Yasriuddin, Analisis Status Gizi dan Tingkat Kesegaran Jasmani Dengan Hasil Belajar Penjas
87
ANALISIS STATUS GIZI DAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI DENGAN HASIL BELAJAR PENJAS PADA MURID SD INPRES BATUA II MAKASSAR YASRIUDDIN Jurusan Penjaskesrek FIK Universitas Negeri Makassar Jln. Wijaya Kusuma Raya No.14, Kampus Banta-bantaeng Kode Pos 90222, Tlp. (0411) 872602
Abstract: Analisis Status Gizi Dan Tingkat Kesegaran Jasmani Dengan Hasil Belajar Penjas Pada Murid Sd Inpres Batua Ii Makassar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status gizi dan tingkat kesegaran jasmani dengan hasil belajar penjas murid SD Inpres Batua II Makassar. Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif. Populasi penelitian ini adalah seluruh murid SD Inpres batua II Makassar dengan jumlah sampel penelitian 40 orang murid putra yang dipilih secara random sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis korelasi dan regresi dengan menggunakan sistem SPSS Versi 15.00 pada taraf signifikan 95% atau α = 0,05. Bertolak dari hasil analisis data, maka penelitian ini menyimpulkan bahwa: 1. Ada hubungan status gizi dengan hasil belajar penjas murid SD inpres Batua II Makassar dengan nilai r sebesar 0.519 dengan kategori status gizinya 27 orang murid berada pada taraf normal, 13 orang dibawah normal dan 1 orang kegemukan. 2. Ada hubungan kesegaran jasmani dengan hasil belajar penjas murid SD Inpres Batua II Makassar dengan nilai r sebesar 0.815 dengan kategori kesegaran jasmaninya 4 kategori sedang dan 36 orang kategori kurang. 3. Ada hubungan status gizi dan kesegaran jasmani secara bersama-sama dengan hasil belajar murid SD Inpres Batua II Makassar dengan nilai R sebesar 0.833. Kata kunci: status gizi, kesegaran jasmani, hasil belajar penjas.
Pendidikan gizi sudah jelas sangat penting dalam kehidupan manusia, tetapi terkadang banyak orang kurang memperhatikannya bahkan melupakannya sehingga dalam melakukan suatu aktivitas kurang maksimal disebabkan karena kurangnya asupan gizi yang dapat diperoleh melalui makanan yang dimakan. Terlebih lagi kalau kita berbicara tentang gizi seorang anak atau atlet yang diharapkan dapat berprestasi dalam salah satu cabang olahraga. Kebutuhan hidup sehari-hari semua makhluk hidup selalu memerlukan makanan dan dari makanan yang dimakanlah diharapkan mengandung zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh yang dapat menghasilkan tenaga yang cukup dalam melakukan suatu kegiatan olahraga. Manusia yang sehat tidak akan pernah lepas dari gizi yang dimakannya, dengan demikian makanan yang dimakan seharusnya mengandung gizi yang cukup, baik segi kualitas maupun kuantitasnya. Karena gizilah yang akan membuat seseorang memiliki kesanggupan yang maksimal menjalankan kehidupannya terutama beraktivitas dalam melakukan
kegiatan olahraga. Manusia harus memperoleh makanan yang cukup, sehingga memperoleh semua zat gizi yang diperlukan tubuh baik untuk pertumbuhan, maupun untuk kegiatan olahraga, perbaikan dan pemeliharaan jaringan tubuh serta terlaksananya fungsi organ tubuh dengan baik. Untuk memperoleh energi yang cukup untuk memungkinkan bekerja secara maksimal. Kebutuhan pangan manusia berasal dari tumbuh-tumbuhan (Pertanian Primer) dan ternak serta ikan (Pertanian Sekunder) yang sangat tergantung pada berbagai sumber daya, yaitu sinar matahari, tanah, air dan udara. Hasil tersebut berguna untuk melengkapi ketersediaan pangan. Pangan menyediakan unsur-unsur kimia yang kita terkenal sebagai zat gizi yang dibagi dalam 6 kelompok utama, yaitu: karbohidrat, lemak, protein, mineral, vitamin dan air. Manusia harus melakukan proses-proses metabolisme dan katabolisme dalam tubuh untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Proses metabolisme tubuh seseorang, memerlukan zat-zat gizi yang seimbang untuk dikonsumsi setiap harinya.
87
88 Jurnal ILARA, VolumeAnalisis I, Nomor 2,Gizi Desember 2010, hlm. 87 - 94 Dengan Hasil Belajar Penjas Yasriuddin, Status dan Tingkat Kesegaran Jasmani
Agar proses metabolisme tubuh berlangsung, diperlukan zat-zat gizi dari makanan yang dikonsumsi seseorang. Konsumsi makanan kurang diperhatikan kadar zat-zat gizi dapat berakibat buruk pada kesehatan maupun kesegaran jasmani, sedangkan kekurangan zat gizi akan menurunkan kecerdasan dan daya pikir seseorang. Hal ini menunjukkan betapa rendahnya mutu kehidupan seseorang akibat kekurangan gizi. Untuk dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik, manusia memerlukan kesegaran jasmani yang baik pula. Makanan atau gizi merupakan salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan kesegaran jasmani. Kesegaran jasmani pada hakekatnya berkenaan langsung dengan kemampuan dan kesanggupan fisik seseorang untuk melaksanakan tugasnya sehari-hari secara efisien dan efektif dalam waktu yang relatif lama tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti disamping itu masih memiliki tenaga cadangan untuk melaksanakan aktifitas lainnya Secara biologis kelompok yang rawan terhadap kekurangan pangan dan atau gizi, salah satunya adalah anak sekolah mulai dari tingkat SD, SMP maupun SMA karena pada golongan umur tersebut anak berada dalam taraf pertumbuhan. Menurut (Achmad Djaeni,1996: 235 ) bahwa: Anak usia SD meliputi kelompok masyarakat yang berumur 6 tahun sampai dengan 12 tahun. Mereka lebih banyak membutuhkan kalori, karena mereka lebih aktif, banyak melakukan aktifitas jasmani, misalnya olahraga, bermain, lari, loncat-loncat dan juga belajar disekolah. Selain itu kalori dibutuhkan untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan tubuh. Dengan demikian anak-anak ini masuk ke dalam dunia baru, dimana dia mulai banyak berhubungan dengan orangorang di luar keluarganya, dan dia berkenalan pula dengan suasana lingkungan baru dalam kehidupannya. Hal ini tentu saja banyak mempengaruhi kebiasaan makan mereka. Pengalamanpengalaman baru, kegembiraan di sekolah, rasa takut kalau terlambat tiba di sekolah, menyebabkan anak-anak ini sering menyimpang dari kebiasaan waktu makan
88
yang sudah diberikan kepada mereka. Penduduk Kota Makassar mayoritas bermata pencaharian sebagai PNS dan buruh baik yang bekerja di pabrik-pabrik dan juga tukang becak. Karena kesibukan yang dialami oleh orang tua tersebut untuk memenuhi kebutuhan hidup, maka timbul kebiasaan yaitu orang tua kurang memperhatikan asupan gizi anaknya, misalnya anak-anaknya tidak dibiasakan untuk sarapan pagi, hanya diberi uang saku untuk membeli makanan di sekolah, membiasakan mengkonsumsi makanan yang dijual di warung, sementara keseimbangan gizi dan kebersihannya kurang diperhatikan. Pentingnya gizi bagi siswa, baik untuk pertumbuhan maupun untuk kesegaran jasmani hendaknya disadari oleh guru dan orang tua murid. Guru pendidikan jasmani hendaknya selalu memperhatikan keadaan gizi siswanya, sehingga tujuan guru untuk meningkatkan kesegaran jasmani dapat dicapai. Selain itu guru juga dituntut untuk memperhatikan gizi murid melalui suatu pendekatan untuk memberi pengertian kepada orang tua murid agar selalu memperhatikan kebutuhan gizi dan berusaha untuk selalu mengupayakan peningkatan status gizi anak-anaknya. Pada kenyataan yang ada dan yang dapat diamati oleh peneliti di lapangan jarang sekali guru yang mau dan mampu mengontrol keadaan gizi muridnya, bahkan dari mereka ada yang tidak tahu cara untuk mengukur status gizi dan tingkat kesegaran jasmani siswanya. Berdasarkan teori dan kenyataan yang terjadi di lapangan, masyarakat masih belum mengerti dan memahami pentingnya status gizi dan tingkat kesegaran jasmani yang dimiliki oleh putera – puterinya untuk menunjang dari segi pertumbuhan dan perkembangan yang baik. Berorientasi dengan hal tersebut, status gizi dan tingkat kesegaran jasmani merupakan masalah yang penting untuk dikaji secara lebih mendalam, untuk itu perlu diadakan suatu penelitian yang mengkaji tentang status gizi dan tingkat kesegaran jasmani dengan judul “Analisis Status Gizi Dan Tingkat Kesegaran Jasmani Dengan Hasil Belajar Penjas Pada Murid SD Inpres Batua II Makassar”.
Yasriuddin, Analisis Status Gizi dan Tingkat Kesegaran Jasmani Dengan Hasil Belajar Penjas
Dalam penelitian ini obyek yang diteliti hanya pada murid SD InpresII Batua Makassar, karena anak SD khususnya pada merupakan usia dalam masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat (Achmad Djaeni S, 1996: 235). Murid mempunyai aktifitas tubuh yang berbeda dengan murid putri. Pada usia SD, anak putra lebih baik dan lebih kuat dari pada anak putri dalam aktivitas seperti lari, lompat dan lempar (Arma Abdullah dan Agus Manadji, 1994: 127). Berdasarkan perbedaan tersebut, tentu anak putri tidak dapat melakukan pekerjaan atau latihan olahraga yang dapat dilakukan oleh anak putra. Dalam melakukan aktivitas tersebut dibutuhkan tingkat kesegaran jasmani yang baik, sehingga asupan gizi yang dibutuhkan lebih banyak (Aip Sarifudin, 1979: 34). fungsional serta efisiensinya”. (Y.S. Santosa S. Hal. 1). METODE Penelitian ini adalah jenis penelitian yang bersifat deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Dalam hal ini hubungan status gizi dengan tingkat kesegaran jasmani. Dalam penelitian ini populasi adalah murid SD Inpres Batua II Makassar sebanyak 62 orang siswa putera. Dalam penelitian ini sampel yang diambil adalah murid SD Inpres Batua II Makassar sebanyak 40 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah restriksi dimana sampel diambil berdasarkan kriteria tertentu. Restriksi adalah penerapan kriteria pembatas dengan memilih subyek penelitian. Tujuan restriksi adalah (1) memudahkan pelaksanaan penelitian dan mengurangi biaya penelitian, (2) mengontrol faktor-faktor perancu (Bhisma Murti, 1997:79). Adapun kriteria inklusi sampel dalarn penelitian ini adalah 1). Mempunyai jenis kelamin laki-laki atau wanita tetapi harus sama jenis kelaminnya yang diteliti. 2). Berumur 15 tahun ke atas atau umur relative sama atau hampir sama. 3). Tidäk cacat tubuh. 4). Tidak dalam keadaan sakit atau dalam tahap penyembuhan dari sakit. 5). Tidak merokok. 6). Tidak mengikuti kegiatan
89
ekstrakulikuler. Sedangkan kriteria eksklusi sampel dalam penelitian ini adalah 1). Sampel yang memenuhi syarat inklusi namun tidak bersedia menjadi sampel penelitian. 2). Sampel yang pada saat dilaksanakan penelitian tidak masuk sekolah. 3). Sampel yang pada saat dilaksanakan penelitian tidak ada ditempat atau lokasi penelitian. Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode pengukuran dan tes yang merupakan suatu cara pengumpulan data untuk dianalisis. Untuk memperoleh data yang sesuai dalam penelitian ini, maka teknik yang digunakan adalah metode survey kelapangan kemudian dilakukan pengukuran dan tes. Setelah diketahui populasi penelitian kemudian didapat sampel untuk penelitian dengan teknik retriksi sesuai dengan syarat sampel yaitu jenis kelamin laki-laki berumur 10-12 tahun penuh, tidak cacat tubuh, tidak dalam keadaan sakit, tidak merokok dan tidak mengikuti kegiatan ekstrakulikuler. Kemudian diberi pengarahan dan pemanasan serta penomoran dada sesuai dengan nomor absen supaya mempermudah dalam pencatatan hasil pengukuran dan pelaksanaan tes. Sebelum dilakukan pengukuran, sampel penelitian diberikan penjelasan tentang prosedur pengukuran antropometri. Pengukuran status gizi meliputi: Pengukuran Berat Badan, Pengukuran Tinggi Badan (TB), Tes Kesegaran Jasmani, meliputi: Lari Cepat 40 meter (dash / sprint), Gantung siku tekuk, Baring Duduk (30 detik ), Loncat Tegak, Lari Jarak Menengah 600 meter. Teknik analisa data setelah data penelitian ini terkumpul yakni data status gizi dan tingkat kesegaran jasmani, maka untuk menguji kebenaran dari hipotesis penelitian yang diajukan, data tersebut perlu dianalisis dengan menggunakan analisis statistik dengan menggunakan bantuan komputer melalui program SPSS. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penyajian hasil analisis data meliputi analisis statistik deskriptif dan
90 Jurnal ILARA, VolumeAnalisis I, Nomor Desember 2010, hlm. Jasmani 87 - 94Dengan Hasil Belajar Penjas Yasriuddin, Status2,Gizi dan Tingkat Kesegaran
infrensial. Kemudian dilakukan pembahsan hasil analisis dan kaitannya dengan teori yang mendasari penelitian ini untuk memberikan interpretasi dari hasil analisi data. Data hasil tes dan pengukuran status gizi dan kesegaran jasmani murid SD Inpres Batua II Makassar yang terdiri dari (1). Status gizi terbagi atas umur, tinggi badan dan berat badan (2). Tingkat kesegaran jasmani yang terdiri atas lari 40 meter, vertical jump,sit up, angkat tubuh dan lari 600 meter. (3). Hasil belajar penjas yakni nilai penjas dalam rapornya. Data kesegaran jasmani setiap item sudah berupa nilai baku sehingga tidak perlu lagi diubah menjadi angka t-skor untuk penentuan tingkat kesegaran jasmani seseorang. Angka yang diperoleh dari setiap item tes langsung dicocokkan kepada nilai tabel yang sudah baku yang diberlakukan untuk tes kesegaran jasmani Indonesia. Oleh karena itu, untuk mengetahui tingkat kesegaran jasmani seseorang tinggal menjumlahkan nilai baku dari setiap item tes kemudian selanjutnya diklasifikasikan sesuai norma penilaian yang sudah ditentukan. Dari hasil itu, maka seseorang
90
dapat dikategorikan tingkat kesegaran jasmaninya seperti baik sekali, baik, sedang, kurang dan kurang sekali. Demikian juga halnya dengan status gizi, setelah didapatkan nilai melalui perhitungan, maka selanjutnya dicocokkan ke tabel penentuan status gizi, sehingga didapatlah kategori sebagai berikut yakni kegemukan, normal, dan di bawah normal. Namun sebelum dilakukan analisis untuk menguji hipotesis dilakukan uji persyaratan yaitu uji normalitas data. Analisis data secara deskriptif dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran umum data penelitian. Analisis deskriptif dilakukan terhadap data penelitian berupa data status gizi, kesegaran jasmani dan hasil belajar penjas murid SD Inpres Batua II Makassar. Analisis deskriptif meliputi; total nilai, rata-rata, standar deviasi, varians, data maksimal dan minimum. Nilai-nilai statistik ini diharapkan dapat memberikan gambaran umum tentang keadaan data status gizi dan kesegaran jasmani dengan hasil belajar penjas murid SD Inpres Batua II Makassar.
Tabel 1. Rangkuman hasil analisis deskriptif data status gizi, kesegaran jasmani dan hasil belajar penjas murid SD Inpres Batua II Makassar. Nilai. Statistik Status Gizi TKJI Hasil Belajar Penjas
N 40 40 40
Total 595.40 483.00 290.50
Rata-rata 14.89 12.08 7.26
Status Gizi murid SD Inpres Batua II Makassar diperoleh rata-rata 14.89, Standar deviasi 2.85, rentang 12.80, Minimal 12.10, Maksimal 24.40, kesegaran jasmani murid SD Inpres Batua II Makassar diperoleh rata-rata 12.08, standar deviasi 1.16, rentang 4.00, minimal 10.00, maksimal 14.00, hasil belajar penjas murid SD Inpres Batua II Makassar diperoleh rata-rata 7.26, standar deviasi 0.51, rentang 2.00, minimal 6.50, maksimal 8.50, selanjutnya dapat pula diungkapkan bahwa data-data yang telah dianalisis diklasifikasikan yakni, untuk data status gizi didapatkan 27 orang murid kategori normal,1 orang agak kegemukan dan 13 orang berada dibawah normal.
SD 2.85 1.16 0.51
Range 12.30 4.00 2.00
Min 12.10 10.00 6.50
Max 24.40 14.00 8.50
Sedangkan untuk kategori TKJI didapatkan sedang 4 orang dan 36 orang kesegaran jasmaninya kurang berdasarkan tabel norma tingkat kebugaran. Hasil analisis data deskriptif diatas baru merupakan gambaran umum data status gizi, kesegaran jasmani dan hasil belajar penjas murid SD Inpres Batua II Makassar. Data tersebut diatas belum menggambarkan bagaimana keterkaitan atau hubungan antara variabel penelitian. Untuk membuktikan apakah ada hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikatnya maka diperlukan pengujian lebih lanjut yaitu uji hubungan atau korelasi. Uji normalitas data, salah satu persyaratan yang harus dipenuhi agar parametric-
Yasriuddin, Analisis Status Gizi dan Tingkat Kesegaran Jasmani Dengan Hasil Belajar Penjas
parametric dapat digunakan dalam menganalisis suatu data adalah data tersebut harus mengikuti sebaran normal. Untuk mengetahui sebaran data status gizi,
91
kesegaran jasmani dan hasil belajar penjas, maka dilakukan uji normatitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov (KS-Z).
Tabel 2. Rangkuman hasil uji normalitas data status gizi, kesegaran jasmani dan hasil belajar penjas murid SD Inpres Batua II Makassar. Variabel Status Gizi TKJI Hasil Belajar Penjas
N 40 40 40
K-SZ 1.763 1.260 1.252
Dari hasil pengujian normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov sebagai berikut: Status Gizi diperoleh nilai Kolmogrov Smirnov hitung (KS-Z) = 1.783(P < 0.05), maka dapat dikatakan bahwa data status gizi dan hasil belajar penjas murid SD Inpres Batua II Makassar Berdistribusi normal. Kesegaran jasmani diperoleh nilai Kolmogrov Smirnov hitung (KS-Z) = 1.260 (P < 0.05), maka dapat dikatakan bahwa data kesegaran jasmani dan hasil belajar penjas murid SD Inpres Batua II Makassar Berdistribusi normal. Hasil belajar penjas diperoleh nilai Kolmogrov Smirnov hitung (KS-Z) = 1.252 (P < 0.05), maka dapat dikatakan bahwa data hasil belajar penjas murid SD Inpres Batua II Makassar Berdistribusi normal. Korelasi status gizi dan kesegaran jasmani dengan hasil belajar penjas murid SD Inpres Batua II Makassar. Pengujian hubungan dimaksudkan untuk menjawab permasalahan yang dikemukakan dalam penelitian ini dan
As.Sig .004 .083 .087
Ket Normal Normal Normal
untuk kepentingan pengujian hipotesis. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini menyangkut hubungan masing-masing variabel bebas, yaitu status gizi dan kesegaran jasmani dengan hasil belajar penjas. Di samping itu juga dilakukan uji hubungan ganda kedua variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Setelah dilakukan pengujian persyaratan analisis yaitu uji normalitas data agar statistik parametrik dapat diterapkan, ternyata semua data variabel penelitian ini mengikuti sebaran normal, sehingga dalam pengujian hipotesis ini menggunakan statistik parametrik, yaitu hubungan Pearson (rho). Hubungan Status Gizi Dengan Hasil Belajar Penjas Untuk mengetahui keeratan hubungan status gizi dengan hasil belajar penjas dilakukan uji korelasional dan Pearson.
Tabel 3. Rangkuman Hasil Analisis Hubungan Status Gizi Dengan Hasil Belajar Penjas. Variabel Status Gizi (X1)
ro
P
Keterangan
.519
0.000
Signifikan
Hasil belajar Penjas (Y) Hasil perhitungan hubungan pearson, diperoleh r hitung = 0.519 (P <0,05), berarti ada hubungan yang signifikan status gizi dengan hasil belajar penjas murid SD Inpres Batua II Makassar. Hubungan Kesegaran Jasmani Dengan Hasil Belajar Penjas
Untuk mengetahui keeratan hubungan kesegaran jasmani dengan hasil belajar siswa dilakukan analisis korelasional dan Pearson. Hasil perhitungan hubungan pearson, diperoleh r hitung = 0.815 (P <0,05), berarti ada hubungan yang signifikan kesegaran jasmani dengan hasil belajar penjas murid SD Inpres Batua II Makassar.
92 Jurnal ILARA, VolumeAnalisis I, Nomor 2,Gizi Desember 2010, hlm. 87 - 94 Dengan Hasil Belajar Penjas Yasriuddin, Status dan Tingkat Kesegaran Jasmani
92
Tabel 4. Rangkuman hasil analisis kesegaran jasmani dengan hasil belajar siswa. Variabel Kesegaran jasmani (X2)
ro .815
P 0.000
Keterangan Signifikan
Hasil belajar Penjas (Y) Hubungan Status Gizi Dan Kesegaran Jasmani Secara Bersama-Sama Dengan Hasil Belajar Penjas Untuk mengetahui keeratan hubungan status gizi dan kesegaran jasmani secara bersama-sama dengan hasil belajar penjas.
Kemudian dilakukan analisis korelasi ganda. Hasil perhitungan hubungan ganda, diperoleh R hitung (Ro) = 0.833 (P <0,05), berarti ada hubungan yang signifikan antara status gizi dan kesegaran jasmani dengan hasil belajar penjas murid SD Inpres Batua II Makassar.
Tabel 5. Rangkuman hasil analisis korelasi ganda antara status gizi dan kesegaran jasmani dengan hasil belajar siswa. Variabel R Stastus gizi (X1) Kesegaran jasmani (X2) .833 Hasil belajar Penjas (Y) Pengujian Hipotesis Dalam penelitian ini ada dua hipotesis yang akan diuji. Pengujian hipotesis tersebut akan dilakukan satu persatu sesuai dengan urutan pada perumusan hipotesis. Di samping dilakukan pengujian hipotesis juga akan diberikan pembahasan singkat tentang hasil pengujian tersebut. Ada hubungan yang signifikan status gizi dengan hasil belajar penjas murid SD Inpres Batua II Makassar. Hipotesis statistik yang akan di uji H0 : ρx1y = 0, H1 : ρx1y ≠ 0, Hasil pengujian: Dari hasil analisis data dengan menggunakan uji korelasi pearson, diperoleh nilal r hitung (ro) 0.519 (P < 0,05), maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti ada hubungan yang signifikan status gizi dengan hasil belajar penjas murid SD Inpres Batua II Makassar. Ada hubungan yang signifikan antara kesegaran jasmani dengan hasil belajar penjas murid SD Inpres Batua II Makassar, Hipotesis statistik yang akan diuji:H0 : ρX2y = 0, H1 : ρx2y ≠ 0, Hasil pengujian: Dari hasil analisis data dengan menggunakan uji korelasi pearson, diperoleh nilal r hitung (ro) 0.815 (P < 0,05), maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal
P
Keterangan
0.000
Signifikan
ini berarti ada hubungan yang signifikan kesegaran jasmani dengan hasil belajar penjas murid SD Inpres Batua II Makassar. Ada hubungan yang signifikan antara status gizi dan kesegaran jasmani secara bersamasama dengan dengan hasil belajar penjas murid SD Inpres Batua II Makassar. Hipotesis statistik yang akan di uji:H0 : R12y = 0, H1 : R12y ≠ 0, Hasil pengujian: Dari hasil analisis data dengan menggunakan uji korelasi ganda, diperoleh nilai R hitung (Ro) = 0.833 (P < 0,05), maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti ada hubungan yang signifikan antara status gizi dan dan kesegaran jasmani secara bersamasama dengan dengan hasil belajar penjas murid SD Inpres Batua II Makassar. Pembahasan Hasil analisis data melalui teknik statistik diperlukan pembahasan berdasarkan teori-teori dan kerangka berpikir yang mendasari penelitian ini. Hasil uji hipotesis pertama: Ada hubungan yang signifikan, status gizi dengan hasil belajar penjas murid SD Inpres Batua II Makassar. Hasil pengujian statistik menunjukkan bahwa ada hubungan yang
Yasriuddin, Analisis Status Gizi dan Tingkat Kesegaran Jasmani Dengan Hasil Belajar Penjas
signifikan status gizi dengan hasil belajar penjas murid SD Inpres Batua II Makassar. Apabila hasil penelitian ini dikaitkan dengan teori dan kerangka pikir yang mendasarinya, pada dasarnya hasil penelitian ini mendukung dan memperkuat teori dan hasil-hasil penelitian terdahulu yang sudah ada. Jika makanan yang dimakan mengandung gizi yang cukup, maka akan sangat berpengaruh terhadap status gizi seseorang, dengan demikian setiap aktivitas yang dilakukan tidak merasa mudah lelah karena tenaga yang dikeluarkan dapat digantikan oleh gizi makanan yang masuk dalam artian bahwa tenaga yang dikeluarkan dalam beraktivitas seimbang dengan gizi yang masuk. Hal ini juga berpengaruh terhadap berat dan tinggi badan yakni berada pada tingkat normal yang sangat mendukung dalam kegiatan olahraga untuk berpretasi. Hasil uji hipotesis kedua : Ada hubungan yang signifikan kesegaran jasmani dengan hasil belajar penjas murid SD Inpres Batua II Makassar. Hasil pengujian statistik menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan kesegaran jasmani dengan hasil belajar penjas murid SD Inpres Batua II Makassar. Apabila hasil penelitian ini dikaitkan dengan teori dan kerangka pikir yang mendasarinya, pada dasarnya hasil penelitian ini mendukung dan memperkuat teori dari hasil-hasil penelitian terdahulu yang sudah ada. Hal ini terbukti bahwa semakin baik tingkat kesegaran jasmaninya seseorang semakin baik pula hasil belajar penjasnya. Dengan demikian apabila ingin memperdalam ataupun ingin berprestasi pada salah satu cabang olahraga, maka kesegaran jasmani harus diperbaiki terlebih dahulu. Pengujian hipotesis ketiga; Ada hubungan yang signifikan, status gizi dan kesegaran jasmani secara bersama-sama dengan hasil belajar penjas murid SD Inpres Batua II Makassar. Hasil pengujian statistik menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara status gizi dan kesegaran jasmani dengan hasil belajar penjas murid SD Inpres Batua II Makassar. Apabila hasil penelitian ini dikaitkan dengan teori dan kerangka pikir yang mendasarinya, pada dasarnya hasil penelitian ini mendukung dan memperkuat
93
teori dari hasil-hasil penelitian terdahulu yang sudah ada. Sehingga kedua variabel bebas tersebut sangat erat kaitannya dengan hasil belajar penjas. Status gizi sebagai asupan makanan, kesegaran jasmani sebagai aktivitasnya dan prestasi belajar yang dicapai sebagai hasil dari keduanya. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasannya maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: Ada hubungan yang signifikan status gizi dengan hasil belajar penjas murid SD Inpres Batua II Makassar, ada hubungan yang signifikan kesegaran jasmani dengan hasil belajar penjas murid SD Inpres Batua II Makassar, ada hubungan yang signifikan secara bersama-sama status gizi dan kesegaran jasmani dengan hasil belajar penjas murid SD Inpres Batua II Makassar. Saran Berdasarkan hasil analisis data dan kesimpulan penelitian ini, maka dapat disarankan atau direkomendasikan beberapa hal: Untuk mendapatkan hasil belajar penjas yang baik, maka guru pendidikan jasmani, orang tua, pelatih, dan pembina cabang olahraga harus memperhatikan asupan gizi makanan anaknya atau atlet yang dibina sesuai dengan standar tenaga yang dikeluarkan pada saat melakukan aktivitas olahraga. Khususnya status gizi yang ikut mempengaruhi unsur komponen fisik yang ikut berperan da!am peningkatan prestasi olahraga kecabangan terutama tingkat kesegaran jasmani. Hendaknya bahwa tingkat kesegaran jasmani dapat dijadikan sebagai indikator untuk memilih dan menentukan siswa untuk mengembangkan salahsatu cabang olahraga yang akan digelutinya yang diharapkan dapat berprestasi. Bagi mahasiswa yang berminat melakukan penelitian lebih lanjut, disarankan agar melibatkan variabelvariabel lain yang relevan dengan penelitian ini serta dengan populasi dan sampel yang lebih luas.
94 Jurnal ILARA, VolumeAnalisis I, Nomor 2,Gizi Desember 2010, hlm. 87 - 94 Dengan Hasil Belajar Penjas Yasriuddin, Status dan Tingkat Kesegaran Jasmani
DAFTAR RUJUKAN Abdul Kadir Ateng, dkk. 1999. Panduan Teknis Tes dan Latihan Kesegaran Jasmani untuk Anak Usia Sekolah. Jakarta: tidak diterbitkan. Achmad Djaeni Sediaoetama. 1999. Ilmu Gizi untuk Mahamuriddan Profesi jilid 1 Jakarta: Dian Ratna. Agus Krisno B. 2004. Dasar-dasar Ilmu Gizi. Malang: UMMPRESS Aip Sarifudin. 1979. Evaluasi Olahraga untuk SPG. Jakarta: Depdikbud. Arma Abdullah, dan Agus Manadji. 1994. Dasar-dasar Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdikbud. Asmira Sutarto. 1980. Ilmu Gizi SGO. Jakarta: Depdikbud. Rineka Cipta. Atmira, Tatang S. Fallah. 2003. Analisis Situasi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Direktorat Gizi Masyarakat Depkes. An Bhisma Murti. 1997. Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Daryanto. 1998. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Apollo. Engkos Kosasih. 1984. Kesehatan Hubungan dengan Olahraga. Jakarta: PT Karya. UNIPRESS. Haryono. 2002. Hubungan Status Gizi dengan Tingkat Kesegaran Jasmani Pada MuridSekolah Dasar di Kobogadung Jatibarang Brebes. Skripsi, Universitas InpresSemarang.
I
94
Dewa Nyoman Supariasa. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakartaa: EGC, Istikomah. 2004. Survai Tingkat Kesegaran Jasmani MahamuridIlmu Kesehatan Masyarakat (IKM) Semester II Fakultas Ilmu Keolahragaan Tahun akademik 2003/2004. Skripsi, Universitas InpresSemarang. Leane Suniar. 2002. Dukungan Zat-zat Gizi untuk Menunjang Prestasi Olahraga. Jakarta: Kalamedia. Oktia Woro K.H. Petunjuk Praktikum Gizi Kesehatan Masyarakat. Semarang: tidak diterbitkan. Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekrasi. 1997. Penilaian Kesegaran Jasmani dengan Test A. C.S.P.F. T. untuk MuridSD dan anak-anak berusia setingkat dengan SD. Jakarta: Depdikbud. Sadoso Sumosardjuno. Olahraga dan Kesehatan. Jakarta: Gramedia. Soekidjo Notoatmodjo. Metodologi Penelitian kesehatan. Jakarta: Rineke Cipta. Sudarno SP. 1992. Pendidikan Kesegaran Jasmani. Depdikbud. Sugiyono. 2000. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Suharsimi Arikunto, 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta. Sjahmien Moehji. 2003. Ilmu Gizi 2 Dan Penanggulangan Gizi Buruk. Jakarta: Papas Sinar Sinanti. Yayuk Farida Baliwati. 2004. Pengantar Pangan dan Gizi. Bogor: Penebar Swadaya.