutur yang lain dalam wacana bahsa Inggris.
DAFTAR PUSTAKA
Adisutrisno, Wagiman. 2008. Semantics. Yogyakarta : Andi
Austin, J.L. How to Do Things with Words. London: Oxford University Press Azar, Betty Schrampfer. 1941. Fundamentals of English Grammar. USA. Tina. B Carver Brown, Gilian and Yule, George. 1983. Discourse Analysis. New York: Cambridge University Press Duhamel, P. Albert and Hughes Richcar E. 1965. Literature Form and Function. New Jersey : Prentice Hal Inc. Fitzegerald, F. Scott. 2003. The Beautiful and the Dammed. Jakarta : Dian Rakyat Gay, L.R. 2000. Educational Research. London: Merrill Publishing Company Hornby. 1995. Oxford Learner’s Pocket Dictionary. New York: Cambridge University Press. Hurford, James. R. 1995. Semantics: a course book. Great Britain: Cambridge University Press. Kempson, Ruth. M. 1997. Semantics Theory. Great Britain: Cambridge University Press Latifah, 2003. A Study of Speech Acts Used in Readers Letters of the ‘ C n S’ (Cool and Smart) Magazine. Unpublished Thesis. FKIP-UNIB Putra, Masri Sareb and Hardiwidjaja, Yennie. 2007. How to Write and Market a Novel. Bandung : Kolbu Publishing. Sudjana, Nana. 1989. Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Yule, George. 1996. Pragmatics. USA: Oxford University Press