ANALISIS STRUKTURAL-GENETIK PADA NOVEL SAYA NUJOOD USIA 10 DAN JANDA KARYA NUJOOD ALI
OLEH MULIATI NIM 311 408 045 JURUSANPENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
ABSTRAK Muliati, 2013,Analisis Struktural-Genetik Pada Novel “Saya Nujood Usia 10 dan Janda” Karya Nujood Ali. Skripsi, Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra dan Budaya, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I. Dr. Hj. Ellyana Hinta,M.Hum dan Pembimbing II. Herson Kadir, S.Pd.,M.Pd. Permasalahan dalam penelitian ini yakni, bagaimanakah gambaran umum latar belakang pengarang, struktur latar, tokoh, dan asal-usul terciptanya novel, hubungan antara latar belakang pengarang dengan novel. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan gambaran umum latar belakang sosio-kultural pengarang, latar, tokoh, dan asal-usul terciptanya novel, hubungan antara latar belakang pengarang dengan novel. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Data dalam penelitian ini isi cerita novel hubungannya dengan pengarang.Tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik studi kepustakaan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Nujood adalah seorang figur pejuang wanita yang berhasil melepaskan diri dari jerat perkawinan paksa di bawah umur, latar yang digunakan dalam novel berdasarkankan realitas masyarakat melalui tokoh Nujood hadir sebagai tokoh hero yang memperjuangkan hak kaum perempuan, latar belakang pengarang menciptakan novel yakni tidak menginginkan adanya penindasan terhadap kaum perempuan, hubungan pengarang dengan novel yakni
Nujood dikenal sebagai pejuang wanita setelah menulis kisah dan pandangan dunianya tentang emansipasi wanita melalui novel. Kata kunci: analisis, struktural-genetik, novel PENDAHULUAN Novel merupakan salah satu jenis karya sastra yang berbentuk cerita dalam ukuran yang luas. Dikatakan luas, karena memiliki alur yang kompleks. Novel selalu mengisahkan kehidupan manusia yang dicirikan dengan adanya konflik-konflik yang akhirnya menyebabkan para tokohnya mengalami perubahan. Perubahan itu berupa jalan hidup sang tokoh yang awalnya penuh penderitaan setelah mengalami berbagai cobaan, dan di akhir cerita berakhir dengan kebahagiaan. Sebagai sebuah hasil karya sastra, novel dapat dipandang sebagai potret atau cerminan suatu masyarakat karena dalam novel tersebut diungkapkan pula sebuah realitas yang terjadi di dalam masyarakat. Mencermati peranan novel tersebut, maka pembaca diharapkan lebih memaknai secara mendalam keseluruhan isi novel, antara lain yakni melihat latar belakang penciptaan novel terhadap kehidupan pengarang dengan berbagai pendekatan yang ada, hubungan pengarang dengan tokoh serta bagaimana pandangan pengarang terhadap novel. Hal ini disebabkan novel biasanya merupakan kisah selain pengalaman yang dialami oleh orang lain, juga merupakan dari pengalaman pengarang sendiri, sehingga secara tidak langsung pembaca dapat memperoleh pengetahuan, bukan hanya pada isi novel melainkan pada latar belakang penciptaan novel terhadap kehidupan pengarang. Namun kenyataannya, pembaca setelah diadakan pengamatan bahwa dalam membaca sebuah novel terkadang malas dan tidak mau memperhatikan atau memahami isi
novel tanpa ingin mengetahui dan membahas latar belakang pengarang ketika
menulis cerita, sebab bagi pembaca selain novel memiliki jumlah halaman yang tebal juga tidak ingin mengetahui hubungan tokoh dengan pengarang, serta pandangan pengarang terhadap karya tersebut. Buktinya pengetahuan atau pemahaman pembaca terhadap kehidupan pengarang terhadap karya sastra kurang. Akibatnya kebanyakan pembaca menganggap bahwa membaca karya sastra hanya untuk sebagai hiburan atau
selingan demi mencari kesibukan ketika tidak sedang beraktivitas. Untuk itu, penting penelitian ini dilakukan. Novel Saya Nujood Usia 10 dan Janda Karya Nujood Ali merupakan salah satu novel otobiografi yang ditulis berdasarkan pengalaman pengarang sendiri. Cerita dalam novel ini, banyak memuat nilai-nilai kemanusiaan dan sosial khususnya tentang emansipasi wanita. Segala peristiwa yang diceritakan melalui pandangan pengarang diambil dari kisah nyata atau realitas yang terjadi dalam masyarakat. Dari realitas tersebut, maka penulis tertarik untuk mengadakan penilitian tentang Struktural Genetik pada novel Saya Nujood Usia 10 dan Janda karya Nujood Ali. METODOLOGI PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode Penggunaan metode ini tujuannya untuk mendeskripsikan gambaran umum latar belakang pengarang, struktur latar, tokoh, pada novel “Saya Nujood Usia 10 dan Janda” Karya Nujood Ali, asal-usul terciptanya novel, dan hubungan latar belakang pengarang dengan novel “Saya Nujood Usia 10 dan Janda” karya Nujood Ali. Data dalam penelitian ini adalah latar belakang pengarang, struktur latar dan tokoh novel, asal-usul terciptanya novel, dan hubungan latar belakang pengarang dengan novel “Saya Nujood Usia 10 dan Janda” Karya Nujood Ali. Sumber penelitian ini Data Primer dan Data sekunder. Tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik studi kepustakaan, dengan langkah-langkah sebagai berikut. 1) Membaca secara intensif novel untuk mengetahui secara keseluruhan masalah yang dikaji yang berhubungan dengan struktur novel, asal-usul terciptanya novel, dan hubungan latar belakang pengarang dengan novel, 2) Menelusuri serta mencatat hal-hal penting yang berhubungan dengan struktur novel, asal-usul terciptanya novel, dan hubungan latar belakang pengarang dengan novel, 3) Mengidentifikasi secara sempit tentang hal-hal yang sudah dicatat sebagai bahan analisis. Data yang terkumpul dianalisis dengan cara: 1) Mengidentifikasi unsur intrinsik latar, tokoh, dan ekstrinsik adat-istiadat dan kepercayaan, budaya, pandangan hidup atau kebiasaan, kondisi sosial pendidikan dan ekonomi novel baik secara parsial maupun dalam jalinan keseluruhannya, 2) Menganalisis unsur intrinsik latar, tokoh dan ekstrinsik adat-istiadat dan kepercayaan,
budaya, pandangan hidup atau kebiasaan, kondisi sosial pendidikan dan ekonomi dalam novel, 3) Mendeskripsikan struktur cerita novel dan latar belakang sosial pengarang dalam menciptakan novel, 4) Mendeskripsikan latar belakang sosial masyarakatnya yang turut mengkondisikan penciptaan novel, 5) Membuat kesimpulan terhadap setiap masalah yang diperoleh dalam pembahasan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Latar Belakang Pengarang Nujood Ali Http\artikel_biografi nujood.detail-24100.html, 2009. Nujood Ali adalah seorang gadis yang berusia 10 tahun. Nujood dilahirkan di Negeri Yaman tepatnya di desa Khardji. Nujood dikenal sebagai figur pejuang wanita yang pemberani memberantas perkawinan paksa dibawah umur. Ia memutuskan hubungan dengan tradisi kesukuan di Negeri Yaman pada bulan november 2008. Majalah perempuan di Amerika Serikat “Glamour” memilihnya sebagai “Women of the Year” dan menunjuk Nujood Ali sebagai wanita feminis dan ahli di hak azasi manusia. Keberaniannya berjuang melepaskan diri dari jerat perkawinan paksa di bawah umur mengundang ucapan dan penghargaan dari sejumlah tokoh perempuan dunia terkemuka. Termasuk mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Condoleezza Rice dan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat sekarang Hillary Clinton. Analisis Struktur Novel Latar dan Tokoh, “Saya Nujood Usia 10 dan Janda” Karya Nujood Ali 1 Latar tempat a. Yaman digambarkan oleh pengarang dalam cerita lengkap dengan budaya dan keadaan ekonominya, yang masyarakatnya memimpikan kehidupan baik dan layak. Namun tidak demikian adanya, ada beberapa masalah terjadi di Yaman. Masalah tersebut merupakan peristiwa yang sering terjadi seperti perdagangan anak. Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut. ”Aku tak sengaja mendengar bahwa aba, omma, dan mohammad berspekulasi Fares telah menjadi objek perdagangan anak yang sering terjadi di Yaman
masalah perdagangan anak sering kerap menimpa bocah malang yang tak bersekolah.” (Ali, 2008:35) Jika dihubungkan dengan realitas yang terjadi, Yaman adalah negara yang luar biasa miskin dan masalah perdagangan anak kerap menimpa bocah-bocah malang yang tak bersekolah. Beberapa organisasi non pemerintah setempat memperkirakan tiga puluh persen anak usia sekolah yang tinggal di dekat perbatasan dengan Arab Saudi setiap tahun mencoba peruntungan di negara tetangga sebelah utara, yang lapangan kerjanya memikat jarang kembali dan kasus pelecehan seksual tercatat sering terjadi.http//majalah hminews.com.html edisi september 2009 b. Khardji digambarkan pengarang
dalam cerita tempat dimana Nujood tinggal
bersama keluarga dengan masyarakat lainnya. Ada beberapa masalah sentral yang terjadi dalam kehidupan masyarakat yang hidup di Khardji. Masalah yang terjadi merupakan pandangan pengarang yang hidup di lingkungan masyarakat yakni dalam membuat keputusan diambil alih kaum lelaki sementara wanita hanya diumpamakan seorang budak yang mematuhi perintah majikan. Hal ini dapat dilihat pada kutipan novel berikut. “Di desa Khardji, kaum wanita tidak diajarkan untuk membuat pilihan. Di sana, prialah yang memutuskan. ketika berusia 16 tahun, Shoya ibuku terpaksa menikah dengan ayahku Ali Mohammad al-Ahdel tanpa memprotes sedikitpun. Dan ketika 4 tahun menikah ayahku memutuskan untuk memperluas keluarganya dengan memilih istri kedua, ibuku dengan patuh menerima keputusannya.”(Ali, 2008:19) Jika dihubungkan dengan realitas yang terjadi, Yaman termasuk negara kurang baik hubungannya dengan Arab Saudi karena soal sengketa perbatasan, dan beberapa kali terlibat bentrokan di padang pasir garis perbatasan Yaman-Saudi. Selain itu, adatistiadat di desa negeri Yaman masih terdapat hukum adat yang ditetapkan oleh para ayah atau saudara laki-laki yang lebih tua. Masalah apapun penjualan senjata, perkawinan atau perdagangan dan budaya khat para syeklah yang memutuskan dan
mereka bisa saja tidak senang jika keinginannya diabaikan.http://Krisis Politik Yaman.id.com.html. c. Sana’a dalam cerita digambarkan oleh pengarang sebagai kota kuno dengan rumahrumah tradisionalnya yang indah. Namun, membuat tenggorokan masyarakat yang hidup di sekitarnya menjadi gatal. Hal itu disebabkan jalanannya yang dipenuhi dengan kendaraan dan hampir di setiap sudut kota sebagian besar tak ada taman tempat anak-anak bermain. Hal ini dapat dilihat pada kutipan novel berikut. “Di jalanan semua knalpot menyemburkan asap diesel yang membuat tenggorokan setiap orang lewat menjadi gatal. Hampir setiap sudut kota tak ada taman tempat anak-anak bermain.” (Ali, 2008:31) d. Pengadilan dalam cerita digambarkan pengarang sebagai tempat masyarakat untuk memperoleh keadilan. Di tempat inilah pengarang menggambarkan lewat tokoh aku bertemu dengan orang-orang yang bernasib malang dan ingin memperoleh keadilan dan kebebasan. Hal ini dapat dilihat pada kutipan novel berikut. “Di halaman luar gedung pengadilan, orang-orang berkerumun. Seumur hidupku aku belum pernah bertemu orang sebanyak ini. Aku berusaha menangkap beberapa kata perawatan anak, keadilan, dan hak asasi.”(Ali, 2008:8) 2. Latar Waktu Dalam novel tokoh aku menceritakan hal-hal yang dialaminya. Hal itu bermula ketika ia pertama kali dilahirkan ke dunia dengan seiringnya waktu usia semakin bertambah hingga mencapai 10 tahun. Banyak hal yang dialami mulai dari keluarganya diusir warga desa Khardji yang mengakibatkan mereka hidup serba kekurangan, karena ayahnya sudah tidak memiliki pekerjaan tetap. Sampai akhirnya ayah Nujood sakitsakitan dan tak mampu menafkahi keluarga. Ibunya juga tidak memiliki pekerjaan, selain mengurus rumah tangga. Ditambah lagi ia dan saudara-saudara perempuannya tidak memperoleh pendidikan, terpaksa mengemis di jalanan untuk memperoleh sesuap nasi. Sehingga suatu hari ayah Nujood menetapkan untuk menikahkannya. Nujood tak mampu mengelak akan keinginan ayahnya, sebab dalam keluarga keputusan ada di
tangan kaum lelaki.Dan dari pernikahan tersebut bukan kebahagiaan yang diperoleh, melainkan penyiksaan dan derita yang tiada henti. Hal ini dapat dilihat pada kutipan novel berikut. “Pada hari ketiga, dia mulai memukulku. Dia tidak tahan dengan segala upayaku untuk menolaknya. Kalau akau mencoba mencegah dia akan memulai memukuliku. Awalnya dengan tangan, lalu dengan tongkat yang sangat keras sampai berulang kali. Kuulangi: kau adalah istriku. Sekarang kau harus menuruti apapun yang kuinginkan! Mengerti.” (Ali, 2008:106) 3. Latar Sosial a. budaya khat. Hal ini dapat dilihat pada kutipan novel berikut. “Tak sampai dua minggu berlalu sejak aku dilamar, mengikuti adat setempat, kaum perempuan merayakan pernikahanku di rumah orang tuaku yang mungil, total berjumlah empat puluh orang. Sementara itu, kaum pria berkumpul di rumah salah satu pamanku untuk berpesta dan lagi-lagi mengunyah khat.”(Ali, 2008:64) Khat adalah nama tanaman yang berupa daun di Yaman. Tanaman ini merupakan jenis narkotik yang dijual bebas di negeri Yaman. Ketika dikunyah, daun ini menghasilkan efek euforia yang membuat penggunanya melupakan rasa lapar dan lelah. Efek samping lainnya mencakup ketidakstabilan emosi, kegilaan, halusinasi, mudah tersinggung, hingga badan lesu dan depresi. Para konsumsinya terutama oleh kaum lelaki, ini merupakan ritus sosial yang diakui sejak lama. Khat ini menjadi produk pertanian utama di negeri Yaman, Badan Kesehatan Dunia (WHO). Catatan penerjemah, Michel Lafon buku novel Saya Nujood Usia 10 dan Janda Karya Nujood Ali. b. adat-istiadat dan kepercayaan. Hal ini dapat dilihat pada kutipan novel berikut. “Semua pria di desaku membawa belati yang tajam dengan gagang berhias, yang konon merupakan simbol otoritas, kejantanan, dan prestise dalam masyarakat Yaman. Menurut adat istiadat kami, belati ini tidak boleh digunakan untuk mempertahankan diri atau menyerang dalam suatu percekcokan. Sebaliknya
jambia (nama belati) boleh digunakan untuk membantu menyelesaikan konflik yang paling penting, menjadi simbol keadilan suku.”(Ali, 2008:29) Kutipan ini, menunjukkan adat-istiadat yang ada dinegeri Yaman tentang Belati yang digunakan oleh pria di desa itu sebagai salah satu benda keramat untuk mempertahankan diri
dalam suatu perkelahian dan juga membantu dalam
menyelesaikan konflik. Belati ini dibuat dari cula badak dan gading gajah asli. c. Pandangan hidup atau kebiasaan Penduduk desa Khardji memiliki banyak kebiasaan yang sudah mendarah daging. Misalnya pada perhitungan tahun kelahiran dan cara mereka makan. Hal ini dapat dilihat pada kutipan novel berikut. “Di wilayah pedesaan, orang-orang memiliki banyak anak tanpa memperdulikan kartu identitas. Hari ini ibuku menyimpuilkan bahwa usiaku sekitar 10 tahun, tetapi mungkin juga delapan atau sembilan. Sebagai titik rujukan dia menggunakan musim, kematian kerabat, pernikahan sepupu tertentu saat kami pindah rumah dan seterusnya.”(Ali, 2008:23) Bardasarkan kutipan di atas, pengarang menceritakan tentang pandangan hidup masyarakat Yaman yang sifatnya masih tradisional mulai dari cara makan sampai pada perhitungan angka kelahiran anak. Berdasarkan pandangan hidup inilah sebagian warga di pedesaan Yaman tidak memiliki akta kelahiran. Kerena mereka berpatokan pada perhitungan cermat yang menentukan urutan kelahiran anak. Sebagai titik rujukan sambil menggunakan musim, kematian kerabat, dan pernikahan sepupu tertentu. Begitupun pada cara makan sifat tradisional dari warga tetap masih ada. d. kondisi sosial pendidikan dan ekonomi. Hal ini dapat dilihat pada kutipan novel berikut. a) Pendidikan “Di wilayah pedesaan Yaman, sebagian besar perempuannya buta huruf. Karena kaum pria menganggap anak perempuan terlalu rapuh dan lemah untuk berjalan sendirian di jalur-jalur yang sepi.”(Ali, 2008:25)
“Ibuku tidak bisa membaca dan menulis sehingga mereka tidak perlu adanya anak perempuan untuk bersekolah. Aku tumbuh di sekolah alam sambil mengamati keadaan sekelilingnya.”(Ali, 2008:26) Berdasarkan kutipan di atas, ini menunjukkan bahwa di wilayah pedesaan Yaman sebagian besar kaum perempuannya buta huruf. Hal ini dikarenakan perempuan dianggap lemah dan tidak mampu menjaga diri ketika erada di luar, sehingga perempuan bagaikan serang anak kecil yang tidak bisa membaca. Hal seperti ini seharusnya tidak berlaku sebab setiap orang wajib memperoleh pendidikan demi kelangsungan masa depan anak bangsa. b) Ekonomi “Dan tibalah ketika tak banyak lagi barang yang bisa kami jual. Setelah cukup sering tak bisa makan karena kekurangan uang, saudara-saudara lelakiku bergabung dengan para pedagang asongan yang mengetuk kaca mobil-mobil dilampu merah. Bahkan Mona bergabung dengan mereka, yang mengemis. Lalu giliran Haifa dan aku yang mencobanya.”(Ali, 2008:55) “Aku sudah membuat keputusan! Selain itu, kamu tahu kita tak punya cukup uang untuk memberi makan seluruh keluarga. Jadi, ini artinya ada satu mulut yang berkurang. ”Ucapan ayahku terus-menerus terngiang dalam pikiranku : satu mulut yang berkurang. Jadi begitulah aku baginya, sebuah beban, dan dia menyambar kesempatan pertama untuk menyingkirkan aku. Dan aku menyayangi aba meski dia melakukan banyak kesalahan, meski dia berbau khat yang memuakkan itu, meski dia bersikeras kami harus mengemis di jalanan demi beberapa potong roti.”(Ali, 2008:58) Berdasarkan kutipan di atas, ini menunjukkan keadaan masyarakat Yaman yang krisis ekonomi sehingga anak sampai dewasa harus mengemis di jalan demi memenuhi kebutuhan. Selain itu, keadaan ini juga yang terkadang menyebabkan sebagian orang tua menikahkan anaknya sebab tidak mampu lagi membiayai kebutuhan keluarga.
a. Tokoh Aku (Nujood) Tokoh aku dalam novel dijadikan sebagai tokoh protagonis yang termasuk dalam kategori tokoh hero, karena intensitas atau kehebatannya yang tinggi di dalam novel hadir sebagai pelaku yang dikenai konflik bathin. Hal
ini didasarkan atas
problem kehidupan dan pererjuangan kerasnya untuk memperoleh kebebasan agar terlepas dari penganiyayaan suami dan mertua terhadapnya. Walaupun dengan usianya yang masih belia, ia berusaha dengan berbagai cara agar sampai ke pengadilan untuk menggugat perceraian dan memperoleh keadilan serta nilai-nilai kemanusiaan terhadap hak kaum perempuan. Hal ini dapat dilihat pada kutipan novel berikut. “Aku tak punya pilihan lagi. Aku harus menaiki tangga yang kini menjulang dihadapanku. Ini peluang terakhir untuk memperoleh bantuan untuk menyampaikan kisahku. Tak ada orang yang berhak menghalangiku mencari keadilan jadi aku tak akan menyerah dengan mudah.”(Ali, 2008:12) b. Tokoh Dowla Tokoh Dowla dalam novel sebagai tokoh protagonis. Tokoh Dowla termasuk dalam kategori tokoh hero. Keterlibatannya dalam novel sebagai tokoh yang memberi dukungan dan jalan terhadap tokoh aku untuk memperoleh kebebasan. Hal ini dapat dilihat pada kutipan novel berikut. “Nujood, bisiknya. Kalau tak ada yang mau mendengarkanmu, kau harus langsung pergi ke pengadilan. Sepanjang pengetahuanku, itu satu-satunya tempat yang bersedia mendengarkanmu.minta bertemu dengan hakim. Bagaimanapun hakim adalah perwakilan pemerintah. Dia sangat berkuasa, wali bagi kita semua. Tugasnya adalah membantu para korban.”(Ali, 2008:116) c. Tokoh Shada Tokoh Shada dalam novel juga dijadikan sebagai tokoh protagonis yang masuk dalam kategori tokoh hero, karena intensitas atau kehebatannya yang tinggi di dalam novel hadir sebagai pelaku yang membantu mengangkat hak-hak perempuan yang merasa tertindas atau teraniyaya. Perannya dalam novel sebagai pengacara wanita. Hal ini juga didasarkan atas problem kehidupan dan pererjuangan kerasnya membantu kaum
perempuan untuk memperoleh kebebasan ketika berada di pengadilan. Hal ini dapat dilihat pada kutipan novel berikut. “Kita perlu melakukan apapun untuk mengeluarkan Nujood dari cengkeraman suaminya. Kita harus mengabari media, organisasi-organisasi perempuan. Perempuan harus dilindungi. Jangan takut Nujood aku akan membantumu dalam perceraian ini.”(Ali, 2008:89) Asal-Usul Terciptanya Novel “Saya Nujood Usia 10 dan Janda” Karya Nujood Ali Berdasarkan pandangan dunia pengarang Nujood berusaha menciptakan sebuah novel yang menceritakan tentang emansipasi wanita. Oleh karena itu, dari beberapa peristiwa yang terjadi baik di negeri Yaman maupun di negara lain melalui kisah dan pandangan Nujood, sehingga melatarbelakangi penciptaan karya sastra yang tidak menginginkan adanya penindasan terhadap kaum perempuan dan menginginkan adanya emansipasi wanita persamaan hak antar individu dan bebas dalam bertindak dan berpendapat. Hubungan Latar Belakang Pengarang dengan Novel “Saya Nujood Usia 10 dan Janda” Karya Nujood Ali hubungan latar belakang pengarang dengan novel yang digambarkan merupakan bagian dari kehidupan pengarang mulai dari adat-istiadat dan kepercayaan, budaya, pandangan hidup atau kebiasaan, faktor sosial pendidikan dan ekonomi, sampai pada masalah emansipasi wanita. Dengan adanya novel “Saya Nujood Usia 10 dan Janda” yang mengungkap masalah perempuan membuat tokoh dunia terkemuka mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Condoleezza Rice dan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat sekarang Hillary Clinton menjadikannya sebagai salah satu perempuan feminis yang memperjuangkan hak-hak kaum perempuan walaupun dengan usianya yang masih dini. Selain itu, majalah perempuan di Amerika Serikat “Glamour” memilihnya sebagai “Women of the year” dan menunjuk Nujood Ali sebagai wanita feminis dan hak asazi manusia.
PENUTUP Berdasarkan uraian tentang hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan beberapa hal 1) Nujood adalah seorang figur pejuang wanita yang pemberani memberantas perkawinan paksa dibawah umur dengan tradisi kesukuan di Negeri Yaman pada bulan november 2008. Keberaniannya berjuang melepaskan diri dari jerat perkawinan paksa di bawah umur mengundang ucapan dan penghargaan dari sejumlah tokoh perempuan dunia terkemuka.,termasuk mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Condoleezza Rice dan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat sekarang Hillary Clinton.2) Struktur latar dalam novel “Saya Nujood Usia 10 dan Janda” Karya Nujood Ali menggunakan latar yang berdasarkan realitas keadaan masyarakat yang ada di negeri Yaman lewat peran tokoh-tokoh yang ada dalam novel “Saya Nujood Usia 10 dan Janda” Karya Nujood Ali.3) Latar belakang pengarang menciptakan karya sastra yakni di Yaman masih terdapat adanya korban kawin paksa khususnya di bawah umur yang mana sudah menjadi salah satu tradisi pada masyarakat Yaman dan menjadikan kaum perempuan sebagai
korban
rumah
tangga
salah
satunya
pengarang
sendiri,
sehingga
melatarbelakangi penciptaan karya sastra yang tidak menginginkan adanya penindasan terhadap kaum perempuan dan menginginkan adanya emansipasi wanita persamaan hak antar individu dan bebas dalam bertindak dan berpendapat. 4) Jika keadaan novel dihubungkan dengan latar belakang pengarang yakni setiap masalah yang digambarkan dalam novel “Saya Nujood Usia 10 dan Janda” karya Nujood Ali memiliki hubungan yang erat. Hal ini diketahui berdasarkan latar belakang pengarang Nujood yang dikenal sebagai figur pejuang wanita atau feminis pemberantas perkawinan dibawah umur dengan keberaniannya melepaskan diri dari jerat perkawinan paksa dibawah umur sehingga mengundang ucapan penghargaan dari sejumlah tokoh dunia terkemuka Condoleezza Rice dan Hillary Clinton. Adapun saran yang perlu disampaikan sehubungan dengan skripsi ini, hal tersebut sebagai berikut 1) Karya sastra tidak hanya untuk dinikmati pembaca, tetapi karya sastra juga perlu dikaji dan diteliti untuk mengambil isi yang terkandung di dalamnya. Penelitian sastra dengan menggunakan pendekatan strukturalisme genetik
hendaknya dapat meningkatkan aspirasi masyarakat terhadap karya sastra, sebab banyak karya sastra yang merupakan potret kenyataan hidup yang sarat akan nilai-nilai sosial yang berguna dalam kehidupan nyata. 2) Manfaat teoritis penelitian ini, kiranya dapat dijadikan penambah ilmu pengetahuan terhadap teori-teori sastra yang telah ada sebab keberadaan teori-teori sastra senantiasa selalu mengalami perubahan, penambahan, dan pengembangan yang sesuai dengan perkembangan zaman. 3) Mengingat novel “Saya Nujood Usia 10 dan Janda” Karya Nujood Ali merupakan novel otobiografi yang diangkat dari kisah nyata yang dialami pengarang sendiri dan banyak memuat masalah sosial, budaya, adat-istiadat dan kepercayaan. maka untuk penelitian mendatang tidak menutup kemungkinan diteliti kembali oleh peneliti dengan pendekatan yang berbeda. 4) Untuk penelitian sastra khususnya pendekatan strukturalisme genetik hendaknya lebih diperbanyak lagi, karena penelitian ini menghadapkan kita pada keadaan sosial baik yang ada dalam karya sastra maupun di luar karya sastra. DAFTAR PUSTAKA Ali, Nujood. 2008. Saya Nujood Usia 10 dan Janda. Jakarta: Pustaka Alvabet Aminuddin. 1991. Pengantar Apresiasi Sastra. Jakarta : CV. Sinar Baru. 2009. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algensindo Damono, D Sapardi. 1984. Sosiologi Sastra Sebuah Pengantar Ringkas. Jakarta : Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidkan dan Kebudayaan 2002. Pedoman Penelitian Sosiologi Sastra. Jakarta: Pusat Bahasa Djojosuroto Kinayati, dkk. 2000. Dasar-Dasar Teori Apresiasi Prosa Fiksi. Jakarta: MANASCO 2010. Prinsip-Prinsip Dasar Penelitian Bahasa dan Sastra. Bandung: Nuansa Djoko D, Sapardi. 2002. Pedoman Penelitian Sosiologi Sastra. Jakarta: Pusat Bahasa Endraswara, Suwardi. 2003. Metodologi Penelitian Sastra Epistemologi, Model, Teori, dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Widyatama
2008. Metodologi Penelitian Sastra Epistimologi, Model, Teori, dan Aplikasi. Yogyakarta: MedPress Haramain,
N
Mariyani.
2010.
http://www.scribd.com/doc/28549937/analisis
strukturalisme genetik. di akses tanggal 02 November 2012 Hartoko, Dick. 1986. Pemandu Di Dunia Sastra. Yogyakarta: Kanisius Loelasari, dkk. 2006. Kamus Istilah Sastra. Bandung: Nuansa Aulia Mahayana, Maman. 2007. http://www.scribd.com/doc/28549937/unsurekstrinsiknovel. di akses tanggal 02 November 2012 Nurgiyantoro, Burhan.
2009. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press Nursasongko,
Pekik.
2009.
http://www.scribd.com/doc/28549937/analisis
strukturalisme genetik. di akses tanggal 15 November 2012 Pradopo D, Rachmat. 1994. Prinsip-Prinsip Kritik Sastra. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Purkodi,
Upon.
2011.
http/www.teori-struktural-genetik-dalam-penelitian-sastra-
374543.html. di akses tanggal 27 Desember 2012 Sastrowardoyo, Subagio. 1992. Sekilas Soal Sastra Dan Budaya.Jakarta : Balai Pustaka Since. 2008. http://www.scribd.com/doc/28549937/unsur-intrinsik-dan-ekstrinsik-novel. di akses tanggal 26 Oktober 2012 Tuloli, Nani. 2000. Teori Fiksi. Gorontalo: BMT Nurul Jannah 2000. Kajian Sastra. Gorontalo : BMT Nurul Jannah Wahyuni.
2010. http\artikel_kajian karya sastra ditinjau dari strukturalisme genetik.detail-24100.html. di akses tanggal 17 Januari 2013