Analisis Struktur Industri Bisnis Uang Elektronik (Electronic Money) di Indonesia
BAB I. PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Uang elektronik (electronic money) telah diselenggarakan di negara-negara maju, baik
oleh lembaga perbankan maupun lembaga non-perbankan di negara setempat, dan uang elektronik (electronic money) tersebut sangat disukai dan diminati oleh para penggunanya, terbukti dengan banyaknya nilai transaksi yang menggunakan uang elektronik (electronic money), serta banyaknya jumlah kartu maupun bentuk uang elektronik (electronic money) lainnya yang telah diterbitkan di negara-negara maju tersebut. Sebagai contoh, Hongkong telah memperkenalkan Kartu Octopus, yaitu uang elektronik (electronic money) yang saat ini dipergunakan di Hongkong,
sejak tahun 1997.
Sementara
itu, Singapura telah
memperkenalkan uang elektronik (electronic money) di negaranya sejak tahun 2000.
Uang elektronik (electronic money) didefinisikan sebagai alat pembayaran, yang diterbitkan atas dasar nilai uang yang disetor terlebih dahulu oleh pengguna uang elektronik (electronic money) kepada Penerbit, dimana nilai uangnya disimpan dalam suatu media elektronik seperti server atau chip, yang digunakan sebagai alat pembayaran pada saat bertransaksi, dan ketika digunakan, nilai uang elektronik (electronic money) yang disimpan secara elektronik tersebut akan berkurang sebesar nilai transaksi, dan setelahnya dapat diisi kembali (top-up). Nilai uang elektronik (electronic money) yang disetor oleh pemegang dan dikelola oleh Penerbit tersebut bukanlah merupakan simpanan sebagaimana dimaksud dalam undang-undang yang mengatur mengenai perbankan.
1
Sejalan dengan kemajuan teknologi elektronik dan teknologi informatika di Indonesia, uang elektronik (electronic money) telah pula diperkenalkan di Indonesia sejak tahun 2007. Dan untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap uang elektronik (E-Money) ini, maka pemerintah Indonesia, melalui Bank Indonesia sebagai Bank Sentral di Indonesia, telah secara resmi dan sah, menyetujui dan mengatur hal-hal terkait penyelenggaraan, penggunaan dan transaksi dengan uang elektronik (electronic money) di Indonesia terhitung sejak tanggal 13 April 2009, melalui Peraturan Bank Indonesia nomor 11/12/PBI/2009 tentang uang elektronik (electronic money) yang dikeluarkan pada tanggal 13 April 2009, dan disempurnakan dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 16/8/PBI/2014 tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/12/PBI/2009 tentang uang elektronik (Electronic money) yang dikeluarkan pada tanggal 8 April 2014. Sebagai petunjuk pelaksanaannya, Bank Indonesia telah mengeluarkan Surat Edaran Bank Indonesia nomor 11/11/DASP tertanggal 13 April 2009 tentang uang elektronik (electronic money), dan disempurnakan dengan Surat Edaran Bank Indonesia nomor 16/11/DKSP tertanggal 22 Juli 2014 tentang Penyelenggaraan uang elektronik (electronic money).
Penggunaan uang elektronik (electronic money) di Indonesia akan memudahkan masyarakat, karena tak perlu lagi membawa uang tunai, serta akan membantu mengurangi peredaran uang kartal, yang akan berdampak kepada berkurangnya biaya yang harus dikeluarkan oleh pemerintah untuk memproduksi uang kartal beserta fitur-fitur keamanan uang kartal tersebut, yang sesungguhnya membutuhkan biaya yang tidak sedikit, bahkan seringkali nilai intrinsik uang kartal melebihi nilai nominal dari uang kartal itu sendiri. Disamping itu, pendistribusian uang kartal dari tempat pencetakan uang ke daerah-daerah di seluruh Indonesia, juga membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
2
Penggunaan uang elektronik (electronic money) di Indonesia juga akan membantu mempercepat proses perdagangan dan transaksi bisnis (praktis dalam bertransaksi) yang dilakukan secara real-time, sehingga secara teoritis kegiatan perekonomian bisa dilakukan beberapa kali lebih cepat ketimbang jika menggunakan uang kartal yang konvensional, sehingga secara tidak langsung, penggunaan uang elektronik (electronic money) akan membantu mendorong aktivitas perdagangan dan transaksi bisnis, serta membantu meningkatkan laju pertumbuhan perekonomian di Indonesia, sehingga pemerintah melalui Bank Indonesia sangat mendukung penggunaan uang elektronik (electronic money) ini.
Memperhatikan dukungan pemerintah melalui Bank Indonesia, serta kesempatan bisnis yang diperkirakan sangat besar dari bisnis uang elektronik (electronic money) ini, maka saat ini telah bermunculan beberapa perusahaan maupun institusi yang ikut serta di dalam bisnis uang elektronik (electronic money), dengan berbagai produk nilai tambah yang membungkus produk uang elektronik (electronic money) tersebut.
1.2
Perumusan Masalah Dengan adanya dukungan pemerintah melalui Bank Indonesia, serta dengan adanya
kesempatan bisnis dari bisnis uang elektronik (electronic money) ini, sebagai salah satu acuan dan bahan pertimbangan bagi perusahaan-perusahaan/investor yang berkeinginan ikut serta berpartisipasi di dalam bisnis uang elektronik (electronic money) ini, penulis bermaksud melakukan analisis struktur industri bisnis uang elektronik (electronic money) di Indonesia.
1.3
Pertanyaan Penelitian Pertanyaan Penelitian :
3
Apakah bisnis uang elektronik (electronic money) di Indonesia menarik ?
Apakah ada kesempatan untuk berpartisipasi di dalam bisnis uang elektronik (electronic money) di Indonesia, berdasarkan struktur industri dan persaingan yang ada pada industri bisnis uang elektronik (electronic money) tersebut ?
1.4
Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang dan permasalahan diatas, maka tujuan akhir dari
penulisan tesis ini adalah untuk mendapatkan suatu kesimpulan bahwa bisnis uang elektronik (electronic money) di Indonesia menarik atau malah sebaliknya yaitu tidak menarik, serta untuk mendapatkan suatu kesimpulan berdasarkan struktur industri dan persaingan dari bisnis uang elektronik (electronic money) di Indonesia, mengenai adanya kesempatan bisnis yang berpeluang untuk diperoleh perusahaan-perusahaan/investor yang berkeinginan untuk berpartisipasi pada bisnis uang elektronik (electronic money) di Indonesia, atau malah sebaliknya yaitu kecil peluangnya dalam arti persaingannya sudah sangatlah ketat.
Penelitian pada tesis ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan memanfaatkan data-data yang diperoleh dari kuesioner yang disebarkan kepada masyarakat umum, baik yang merupakan pengguna uang elektronik (electronic money), maupun bukan pengguna uang elektronik (electronic money), kemudian juga menggunakan metode time series analysis atas data-data yang diperoleh dari sumber-sumber yang dapat dipercaya, yang diantaranya adalah data-data dari Bank Indonesia. Hasil dari penelitian pada tesis ini dapat digunakan sebagai salah satu acuan dan bahan pertimbangan bagi perusahaan-perusahaan/investor yang berkeinginan untuk berpartisipasi pada bisnis uang elektronik (electronic money) di Indonesia, apakah akan berpartisipasi di dalam bisnis uang elektronik (electronic money) atau tidak.
4
1.5
Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penulisan tesis ini yaitu sebagai berikut :
Hasil analisa dan formulasi dapat digunakan sebagai salah satu acuan perusahaan-perusahaan untuk mengapresiasi kesempatan yang ada di dalam bisnis uang elektronik (electronic money) di Indonesia, yaitu kesempatan berdasarkan struktur industri dan persaingan dari bisnis uang elektronik (electronic money) di Indonesia,
Hasil analisa yang akan menjadi gambaran peta kekuatan dari para pelaku bisnis uang elektronik (electronic money) di Indonesia, diharapkan dapat dimanfaatkan untuk melakukan analisa strategi marketing bagi perusahaanperusahaan apabila memutuskan untuk ikut serta berpartisipasi di dalam bisnis uang elektronik (electronic money) di Indonesia, sebagai langkah selanjutnya.
Bagi akademisi dan peneliti, diharapkan dapat digunakan sebagai bahan acuan dan referensi dalam penelitian-penelitian yang sejenis di masa yang akan datang.
1.6
Batasan Penelitian Bisnis yang diteliti adalah bisnis uang elektronik (electronic money) dengan para
pelaku bisnis yang diantaranya adalah dari golongan perbankan maupun non-perbankan, yaitu sebanyak 17 perusahaan (sampai dengan akhir Desember 2013) yang telah mendapatkan ijin melakukan bisnis uang elektronik (electronic money) dari Bank Indonesia sebagai Regulator dan pemilik kewenangan untuk mengeluarkan ijin.
5
Adapun batasan waktu penelitian adalah antara periode awal tahun 2009 sampai dengan pertengahan tahun 2014, dengan memanfaatkan data-data yang diperoleh dari Bank Indonesia, Biro Pusat Statistik Indonesia, serta sumber-sumber data lainnya yang bisa dipercaya, termasuk data-data dari internet (Web).
6