ANALISIS TINDAK TUTUR ILOKUSI
PADA UPACARA LENGGANG PERUT ADAT ISTIADAT MASYARAKAT TANJUNGBATU KUNDUR KABUPATEN KARIMUN PROVINSI KEPULAUAN RIAU E-JOURNAL
Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan guna memperoleh gelar Sarjanan Pendidikan (S.Pd.)
Oleh: Junaidah NIM 120388201154
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG
ABSTRAK Junaidah. 2016. Analisis Tindak Tutur Ilokusi Pada Upacara Lenggang Perut Adat Istiadat Masyarakat Tanjungbatu Kundur, Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauna Riau. Skripsi. Tanjungpinang: Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Maritim Raja Ali Haji. Pembimbing 1: Drs. Suhardi, M.Pd. Pembimbing II: Dian Lestari, M.A. Kata Kunci
: Tindak Tutur Ilokusi
Dalam upacara lenggang perut adat istadat masyarakat Tanjungbatu Kundur, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau. Sering dijumpai dialog yang mengandung tindak tutur ilokusi, antara penutur dan mitra tutur seringkali tidak memahami makna dari tindak tutur yang ucapkan. Tidak jarang pula lawan tutur tidak memahami maksud atau tujuan dari dialog yang disampaikan penutur kepada mitra tutur, sehingga terjadi pemaknaan yang berbeda. Pada kondisi seperti ini lah kajian analisis tindak tutur ilokusi sangat dibutuhkan, analisis tindak tutur memiliki peran yang sangat tepat digunakan, untuk mengkaji pengunaan bahasa. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Jenis tindak tutur ilokusi, bentuk tindak tutur ilokusi yang terlihat, dan jenis tindak tutur ilokusi yang dominan terdapat pada tuturan upacara Lenggang Perut Adat istiadat Masyarakat Tanjungbatu Kundur. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, dalam metode ini dilakukan beberapa langkah yaitu mengumpulkan data, menganalisis data dan membuat kesimpulan. Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitin ini adalah teknik simak, rekam dan catat. Hasil yang didapat dari penelitaian ini adalah tindak tutur direktif memerintahkan lebih dominan dijumpai dalam tindak tutur upacara Lenggang Perut Sedangkan tindak tutur yang tidak terdapat dalam analisis ini adalah tindak tutur deklaratif.
ABSTRACT Junaidah. 2016. Illocutionary Speech Act Analysis The Ceremony Of Lenggang Perut Of The People Tanjungbatu Kundur, Karimun, Riau Islands Province. Essay. Tanjungpinang: Indonesian Literature and Education Departement, Teaching and Education ScienceFaculty, Maritim Raja Ali Haji University. Supervisor 1: Drs. Suhardi, M.Pd. Supervisor II: Dian Lestari, M.A. Keyword
: Illocutionary Speech Act
The ceremony of Lenggang Perut of the peopleTanjung batu Kundur, Karimun, Riau Islands Province. Has many dialogs are contain illocution speech acts, between the speakers and hearers often do not understand the meaning of spoken speech acts.its are causing misunderstanding between the speakers and hearers. Because sometimes, the hearers do not understand the purpose of the dialogue which is speakers said to they are. In this case, the analysis of illocutionary speech acts are needed, the analysis of speech acts have a very precise role used to examine the use of language. The research problems is the type of illocution speech acts, the visible illocution speech acts and the dominant types illocution speech acts are contained in the speech ceremony Lenggang Perut of the people Tanjungbatu Kundur, Karimun, Riau Islands Province. In this study is use descriptive qualitative method, for collecting and analyzing the data and also take conclusions from the data. In this research is using heed, record and write as a techniques for collecting the data. The result of this not research is directive speech acts are most frequently encountered while the declarative speech acts become the least encountered in the ceremony of Lenggang Perut of the people Tanjungbatu Kundur, Karimun, Riau Islands Province. And
1.
Pendahuluan Manusia bersosialisasi menggunakan bahasa untuk berinteraksi, bahasa memegang peran penting dalam kehidupan, sebagaimana bahasa adalah suatu sistem lambang berupa bunyi, bersifat arbiter, digunakan oleh suatu masyarakat untuk bekerjasama dan berkomunikasi. Dalam proses berkomunikasi, terdapat peristiwa tutur dan tindak tutur. Chaer dan Agustina (2010:50), “Tindak tutur merupakan gejala individual, bersifat pisikologis, dan keberlangsungannya ditentukan oleh kemampuan bahasa si-penutur dalam menghadapi situasi tertentu”. Dalam tindak tutur lebih dilihat dari makna atau arti tindakan dalam tuturannya. Tindak tutur dan peristiwa tutur merupakan dua gejala yang terdapat pada suatu proses, yakni proses komunikasi. Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Bahasa oleh masyarakat dijadikan sebagai alat mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kehendak sehingga terjadi komunikasi dan interaksi dalam kehidupan masyarakat. Dalam kehidupan, masyarakat sering berinteraksi menggunakan bahasa, di dalam interaksi berkomunikasi terdapat makna dari tuturan yang disampaikan. Makna dari tuturan yang disampaikan dalam kegaiatan berkomunikasi tanpa disadari, kalimat tersebut termasuk dalam kategori tindak tutur ilokusi. Menurut Yule (2014:82), ”Tindak tutur ilokusi menghasilkan tuturan yang terbentuk dengan baik, tindak ilokusi ditampilkan melalui penekanan komunikatif suatu tuturan”. Tindak tutur ilokusi juga merupakan tindak tutur yang mengandung maksud dan fungsi atau daya ujar (Wijana, 1996:18). Tindak tutur ilokusi ini biasanya berkenaan dengan pemberian izin,
mengucapkan terimakasih, menyuruh, menawarkan dan menjanjikan. Tindak tutur ilokusi, melakukan suatu tindakan dengan mengatakan sesuatu. Berdasarkan pemaparan di atas, hal inilah yang membuat peneliti perlu untuk meneliti tindak tutur ilokusi pada upacara Lenggang Perut di Tanjungbatu Kundur, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauna Riau. Sebagaimana Lenggang Perut merupakan bagian dari budaya adat istiadat masyarakat. Peneliti memilih lokasi tersebut, karena tertarik dari unsur kebudayan dan tindak tutur yang digunakan. Selain itu Tanjungbatu Kundur menjadi satu diantara tempat yang masih menggunakan tradisi upacara Lengang Perut guna menyambut kelahiran bayi. 2.
Metode Penelitian Pendekatan penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut (Triswanto, 2010:34) penelitian kualitatif merupakan salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati Selain pendekatan kualitatif peneliti juga mengunakan pendekatan deskriptif. Menurut (Triswanto, 2010:17), “Metode deskriptif adalah kegiatan yang meliputi mengumpulkan data dalam rangka menguji hipotesis atau jawaban pertanyaan yang menyangkut keadaan pada waktu yang sedang berjalan dari pokok suatu penelitian”.
3.
Hasil Penelitian dan Pembahasan Terdapat beberapa tindak tutur ilokusi, yang diklasifikasikan menjadi beberapa kategori yaitu: asertif tiga puluh dua (31) tindak tutur, (36) tindak tutur direktif ,
Komisif enam (6) tindak tutur, Ekspresif tujuh (7) tindak tutur, dan Deklarasi tidak ada (0) tindak Dari keseluruhan dialog tersebut, terdapat delapan puluh (80) dialog yang mengandung tindak tutur ilokusi. 4.
Simpulan dan Saran A. Simpulan Setelah menganalisis data, dalam menganalisis tindak tutur ilokusi yang terdapat pada upacara Lenggang Perut adat-istidat masyarakat Tanjungbatu Kundur, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau. Terdapat beberapa tindak tutur ilokusi, yang diklasifikasikan menjadi beberapa kategori yaitu: asertif t(31) tindak tutur, Direktif tiga puluh lima (36) tindak tutur dalam hal ini direktif cendrung pada tindak tutur yang bersifat untuk menimbulkan efek, melaui tindakan penyimak, dalam hal ini penyimak atau lawan tutur akan melakukan saatu tindakan setelah mendengar tuturan yang disampaikan penutur, ini adalah tindak tutur yang dominan dalam analisis ini. Komisif enam (6) tindak tutur, Ekspresif tujuh (7) tindak tutur Deklarasi tidak ada (0). Dari hasil penelitian tersebut, maka tindak tutur ilokusi yang paling banyak dijumpai dalam upacara Lenggang Perut adat-istiadat masyarakat Tanjungbatu Kundur, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau, adalah jenis tindak tutur direktif memerintahkan.
B. Saran Sehubungan dari simpulan yang peneliti kemukakan, maka ada beberapa saran yang peneliti sampaikan, antara lain;
1.
Analisis tindak tutur ilokusi pada Upacara Lenggang Perut Adat Istiadat
Masyarakat Tanjungbatu Kundur Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau ini, dapat menambah wawasan dan pengetahuan dibidang pragmatik dan pengetahuan tentang budaya. 2.
Diharapkan analisis ini menambah pengetahuan untuk pembaca tentang ragam
tindak tutur dalam kehidupan bermasyarakat, serta mengetahui tujuan dan hakikat suatu bahasa. 3.
Penelitian ini diharapkan menjadi reverensi dan rujukan kedepanya dibidang
pragmatik. 4.
Diharapkan penelitian lanjutan agar mendapat hasil yang memuaskan dan untuk
menambah pemahaman tuturan didalam kehidupan bermasyarakat.
DAFTAR PUSTAKA Alwi. 2011. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Jakarta: Balai Pustaka. Amuni, Marlely. 1981. Sejarah Pendidikan Derah Riau. Proyek Investasi dan Dokumentasi Kebudayaan Derah Pusat Penelitian Sejarah dan Buadaya. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineke Cipta Aslinda, Leni Syafyahya. 2010. Pengantar SosioLinguistik. Bandung: Refika Aditama Chaer Abdul, Agustina Leonie. 2010. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: Rineke Ciptaz Daun, Harson. 1989. Sejarah Melayu. Sealangor: Dewan Bahasa dan Pustaka Djajasudarma, Fatimah. 2010. Metode Linguistik Ancangan Metode Penelitian dan Kajian. Bandung: Refika Aditama Effendy, Tanes. 2005. Tunjuk Ajar Dalam Pantun Melayu. Yogyakarta: Adicipta Karya Nusa Hidayat Firman. Analisi Tindak Tutur Direktif Pada Tututran Anak Usia 5-7 Tahun Di Kelurahan Melayu Kota Piring Tanjungpinang. FKIP UMRAH Isadora. 2015. Tindak Tutur Ilokusi Dalam Wacana Iklan Berbahasa Indonesia Pada Radio Mercy FM Tanjungpinang. FKIP UMRAH Leech, Geoffrey. 1993. Prinsip-prinsip Pragmatik. Jakarta: Universitas Indonesia Leech, Geoffrey. 2011. Prinsip-prinsip Pragmatik. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press)
Malik, Abdul,dkk. 2003. Kepulauan Riau Cagar Budaya Melayu. Pekan Baru: Mitra Utama Maryaeni. 2005. Metode Penelitian Kebudayaan. Jakarta: Bumi Aksara
Ningrum, Septya. 2015. Analisis Tindak Tutur ilokusi Dalam Naskah Drama Bunga Semerah Darah Karya W.S. Rendra. FKIP UMRAH Qodratilah Tqdir Meity. 2011. Kamus Besar Bahasa Indonesia Untuk Pelajar. Jakarta Timur: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Rofli, Norliza. 2006. Adat Resam Masyarakat Malaysia. Kebudayaan dan Kesenian Negara (JKKN)
Malaysia:
Jabatan
Surtina. 2014. Nilai Budaya dan Nilai Agama Pada Upacara Pernikahan Adat Melayu Desa Benan Kecamatan Senayang Kbupaten Lingga Provinsi Kepulauan Riau. FKIP UMRAH Syafuddin. 2008. Khazanah Melayu Sumatra. Medan: USU PERSS
Syed alwi bin Sheikh Al- Hadi. Adat resam Melayu adat istiadat . Dewan bahasa dan pustaka kemetrian pelarahan persekutuan tanah melayu:kualalumpur. Melayu. Com Tarigan Guntur Henry. 2009. Pengajaran Pragmatik. Bandung: Angkasa
Triswanto, Sugeng. 2010. Trik Menulis Skripsi dan Menghadapi Presntasi Bebas Stres. Jakarta Selatan: Tugu Publisher
Wijana, I Dewa Putu. 1996. Dasar-dasar Pragmatik. Yogyakarta: Andi Yogyakarta
Yule, Gorge. 2014. Pragmatik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar