ANALISIS TANDA-TANDA DALAM TEKS LAGU SLANK
Oleh: Budi Fernando Saputra (07184020)
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “Analisis Tanda-tanda Dalam Teks Lagu Slank”, dengan tujuan untuk mengetahui makna-makna dari teks lagu Slank secara keseluruhan. Penelitian ini menggunakan tinjauan semiotik Rifatterre dengan menggunakan metode kualitatif. Dalam metode penelitian kualitatif, peneliti sangat erat hubungannya dengan faktor kontekstual, yaitu mengumpulkan sebanyak mungkin informasi mengenai objek kajian dari berbagai sumber. Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah dengan membaca teks lagu, kemudian memilih dan memilih teks sebagai bahan yang menjadi kebutuhan dalam penelitian. Populasi penelitian adalah semua teks lagu Slank dari tahun 1990-2008, yaitunya satu lagu per-album, kemudian sampel penelitian ini adalah kata-kata yang terdapat dalam teks lagu slank yang memiliki makna tersirat atau metafora dan kekuatan kata. Pada analisis kata, akan dilakukan sesuai dengan teori atau pendekatan yang digunakan, yaitu: melakukan pembacaan heuristik yang sesuai dengan konvensi bahasa, melakukan pembacaan hermeneutik yang sesuai dengan konvensi sastra, kemudian mencari matriks atau kata kunci pada setiap teks lagu dan mencari hipogram teks lagu Slank. Setelah melakukan analisis dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa teks-teks lagu Slank memiliki keberagaman ide dan makna tersirat. Keberagaman ide teks lagu terlihat dari judul lagu dan teks-teks lagu. Teks lagu Lembah Baliem, memperlihatkan kehidupan masyarakat di Papua. Daerah yang kaya dengan hasil hutannya, mulai dikuras oleh perusahaan-perusahaan tambang yang berada di sana. Kemudian sindiran-sindiran kepada penguasa dengan menggunakan katakata binatang; kambing, sapi, kucing, anjing, babi dan sapi yang terdapat pada teks lagu Naluri Binatang. Begitu pun pada teks lagu Preman Urban, memperlihatkan kerasnya hidup di ibukota. Bahaya-bahaya selalu mengancam masyarakat Jakarta. Kata kunci: heuristik, hermeneutik, matriks dan hipogram.
1. Pendahuluan Teks sastra merupakan aktivitas bahasa yang berbeda dengan pemakaian bahasa pada umumnya. Teks sastra memiliki bahasa yang dapat menyatakan beberapa konsep secara tidak langsung, seperti: metafora, metomini, dan ambiguitas. Dalam teks sastra, ketidaklangsungan ekspresi menduduki posisi yang utama, karena ketaklansungan ekspresi signifikansi dalam karya sastra. Kata-kata dan kalimat dalam teks sastra, memiliki banyak arti dan makna atau disebut juga dengan multi tafsir. Karena teks sastra memiliki nilai estetik dan memiliki gaya bahasa. Teks sastra memerlukan kepadatan dan ekspresivitas, karena teks sastra hanya menghadirkan inti masalah yang dihadirkan. Kemudian hubungan antar kalimatnya adalah implisit atau memiliki makna yang tersirat. Karena itu, teks sastra berbeda dengan bahasa sehari-hari. Teks sastra dipenuhi oleh simbol-simbol makna
yang
saling
berkaitan
antar
kalimat,
frasa
dan
kata-katanya.
Penelitian ini memilih teks lagu Slank sebagai objek kajian. Pemilihan teks lagu Slank disebabkan karena teks-teks lagu Slank memuat tanda-tanda dan memiliki ketaklansungan ucapan, seperti: metafora, personifikasi dan metomini. Slank merupakan grup band yang ada di Indonesia, berdiri pada 26 Desember 1983. Hingga tahun 2013, Slank hampir berusia 30 tahun. Grup Slank telah menghasilkan belasan album, yaitu: Suit-suit Hehe (gadis sexy) (1990), Kampungan (1991), Piss (1993), Generasi Biru (1995), Minoritas (1996), Tujuh (1997), Mata Hati Reformasi (1998), 999 (1999), Virus (2001), Satu-satu (2003), Bajakan! (2003), Road to Peace (2004), plur Plur (2005), Slankisme (2006) dan Slow but Sure (2007) (http://selebriti.kapanlagi.com/slank/). Data penelitian adalah teks-teks dalam lagu Slank dengan menggunakan pendekatan Semiotik Rifatterre dan metode yang digunakan adalah kualitatif. Pada tahap pengumpulan data, Pengumpulan data diambil setelah membaca teks (lirik lagu) sebagai objek kajian. Penulis memilih dan memilah data-data yang akan diteliti setelah melakukan pembacaan terhadap teks, sesuai dengan kebutuhan penelitian. Data-data yang diambil berupa kata-kata berdasarkan teksteks lagu yang memiliki tanda-tanda seperti: metafora, personifikasi dan metomini yang memiliki makna-makna yang tersirat.
Kemudian pada tahap analisis data, akan dilakukan empat tahapan, yaitu: melakukan
pembacaan
heuristik,
melakukan
pembacaan
hermeneutik,
menentukan matriks dan mencari hipogram dari teks.
2. Kerangka Teori Dalam penelitian ini, konsep semiotik yang akan digunakan adalah konsep yang didasarkan pada pemikiran Riffaterre. Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa konsep semiotik yang dikembangkan oleh Riffaterre, tepat untuk diterapkan dalam penelitian ini. Konsep dan teori yang digunakan Riffaterre lebih mengkhususkan pada pemaknaan teks secara semiotik, sehingga lebih memberikan ruang untuk interpretasi makna yang akan dilakukan dalam penelitian ini. Untuk pemaknaan puisi secara semiotik, Riffaterre dalam bukunya Semiotics of Poetry (1978) mengemukakan hal pokok sebagai langkah pemroduksian makna. Teks sastra merupakan aktivitas bahasa yang berbeda dengan pemakaian bahasa pada umumnya. Teks sastra memiliki bahasa yang dapat menyatakan beberapa konsep secara tidak langsung. Pertama adalah pembacaan heuristik. Pembacaan heuristik adalah pembacaan pada taraf mimesis atau pembacaan yang didasarkan konvensi bahasa. Karena bahasa memiliki arti referensial, pembaca harus memiliki kompetensi linguistik agar dapat menangkap arti (meaning). Kompetensi linguistik yang dimiliki oleh pembaca itu berfungsi sebagai sarana untuk memahami beberapa hal yang disebut sebagai ungramatikal (ketidakgramatikalan teks). Dalam pembacaan pada tataran ini, masih banyak arti yang beraneka ragam, arti yang tidak utuh, dan ketakgramatikalan. Untuk itu, pembacaan pada tataran ini masih perlu dilanjutkan ke pembacaan tahap kedua. Pembacaan tataran kedua yang dimaksud adalah pembacaan hermeneutik. Pada pembacaan ini, akan terlihat hal-hal yang semula tidak gramatikal menjadi himpunan kata-kata yang ekuivalen (Riffaterre, 1978:5–6). Dalam teks, ketidaklangsungan ekspresi menduduki posisi yang utama. Ketidaklangsungan ekspresi yang dimaksud disebabkan oleh adanya penggantian arti (displacing of meaning), penyimpangan arti (distorting of meaning), dan penciptaan arti
(creating of meaning). Riffaterre (1978: 2) menyatakan bahwa penggantian arti disebabkan oleh penggunaan metafora dan metonimi, serta bahasa kiasan yang lain. Penyimpangan arti disebabkan oleh tiga hal, yaitu ambiguitas (ketaksaan), kontradiksi, dan nonsens. Hal ketiga adalah menentukan matriks. Dalam hal ini, matriks dapat dimengerti sebagai konsep abstrak yang tidak pernah teraktualisasi. Konsep ini dapat dirangkum dalam satu kata atau frase. Meskipun demikian, kata atau frase yang dimaksud tidak pernah muncul dalam teks puisi yang bersangkutan, tetapi yang muncul adalah aktualisasinya (Riffaterre, 1978: 19-21). Matriks (kata kunci) merupakan kata yang menjadi kunci penafsiran teks yang dikonkretisasikan. Matriks itu tidak dieksplesitkan dalam teks (karya sastra). Matriks ini adalah kata kunci (keyword) dapat dibaca berupa satu kata, gabungan kata, kalimat, atau kalimat sederhana. Matriks ini mengarah pada tema. Kemudian, mencari hipogram dari teks. Hipogram adalah teks yang menjadi latar atau dasar penciptaan teks lain. Dalam praktiknya, hipogram dapat dibedakan menjadi dua, yaitu hipogram potensial dan hipogram aktual. Hipogram potensial dapat ditelusuri dalam bahasa yang bersifat hipotesis, seperti yang terdapat dalam matriks, sedangkan hipogram aktual bersifat nyata atau eksplisit (Rifattere, 1978; 2). Teks sastra mempunyai sistem tanda dan satuan-satuan tanda seperti bahasa kiasan, seperti: personifikasi dan metafora. Tanda-tanda tersebut mempunyai konvensi-konvensi sastra dan memiliki gaya bahasa.
3. Analisis 3.1 Pembacaan Heuristik dan Gaya Bahasa Pembacaan heuristik adalah pembacaan pada taraf mimesis atau pembacaan yang didasarkan konvensi bahasa. Karena bahasa memiliki arti referensial, pembaca harus memiliki kompetensi linguistik agar dapat menangkap arti (meaning). Kompetensi linguistik yang dimiliki oleh peneliti berfungsi sebagai sarana untuk memahami beberapa hal yang disebut sebagai ungramatikal (ketidakgramatikalan teks). Dalam pembacaan pada tataran ini, masih banyak arti
yang beraneka ragam, arti yang tidak utuh, dan ketakgramatikalan. Untuk itu, pembacaan pada tataran ini masih perlu dilanjutkan ke pembacaan tahap kedua. Gaya bahasa merupakan penggunaan bahasa secara khusus untuk mendapatkan nilai seni (Pradopo, 1990:264), dikemukakan bahwa dalam stilistika (gaya bahasa), dibedakan antara stilistika deskriptif dan genesis. Stilistika deskriptif mendekati gaya bahasa sebagai keseluruhandaya ekspresi kejiwaan yang terkandung dalam suatu bahasa dan meneliti nilai-nilai ekspresivitas khusus yang terkandung dalam suatu bahasa. Sedangkan stilistika genesis merupakan stilistika individual yang memandang gaya bahasa sebagai suatu ungkapan yang khas pribadi. Gaya bahasa di bagi menjadi tiga, yaitu: gaya kalimat, gaya bahasa dalam kata dan gaya bahasa dalam bunyi. Ada pun pembacaan heuristik adalah: Lirik Lagu Lembah Baliem-Slank aku gak perlu uang ribuan yang aku mau uang merah cepe’-an aku gak butuh kedudukan yang penting masih ada lahan ‘tuk makan asal ada babi untuk di panggang asal banyak ubi untuk kumakan aku cukup senang aku cukup senang dan akupun tenang aku gak ngerti ada banyak tambang yang aku tahu banyak hutan yang hilang aku gak perduli banyak nada sumbang kita orang ini dianggap terbelakang asal ada babi untuk di panggang asal banyak ubi untuk ku makan aku cukup senang aku cukup senang dan akupun tenang Hei yamko rambe yamko aronawa ombe Hei yamko rambe yamko aronawa ombe Hei ngino kibe kumbano kumbu beko Yumano kumbu awe ade (Slank, album Virus; 2001) Pembacaan heuristik bait pertama lirik lagu Lembah Baliem adalah:
aku gak perlu uang ribuan aku (tidak memerlukan) uang ribuan yang aku mau uang merah cepe’-an yang aku mau uang merah cepe’-an aku gak butuh kedudukan aku (tidak membutuhkan) kedudukan yang penting masih ada lahan ‘tuk makan yang penting masih ada lahan (untuk) makan Bait kedua adalah: asal ada babi untuk dipanggang asal ada babi untuk dipanggang asal banyak ubi untuk kumakan asal banyak ubi untuk kumakan aku cukup senang aku cukup senang aku cukup senang aku cukup senang dan akupun tenang dan akupun tenang Bait ketiga adalah: aku gak ngerti ada banyak tambang aku (tidak mengerti) ada banyak tambang yang aku tau banyak hutan yang hilang yang aku tau banyak hutan yang hilang aku gak peduli banyak nada sumbang aku (tidak mempedulikan) banyak nada sumbang kita orang ini dianggap terbelakang kita (ini) dianggap orang terbelakang Bait keempat adalah: asal ada babi untuk dipanggang asal ada babi untuk dipanggang
asal banyak ubi untuk kumakan asal banyak ubi untuk kumakan aku cukup senang aku cukup senang aku cukup senang aku cukup senang dan akupun tenang dan akupun tenang Bait kelima adalah: “hei yamko rambe yamko, aronawa ombe. hei yamko rambe yamko, aronawa ombe. hei ngino kibe, kumbano kumbu beko. yumano kumbu awe ade” Ada pun bentuk-bentuk gaya bahasa dalam lirik lagu Lembah Baliem adalah: - Gaya Kalimat Gaya kalimat dalam teks ini tampak pada baris 3 dan 4 bait ketiga dan di antaranya disisipkan kata penghubung atau imbuhan untuk memperjelas. aku (tidak mempedulikan) banyak nada sumbang kita (ini) dianggap orang terbelakang Begitu pun pada baris 1 dan 3 bait pertama: aku (tidak memerlukan) uang ribuan aku (tidak membutuhkan) kedudukan Gaya bahasa dalam lirik ini adalah ironi, tampak pada baris 1, 2, 3 dan 4 bait ketiga yaitu: aku (tidak mengerti) ada banyak tambang, yang aku tau banyak hutan yang hilang, aku (tidak mempedulikan) banyak nada sumbang, kita (ini) dianggap orang terbelakang. Terjadinya penebangan liar di hutan untuk pertambangan dan melakukan pembodohan kepada orang lain (pribumi).
a. Gaya bahasa dalam Kata Bait pertama, “kedudukan” merupakan posisi suatu jabatan, baik dalam pemerintahan mau pun perusahaan. Bait kedua, “babi” adalah binatang yang
memiliki kandungan penyakit di dalam tubuhnya. “Ubi” adalah makanan yang dikonsumsi oleh penduduk di perkampungan. “Nada sumbang” adalah ucapanucapan negatif, seperti cemoohan. “Terbelakang” adalah tidak berpendidikan.
b. Gaya bahasa dalam Bunyi Bunyi berfungsi untuk mendukung atau memperkeras arti kata atau pun kalimat. Gaya bunyi untuk memperdalam makna kata dan kalimat. Dalam lirik Lembah Baliem, terdapat kombinasi bunyi a-u, yaitu: uang ribuan, uang merah cepe’an, kedudukan dan lahan tuk makan. Kombinasi bunyi a-u juga ditambahkan dengan bunyi sengau n yang memberi suasana tentang keinginan dan harapan. Kemudian asonansi bunyi a dikombinasikan dengan bunyi sengau ng yaitu: banyak tambang, yang hilang, nada sumbang dan terbelakang yang memberi suasana kesedihan, tentang penebangan-penebangan, dan anggapananggapan orang.
Lirik Lagu Aktor Intelektual-Slank kuingin menangis lihat disana-sini apa yang sedang terjadi? rakyat terinjak, diinjak suasana ini dan keadaan ini memanaskan hati aku tersentak, tersentak apa yang kulakukan apa ini belum perlu haruskah kudiam saja apa (Slank, Album Mata Hati Reformasi; 1998) Pembacaan heuristik bait pertama lirik lagu Aktor Intelektuala adalah: kuingin menangis lihat disana-sini (aku) ingin menangis (melihat) disana-sini apa yang sedang terjadi? apa yang sedang terjadi? rakyat terinjak, diinjak rakyat terinjak, diinjak
Bait kedua adalah: suasana ini dan keadaan ini suasana ini dan keadaan ini memanaskan hati memanaskan hati Bait ketiga adalah: aku tersentak, tersentak aku tersentak, tersentak apa yang kulakukan apa yang (aku) lakukan apa ini belum perlu (apakah) ini belum perlu haruskah kudiam saja apa (apakah aku) harus diam saja Ada pun bentuk-bentuk gaya bahasa pada lirik Aktor Intelektual adalah: a. Gaya Kalimat Gaya kalimat dalam teks ini tampak pada baris 1 bait pertama dan baris 4 bait ketiga yang di antaranya disisipkan kata penghubung atau imbuhan untuk memperjelas. (Aku) ingin menangis (melihat) di sana-sini (apakah aku) harus diam saja Gaya bahasa dalam lirik ini adalah ironi, tampak pada baris 1, 2 dan 3 bait pertama, yaitu: (aku) ingin menangis (melihat) di sana-sini, apa yang sedang terjadi, rakyat terinjak, diinjak. Kerusuhan dan kekerasan sedang terjadi, sebagai korban adalah rakyat.
b. Gaya bahasa dalam Kata Pada bait pertama, “terinjak” adalah prilaku kekerasan atau penganiayaan. Bait kedua, “memanaskan” adalah menimbulkan emosi atau kemarahan. Bait ketiga, “tersentak” adalah keadaan yang memunculkan kesadaran.
c. Gaya bahasa dalam Bunyi Bunyi berfungsi untuk mendukung atau memperkeras arti kata atau pun kalimat. Gaya bunyi untuk memperdalam makna kata dan kalimat. Dalam lirik Aktor Intelektual, terdapat kombinasi bunyi a-i, yaitu: menangis melihat di sanasini, yang sedang terjadi, terinjak, diinjak, memanaskan hati. Kombinasi bunyi ai ini memberi suasana sedih tentang suatu keadaan dan kejadian. Kemudian kombinasi bunyo a-e, yaitu: tersentak yang memberi suasana keterkejutan pada suatu melihat kejadian di sekitar.
3.2 Pembacaan Hermeneutik, Matriks Dan Hipogram Pembacaan hermeneutik dilakukan dengan membaca teks berdasarkan konvensi-konvensi sastra menurut sistem semiotik. Teks yang bermakna menurut konvensi sastra yaitu ke tidak langsungan ucapan (ekspresi) teks (Riffaterre, 1978: 1). Dikemukakan Riffaterre ke tidak langsungan ekspresi teks itu disebabkan oleh 1) penggantian arti (displacing of meaning), 2) penyimpangan arti (distorting of meaning), 3) penciptaan arti (creating meaning) (Jabrohim (ed), 1994:131). Untuk memperjelas dan mendapatkan makna teks (karya sastra), lebih lanjut dicari tema dan masalahya dengan menentukan matriks (Riffaterre, 1978: 13, 19-21). Matriks (kata kunci) merupakan kata yang menjadi kunci penafsiran teks yang dikonkretisasikan. Matriks itu tidak dieksplesitkan dalam teks (karya sastra). Matriks ini adalah kata kunci (keyword) dapat dibaca berupa satu kata, gabungan kata, kalimat, atau kalimat sederhana. Matriks ini mengarah pada tema. Jadi, matriks bukan tema atau belum merupakan tema. Dengan ditemukan matriks, nanti akan ditemukan tema. Kemudian, mencari hipogram dari teks. Hipogram adalah teks yang menjadi latar atau dasar penciptaan teks lain. Dalam praktiknya, hipogram dapat dibedakan menjadi dua, yaitu hipogram potensial dan hipogram aktual. Hipogram potensial dapat ditelusuri dalam bahasa yang bersifat hipotesis, seperti yang terdapat dalam matriks, sedangkan hipogram aktual bersifat nyata atau eksplisit (Rifattere, 1978; 2). Ada pun pembacaan hermeneutik dan matriks adalah:
Lirik Lagu Lembah Baliem-Slank aku gak perlu uang ribuan yang aku mau uang merah cepe’-an aku gak butuh kedudukan yang penting masih ada lahan ‘tuk makan asal ada babi untuk dipanggang asal banyak ubi untuk kumakan aku cukup senang aku cukup senang dan akupun tenang aku gak ngerti ada banyak tambang yang aku tahu banyak hutan yang hilang aku gak perduli banyak nada sumbang kita orang ini dianggap terbelakang asal ada babi untuk dipanggang asal banyak ubi untuk ku makan aku cukup senang aku cukup senang dan akupun tenang Hei yamko rambe yamko aronawa ombe Hei yamko rambe yamko aronawa ombe Hei ngino kibe kumbano kumbu beko Yumano kumbu awe ade (Slank, album Virus, 2001) Teks lagu Lembah Baliem bermakna kemiskinan. Kemiskinan menurut teks lagu ini ditafsirkan dengan babi dan ubi, pertambangan dan tidak berpendidikan. Penafsiran babi dan ubi berdasarkan bait kedua dan keempat. Babi menjadi binatang yang sangat dihargai di daerah Baliem. Baliem terletak di dataran tinggi Papua. Babi mewakili derajat seseorang atau kelompok suku di Baliem. Semakin banyak babi yang dimiliki seseorang atau kampung, maka semakin tinggi derajat seseorang. Binatang ini menjadi peliharaan masyarakat Baliem dan dibiarkan lepas di halaman rumah. Kemudian tanaman batata (ubi) menjadi pagar, merupakan makanan pokok masyarakat Baliem. Pada siang hari, babi dibiarkan lepas dan pada malam hari, babi diberikan ubi oleh pemiliknnya. Terdapat beberapa suku yang mendiami daerah Baliem, yaitu suku Ngalum, suku Dani dan suku Kepauku. Masyarakat Baliem tidak mengkonsumsi nasi dan laukpauk, tetapi hanya mengkonsumsi ubi sebagai makanan pokok. Mengkonsumsi
babi hanya dilakukan pada upacara kematian (pembakaran mayat), perkawinan dan acara religius (ritus inisiasi). Kesempatan memakan babi yang paling sering terjadi pada saat pesta babi dan upacara pembakaran mayat. Pesta babi (Joewo) adalah peristiwa sosial yang penting bagi masyatrakat Baliem, karena mengundang masyarakat suku lain di daerah sekitar, sehingga dapat menjalin hubungan perdagangan dan melakukan perjanjian. Pada upacara pembakaran mayat, babi dapat dikonsumsi berminggu-minggu. Hal ini untuk menghormati mayat. Baik laki-laki, perempuan dan anak-anak dapat mengkonsumsi babi selama berminggu-minggu. Kematian seekor babi, menjadi malapetaka bagi masyarakat Baliem, karena babi sangat dihargai oleh suku-suku yang berada di daerah Baliem (http://www.papuaerfgoed.org/id/Babi_dan_pesta_babi_di_Papua). Babi dan ubi menyimbolkan bahwa daerah Baliem adalah daerah yang masih terisolir. Penafsiran pertambangan berdasarkan bait ketiga, bahwa Baliem merupakan daerah yang memiliki kekayaan alam, sehingga banyak pertambangan yang ada di Baliem. Meski pun demikian, pertambangan belum memberikan dampak (pengaruh) yang positif, baik dari segi penghasilan mau pun dari segi kehidupan (status sosial). Pada bait ketiga, ditafsirkan juga bahwa kekayaan alam Baliem terus menipis, karena terjadinya penebagan-penebangan liar. Pohon-pohon ditumbangkan demi kepentingan pribadi. Penafsiran tidak berpendidikan berdasarkan bait ketiga baris empat, bahwa rendahnya mutu pendidikan di Baliem, sehingga disebut sebagai orang terbelakang. Tidak berpendidikan sangat mempengaruhi pola pikir dan cara hidup masyarakat. Kemajuan suatu daerah dapat dilihat dari tingkat pendidikan di wilayah tersebut, termasuk di daerah Baliem yang memiliki tingkat pendidikan yang rendah. Ada pun yang menjadi matriks (kata kunci) pada teks lagu Lembah Baliem adalah kemiskinan. Hal ini didasarkan dari pembacaan hermeneutik yang telah dilakukan. Kemiskinan merupakan suatu keadaan yang tidak dapat memenuhi kebutuhan primer dan sekunder dalam menjalankan kehidupan. Kemiskinan di lembah Baliem disebabkan cara hidup masyarakatnya yang masih menanam ubi sekaligus mengkonsumsi ubi sebagai makanan pokok, pertambangan yang
menguras kekayaan alam Baliem dan tingkat pendidikan di Baliem yang masih rendah.
Lirik Lagu Aktor Intelektual-Slank kuingin menangis lihat disana-sini apa yang sedang terjadi? rakyat terinjak, diinjak suasana ini dan keadaan ini memanaskan hati aku tersentak, tersentak apa yang kulakukan apa ini belum perlu haruskah kudiam saja apa (Slank, Album Mata Hati Reformasi; 1998) Teks lagu Aktor Intelektual bermakna empati. Empati ditafsirkan melalui tokoh aku yang mewakili pengarang di dalam teks. Empati pengarang ditunjukkan melalui pernyataan dan pertanyaan, yaitu: kuingin menangis lihat di sana-sini/ apa yang sedang terjadi/ suasana ini dan keadaan ini, memaskan hati/ aku tersentak/ apa yang harus kulakukan?/ apa ini belum perlu?/ haruskah kudiam saja?. Penafsiran kuingin menangis lihat di sana-sini berdasarkan bait pertama baris satu, bahwa adanya kejadian-kejadian di berbagai tempat yang membawa pengarang pada kesedihan. Penafsiran apa yang sedang terjadi berdasarkan bait pertama baris dua, bahwa kejadian-kejadian tersebut memunculkan pertanyaanpertanyaan bagi pengarang. Penafsiran suasana ini dan keadaan ini, memanaskan hati berdasarkan dari bait kedua, bahwa kejadian-kejadian tersebut memunculkan amarah dari pengarang. Penafsiran aku tersentak berdasarkan dari bait ketiga baris satu, bahwa kejadian-kejadian tersebut menggugah hidup dari pengarang. Penafsiran apa yang harus kulakukan, apa ini belum perlu ditafsirkan dan apakah aku harus diam saja dari bait ketiga baris dua, tiga dan empat, bahwa kejadian-kejadian tersebut memberikan pertanyaan dan pernyataan dari pengarang tentang sikap yang harus dilakukan. Sikap empati pengarang ini juga tidak terlepas sebagai anggota masyarakat (anak bangsa). Penafsiran tentang sikap empati pengarang ini juga didasarkan pada tahun penciptaan teks, yaitu 1998. Kejadian-kejadian dalam teks
ini merujuk kepada penindasan, yang mengacu kepada rakyat terinjak, diinjak (bait pertama baris tiga). Penindasan di tahun 1998, memberikan sikap empati dari pengarang. Ada pun yang menjadi matriks (kata kunci) pada teks lagu Aktor Intelektual adalah empati. Hal ini didasarkan dari pembacaan hermeneutik yang telah dilakukan. Empati merupakan kondisi mental yang membuat seseorang merasa dirinya dalam perasaan sama dengan orang lain (Wiyono, 2007:150). Kejadian-kejadian di tahun 1998 telah memberikan empati dari Slank melalui teks lagu Aktor Intelektual. Aktor intelektual ditafsirkan sebagai pelaku dalam kejadian-kejadian di tahun 1998, yaitu penguasa yang berkuasa saat itu. Acuan dari penguasa tersebut adakah kata rakyat yang terdapat di dalam teks. Artinya, penindasan di tahun 1998 terhadap rakyat dilakukan oleh penguasa di tahun tersebut.
4. Penutup Penelitian ini memiliki sepuluh data teks lagu Slank. Berdasarkan analisis data, pada tahap pembacaan hermeneutik dan gaya bahasa belum menemukan makna secara keseluruhan. Pada teks lagu Lembah Baliem, dilakukan penormatifan bahasa, seperti: kata ga diganti dengan tidak, menyisipkan imbuhan me-kan untuk memperjelas arti kata seperi: memerlukan, membutuhkan dan mempedulikan. Kemudian gaya bahasa pada teks lagu Lembah Baliem adalah ironi, terlihat dari kalimat aku (tidak mengerti) ada banyak tambang, yang aku tau banyak hutan yang hilang. Pada tahap pembacaan hermeneutik, telah didapatkan makna teks lagu Lembah Baliem, yaitu: kemiskinan. Kemiskinan di lembah Baliem disebabkan cara hidup masyarakatnya yang masih menanam ubi sekaligus mengkonsumsi ubi sebagai makanan pokok, pertambangan yang menguras kekayaan alam Baliem dan tingkat pendidikan di Baliem yang masih rendah. Pada teks lagu Aktor Intelektual, dilakukan penormatifan bahasa, seperti: menyisipkan imbuhan me- seperti melihat untuk memperjelas arti kata. Kemudian gaya bahasa dalam lirik ini adalah ironi, tampak pada baris 1, 2 dan 3 bait pertama, yaitu: (aku) ingin menangis (melihat) di sana-sini, apa yang sedang terjadi, rakyat terinjak, diinjak. Pada tahap pembacaan hermeneutik, telah
didapatkan makna dari teks lagu Aktor Intelektual, yaitu: empati pengarang. Kejadian-kejadian di tahun 1998 telah memberikan empati dari Slank melalui teks lagu Aktor Intelektual. Aktor intelektual ditafsirkan sebagai pelaku dalam kejadian-kejadian di tahun 1998, yaitu penguasa yang berkuasa saat itu. Acuan dari penguasa tersebut adakah kata rakyat yang terdapat di dalam teks. Artinya, penindasan di tahun 1998 terhadap rakyat dilakukan oleh penguasa di tahun tersebut.
Daftar Pustaka Atmazaki. 2005. Ilmu Sastra: Teori Dan Terapan. Padang: Citra Budaya Endaswara, Swardi. 2003. Metodologi Penelitian Sastra. Jogyakarta: FBS Universitas Negeri Jogyakarta Jabrohim (ed). 1994. Teori Penelitian Sastra. Yogyakarta: Masyarakat Poetika Indonesia Ikip Muhammadiyah Kurniawan. 2001. Semiologi Roland Barthes. Jakarta: Yayasan Indonesitera Moleong, Lexi J.T. 2000. Metode Penelitian Kualiitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya Pradopo, Rachmat Djoko. 1990. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Fakultas Sastra UGM Ratna, Nyoman Kuta. 2004. Teori, Metode dan Teknik Penelitian Sastra. Jogyakarta: Pustaka Pelajar Riffaterre, Michael. 1978. Semiotics of Poetry. London: Indiana University Press Taum, Yoseph Yapi. 1997. Pengantar Teori Sastra. Bogor: Mardiyuana Wellek, Renne dan Warren, Austin. 1993. Teori Kesusastraan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Wiyono, Eko Hadi. 2007. Kamus Bahasa Indonesia Lengkap. Jakarta: Palanta Mulya, Fitri. 2011. Budaya Melayu dalam Novel Mariamah Karprov. Skripsi Sarjana S1. Padang: Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas Syukri, Ahmad. 1996. Fenomena Dalam Puisi Emha Ainun Najib. Skripsi Sarjana S1. Padang: Fakultas Sastra Universitas Andalas Wahyudi, Heri. 2011. Slank dan Slankers di Kota Makasar. Skripsi Sarjana S1. Makasar: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanudin
http://selebriti.kapanlagi.com/slank/ diakses pada 28 Desember 2010 pukul 21.32 Wib http://www.amild.com/web/v4/biografi_detail.php?biografiID=236 diakses pada 28 Desember 2010 pukul 21.30 Wib http://www.unhas.com/web/Slankdanslankersdikotamakasar/ diakses pada 3 Mei 2012 pukul 20.40 Wib http://www.slank.com diakses pada 23 November 2012 pukul 11.30 wib.