ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN MANUFAKTUR PUPUK ORGANIK BERBAHAN BAKU SAMPAH KOTA (STUDI KASUS KOTA BANDUNG)
PROYEK AKHIR oleh : WIWIN WINARTO NIM : 29106036
Program Magister Administrasi Bisnis Sekolah Bisnis dan Manajemen INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2008
ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN MANUFAKTUR PUPUK ORGANIK BERBAHAN BAKU SAMPAH KOTA (STUDI KASUS KOTA BANDUNG) WIWIN WINARTO NIM : 29106036 Tanggal Lulus Ujian Akhir (29/5/2008) Tanggal Wisuda (19/7/2008) Program Pascasarjana, Institut Teknologi Bandung, 2008 Pembimbing : Ir. Evo S. Hariandja, MM ABSTRAK Kontribusi sektor Tanaman Pangan dan Perkebunan terhadap GDP dari tahun 2003‐2006 rata‐rata sebesar 9,1% (subsektor tanaman pangan 7,0% dan perkebunan 2,1%). Angka kontribusi sektor Tanaman Pangan dan Perkebunan ini hampir 2 kali dari kontribusi sektor Pertambangan Minyak dan Gas Alam yang hanya sebesar 5,5%. Kelangkaan pupuk memberikan implikasi terhadap menurunnya perkembangan sektor Tanaman Pangan dan Perkebunan. Pertumbuhan sektor Tanaman Pangan mengalami penurunan dari tahun 2003‐2005 (dari 3,6% menjadi 2,6%). Untuk sektor Perkebunan mengalami penurunan secara drastis dari tahun 2003 (4,4%) menjadi 0,4% pada tahun 2004, kemudian pulih pada tahun 2005 dan pada tahun 2006 pertumbuhan GDP sektor Perkebunan meningkat menjadi 3,2%. Menyikapi kelangkaan pupuk kimia (Urea, SP‐36, ZA, dan NPK) akibat kelangkaan dan tingginya harga LNG (Liquefied Natural Gas) sebagai bahan baku utama pupuk kimia, Pemerintah melalui Departemen Pertanian telah mendorong produksi dan penggunaan pupuk organik sebagai substitusi pupuk kimia, melalui paket subsidi pupuk organik sebanyak 345 ribu ton pada tahun 2008. Penggunaan pupuk organik ini juga bertujuan untuk mengembalikan tingkat kesuburan tanah yang telah rusak akibat pemakaian pupuk kimia selama ini. Sebagai solusi dalam menjawab permintaan pupuk organik tersebut, melalui Proyek Akhir ini dieksplorasi suatu analisis strategi pengembangan manufaktur pupuk organik berbahan baku sampah kota. Segmen pasar pupuk organik adalah pertanian Tanaman Pangan (padi dan palawija), Hortikultura (tanaman sayur), dan Perkebunan (sawit, kako, karet, dan kopi).
i
Market Size pupuk organik untuk sektor Tanaman Pangan, Hortikultula, dan Perkebunan berdasarkan proyeksi, pada tahun 2010‐2025 masing‐masing sebesar 4,48 juta ton (tahun 2010); 5,64 juta ton (tahun 2015); 7,15 juta ton (tahun 2020); dan 9,11 juta ton (tahun 2025). Harga jual pupuk organik untuk produk cair adalah Rp 3.000 per kg dan untuk produk granule Rp 2.000 per kg. Harga ini masih lebih rendah dari harga pupuk kimia NPK tanpa subsidi Pemerintah, yakni Rp 3.200 per kg. Melalui teknologi pemisahan fraksi organik sampah kota dan teknologi proses thermophilic aerobic digestion, maka permasalahan produksi pupuk organik dapat sekaligus diselesaikan bersama‐sama dengan menyelesaikan permasalahan pengelolaan persampahan di kota‐kota besar. Potensi sampah kota sebagai bahan baku pupuk organik, dengan mengambil kasus Kota Bandung, berdasarkan proyeksi tahun 2010‐ 2025, masing‐masing sebesar 1.055 ton/hari (tahun 2010); 1,120 ton/hari (tahun 2015); 1.189 ton/hari (tahun 2020); dan 1.264 ton/hari (tahun 2025), dengan kandungan fraksi organik pada sampah Kota Bandung adalah 63,56%. Sehingga potensi fraksi organik sampah Kota Bandung pada tahun 2010‐2025, masing‐masing adalah 671 ton/hari (tahun 2010); 712 ton/hari (tahun 2015); 756 ton/hari (tahun 2020); dan 803 ton/hari (tahun 2025). Strategi pengembangan manufacturing pengolahan pupuk organik berbahan baku sampah kota yang dianalisis dengan Matriks TOWS, terdapat 2 Alternatif Strategi Pengembangan, yaitu : 1. Strategi Pengembangan Alternatif‐1 (Biaya Investasi Awal Rp 77,0 Milyar): Melakukan pengembangan terhadap seluruh proses dari mulai proses pemisahan fraksi organik hingga pengolahan produk pupuk. Pihak Swasta akan membeli sampah dari Pemda dengan harga Rp 10.000 per ton dari jumlah sampah yang masuk sebagai bahan baku, atau Pemda akan menerima pendapatan sebesar Rp 2,06 Milyar pada Tahun‐1 Operasi (dengan kenaikan 10% per tahun); 2. Strategi Pengembangan Alternatif‐2, yang akan dibagi menjadi 2 bentuk skema manufacturing, yaitu : • Pemda (Biaya Investasi Awal Rp 33,5 Milyar) : Melakukan manufacturing proses pemisahan fraksi organik sampah, yang selanjutnya dijual kepada Swasta yang melakukan manufacturing proses pengolahan menjadi pupuk organik, dengan harga jual fraksi organik sebesar Rp 50 per kg. Pemda akan memperoleh revenue sebesar Rp 6,4 Milyar pada Tahun‐1 Operasi (kenaikan 10% per tahun) • Swasta (Biaya Investasi Awal Rp 52,5 Milyar) : Melakukan manufacturing proses pengolahan fraksi organik menjadi pupuk organik ii
Konsep penjualan produk dilakukan secara kerjasama dengan produsen pupuk nasional yang ada, yakni melalui kompensasi penjualan sebesar Rp 100.000 per ton produk pupuk organik (dengan kenaikan 10% per tahun). Berdasarkan analisis kelayakan investasi terhadap kedua Strategi Pengembangan tersebut yang masing‐masing dilakukan analisis terhadap 3 skenario Struktur Permodalan Debt/Equity Ratio (60% Debt; 65% Debt; dan 70% Debt) serta dengan 2 skenario Jangka Waktu Pinjaman (10 Tahun dan 5 Tahun), memberikan gambaran bahwa terhadap semua bentuk skenario, adalah LAYAK. Namun demikian, Strategi Pengembangan Alternatif‐1 pada Skenario Struktur Permodalan 60% Debt dan Jangka Waktu Pinjaman 10 Tahun adalah skenario yang PALING LAYAK, terutama sensitivitasnya terhadap exposure berbagai risiko (seperti Financial Risk, Operational Risk, Sustainability Risk, dan Political Risk), dimana ringkasan Analisis Strategi Pengembangan Manufacturing Alternatif‐1 adalah : • Investasi Awal : Rp 77,0 Milyar • Struktur Permodalan : 60% Debt dan 40% Equity • Suku Bunga Pinjaman : 14,5% per tahun (Kredit Investasi) • Jangka Waktu Pinjaman : 10 Tahun • NPV (pada WACC 19,48%) : Rp 69.154.324.000 • IRR : 34,63% (> WACC 19,48%) • Pay Back Period : 3,19 Tahun • Profitability Index : 1,9 • ROI : 19,03% Kata Kunci : pembangunan pertanian, kelangkaan pupuk, permasalahan sampah kota, strategi pengembangan manufacturing pupuk organik, kelayakan investasi
iii
iv
DEVELOPMENT STRATEGY ANALYSIS OF MUNICIPAL SOLID WASTES ORGANIC FERTILIZER MANUFACTURING (CASE STUDY : BANDUNG CITY) WIWIN WINARTO NIM : 29106036 Date of Final Examination (29/5/2008) Date of Graduation (19/7/2008) Graduate Program, Bandung Institute of Technology, 2008 Thesis Advisor : Ir. Evo S. Hariandja, MM ABSTRACT Contribution of food and estate crops commodities to the national economic growth which is reflected from Gross Domestic Product (GDP) during 2003‐2006 was 9.1% (food crops contributed 7.0% and estate crops contributed 2.1% to the GDP, respectively). The percentage of GDP was almost twice higher than Oil and Gas Mining contribution which is only 5.5%. Economic crises (1998‐1999) which also affected the fertilizers scarcity up to the recent year have directly declined the average growth rate of food and estate crops during the same period. The growth of Food crops commodities have declined during 2003‐ 2005 from 3.6% to 2.6%, that condition was also occur to the Estate crops growth rate which is fell down from 4.4% in 2003 to 0.4% in 2004. However, the growth of Estate crops during 2005‐2006 has increased to 3.2%, but this growth rate was lower than 2003 growth rate. Responding to the fertilizers scarcity recently, especially for chemical fertilizers, such as Urea, SP‐36, ZA, and NPK which is caused not only by lack of LNG (Liquefied Natural Gas) supply, but also by gas price increase, The Government of Indonesia through Ministry of Agriculture had stimulated in producing and applying organic fertilizers for crops agricultural and plantation, by issuing an important policy of 345 thousands ton subsidized organic fertilizers in early 2008. Organic fertilizers are useful of recovering land fertility which had been degraded by long period application of chemical fertilizers. This Final Project analyzing a manufacturing development strategy of municipal organic fertilizers to respond not only to the current situation, but also to the future organic fertilizers demand. Market segment of organic fertilizers are involving food crops (including paddy, soybean, corn, groundnut, cassava, sweet potato, vegetables, potato, shallot, and chili) and estate crops agricultural sector (including oil palm, cacao, rubber, cashew nut, pepper, coffee, sugarcane, and tobacco). v
Meanwhile, the market size of organic fertilizers for the food and estate crops based on this study are 4.48 million ton in 2010; 5.64 million ton in 2015; 7.15 million ton in 2020; and 9.11 million ton in 2025. The price of organic fertilizers is planned to be respectively Rp 3.000/Kg of Liquid Organic Fertilizer and Rp 2.000/Kg of Granule Oragnic Fertilizer. This pricing decission was structured lower than the current price of NPK‐chemical fertilizers which were Rp 3,200/Kg without Government subsidized price. The application of municipal solid wastes organic fraction separation technology together with thermophilic aerobic digestion technology, the problem on manufacturing production of organic fertilizers can be solved together with the problem of municipal solid wastes management in many cities in Indonesia. By analyzing marketing strategy, manufacturing strategy, and industry analysis as well, organic fraction of municipal solid wastes manufacturing development strategy combined with thermophilic aerobic digestion process that produce organic fertilizers product is the most feasible to be implemented. Municipal solid wastes generation which referred to Bandung City as a case study, will potentially generate raw materials of organic fertilizers, whereas based on projected solid wastes generation of 2010‐2025 are respectively 1,055 ton/day (in 2010); 1,120 ton/day (in 2015); 1,189 ton/day (in 2020); and 1,264 ton/day (in 2025). The content of organic fraction of Bandung municipal solid wastes is approximately 63.56%, hence, will potentially generated organic fraction of municipal solid wastes in 2010 is 671 ton/day; 712 ton/day in 2015; 756 ton/day in 2020; and 803 ton/day in 2025. Under this study and by using the TOWS‐matrix, development strategy of organic fertilizers manufacturing can be developed in 2 alternatives of development Strategy, which are : 1. Development Strategy of Alternative‐1 (with Initial Investment of Rp 77.0 Billion) : Development of the entire manufacturing process from organic municipal solid wastes separation manufacturing process to the organic fertilizers manufacturing process. The Private Investor will purchase municipal solid wastes from the Pemda with amount to Rp 10,000/ton of transported municipal solid wastes as raw materials. In this development strategy Pemda will earn approximately Rp 2.06 Billion of the first commercial year (with 10% increasing rate of each year).
vi
2. Development Strategy of Alternative‐2 will be divided in 2 development schemes, which are : • Pemda Investment (with Initial Investment of Rp 33.5 Billion) : Pemda will develop manufacturing process of organic municipal solid wastes separation, the product will be sold to the Private Investor as organic fertilizer developer with price of Rp 50/kg of organic municipal solid wastes. In this strategy Pemda will earn approximately Rp 6.4 Billion of the first commercial year (with 10% of increasing rate); • Private Investment (with Initial Investment of Rp 52.5 Billion) : Private Developer will operate manufacturing process of organic fertilizer Selling concept of organic fertilizer products will be collaborated with incumbent fertilizer producers (such as PT. Petrokimia Gresik or PT. Pupuk Sriwidjaja) with price compensation up to Rp 100,000/ton organic fertilizer products (with 10% increasing rate). Referring to the feasibility of investment analysis of both development strategy which are analyzed in 3 scenarios of capital structure schemes (60% of Debt; 65% of Debt; and 70% of Debt) with 2 debt repayment schemes (10‐year Debt Repayment and 5‐year Debt Repayment), the result of investment analysis are financially FEASIBLE of the entirely scenarios. Meanwhile, the most financially feasible is Development Strategy of Alternative‐1 with 60% of Debt as capital structure and 10‐year Debt Repayment. The most financially feasible of Alternative‐1 is primarily reliable to the risks exposure sensitivity, such as financial risk, operational risk, sustainability risk, and also political risk. The summary of financial analysis figures of development strategy of Alternative‐1, are as follow: • Initial Investment : Rp 77.0 Billion • Capital Structure : 60% Debt dan 40% Equity • Interest rate of long‐term debt : 14.5% per annum (by using investment loan interest rate) • Debt Repayment Schedule : 10 years • NPV (discounted at WACC 19.48%) : Rp 69,154,324,000 • IRR : 34,63% (greater than WACC 19.48%) • Pay Back Period : 3.19 years • Profitability Index : 1.9 • ROI : 19.03% Key words : Agriculture Development, Fertilizers Scarcity, Municipal Solid Wastes Issues, Development Strategy of Organic Fertilizer Manufacturing, Investment Analysis vii
viii
ix
x
KATA PENGANTAR Satu demi satu Matakuliah Program Magister Admnistrasi Bisnis di Institut Teknologi Bandung telah dijalani Penulis, ilmu telah diperoleh sebagai bekal dalam mengamalkannya secara taat azas demi kemaslahatan setiap lingkungan yang tersentuh Penulis. Sebagai langkah awal dalam melakukan pengintegrasian dari bekal ilmu yang diperoleh tersebut, Penulis mencoba menuangkannya dalam suatu Penelitian Proyek Akhir, yang terinspirasi oleh permasalahan ketahanan pangan nasional, peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional dari sektor pertanian, serta persoalan pengelolaan persampahan di kota‐kota besar yang belum kunjung tersolusikan. Penelitian Proyek Akhir ini difokuskan untuk melakukan Analisis Strategi Pengembangan Manufaktur Pupuk Organik Berbahan Baku Sampah Kota (Studi Kasus Kota Bandung), dengan harapan dapat memberikan alternatif solusi terhadap permasalahan sebagaimana Penulis uraikan di atas. Selain itu, Proyek Akhir ini Penulis persembahkan kepada PT. Kwarsa Hexagon dalam merealisasikan salah satu perwujudan strategi pengembangan bisnisnya. Terimakasih dari hati yang paling dalam, adalah satu‐satunya yang mampu Penulis sampaikan kepada seluruh Dosen dan Staf Program MBA‐ITB, serta kepada Bapak Evo. S. Hariandja yang telah membimbing Penulis selama menyusun Penelitian Proyek Akhir ini. Kesempurnaan Penelitian Proyek Akhir ini hanya dapat tercapai dari kritik, saran, dan tanggapan semua pihak atas substansi yang tertuang di dalamnya. Bandung, 25 Mei 2008 Wiwin Winarto xi
xii
DAFTAR ISI ABSTRAK ..................................................................................................................... i ABSTRACT .................................................................................................................... v HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................... ix KATA PENGANTAR ................................................................................................. xi DAFTAR ISI .............................................................................................................. xiii DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... xv DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xvii DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xxiii BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1 1.1.
Sejarah dan Latar Belakang Perusahaan ................................................... 1
1.2.
Lingkup Bidang Usaha ................................................................................. 2
1.3.
Business Environmental Scanning ............................................................ 5 1.3.1.
1.3.2.
1.4.
External Environmental Scanning ................................................ 5 1.3.1.1.
Societal Environment ............................................................... 5
1.3.1.2.
Task Environment ................................................................. 10
1.3.1.3.
Industry Analysis ........................................................... 15
Internal Environmental Scanning ............................................... 19 1.3.2.1.
Struktur Organisasi Perusahaan ................................... 19
1.3.2.2.
Culture Perusahaan ....................................................... 22
1.3.2.3.
Resources Perusahaan .................................................... 23
Rencana Strategis PT. Kwarsa Hexagon ................................................. 29 1.4.1.
Rencana Induk PT. Kwarsa Hexagon ........................................ 29
1.4.2.
Model Pengembangan PT. Kwarsa Hexagon ............................ 31
1.4.3.
Pengembangan Bisnis Baru ......................................................... 32
xiii
1.5.
Isu Bisnis Pupuk Organik Berbahan Baku Sampah ............................ 33 1.5.1.
Isu Kebutuhan Pupuk Organik .................................................. 33
1.5.2.
Ketersediaan Teknologi Proses Pupuk Organik ....................... 35
1.5.3.
Ketersediaan Bahan Organik sebagai Bahan Baku Pupuk .... 36
1.5.4.
Potensi Industri Pupuk Organik Berbahan Baku Sampah Kota ..................................................... 37
BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS ....................................................................................... 39 2.1.
Conceptual Framework .............................................................................. 39
2.2.
Analisis Situasi Bisnis ................................................................................ 43 2.2.1.
2.2.2.
2.2.3.
Strategi Marketing ........................................................................ 43 2.2.1.1.
Market Size .................................................................... 43
2.2.1.2.
Segmentasi Pasar ........................................................... 64
2.2.1.3.
Marketing Mix ............................................................... 66
Strategi Manufacturing ................................................................ 68 2.2.2.1.
Teknologi Proses Produksi ............................................. 68
2.2.2.2.
Ketentuan Persyaratan Produk ...................................... 86
2.2.2.3.
Komponen Proses Produksi ............................................ 87
2.2.2.4.
Struktur Biaya Investasi ................................................ 88
2.2.2.5.
Struktur Biaya Produksi ................................................ 91
Aspek Kelayakan Investasi ......................................................... 92 2.2.3.1.
Income Statement ........................................................... 93
2.2.3.2.
Free Cash Flow (FCF) .................................................... 94
2.2.3.3.
Rate of Return ................................................................ 97
2.2.3.4.
Performa Investasi .......................................................... 99
2.2.4.
Analisis Industri .......................................................................... 103
2.2.5.
Analisis Faktor Strategis ........................................................... 109
xiv
2.3.
Akar Masalah ............................................................................................ 112
BAB III SOLUSI BISNIS ........................................................................................................ 115 3.1.
3.2.
Solusi Isu Bisnis ........................................................................................ 115 3.1.1.
Desain Manufacturing Proses Pemisahan Fraksi
Organik Sampah .......................................................................... 116
3.1.2.
Desain Manufacturing Proses Pengolahan
Pupuk Organik ............................................................................ 124
3.1.3.
Struktur Alur Proses (Process Flow Structure) ...................... 134
3.1.4.
Kapasitas Produksi .................................................................... 136
Alternatif Solusi Bisnis ............................................................................ 138 3.2.1.
Biaya Investasi ............................................................................ 140
3.2.2.
Biaya Manufacturing (Manufacturing Cost) ........................... 142
3.2.3.
3.2.2.1.
Strategi Pengembangan Alternatif‐1 ........................... 142
3.2.2.2.
Strategi Pengembangan Alternatif‐2 ........................... 144
Biaya Operasi (Operating Expenses) ....................................... 145 3.2.3.1.
Strategi Pengembangan Alternatif‐1 ........................... 145
3.2.3.2.
Strategi Pengembangan Alternatif‐2 ........................... 147
3.2.4.
Proyeksi Revenues/Sales ............................................................ 149
3.2.5.
Total Biaya Investasi Awal (Initial Investment) .................. 150
3.2.6.
Proforma Income Statement ...................................................... 152 3.2.6.1.
Struktur Pendanaan dan Jangka Waktu Pengembalian Pinjaman .............................................. 154
3.2.6.2.
Proyeksi Income Statement .......................................... 155
xv
3.3.
Analisis Solusi Bisnis ............................................................................... 174 3.3.1.
Cost of Capital ............................................................................ 174
3.3.2.
Analisis Kelayakan Investasi ................................................... 176 3.3.2.1.
Analisis Kelayakan Investasi Strategi Pengembangan Alternatif‐1 ................................................................... 178
3.3.2.2.
Analisis Kelayakan Investasi Strategi
Pengembangan Alternatif‐2 ......................................... 180
3.3.2.3.
Rekomendasi Strategi Pengembangan Terpilih ........... 183
BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI DAN KEBUTUHAN SUMBERDAYA .................................................................. 187 4.1.
4.2.
4.3.
Rencana Implementasi ............................................................................. 187 4.1.1.
Tahap Pra Konstruksi ................................................................ 190
4.1.2.
Pengadaan Lahan ........................................................................ 192
4.1.3.
Konstruksi Manufaktur
Pemisahan Fraksi Organik Sampah ........................................ 193
4.1.4.
Konstruksi Manufaktur Pengolahan Pupuk Organik ........... 194
4.1.5.
Konstruksi Bangunan Penunjang ............................................. 195
4.1.6.
Konstruksi Bangunan Infrastruktur ......................................... 195
4.1.7.
Commissioning (Trial‐run) ........................................................ 196
Kebutuhan Sumberdaya .......................................................................... 197 4.2.1.
Sumberdaya Keuangan ............................................................... 197
4.2.2.
Organisasi dan Sumberdaya Manusia..................................... 198
Identifikasi Risiko .................................................................................... 201
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................205 xvi
DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1
Struktur Organisasi PT. Kwarsa Hexagon .............................................. 19
Gambar 1.2
Alur Komunikasi Organisasi PT. Kwarsa Hexagon .............................. 21
Gambar 1.3
Profil Pertumbuhan Usaha PT. Kwarsa Hexagon (2001‐2008) ............ 23
Gambar 1.4
Profil Pertumbuhan Aset PT. Kwarsa Hexagon .................................... 25
Gambar 2.1
Faktor Pertimbangan Pengembangan
Industri Pupuk Organik Sampah ............................................................. 40
Gambar 2.2
Peta Pemikiran Konseptual ....................................................................... 41
Gambar 2.3
Struktur Market Size Pupuk Organik ..................................................... 43
Gambar 2.4
Distribusi GDP Sektoral ............................................................................ 44
Gambar 2.5
Pertumbuhan GDP ..................................................................................... 45
Gambar 2.6
Produksi Komoditi Tanaman Pangan ..................................................... 47
Gambar 2.7
Luas Panen Komoditi Tanaman Pangan ................................................. 47
Gambar 2.8
Produksi Komoditi Hortikultura ............................................................. 48
Gambar 2.9
Luas Panen Komoditi Hortikultura ......................................................... 48
Gambar 2.10
Neraca Perdagangan Komoditi Perkebunan .......................................... 49
Gambar 2.11
Produksi Komoditi Perkebunan............................................................... 50
Gambar 2.12
Luas Panen Komoditi Perkebunan .......................................................... 50
Gambar 2.13
Diagram Market Segmentation, Targeting, dan Positioning ............... 65
Gambar 2.14
Diagram Pengelolaan Sampah Kota ........................................................ 70
Gambar 2.15
Komposisi Organik Sampah Kota Bandung (%) ................................... 71
Gambar 2.16
Diagram Pengelolaan Sampah di TPA .................................................... 75
Gambar 2.17
Matrix House of Quality
Perbandingan Teknologi Pengolahan Sampah ...................................... 79
Gambar 2.18
Diagram Teknologi Organic Fraction Separation .................................. 80
Gambar 2.19
Aerobic Digestion ....................................................................................... 82
Gambar 2.20
Aerobic Digestion (ATAD) ....................................................................... 82
Gambar 2.21
Diagram Teknologi Proses Pembuatan Pupuk Organik ...................... 83
Gambar 2.22
Aerobic Digestion (Skematik) ................................................................... 84
Gambar 2.23
Pelletizing Disc (Feeco, Inc.) ..................................................................... 85 xvii
Gambar 2.24
Diagram Proses Pelletizing ....................................................................... 85
Gambar 2.25
Industry Analysis (Porter) ...................................................................... 103
Gambar 2.26
Analisis Industri Manufaktur Pupuk Organik
Berbahan Baku Sampah ........................................................................... 109
Gambar 2.27
TOWS Matrix ............................................................................................ 111
Gambar 2.28
Diagram Sulusi Bisnis .............................................................................. 113
Gambar 3.1
Skema Proses Manufacturing Pemisahan Fraksi Organik Sampah .. 117
Gambar 3.2
Pulper / Slurrying Tank ........................................................................... 121
Gambar 3.3
Skema Proses Manufacturing Pupuk Organik .................................... 125
Gambar 3.4
Process Flow Structure Manufacturing Pupuk Organik .................... 135
Gambar 3.5
Strategi Pengembangan Manufacturing Alternatif‐1 .......................... 138
Gambar 3.6
Strategi Pengembangan Manufacturing Alternatif‐2 .......................... 139
Gambar 4.1
Struktur Organisasi .................................................................................. 199
xviii
DAFTAR TABEL Tabel 1.1
Perkembangan Revenue PT. Kwarsa Hexagon (2004‐2008)
Berdasarkan Lingkup Layanan Usaha ............................................................. 4
Tabel 1.2
Jumlah Industri Jasa Konsultan Tahun 2007 ................................................. 12
Tabel 1.3
Profil Profit Margin PT. Kwarsa Hexagon .................................................... 24
Tabel 1.4
Pertumbuhan Revenue dan Net Income PT. Kwarsa Hexagon ................. 25
Tabel 1.5
Profil Aset dan Equity PT. Kwarsa Hexagon ................................................ 26
Tabel 1.6
Financial Ratios dan Perkembangan Market Price per Share
PT. Kwarsa Hexagon ........................................................................................ 27
Tabel 2.1
Distribusi Gross Domestic Product (GDP) Sektoral ................................... 45
Tabel 2.2
Pertumbuhan Gross Domestic Product (GDP) Sektoral ............................ 46
Tabel 2.3
Sasaran Pertumbuhan Produksi dan Produktivitas Pertanian .................. 54
Tabel 2.4
Proyeksi Produksi dan Luas Panen Komoditi Tanaman Pangan .............. 55
Tabel 2.5
Proyeksi Produksi dan Luas Panen Komoditi Hotikultura ........................ 56
Tabel 2.6
Proyeksi Produksi dan Luas Panen Komoditi Perkebunan ....................... 56
Tabel 2.7
Kebutuhan Pupuk Kimia Tahun 2006‐2007 .................................................. 57
Tabel 2.8
Kapasitas & Realisasi Produksi Pupuk Kimia .............................................. 58
Tabel 2.9
Ratio Produksi / Kebutuhan Pupuk Kimia ................................................... 59
Tabel 2.10
Proyeksi Kebutuhan Pupuk Organik ............................................................. 62
Tabel 2.11
Proyeksi Market Size Pupuk Organik (2010‐2025) ....................................... 63
Tabel 2.12
Persyaratan Teknis Minimal Pupuk Organik ............................................... 66
Tabel 2.13
Timbulan Sampah Kota Besar ......................................................................... 70
Tabel 2.14
Komposisi Fisik Sampah Kota Besar .............................................................. 72
Tabel 2.15
Berat Jenis dan Komposisi Fisik Sampah Kota Besar .................................. 72
Tabel 2.16
Proyeksi Timbulan Sampah Kota Bandung .................................................. 73
Tabel 2.17
Proyeksi Komposisi Sampah Kota Bandung ................................................ 73
Tabel 2.18
Perkiraan Lahan Kebutuhan TPA (Tempat Pembuan Akhir) Sampah ..... 75
Tabel 3.1
Data Timbulan Sampah Sebagai Bahan Baku ............................................. 115
Tabel 3.2
Spesifikasi Teknis Tipping Floor .................................................................. 117
Tabel 3.3
Spesifikasi Teknis Hydraulic Grab Bucket .................................................. 118 xix
Tabel 3.4
Spesifikasi Teknis Magnetic Sparator System ............................................ 118
Tabel 3.5
Spesifikasi Teknis Crusher/Shredder System ............................................. 119
Tabel 3.6
Spesifikasi Teknis Pulper Slurrying System ............................................... 120
Tabel 3.7
Spesifikasi Teknis Water Supply System .................................................... 122
Tabel 3.8
Spesifikasi Teknis Waste Water Treatment ................................................. 122
Tabel 3.9
Spesifikasi Teknis Screener/Siever System .................................................. 123
Tabel 3.10
Spesifikasi Teknis Aerobic Digestion System ............................................. 126
Tabel 3.11
Spesifikasi Teknis Komponen Penunjang Aerobic Digestion .................. 127
Tabel 3.12
Spesifikasi Pasta Pupuk Organik (digested‐materials ............................... 128
Tabel 3.13
Spesifikasi Teknis Dewatering System ........................................................ 129
Tabel 3.14
Spesifikasi Teknis Clarifying System ........................................................... 130
Tabel 3.15
Spesifikasi Teknis Packaging System Produk Pupuk Cair ....................... 131
Tabel 3.16
Spesifikasi Teknis Drying System ................................................................ 132
Tabel 3.17
Spesifikasi Teknis Pelletizing System .......................................................... 133
Tabel 3.18
Spesifikasi Teknis Packaging System (Produk Pupuk Granule) .............. 134
Tabel 3.19
Kapasitas Produksi Rata‐Rata Harian ......................................................... 136
Tabel 3.20
Jenis Produk dan Kapasitas Produksi
Proses Pemisahan Fraksi Organik Sampah Kota ....................................... 137
Tabel 3.21
Kapasitas Produksi ......................................................................................... 138
Tabel 3.22
Rekapitulasi Biaya Investasi .......................................................................... 141
Tabel 3.23
Biaya Manufacturing (Manufacturing Cost) Strategi Pengembangan
Alternatif 1 ....................................................................................................... 142
Tabel 3.24
Biaya Manufacturing (Manufacturing Cost) Pemisahan Fraksi
Organik Sampah Kota Strategi Pengembangan Alternatif‐2 (Pemda) .... 144
Tabel 3.25
Biaya Manufacturing (Manufacturing Cost) Pengolahan
Pupuk Organik Strategi Pengembangan Alternatif‐2 (Swasta) ............... 145
Tabel 3.26
Biaya Penjualan, Administrasi & Umum
Strategi Pengembangan Alternatif‐1 ............................................................ 146
Tabel 3.27
Biaya Penjualan, Administrasi & Umum
Strategi Pengembangan Alternatif‐2 (Pemda) ............................................ 147
xx
Tabel 3.28
Biaya Penjualan, Administrasi & Umum
Strategi Pengembangan Alternatif‐2 (Swasta) ............................................ 148
Tabel 3.29
Revenue Tahun‐1 ............................................................................................ 150
Tabel 3.30
Kebutuhan Biaya Investasi Awal (Initial Investment) .............................. 151
Tabel 3.31
Data Dasar Proyeksi Income Statement ...................................................... 152
Tabel 3.32
Komponen Aset Terdepresiasi ...................................................................... 153
Tabel 3.33
Proforma Income Statement Alternatif‐1 Skenario 1.A ............................. 156
Tabel 3.34
Proforma Income Statement Alternatif‐1 Skenario 2.A ............................. 157
Tabel 3.35
Proforma Income Statement Alternatif‐1 Skenario 3.A ............................. 158
Tabel 3.36
Proforma Income Statement Alternatif‐2 (Pemda) Skenario 1.A ............ 159
Tabel 3.37
Proforma Income Statement Alternatif‐2 (Pemda) Skenario 2.A ............ 160
Tabel 3.38
Proforma Income Statement Alternatif‐2 (Pemda) Skenario 3.A ............ 161
Tabel 3.39
Proforma Income Statement Alternatif‐2 (Swasta) Skenario 1.A ............ 162
Tabel 3.40
Proforma Income Statement Alternatif‐2 (Swasta) Skenario 2.A ............ 163
Tabel 3.41
Proforma Income Statement Alternatif‐2 (Swasta) Skenario 3.A ............ 164
Tabel 3.42
Proforma Income Statement Alternatif‐1 Skenario 1.B ............................ 165
Tabel 3.43
Proforma Income Statement Alternatif‐1 Skenario 2.B ............................ 166
Tabel 3.44
Proforma Income Statement Alternatif‐1 Skenario 3.B ............................ 167
Tabel 3.45
Proforma Income Statement Alternatif‐2 (Pemda) Skenario 1.B............. 168
Tabel 3.46
Proforma Income Statement Alternatif‐2 (Pemda) Skenario 2.B............. 169
Tabel 3.47
Proforma Income Statement Alternatif‐2 (Pemda) Skenario 3.B............. 170
Tabel 3.48
Proforma Income Statement Alternatif‐2 (Swasta) Skenario 1.B ............ 171
Tabel 3.49
Proforma Income Statement Alternatif‐2 (Swasta) Skenario 2.B ............ 172
Tabel 3.50
Proforma Income Statement Alternatif‐2 (Swasta) Skenario 3.B ............ 173
Tabel 3.51
Weighted Average Cost of Capital (WACC) .............................................. 175
Tabel 3.52
Ringkasan Analisis Kelayakan Investasi Pengembangan Industri
Pupuk Organik Berbahan Baku Sampah Kota ........................................... 177
Tabel 3.53
Analisi Kelayakan Investasi Strategi Pengembangan Alternatif‐1
(Skenario‐1 : 60% Debt dan Jangka Waktu Pinjaman 10 Tahun) ............. 179
Tabel 3.54
Analisi Kelayakan Investasi Strategi Pengembangan Alternatif‐2 (Pemda)
(Skenario‐1 : 60% Debt dan Jangka Waktu Pinjaman 10 Tahun) ............. 181
xxi
Tabel 3.55
Analisi Kelayakan Investasi Strategi Pengembangan Alternatif‐2 (Swasta)
(Skenario‐1 : 60% Debt dan Jangka Waktu Pinjaman 10 Tahun) ............. 182
Tabel 3.56
Analisi Sensitivitas TErhadap Peningkatan Harga Aset
(25% dari Rencana Awal) .............................................................................. 185
Tabel 4.1
Rencana Implemantasi ................................................................................... 189
xxii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN‐1 Rincian Biaya Investasi Strategi Pengembangan Alternatif‐1 ............................ L‐1 LAMPIRAN‐2 Rincian Biaya Investasi Strategi Pengembangan Alternatif‐2 (PEMDA) .......... L‐9 LAMPIRAN‐3 Rincian Biaya Investasi Strategi Pengembangan Alternatif‐2 (SWASTA) ...... L‐15 LAMPIRAN‐4 Rincian Biaya Manufacturing; Biaya Penjualan, Umum & Administrasi Strategi Pengembangan Alternatif‐1 .................................................................... L‐21 LAMPIRAN‐5 Rincian Biaya Manufacturing; Biaya Penjualan, Umum & Administrasi Strategi Pengembangan Alternatif‐2 (PEMDA) .................................................. L‐27 LAMPIRAN‐6 Rincian Biaya Manufacturing; Biaya Penjualan, Umum & Administrasi Strategi Pengembangan Alternatif‐2 (SWASTA) ................................................ L‐29 LAMPIRAN‐7 Payment Schedule Masa Pinjaman 10 Tahun ..................................................... L‐31 LAMPIRAN‐8 Payment Schedule Masa Pinjaman 5 Tahun ....................................................... L‐39 LAMPIRAN‐9 Proyeksi Income Statement & Analisis Kelayakan Investasi Strategi Pengembangan Alternatif‐1 (Masa Pinjaman 10 Tahun) .................... L‐47 LAMPIRAN‐10 Proyeksi Income Statement & Analisis Kelayakan Investasi Strategi Pengembangan Alternatif‐2 (Masa Pinjaman 10 Tahun) PEMDA .... L‐55 LAMPIRAN‐11 Proyeksi Income Statement & Analisis Kelayakan Investasi Strategi Pengembangan Alternatif‐2 (Masa Pinjaman 10 Tahun) SWASTA .. L‐63 xxiii
LAMPIRAN‐12 Proyeksi Income Statement & Analisis Kelayakan Investasi Strategi Pengembangan Alternatif‐1 (Masa Pinjaman 5 Tahun) ...................... L‐71 LAMPIRAN‐13 Proyeksi Income Statement & Analisis Kelayakan Investasi Strategi Pengembangan Alternatif‐2 (Masa Pinjaman 5 Tahun) PEMDA ...... L‐79 LAMPIRAN‐14 Proyeksi Income Statement & Analisis Kelayakan Investasi Strategi Pengembangan Alternatif‐2 (Masa Pinjaman 5 Tahun) SWASTA .... L‐87
xxiv