Analisis Permintaan Uang Di Indonesia Tahun 1990-2013 Fenta Andang Putri1, Alvis Rozani1, Firdaus Sy1. Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi, Universitas Bung Hatta Padang Email :
[email protected] [email protected] [email protected]
Abstract Effectiveness of monetary control is very important for the economic development of Indonesia. Indonesia attentives an open economy that demand for money and supply of money are affected by external and internal factors. This research is motivated by the difference in the velocity of money between M 1 and M2, as well as referring to the turmoil in M1 growth in Indonesia. The purpose of this research was to analyze the influence of Gross Domestic Product (GDP), the level of interest rates on deposits, Singapore Interbank Offered Rate (SIBOR), inflation, and economic break in 1998 (dummy variable) to demand for money (M1) in Indonesia. The data used in this study was obtained by the Library Research through the source of some of the literature, journals, and books related to this research, as well as by means of Field Research through agencies that provide data for this research such as BPS and BI. This research uses multiple linear regression analysis. The result of this research are GDP, inflation, and economic break 1998 have significant effect to demand for money (M 1) in Indonesia. While the domestic interest rate is deposit interes although international interest rate SIBOR don’t have significant effect to demand for money (M1) in Indonesia. Keywords: M1, GDP, Deposit Interest, SIBOR, Inflation, and Economic Break 1998 PENDAHULUAN Pertumbuhan ekonomi di Indonesia
berupa spread suku bunga rata-rata 35
mengalami pasang surut, bahkan Indonesia
perbankan terutama perbankan swasta
pernah mengalami krisis ekonomi pada
nasional jika berlangsung dalam jangka
tahun 1998 yang juga banyak melanda
waktu cukup lama, meskipun inflasi dapat
sebagian besar negara di dunia (Tarmidi,
ditekan (Khalawaty, 2000).
persen sehingga dapat mematikan dunia
1999). Awal agustus 1998, bunga deposito
Untuk bangkit dari keterpurukan
yang dijamin sebesar 56 persen dan bunga
tersebut,
pasar uang antar bank menembus angka
pembangunan
tertinggi 77 persen. Dengan suku bunga
Pembangunan
tinggi tersebut, kalangan investor asing
tahapan proses yang mutlak dilakukan oleh
menawarkan rupiah langsung kepada bank-
suatu bangsa untuk dapat meningkatkan
bank nasional yang kesulitan likuiditas.
taraf hidup dan kesejahteraan seluruh
Kondisi demikian memberikan keuntungan
rakyat bangsa tersebut (Zilal Hamzah,
kepada bank asing atau investor asing 1
Indonesia
harus
ekonomi ekonomi
melakukan
yang
relevan.
merupakan
2006). Efektifitas pengendalian moneter di
terjadi
Indonesia dalam beberapa tahun terakhir
pertumbuhan
dirasakan semakin berkurang. Masalah ini
mencapai 1,5 persen. Bahkan pertumbuhan
tidak terlepas dari perkembangan sistem
uang giral menjadi minus yakni sebesar
operasi dan instrumen pasar uang yang
7,51 persen.
semakin
pesat
dan
kompleks,
pada
tahun M1
2008,
justru
menurun
hingga
serta
Melihat fenomena yang terjadi pada
semakin besar dan cepatnya arus lalu lintas
variabel-variabel di atas, maka pertanyaan
modal sehingga fluktuasi uang beredar
yang paling mendasar pada penelitian ini
menjadi tidak stabil (Hadi Sasana, 2006).
adalah :
Terkait dengan kebijakan moneter,
1. Apakah PDB berpengaruh terhadap
Bank Indonesia telah menaikkan suku bunga,
memperkuat
operasi
permintaan uang di Indonesia ?
moneter,
2. Apakah tingkat suku bunga deposito
memperdalam pasar keuangan, melakukan
berpengaruh
stabilisasi nilai tukar rupiah agar sesuai
uang di Indonesia ?
dengan nilai fundamentalnya, mengelola lalu
lintas
kerjasama
dan
antarbank
memperluas dalam
devisa,
memperkuat
sentral
ruang kebijakan
menjaga
3. Apakah
ketahanan
moneter eksternal
permintaan
dan
penawaran
uang.
krisis
berpengaruh
keuangan, Bank Indonesia mempunyai antara
permintaan
uang
di
permintaan uang di Indonesia ? 5. Apakah
menstabilkan
berpengaruh
4. Apakah inflasi berpengaruh terhadap
Dalam hal memperdalam pasar
untuk
permintaan
Indonesia ?
(Laporan Bank Indonesia, 2013).
peranan
SIBOR
terhadap
untuk
terhadap
ekonomi
terhadap
1998
permintaan
uang di Indonesia ? Dari latar belakang dan perumusan masalah yang telah penulis kemukakan
Pertumbuhan M1 di Indonesia dari tahun
maka hipotesisnya sebagai berikut:
1990 hingga 2013 terus berfluktuasi pada
1. Diduga adanya hubungan positif dan
setiap tahunnya. Pada saat terjadinya krisis ekonomi, pertumbuhan M1 di Indonesia meningkat dari tahun sebelumnya yaitu
pengaruh
signifikan
terhadap
permintaan
antara uang
PDB di
Indonesia.
sebesar 22,24 persen menjadi 29,17 persen
2. Diduga adanya hubungan negatif dan
pada tahun 1998. Pertumbuhan uang kartal
pengaruh signifikan antara tingkat
jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan
suku
pertumbuhan uang giral yaitu sebesar
bunga
deposito
terhadap
permintaan uang di Indonesia.
45,63 persen. Berbeda dengan krisis yang 2
3. Diduga adanya hubungan negatif dan
tabungan, dan deposito berjangka
pengaruh signifikan antara SIBOR
yang terdapat pada lembaga-lembaga
terhadap
keuangan bukan bank.
permintaan
uang
di
Indonesia.
Nopirin (2009) menyatakan bahwa
4. Diduga adanya hubungan positif dan
permintaan uang merupakan jumlah uang
pengaruh signifikan antara inflasi
kas yang diminta sebenarnya tidak nyata
terhadap
(unobservable), yang ada hanyalah jumlah
permintaan
uang
di
Indinesia.
uang beredar. Jadi yang dapat dihitung
5. Diduga adanya hubungan positif dan
atau diketahui jumlah uang yang ada di
pengaruh signifikan antara krisis
tangan masyarakat (supply of money).
ekonomi 1998 terhadap permintaan
Untuk menghitung atau mengetahui jumlah
uang di Indonesia.
uang yang diminta digunakan anggapan
TINJAUAN PUSTAKA
keseimbangan dalam pasar uang, sehingga
Landasan Teori
jumlah uang yang beredar tersebut dipakai
Khalawaty
(2000)
menyatakan
sebagai
penaksir
jumlah
uang
bahwa uang berperan sangat penting dalam
diminta.
kehidupan manusia, karena uang berfungsi
Teori Permintaan Uang Klasik
yang
sebagai alat tukar-menukar, sebagai satuan
Teori - teori permintaan uang
pengukur nilai, dan sebagai alat akumulai
klasik tercermin dari Irving Fisher dan
kekayaan. Berdasarkan pada ketiga fungsi
teori Cambridge (Marshall - Pigou). Teori
uang tersebut di atas, dengan demikian
ini tidak dimaksudkan untuk menjelaskan
terdapat tiga macam pengertian mengenai
mengapa
uang ditinjau dari sudut likuiditasnya,
menyimpan uang kas, tetapi lebih pada
yaitu:
peranan dari pada uang, yaitu sabagai alat
1. M1 adalah uang yang terdiri dari uang
tukar.
seseorang
Karenanya
atau
jumlah
masyarakat
uang
yang
kertas, uang logam, dan simpanan
diminta berbanding proposional dengan
dalam bentuk rekening koran (demand
tingkat output atau pendapatan. Bila
deposit).
tingkat
output
meningkat,
maka
2. M2 adalah uang yang terdiri dari M1,
permintaan uang meningkat, begitu juga
tabungan dan deposito berjangka (time
sebaliknya. Jumlah uang yang dipegang
deposit) yang terdapat pada bank
oleh masyarakat bukanlah semata-mata
umum.
nilai nominalnya, tetapi juga daya belinya,
3. M3 adalah uang yang terdiri dari uang
yaitu nilai nominal dibandingkan dengan
yang termasuk dalam kategori M2, 3
tingkat harga (real money balance) (Asfia
investasinya. Suku bunga mempengaruhi
Murni, 2006).
keputusan
Teori Permintaan Uang Keynes
membelanjakan uang lebih banyak atau
motif
individu
Keynes menyebutkan adanya tiga
menyimpan
memegang
uangnya
pilihan
dalam
bentuk
yakni
motif
tabungan. Suku bunga juga merupakan
motive),
motif
sebuah harga yang menghubungkan masa
berjaga - jaga (precautionary motive) dan
kini dengan masa depan, sebagaimana
motif
harga lainnya maka tingkat suku bunga
transaksi
uang,
terhadap
(transaction
spekulasi
mencari
keuntungan
(speculation motive) (Boediono, 1994).
ditentukan oleh interaksi antara permintaan
Produk Domestik Bruto
dan penawaran (Suheadi, 2000).
Sukirno (2004), PDB adalah nilai
Tingkat
barang dan jasa yang dihasilkan dalam
menggunakan
Bunga
Internasional
(SIBOR)
suatu negara dalam suatu tahun tertentu dengan
Suku
Terdapat hubungan positif antara
factor-faktor
tingkat suku bunga SIBOR terhadap suku
produksi milik warga negaranya dan milik
bunga dalam negeri. Jika SIBOR naik
penduduk di negara-negara lain. Biasanya
maka tingkat suku bunga dalam negeri
dinilai menurut harga pasar dan dapat
juga naik. Artinya, jika SIBOR meningkat
didasarkan pada harga berlaku dan harga
para
tetap.
menyimpan uang di luar negeri. Untuk
Hubungan
Pendapatan
Keynes,
akan
lebih
tertarik
mencegah pelarian modal ke luar negeri
Nasional
(Capital Outflow), pemerintah mengambil
terhadap Permintaan Uang Menurut
investor
pendapatan
kebijakan dengan menaikkan tingkat suku
nasional mempunyai hubungan positif
bunga pinjaman (Taufik Kurniawan, 2004).
terhadap permintaan uang. Kenaikan PDB
Hubungan
akan mendorong meningkatnya permintaan
Terhadap Permintaan Uang
Tingkat
Suku
Bunga
uang untuk transaksi, sebab masyarakat
Menurut Keynes, hubungan antara
menginginkan uang kas yang lebih banyak
tingkat suku bunga dengan permintaan
untuk melakukan jumlah transaksi yang
uang adalah
lebih besar.
kenaikkan suku bunga, maka permintaan
Tingkat Suku Bunga
uang
Suku bunga adalah biaya yang harus
dibayar
oleh
peminjam
akan
sebaliknya,
atas
negatif.
Artinya
berkurang. apabila
Demikian
suku bunga turun,
maka permintaan uang akan naik.
pinjaman yang diterima dan merupakan imbalan bagi pemberi pinjaman atas 4
setiap
Inflasi
Hubungan Inflasi terhadap Permintaan Nanga (2005) menyatakan bahwa
setidaknya
ada
tiga
ditekankan
dalam
hal
Uang
yang perlu
memahami
Menurut aliran Keynesian, naiknya
inflasi,
tingkat harga umum atau inflasi akan
Yaitu: 1. Adanya
kecendrungan
harga-harga
menyebabkan
semakin
tingginya
pengeluaran
nominal.
Dengan
pengeluaran
nominal
untuk meningkat, yang berarti bisa
meningkatnya
saja tingkat harga yang terjadi pada
tersebut, mengakibatkan permintaan akan
waktu tertentu naik atau turun, tetapi
uang
tetap
meningkat.
menunjukan
tendensi
atau
kecendrungan yang meningkat.
untuk
bertransaksi Dengan
juga
demikian
ikut inflasi
mempunyai hubungan positif terhadap
2. Kenaikan tingkat harga tersebut terjadi
permintaan uang.
secara terus menerus (sustained), yang
Krisis Ekonomi
berarti bukan terjadi pada suatu waktu
Rachbini
(2001)
berpendapat
saja, tetapi berapa wakktu lamanya.
bahwa krisis pada dasarnya tidak hanya
Kenaikan
sifatnya
berdimensi pada teknis ekonomi moneter,
sementara seperti pada saat momen-
tetapi memiliki dimensi yang sangat luas
momen tertentu seperti hari raya, tidak
yang
dapat dikatakan sebagai inflasi.
ekonomi politik.
harga
yang
3. Tingkat harga yang dimaksud adalah
beberapa
komoditas
Pengujian
saja.
pengujian
Kenaikan harga dari satu atau dua
mendukung
kecuali bila kenaikan harga itu meluas mengakibatkan
masalah-masalah
yang
normalitas dilakukan
sebagai untuk
mengetahui pola keragaman varians yang
barang saja tidak dapat disebut inflasi
(atau
dengan
HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Normalitas
tingkat harga umum, bukan hanya satu atau
terkait
masing-masing
variabel
penelitian (Nachrowi, 2010).
kenaikan)
kepada barang lainnya. Tabel 1.1 Hasil Uji Normalitas Jarque-Bera Probability Sumber : Olahan Eviews 7
1,042441 0,593795
Hasil tersebut menunjukkan bahwa probability > alpha yaitu
Artinya data-data yang terdapat dalam
0,59 > 0,05.
penelitian ini berdistribusi normal.
5
tidak. Uji ini diukur dengan masing-
Multikolinearitas Uji
Multikolinearitas
bertujuan
masing variabel independen dari nilai R
untuk menguji apakah ditemukan adanya
jika R < 0,080 maka tidak terdapat gejala
korelasi antar variabel independen pada
multikolinearitas. Sebaliknya jika R > 0,80
model regresi. Untuk mendeteksi apakah
maka
antara
variabel
variabel-variabel
independen
terjadi
multikolinearitas sesama
independen
(Ghozali,
2011).
mempunyai multikolinearitas tinggi atau Tabel 1.2 Hasil Uji Multikolinearitas LPDB
LSBD
LSIBOR
LINFLASI
LPDB
1,000000
-0,789305
-0,809530
-0,299325
LSBD
-0,789305
1,000000
0,702250
0,433669
LSIBOR
-0,809530
0,702250
1,000000
0,416802
LINFLASI
-0,299325
0,433669
0,416802
1,000000
Sumber : Olahan Eviews 7
Dari hasil matrix correlation pada tersebut
menunjukkan
bahwa
penelitian ini. Hal tersebut dilihat dari
tidak
koefisien
ditemukan adanya gejala multikolinearitas
korelasi
(r)
antar
variabel
independen < 0,80.
pada variabel-variabel independen dalam satu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Heteroskedastisitas Shochrol
(2011)
menerangkan
Pada
model
penelitian ini
pengujian
tujuan dari uju heteroskedastisitas adalah
heteroskedastisitas dilakukan dengan uji
untuk menguji apakah dalam model regresi
White.
terdapat ketidaksamaan varian dari residual Tabel 1.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas Heteroskedasticity Test : White Obs*R-squared Scaled explained SS Sumber : Olahan Eviews 7
20.88305 6.725761
Prob. Chi-Square(14) Prob. Chi-Square(14)
Hasil tersebut menunjukkan bahwa
0,1047 0,9448
model regresi telah terbebas dari gejala
nilai probability 0,10 > 0,05 sehingga
heteroskedastisitas.
dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel penelitian yang akan dibentuk di dalam
6
melihat korelasi antaranggota serangkaian
Autokorelasi Gujarati
(2004)
menerangkan
observasi
bahwa uji autokorelasi merupakan uji yang
yang diurutkan berdasarkan
waktu.
Tabel 1.4 Uji Autokorelasi Prob. Chi-Square(2) Durbin Watson (DW) Sumber : Olahan Data Eviews 7
0,7711 1,962994
Berdasarkan tabel di atas dapat
Hasil Regresi Linear Berganda
dilihat bahwa DW berada diantara dua
Setelah
seluruh
variabel
kuadran du ≤ d ≤ 4 – du yaitu 1,90 ≤ 1,96
berdistribusi normal dan terbebas dari
≤
masing-masing gejala pada asumsi klasik
2,10
sehingga
dapat
disimpulkan
penelitian ini bebas dari autokorelasi.
maka model regresi linear berganda dapat dilakukan dengan hasil sebagai berikut :
Tabel 1.5 Hasil Estimasi Persamaan Regresi Variabel
Probability
Alpha
Kesimpulan
Constanta LPDB LSBD
Koefisien Regresi -29,04288 2,788351 0,121976
0,0000 0,1333
0,05 0,05
LSIBOR
-0,016917
0,6254
0,05
LINFLASI KRISIS F-Prob Adjusted R-Square
0,151206 0,965533 0,000000 0,991707
0,0012 0,0000
0,05 0,05
SIGNIFIKAN TIDAK SIGNIFIKAN TIDAK SIGNIFIKAN SIGNIFIKAN SIGNIFIKAN
Sumber : Olahan Eviews 7
Berdasarkan tabel di atas terlihat
LY = C + LPDB + LSBD + LSIBOR +
bahwa masing-masing variabel penelitian
LINFLASI + KRISIS
memiliki koefisien regresi yang dapat
LY = -29,04288 + 2,788351LPDB +
dibentuk ke dalam sebuah model regresi
0,121976LSBD – 0,016917LSIBOR
linear
+
berganda
ditransformasikan
yang ke
dalam
telah bentuk
0,151206LINFLASI
+
0,965533KRISIS
logaritma seperti di bawah ini :
Berdasarkan model di atas dapat disimpulkan : 7
1. Dari
hasil
pengolahan
diperoleh
constanta
29,04288
yang
data
sebesar
artinya
deposito sebesar 10 persen, maka
-
permintaan uang di Indonesia akan
jika
naik sebesar 1,21 persen.
variabel independen PDB (X1),
4. Diperoleh koefisien regresi dari
suku bunga deposito (X2), SIBOR
SIBOR
(X3), Inflasi (X4), dan krisis
sebesar -0,016917. Artinya setiap
ekonomi 1998 (D) bernilai nol
terjadi penurunan SIBOR sebesar
persen maka permintaan uang
10 persen, maka permintaan uang
akan turun sebesar 29,04 persen.
di Indonesia meningkat sebesar
2. Diperoleh koefisien regresi dari
(X3)
bernilai
negatif
0,16 persen.
PDB (X1) bernilai positif sebesar
5. Diperoleh koefisien regresi dari
2,788351 artinya setiap terjadi
inflasi (X4) bernilai positif sebesar
peningkatan pada PDB sebesar 10
0,151206. Artinya setiap kenaikan
persen, maka permintaan uang di
inflasi sebesar 10 persen, maka
Indonesia akan naik sebesar 27,88
permintaan uang di Indonesia akan
persen.
meningkat sebesar 1,51 persen.
3. Diperoleh koefisien regresi dari
6. Berdasarkan hasil regresi dapat
suku bunga deposito (X2) bernilai
disimpulkan bahwa krisis ekonomi
positif sebesar 0,121976 artinya
1998 berhubungan positif terhadap
setiap
permintaan uang.
kenaikan
suku
bunga
Uji Koefisien Determinasi (R2)
dan krisis ekonomi 1998 (D) mampu
Berdasarkan hasil analisis data,
memberikan
kontribusi permintaan
dalam
terlihat bahwa nilai koefisien determinasi
mempengaruhi
uang
(Y)
yang dihasilkan dalam pengujian sebesar
sebesar 99,17 persen sedangkan sisanya
0,991707. Hasil tersebut menunjukkan
sebesar 0,83 persen dipengaruhi oleh
bahwa variabel PDB (X1), suku bunga
variabel lain di luar model penelitian ini.
deposito (X2), SIBOR (X3), Inflasi (X4), < 0,05 maka keputusannya H0 ditolak dan
Uji F (Goodness Fit) Berdasarkan hasil pengujian F-
Ha diterima sehingga dapat disimpulkan
Statistik terlihat nilai probability sebesar
bahwa PDB (X1), suku bunga deposito
0,0000 dengan tingkat kesalahan yang
(X2), SIBOR (X3), Inflasi (X4), dan krisis
digunakan sebesar 0,05. Dari hasil yang
ekonomi 1998 (D) berpengaruh signifikan
diperoleh
terhadap permintaan uang di Indonesia (Y).
menunjukkan
bahwa
nilai
probability yang dihasilkan sebesar 0,000 8
memiliki nilai probability > alpha
Uji t-Statistik 1. Berdasarkan hasil pengujian, PDB
yaitu 0,6254 > 0,05. Keputusannya
(X1) mempunyai nilai probability <
H0 diterima dan Ha ditolak, artinya
alpha
SIBOR
tidak
Keputusannya H0 ditolak dan Ha
signifikan
terhadap
diterima, artinya PDB berpengaruh
uang di Indonesia.
yaitu
signifikan
0,0000
<
terhadap
0,05.
permintaan
4. Berdasarkan
uang di Indonesia.
berpengaruh permintaan
hasil
pengujian,
tingkat inflasi (X4) di Indonesia
2. Berdasarkan hasil pengujian, suku
memiliki nilai probability < alpha
bunga deposito (X2) memiliki nilai
yaitu 0,0012 < 0,05. Keputusannya
probability > alpha yaitu 0,1333 >
H0 ditolak dan Ha diterima, artinya
0,05. Keputusannya H0 diterima
tingkat
dan Ha ditolak, artinya suku bunga
signifikan
deposito
uang di Indonesia.
di
Indonesia
tidak
berpengaruh signifikan terhadap
3. Berdasarkan hasil pengujian, sama halnya dengan tingkat suku bunga SIBOR
(X3)
permintaan
ekonomi
1998
signifikan
terhadap
berpengaruh permintaan
juga (X1), Suku bunga deposito (X2),
Berdasarkan
kepada
analisis
SIBOR (X3), Inflasi (X4), ada dua
hasil
pengujian
variabel independen yang tidak
terdapat
beberapa
berpengaruh signifikan terhadap
pembahasan
hipotesisi
terhadap
uang di Indonesia.
Kesimpulan
dengan
berpengaruh
5. Berdasarkan hasil pengujian, krisis
permintaan uang di Indonesia.
deposito,
inflasi
maka
kesimpulan pada penelitian ini :
permintaan uang di Indonesia (Y)
1. Model regresi yang di gunakan
yaitu tingkat suku bunga baik
pada penelitian ini adalah model
tingkat
regresi linear berganda dan data
Indonesia
yang diuji berdistribusikan normal,
domestik maupun SIBOR sebagai
serta bebas dari asumsi klasik, yaitu
suku bunga Internasional.
normalitas,
multikolinearitas,
heteroskedastisitas
suku
sebagai
3. Berdasarkan
dan
bunga
hasil
deposito
suku
bunga
penelitian
ditemukan adanya pengaruh yang
autokorelasi.
signifikan antara krisis ekonomi
2. Dari semua variabel independen
1998 (dummy variable) terhadap
dalam penelitian ini yaitu PDB
permintaan uang di Indonesia (Y). 9
menambahkan
Saran 1. Dengan
diketahuinya
jumlah
variabel-variabel
lainnya untuk penelitian yang akan
permintaan uang di masyarakat,
datang.
maka dengan ini dapat membantu
3. Diharapkan
Bank Indonesia sebagai otoritas
selanjutnya
moneter dalam hal mencetak dan
dispesifikasikan
mengedarkan uang ke masyarakat.
dependentnya seperti uang kartal
bagi
peneliti
agar
lebih
lagi
variabel
2. Bagi peneliti selanjutnya, hasil
atau uang giral agar dapat diketahui
penelitian ini diharapkan dapat
lebih jelasnya lagi jumlah uang kas
menjadi acuan jika ingin meneliti
yang sebenarnya di masyarakat.
di subjek yang sama dan dapat
Murni, Asfia., 2006. Ekonomika Makro,
DAFTAR PUSTAKA Anonymous.,
Laporan Bank
Berbagai
Tahun
Indonsia
2013,
PT. Refika Aditama : Bandung.
Bank
Indonesia.
Nachrowi, Bi Nachrowi., 2010. Dasar-
Boediono., 1994. Ekonomi Moneter edisi
dasar
ketiga, BPFE : Yogyakarta. Ghozali,
Penerbit
BPFE: Yogyakarta.
Dasar-dasar
Nanga, Muana., 2005, Makro Ekonomi,
Statistik Dalam Aplikasi SPSS 19.0.
Teori Masalah dan Kebijakan,
Penerbit Universitas Diponegoro:
Edisi Ke dua, PT Raja Grafindo
Semarang.
Persada: Jakarta.
Gujarati,
Imam.,2011.
Econometrica.
Damodar
N.
Econometrics,
2009.
Fifth
Basic
Nopirin., 2000, Ekonomi Moneter, Buku II
Edition.
Edisi Ke I, Cetakan Kesepuluh.
McGraw Hill, USA.
BPFE: Yogyakarta.
Khalwaty, Tajul A.S., 2000. Inflasi dan
Rachbini,
D.J.,
2001,
Solusinya, PT Gramedia pustaka
Ekonomi
utama: Jakarta.
Manusia, Grasindo: Jakarta
Kurniawan, Taufik. 2004. Determinan
Dan
Pengembangan Sumber
Sasana, Hadi., 2006. Analisis Dampak
Tingkat Suku Bunga Pinjaman di
Desentralisasi
Fiskal
Indonesia.
Pertumbuhan
Ekonomi
Buletin
Daya
Ekonomi
Moneter dan Perbankan Desember
terhadap Jawa
Tengah. Jurnal Fakultas Ekonomi.
2004. 10
Shochrul, R. Ajija dkk., 2011. Cara Cerdas
Menguasai
Dampak,dan
Eviews.
Maret 1999.
Sukirno, Sadono., 2004. Pengantar Teori
www.bi.go.id
Makroekonomi. Edisis Ketiga, PT
Zilal
Raja Grafindo Persada: Jakarta.
Hamzah,
Muhammad.,
Pengaruh
Suhaedi., 2000, Suku Bunga Sebagai Salah
Uang
2006. Beredar,
Pengeluaran Pemerintah, Dan Nilai
Satu Indikator Ekspektasi Inflasi,
Tukar
Buletin
Indonesia:
Moneter
Buletin
Ekonomi Moneter dan Perbankan,
Penerbit Salemba Empat : Jakarta.
Ekonomi
Saran.
dan
Terhadap
Inflasi
Pendekatan
Di Error
Perbankan, 2 (4), Bank Indonesia,
Corection Model (ECM). Jurnal
Jakarta.
Kebijakan Ekonomi, Vol 2, No 1
Tarmidi, Lepi T., 1999. Jurnal Krisis Moneter
Indonesia:
Agustus 2006.
Sebab,
11